Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ASYNCHRONOUS

AGENDA II
NILAI NILAI DASAR ASN

Nama : drg. Rangga Prabu Pradana


Kelompok : 3
Angkatan : XI

ANALISIS NILAI DASAR ASN

1. BERORIENTASI PELAYANAN
 Isi resume :
Nilai dasar ASN “berorientasi pelayanan” didasarkan pada tujuan
negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu antara
lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dengan dasar ini dapat dipahami bahwa negara memiliki kewajiban
untuk memenuhi kebutuhan setiap warga negara. Menurut UU Pelayanan
Publik, penyelenggara pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-
undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain. Hal ini
ditegaskan kembali dalam UU No 5 Tahun 2004 tentang Aparatur Sipil Negara
yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayanan
publik.
Prinsip dasar pelayanan publik yang baik adalah :
1) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil.
2) Transparan
Pemerintah harus memfasilitasi masyarakat dalam mengetahui segala
hal yang berkaitan dengan pelayanan publik serta memberikan akses
masyakarat untuk dapat menyampaikan pengaduan.
3) Responsif
Pemerintah wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik.
4) Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah tidak boleh
membedakan antara satu warga dengan warga negara lain.
5) Mudah dan murah
Penyelenggaraan pelayanan publik harus menerapkan prinsip mudah
dalam berbagai persyaratan dan biaya yang murah.
6) Efektif dan efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dilakukan dengan prosedur
yang sederhana dan dengan tenaga kerja yang sedikit.
7) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah harus dapat
dijangkau oleh setiap warga negara
8) Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh masyarakat
9) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok yang lemah.
Hingga saat ini permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di
Indonesia adalah potret birokrasi yang dirasakan masih belum memadai serta
lebih banyak berkonotasi negatif seperti rendahnya kualitas pelayanan publik,
adanya praktik KKN, dan rendahnya profesionalisme. Sehingga
penyelenggraan pelayanan publik dapat dikatakan jauh dari harapan
masyarakat. Adanya budaya paternalisme yang masih dominan juga
mengakibatkan masyarakat tidak dapat berbuat banyak jika mendapatkan
pelayanan yang tidak memuaskan. Padahal untuk memberikan pelayanan
publik yang baik harus berorientasi pada pemenuhan kepuasan masyarakat
guna mencapai kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintah dan pembangunan nasional. Maka dari itu ASN diharapkan
memiliki kesadaran bersama dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pelayanan publik melalui perbaikan birokrasi di Indonesia untuk kesejahteraan
masyarakat secara umum.

 Kode Etik/ Panduan Perilaku :


 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
 Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
 Melakukan perbaikan tiada henti
 Kata Kunci :
 Responsivitas, kualitas, kepuasan
 Kalimat afirmasi
 Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat
 Analisis kasus
 Judul berita : Khofifah Imbau ASN Jatim Inovatif Layani Masyarakat
 Sumber berita : Khofifah Imbau ASN Jatim Inovatif Layani Masyarakat (detik.com)
 Screenshot headline :

Pemerintah Provinsi Jawa Timur meraih penghargaan tingkat nasional dari


Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait pelayanan kepada
masyarakat. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong
para ASN untuk terus berinovasi menciptakan sesuatu yang baru.
Menurutnya, penghargaan yang diterima Provinsi Jatim tak lepas dari kerja
keras para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jatim.
Untuk itu, ia mengapresiasi kinerja para ASN yang terus berupaya maksimal
memberikan pelayanan dasar terbaik kepada masyarakat.

