PENDAHULUAN
bidang IPA. Perkembangan dari bidang IPA tidak mungkin terjadi bila tidak
pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari
Nilai mata pelajaran IPA yang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan
pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau
menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu,
guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan
rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya
untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang
motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari
disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan
menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu,
sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapan materi itu dengan lebih baik.
siswa (Nur, 2001: 3). Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai
dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih
metode pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan,
4). Dalam metode pembelajaran penemuan terbimbingn siswa lebih aktif dalam
terbimbing lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan metode
siswa, yang ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa setiap putaran.
peningkatan pola berpikir kritis dan kreatif pada kelas yang berdampak positif
terhadap hasil belajar yang dicapai lebih baik daripada tanpa diberi metode
Dari latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil
Pelajaran 2008/2009”.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
motivasi belajar siswa pada siswa Kelas IV SDN ABC Jakarta Pusat tahun
pelajaran 2008/2009?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN ABC Jakarta Pusat
palajaran 2008/2009.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
E. Manfaat Penelitian
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat IPA
secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi
juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan
bentuk angka-angka.
2. Observasi dan eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami
3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA bahwa
misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan. Dengan
asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam
4. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke arah yang
penemuan sebelumnya.
Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan
metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil
(produk).
unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling
2000:5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai
keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa,
moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam
kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan
secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
mengajar IPA meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan,
pengajaran IPA.
masalah itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Metode pembelajaran yang ekstrim
seperti ini sangat sulit dilaksanakan karena peserta didik belum sebagai ilmuwan,
tetapi mereka masih calon ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan bantuan
dari pengajar sedikit demi sedikit sebelum menjadi penemu yang murni. Jadi
merupakan salah satu dari jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh Howe
model in tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa, namum guru masih tetap ambil
fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih kalau menghadapi kelas besar
atau siswa yang lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu sebelum
mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam tiap hal pemahaman konsep-konsep
yang akan diajarkan maupun memikirkan kemungkinan yang akan terjadi di kelas
2001:18).
menerima saja.
dapat berdiri sendiri (hanya dapat digunakan jika ada keterlibatan metode
konsep.
D. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Nur (2001:3) bahwa siswa yang termotivasi dalam
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan
2. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
yang pokok.
adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak
dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang
b. Motivasi Ekstrinsik
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang
2000:29).
motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang
sesuatu perbuatan.
guru.
5) Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat
yang besar.
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti
dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada
ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan
mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan
motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik
(dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan,
hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan
oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru
belajar IPA adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara
Penemuan Terbimbing
sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk belajar
sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari
materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu
dengan lebih baik (Nur, 2001:3). Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
penemuan terbimbing akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih
baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara
menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain. Selain itu,
tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi
yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang
tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tingi pula. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat
G. Kerangka Teori
Daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
METODOLOGI PENELITIAN
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
yaitu:(1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif,
(3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial
eksperimental.
(dalam Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada:(1)
tujuan utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti
dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4)
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,
pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu
siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini
berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Rancangan Penelitian
hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan
dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
Refleksi Rencana
awal/Siklus 1
Tindakan/
Observasi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Rencana yang
direfisi/Siklus 3
Tindakan/
Observasi
masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahasa satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
2. Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
D. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus.
seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui
guru selain itu diadakan diskusi antara guru sebagai peneliti dengan para
tersebut akan diapat ditentukan bersama-sama antara guru dan pengamat untuk
motivasi, aktivitas dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka tindakan yang paling tepat adalah dengan
pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus.
berikut ini.
1. Tahap Perencanaan
3. Tahap Observasi
telah dipersiapkan.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini kegiatannya yaitu meliputi analisis data yang diperoleh
pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat
selanjutnya.
E. Instrumen Penelitian
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
3. Tes formatif
pengetahuan alam pada pokok bahasan operasi hitung pecahan. Tes formatif
ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan
ganda (objektif).
F. Analisis Data
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
Σ N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar
Dimana: P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
dengan
= Rata-rata
= Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
BAB IV
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
belajar mengajar.
belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 2 2,5
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 1 2 1,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 3 3
siswa 3 3 3
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
I 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 3 3 3
dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 3 3 3
mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 3 3
2. Memberikan evaluasi 3 3 3
II Pengelolaan Waktu 2 2 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 3 3 3
2. Guru Antusias 3 3 3
Jumlah 31 31 31
kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus
I. Dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan
dominan pada siklus I adalah memberi umpan balik dan membimbing dan
menjelaskan materi yang sulit dan menjelaskan materi yang sulit yaitu
65,22% atau ada 15 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru
dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-
siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)
berikut.
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 3
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan 3 3 3
bersama siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil 4 4 4
I
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil kegiatan belajar
mengajar 3 3 3
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 42 42 42
tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa
aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah Bekerja dengan
buku, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru yaitu 20,21%,
adalah 73,48 dan ketuntasan belajar mencapai 78,26% atau ada 18 siswa
dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-
siswa 23 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut:
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 4 4 4
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan 4 4 4
bersama siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil 4 4 4
I
kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 4
mempresentasikan hasil kegiatan belajar
mengajar 3 3 3
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 45 45 45
kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan
paling dominan pada siklus II adalah memberi umpan balik yaitu 16,67%,
sebesar 77,39 dan dari 23 siswa yang telah tuntas sebanyak 21 siswa dan 2
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
d. Revisi Pelaksanaan
terbimbing dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
B. Pembahasan
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa
sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 65,22%, 78,26%, dan 91,30%. Pada
peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat
baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
cukup besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (65,22%), siklus II
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian inihanya
Petunjuk
Berikan penilan anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.
Penilaian
No Aspek yang diamati
Ya Tidak 1 2 3 4
I Pelaksanaan
A. Pendahuluan
1. Memotivasi Siswa
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah kegiatan
bersama siswa.
2. Membimbing siswa melakukan
kegiatan.
3. Membimbinga siswa mendiskusikan
hasil kegiatan dalam kelompok
4. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil
penyelidikan.
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat
rangkuman.
2. Memberikan evaluasi.
II Pengelolaan waktu
III Antusiasme kelas
1. Siswa antusias
2. Guru Antusias.
(…………………………..)
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURU DALAM KBM
Nama Guru:
Jakarta, 2008
Pengamat
(…………………….)
Lampiran 3
Keterangan:
Rata-rata (x)
Keterangan:
Rata-rata (x)
Lampiran 5
Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III
Nama (Guru-
No. RP I (90 menit) Jumlah
Siswa) P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Guru P1 2 2 4 4 2 7 2 4 3 30
P2 2 2 2 4 4 6 4 3 3 30
Rata-rata X 2 2 3 4 3 6,5 3 3,5 3 30
Prosentase % 6,67 6,67 10.00 13,33 10.00 21,67 10.00 11,67 10.00 100
P1 5 3 6 5 2 2 2 2 3 30
Sampel siswa 1
P2 5 4 6 5 1 2 3 2 2 30
P1 5 5 6 4 2 2 2 2 2 30
Sampel siswa 2
P2 6 5 4 6 2 0 2 3 2 30
P1 5 4 8 3 2 3 1 2 2 30
Sampel siswa 3
P2 5 3 6 5 2 3 1 3 2 30
P1 6 4 5 5 2 2 2 2 2 30
Sampel siswa 4
P2 7 5 4 6 1 2 1 2 2 30
P1 6 5 6 4 2 1 2 2 2 30
Sampel siswa 5
P2 8 5 6 4 1 2 0 2 2 30
P1 6 4 8 4 1 1 2 2 2 30
Sampel siswa 6 P2 7 3 6 4 1 1 3 2 3 30
P1 4 5 7 3 2 2 2 2 3 30
Sampel siswa 7
P2 7 3 6 6 0 0 3 3 2 30
P1 5 5 6 2 2 2 2 2 4 30
Sampel siswa 8
P2 6 4 7 4 2 1 2 2 2 30
P1 42 35 52 30 15 15 15 16 20 240
Jumlah
P2 51 32 45 40 10 11 15 19 17 240
Rata-rata X 46.5 33.5 48.5 35 12.5 13 15 17.5 18.5 240
Prosentase rata-rata % 19.38 13.96 20.21 14.58 5.21 5.42 6.25 7.29 7.71 100
Keterangan:
Rata-rata (x)
Lampiran 6
Hasil Tes Formatif Pada Siklus I
Keterangan
No. Absensi Nilai
T TT
1 50 √
2 80 √
3 60 √
4 80 √
5 70 √
6 80 √
7 50 √
8 40 √
9 70 √
10 70 √
11 60 √
12 80 √
13 70 √
14 80 √
15 70 √
16 50 √
17 70 √
18 60 √
19 80 √
20 70 √
21 70 √
22 60 √
23 90 √
Jumlah 1560 15 8
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas :8
Jumlah Skor Maksimal Ideal : 2300
Jumlah Skor : 1560
Skor Tercapai : 67,82
Persentase Ketuntasn : 65,22%
Klasikal : Belum tuntas
Lampiran 7
Hasil Tes Formatif Pada Siklus II
Keterangan
No. Absensi Nilai
T TT
1 70 √
2 60 √
3 80 √
4 80 √
5 80 √
6 70 √
7 60 √
8 60 √
9 90 √
10 90 √
11 80 √
12 80 √
13 80 √
14 80 √
15 70 √
16 60 √
17 60 √
18 70 √
19 80 √
20 70 √
21 70 √
22 70 √
23 80 √
Jumlah 1690 18 5
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 18
Jumlah siswa yang belum tuntas :5
Jumlah Skor Maksimal Ideal : 2300
Jumlah Skor : 1690
Skor Tercapai : 73,48
Persentase Ketuntasan : 78,26
Klasikal : Belum tuntas
Lampiran 8
Hasil Tes Formatif Pada Siklus III
Keterangan
No. Absensi Nilai
T TT
1 90 √
2 90 √
3 80 √
4 80 √
5 90 √
6 80 √
7 70 √
8 80 √
9 60 √
10 80 √
11 90 √
12 90 √
13 90 √
14 80 √
15 70 √
16 70 √
17 70 √
18 70 √
19 80 √
20 70 √
21 60 √
22 70 √
23 80 √
Jumlah 1790 21 2
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 21
Jumlah siswa yang belum tuntas :2
Jumlah Skor Maksimal Ideal : 2300
Jumlah Skor : 1790
Skor Tercapai : 77,39
Persentase Ketuntasan : 91,30
Klasikal : Tuntas
Oleh
NAMA GURU
NIP: 130 000 000
Nama Guru, 2008. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Metode
Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas IV SDN ABC Jakarta
Pusat Tahun Pelajaran 2008/2009
Halaman
Abstrak.............................................................................................................. iii
Kata Pengantar.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
D. Motivasi Belajar.................................................................. 13
E. Prestasi Belajar IPA ........................................................... 17
A. Rancangan Penelitian.......................................................... 21
B. Pembahasan ....................................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 46
B. Saran................................................................................... 46