Anda di halaman 1dari 2

Menurut W.J.

Langen, asas pemungutan pajak sebagai berikut :


a. Asas daya pikul, besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan besar kecilnya
penghasilan wajib pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi pajak yang
dibebankan.
b. Asas manfaat, pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatan -
kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umum.
c. Asas kesejahteraan, pajak yang dipungut oleh negara digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
d. Asas kesamaan, dalam kondisi yang sama antara wajib pajak satu dengan yang lain harus
dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama).
e. Asas beban yang sekecil-kecilnya, pemungutan pajak diusahakan sekecil-kecilnya
(serendah-rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai obyek pajak sehingga tidak
memberatkan wajib pajak
Menurut Adolf Wagner, asas pemungutan pajak, sebagai berikut:
a. Asas politik finansial, pajak yang dipungut oleh negara jumlahnya memadai sehingga
dapat untuk membiayai atau mendorong kegiatan negara.
b. Asas ekonomis: penentuan obyek pajak harus tepat. Misal: pajak pendapatan, pajak
barang-barang mewah, dan sebagainya.
c. Asas keadilan yaitu pungutan pajak berlaku secara umum tanpa diskriminasi, untuk
kondisi yang sama diperlakukan sama pula.
d. Asas administrasi: menyangkut masalah kepastian perpajakan (kapan, dimana harus
membayar pajak), keluwesan penagihan (bagaimana cara membayar) dan besar biaya
pajak.
e. Asas yuridis segala pungutan pajak harus berdasarkan undang - undang.
f. Asas pemungutan pajak menurut domisili, sumber, dan kebangsaan.
Pendapat lain, ada juga pendapat bahwa asas pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga
asas, yaitu :
a. Asas domisili, adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan
tempat tinggal wajib pajak. Menurut asas ini, wajib pajak yang bertempat tinggal di
Indonesia akan dikenakan pajak atas segala penghasilan baik yang didapat di Indonesia
maupun didapat dari luar negeri.
b. Asas sumber, adalah cara pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan
sumber pendapatan tanpa melihat tempat tinggal. wajib pajak menurut asas ini adalah
siapapun yang memperoleh penghasilan di Indonesia akan dikenakan pajak sekalipun
tempat tinggalnya di luar negeri.
Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia maka dari penghasilan sektor apapun
yang didapat di Indonesia akan dikenakan pajak juga oleh pemerintah Indonesia.
c. Asas kebangsaan, adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara berdasarkan atas
hubungan kebangsaan wajib pajak.
Contoh: setiap warga negara asing yang bertempat tinggal di Indonesia harus membayar
pajak kepada negara asalnya.
Sumber : Perpajakan Dalam Konteks Teori dan Hukum Pajak Indonesia oleh Mustaqiem,
Dr., S,H., M.Si. hal: 41-42

Anda mungkin juga menyukai