 Analisis kasus :
Dari artikel diatas diketahui bahwa kinerja ASN di wilayah pemerintah Jawa Timur
telah sesuai dengan nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu “berorientasi pelayanan”
karena ASN di wilayah Pemerintah provinsi Jawa Timur telah memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat sehingga mampu memperoleh penghargaan
tingkat nasional dari Kemendagri. Selain itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar
Parawansa juga mendorong ASN di wilayah Pemerintah Provinsi Jawa
timur untuk terus berinovasi sehingga mampu memberikan pelayanan yang
semakin murah, cepat, dan berkualitas. Hal ini semata-mata dilakukan demi
menjaga dan/atau meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
publik yang diberikan.
2. AKUNTABEL
 Isi resume :
Akuntabilitas dalam konteks ASN diartikan sebagai kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindakannya sebagai pelayan publik kepada
atasannya, lembaga pembina, dan lebiih luasnya kepada publik. Tiga fungsi
utama akuntabilitas publik yaitu 1) menyediakan kontrol demokrasi (peran
demokrasi); 2) mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional); dan 3) meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas memiliki tingkatan yang berbeda yaitu :
1) Akuntabilitas personal : mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseroang
2) Akuntabilitas individu : mengacu pada hubungan antara individu dengan
lingkungan kerjanya
3) Akuntabilitas kelompok : mengacu pada hubungan kerjasama kelompok
4) Akuntabilitas organisasi : mengacu pada hasil pelaporan kinerja
5) Akuntabilitas stakeholder : mengacu pada tanggungjawab pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif, dan
bermartabat
Akuntabilitas publik harus mengandung dimensi :
1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum : berkaitan dengan kepatuhan
terhadap hukum yang berlaku
2) Akuntabilitas proses : berkaitan dengan prosedur pemberian pelayanan
publik yang cepat, responsif, dan murah
3) Akuntabilitas program : berkaitan dengan efektivitas dan efiensi
program yang sedang dilaksanakan
4) Akuntabilitas kebijakan : berkaitan dengan pertanggungjawaban
pemerintah terhadap kebijakan yang ditetapkan.
Akuntabilitas dan integritas harus dipegang teguh oleh setiap unsur
pemerintahan termasuk ASN dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat agar terhindar dari konflik kepentingan dan praktik korupsi.
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi terciptanya lingkungan kerja
yang akuntabel, yaitu kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggungjawab
(responsibilitas), keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan
konsistensi. Dengan menerapka prinsip akuntabilitas, diharapkan ASN dapat
memiliki perilaku sebagai berikut :
 Bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga, dan
kode etik yang berlaku
 Tidak melakukan diskriminasi terhadap rekan kerja atau anggota
masyarakat
 Terciptanya kebiasaan ASN, perilaku, dan lingkungan kerja yang
harmonis dan produktif
 Kode Etik/ Panduan Perilaku :
 Akuntabel dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas
penyelenggaraan pemerintahan
 Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapatkan atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain
 Tanggap, terbuka, jujur, akurat, dan tepat waktu dalam melaksanakan
kebijakan program pemerintahan
 Menggunakan sumber daya negara secara efektif dan efisien
 Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku
 Kata Kunci :
 Integritas, konsisten, dapat dipercaya, transparan
 Kalimat Afirmasi :
 Kami bertanggungjawab akan kepercayaan yang diberikan
 Analisis Kasus
 Judul berita : Eks PNS Kementrian ESDM Divonis 4 Tahun penjara di
kasus Korupsi
 Sumber berita : Eks PNS Kementerian ESDM Divonis 4 Tahun Penjara di
Kasus Korupsi (detik.com)
 Screenshot headline :

Mantan Kepala Bidang Pemindahtanganan, Penghapusan, dan


Pemanfaatan Barang Milik Negara (P3BMN) pada Pusat Pengelolaan
Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM), Sri Utami, divonis 4 tahun penjara dan
denda Rp 250 juta subsider 3 bulan kurungan. Sri diyakini bersalah
melakukan sejumlah pengadaan fiktif pada 2012.
 Analisis kasus :
Dari artikel di atas, diketahui bahwa telah terjadi penyimpangan dalam nilai
dasar ASN yaitu “akuntabel”. Hal ini dikarenakan bahwa terdapat oknum
ASN yang menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya untuk mencari
keuntungan pribadi. Nilai dasar ASN “akuntabel” seharusnya diterapkan
dalam setiap aparatur dalam menjalankan tugasnya agar dapat
menimbulkan rasa jujur, transparan, dan dapat dipercaya, serta terhindar
dari praktek KKN, sehingga mampu menjadi pertanggung jawaban di
hadapan publik.

3. KOMPETEN

 Isi resume :

Adanya dinamika global (VUCA) mengakibatkan pergeseran orientasi


pelayanan publik yang lebih melibatkan peran masyarakat dalam proses
penentuan kebutuhan kebijakan dan pelayanan publik. Maka dari itu perlu
dilakukan pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi
pembangunan nasional dan sesuai dengan kebutuhan kompetensi masing-
masing aparatur. Dengan adanya nilai dasar “kompeten”, diharapkan ASN
dapat meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah, membantu orang lain belajar, dan melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.

Standar kompetensi ASN meliputi :

1) Kompetensi Teknis : berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan


sikap/perilaku sesuai bidang teknis jabatan yang dapat diamati, diukur,
dan dikembangkan

2) Kompetensi Manajerial : berkaitan tentang pengetahuan, keterampilan,


dan sikap/perilaku dalam mengelola unit organisasi

3) Kompetensi Sosio Kultural : berkaitan tentang pengetahuan,


keterampilan, dan sikap/perilaku berupa pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk guna memperoleh hasil kerja sesuai
dengan peran, fungsi, dan jabatan

Pengembangan kompetensi ASN dapat dilakukan melalui dua


pendekatan yaitu klasikal dan non klasikal. Pendekatan dengan metode non
klasikal seperti coaching dan mentoring dapat memberikan manfaat yaitu:

1) Meningkatkan kinerja individu dan kinerja organisasi

2) Mambangun komitmen dan motivasi yang lebih tinggi

3) Menumbuhkan kesadaran dan fleksi diri dalam pengembangan potensi


diri

4) Menumbuhkan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik


5) Membuat proses manajemen perubahan yang lebih baik

6) Memperbaiki komunikasi dan hubungan atasan-bawahan

7) Mengimplementasikan keterampilan yang lebih baik

8) Menumbuhkan budaya kerja yang lebih terbuka dan produktif.

 Kode Etik/Panduan Perilaku :

 Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas

 Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,


keterampilan, sesuai tugas dan jabatannya

 Membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja organisasi

 Memiliki daya juang yang tinggi

 Kata Kunci :

 Kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learninng agility, ahli di bidangnya

 Kalimat Afirmasi :

 Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kapabilitas


dalam melaksanakan tugas jabatan

 Analisis Kasus
 Judul berita : Jaksa Agung Harap Calon Jaksa Diberi Materi Restorative
Justice Mendalam
 Sumber berita : Jaksa Agung Harap Calon Jaksa Diberi Materi Restorative
Justice Mendalam (detik.com)
 Screenshot headline :
Jaksa Agung ST Burhanuddin meminta agar calon aparat penegak hukum,
peserta Pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ)
Angkatan LXXIX (79) Gelombang I Tahun 2022 diberi materi restorative
justice secara mendalam. Burhanuddin mengingatkan para calon jaksa
dituntut memiliki kepekaan tinggi sehingga penegakan hukum yang
dilakukan tidak hanya memberi kepastian dan keadilan hukum, tetapi juga
memberikan kemanfaatan hukum bagi masyarakat.
 Analisis kasus :
Dari artikel di atas keputusan Jaksa Agung ST Burhanuddin yang meminta calon
aparat penegak hukum peserta Pembukaan Pendidikan dan Pelatihan
Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan LXXIX (79) Gelombang I Tahun
2022 diberi materi restorative justice secara mendalam telah sesuai
dengan nilai dasar ASN yaitu “kompeten”. Senantiasa meningkatkan
kemampuan pengetahuan dan kapabilitas setiap ASN dalam
melaksanakan tugas jabatannya sangat diperlukan guna memberikan
pelayanan publik yang terbaik.

4. HARMONIS

 Isi resume :

Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat


juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena kebhinekaan
tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan mengakibatkan
individu atau golongan tertentu menjadi lepas kendali serta timbulnya rasa
kedaerahan yang sempit sehingga mampu mengancam persatuan dan
kesatuan. Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai keberagaman
bangsa dan budaya, sejarah pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori
nasionalisme berbangsa, serta potensi dan tantangannya maka sebagai ASN
harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi pelayanan
masyarakat.

Penanganan masalah akibat keberagaman budaya membutuhkan


pendekatan yang bijak karena masalah keberagaman yang berhubungan
dengan isu-isu sensitif seperti suku, agama, ras, dan antargolongan (sara).
Penanganan masalah yang timbul akibat keberagaman dapat dilakukan
dengan: 1) Memperbaiki kebijakan pemerintah di bidang pemerataan hasil
pembangunan nasional; dan 2) penanaman sikap toleransi dan saling
menghormati perbedaan budaya melalui pendidikan pluraritas dan
multikultural. Sebagai ASN diharapkan mampu bersikap adil dan tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Nilai dasar “harmonis” bagi seorang ASN merupakan salah satu kunci
sukses kinerja suatu organisasi. Energi positif yang ada di tempat kerja akan
memberikan dampak positif bagi aparatur yang pada akhirnya memberikan
efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara
keseluruhan, sehingga mampu meningkatkan kualitas layanan kepada
masyarakat. Sikap ASN yang perlu ditanamkan untuk menciptakan suasana
kerja yang harmonis yaitu toleransi, empati, dan keterbukaan terhadap
perbedaan. Selain itu identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategis
dalam mewujudkan suasna harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan
ASN di lingkungan kerja dan masyarakat.

 Kode Etik/Panduan Perilaku :

 Menjaga keutuhan dan keharmonisan dalam kehidupan berorganisasi dan


bermasyarakat

 Saling menghormati sesama warga negara tanpa melihat perbedaan sara

 Menghargai perbedaan pendapat

 Kata Kunci :

 Peduli, perbedaan, selaras

 Kalimat Afirmasi :

 Kami berkomitmen untuk selalu menjunjung toleransi dan menghargai


perbedaan

 Analisis Kasus
 Judul berita : Mengunjungi Kampung di Bantul yang Miliki 4 Tempat Ibadah
Agama Berbeda
 Sumber berita : Mengunjungi Kampung di Bantul yang Miliki 4 Tempat Ibadah
Agama Berbeda (detik.com)
 Screenshot headline :

Kampung Karanggede di Pedukuhan Dagen, Kalurahan Pendowoharjo,


Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DIY, memiliki empat tempat ibadah
berbeda. Kondisi ini cermin toleransi antarumat beragama di kampung
tersebut.
 Analisis kasus :

Dari artikel di atas menunjukkan adanya toleransi antar umat beragama


yang terjadi di Kampung Karanggede di Pedukuhan Dagen, Kalurahan
Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DIY. Hal ini sesuai
dapat dicontoh oleh ASN karena sangat bersesuaian dengan nilai dasar
ASN yaitu “harmonis”. Kehidupan harmonis tertama di lingkungan kerja
akan memberikan dampak positif terhadap kinerja para ASN dalam
memberikan pelayanan publik.

5. LOYAL

 Isi resume :

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal adalah sifat
loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat loyal ASN dapat diwujudkan
dengan sifat dan sikap setia ASN kapada pemerintahan yang sah sejauh
pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Adanya era globalisasi saat ini akan mengakibatkan semakin
besar peluang masuknya budaya dan ideologi alternatif dari luar ke dalam
bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh
masyarakat dapat berpotensi merusak tatanan budaya dan ideologi bangsa
Indonesia.

Loyalitas seorang ASN kepada bangsa dan negara dapat diukur


dengan beberapa ciri/karakteristik, antara lain :

1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan


setia kepada NKRI, serta pemerintahan yang sah

2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi, dan negara

3) Menjaga rahasia jabatan, dan negara

Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara,


pemerintahan, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, amupun
golongan. Agar ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadinya, dibutuhkan langkah-langkah konkrit,
diantaranya melalui : 1) Memantapkan wawasan kebangsaan dengan tujuan
untuk meningkatkan rasa cinta kepada bangsa dan negara sebagai bekal
dalam pengabdian seorang ASN, dan 2) Meningkatkan nasionalisme dengan
selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

 Kode Etik/Panduan Perilaku :

 Memegang teguh ideologi Pancasila

 Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar 1945 serta


pemerintahan yang sah
 Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia

 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara

 Menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa dan negara

 Kata Kunci :

 Komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, pengabdian

 Kalimat Afirmasi :

 Kami berkomitmen untuk setia dan selalu mengutamakan kepentingan


bangsa dan negara

 Analisis Kasus
 Judul berita : PNS Diminta Miliki Tiga Loyalitas
 Sumber berita : PNS Diminta Miliki Tiga Loyalitas - Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah (jatengprov.go.id)
 Screenshot headline :

Meski Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar silaturahmi dan


halalbihalal pada Senin (25/6), namun hari pertama masuk kerja, seluruh
karyawan di lingkup Kantor Gubernur Jawa Tengah, yakni Sekretariat
Daerah, Sekretariat DPRD, serta Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Tengah, tetap bersemangat
berhalalbihalal. Gubernur Heru Sudjatmoko menyampaikan, apel perdana
setelah cuti panjang merupakan bentuk komitmen PNS dalam menaati
peraturan, yakni tidak diperbolehkan mengambil cuti tambahan setelah cuti
bersama Lebaran kecuali dalam kondisi tertentu. Selain itu juga untuk
menjalin silaturahmi dan kebersamaan diantara pegawai dan pimpinan di
lingkungan Pemprov Jateng. Ditambahkan, berdasarkan laporan yang
disampaikan, hanya sedikit PNS yang tidak masuk kerja. Alasannya,
karena kondisi tertentu yang tidak memungkinkan mereka masuk kerja.
Seperti, cuti melahirkan, izin sakit, tugas belajar, dan menjalankan tugas
sebagai Penjabat Bupati atau Wali Kota.

 Analisis Kasus
Dari artikel di atas dijelaskan bahwa ASN di lingkup Kantor Gubernur Jawa
Tengah, yakni Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, serta Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Tengah,
tetap masuk pada hari pertama kerja telah sesuai dengan nilai dasar ASN
yaitu “loyal”. Hal ini merupakan salah satu contoh dedikasi seorang ASN
yang setia terhadap bangsa dan negara. Setiap ASN harus memiliki sifat
mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, amupun
golongan.

6. ADAPTIF

 Isi resume :

Adaptasi merupakan salah satu karakter yang diperlukan individu


untuk mampu mempertahankan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas, serta menuntut seorang individu
untuk dapat berpikir kritis dan kreatif. Kreativitas diartikan sebagai sebuah
proses pencarian hal-hal baru dalam menyelesaikan suatu masalah. Dimensi
kreativitas melingkupi antara lain :

1) Kefasihan/kelancaran : kemampuan menghasilkan banyak ide baru


karena wawasan yang dimilikinya

2) Fleksibilitas : kemampuan menghasilkan banyak kombinasi ide-ide yang


berbeda

3) Elaborasi : kemampuan bekerja secara detail dengan komprehensif

4) Originalitas : sifat keunikan/kabaruan ide

Kemampuan adaptif seorang ASN dapat diterapkan dalam kondisi sebagai


berikut :

1) Perubahan lingkungan strategis

Perubahan lingkungan strategis yang melibatkan berbagai


sektor tidak dapat dihindarkan oleh semua negara. Maka dari itu
diperlukan perubahan cara kerja melalui adaptasi di semua sektor terkait
melalui pendekatain lain yang lebih sesuai dengan kondisi saat ini

2) Kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan

Kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan menuntut


setiap aparatur untuk dapat bekerja dengan produktivitas terbaik.
Seluruh bentuk kompetisi akan memaksa dan mendorong pemerintah
baik di tingkat nasional maupun daerah untuk terus bersaing dan
beradaptasi dalam menghadapu setiap perubahan lingkungan.

3) Komitmen mutu

Standar mulu pelayanan ASN yang responsif dan cerdas dalam


menyelenggarakan pelayanan serta literasi publik atas kualitas layanan
yang terus meningkat menjadi faktor-faktor yang mendorong komitmen
mutu yang lebih baik. Maka dari itu setiap ASN harus memastikan
pelayanan publik terselenggara sebaik mungkin dengan cara apapun,
sekalipun gharus melakukan perubahan, penyesuaian atau adaptasi.

4) Perkembangan teknologi

Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu


pendorong berubahan terpenting yang dapat mengubah cara kerja
birokrasi bisnis maupun pemerintahan. Pelayanan publik berbasis digital
menjadi salah satu tuntutan perkembangan teknologi dan juga
kebutuhan kemudahan bagi warga dalam mengakses dan
mendapatkannya. Digitalisasi pelayanan menjadi keharusan bagi
pemerintah untuk menyesuaikan dengan peningkatan literasi digital
masyarakat.

5) Tantangan praktek administrasi publik

Praktek adminitrasi publik sebagai fungsi pelayanan publik oleh


negara dan pemerintah selalu berhadapan dengan tantangan yang terus
berubah dari waktu ke waktu. Hal ini menjadi fakttor yang memaksa
peme rintah untuk malkukan adaptasi dalam menjalankan fungsinya

Ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain :

1) Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan

2) Mendorong jiwa kewirausahaan

3) Memanfaatkan peluang yang berubah-ubah

4) Memperhatikan kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,


masyarakat, dan sebagainya

5) Terkait dengan kinerja instansi

Penerapan budaya adaptif dalam organisasi pemerintahan akan


membawa konsekuensi adanya perubahan dalam cara pandang, cara berpikir,
mentalitas, dan tradisi pelayanan publik yang lebih mampu mengimbangi
perubahan jaman.

 Kode Etik/Panduan Perilaku :

 Cepat menghadapi perubahan

 Berinovasi dan mengambangkan kreativitas

 Proaktif

 Kata Kunci :
 Proaktif, inovatif, antusias terhadap perubahan

 Kalimat Afirmasi :

 Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan menyesuaikan diri


menghadapi perubahan global

 Analisis Kasus
 Judul berita : Persiapan Tahun Ajaran Baru, Pemerintah gelar temu
Inovasi
 Sumber berita : Persiapan Tahun Ajaran Baru, Pemerintah Gelar Temu Inovasi |
BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat
 Screenshot headline :

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP)


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbudristek), bersama Kementerian Agama (Kemenag),
Bappenas, dan program INOVASI menyelenggarakan acara Temu Inovasi
ke-13, Selasa (7/6/2022). Agenda tersebut digelar untuk persiapan Tahun
Ajaran 2022/2023, termasuk persiapan implementasi Kurikulum Merdeka
(KM). Sejak 2018, kegiatan ini memberi kesempatan bagi para pemangku
kepentingan pendidikan di tingkat pusat maupun daerah berbincang-
bincang seputar praktik inspiratif dari empat mitra provinsi
program. Khususnya terkait upaya peningkatan hasil belajar siswa, payung
pemulihan pembelajaran, dan persiapan implementasi KM.

 Analisis Kasus
Dari artikel di atas diketahui bahwa Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), bersama Kementerian Agama
(Kemenag), Bappenas, dan program INOVASI menyelenggarakan acara
Temu Inovasi ke-13. Hal ini sudah sesuai dengan nilai dasar ASN yaitu
“adaptif”. Adanya pertemuan yang membahas inovasi dalam isu pendidikan
nasional tersbut akan membuat antisipasi dan pengembangan kebijakan
publik dalam bidang pendidikan agar selalu sesuai dengan perkembangan
jaman. Dengan inovasi baru yang terbentuk diharapkan mampu
menciptakan kebijakan baru yang lebih sesuai dan terselenggara secara
maksimal

7. KOLABORATIF

 Isi resume :

Kolaborasi dalam pemerintahan diartikan sebagai pendekatan


pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkian aktivitas bersama di
mana mitra saling menghasilkan tujuan, serta berbagi tanggung jawab dan
sumber daya. Terdapat proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi
yaitu trust building, face to face dialogue, komitmen terhadap proses,
pemahaman bersama, dan menetapkan outcome bersama. Kolaborasi akan
mengalami hambatan apabila terdapat ketidakjelasan batasan masalah,
perbedaan pendapat/pemahaman, serta tidak jelasnya dasar hukum
kolaborasi.

Pejabat pemerintahan memiliki kewajiban memberikan bantuan


kedinasan kepada badan dan/atau pejabat pemerintah yang meminta bantuan
dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan. Kolaborasi antar
kementrian dapat dilakukan dalam menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya

2) Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya

3) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang emnjadi tanggung


jawabnya

4) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya

Agar tercipta sinergi antara pemerintah pusat dan daerah,


kementrian/lembaga pemerintahan berkewajiban membuat norma, standar,
prosedur, dan kriteria untuk dijasikan pedoman dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah. Kerjasama yang dilakukan
antara pemerintah pusat dan daerah dilakukan dengan dasar pertimbangan
efektivitas dan efisiensi pelayanan publik dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

 Kode Etik/Panduan Perilaku :.

 Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain terkait dalam
rangka mencapai tujuan tertentu

 Saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun


horizontal dalam suatu unit kerja

 Memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk ikut berkontribusi


 Kata Kunci :

 Kesediaan kerja sama, sinergi untuk hasil yang lebih baik

 Kalimat Afirmasi :

 Kami membangun kerjasama yang sinergis

 Analisis Kasus
 Judul berita : Inovasi Pemerintah dan Partisipasi Swasta untuk Bangun
Infrastruktur
 Sumber berita : Inovasi Pemerintah dan Partisipasi Swasta untuk Bangun
Infrastruktur (kemenkeu.go.id)
 Screenshot headline :

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri acara Indonesia PPP


Day 2016 di Hotel Westin, Jakarta pada Kamis (24/11). Acara yang
mengusung tema “Innovative Fiscal Support for Better Public Services”,
bertujuan mengenalkan publik fasilitas dan dukungan pemerintah untuk
menerapkan skema Kerjasama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
atau Public Private Partnership (PPP). Ada 2 hal penting yang ditekankan
dalam acara ini, yaitu inovasi dan pelayanan public yang baik. “Pertama,
yang dikaitkan dengan fiskal bagaimana kami di Kementerian Keuangan
memiliki keuangan tanggung jawab mengelola keuangan negara, bisa
memiliki suatu sikap dan kemampuan untuk terus berinovasi, untuk
mendukung kerjasama pemerintah dan badan usaha,” jelas Menkeu.

 Analisis Kasus
Dari artikel di atas dijelaskan bahwa pemerintah melalui Kementrian
Keuangan telah melakukan kerjasama dengan pihak swasta guna
membangun infrastruktur fasilitas pelayanan publik. Hal ini telah sesuai
dengan nilai dasar ASN yaitu “kolaboratif”. Meningkatkan kerjasama
dengan berbagai pihak yang terkait, akan meningkatkan outcome
pelayanan publik sehingga diharapkan mampu memberikan kepuasan
masyarakat yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai