Anda di halaman 1dari 24

Kepemimpinan dalam kelompok menjadi hal yang sangat strategis untuk diperhatikan pada

usaha pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan kelompok. Kepemimpinan kelompok


merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi anggota kelompoknya untuk
bertingkah laku seperti yang dikehendaki oleh pemimpin dalam mencapai tujuan kelompok
secara bersama. Dalam kelompok selalu ada pemimpin yang dapat menampilkan berbagai
peranan, khususnya dalam mengerakkan anggota agar melakukan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan kelompok. Alasan lain pentingnya kepemimpinan dalam kelompok adalah
pada berbagai kondisi masyarakat desa, maupun masyarakat kota yang satu dengan lain sangat
berbeda karakteristiknya serta cara mencapai tujuan dari kelompok itu sendiri.Kelompok
merupakan suatu sistem. Sebagai sistem dalam kelompok ada beberapa komponen yang
tersusun dalam suatu struktur yang teratur. Struktur kelompok mengacu kepada bagaimana
susunan kelompok itu, yang meliputi : jenis kelompok, tujuan kelompok, peranan anggota
kelompok, pemimpin kelompok, aturan-aturan dasar kelompok, pokok-pokok pembicaraan
yang akan didiskusikan dalam kelompok (Romlah, 1989:41). Jadi pemimpin kelompok
merupakan komponen yang penting dalam suatu kelompok.

Pemimpin dan kelompok sangat erat kaitannya. Pemimpin sangat berhubungan dengan
aktivitas kelompok (Gardner,1990:80). Sudah ratusan riset yang dilakukan untuk
mengidentifikasi personal atau profesional yang berkenaan dengan kepemimpinan (Johnson &
Johnson,1991; Napier & Gershenfels,1989). Meskipun beberapa karakteristiknya berkaitan
dengan kepemimpinan kelompok (misalnya kepedulian,keterbukaan, kekuatan, kesadaran,
keramahan, fleksibelitas, dan sensitivitas) telah ditunjukkan, namun masih banyak dimensi yang
tidak diketahui. Buktinya, kepemimpinan barangkali "salah satu fenomena yang paling sering
diobservasi dan sedikit dipahami di bumi ini" (Burns,1978:2). Namun demikian, peran seorang
pemimpin itu penting bagi keseluruhan fungsi kelompok.Sebuah kelompok merupakan
cerminan pemimpinannya.Sebuah kelompok menggambarkan definisi dari pemimpinnya.
Hanya akan ada hasil yang bagus sesuai pemimpinnya, hasil yang bagus sesuai keterampilannya
dan hasil yang bagus sesuai diri pemimpin itu sendiri (Bates, Johnson & Blaker,19
Kualifikasi Pemimpin Kelompok yang Efektif

Untuk dapat menjadi pemimpin kelompok yang efektif diperlukan syarat-syarat tertentu yang
mencangkup syarat kepribadian dan ketrampilan-ketrampilan tertentu.

Ciri- ciri Kepribadian Pemimpin Kelompok yang efektif

Keberanian

Keberanian merupakan ciri-ciri pribadi yang terpenting dalam pemimpin kelompok yang efektif.
Pemimpin menunjukan keberanian dalam kesediaanya untuk mengorbankan waktu, mengakui
kesalahan dan kekurangan, secara terus menerus melakukan penilaian terhadap diri sendiri,
terus terang dan jujur terhadap anggota kelompok dan menyatakan kekhawatiran dan harapan-
harapannya mengenai proses kelompok. Pemimpin tidak boleh memanfaatkan perannya untuk
melindungi dirinya sendiri, harus bertindak jujur dan terus terang.

Dapat dijadikan contoh


Menjadi contoh merupakan salahsatu perilaku terbaik. Perilaku pemimpin kelompok
mempengaruhi anggota. Melalui perilaku dan sikap-sikapnya pemimpin dapat menciptakan
norma-norma kelompok, misalnya keterbukaan, kesungguhan dalam mencapai tujuan, mau
menerima orang lain dan mau menanggung resiko.

Kehadiran

Kehadiran ini tidak hanya secara fisik, tetapi kehadiran secara emosional. Kehadiran secara
emosional berarti berarti ikut merasakan kepedihan, perjuangan dan kegembiraan anggota.
Dengan keterlibatan emosional secara penuh dengan kelompok pemimpin akan lebih mampu
mengasihi dan bersikap empati terhadap para anggotanya.

Menghagai dan Memperdulikan

Pemimpin kelompok tidak dibenarkan untuk memanfaatkan kelompok untuk mencapai tujuan-
tujuan pribadi atau mengekploitasi anggota untuk menaikan harga dirinya. Perilaku
mempedulikan meliputi menghargai, mempercayai, dan membuat orang lain berarti.

Keterbukaan

Agar efektif, pemimpin kelompok harus terbuka terhadap diri sendiri, terbuka pada anggota
lain. Keterbukaan dari pemimpin akan mendorong semangat keterbukaan dalam kelompok
yang membuat para anggota lebih terbuka dalam menyatakan perasaan-perasaandan
pandangan-pandangannya, dan hal ini akan membuat proses kelompok menjadi lebih lancar.

Tidak Mempertahankan Diri dalam mengahadapi serangan

Pemimpin kelompok harus mengahadapi kritik dengan hati terbuka. Pemimpin kelompok yang
mudah panik, yang merasa tidak aman, yang terlalu peka terhadap balikan yang negative, dan
terlalu tergantung terhadap balikan yang negative, dan yang terlalu tergantung pada
persetujuan kelompok akan menghadapi kesukaran dalam melaksanakan fungsi
kepemimpinannya.

Kesadaran Diri

Seorang pemimpin kelompok yang mempunyai pengertian terbatas tentang dirinya, tidak
mungkin dapat menumbuhkan kesadaran diri pada klien-kliennya. Oleh karena itu pemimpin
kelompok harus berusaha meningkatkan kesadaran dirinya termasuk kebutuhan-kebutuhannya
dan dorongan-dorongannya, dan menggunakan interaksinya dengan kelompok.

Rasa Humor
Kelompok membutuhkan lelucon untuk membuat suasana segar dan untuk mengurangi
ketegangan. Pemimpin yang dapat menikmati humor dan menggunakan secara efektif dalam
proses kelompok berarti telah membuat bantuan yang tak ternilai pada kelompok.

Ketrampilan- ketrampilan Pemimpin Kelompok

a. Kemampuan mendengarkan secara aktif

b. Kemampuan untuk merefleksi

c. Kemampuan mengklarifikasi

d. Kemampuan merangkum

e. Kemampuan untuk menjadi fasilitator

f. Kemampuan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan anggota

g. Kemampuan menafsirkan

h. Kemampuan bertanya

i. Kemampuan menarik hubungan

j. Kemampuan untuk mengkonfrontasikan sesuatu

k. Kemampuan memberi dukungan

l. Kemampuan untuk menghalangi

m. Kemampuan untuk mendiagnosis

n. Kemampuan menguji kenyataan

o. Kemampuan untuk menilai

p. Kemampuan untuk mengakhiri kelompok

Kualitikasi pemimpin kelompok

Pemimpin kelompok yang bertanggung jawab untuk melihat apakah kelompok mempersoalkan
cara yang jujur dan etis dan bahwa sejauh mungkin secara manusiawi, anggota kelompok
memperoleh sebanyak yang mereka mampu.
- Kerahasiaan merupakan hal pokok yang paling penting dalam pelaksanaan layanan. Ini bukan
hanya konselor harus memelihara kerahasiaan tentang apa yang terjadi dalam konseling
kelompok, melainkan konselor sebagai pemimpin harus menekankan kepada semua peserta
pentingnya pemeliharaan kerahasiaan itu.Anggota kelompok memailiki hak atas kerahasiaan.
Denga ini anggota memiliki hak untuk menyatakan perasaan, pikiran, dan informasi yang
pribadi kepada pemimpin.

- Hubungan pribadi antar anggota dilakukan oleh pemimpin kelompok dengan keyakinan ada
keharusan mutlak pada peraturan yang menyatakan bahwa anggota tidak boleh berhubungan
satu sama lain diluar kelompok.

- Nilai-nilai pemimpin, nilai pribadi dari pemimpin dalam kelompok tidak boleh disisipkan pada
anggota karena pemimpin kelompok hendaknya sadar tentang kebutuhan anggota kelompok
dan melakukan konseling bagi diri sendiri jika mereka merasa kebutuhan atau nilai-nilai
mereka sedang bercampur dengan keefektifan kepemimpinan mereka. Pemimpin harus
berhati-hati tentang penyuaraan nnilai-nilainya pada persoalan seperti agama, perceraian,
aborsi, dan lain-lain kepada kelompok.

Peranan Pemimpin Kelompok

Secara umum Johnson dan Johnson (1987) mengkategorikan peranan pemimpin kelompok
dalam dua fungsi, yaitu peranan yang berkalitan dengan tugas-tugas kelompok (task functions)
dan peranan yang berkaitan dengan pemeliharaan suasana kelompok (maintenance functions).
Masing-masing fungsi tersebut mencakup perilaku-perilaku tertentu.

Task Functions
Task Functions adalah peranan pemimpin untuk membantu kelompok memilih dan
merumuskan tujuan-tujuan bersama kelompok, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Untuk dapat melaksanakan tugas itu Johnson dan Johnson (1987)
mengemukakan bahwa pemimpin kelompok harus dapat berfungsi sbb :

Pemberi Informasi dan Pendapat

Memberikan fakta, ide-ide, pendapat, saran, dan informasi yang ada hubungannya untuk
membantu kelompok.

Pemulai

Mengusulkan tujuan-tujuan dan tugas-tugas kelompok untuk memulai kegiatan kelompok.

Pemberi Arah dan Pembagi Peranan

Membuat rencana-rencana mengenai cara-cara memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas


kelompok yang harus dilakukan.

Peringkas

Menggabungkan ide-ide yang berhubungan dan menyimpulkan serta meringkas pokok-pokok


materi yang didiskusikan.

Menjadi Koordinator

Menunjukan hubungan antara berbagai ide yang masuk dan menyimpulkan s9erta menciptakan
kegiatan-kegiatan yang harmonis dari berbagai subkelompok dan anggota.

Pembuat Diagnosis

Mencari sumber-sumber kesulitan yang dialami kelompok yang menghambat dalam mencapai
tujuan-tujuannya.

Pemberi Semangat

Mendorong tercapainya kualitas kerja kelompok yang tinggi.

Penguji Kenyataan
Menilai beberapa alternative pemecahan masalah, dan menterapkannya pada situasi nyata
untuk melihat apakah hal itu dapat dilaksanakan.

Peranan-peranan tersebut memusatkan pada aspek-aspek pemecahan masalah secra cermat


untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok.

Maintenance Functions

Maintenance Functios adalah peranan pemimpin untuk memelihara kelompok dengan


memelihara hubungan-hubungan pribadi para anggota kelompok. Untuk melaksanakan fungsi
tersebut pemimpin kelompok harus dapat menjalankan peran-peran sebagai berikut :

Pendorong Partisipasi

Mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi, menghargai sumbangan-sumbangan pendapat,


menunjukan sikap menerima, terbuka terhadap ide-ide anggota lain, ramah, dan responsive
terhadap anggota kelompok.

Penyelarasan dan Pendamai

Mendorong anggota kelompok untuk menganalisis secara konstruktif terhadap perbedaan-


perbedaan pendapat mereka, mencari mufakat terhadap hal-hal yang tidak disetujui.

Pengendor Tekanan

Menghilangkan tekanan-tekanan dan membuat suasana segar dalam kelompok dengan


membuat lelucon, memberikan waktu istirahat dll.

Penolong Komunikasi

Menunjukan ketrampilan-ketrampilan komunikasi yang baik, dan merasa yakin bahwa setiap
anggota memahami apa yang dikatakan anggota lain.

Penilai Suasana

Menanyakan perasaan-perasaan anggota menegenai cara kerja kelompok dan hubungannya


dengan anggota lain dan mengungkapkan perasaannya sendiri.

Pengamat Proses

Menilai efektifitas kerja kelompok.

Perumus Kriteria
Mengemukakan kriteria dan tujuan-tujuan kelompok untuk membuat anggota kelompok sadar
terhadap tujuan kegiatan dan kemajuan yang ingin dicapai.

Pendengar yang aktif

Mendengarkan dan melayani dengan penuh perhatian , dapat menerima pendapat, dan
membicarakan dengan kelompok bila terjadi ketidaksepakatan.

Pembangun Kepercayaan

Menerima dan mendukung keterbukaan angota-anggota lain, dan mendorong anggota untuk
mengambil resiko dan mengemukakan pendapat.

Pemecahan Masalah Antarpribadi

Mengadakan diskusi terbuka untuk membicarakan pertentangan-pertentangan antar anggota


kelompok dan memecahkannya serta meningkatkan kebersamaan.

Stanford, menemukan empat macam fungsi pokok kepemimpinan:

1. Memberi dorongan emosional (emotional stimulation).

2. Mempeduliksn (caring).

3. Memberikan pengertian (meaning attribution).

4. Fungsi eksekutif (executive function).

Johnson dan Johnson secara umum mengatagorikan peranan pemimpin kelompok dalam
dua fungsi yaitu; peranan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas kelompok (task
function), dan peranan yang berkaitan dengan pemeliaharaan (maintenance function).

Task Function adalah peranan pemimpin kelompok untuk membantu kelompok memilih dan
merumuskan tujuan tujuan bersama kelompok, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
pencapaian tujuan tujuan itu.

Maintenance Function adalah peranan pemimpin kelompok untuk memelihara suasana


kelompok dengan memelihara hubungan-hubungan pribadi para anggota kelompok.

Peranan Kepemimpinan
Tiap organisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia menyadari bahwa masalah yang
utama adalah masalah kepemimpinan. Kepada masalah ini perhatian belum cukup dicurahkan.
Kita melihat perkembangan dari kepemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah.
Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman, intuisi dan
kecakapan praktis. Kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai
anugrah Tuhan. Karena itu dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang
sebagai syarat suksesnya seorang pemimpinDalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu
dipandang sebagai suatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang.
Maka di adakanlah suatu analisa tentang unsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan
kepada kita, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif
dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru ini membawa perubahan besar. Cara bekerja
dan sikap seorang pemimpin dipelajari. Cara melatih pemimpin dapat diubah. Konsepsi baru
tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang
pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang membuat rencan, berfikir
dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang
lain, kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan
koordinator bagi kelompoknya. Fungsinya yang utama ialah membantu kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja secara lebih efisien. Dalam peranannya sebagai pelatih seorang
pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas

1. Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik

Kalau ia memandang dirinya sebagai supervisor dan mulai “merajai” anggotaanggota yang lain,
maka ia akan menciptakan suasana bersaing, bermusuhan, formilformilan, menjauhkan diri,
melontarkan kritik dan salah-menyalahkan. Sebaliknya seorang pemimpin yang menganggap
dirinya sebagai seorang yang mengharapkan kerjasama, dengan memiliki fungsi yang khusus,
dengan sikap yang didasarkan atas penghargaan terhadap nilai integritas, akan berhasil untu
menciptakan suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan. Sikap demikian
akan menumbuhkan iklim dimana kelompok akan mencapai kepribadian kelompok yang
dewasa dan demokratis dengan pembagian tanggung jawab yang seimbang.

2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri


Ia bertanggung jawab dan ikut serta dalam memberikan perangsang dan bantuan kepada
kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuannya. Ia berusaha agar para anggota
bekerjasama, baik dalam perencanaan, maupun dalam pelaksanaannya dengan menetapkan
tugas kelompok dan kewajiban tiap-tiap anggota.
3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur kerja
Efisiensi kerja memerlukan prosedur yang tepat. Prosedur dengan sidang paripurna seringkali
dirasakan kaku dalam iklim yang demokratis. Karena itu pemimpin harus membantu kelompok
dalam menganalisa situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis
dan efektif. Dalam suatu kesempatan prosedur diskusi dengan menerima secara aklimasi
memang merupakan suatu jalan yang baik. Dalam situasi yang lain pembagian dalam panitia-
panitia adhoc mungkin dirasakan lebih produktif. Seorang pemimpin harus dapat dipandang
sebagai “ahli prosedur”.

4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama dengan kelompok


Meskipun pemimpin bebas untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan saran, ia
hendaknya jangan membiasakan untuk mengambil keputusan bagi orang-orang lain. Ia harus
menyadari bahwa kelompok mempunyai hak untuk berbuat salah dan bahwa kelompok hanya
akan menjadi dewasa dengan belajar memikul tanggung jawab untuk hal-hal yang telah
diputuskan.

5. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman.


Yang perlu diperhatikan bukan saja apa yang dilakukan melainkan juga bagaimana sesuatu hal
dikerjakan oleh kelompok atau perorangan. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk
melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan kemudian berani
menilai hasilnya secara jujr dan objektif

Peran Pimpinan Dalam Kelompok

Kelompok dapat didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu
sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku dan atau kinerja (performance) seseorang
dipengaruhi oleh perilaku/kinerja anggota yang lain. Kehidupan kelompok tercermin dari
individu yang ada di dalamnya, jika individu mampu beraktualisasi secara baik sesuai dengan
kesepakatan, maka kelompok akan dapat berkembang denga baik. Individu-individu terdorong
untuk membentuk sebuah kelompok biasanya disebabkan oleh beberapa hal:

a. Status dan harga diri


b. Kesamaan visi dan emosional

c. Afiliasi dan interaksi sosial

d. Pendapatan dan penghasilan

e. Perlindungan dan Keamanan

f. Pencapaian tujuan tertentu

Individu dapat memperoleh beberapa manfaat ketika masuk dalam sebuah kelompok,
misalnya status, keamanan maupun kebutuhan tertentu. Dengan demikian seorang pemimpin
perlu memahami alasan masing-masing individu ketika masuk dalam kelompok, sehingga
dapat mempermudah prediksi dan alternatif langkah dalam mengendalikan anggota. Pada
dasarnya kelompok dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu kelompok formal dan kelompok
informal. Kelompok formal merupakan kelompok yang terbentuk berdasarkan ketentuan
organisasi, baik dalam bentuk struktur organisasi maupun pembagian kerja kelompok.
Sementara kelompok informal terbentuk bukan atas dasar ketentuan organisasi, melainkan
terbentuk secara alamiahmelalui interaksi antar individu.

Terbentuknya kelompok merupakan rangkaian proses dinamis yang meliputi beberapa tahap

a. Forming (pembentukan)
Merupakan tahap awal dimana keadaan ketidakpastian tujuan, struktur, dan kepemimpinan
kelompok dihadapi.
b. Storming (merebut hati)

Tahap ini dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok dan berakhir ketika didapatkan hirarki
kepemimpinan yang relatif jelas di dalam kelompok.

c. Norming (pengaturan norma)

Menggambarkan adanya perkembangan hubungan, dan kelompok menunjukkan adanya


kohesi (kepaduan).

d. Performing (melaksanakan)

Tahap ini menunjukkan fungsi kelompok berjalan dan diterima oleh anggota. Kelompok sudah
saling mengenal dan mengerti pelaksanaan tugas yang ada.

e. Adjourning (pengakhiran)
Merupaka fase terakhir yang bersifat temporer, di dalamnya tidak lagi berkenaan dengan
pelaksanaan tugas-tugas, tetapi dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.
7

Fungsi kepemimpinan

Pendakatanperilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin.aspek pertama


pendekatan prilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin
dalam kelompoknya agar kelompoknya dapat berjalan dengan efektif, seseorang harus
melaksanakan dua fungsi utama :

Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task releated) atau pemecahan masalah.

Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenence) atau sosial.

Fungsi pertama menyangkut pemberian sara penyelesaian , informasi dan pendapat. Fungsi
kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok dapat berjlan lebih lancar –
persetujuan dengan kelompok lain, penegahan pendapat, dan sebagainya.

Stoner, mengatakan bahwa fungsi kepemimpinanadalah agar seseorang beroperasi


secara efektif kelompok memerlukan seseorang untuk melakukan dua hal fungsi utama, yaitu :

Berhubungan dengan tugas atau memecahkan masalah.

Memlihara kelompok atau sosial.

Hicks & gullet, membagi delapan fungsi kepemimpinan yaiu:

Pemimpin sebagai penengah

Pemimpin sebagai penganjur

Pemimpin sebagai pemenuhan tujuan

Pemimpin sebagai katalisator

Pemimpin sebagai pemberi jaminan

Pemimpin sebagai yang mewakili


Pemimpin sebagai pembangkit semangat, dan pemimpin sebagai pemuji

Fungsi kepemimpinan menurut Siagian yaitu:

Pemimpin sebagai penentu arah, yaitu setiap birokrasi, baik dibidang kenegaraan, keniagaan,
politiik, sosial dan birokrasi kemayrakatan ainnya, diciptakan atau dibentuk sebagai wahana
untuk mencapai tujuan tertentu, baik sifatnya jangka panjang, jangka pendek yang tidak
mungkin tercapai apabila tidak diusahakan dicapai oleh anggotanya yang bertindak sendiri-
sendiri, tanpa ditentukan arah oleh pimpinan

Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara birokrasi, yaitu dalam rangka pencapaian tujuan, tidak
ada birokrasi yang bergerak dalam suasana terisolasi. Artinya, tidak ada birokrasi yang akan
mampu mencapai tujuannya tanpa memlihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak
diluar birokrasi itu sendir, yaitu pihak stakeholder.

Pemimpin sebagai komunikator, yaitu pemeliharan baik keluar maupun ke dalam dilaksanakn
dalam proses komunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Pemimpin sebagai mediator,sebagai penengah dalam suatu konflik yang mungkin terjadi
didalam birokrasi itu sendiri.

Pemimpin sebagai integrator, yaotu merupakan kenyataan kehidupan birokrasi bahwa


timbulnya kecenderungan beorfikir dan bertindak bekotak-kotak dikalangan para anggota
birokrasi dapat diakibatkan oleh sikap positif, ataupun sikap negatif.

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, maka fungsi lain kepemimpinan birokrasi dapat dijelaskan
sebagai berikut.

Fungsi perintah, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat satu arah arah kepa yang
dipimpinnya.

Fungsi kosultatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah kepada yang dipimpinnya
meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak yang memimpin.

Fungsi partsipatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah kepada yang dipimpinnya,
tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif antara pemimpin dan yang
dipimpin. Dalam hal ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik
dalam keikutsertaan dalam mengambil keputusan maupun dalam melaksananakan keputusan.

Fungsi delegasi, yaitu fungsi pemimpin untuk mendelegasikan wewenang untuk membuat,
menetapkan, dan atau melaksanakna keputusan, baik melalui persetujuan mauun tanpa
persetujuan pimpina
Fungsi Kepemimpinan

Tugas pokok seorang pemimpin adalah mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk,


mendidik, dan membimbing disingkat Enam-M. Agar organisasi dapat mencapai tujuan,
anggota kelompok perlu mengikuti jejak pemimpinnya. Cara ini dapat dilaksanakan secara baik
jika seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri
sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaatnya antara lain:

a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan untuk pedoman
apa yang akan dilakukan.

b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusankeputusan yang diambil


berdasarkan fakta-fakta yang ada.

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai.

Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:

a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan
darurat, dan kegiatan yang bersifat rutinitas.

b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan
dalam kurun waktu jangka panjang. Bila dipandang penting, bias dilengkapi dengan prosedur
yang diperlukan.

Setiap rencana yang baik akan berisi:

a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami dengan cepat.
b. Penggunaan sumber daya Enam M (Man, Method, Machine, Material, Money, and Minute)
secara tepat.
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Fungsi Penetapan Visi


Seorang pemimpin yang senantiasa memiliki visi ke depan (visioner) berarti selalu waspada
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini memberikan jaminan bahwa
jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun di luar organisasi sehingga
mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi Pengembangan Loyalitas


Pengembangan loyalitas tidak saja di antara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat
rendah dan menengah dalam organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin
sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-
hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan
menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa melihat pelaksanaan


rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatanhambatan dapat segera ditemukan,
untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut acuan yang telah
ditetapkan dalam rencana.

5. Fungsi Pengambil Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh
sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan
ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum,
mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya. Dalam setiap pengambilan keputusan selalu
diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari:
a. Perasaan, firasat atau intuisi
b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional sistematis.
c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.Dalam pengambilan keputusan
seorang pemimpin dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut :
e. Keputusan-keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.
f. Keputusan-keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat
diserahkan kepada orang-orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan
menggunakan komputer.
g. Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab
masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
h. Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut
perhitungan-perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam
bidang yang akan diambil keputusannya.

i. Fungsi memberi motivasi Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap
anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi
anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang
dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima
kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.

Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak
buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan
organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu
menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat
semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.

Terdapat dua tipe kepemimpinan, yaitu:

1. Fungsi menjalankan tugas

Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi
ini adalah :
a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan-gagasan
baru, dan sebagainya.
b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta
mencari tambahan informasi yang diperlukan.

c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan pengalamannya
sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.
d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.
e. Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat mengembangkan
pengertian.
f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba mengusulkan
rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.

g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan
mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.

h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai keputusan-


keputusan yang akan dilaksanakan.
i. Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan mengukur
pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.

j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah selanjutnya yang


diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang
diharapkan.

2. Fungsi pemeliharaan

Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok
untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk
fungsi ini antara lain:

a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memujiorang lain
atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu
yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.
c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian keputusan
serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang bertentangan dengan
pedoman kelompok.
d. engikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai
pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.
e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk
mengkompirmasikan pemecahan masalah.l

https://dzot38.blogspot.com/2012/10/kepemimpinan-dalam-kelompok.html?m=1

Kata "memimpin" secara literal ternyata muncul pertama kali di Alkitab di Keluaran 15:21, "Dan
menyanyilah Miryam memimpin mereka: "Menyanyilah bagi TUHAN, sebab IA tinggi luhur;
kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke laut". Kesan langsung yang kita dapatkan dari
ayat tersebut adalah bahwa wanita dapat memimpin. Selain itu, umat Tuhan perlu dipimpin
dalam hal pujian penyembahan yang berfokus pada Tuhan dan perbuatan-perbuatan-Nya yang
ajaib di hidup mereka. Hal ini telah kita alami di gereja kita, yakni bahwa para pemimpin rohani
kita selama ini dengan setia memimpin kita kepada restorasi pondok Daud.

Memimpin adalah sebuah seni dan di saat yang bersamaan adalah sebuah skill (keahlian). Oleh
karena itu, kepemimpinan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan terus
menerus. Adapun konteks kehidupan kita saat ini adalah kehidupan yang sulit dan penuh
tantangan di tengah pandemi yang berkepanjangan. Namun, di saat seperti inilah banyak orang
membutuhkan pemimpin. Banyak orang sangat butuh dipimpin untuk bertahan di dalam krisis
ini bahkan dapat keluar sebagai seorang pemenang.

Mari kita melihat ada kualifikasi seorang pemimpin yang baik:

Tidak Pernah Menyerah

Kita harus menyadari bahwa pemimpin bukanlah seseorang yang tidak pernah gagal tetapi
adalah seseorang yang tidak pernah menyerah. Terkadang Tuhan mengijinkan kita mengalami
kegagalan untuk menunjukkan/memperlihatkan titik-titik kelemahan kita, sehingga kita dapat
interospeksi dan melangkah maju serta bertumbuh setiap hari. Kita belajar dari kesalahan,
kelalaian, kekhilafan, dan kegagalan di masa lalu. Tahukah Anda bahwa orang-orang di sekitar
Anda, bukan saja dapat diberkati melalui kisah-kisah keberhasilan Anda, tetapi juga melalui
kisah-kisah bangkitnya Anda dari kegagalan. Alkitab pun secara terbuka mengisahkan tokoh-
tokoh yang bergulat dengan segala jatuh bangunnya, tetapi mereka bangkit dan keluar sebagai
pemenang karena Tuhan.
Melayani bukan Dilayani

Tanamkan terus dalam diri Anda bahwa pemimpin itu hadir untuk melayani, bukan untuk
dilayani! Hal ini diteladankan dan disebutkan dalam Matius 20:28, "Sama seperti Anak Manusia
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang."

Salah satu teori kepemimpinan yang masih berkembang dan diminati oleh banyak orang hingga
saat ini adalah servanthood leadership. Sepanjang 20 tahun terakhir telah terdapat lebih dari
270 publikasi mengenai teori tersebut. Beberapa contoh sikap/perilaku seseorang dengan
seorang pemimpin berhati hamba adalah autentik (apa adanya/asli), membangun hubungan,
bertindak sesuai etika dan moral, dan sebagai mentor yang membawa para pengikut
mengalami transformasi. Ketika Anda bergabung dalam kelompok seperti cool (community of
love), dapatkah saudara melihat kualitas-kualitas tersebut dalam diri gembala cool saudara?
Sebenarnya suatu saat nanti, bahkan dapat dimulai dari sekarang, tiba giliran Anda
mempraktikkan servanthood leadership karena itulah yang telah diteladankan Yesus (Lihat Yoh
13: 15-17)

Berani Mendelegasikan dan Mempromosikan

Jangan ragu mendelegasikan dan mempersiapkan pemimpin berikutnya karena pemimpin yang
berhasil adalah pemimpin yang melahirkan/mencetak pemimpin yang baru. Sejatinya seorang
pemimpin adalah seorang yang membentuk hasil bukan menerima hasil. Ia mau dengan sabar
mencetak pemimpin berikutnya meski saat ini yang ia hadapi masih jauh dari harapan.
Beberapa orang bertanya-tanya mengapa Yesus melayani hanya 3.5 tahun karena sepertinya
3.5 tahun terlalu singkat. Alkitab memang tidak memberi jawaban yang eksplisit akan
pertanyaan itu, tetapi kita dapat menarik pembelajaran bahwa Yesus telah mempersiapkan
murid-murid-Nya dan berani mendelegasikan pelayanan serta pengurapan kepada murid-
murid-Nya seperti dalam Markus 6:7, "Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus
mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat," Selain itu dalam Perjanjian
Lama kita dapat menemukan Musa yang atas nasihat Yitro mendelegasikan pengambilan
keputusan kepada pemimpin-pemimpin dalam kelompok (Keluaran 18:13-27).

Kita yang telah menerima kasih karunia, hikmat, dan juga pengurapan dari Tuhan, mari kita
menjadi pemimpin yang baik. Teruslah menanam dan menyiram dengan setia, Tuhan pasti akan
menumbuhkan bahkan melipatgandakan apa yang telah kita investasikan ke hidup banyak
orang, yang dimulai dari keluarga kita, keluarga rohani dan gereja lokal kita, serta di market
place. Tuhan Yesus memberkati. (YW/DL)
Kesimpulan

Pemimpin kelompok memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam proses kelompok, tidak
terkecuali dalam konseling atau terapi kelompok. Setiap konseling atau terapi merupakan suatu
proses yang kompleks. Banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor konselor atau
terapis, metode yang digunakan, dan karakteristik klien yang dihadapinya. Oleh karena
peranan, fungsi, kepribadian dan keterampilan pemimpin adalah sentral dalam proses
terapeutik (penyembuhan), maka semua model teoritis mencurahkan banyak perhatiannya
pada pemimpin. Karena itu, pemimpin kelompok tentunya dilihat sebagai pribadi dan sebagai
profesional dalam proses kelompok.

Konselor sebagai pemimpin kelompok juga mempunyai tugas-tugas yang tidak ringan, jika
menginginkan dalam melaksanakan pekerjaan benar-benar profesional dan efektif.

Dari segi pribadi akan dilihat kepribadian dan watak atau karakter pemimpin kelompok dan dari
segi profesional akan dilihat keterampilan dari pemimpin kelompok itu sendiri.

Pemimpin juga bertindang dengan cara-cara tertentu didalam kelompok entah itu berorientasi
kepada hubungan, pendidikan maupun berorientasi kepada tugas atau pekerjaan.

Peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap
pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab
terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak
mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.

Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil
bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai
pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu
bentuk kepemimpinan, sehingga:

- Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang
tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada
deskriptif

- Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan
menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan
informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim,
mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya

- Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk


mengatasi masalah.

Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

proses dan gaya pengambilan keputusan.

1. Proses pengambilan keputusan

Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:

a. Identifikasi masalah

b. Mendefinisikan masalah

CMemformulasikan dan mengembangkan alternative


d. Implementasi keputusan

e. Evaluasi keputusan

Peran Kepemimpinan Dalam Membangun Tim

e. Mengadakan pertemuan-pertemuan membangun tim

f. Menggunakan jasa konsultan bila diperlukan.

Kepemimpinan didefinisikan sebagai proses untuk memberikan pengarahan dan pengaruh

pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa

tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai

tujuan akhir yang sama. Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:

a. Memperlihatkan gaya pribadi

b. Proaktif dalam sebagian hubungan

c. Mengilhami kerja tim

d. Memberikan dukungan timbal balik

e. Membuat orang terlibat dan terikat

f. Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi


g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara kontruktif

h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja

i. Mengakui prestasi anggota tim

j. Berusaha mempertahankan komitmen

k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim

Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuanbersama
sebuah kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan dari pembentukan tim di sini adalah
membangun pedoman umum dalam membentuk atau membangun tim, yaitu:

a. Menanamkan pada kepentingan bersama

b. Menggunakan seremoni dan ritual-ritual

c. Menggunakan simbol-simbol untuk mengembangkan identifikasi dengan unit kerja

d. Mendorong dan memudahkan interaksi sosial yang memuaskan

Anda mungkin juga menyukai