Anda di halaman 1dari 6

Learning Journal

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : XLVIII

Mata Pelatihan/Agenda : Kedudukan Dan Peran PNS Dalam NKRI / Agenda III

Nama Peserta : Rislah Nur Asriyah

Nomor Daftar Hadir : 36

Lembaga Penyelengara Pelatihan : BPSDM Provinsi Jawa Barat

1. Manajemen Aparatur Sipil Negara


A. Pokok Pikiran
Aparatur sipil negara adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintahan Perjanjian Kontrak yang diangkat oleh pegawai pejabat Pembina
kepegawaian yang diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahanatau diserahi
tugas negara lainnya yang diberikan gaji sesuai peraturan perundang-undangan.
ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk membangun
birokrasi dan profesionalisme ASN diatur dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara yang di dalamnya terdapat fungsi ASN yaitu :
a. Pelaksana kebijakan publik
b. Pelayan publik ; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN diberikan hak yang sesuai dengan proposionalitas agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN serta akuntabel, Ketika ASN mendapatkan hak yang baik
maka ASN harus menjalankan kewajibannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
Hak dan kewajiban ASN sebagai PNS dan PPPK memiliki kesamaan ,
perbedaanya hanya pada PPPK yang tidak memiliki jaminan pensiun dan jaminan
hari tua.
Untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN terdapat kode etik dan
kode prilaku yang sangat penting dalam pelaksanaan birokrasi dalam
menyelenggarakan pemerintahan , dimana terdapat beberapa funsi dalam
penerapan kode etik dan kode prilaku ini diantaranya:

a. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil negara dalam


menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik.

b. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi


publik/aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.

c. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam
menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat dan menempatkan
kepentingan publik di atas kepentingan pribadi, kelompok dan organisasi.

Sistem merit adalah sebuah konsep kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan. Sistem
merit bertujuan untuk pengambilan keputusan dalam tata Kelola SDM yang sesuai
kemampuan dan kualifikasi sehingga organisasi dapat mempertanggungjawabkan
SDM-nya secara efektif dan efisien dan pegawai memiliki peluang yang terbuka
dalam melakukan perkembangan karirnya. Konsekuensi dalam melaksanakan
konsep sistem merit diperlukan standar kompetensi yang sesuai tugas dan
tanggung jawab pegawai.

Manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam aspek manusia atau
sumber daya manusia dalam organisasi termasuk dalam hal pengadaaan,
penempatan, mutasi, promosi, pengembangan, penilaian dan penghargaan. Dalam
UU No.5 tahun 2014 menyebutkan bahwa manajemen ASN ini terbagi kedalam
dua bagian yaitu PNS dan PPPK dimana terdapat perbedaan dalam PPPK tidak
meliputi pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
dan jaminan pensiun dan hari tua.
B. Praktek Penerapan
Sebagai Refraksionis Optisien harus melaksanakn tugas sesuai standar
kompetensi Refraksionis Optisien yang diatur dengan undang-undang yang
berlaku, melakukan pekerjaan dengan baik dan menerapkan kode etik prilaku
ASN, selain itu pengembangan kompetensi juga perlu dilakukan seperti mengikuti
pelatihan, seminar, workshop, dan melanjutkan pendidika di bidang keilmuan
yang sesuai dengan profesi.
2. Pelayanan publik
A. Pokok Pikiran
Menurut undang-undang no 25 tahun 2009 pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan , dalam rangka kebutuhan pemenuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik yaitu:
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik
b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat, atau
organisasi yang berkepentingan
c. Kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan)

Untuk melihat barang dan jasa yang dikonsumsi para ahli melakukan
pendekatan rivalitas dan eksudabilitas dimana rivalitas dan eksudabilitas barang/
jasa milik pemerintah lebih rendah dibandingakan milik swasta. rivalitas yang
rendah adalah barang/jasa tertentu yang telah dikonsumsi (digunakan) oleh
seorang individu tidak akan habis dan masih akan dapat digunakan oleh individu
yang lain, tanpa mengurangi manfaat dari barang/jasa tersebut serta kepuasan
individu yang menggunakannya kemudian. Sedangkan ekskludabilitas yang
rendah adalah produsen atau “pemilik” barang/jasa tersebut sulit untuk melakukan
upaya guna mencegah banyak orang untuk dapat menikmati barang/ jasa yang
dimilikinya.
Di masa lalu pelayanan publik disebutkan sebagai pelayanan yang
diselenggarakan pemerintah atau sering disebut old publik administration, namun
seiring berjalannya waktu pelayanan publik sudah memunculkan peran swasta
dalam menyelenggarakan pelayanan publik atau memasuki era new publik
management dengan menjalankan pelayanan publik berorientasi kepada
keuntungan. Namun karena terjadinya kesenjangan pelayanan yang semula
berorientasi pada kebutuhan masyarakat yang diman pelayanan cenderung murah
menjadi berorientasi kepada profit dan untuk mendapat pelayanan harus
memerlukan biaya yang cukup mahal, maka terjadi beberapa perubahan dan
muncul era new publik service,dimana pentingnya keberadaan negara dalam
menyiapkan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Budaya pelayanan yang baik akan terbangun apabila terdapat kerja tim di
dalam internal organisasi, selain itu perlu adanya pemahaman tentang pelayanan
yang prima yaitu memenuhi kebutuhan dasar penerima, memenuhi harapan dasar
pengguna, dan mengerjakan dari apa yang diharapkan. Prilaku pelayanan prima
harus dilakukan seperti melakukan pelayanan dengan cepat, efektif dan efisien
serta melakukan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun). Selain itu terdapat
prinsip pelayanan publik yang prima yaitu :

