Pemimpin dan kelompok sangat erat kaitannya. Pemimpin sangat berhubungan dengan
aktivitas kelompok (Gardner,1990:80). Sudah ratusan riset yang dilakukan untuk
mengidentifikasi personal atau profesional yang berkenaan dengan kepemimpinan (Johnson &
Johnson,1991; Napier & Gershenfels,1989). Meskipun beberapa karakteristiknya berkaitan
dengan kepemimpinan kelompok (misalnya kepedulian,keterbukaan, kekuatan, kesadaran,
keramahan, fleksibelitas, dan sensitivitas) telah ditunjukkan, namun masih banyak dimensi yang
tidak diketahui. Buktinya, kepemimpinan barangkali "salah satu fenomena yang paling sering
diobservasi dan sedikit dipahami di bumi ini" (Burns,1978:2). Namun demikian, peran seorang
pemimpin itu penting bagi keseluruhan fungsi kelompok.Sebuah kelompok merupakan
cerminan pemimpinannya.Sebuah kelompok menggambarkan definisi dari pemimpinnya.
Hanya akan ada hasil yang bagus sesuai pemimpinnya, hasil yang bagus sesuai keterampilannya
dan hasil yang bagus sesuai diri pemimpin itu sendiri (Bates, Johnson & Blaker,19
Kualifikasi Pemimpin Kelompok yang Efektif
Untuk dapat menjadi pemimpin kelompok yang efektif diperlukan syarat-syarat tertentu yang
mencangkup syarat kepribadian dan ketrampilan-ketrampilan tertentu.
Keberanian
Keberanian merupakan ciri-ciri pribadi yang terpenting dalam pemimpin kelompok yang efektif.
Pemimpin menunjukan keberanian dalam kesediaanya untuk mengorbankan waktu, mengakui
kesalahan dan kekurangan, secara terus menerus melakukan penilaian terhadap diri sendiri,
terus terang dan jujur terhadap anggota kelompok dan menyatakan kekhawatiran dan harapan-
harapannya mengenai proses kelompok. Pemimpin tidak boleh memanfaatkan perannya untuk
melindungi dirinya sendiri, harus bertindak jujur dan terus terang.
Kehadiran
Kehadiran ini tidak hanya secara fisik, tetapi kehadiran secara emosional. Kehadiran secara
emosional berarti berarti ikut merasakan kepedihan, perjuangan dan kegembiraan anggota.
Dengan keterlibatan emosional secara penuh dengan kelompok pemimpin akan lebih mampu
mengasihi dan bersikap empati terhadap para anggotanya.
Pemimpin kelompok tidak dibenarkan untuk memanfaatkan kelompok untuk mencapai tujuan-
tujuan pribadi atau mengekploitasi anggota untuk menaikan harga dirinya. Perilaku
mempedulikan meliputi menghargai, mempercayai, dan membuat orang lain berarti.
Keterbukaan
Agar efektif, pemimpin kelompok harus terbuka terhadap diri sendiri, terbuka pada anggota
lain. Keterbukaan dari pemimpin akan mendorong semangat keterbukaan dalam kelompok
yang membuat para anggota lebih terbuka dalam menyatakan perasaan-perasaandan
pandangan-pandangannya, dan hal ini akan membuat proses kelompok menjadi lebih lancar.
Pemimpin kelompok harus mengahadapi kritik dengan hati terbuka. Pemimpin kelompok yang
mudah panik, yang merasa tidak aman, yang terlalu peka terhadap balikan yang negative, dan
terlalu tergantung terhadap balikan yang negative, dan yang terlalu tergantung pada
persetujuan kelompok akan menghadapi kesukaran dalam melaksanakan fungsi
kepemimpinannya.
Kesadaran Diri
Seorang pemimpin kelompok yang mempunyai pengertian terbatas tentang dirinya, tidak
mungkin dapat menumbuhkan kesadaran diri pada klien-kliennya. Oleh karena itu pemimpin
kelompok harus berusaha meningkatkan kesadaran dirinya termasuk kebutuhan-kebutuhannya
dan dorongan-dorongannya, dan menggunakan interaksinya dengan kelompok.
Rasa Humor
Kelompok membutuhkan lelucon untuk membuat suasana segar dan untuk mengurangi
ketegangan. Pemimpin yang dapat menikmati humor dan menggunakan secara efektif dalam
proses kelompok berarti telah membuat bantuan yang tak ternilai pada kelompok.
c. Kemampuan mengklarifikasi
d. Kemampuan merangkum
g. Kemampuan menafsirkan
h. Kemampuan bertanya
Pemimpin kelompok yang bertanggung jawab untuk melihat apakah kelompok mempersoalkan
cara yang jujur dan etis dan bahwa sejauh mungkin secara manusiawi, anggota kelompok
memperoleh sebanyak yang mereka mampu.
- Kerahasiaan merupakan hal pokok yang paling penting dalam pelaksanaan layanan. Ini bukan
hanya konselor harus memelihara kerahasiaan tentang apa yang terjadi dalam konseling
kelompok, melainkan konselor sebagai pemimpin harus menekankan kepada semua peserta
pentingnya pemeliharaan kerahasiaan itu.Anggota kelompok memailiki hak atas kerahasiaan.
Denga ini anggota memiliki hak untuk menyatakan perasaan, pikiran, dan informasi yang
pribadi kepada pemimpin.
- Hubungan pribadi antar anggota dilakukan oleh pemimpin kelompok dengan keyakinan ada
keharusan mutlak pada peraturan yang menyatakan bahwa anggota tidak boleh berhubungan
satu sama lain diluar kelompok.
- Nilai-nilai pemimpin, nilai pribadi dari pemimpin dalam kelompok tidak boleh disisipkan pada
anggota karena pemimpin kelompok hendaknya sadar tentang kebutuhan anggota kelompok
dan melakukan konseling bagi diri sendiri jika mereka merasa kebutuhan atau nilai-nilai
mereka sedang bercampur dengan keefektifan kepemimpinan mereka. Pemimpin harus
berhati-hati tentang penyuaraan nnilai-nilainya pada persoalan seperti agama, perceraian,
aborsi, dan lain-lain kepada kelompok.
Secara umum Johnson dan Johnson (1987) mengkategorikan peranan pemimpin kelompok
dalam dua fungsi, yaitu peranan yang berkalitan dengan tugas-tugas kelompok (task functions)
dan peranan yang berkaitan dengan pemeliharaan suasana kelompok (maintenance functions).
Masing-masing fungsi tersebut mencakup perilaku-perilaku tertentu.
Task Functions
Task Functions adalah peranan pemimpin untuk membantu kelompok memilih dan
merumuskan tujuan-tujuan bersama kelompok, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
pencapaian tujuan. Untuk dapat melaksanakan tugas itu Johnson dan Johnson (1987)
mengemukakan bahwa pemimpin kelompok harus dapat berfungsi sbb :
Memberikan fakta, ide-ide, pendapat, saran, dan informasi yang ada hubungannya untuk
membantu kelompok.
Pemulai
Peringkas
Menjadi Koordinator
Menunjukan hubungan antara berbagai ide yang masuk dan menyimpulkan s9erta menciptakan
kegiatan-kegiatan yang harmonis dari berbagai subkelompok dan anggota.
Pembuat Diagnosis
Mencari sumber-sumber kesulitan yang dialami kelompok yang menghambat dalam mencapai
tujuan-tujuannya.
Pemberi Semangat
Penguji Kenyataan
Menilai beberapa alternative pemecahan masalah, dan menterapkannya pada situasi nyata
untuk melihat apakah hal itu dapat dilaksanakan.
Maintenance Functions
Pendorong Partisipasi
Pengendor Tekanan
Penolong Komunikasi
Menunjukan ketrampilan-ketrampilan komunikasi yang baik, dan merasa yakin bahwa setiap
anggota memahami apa yang dikatakan anggota lain.
Penilai Suasana
Pengamat Proses
Perumus Kriteria
Mengemukakan kriteria dan tujuan-tujuan kelompok untuk membuat anggota kelompok sadar
terhadap tujuan kegiatan dan kemajuan yang ingin dicapai.
Mendengarkan dan melayani dengan penuh perhatian , dapat menerima pendapat, dan
membicarakan dengan kelompok bila terjadi ketidaksepakatan.
Pembangun Kepercayaan
Menerima dan mendukung keterbukaan angota-anggota lain, dan mendorong anggota untuk
mengambil resiko dan mengemukakan pendapat.
2. Mempeduliksn (caring).
Johnson dan Johnson secara umum mengatagorikan peranan pemimpin kelompok dalam
dua fungsi yaitu; peranan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas kelompok (task
function), dan peranan yang berkaitan dengan pemeliaharaan (maintenance function).
Task Function adalah peranan pemimpin kelompok untuk membantu kelompok memilih dan
merumuskan tujuan tujuan bersama kelompok, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
pencapaian tujuan tujuan itu.
Peranan Kepemimpinan
Tiap organisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia menyadari bahwa masalah yang
utama adalah masalah kepemimpinan. Kepada masalah ini perhatian belum cukup dicurahkan.
Kita melihat perkembangan dari kepemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang ilmiah.
Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada pengalaman, intuisi dan
kecakapan praktis. Kepemimpinan itu dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai
anugrah Tuhan. Karena itu dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang
sebagai syarat suksesnya seorang pemimpinDalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu
dipandang sebagai suatu fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang.
Maka di adakanlah suatu analisa tentang unsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan
kepada kita, syarat-syarat apa yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif
dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru ini membawa perubahan besar. Cara bekerja
dan sikap seorang pemimpin dipelajari. Cara melatih pemimpin dapat diubah. Konsepsi baru
tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dimainkan oleh seorang
pemimpin. Titik berat beralihkan dari pemimpin sebagai orang yang membuat rencan, berfikir
dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-orang
lain, kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama adalah pelatih dan
koordinator bagi kelompoknya. Fungsinya yang utama ialah membantu kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja secara lebih efisien. Dalam peranannya sebagai pelatih seorang
pemimpin dapat memberikan bantuan-bantuan yang khas
Kalau ia memandang dirinya sebagai supervisor dan mulai “merajai” anggotaanggota yang lain,
maka ia akan menciptakan suasana bersaing, bermusuhan, formilformilan, menjauhkan diri,
melontarkan kritik dan salah-menyalahkan. Sebaliknya seorang pemimpin yang menganggap
dirinya sebagai seorang yang mengharapkan kerjasama, dengan memiliki fungsi yang khusus,
dengan sikap yang didasarkan atas penghargaan terhadap nilai integritas, akan berhasil untu
menciptakan suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan. Sikap demikian
akan menumbuhkan iklim dimana kelompok akan mencapai kepribadian kelompok yang
dewasa dan demokratis dengan pembagian tanggung jawab yang seimbang.
Kelompok dapat didefinisikan sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu
sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku dan atau kinerja (performance) seseorang
dipengaruhi oleh perilaku/kinerja anggota yang lain. Kehidupan kelompok tercermin dari
individu yang ada di dalamnya, jika individu mampu beraktualisasi secara baik sesuai dengan
kesepakatan, maka kelompok akan dapat berkembang denga baik. Individu-individu terdorong
untuk membentuk sebuah kelompok biasanya disebabkan oleh beberapa hal:
Individu dapat memperoleh beberapa manfaat ketika masuk dalam sebuah kelompok,
misalnya status, keamanan maupun kebutuhan tertentu. Dengan demikian seorang pemimpin
perlu memahami alasan masing-masing individu ketika masuk dalam kelompok, sehingga
dapat mempermudah prediksi dan alternatif langkah dalam mengendalikan anggota. Pada
dasarnya kelompok dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu kelompok formal dan kelompok
informal. Kelompok formal merupakan kelompok yang terbentuk berdasarkan ketentuan
organisasi, baik dalam bentuk struktur organisasi maupun pembagian kerja kelompok.
Sementara kelompok informal terbentuk bukan atas dasar ketentuan organisasi, melainkan
terbentuk secara alamiahmelalui interaksi antar individu.
Terbentuknya kelompok merupakan rangkaian proses dinamis yang meliputi beberapa tahap
a. Forming (pembentukan)
Merupakan tahap awal dimana keadaan ketidakpastian tujuan, struktur, dan kepemimpinan
kelompok dihadapi.
b. Storming (merebut hati)
Tahap ini dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok dan berakhir ketika didapatkan hirarki
kepemimpinan yang relatif jelas di dalam kelompok.
d. Performing (melaksanakan)
Tahap ini menunjukkan fungsi kelompok berjalan dan diterima oleh anggota. Kelompok sudah
saling mengenal dan mengerti pelaksanaan tugas yang ada.
e. Adjourning (pengakhiran)
Merupaka fase terakhir yang bersifat temporer, di dalamnya tidak lagi berkenaan dengan
pelaksanaan tugas-tugas, tetapi dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.
7
Fungsi kepemimpinan
Fungsi yang berhubungan dengan tugas (task releated) atau pemecahan masalah.
Fungsi pertama menyangkut pemberian sara penyelesaian , informasi dan pendapat. Fungsi
kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok dapat berjlan lebih lancar –
persetujuan dengan kelompok lain, penegahan pendapat, dan sebagainya.
Pemimpin sebagai penentu arah, yaitu setiap birokrasi, baik dibidang kenegaraan, keniagaan,
politiik, sosial dan birokrasi kemayrakatan ainnya, diciptakan atau dibentuk sebagai wahana
untuk mencapai tujuan tertentu, baik sifatnya jangka panjang, jangka pendek yang tidak
mungkin tercapai apabila tidak diusahakan dicapai oleh anggotanya yang bertindak sendiri-
sendiri, tanpa ditentukan arah oleh pimpinan
Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara birokrasi, yaitu dalam rangka pencapaian tujuan, tidak
ada birokrasi yang bergerak dalam suasana terisolasi. Artinya, tidak ada birokrasi yang akan
mampu mencapai tujuannya tanpa memlihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak
diluar birokrasi itu sendir, yaitu pihak stakeholder.
Pemimpin sebagai komunikator, yaitu pemeliharan baik keluar maupun ke dalam dilaksanakn
dalam proses komunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Pemimpin sebagai mediator,sebagai penengah dalam suatu konflik yang mungkin terjadi
didalam birokrasi itu sendiri.
Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, maka fungsi lain kepemimpinan birokrasi dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Fungsi perintah, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat satu arah arah kepa yang
dipimpinnya.
Fungsi kosultatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah kepada yang dipimpinnya
meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak yang memimpin.
Fungsi partsipatif, yaitu fungsi kepemimpinan yang bersifat dua arah kepada yang dipimpinnya,
tetapi juga berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif antara pemimpin dan yang
dipimpin. Dalam hal ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik
dalam keikutsertaan dalam mengambil keputusan maupun dalam melaksananakan keputusan.
Fungsi delegasi, yaitu fungsi pemimpin untuk mendelegasikan wewenang untuk membuat,
menetapkan, dan atau melaksanakna keputusan, baik melalui persetujuan mauun tanpa
persetujuan pimpina
Fungsi Kepemimpinan
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri
sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaatnya antara lain:
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan untuk pedoman
apa yang akan dilakukan.
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai.
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan
darurat, dan kegiatan yang bersifat rutinitas.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan
dalam kurun waktu jangka panjang. Bila dipandang penting, bias dilengkapi dengan prosedur
yang diperlukan.
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami dengan cepat.
b. Penggunaan sumber daya Enam M (Man, Method, Machine, Material, Money, and Minute)
secara tepat.
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Fungsi Pengawasan
i. Fungsi memberi motivasi Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap
anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi
anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang
dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima
kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak
buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan
organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan
kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu
menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat
semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi
ini adalah :
a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan-gagasan
baru, dan sebagainya.
b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta
mencari tambahan informasi yang diperlukan.
c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan pengalamannya
sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.
d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.
e. Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat mengembangkan
pengertian.
f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba mengusulkan
rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.
g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan
mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.
2. Fungsi pemeliharaan
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok
untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk
fungsi ini antara lain:
a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memujiorang lain
atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.
b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu
yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.
c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian keputusan
serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang bertentangan dengan
pedoman kelompok.
d. engikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai
pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.
e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk
mengkompirmasikan pemecahan masalah.l
https://dzot38.blogspot.com/2012/10/kepemimpinan-dalam-kelompok.html?m=1
Kata "memimpin" secara literal ternyata muncul pertama kali di Alkitab di Keluaran 15:21, "Dan
menyanyilah Miryam memimpin mereka: "Menyanyilah bagi TUHAN, sebab IA tinggi luhur;
kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke laut". Kesan langsung yang kita dapatkan dari
ayat tersebut adalah bahwa wanita dapat memimpin. Selain itu, umat Tuhan perlu dipimpin
dalam hal pujian penyembahan yang berfokus pada Tuhan dan perbuatan-perbuatan-Nya yang
ajaib di hidup mereka. Hal ini telah kita alami di gereja kita, yakni bahwa para pemimpin rohani
kita selama ini dengan setia memimpin kita kepada restorasi pondok Daud.
Memimpin adalah sebuah seni dan di saat yang bersamaan adalah sebuah skill (keahlian). Oleh
karena itu, kepemimpinan merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan terus
menerus. Adapun konteks kehidupan kita saat ini adalah kehidupan yang sulit dan penuh
tantangan di tengah pandemi yang berkepanjangan. Namun, di saat seperti inilah banyak orang
membutuhkan pemimpin. Banyak orang sangat butuh dipimpin untuk bertahan di dalam krisis
ini bahkan dapat keluar sebagai seorang pemenang.
Kita harus menyadari bahwa pemimpin bukanlah seseorang yang tidak pernah gagal tetapi
adalah seseorang yang tidak pernah menyerah. Terkadang Tuhan mengijinkan kita mengalami
kegagalan untuk menunjukkan/memperlihatkan titik-titik kelemahan kita, sehingga kita dapat
interospeksi dan melangkah maju serta bertumbuh setiap hari. Kita belajar dari kesalahan,
kelalaian, kekhilafan, dan kegagalan di masa lalu. Tahukah Anda bahwa orang-orang di sekitar
Anda, bukan saja dapat diberkati melalui kisah-kisah keberhasilan Anda, tetapi juga melalui
kisah-kisah bangkitnya Anda dari kegagalan. Alkitab pun secara terbuka mengisahkan tokoh-
tokoh yang bergulat dengan segala jatuh bangunnya, tetapi mereka bangkit dan keluar sebagai
pemenang karena Tuhan.
Melayani bukan Dilayani
Tanamkan terus dalam diri Anda bahwa pemimpin itu hadir untuk melayani, bukan untuk
dilayani! Hal ini diteladankan dan disebutkan dalam Matius 20:28, "Sama seperti Anak Manusia
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang."
Salah satu teori kepemimpinan yang masih berkembang dan diminati oleh banyak orang hingga
saat ini adalah servanthood leadership. Sepanjang 20 tahun terakhir telah terdapat lebih dari
270 publikasi mengenai teori tersebut. Beberapa contoh sikap/perilaku seseorang dengan
seorang pemimpin berhati hamba adalah autentik (apa adanya/asli), membangun hubungan,
bertindak sesuai etika dan moral, dan sebagai mentor yang membawa para pengikut
mengalami transformasi. Ketika Anda bergabung dalam kelompok seperti cool (community of
love), dapatkah saudara melihat kualitas-kualitas tersebut dalam diri gembala cool saudara?
Sebenarnya suatu saat nanti, bahkan dapat dimulai dari sekarang, tiba giliran Anda
mempraktikkan servanthood leadership karena itulah yang telah diteladankan Yesus (Lihat Yoh
13: 15-17)
Jangan ragu mendelegasikan dan mempersiapkan pemimpin berikutnya karena pemimpin yang
berhasil adalah pemimpin yang melahirkan/mencetak pemimpin yang baru. Sejatinya seorang
pemimpin adalah seorang yang membentuk hasil bukan menerima hasil. Ia mau dengan sabar
mencetak pemimpin berikutnya meski saat ini yang ia hadapi masih jauh dari harapan.
Beberapa orang bertanya-tanya mengapa Yesus melayani hanya 3.5 tahun karena sepertinya
3.5 tahun terlalu singkat. Alkitab memang tidak memberi jawaban yang eksplisit akan
pertanyaan itu, tetapi kita dapat menarik pembelajaran bahwa Yesus telah mempersiapkan
murid-murid-Nya dan berani mendelegasikan pelayanan serta pengurapan kepada murid-
murid-Nya seperti dalam Markus 6:7, "Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus
mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat," Selain itu dalam Perjanjian
Lama kita dapat menemukan Musa yang atas nasihat Yitro mendelegasikan pengambilan
keputusan kepada pemimpin-pemimpin dalam kelompok (Keluaran 18:13-27).
Kita yang telah menerima kasih karunia, hikmat, dan juga pengurapan dari Tuhan, mari kita
menjadi pemimpin yang baik. Teruslah menanam dan menyiram dengan setia, Tuhan pasti akan
menumbuhkan bahkan melipatgandakan apa yang telah kita investasikan ke hidup banyak
orang, yang dimulai dari keluarga kita, keluarga rohani dan gereja lokal kita, serta di market
place. Tuhan Yesus memberkati. (YW/DL)
Kesimpulan
Pemimpin kelompok memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam proses kelompok, tidak
terkecuali dalam konseling atau terapi kelompok. Setiap konseling atau terapi merupakan suatu
proses yang kompleks. Banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain faktor konselor atau
terapis, metode yang digunakan, dan karakteristik klien yang dihadapinya. Oleh karena
peranan, fungsi, kepribadian dan keterampilan pemimpin adalah sentral dalam proses
terapeutik (penyembuhan), maka semua model teoritis mencurahkan banyak perhatiannya
pada pemimpin. Karena itu, pemimpin kelompok tentunya dilihat sebagai pribadi dan sebagai
profesional dalam proses kelompok.
Konselor sebagai pemimpin kelompok juga mempunyai tugas-tugas yang tidak ringan, jika
menginginkan dalam melaksanakan pekerjaan benar-benar profesional dan efektif.
Dari segi pribadi akan dilihat kepribadian dan watak atau karakter pemimpin kelompok dan dari
segi profesional akan dilihat keterampilan dari pemimpin kelompok itu sendiri.
Pemimpin juga bertindang dengan cara-cara tertentu didalam kelompok entah itu berorientasi
kepada hubungan, pendidikan maupun berorientasi kepada tugas atau pekerjaan.
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap
pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab
terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak
mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi
seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil
bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai
pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu
bentuk kepemimpinan, sehingga:
- Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang
tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada
deskriptif
- Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan
menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan
informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim,
mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
e. Evaluasi keputusan
pada kegiatan yang berhubungan dengan tugas sekelompok anggotanya. Mereka yakin bahwa
tim tidak akan sukses tanpa mengkombinasikan kontribusi setiap anggotanya untuk mencapai
tujuan akhir yang sama. Adapun peranan pemimpin dalam tim adalah sebagai berikut:
Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuanbersama
sebuah kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan dari pembentukan tim di sini adalah
membangun pedoman umum dalam membentuk atau membangun tim, yaitu: