Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

MAKALAH

Ayu Kristy Unawekla

2016-43-012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input peserta

didik untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang

ditetapkan.pendidikan yang dimaksud disini bukan bersifat nonformal melainkan bersifat

formal, meliputi proses pembelajaran yang melibatkan guru dan peserta didik.

Peningkatan kualitas pendidikan peserta didik dapat dilihat dari instrumen presetasi

belajarnya, sedangkan keberhasilan atau prestasi belajar bagus maka hasilnya akan

maksimal (Muhamad 2016: 10).

Proses pembelajaran merupakan proses timbal balik ataupun interaksi antara guru

dan peserta didik . Guru merupakan salah satu faktor keberhasilan untuk mewujudkan

tujuan pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran, guru dapat mempengaruhi dan

membina peserta didik untuk dapat meningkatkan kecerdasan serta keterampilan peserta

didik. Pada kurikulum 2013, peserta didik didorong untuk menjadi lebih aktif yaitu

dimulai dari mengamati, menemukan sendiri dan menyimpulkan sendiri dari suatu

kegiatan ataupun pengalaman yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, pada kurikulum

2013, guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator, namun pada akhir

pembelajaran guru menyempurnakan penjelasan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh

peserta didik.

Fisika merupakan salah satu cabang sains yang mempelajari fenomena dan gejala

alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap
ilmiah. Ketika belajar fisika, peserta didik akan dikenalkan tentang produk fisika berupa

materi, konsep, asas, teori, prinsip dan hukum-hukum fisika. Peserta didik juga diajarkan

bereksperimen didalam laboratorium atau di luar laboratorium sebagai proses ilmiah

untuk memahami berbagai pokok bahasan fisika.

Proses pembelajaran fisika lebih menekankan pada pemberian langsung untuk

meningkatkan kompetensi agar peserta didik mampu berpikir kritis dan sistematis dalam

memahami konsep fisika, sehingga peserta didik memperoleh pemahaman yang benar

akan pelajaran fisika yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik (Fitri

dan Derlina 2015: 90).

Pendidikan saat ini sangat diutamakan dengan berbagai cara agar lebih maju, dan

guru dituntut mempunyai berbagai cara agar peserta didik aktif dan kreatif. Cara lain

menjadikan peserta didik belajar aktif dari awal dapat menggunakan berbagai strategi,

misalnya strategi pembelajaran inquiry melalui berbagai pengetahuan secara aktif. Model

Inquiry dirancang khusus untuk melatih peserta didik dalam memahami konsep

pembelajaran Fisika.

Pada model pembelajaran Inquiry ini, peserta didik berperan aktif dalam

pembelajaran. Sementara guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Jadi, siswa tidak

secara aktif menulis peryataan guru di kelas dan juga tidak secara pasif menuliskan

jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah

buku, tetapi dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan

pemahaman peserta didik terhadap konsep yang dipelajari. Dengan demikian,guru tidak

lagi bertindak sebagai sumber informasi aktif bagi peserta didik. Guru memberikan
berbagai petunjuk pada peserta didik dan selanjutnya peserta didiklah yang menemukan

setelah mengambil kesimpulan.

Inquiry merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar

berpikir ilmiah pada diri peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran ini peserta

didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep

dan pemecahan masalah, model pembelajaran inquiry baik dan tepat untuk diterapkan di

sekolah. Penulis mengatakan baik karena sesuai dengan pendapat Kokom Komalasari

(2010:73) mengatakan bahwa Inquiry merupakan model pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri peserta didik, sehingga dalam proses

pembelajaran ini peserta didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas

dalam memahami konsep dan pemecahan masalah

Hal ini bertujuan untuk membuat peserta didik lebih aktif dan mudah memahami

materi yang diajarkan karena peserta didiklah yang aktif untuk memecahkan masalah.

Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator bagi peserta didik.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis penulis tertarik untuk menulis

makalah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang dirumuskan dalam makalah ini

adalah “bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Learning dalam pembelajaran

fisika?”.

Permasalahan tersebut dapat dijawab melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:


1. Apa itu model pembelajaran Inquiry Learning?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Inquiry Learning?

3. Bagaiman kaitan model pembelajaran Inquiry Learning dengan peningkatan hasil

belajar?

4. Pengertian hasil belajar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah makalah ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan

model pembelajaran Inquiry Learning dalam pembelajaran fisika.

Dari tujuan pembahasan di atas, maka secara rinci pembahasan ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan model pembelajaran Inquiry Learning.

2. Menjabarkan pelaksanaan model pembelajaran Inquiry Learning.

3. Mendeskripsikan kaitan model pembelajaran Inquiry Learning dengan

peningkatan hasil belajar.

4. Mendeskripsikan pengertian hasil belajar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang pembelajaran.

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa,
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Inquiry Learning.

1. Defisini Model Pembelajaran Inquiry Learning

Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang

memfasilitasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau

pencarian, eksperimen atau penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan

yang mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik di arahkan agar dapat mencari

tahu sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan

pertanyaan dan investigasi mandiri. Pengertian diatas senada dengan pendapat (Priansa

dan Donni 2017: 258). Yang menyatakan bahwa inquiry learning adalah model

pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan menarik

simpulan dari prinsip-prinsip umum berdasarkan pengalaman dan kegiatan praktis.

Artinya, pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri

pengetahuan yang mereka butuhkan, lewat pertanyaan, meminta keterangan, atau

penyelidikan.

Secara makna bahasa, inkuiri berasal dari bahasa Inggris, yakni inquiry yang

bermakna penyelidikan atau meminta keterangan. Seperti yang diungkapkan Anam

(2016: 7) bahwa secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata

dalam bahasa Inggris yang berarti; penyelidikan atau meminta keterangan; terjemahan

bebas untuk konsep ini adalah “siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri”.

Istilah inquiry atau “meminta keterangan” ini adalah istilah yang sering digunakan oleh
pihak berwajib seperti detektif untuk memintai keterangan dari saksi atau tersangka

dalam penyelidikannya.

Sementara itu, Bell (dalam Priansa & Donni, 2017: 258) menyatakan bahwa

pembelajaran inquiry merupakan pembelajaran yang terjadi sebagai hasil kegiatan peserta

didik dalam memanipulasi, membuat struktur, dan mentransformasikan informasi

sedemikian rupa sehingga ia menemukan informasi baru.

Bell lebih memilih untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dibalik

pertanyaan, penyelidikan, atau pemintaan keterangan yang dilakukan oleh siswa dalam

inquiry learning. Para ahli lain juga tentunya memiliki berbagai pendapat yang berbeda

namun dalam medan pengertian yang sama. Untuk itu tidak ada salahnya jika kita

menyelami beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian model pembelajaran

inquiry learning yang akan dibahas di bawah ini.

2. Model Pembelajaran Inquiry menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa pendapat beberapa ahli lain mengenai pengertian

pembelajaran inkuiri atau inquiry based learning model.

W.Gulo

Pembelajaran inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo dalam Anam, Khoirul, 2017: 11).
Coffman

Inquiry learning adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan

siswa untuk berpikir, mengajukan pertanyaan, melakukan kegiatan eksplorasi dan

eksperimen sehingga siswa mampu menyajikan solusi atau ide yang bersifat logis dan

ilmiah (Coffman dalam Abidin, 2018: 151).

Hanafiah dan Sudjana

Model pembelajaran inquiry merupakan metode pembelajaran yang menuntut

siswa untuk dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai

wujud adanya perubahan perilaku (Hanafiah dan Sudjana, 2010 dalam Wardoyo 2015:

66).

Abidin

Menurut Abidin (2018: 149): Model pembelajaran inkuiri adalah model

pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan

berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang

masalah, topik, dan isu tertentu.

3. Jenis Pembelajaran Inquiry

Perlu menjadi catatan bahwa inquiry learning memiliki jenis atau turunan yang

berbeda berdasarkan peran guru dalam kegiatan penyelidikannya. Menurut Kindsvatter


(Wisudawati, Asih W dan Eka Sulistyowati, 2017, hlm. 84-85) berdasarkan peran guru

dalam penyelidikan, inquiry learning terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut.

a. Guided Inquiry (Inquiry terbimbing)

Pada jenis ini, peran guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam

penyelidikan sangat besar. Guru beperan menentukan topik penelitian yang akan

dilakukan, mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan topik

yang akan diselidiki, menentukan prosedur atau langkah-langkah yang harus

dilakukan oleh peserta didik, hingga membimbing peserta didik dalam

menganalisis data, menyediakan worksheet yang telah berbentuk kolom-kolom

sehingga peserta didik cukup melengkapi dan membantu membuat kesimpulan.

b. Open Inquiry (Inquiry terbuka)

Pada tipe ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran, sejauh yang diminta oleh peserta didik. Peserta didik kemudian

diberikan kebebasan dan inisiatif dalam memikirkan bagaimana akan

memecahkan masalah yang dihadapi.

4. Tujuan dan Manfaat Model Inquiry Learning

Adapun beberapa manfaat penerapan model pembelajaran inquiry learning yaitu

sebagai berikut:

a) Mampu mengembangkan keterampilan bertanya, penelitian, dan komunikasi

b) Meningkatkan kolaborasi dan kerjasama antarpeserta didik atau kelompok

mendapatkan hasil belajar yang maksimal.


c) Meningkatkan memecahkan masalah, membuat solusi, dan mengatasi pertanyaan

dan masalah kehidupan nyata. Dapat mengembangkan bakat, mengembangkan

keterampilan berpikir kritis atau critical thinking skills dan meningkatkan

keberhasilan belajar.

d) Meningkatkan partisipasi dalam penciptaan dan perbaikan ilmu pengetahuan

dalam belajar.

5. Ciri dan Krakteristik Model Pembelajaran Inquiry Learning

Meskipun dapat terbagi menjadi dua jenis yang berbeda, model pembelajaran

inquiry tetap memiliki ciri dan karakter kuat yang membedakannya dari model yang lain.

Menurut Sanjaya 2007 (warmi 2016: 73) ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam

model pembelajaran inquiry yaitu sebagai berikut:

1) Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari

dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebgai subjek

belajar.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri yang artinya dalam pendekatan inkuiri guru

ditempatkan bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai fasilitator dan

motivator belajar siswa.

3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan

kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental

Karakteristik pembelajaran inquiry menurut Anam, Khoirul (2017: 13)


1) Menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan

menemukan yang artinya menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukanpeserta didik diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu hal yang dipertanyakan, sehingga hal

tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri dan menempatkan

guru sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik.

3) Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses

perkembangan mental. Dengan demikian, peserta didik tak hanya dituntut untuk

menguasai materi pelajaran.

6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Learning

a. Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry Learning

Tentunya, sebagai salah satu model pembelajaran yang merupakan

alternatif dari model lain, inquiry learning memiliki kelebihan dan kekurangan

tersendiri pula. Keunggulan strategi pembelajaran inquiry menurut Roestiyah

(2012, hlm. 76) dikemukakan sebagai berikut.

1) Dapat membentuk dan mengembangkan (self-concept) pada diri siswa,

sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide pokok

dengan lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.


3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap objektif, jujur dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesanya

sendiri.

5) Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. ‘

9) Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka

dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Learning

Selain memiliki keunggulan model pembelajaran inquiry juga memiliki

beberapa kelemahan. Menurut Suherti dan Rohimah (2016: 53) kelemahan

model pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut.

1) Kesulitan pengontrolan kegiatan dan keberhasilan peserta didik

2) Model pembelajaran inkuiri sulit dilaksanakan karena terbentur dengan

kebiasaan peserta didik dalam belajar.

3) Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang

sehingga sering pendidik sulit menyesuaikannya dengan waktu yang

telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta

menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit

diimplementasikan oleh setiap pendidik

B. Pelaksanaan Model Pembelajaran Inquiry Learning.

Dalam implementasi, manfaat dari pembelajaran model inquiry learning bisa

terwujud jika menerapkan langkah-langkah atau proses belajar mengajar yang tepat,

dengan metode inquiry learning.

1. Sintak Pembelajaran Inquiry Learning (Langkah)

Tabel 1. Sintak atau langkah-langkah model pembelajaran inkuiri secara umum,

Tahap Deskripsi

Tahap 1 Guru mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan

Orientasi proses pembelajaran, menjelaskan topik, tujuan, dan hasil

belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta didik,

menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan

oleh peserta didik untuk mencapai tujuan, menjelaskan

pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dila-

kukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta

didik

Tahap 2 Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik untuk


Merumuskan Masalah merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah

disajikan.

Tahap 3 Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan

Merumuskan Hipotesis kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan

berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik

untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat

merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari

suatu permasalahan yang dikaji.

Tahap 4 Guru membimbing peserta didik dengan cara mengajukan

Mengumpulkan Data pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik

untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

Tahap 5 Guru membimbing peserta didik dalam proses menentukan

Menguji Hipotesis jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan

informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari

tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan

Tahap 6 Guru membimbing peserta didik dalam proses mendes-

Merumuskan Kesimpulan kripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil

pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang


akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada peserta

didik data mana yang relevan.

Gambar 1. Inquiry Learning

Menurut Sanjaya (2006: 201), mengemukakan, terdapat enam langkah dalam

pelaksanaan inkuiri, yaitu sebagai berikut:

a) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana pembelajaran

yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap

melaksanakan proses pembelajaran.

b) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah yang

menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka-teki tersebut.

c) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang

dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya.

d) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan

untuk menguji hipotesis yang diajukan.

e) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan

pengumpulan data.

f) Merumuskan Kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Menurut Trianto (2014: 143) mengemukakan bahwa:

Langkah-langkah dalam pelaksanaan inkuiri, yaitu sebagai berikut:

a. Mengajukan Pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan.

Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan itu

dituliskan dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan

hipotesis.

b. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini

guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang

mungkin.

c. Mengumpulkan Data

d. Analisis Data

Setelah data dikumpulkan maka siswa harus menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh.

e. Membuat Kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran yaitu membuat kesimpulan sementara

berdasarkan data yang telah diperoleh.

Sementara itu, menurut Clevery 2003 (dalam Wardoyo 2015: 67) terdapat

beberapa langkah dalam proses pembelajaran menggunakan metode inquiry learning,

yaitu sebagai berikut.

1) Exploration tutorial

Dalam tahap ini, siswa akan melakukan kegiatan eksplorasi untuk

menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pemahaman awal yang dimiliki

mereka.

2) Self directed learning

Selanjutnya, siswa belajar secara mandiri berdasarkan dari perkembangan

pemahaman setelah tahapan eksplorasi didapatkannya. Artinya bahwa setelah


melakukan tahapan eksplorasi maka siswa akan menemukan konsep baru yang

harus dipelajari, dan dipahami secara mandiri.

3) Review tutorial

Merupakan tahapan ketiga dimana pada tahapan ini siswa

mempresentasikan hasil temuan yang didapatkannya dari proses self directed

learning.

4) Consolidation tutorial

siswa bersama-sama dengan anggota kelompoknya melakukan konsolidasi

terhadap hal-hal yang mereka temukan. Konsolidasi dilakukan dengan diskusi

kelompok maupun presentasi.

5) Plenary tutorial

yaitu siswa merefleksikan pembelajaran individu dan kelompok dengan

fasilitator. Dalam tahapan ini penguatan diberikan oleh fasilitator pendamping

yang memberikan pembimbingan pada saat proses pembelajaran berlangsung.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang

memfasilitasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau

pencarian, eksperimen atau penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan

yang mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik di arahkan agar dapat mencari

tahu sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan

pertanyaan dan investigasi mandiri.

Anda mungkin juga menyukai