Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

MATA KULIAH MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

KELAS 02

Disusun Oleh :

Srinata Salsabila

14020120140200

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2021
MEMBANGUN ETIKA KINERJA PELAYANAN PUBLIK DI DINAS
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BATU DALAM
MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK

LATAR BELAKANG
Administrasi publik merupakan sebuah kegiatan atau agenda yang dilakukan oleh
pemerintah dengan jumlah dan jenis yang variatif. Salah satu agenda dalam administrasi
publik yaitu dari memberikan pelayanan untuk publik, kebijakan – kebijakan yang
diputuskan merupakan sebuah hasil yang diberikan untuk publik. Adapun para
administrator yang bekerja untuk merancang, merumuskan, mengimplementasikan
kebijakan tersebut. Para administrator ini tentunya bekerja dalam sebuah organisasi, baik
itu organisasi publik ataupun organsiasi privat. Organisasi merupakan sebuah kesatuan
yang menjadi wadah atau saran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan
koordinasi yang dilakukan secara sadar. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukannya
beberapa kegiatan manajemen untuk mengelola dan mengerahkan sumber daya yang ada.

Menurut Woodrow Wilson, administrasi publik merupakan penerapan hukum yang


terperinci dan sistematis. Selain itu, administrasi publik identic dengan kebijakan,
praktik, regulasi, aturan dalam tindakan pemerintahan. Administrasi publik sendiri tidak
dapat dipisahkan dari politik dan sosial. Banyaknya definisi yang dikemukakan oleh para
tokoh secara tidak langsung membuktikan bahwa administrasi publik merupakan sebuah
ilmu pengetahuan yang dinamis karena mengalami pembaharuan dan perkembangan dari
waktu ke waktu menyesuaikan masa dan permasalahan yang dihadapi sehingga tidak ada
definisi pasti yang bisa disepakati.

Pelayanan publik merupakan kegiatan atau segala bentuk usaha pemenuhan


kebutuhan baik itu berbentuk barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh publik. Pada
prinsipnya, pelayanan publik menjadi tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batu merupakan salah
satu instansi penyelenggara pelayanan publik yang harus memenuhi kebutuhan publik di
daerahnya. Pelayanan publik memiliki konsep yang identik dengan administrasi publik
yaitu dimana para penyelenggara berkorban atas nama orang lain untuk mencapai
kepentingan publik. Dalam hal ini, pelayanan publik difokuskan pada bagaimana
pemanfaatan elemen administrasi publik seperti pembuatan kebijakan dan proses
manajemen untuk penyelenggaraan pelayanan publik.

Perubahan zaman yang sangat dinamis menjadikan kebutuhan publik pada saat ini
semakin beragam dan kompleks karena banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi,
sementara itu terdapat keterbatasan dalam sumber daya yang dimiliki baik itu secara
kualitas ataupun kuantitas. Dengan demikian, administrasi publik harus mampu mencari
atau bahkan menjadi jawaban untuk permasalahan ini. Salah satu upaya untuk menjawab
permasalahan ini adalah dengan melakukan reformasi dan restrukturisasi birokrasi yang
ada dalam sebuah instasi penyelenggara. Pihak penyelenggara bisa memulai dengan
memperbaiki kualitas sumber daya yang ada dengan memperhatikan aspek etika yang
dilakukan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat atau etika dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebab dalam memberikan pelayanan harus
mengedepankan prinsip nilai dan etika yang menjadi acuan.

Etika dalam KBBI, memiliki arti yaitu sebuah ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
masyarakat. Etika pelayanan publik merupakan sebuah cara dalam melayani masyarakat
dengan menggunakan budaya yang mengandung nilai seperti hukum matau norma yang
nantinya akan mengatur tingkah laku manusia. Nilai – nilai yang dianut pun tentunya
akan mengalami perubahan, oleh karena itu prinsip nilai yang digunakan pun harus
menyesuaikan dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Persoalan mengenai etika dalam
pelayanan publik masih kurang diperhatikan atau bahkan dibahas secara tuntas dan luas,
sehingga ini menjadi salah satu kelemahan dalam memberikan pelayanan. Padahal, etika
menjadi salah satu indikator untuk menentukan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan.
PEMBAHASAN

Landasan Teori

a. Pelayanan Publik
Mahmudi mengartikan pelayanan publik sebagai segala kegiatan
pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya dalam pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang – undangan. Berdasarkan UU No. 25/2009 pada
pasal 1 ayat 1 yaitu pelayanan publik merupakan sebuah rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhanan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang – undangan bagi setiap warga negara atau penduduk
dalam bentuk jasa, barang, dan/atau pelayanan administrative yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sedangkan menurut
Sinambela, pelayanan publik yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah kepada sekumpulan manusia yang memiliki keuntungan dari
kegiatan dalam sebuah kesatuan dan menawarkan kepuasan meski hasil
tidak spesifik pada suatu produk.

b. Etika Kerja
Etika kerja menurut Bertens adalah sebuah aturan secara normative
yang mengandung moral dan sistem nilai untuk menjadi pedoman bagi
karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Terdapat perbedaan etika kerja
yang ditentukan oleh tradisi dan budaya dari tiap daerah. Sinamo
mengatakan bahwa etika kerja merupakan seperangkat perilaku kerja
positif dan memiliki kualitas yang tinggi karena berakar pada kesadaran
dengan keyakinan yang kuat.

c. Sumber Daya Manusia


Hasibuan mengatakan bahwa sumber daya manusia merupakan
sebuah seni dan ilmu yang mengatur peran dan hubungan antar tenaga
kerja agar efisien dan efektif dalam mewujudukan tujuan karywan,
perusahaan dan masyarakat. Sedangkan menurut Sonny Sumarsono, SDM
atau sumber daya manusia adalah sebuah usaha kerja atau jasa yang dapat
diberikan dalam proses produksi.

Pembahasan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batu sebagai penyelenggaran


pelayanan publik dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang prima dan maksimal
dengan efektif, responsive, efisien dan akuntabel. Berbagai peraturan yang mengatur
keberjalanan pihak penyelenggara dalam memberikan pelayanan telah diatur secara
normative dalam undang – undang. Pelayanan yang diberikan dapat dikatakan baik
apabila kebutuhan masyarakat sebagai pelanggan didapatkan secara cepat, tepat dan
singkat. Keberhasilan pihak penyelenggara dapat dilihat dari faktor kepuasan pelanggan.
Masyarakat sebagai pelanggan akan merasa puas apabila ia mendapatkan pelayanan yang
prima dan maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan prima dan maksimal ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan seperti kondisi fasilitas sarana dan prasarana, kualitas
sumber daya manusia dan koordinasi antar unit.

Pelaksanaan pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batu


masih perlu diperbaiki.. Peralatan pendukung masih terbatas dan kurang memadai,
kualitas sumber daya manusianya masih rendah sehingga menjadi kendala untuk
memberikan pelayanan yang maksimal. Perubahan demografi yang terus berkembang
pun menjadikan mereka akan kewalahan dengan permasalahan yang menjadi kendala
belum juga teratasi. Perubahan ini menjadikan kebutuhan masyarakat meningkat dan
semakin kompleks, dan pihak penyelenggara pun harus mampu untuk memenuhi dengan
meningkatkan kualitasnya, Pelaksanaannya harus bertuju pada etos kerja dan
produktivitas yang tinggi. Dengan demikian perlu adanya perbaikan agar mampu
menjawab tantangan dan persoalan yang dihadapi. Salah satunya peningkatan kualitas
sumber daya manusianya terutama pada aspek etika. Karena pada realitanya masih
banyak pihak penyelenggara pelayanan publik yang masih mendiskriminasi dalam
memberikan pelayanannya, padahal mereka dituntut untuk bisa memanusiakan manusia
yang mana hal tersebut merupakan cerminan dari etika yang seharusnya
diimplementasikan dalam memberikan pelayanan.

Etika dilihat sebagai sebuah elemen yang tidak memiliki banyak korelasi dalam
administrasi publik lebih tepatnya dalam pelayanan publik sehingga seringkali
disepelekan. Padahal, etika juga menjadi salah satu faktor penentu kepuasan masyarakat
sebagai pelanggan yang nantinya kepuasan tersebut akan digunakan sebagai tolok ukut
dalam keberhasilan sebuah instansi dalam memberikan pelayanan publik. Isu etika
seharusnya menjadi sangat penting dalam administrasi publik sebab adanya diskresi atau
keleluasan yang diberikan kepada para eksekutif. Persoalan ini akan sangat
memprihatinkan apabila terjadinya tindakan amoral yang dilakukan oleh penyelenggara
pelayanan. Pelayanan publik menjadi sebuah kewajiban dan tanggung jawab dari
pemerintah ataupun pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan publik atau public interest.
Pada saat memberikan pelayanan publik pun pihak penyelenggara dituntut untuk
mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan kelompok ataupun
pribadi karena disini mereka tidak memiliki otonomi dalam beretika.

Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil membangun
etika dalam yakni dengan menerapkan kepemimpinan pelayan. Praktik kepemimpinan
dapat dilihat dari adanya peningkatan keinginan untuk melayani pihak lain menggunakan
pendekatan secara menyeluruh. Terdapat upaya pembaruan dengan menekankan pad
sikap professional, netral, profuktif, berdaya guna, transparan, berhasil guna, bersih dan
bebas dari KKN. Selain itu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga melakukan
pembinaan kepada para staff melalui pengarahan dan evaluasi kerja sehingga para staff
akan memahami dimana kekurangannya sehingga mereka akan memperbaiki dan
meningkatkan kualitasnya untuk memaksimalkan pelayanan yang nantinya akan
diberikan. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memilih untuk melakukan
pendekatan secara personal dengan pengayoman dan pelayanan masyarakat. Para staff
juga ditekankan untuk menggunakan nilai – nilai moral yang berlaku seperti kebaikan,,
kebenaran, kebebasan, kesetaraan dan keadilan. Adapun nilai – nilai tersebut harus
diimplementasikan dalam seluruh langkah pelayanan yang diberikan.
Dalam administrasi publik, etika sendiri sudah diatur ke dalam kode etik. Sehingga
pelayan publik juga tidak dapat bertindak yang berlawanan dengan nilai norma yang
berlaku sehingga mampu menghindarkan dari perbuatan tercela. Kode etik sendiri
merupakan sebuah aturan yang mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus
melalui ketentuan tertulis. Peningkatan Sumber Daya Manusia dengan pengarahan dan
pembinaan untuk membangun etika kinerja para staff yang bertugas.
PENUTUP

Kesimpulan

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batu sebagai penyelenggara


pelayanan publik dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang prima dan maksimal
sehingga perlu adanya perbaikan dari kondisi sekarang untuk bisa mencapainya. Salah
satu perbaikannya yakni dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.
Kualitas Sumber Daya Manusia sangat berpengaruh untuk memberikan pelayanan dilihat
dari bagaimana cara mereka memahami pelanggan, lalu etika yang mereka perlihatkan.
Etika pelayanan seharusnya sudah menjadi perhatian, sayangnya di Indonesia sendiri isu
mengenai etika pelayanan tidak terlalu diperhatikan karena dirasa tidak memiliki banyak
korelasi dengan administrasi publik tepatnya dalam pelayanan publik. Etika pelayanan
merupakan sebuah faktor penentu kepuasan masyarakat sebagai pelanggan sehingga
mampu menjadi tolak ukur keberhasilan dari instansi tersebut. Adapun upaya yang
dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk membangun etika
kepada para staff guna memberikan pelayanan yang maksimal yakni dengan arahan,
pembinaan dan evaluasi.

Saran

Dari permasalahan yang terjadi, adapun saran yang dapat diberikan yakni
seharusnya terdapat tindakan yang jauh lebih konkret untuk membangun etika para staff
yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batu sebagai
penyelenggara pelayanan publik. Selain itu, perlu adanya pengawasan yang cukup ketat
terhadap perilaku para staffnya. Sehingga, apabila terjadi perilaku amoral bisa langsung
ditindaklanjuti dan diberikan sanksi.
DAFTAR PUSTAKA

Bismawati, B. (2016). Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Di Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamuju Utara. Katalogis, 4(3), 1–12.
https://doi.org/10.22487/j23022019,2016.v4.i3.6548
Firdausi, F., Studi, P., & Administrasi, I. (2018). Sipil Kota Batu Dalam Meningkatkan
Pelayanan. 7(1), 48–53.
Ismiyarto. (2016). Etika dan penyelenggaraan pelayanan publik. Suara Khatulistiwa, 1–16.
http://eprints.ipdn.ac.id/2264/1/jurnal kalbar des 2016.pdf
Maulidiah, S. (2018). Dinamika Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Indonesia ( Studi Efisiensi
, Partisan dan Non Partisan ). Jurnal Kajian Pemerintahan, Politik Dan Birokrasi, 1(2),
220–228.
Paisa, L., & Gosal, R. (2019). Etika Pemerinthan Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Sipil
Negara. Etika Pemerinthan Dalam Meningkatkan Kinerja Aparatur Sipil Negara, 3(3), 1–
10.

Anda mungkin juga menyukai