Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“HAKIKAT KEPEMIMPINAN”

Dosen Pengampu :

Dr. Rajamemang, S.Sos., M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 1

Anugrah Hasana (210222224)

Asmuladi Fatman (210222227)

Armin (210222226)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat -
NYA kepada penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas “Hakikat Kepemimpinan”
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan.
Dalam penyusunan makalah ini kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
yang telah memberikan informasi yang berguna bagi kelompok kami untuk memperlancar
dalam pembuatan makalah ini.
Saya berharap dengan disusunnya makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi
para pembacanya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik serta saran dari semua pihak yang membangun saya harapkan untuk
mengharapkan kesempurnaan tugas ini.

Sinjai, 17 Oktober 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN.............................................................................................3
B. EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN............................................................................................5
C. KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DI DALAM KELOMPOK DAN ORGANISASI..........8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam organisasi. Berhasil
tidaknya suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh sumber daya yang ada dalam
organisasi tersebut.
Disamping itu faktor yang sangat berperan penting adalah faktor kepemimpinan.
Peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Pengembangan organisasi merupakan suatu kegiatan mengadakan perubahan
secara berencana yang mencakup suatu diagnosa secara sistematis terhadap
organisasi. Seorang pemim pin harus ikut aktif dalam mengatur pelaksanaan kegiatan
usaha pengembangan organisasi. Keberhasilan kegiatan usaha pengembangan
organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinannya atau pengelola
dan komitmen pimpinan pucuk organisasi.
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin
organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya
mempengaruhi dan mengarahkan para anggotanya. Akhir-akhir ini banyak orang
membicarakan mengenai krisis kepemimpinan.
Hal ini terjadi tidak hanya di lingkup organisasi, bahkan juga pemimpin suatu
wilayah bahkan negara. Setiap ada pemilihan kepala daerah memang banyak calon
yang mengajukan diri, namun masyarakat tidak tahu dan bahkan tidak peduli siapa
yang akan dipilihnya. Hal ini terlihat dengan banyaknya orang yang golput dalam
pilkada. Hal yang mengejutkan seperti yang terjadi baru-baru ini di Amerika Serikat,
telah terjadi perubahan dalam suksesi kepemimpinan dengan terpilihnya Obama
sebagai Presiden. Obama adalah orang kulit hitam pertama yang bisa menjadi
Presiden AS.
Kalau dikaitkan dengan lingkungan yang ada, maka dalam kepemimpinan saat
ini sangat diperlukan kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan dengan perubahan.
Kepemimpinan dan penyesuaian terhadap perubahan yang ada merupakan tantangan
terbesar masa kini bagi seorang pemimpin. Peranan seorang pemimpin dalam
hubungan antar manusia sangat terkait dengan gaya kepemimpinan yang ditampilkan

1
nya. Seorang pemimpin diharapkan dapat menampilkan gaya kepemimpinan segala
situasi tergantung kondisi dan situasi serta kepada bawahan yang mana. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif adalah
kepemimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari orang-orang yang
dipimpinnya. Penelitian lain kepemimpinan efektif adalah dikaitkan dengan
kekuasaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengkaji mengenai
kepemimpinan yang efektif dan perubahan organisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi dari Kepemimpinan?
2. Bagaimanakah Efektifitas Kepemimpinan itu?
3. Bagaimana Kepemimpinan yang Efektif di Dalam Kelompok dan Organisasi itu?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi dari Kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui penjelasan dari Efektifitas Kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui yang Efektif di Dalam Kelompok dan Organisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan merupakan faktor terpenting dalam suatu. Sebenarnya apakah


yang dimaksud dengan kepemimpinan itu? Banyak para penulis yang telah
memberikan definisi tentang kepemimpinan. Menurut Stogdill (1974) terdapat hampir
sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah
mencoba mendefinisikannya. Stogdill menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai
konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi tergantung dari
mana titik tolak pemikirannya.
Beberapa pengertian kepemimpinan menurut pendapat para ahli, sebagaimana
yang dikutip dari buku “Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan” Karya Achmad
Sanusi dan M. Sobry Sutikno (2009) berikut ini:

Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang


diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling).
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja
keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P. Terry).
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum (H. Koontz dan C. Donnell).
Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta
menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan. Definisi yang
lebih lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian
jalan yang mudah daripada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam
organisasi formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja
sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan (Ordway Tead).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk memengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai
tujuan. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang
yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh
orang yang memimpinnya. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan

3
adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut atau kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Dalam sejarah kehidupan manusia, sangat banyak pengalaman kepemimpinan
yang dapat di-pelajari. Misalnya hadis Nabi, “setiap kamu adalah pemimpin” dan
memberikan pemahaman bahwa dalam pengalaman sehari-hari, manusia telah
melakukan unsur-unsur kepemimpinan seperti “mempengaruhi, mengajak,
memotivasi dan mengkoordinasi” sesama mereka.
Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan
seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan
buah dari keputusan seseorang untuk mau mejadi seorang pemimpin, baik bagi
dirinya sendiri, keluarga, lingkungan pekerjaannya, maupun bagi lingkungan sosial
dan bahkan bagi negerinya. Kepemimpinan adalah sebuah keputusan yang merupakan
hasil proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang.
Masalah kepemimpinan tidak terbatas pada organisasi atau lembaga tertentu.
Kepemimpinan juga tidak hanya menjadi milik atau monopoli seseorang yang
menyandang predikat sebagai kepala atau manajer dalam suatu perusahaan atau
kantor. Kepemimpinan dapat dipergunakan oleh setiap orang dalam segala situasi.
Kepemimpinan dapat dipergunakan oleh setiap orang dalam segala tingkatan di dalam
organisasi. Hal ini berarti setiap pimpinan unit dalam organisasi atau lembaga mulai
dari pimpinan tertinggi sampai dengan pimpinan unit terendah diharapkan mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi para bawahannya. Dengan demikian kepemimpinan
menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan
sejati dimulai dari dalam dan kemudian bergerak ke luar untuk melayani mereka yang
di-pimpinnya.
Ki Hajar Dewantara merumuskan tiga tingkah laku kepemimpinan, yaitu:
1. Ing ngarso sung tulodo, yang berarti pemimpin itu kalau di depan memberikan
teladan.
2. Ing madyo mangun karso, yang berarti bila pemimpin berada di tengah,
membangkitkan tekat dan semangat

4
3. Tut wuri handayani, yang berarti bila pemimpin itu berada di belakang ia
berperanan kekuatan pendorong dan penggerak (Rivai dan Mulyadi, 2009:
120).

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan didalam organisasi, antara lain :
1. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

2. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial


Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panic dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
3. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
4. Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

B. EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN
Kata efektif yang berasal dari bahasa inggris effective yang berarti berhasil
atau ditaati (Echolis dan Shadily, 2005: 207). Sedangkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) efektif memiliki beberapa arti yaitu ada efeknya, manjur, mujarab,
dapat membawa hasil, berhasil guna, hal mulai berlakunya (Suharso dan
Retnoningsih, 2011: 127).
Menurut H. Emerson dalam Handayaningrat S. (1994:16) mengatakan bahwa:
Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Pendapat lain dikemukakan oleh Kurniawan yang mengatakan bahawa

5
efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegitan program
dan visi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan dan
ketegangan diantara pelaksanaanya (Kurniawan, 2005: 109).

Dari definisi tersebut terlihat beberapa hal yaitu:


1. Bahwa yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan seseorang
bukan pengangkatan atau penunjukannya selaku “kepala” akan tetapi
penenerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan berkat
adanya kelebihan-kelebihan tertentu yang dimilikinya, baik oleh karena
pengalaman, pendidikan, prestasi kerja atau karena faktor-faktor genetik.
2. Efektivitas kepemimpinan seseorang tercermin dari kemampuanya untuk
bertumbuh dalam jabatanya seperti terlihat dari peningkatan kemampuan atau
ketrampilan yang memang dapat dikembangkan.
3. Efektivitas kepemimpinan juga menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
seperti yang berkaitan dengan iklim kerja di dalam organisasi yang sering
menampakan gejalanya dalam berbagai bentuk seperti abseentisme yang tinggi,
banyaknya pegawai yang minta berhenti, disiplin yang rendah, produktivitas yang
tidak setinggi yang diharapkan, keluhan baik yang secara gamblang dinyatakan
maupun yang di sampaikan secara terselubung dan berbagai manifestasi
ketidakpuasan lainya.
4. Bahwa perilaku seseorang tidak serta merta terbentuk begitu saja melainkan
melalui proses pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi antara lain oleh
faktor-faktor genetik, pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan.
5. Kehidupan organisasional yang dinamis dan serasi hanya dapat tercipta apabila
setiap anggota organisasi mau untuk menyesuaikan cara pikir dan cara bertindak
dengan kepentingan bersama dan justru tidak melakukan hal-hal yang dapat
diinterpretasikan sebagai perilaku egoistis (Siagaan, 1991 : 24-25).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target telah tercapai, suatu keadaan yang
menunjukkan tingkat keberhasilan atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan
kualitas, kuantitas, dan waktu, sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Menurut Reddin (1970) dalam Munandar (2010: 197) Efektivitas
kepemimpinan bukan hanya ditentukan oleh pemimpin, melainkan ditentukan pula
oleh bawahan, atasan, jenis pekerjaan, teknologi yang digunakan, dan lingkungan

6
fisik. Efektivitas kepemimpinan seseorang dalam kehiduan organisasional akan
sangat tergantung pada kemampuanya untuk mengambil keputusan, yaitu suatu proses
pemilihan berbagai tindakan yang diarahkan kepada pemecahan berbagai masalah
yang hadapi oleh organisasi (Siagian, 1991: 49).
Mengapa beberapa pemimpin lebih efektif dari yang lainya, menurut Colquitt,
LePine dan Wesson (2011: 503) dalam Wibowo (2013: 292) efektivitas
kepemimpinan dipengaruhi oleh tiga unsur yaitu: pemilihan gaya pengambilan
keputusan secara optimal, bauran perilaku sehari-hari secara optimal, dan bauran
perilaku transactional dan transformasional secara optimal. Pilihan gaya pengambilan
keptusan adalah directive style, facilitative style, consultative style, dan
consideration style. Bauran perilaku sehari-hari adalah antara initiating structure dan
consideration. Sedangkan bauran perilaku terdiri dari: laissez-faire, transactional
passive management by exception, active management by exception, contigent
reward, dan transformational.
Pada laissez-faire, tindakan penting tertunda, tanggung jawab diabaikan, dan
kekuasaan serta pengaruh tidak dimanfaatkan. Pada gaya passive management by
exception, pemimpin menunggu sampai terjadi kesalahan, dan kemudian melakukan
tindakan koreksi yang diperlukan. Pemimpin tidak melakukan tindakan sampai
diterima keluhan. Pada gaya active management by exception, pemimpin mengatur
memonitor kesalahan secara aktif dan melakukan tindakan koreksi apabila diperlukan.
Pemimpin mengarahkan perhatianya pada kegagalan untuk mencapai standar.
Contigent reward menunjukan kepemimpinan transaksional yang lebih aktif dan
efektif dimana pemimpin mendapat persetujuan pengikut tentang apa yang harus
dilakukan dengan menggunakan janji atau aktual reward sebagai tukaran kecukupan
kinerja. Pemimpin membuat jelas apa yang dapat diharapkan untuk diterima
seseorang apabila tujuan kinerja tercapai. Transactional leadership merupakan
pendekatan yang paling aktif dan efektif , dan secara universal diusahan diseluruh
budaya (Wibowo, 2013: 292-293)
Peter Drucker memberikan Sembilan pedoman untuk memperbaiki efektivitas
kepemimpinan (Kreitner dan Kinicki, 2010, Wibowo, 2013: 294):
1. Pertimbangkan apa yang perlu dilakukan.
2. Pertimbangkan apa yang baik untuk dilakukan untuk kesejahteraan perusahaan
atau organisasi.

7
3. Kembangkan Rencana Tindak dengan merinci hasil yang diharapkan,
kemungkinan mengendalikan, revisi masa depan, dan implikasi tentang
bagaimana seseorang menggunakan waktunya.
4. Mengambil tanggung jawab atas keputusan.
5. Mengambil tanggung jawab untuk mengomunikasikan Rencana Tindak dan
memberi orang infomasi yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
6. Mengfokuskan pada peluang dari pada masalah. Jangan menaruh masalah di
bawah karpet, dan memperlakukan perubahan sebagai peluang dari pada sebagai
tantangan.
7. Menjalankan pertemuan yang produktif. Tipe pertemuan yang berbeda
membutuhkan persiapan yang berbeda dan hasil yang berbeda, persiapkan sesuai
dengan kebutuhan.
8. Berfikir dan katakana “kami” dari pada “saya”. Pertimbangkan keperluan dan
peluang organisasi sebelum berfikir peluang dan kebutuhan sendiri.
9. Dengarkan terlebih dahulu, baru kemudian berbicara.

C. KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DI DALAM KELOMPOK DAN


ORGANISASI
Kepemimpinan berlangsung dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Kepemimpinan sebagai suatu proses dapat berlangsung didalam dan di luar suatu
organisasi. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena
berlangsung di lingkungan suatu organisasi sebagai sistem kerjasama sejumlah
manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat dinamis pula.
Semua orang mungkin saja bisa menjadi pemimpin, tetapi tidak semuanya bisa
menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa tanda yang bisa dilihat apakah
seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik dan amanah. Seorang pemimpin tentu
saja memikul tanggung jawab yang berat. jika ia gagal menjadi seorang pemimpin
yang baik, maka dampaknya bisa menjadi sangat burukbagi orang-orang yang
dipimpinnya. jika ia tidak mampu memimpin, tentu saja hal ini akan berdampak pada
kemajuan dan kelanggengan sebuah perusahaan.
Kepemimpinan yang efektif dalam organisasi dapat membawa banyak
manfaat, seperti meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas
Berikut adalah beberapa ciri kepemimpinan efektif dalam organisasi:

8
1. Seorang pemimpin yang efektif memiliki visi yang jelas dan mampu
mewujudkannya ke dalam kenyataan
2. Kemampuan untuk mempengaruhi dan menginspirasi : Seorang
pemimpin yang efektif mampu mempengaruhi dan menginspirasi
anggotanya untuk mencapai tujuan bersama
3. Kemampuan untuk beradaptasi : Seorang pemimpin yang efektif harus
mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan
organisasi
4. Kemampuan untuk membangun hubungan yang baik : Seorang
pemimpin yang efektif harus mampu membangun hubungan yang baik
dengan anggota keluarganya dan menghargai mereka
Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin harus
memiliki sifat-sifat yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan organisasi. Ada
lima sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, di antaranya adalah memiliki
kecerdasan emosional yang tinggi dan mampu memahami perasaan dalam diri setiap
pekerjanya, serta memungkinkan para anggotanya untuk bertindak dengan
memberikan akses
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu
menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan usaha dan iklim yang koperatif
dalam kehidupan organisasional (Siagaan, 1991: 20) Kepemimpinan itu dapat
dikatakan berhasil apabila yang dipengaruhi melakukan apa yang dikehendaki oleh
yang mempengaruhi (pemimpin). Meskipun kepemimpinan itu berhasil tetapi belum
tentu efektif karena kepemimpinan dikatakan efektif apabila orang yang dipengaruhi
itu melaksanakanya dengan sukarela dan dapat menerima pengaruhnya itu dengan
senang hati, bukan terpaksa (Sigit, 2003 : 117). Menurut Chris Chittenden dari Gaia
Consulting Group Pty Ltd bahwa kepemimpinan efektif adalah mampu menempatkan
orang-orang sehingga mereka tidak bekerja menurut kehendaknya masing-masing
(Rivai, 2004: 67).
Efektif tidaknya kepemimpinan atasan tergantung pada derajat ketepatan
pengenalan bawahan oleh atasan. Apabila tepat maka kepemimpinanya akan efektif.
Dalam kepemimpinan yang efektif bahwa kepercayaan didasari oleh penilaian dari
sebagian tindakan. Mereka memaknai apa yang dikatakan dan dilakukan pemimpin.
Pemimpin kompeten terhadap apa yang dilakukanya, dapat dipercaya, memahami
siklus suatu janji jelas dalam permintaan dan penawaranya, mangizinkan adanya

9
negosiasi, yang berarti menentukan prioritas organisasi kemudian mengelola janjinya
dengan efektif (Rivai, 2004: 70).
Karena itulah, sebuah gaya kepemimpinan yang tepat sangat perlu dimiliki
oleh seorang atasan. berikut beberapa tanda atau cirri pemimpin yang baik dan sukses

1. berani dan penuh percaya diri Agar seorang atasan memiliki cahaya yang terang,
ia harus memiliki keberanian untuk melakukan sebuah tantangan besar. Saat akan
mengambil sebuah tantangan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko
dan harus terus berjalan, tak peduli yang dikatakan orang lain. Di sini karakter
yang kuat sangat diperlukan oleh seorang pemimpin. Ia harus memiliki
kepercayaan diri yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah sesuatu
yang benar dan akan mendatangkan sebuah keuntungan bagi perusahaan. Inti dari
gaya kepemimpinan ini ialah, jangan pernah takut mengambil risiko dan jangan
pernah takut melakukan kesalahan. Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya
atasan melakukan evaluasi, hal penting dan menantang apa yang bisa
dilakukannya. Selain itu, setiap hari selama satu minggu, buatlah tiga sampai lima
hal tentang gaya kepemimpinan yang efektif jika diterapkan, kemudian terapkan
gaya tersebut pada minggu berikutnya

2. Mempertajam kekuatan, Seorang ahli di bidang emotional intelligence, Daniel


Goleman, melakukan penelitian terhadap gaya kepemimpinan di 500 perusahaan
dan menemukan beberapa tipe kepemimpinan yang menonjol, misalnya melihat
jauh ke depan (visionary), demokratis, dan senang melatih. Nah, carilah keahlian
atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya kepemimpinan Anda.
Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas Anda. Gaya tersebut
juga akan menjadi kekuatan yang akan mengantarkan Anda pada kesuksesan di
dunia karier.

3. Padukan beberapa gaya kepemimpinan, Meski memiliki ciri khas gaya


kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin juga bisa memadukan beberapa
gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya. Dalam penelitiannya, Goleman juga
menegaskan bahwa para pemimpin yang sukses umumnya memadukan beberapa
gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu gaya saja tidak pernah cukup
mengatasi masalah yang banyak. Jika misalnya seorang atasan pria harus banyak

10
berinteraksi dengan karyawan yang kebanyakan perempuan atau sebaliknya,
gunakan pendekatan dengan gaya kepemimpinan yang lembut dan penuh
perhatian. Tapi di saat tertentu, gunakan gaya kepemimpinan maskulin yang
tegas. Untuk bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat,
identifikasi wilayah dan karyawan yang ada di bawah atasan, kemudian carilah
gaya kepemimpinan yang tepat untuk dipadukan dengan gaya kepemimpinan
yang menjadi ciri khasnya. Setelah itu, lihat hasilnya dan lakukan evaluasi jika
hasilnya belum maksimal.

4. Ciptakan tujuan Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus
bisa mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai oleh timnya.
Dengan mengomunikasikan, ini akan membuat bawahan merasa terpacu untuk
mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga bisa melihat bahwa pemimpin
ini bisa membimbing anak buahnya. Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang
tepat, pelajarilah semua hal yang terjadi di luar perusahaan. Setelah itu, tentukan
tujuan, bangun kerja tim, dan gerakkan mereka semua untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

5. Pemberi semangat Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa
memberikan semangat dan mampu memotivasi karyawannya. Pemimpin haruslah
bisa menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat karyawannya menemui
halangan. Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap karyawannya
hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Karena
itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya pada dirinya
sendiri, "apa yang bisa saya berikan pada tim saya hari ini?"

6. Seimbang, Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya.


Selain itu, ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.

7. Menjadi diri sendiri Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena
itulah, jadilah pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha
untuk menjadi orang lain yang bukan diri Anda.
Beberapa orang berpendapat bahwa seorang pemimpin yang efektif dapat
menyebabkan pengikutnya secara tidak sadar dengan kemampuan dirinya berkorban
demi organisasi. Definisi yang lebih baik dari pemimpin efektif mengerjakan dengan

11
menghargai bawahannya dengan kemampuan diri mereka dalam mencapai visi yang
telah diformulasikan dan bekerja untuk mewujudkannya. Terdapat beberapa hal
bagaimana pemimpin memotivasi bawahan yaitu:
1. Meyakinkan bawahan bahwa visi organisasi (dan peran bawahan dalam hal ini)
penting dan dapat dicapai.
2. Menantang bawahan dengan tujuan, proyek, tugas, dan tanggung jawab dengan
memperhitungkan perasaan diri bawahan akan sukses, prestasi, dan kecakapan.
3. Memberikan penghargaan kepada bawahan yang berkinerja baik dengan
penghargaan, uang, dan promosi. Kepemimpinan berbeda dengan manajemen.
Kunci dari kepemimpinan adalah membangun visi dasar (tujuan, misi, agenda)
suatu organisasi. Sedangkan kunci manager adalah mengimplementasikan visi.
Manager dan bawahan bertindak dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan
akhir.
Sifat pemimpin harus dikembangkan sendiri karena sifat seseorang berbeda
satu sama lain. Kepribadian ikut mempengaruhi sifat dan perilaku kepemimpinan
seseorang. Seorang pemimpin yang harus memiliki sifat-sifat (traits) pemimpin
seperti:

1. Kejujuran / Integritas atau Honesty / Integrity.

2. Kepercayaan diri/ Self-Confidence

3. Originality/Creativity

4. Flexibility/Adaptability

5. Charisma
Pemimpin harus senantiasa meningkatkan kemampuan, mengembangkan
potensi anak buah. Sebagai pedoman bagi pemimpin adalah "perlakukan orang lain
sebagaimana Anda ingin diperlakukan". Dengan cara itu seorang pemimpin berusaha
mempraktikkan keterampilan, mencari peluang, dan memandang suatu keadaan dari
sudut pandang orang lain atau tenggang rasa.
Merujuk pada pendapat Geofrey G. Meredith, kualitas pemimpin dapat diukur
dengan memperhatikan sejumlah hal berikut:

12
1. Yakinkan bahwa dirinya seorang pemimpin.

2. Banyak orang yang mencari bapak untuk minta dipimpin atau bertanya.

3. Kembangkan dan terapkan ide-ide baru

4. Mainkan peranan aktif dalam kehidupan masyarakat

5. Tingkatkan kekuasaan dan hilangkan kelemahan.

6. Tingkatkan program dan rencana tentang kepemimpinan.

7. Belajarlah dari kesalahan terdahulu.

8. Berorientasilah kepada hasil dan selesaikan sesuatu yang telah dimulai.

9. Gunakan kekuatan sebagai pemimpin untuk membantu orang lain

10. Yakinkan orang lain tentang kemampuan

11. Dengarkan masukan, saran, dan nasihat atau kritik sekalipun, dan

12. Lakukan perubahan ke arah kemajuan

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi


atau mendapatkan pengikut atau kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya.

Menurut Reddin (1970) dalam Munandar (2010: 197) Efektivitas


kepemimpinan bukan hanya ditentukan oleh pemimpin, melainkan ditentukan pula oleh
bawahan, atasan, jenis pekerjaan, teknologi yang digunakan, dan lingkungan fisik
Seorang pemimpin yang efektif harus mempunyai keberanian untuk mengambil
keputusan dan memikul tanggung jawab atas akibat dan resiko yang timbul sebagai
konsekuensi daripada keputusan yang diambilnya. Tentunya dalam mengambil
keputusan. Seorang pemimpin harus punya pengetahuan, keterampilan, informasi yang
mendalam dalam proses menyaring satu keputusan yang tepat. Disamping itu, seorang

14
pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dapat mempengaruhi dan mengarahkan
segala tingkah laku dari bawahan sedemikian rupa sehingga segala tingkah laku
bawahan sesuai dengan keinginan pimpinan yang bersangkutan. Untuk itu seorang
pemimpin setidaknya harus memiliki kriteria- kriteria tertentu, misalnya kemampuan
bisa "perceptive" dan objektif.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya

DAFTAR PUSTAKA

.
Locke, Edwin , Shelley Kirkpatrick, Jill K. Wheeler, Jodi Schneider, Kathryn Niles, Harold Goldstein,
Kurt Welsh, Dong-Ok Chah [1991]. The Essence of Leadership, The Four Keys to Leading
Successfully. New York: Lexington Books. Mesiono. [2010]. Manajemen Organisasi.
Bandung: Citapustaka
Hadari Nawawi & Martini Hadari, M. 2006. Kepemimpinan yang Eektif. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Dubrin, Andrew J. 2009. Leadership (Edisi Kedua). Jakarta: Prenada Media Group.

Syakur Chaniago, Nasrul. [2011]. Manajemen Organisasi. Bandung: Citapustaka.


Umam, Khaerul. [2012]. Manajemen Organisasi. Bandung:Pustaka Setia.
Yukl, Gary A (1989), Leadership in Organizations, 2nd editon, Englewood Cliffs, Prentice-

Hall.

Yukl, Gary A (1989), “Managerial Leadership: A Review of Theory and Research,” Journal
of Management, 14, 251-289

15
16

Anda mungkin juga menyukai