1. Partisipatif , dimana dalam penyelenggaraan pelayanan pemerintah perlu ada


keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan, merencanakan dan evaluasi
hasil pelayanan.
2. Transparan , dalam menyelenggarakan pelayanan publik pemerintah harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang
berkaitan dengan pelayanan publik yang disediakan tersebut.
3. Responsif,dalam melakukan penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah harus
memenuhi dan mendengar tuntutan warga negaranya , tidak hanya mengenai jenis
pelayanan publik yang dibutuhkan tetapi juga mengenai mekanisme , prosedur dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.
4. Tidak diskriminatif, pelayanan publik yang diberikan pemerintah tidak boleh
membeda bedakan status kewarganegaraan, ras, agama, jenis klamin, difabel, dan
sejenisnya.
5. Mudah dan murah , penyelenggara pelayanan publik harus memenuhi persyaratan
dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang dibutuhkan harus diterapkan
prinsip mudah, murah yang dalam arti biaya yang dibutuhkan terjangkau oleh
seluruh masyarakat.
6. Efektif dan efisien, penyelenggaraan pelayanan publik harus dilakukan
dengan mewujudkan tujuan tujuan yang harus dicapai hal tersebut dilakukan
dengan prosedur, sederhana, tenaga yang sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibilitas , maksudnya pelayanan publik yang diberikan dapat dijangkau
dengan mudah oleh warga negara yang membutuhkan.
8. Akuntabel , pelayanan publik yang diberikan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
9. Berkeadilan , penyelenggaraan pelayanan publik harus melindungi warga
negara dari praktik yang buruk, sehingga pelayanan publik harus melindungi
kelompok yang rentan dan harus melindungi kelompok yang lemah kepada
kelompok yang kuat.

Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan


dengan cara:

1. memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis
boleh dan tidak boleh dilakukan
2. menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan
3. memiliki code of conduct atau SOP yang jelas dalam memberikan
pelayanan,
4. memiliki etika profesionalisme sebagai seorang birokrat.
B. Praktek Penerapan
Dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang baik di linkungan rumah
sakit , seorang Refraksionis Optisien harus memberikan pelayanan yang efektif
dan efisien kepada seluruh pasien dengan memberikan pelayanan sesuai SOP
yang berlaku dan memberikan pelayanan dilandasi prilaku prima yaitu senyum,
sapa, salam, sopan santun. Selain itu dalam memberikan pelayanan juga harus
memiliki prinsip berkeadilan dengan tidak membeda-bedakan status sosial dan
latar belakang pasien..
3. Whole Of Government (WOG)
1. Pokok pikiran
Menurut United States Institute of Peace (USIP) WOG adalah sebuah
pendekatan yang mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah untuk
menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal sebagai kolaborasi, kerjasama
antar instansi, aktor pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan.
Pendekatan WOG merupakan respon dari New Public Manajemen (NPM) yang
mendorong aspek efisiensi dan cenderung mendorong ego sektoral dibanding
persfektif indikasi sektor. Sehingga dengan adanya WOG diharapkan adanya aspek
kebersamaan dengan menyelaraskan perbedaan tugas melalui komunikasi,

WOG diperlukan karena adanya dorongan publik dalam mewujudkan


integrasi kebijakan, program pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan yang
lebih baik, selain itu perkembangan informasi, situasi dan dinamika kelompok juga
mendorong WOG dalam menyatukan informasi pemerintahan sebagai penyelenggara
kebijakan dan pelayanan publik. WOG juga menjadi suatu yang penting sebagai
upaya untuk memahami kebersamaan dari seluruh sektor untuk mencapai tujuan yang
sama. WOG memiliki bentuk pendekatan pelayanan yang terintegrasi sehingga
memiliki rumusan prinsip- prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan tujuan Bersama
dan mencakup aktor dari dalam seluruh sektor pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai