DAFTAR ISI 1
DAFTAR TABEL 2
KATA PENGANTAR 3
BAB I PENDAHULUAN 4
LAMPIRAN
1
DAFTAR TABEL
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2017-2022.
Renstra ini akan dijadikan acuan dalam penjabaran dari Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Tapanuli Tengah. Rencana Strategis memuat
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan selama
tahun 2017-2022. Dalam Rencana Strategis juga memuat Sasaan Kegiatan berupa
Indiaktor Kinerja Program (Outcome) sebagai upaya untuk menyusun suatu
perencanaan yang terpadu dan berorientasi hasil.
Akhirnya, ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada seluruh bidang di Dinas
Kesehatan yang telah bersama-sama menyusun rencana Strategis ini, juga kepada
Bappeda yang telah memverifikasi serta seluruh SKPD di lingkup pemerintahan daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah memberikan masukan bagi penyempurnaan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan (2017-2022) ini. Mudah-mudahan dokumen ini
benar-benar memberi manfaat dalam menyelenggarakan Pembangunan Kesehatan di
Kab. Tapanuli Tengah.
Freddy L. Situmeang,S.Sos.,M.Kes
Pembina Tk. I
NIP. 19640223 198803 1 003
3
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
b. Tujuan
7
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
8
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN
TAPANULI TENGAH
10
5. Mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas Sekretaris, Bidang-bidang,
Sub bagian dan Seksi-seksi Dinas;
6. Mengoreksi dan menandatangani surat-surat serta memaraf surat-surat untuk
ditandatangani Bupati;
7. Merumuskan kebijakandan solusi pemecahan terhadap masalah-masalah
pelaksanaan tugas Dinas Kesehatan;
8. Memberikan saran pertimbangan kepada Bupati tentang kebijakan di bidang
Kesehatan;
9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati.
2. Sekretaris
Tugas:
Memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh satuan Organisasi
Dinas Kesehatan.
Fungsi:
1. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas Sekretaris;
2. Merumuskan langkah-langkah kerja/kegiatan Sekretaris sesuai dengan Rencana
Kerja yang ditetapkan;
3. mengkoordinasikan penyusunan program rencana kerja Dinas Kesehatan;
4. Mengkoordinasikan pengelolaan urusan hukum, umum, kepegawaian keuangan,
asset, infirmasi dan humas;
5. melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan oleh
bendaharawan;
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sekretaris dengan Bidang-bidang lainnya;
7. Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas Kepala Sub
Bagian yang menjadi bawahannya;
8. Mengkoordinasikan kebutuhan tenaga Kesehatan dan pendistribusiannya;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada Kepala Dinas;
10. Mengelola pelaksanaan ketatausahaan dan tatalaksana serta Rumah Tangga
DInas Kesehatan;
11. Menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Dinas;
12. Mengkoordinasikan penyusunan Anggaran Dinas Kesehatan;
13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
11
Sekretariat terdiri dari:
a) Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat
Tugas:
1. Membantu sekretaris dalam memberikan pelayanan teknis administrasi kepada
satuan organisasi Dinas Kesehatan Sub Bagian Informasi dan Humas;
2. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas Sub Bagian Informasi dan Humas;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Sub Bagian Informasi dan Humas
sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipakn dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Sub Bagian Informasi dan Humas dengan
Sub Bagian lainnya;
6. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf tugas Sub Bagian Informasi dan Humas
sesuai dengan pedoman kerja;
7. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada Sekretaris;
8. Menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Sekretaris;
9. Memberikan pelayanan teknis administrasi Informasi dan Humas;
10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
12
6. Melaksanakan urusan Program, Keuangan dan Pengelolaan Aset satuan
organisasi Dinas Kesehatan;
7. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi Program, Keuangan dan
Pengelolaan Aset;
8. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian Program, Keuangan dan
Pengelolaan Aset dengan Sub Bagian lainnya;
9. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf tugas Subbagian Program, Keuangan dan
Pengelolaan Aset sesuai dengan pedoman kerja;
10. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada Sekretaris;
11. Menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Sekretaris;
12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
13
11. Melakukan urusan examinasi terhadap produk hukum, surat menyurat yang
dikeluarkan Dinas Kesehatan;
12. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Sekretaris;
13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
14
Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari:
a) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Tugas:
1. Membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam memberikan pelayanan
teknis administrasi kepada Organisasi Dinas Kesehatan seksi Kesehatan
Keluarga dan Gizi;
2. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
dengan seksi lainnya;
6. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi sesuai
dengan pedoman kerja;
7. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada Kepala Bidang;
8. Menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala
Bidang;
9. Memberikan pelayanan teknis administrasi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat.
b) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Tugas:
1. Membantu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dalam memberikan pelayanan
teknis administrasi kepada Organisasi Dinas Kesehatan Seksi Promosi dan
Pemberdayaan Masyarakat;
2. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
15
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Melaksanakan urusan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat satuan
organisasi Dinas Kesehatan;
6. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat;
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat dengan seksi lainnya;
8. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat sesuai dengan pedoman kerja;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat;
10. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat.
16
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olah Raga dengan seksi lainnya;
8. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olah Raga sesuai dengan pedoman kerja;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat;
10. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat.
17
9. Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas Kepala Seksi
yang menjadi bawahannya;
10. Menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Dinas;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
18
dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Melaksanakan urusan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
satuan organisasi Dinas Kesehatan;
6. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular;
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular dengan seksi lainnya;
8. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular sesuai dengan pedoman kerja;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada kepala bidang;
10. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala kepala bidang;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit.
b) Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Tugas:
1. Membantu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam
memberikan pelayanan teknis administrasi kepada Organisasi Dinas Kesehatan
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa;
2. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Melaksanakan urusan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa satuan organisasi Dinas Kesehatan;
19
6. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa;
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa dengan seksi lainnya;
8. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa sesuai dengan pedoman kerja;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada kepala bidang;
10. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala kepala bidang;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit.
20
10. Melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas Kepala Seksi
yang menjadi bawahannya;
11. Menghimpun dan menganalisa permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala Dinas;
12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
21
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Melaksanakan urusan Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan satuan organisasi
Dinas Kesehatan;
6. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi Seksi Pelayanan Kesehatan
Rujukan;
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
dengan seksi lainnya;
8. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
sesuai dengan pedoman kerja;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada kepala bidang;
10. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala kepala bidang;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan.
c) Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
Tugas:
1. Membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam memberikan pelayanan
teknis administrasi kepada Organisasi Dinas Kesehatan Seksi Pelayanan
Kesehatan Tradisional;
2. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Pelayanan Kesehatan
Tradisional sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Melaksanakan urusan Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional satuan organisasi
Dinas Kesehatan;
6. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi Seksi Pelayanan Kesehatan
Tradisional;
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
dengan seksi lainnya;
22
8. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
sesuai dengan pedoman kerja;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada kepala bidang;
10. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala kepala bidang;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan.
23
Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari:
a) Seksi Kefarmasian
Tugas:
1. Membantu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam memberikan
pelayanan teknis administrasi kepada Organisasi Dinas Kesehatan Seksi
Kefarmasian;
2. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Kefarmasian;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Kefarmasian sesuai dengan
Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Kefarmasian dengan seksi lainnya;
6. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Kefarmasian sesuai dengan
pedoman kerja;
7. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada kepala bidang;
8. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala kepala bidang;
9. Memberikan pelayanan teknis administrasi Kefarmasian;
10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan.
b) Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
1. Membantu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam memberikan
pelayanan teknis administrasi kepada Organisasi Dinas Kesehatan Seksi Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;
2. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Melaksanakan urusan Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga satuan organisasi Dinas Kesehatan;
24
6. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi Seksi Alat Kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga;
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga dengan seksi lainnya;
8. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga sesuai dengan pedoman kerja;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada kepala bidang;
10. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala kepala bidang;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan.
c) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tugas:
1. Membantu Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dalam memberikan
pelayanan teknis administrasi kepada Organisasi Dinas Kesehatan Seksi Sumber
Daya Manusia Kesehatan;
2. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-undangan, Petunjuk
pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan;
3. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
4. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
5. Melaksanakan urusan Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan satuan organisasi
Dinas Kesehatan;
6. Mengkoordinasikan pengelolaan administrasi Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan;
7. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
dengan seksi lainnya;
8. Mengarahkan pelaksanaan tugas Staf Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan
sesuai dengan pedoman kerja;
9. Meneruskan proses administrasi surat menyurat Kepada kepala bidang;
10. Menghimpun permasalahan pelaksanaan tugas serta mempersiapkan saran
pertimbangan pemecahan masalah kepada Kepala kepala bidang;
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Sumber Daya
Kesehatan.
25
Selanjutnya untuk menyelenggarakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, para
Kepala Bidang, para Kepala Sub Bagian, para Kepala Seksi, wajib membangun,
memelihara, membina dan melaksanakan komunikasi vertikal dan horizontal, koordinasi
dan kerja sama dengan perangkat daerah lainnya serta pihak terkait dengan
menerapkan prinsip partisipasi, transparan dan akuntabilitas.
26
Kepala Dinas
STRUKTUR ORGANISASI DINAS Freddy L. Situmeang, S.Sos.,M.Kes
KESEHATAN KABUPATEN Pembina TK. I (IV/b)
NIP. 19640223 198803 1 003
TAPANULI TENGAH Sekretaris
Jairun Sihombing, S.Pd
Pembina (IV/a)
NIP. 19601014 198203 1 007
Kasubbag Informasi & Humas Kasubbag Program, Keuangan & Kasubbag. Hukum,
Pengelolaan Aset Kepegawaian & Umum
Roiman, SE Agustina Panggabean Betti Emyati Pasaribu, SE.Ak
Penata Muda TK. I (III/b) Penata TK. I (III/d) Penata TK. I (III/d)
NIP. 19810801 201101 1 003 NIP. 19630810 198503 2 006 NIP. 19800830 200312 2 005
Kabid. Kesmas Kabid. Pencegahan & Kabid. Yankes Kabid. Sumber Daya Kesehatan
Minton Manalu, SKM.,M.Kes Pengendalian Penyakit Asdani Padang, S.Si.,M.Kes Poltak Pakpahan
Penata TK. I (III/d) dr. Pebrianto Manalu Penata TK. I (III/d) Penata TK. I (III/d)
NIP. 19700317 199103 1 004 Penata TK. I (III/d) NIP. 19770621 200212 2 001 NIP. 19630612 198803 1 007
NIP. 19780208 201001 1 019
Kasi Kesehatan Keluarga & Gizi Kasi Surveilans & Imunisasi Kasi Pelayanan Kes. Primer Kasi Kefarmasian
Ernita Naibaho, S.Gizi T. Nova Aritonang Faisal, SKM Linnon Bastian Lb. Raja, S.Farm, Apt
Penata (III/c) