Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah Subhanahu wata‟ala atas segala
limpahan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga kami dapat
mempersiapkan Laporan Kelompok sebagai rangkaian kurikulum pembelajaran
Kesehatan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VI Tahun 2023 pada Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional
Bukitinggi. Sholawat serta salam tidak lupa dihadiahkan buat suri tauladan ummat, Nabi
Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam
Laporan studi lapangan ini merupakan hasil studi lapangan yang dilakukan pada
Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk menganalisis keunggulan-keunggulan strategi di
sektor Kesehatan Kota Bandung, mengambil intisari berupa lesson learned yang
selanjutnya dapat mengadaptasikannya di tempat kerja atau sebagai inspirasi bentuk
action plan dan aksi perubahan di tempat bekerja atau bertugas.
Kami memahami banyak pihak yang berperan dalam proses penyusunan dan
penyiapan Laporan Kelompok ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya dan penghargaan yang
setinggi- tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian laporan ini, teristimewa kepada pembimbing Andari dwi Utami, MH,
Bapak Pramana Wahyu Setiawan, S.Sos., M.Si , kepada Bapak …… Kepala Dinas
Kesehatan beserta jajarannya, dan juga kepada Bapak Sarjayadi, SS Kepala Pusat
Pengembangan SDM Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi, seluruh
panitia dari PPSDM Kemendagri Regional Bukittinggi serta semua pihak lainnya
baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkontribusi dalam penyiapan
laporan ini.
Dokumen ini juga kami rasakan masih jauh dari sempurna, ini hanyalah
setetes ide di dalam lautan gagasan yang tak akan berarti tanpa adanya masukan,
kritik dan saran. Dengan masukan, kritik ataupun saran dari pembaca akan menjadi
bagian yang penting dalam rangka penyempurnaan tulisan ini.
Akhirnya, kami berharap apa yang menjadi substansi dari dokumen ini dapat
bermanfaat bagi kami pribadi khususnya serta semua pihak untuk terus berusaha
memberikan sumbangsih terbaik bagi bangsa dan negeri ini.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 3
DAFTAR GAMBAR 4
DAFTAR TABEL 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 6
1.2 Tujuan dan sasaran 7
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan 7
BAB II PROFIL LOKUS STUDI LAPANGAN
2.1 Gambaran Umum Kota Bandung 8
2.1.1 Visi, Misi, dan Profil Kelembagaan Kita Bandung 10
2.1.2 Inovasi Pelayanan Publik Bandung 11
2.2 Profil Dinas Kesehatan 14
2.2.1 Kepegawaian 15
2.2.2 Tugas, fungsi dan Uraian tugas 24
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Adinistrasi Kota Bandung 10
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Peserta dapat mengetahui efektifitas best practices dan strategi yang digunakan
oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam meningkatkan kinerja pelayanan publik
di sektor Kesehatan Kota Bandung.
2. Peserta mendapatkan lesson learned pada lokus Dinas Kesehatan Kota Bandung
serta selanjutnya dapat mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan strategi dan
manajemen kinerja pelayanan publik sesuai lokus.
7
BAB II
PROFIL LOKUS STUDI LAPANGAN
Berdasarkan filosofi Sunda, kata Bandung juga berasal dari kalimat Nga-
Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena
mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an artinya menyaksikan atau bersaksi.
Banda adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer,
baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari banda adalah harta. Indung
berarti Ibu atau Bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.
Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai Banda. Segala sesuatu
yang berada di alam hidup adalah Banda Indung, yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan,
hewan, manusia dan segala isi perut bumi. Langit yang berada di luar atmosfer adalah
tempat yang menyaksikan, Nu Nga-Bandung-an. Yang disebut sebagai Wasa atau
Sang Hyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta
termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat
segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang
keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.
Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ
Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi
saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk permukiman.
Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, Bupati beserta sejumlah rakyatnya
pindah dari Krapyak mendekati lahan bakal ibukota baru. Mula-mula Bupati tinggal di
8
Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi
ke Kampung Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang). Bupati
memimpin sejumlah rakyatnya, termasuk penduduk Kampung Balubur Hilir, membuka
hutan pada lahan bakal ibukota (daerah Cikapundung hilir). Tidak diketahui secara
pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, Kota itu dibangun bukan atas
prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan
kota itu dipimpin langsung oleh Bupati. Dengan kata lain Bupati R.A. Wiranatakusumah
II adalah pendiri (The Founding Father) Kota Bandung.
Kota Bandung mulai menjadi kota, sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda,
melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, yang mengeluarkan
surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pendirian dan peresmian Kota
Bandung sebagai Ibukota Kabupaten Bandung pengganti Krapyak. Dikemudian hari
peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur
Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu
sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhir
bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini dibakar
oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu.
Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu
Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian
penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat. Kota Bandung terletak diantara 107 Bujur Timur dan 655'
Lintang Selatan.
Batas wilayah Kota Bandung dapat dirinci sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Bandung Barat;
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Cimahi;
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung; dan
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung
9
Peta administrasi Kota Bandung ditampilkan dalam gambar berikut:
Gambar 2. 1
Peta Administrastif Kota Bandung
10
Misi 4: Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang,
pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas
dan berwawasan lingkungan.
Misi 5: Mengembangkan pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif, dan
terintegrasi
Gambar 2. 2
Profil Kelembagaan Pemko Bandung
Sumber: Paparan Pemkab Bandung dalam penyambutan peserta STULA PPSDM kemendagri Regional
Bukittinggi 2023
Berikut adalah beberapa contoh inovasi pelayanan publik yang dilakukan oleh
Kota Bandung:
1. Smart City Initiatives: Kota Bandung telah mengadopsi teknologi dalam berbagai
aspek pelayanan publik melalui program Smart City. Ini meliputi penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengintegrasikan sistem dan
memberikan informasi secara real-time kepada warga. Contohnya adalah aplikasi
11
mobile untuk memberikan laporan dan pengaduan warga tentang masalah
infrastruktur, kebersihan, dan layanan lainnya.
2. Aplikasi Bandung Juara: Bandung Juara adalah aplikasi yang memudahkan warga
untuk mengakses berbagai layanan kota, seperti pendaftaran sekolah, pembayaran
pajak, dan perizinan usaha. Aplikasi ini mempercepat proses administratif dan
mengurangi birokrasi yang berbelit-belit.
3. E-Kinerja ASN: Untuk meningkatkan kinerja aparatur sipil negara (ASN), Kota
Bandung telah mengimplementasikan sistem e-kinerja yang memungkinkan para
pegawai untuk mengelola dan memantau pencapaian kinerja mereka secara online.
Sistem ini membantu mengukur kinerja pegawai dengan lebih objektif dan
memberikan umpan balik yang lebih cepat.
5. One Stop Integrated Service (PTSP): Kota Bandung telah mendirikan PTSP untuk
mempermudah proses perizinan usaha dan investasi. PTSP mengintegrasikan
beberapa instansi terkait dalam satu lokasi sehingga pengusaha dan investor dapat
mengurus perizinan dengan lebih efisien.
6. Program Layanan Publik Inovatif: Pemerintah Kota Bandung juga mendorong para
pegawai untuk menciptakan inovasi layanan publik melalui program inovatif.
Pegawai yang berhasil menciptakan solusi inovatif untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat diberikan penghargaan dan insentif.
12
2.2 PROFIL DINAS KESEHATAN
GAMBAR 2.2.1
13
GAMBAR 2.2.2.
2.2.1 Kepegawaian
Kesehatan pada Tahun 2020 adalah sebanyak 3.722 orang. Data dan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
I TENAGA MEDIS
1 Dokter Umum 11 2 6 19 22 -3 K
14
9 Dokter Spesialis Jiwa 1 1 2 2 0 S
Dokter Spesialis
13 2 2 2 0 S
Kardiologi/ Jantung &
Pembuluh Darah
32 Dokter Gigi 3 3 1 -2 L
15
Penyakit Mulut
II TENAGA KEPERAWATAN
1 Bidan Ahli 8 8 10 -2 K
2 Bidan Terampil 29 15 44 44 0 S
IV TENAGA KEFARMASIAN
1 Apoteker Ahli 8 2 10 13 -3 K
5 Radiografer Ahli 2 -2 K
6 Radiografer Terampil 8 1 9 10 -1 K
VI TENAGA GIZI
1 Nutrisionis Ahli 2 2 4 -2 K
2 Nutrisionis Terampil 4 4 7 -3 K
1 Sanitarian Ahli 2 2 3 -1 K
2 Sanitarian Terampil 1 1 6 -5 K
1 Fisioterapis Terampil 1 1 2 3 -1 K
IX KETEKNISIAN MEDIS
16
8 Teknisi Transfusi Darah Terampil 1 1 5 -4 K
X KESEHATAN MASYARAKAT
2 Epidemiologi Ahli 1 -1 K
Penyuluh Kesehatan
3 Masyarakat Ahli 3 3 3 0 S
11 Perencana Ahli 2 -2 K
12 Pranata Komputer 1 1 6 -5 K
XI STRUKTURAL
1 Pejabat Struktural 12 12 1 0 S
2
JABATAN
XII
PELAKSANA/ADMINISTRASI
2 Pemulasaraan Jenazah 4 2 6 1 -4 K
0
3 Pengemudi 3 2 5 5 0 S
4 Pranata Kearsipan 1 1 1 0 S
Analis Pengembangan
9 1 -1 K
Sarana & Prasarana
10 Pranata Jamuan 4 5 9 12 -3 K
11 Pramu Bakti 8 10 18 14 4 L
12 Pengadministrasi Umum 7 79 86 86 0 S
13 Pengadministrasi Persuratan 1 1 1 0 S
Pengadministrasi Rekam
14 6 9 15 19 -4 K
Medis & Informasi
17
15 Pengadministrasi Kepegawaian 1 2 3 3 0 S
Pengadministrasi
16 2 2 2 0 S
Pemeliharaan Gedung
kantor
17 Bendahara 3 3 3 0 S
Penyusun Kebutuhan
18 1 1 1 0 S
Barang Inventaris
Penyusun Program
20 1 1 1 0 S
Anggaran & Pelaporan
22 Pengelola Keuangan 3 3 3 0 S
24 Verifikator Keuangan 3 3 3 0 S
26 Administrasi Keuangan 24 24 24 0 S
Sumber : sisdmk.kemkes.go.id
18
Dari table di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan pegawai
baik PNSD maupun tenaga dengan status sebagai tenaga kontrak masih
kekurangan 24 orang dan bila ditinjau dari standar kebutuhan berdasarkan
standar Permenpan No. 26 Tahun 2011, Forecasting dengan BKPSDM Kota
Bandung dan Permenkes 81 Tahun 2004, maka masih banyak kekurangan
tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan. Dari banyaknya
kebutuhan tenaga tersebut, yang paling banyak dibutuhkan RSUD
Kota Bandung adalah tenaga perawat terampil. Adapun Data Kebutuhan
Sumberdaya Manusia PerJenis Tenaga Kesehatan Tahun 2021 di untuk
RSKIA dapat dilihat pada table sebagai berikut :
KEBUTUHAN
KONDISI
(BERDASARKA
NO JENIS TENAGA EXSISTING KESENJANGAN
N
2021
PERHITUNGAN
ABK 2021)
1 DOKTER GIGI 4 5 -1
7 DOKTER 31 31 0
14 PSIKOLOGI KLINIS 1 3 -2
19
DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI
19 0 1 -1
DAN TRAUMATOLOGI
20
KEBUTUHAN
KONDISI
(BERDASARKA
NO JENIS TENAGA EXSISTING KESENJANGAN
N
2021
PERHITUNGAN
ABK 2021)
33 APOTEKER 7 7 0
34 ASISTEN APOTEKER 32 32 0
38 RADIOGRAFER 14 24 -10
39 FISIKAWAN MEDIK 1 3 -2
41 NUTRISIONIS 10 32 -22
44 BIDAN 94 77 17
45 TEKNISI GIGI 1 1 0
47 SANITARIAN 3 11 -8
II JABATAN PELAKSANA 0
1 ANALIS HUMAS 1 1 0
21
4 ANALIS PENGEMBANGAN SDM APARATUR 1 1 0
22
KEBUTUHAN
KONDISI
(BERDASARKA
NO JENIS TENAGA EXSISTING KESENJANGAN
N
2021
PERHITUNGAN
ABK 2021)
5 ANALIS DIKLAT 0 1 -1
6 BENDAHARA 3 5 -2
7 VERIFIKATOR KEUANGAN 0 1 -1
9 PENGADMINISTRASI UMUM 11 11 0
12 PENGADMINISTRASI PELATIHAN 1 1 0
13 PENGADMINISTRASI KEPEGAWAIAN 2 2 0
PENGADMINISTRASI ANALISIS
15 2 2 0
DAN KEMITRAAN MEDIA
16 PENGELOLA AKUNTANSI 1 1 0
17 PENGADMINISTRASI PERSURATAN 2 5 -3
23 TEKNISI AIR 4 11 -7
25 TEKNISI MESIN 0 2 -2
26 PENGEMUDI 1 1 0
27 PENGELOLA KENDARAAN 1 1 0
28 PEMULASARAN JENAZAH 9 10 -1
29 PENGEMUDI AMBULAN 9 9 0
30 PEMELIHARA PERALATAN 6 6 0
32 PENGOLAH MAKANAN 8 8 0
33 PRAMU BAKTI 13 13 0
23
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Kebutuhan Sumberdaya
Manusia perJenis Tenaga Kesehatan RSKIA menunjukan adanya
kekurangan sebanyak 1.029 orang. Adapun jenis tenaga yang paling
banyak kekuranganya adalah Perawat sebanyak 807 orang.
22
a. Tenaga Keteknisian medik
i. Perekam medis dan Informasi Kesehatan 9 22 13
ii. Penata Anestesi 5 5
iii. Terapis Gigi dan Mulut 45 66 21
iv. Teknis Gigi 8 13 5
b. Tenaga Gizi 1 5 4
c. Tenaga Teknik biomedik 1 1
1. Radiografer 3 8 5
2. Ahli teknologi laboratorium medik 1 1
d. Tenaga Kesehatan Masyarakat 3 8 5
KONDISI KEBUTUHAN
EXISTING (BERDASARKAN
NO JENIS TENAGA (SESUAI PMK NO 3 TAHUN 2020) KESENJANGA
TAHUN PERHITUNGAN ABK
N
2021 TAHUN 2021)
e. Tenaga kesehatan lain nya yg diperlukan (diisi
kondisi
existing)
1. Teknik Elektromedis 1 20 19
2. kesehatan Lingkungan 1 4 3
5 Tenaga Non kesehatan 34 48 14
TOTAL 171 410 239
Sumber : RSKGM Kota Bandung
TINGKAT PENDIDIKAN
NO URAIAN JUMLAH %
S3 S2 % S1/D4 % D1-D3 % SLTA % SLTP % SD %
1 DINKES - 48 3.80 540 42.79 490 38.83 166 13.2 10 0.79 8 0.63 1262 47.88
2 RSKIA - 12 1.96 281 45.84 237 38.66 79 12.9 1 0.16 3 0.49 613 23.25
4 RSUD 47 6.54 139 19.33 342 47.57 185 25.7 5 0.7 1 0.14 719 27.28
Jumlah 129 4.89 1002 38.01 1144 43.4 448 17.0 17 0.64 34 1.29 2636 100
23
Sumber data : Umum & Kepegawaian Dinkes, RSKIA, RSUD, RSKGM Tahun 2020
2. Sekretariat Dinas
Tugas Pokok: melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas
lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan umum dan
kepegawaian, pengelolaan keuangan, pengoordinasian penyusunan
program, data dan informasi serta pengoordinasian tugas-tugas
bidang.
Fungsi:
25
promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga
Fungsi :
a. penyusunan rencana dan program kerja lingkup kesehatan
masyarakat;
b. penyiapan bahan perumusan lingkup kesehatan masyarakat;
c. pelaksanaan kebijakan lingkup kesehatan masyarakat;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup kesehatan
masyarakat;
e. pelaksanaan administrasi lingkup kesehatan masyarakat; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
atasan terkait dengan tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat membawahkan:
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan
c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olahraga.
Fungsi :
26
e. pelaksanaan administrasi lingkup pencegahan dan pengendalian
penyakit; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait
dengan tugas dan fungsinya.
Fungsi :
a. penyusunan rencana dan program kerja lingkup pelayanan
kesehatan;
b. penyiapan bahan kebijakan lingkup pelayanan kesehatan;
c. pelaksanaan kebijakan operasional lingkup pelayanan
kesehatan;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup pelayanan
kesehatan;
e. pelaksanaan administrasi lingkup pelayanan kesehatan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait
dengan tugas dan fungsinya.
28
Dalam menyelenggarakan tugas, UPTD Pusat Pelayanan
Keselamatan Terpadu pada Dinas Kesehatan Kota Bandung
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan
peningkatan dan pengembangan Pusat Pelayanan
Keselamatan Terpadu;
b. Pelaksanaan operasional Pusat Pelayanan Keselamatan
Terpadu yang meliputi pelayanan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K), pengangkutan penderita, jenazah dan
pelayanan gawat darurat ditempat kejadian maupun bergerak
mendekati sasaran;
c. Pelaksanaan ketatausahaan UPTD; dan
d. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan kegiatan pelayanan Kesehatan Mobilitas.
29
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
h. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan
mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya,
dan spiritual;
i. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
j. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota,
melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon
penanggulangan penyakit;
k. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan l.
melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya,
30
f.Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses Pelayanan Kesehatan;
h. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia Puskesmas;
i. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan; dan
j. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Rumah Sakit
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan. Adapun tugas
Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna. Sedangkan fungsi Rumah Sakit adalah :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis;
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ssumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan;
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
31
milik Pemerintah Kota Bandung dengan karakteristik dan organisasi
yang bersifat khusus untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan, dipimpin oleh seorang Direktur yang bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas yang dilaksanakan melalui penyampaian
laporan keuangan, laporan penggunaan dan penatausahaan barang
milik daerah dan laporan bidang kepegawaian.
33
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa Struktur Organisasi
RSKIA dipimpin oleh Direktur yang dalam pelaksanaan tugasnya
dibantu oleh Kasubag TU dan 3 Kepala Seksi.
2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas Dan Tata
Kerja Rumah Sakit Khusus Gigi Dan Mulut Kota Bandung, Rumah
Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) dipimpin oleh Direktur yang
34
Struktur organisasi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
adalah sebagai berikut :
35
BAB III
Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung disusun untuk mewujudkan visi dan
misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2019- 2023. Rencana Strategis
Dinas Kesehatan menggambarkan indikator kinerja pada seluruh sasaran, mencapai
keberhasilan tujuan dan sasaran. Strategi untuk memenuhi pencapaian target
tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2018-2023
dikaitkan dengan Visi dan Misi Kota Bandung sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Dinas Kesehatan Kota Bandung
36
dan
Penyakit
Tidak
Menular
Indeks Peningkatan Kualitas pelayanan
Pelayana kesehatan
n Publik
Dinas
Kesehata
n
Kategori
Baik
Sumber : Renstra Dinkes
INDIKATOR KINERJA
NO FORMULASI
UTAMA
1 Angka Kematian Ibu Jumlah kematian ibu dikali 100.000 (konstanta kelahiran
(Konversi) hidup pada kematian ibu) dibagi jumlah kelahiran hidup
dalam 1 tahun.
Pelaporan dilakukan setiap triwulan berupa jumlah kasus
kematian ibu
2 Angka Kematian Bayi Jumlah kematian bayi usia 0 - 1 thn dikali 1.000 (konstanta
(Konversi) kelahiran hidup pada kematian bayi) dibagi jumlah kelahiran
hidup dalam 1 tahun
Pelaporan dilakukan setiap triwulan berupa jumlah kasus
kematian bayi
3 Cakupan Rumah Sehat Jumlah Rumah sehat dibagi Jumlah seluruh rumah di
Kota Bandung dikali 100.
Pelaporan dilakukan setiap triwulan
4 Indeks Keluarga Sehat Jumlah keluarga sehat dibagi jumlah KK yang di data di
wilayah kerja x 100%
5 Persentase Balita Gizi Jumlah balita wasting dibagi jumlah seluruh balita
Buruk yang dilakukan pengukuran dalam satu wilayah pada
periode tertentu dikali 100
Pelaporan dilakukan 1 tahun 2 kali. Laporan Triwulan 2 data
diambil dari BPB Bulan Februari dan Laporan Tahunan
data diambil dari BPB bulan Agustus.
6 Cakupan Jumlah Kasus TBC, Hipertensi dan KLB yang ditangani
Pengendalian dibagi Jumlah Kasus TBC, Hipertensi dan KLB yang terjadi
Penyakit Menular dan dikali 100
Penyakit Tidak
Menular
37
masyarakat di kali 100
Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Kesehatan Kota Bandung
tahun 2022 menunjukan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota BandungTahunan
Tahun 2022
Sasaran Indikator Capaian
No Satuan Target Realisasi Ket
Strategis Kinerja (%)
1 Meningkatn Angka per 90,9 119,18 52,54 Tidak
ya Kualitas Kematian 100.000 mencapa
Lingkungan Ibu kelahiran i target
Sehat, (Konversi) hidup
Budaya
Sehat, dan
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Angka per 3,37 2,65 154,3 Melebihi
Kematian 1000 4 Target
Bayi kelah
(Konversi) iran
hidup
Cakupan Persen 74 74,34 100,4 Melebihi
Rumah 6 Target
Sehat
Indeks Indeks 0,19 0,17 89,47 Tidak
Keluarga mencapa
Sehat i target
Persentase Persen 5,32 5,18 105,4 Melebihi
Balita Gizi 1 Target
Buruk
Cakupan Persen 100 100 100 Sesuai
Pengendali Target
an
Penyakit
Menular
38
dan
Penyakit
Tidak
Menular
Indeks Persen 80 96,89 121,1 Melebihi
Pelayanan 1 Target
Publik
Dinas
Kesehatan
Kategori Baik
39
g. Pencatatan dan pelaporan belum optimal,
h. kurangnya kepatuhan penyandang hipertensi untuk berobat
secara rutin setiap bulan
40
Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk
dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun
mendatang isu-isu strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung yaitu:
1. Belum terpenuhinya Jumlah dan Jenis SDM Kesehatan di
fasilitas kesehatan sesuai standar
2. Belum terpenuhinya Alat, sarana, prasarana dan alkes dan
bangunan puskesmas sesuai standar
3. Adanya kasus Penyakit Menular dan Penyakit Tidak menular
4. Belum optimalnya pencapaian IKU dan SPM dan indikator
kinerja lainnya di Dinas Kesehatan
5. Belum Optimalnya Akses sanitasi dasar Belum optimalnya
pelayanan Kesehatan di puskesmas.
41
3.1 Permasalahan Saat Ini
Permasalahan yang merupakan issue strategis pada saat ini di Dinas Kesehatan
Bandung adalah
4. Belum optimalnya pencapaian IKU dan SPM serta indicator kinerja lainnya di
Dinas Kesehatan
Belum optimalnya pencapaian IKU dan SPM serta indicator kinerja lainnya di
Dinas Kesehatan diantaranya :
42
BAB IV
KEUNGGULAN (KEY SUCCES FACTORS)
KINERJA ORGANISASI PELAYANAN PUBLIK
43
peserta PD Pemda harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu minimal
menunggak 6 bulan, mengisi Formulir PYDOPD dan SKTM bagi yang
menunggak kelas 2 dan kelas 1.
3. Salah satu upaya pemerintah agar masyarakat melanjutkan kepesertaan
Mandiri yaitu masyarakat wajib memenuhi persyaratan yang berlaku.
sesuai perwal 1457
4. Dalam verifikasi kepesertaan UHC untuk peserta yang sudah meninggal
tetapi belum terdata meninggal secara kependudukan diatasi dengan
pemamfaatan data UPT. Tempat pemakaman Umum
44
4.1.3 LAYAD RAWAT
45
BAB V
Lesson learned
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
1. Peran Kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang memiliki fungsi penting
didalam suatu organisasi. Kepemimpinan juga diperlukan untuk
mengantisipasi perubahan yang ada di sekitar, sehingga organisasi yang
dipimpin bisa mengikuti perubahan dan perkembangan yang ada. Kualitas dari
pemimpin sering kali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan
atau kegagalan organisasi, dengan demikian juga keberhasilan atau
kegagalan suatu organisasi biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan
atau kegagalan pemimpin. Kualitas pelayanan ialah kunci utama bagi semua
intansi dalam mencapai tujuan organisasi serta menjamin kelangsungan hidup
bagi organisasi tersebut, maka dari itu pelayanan publik perlu memperhatikan
kebutuhan pelanggaan. Kebutuhan pelanggan dapat dapat terpenuhi jika
pelayanan publik dapat memberikan pelayanannya kepada masyarakat
dengan memenuhi indikator pelayanan yang baik.
Memimpin perubahan merupakan salah satu faktor tanggung jawab
kepemimpinan terpenting dan tersulit. Dibutuhkan peran kepemimpinan yang
efektif untuk memperbaharui organisasi dan dapat merubah suatu daerah
sehingga lebih maju. Keberhasilan program perubahan yang terpusat pada
peran pimpinannya akan lebih besar kemungkinannya berhasil. Peran
pemimpin sangat penting dalam memotivasi karyawan untuk melakukan
pekerjaan dan menumbuhkan perilaku yang inovatif.
Peran kepemimpinan dalam menumbuhkan inovasi di lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Bandung juga terlihat menonjol, misalnya membangun
komitmen, penyamaan persepsi, melakukan perubahan dengan pola
partisipatif dan meyakinkan masyarakat bahwa perubahan yang dilakukan
oleh Pemerintah adalah untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga semua
46
kalangan baik OPD dan Masyarakat merasa memiliki perubahan yang akan
dilakukan
Sehingga membawa dinas Kesehatan Kota Bandung memperoleh indeks
pelayanan public kategori baik pada angka 100.
2. Pembangunan Jejaring kerja dan kolaborasi sangat diperlukan sehingga
tercapai keberhasilan. Jejaring kerja organisasi adalah cara hubungan atau
koneksi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Suksesnya inovasi dan pelayanan public
pada Dinas Kesehatan tidak terlepas dari jejaring kerja yang telah dibangun
dengan dinas atau instansi lainnya, seperti dengan UPT Pusat Pelayanan
Kesehatan Terpadu ( P2KT), Dinas Kominfo, UPT Pemakaman Umum, BPJS,
TP. UKS Kota Bandung, Dinas Pemuda dan Olahraga,Baznas, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, Rumah Sakit, Klinik Utama dan Pratama.
3. PemanfaatanTeknologi
Inovasi-inovasi yang dilahirkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung yang
sudah memanfaatkan teknology diantaranya adalah Bandung Emergensy
Aplication Support (BEAS +) dan Layad Rawat dengan call center 112 dan
119
1.2 Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
48
49
50
51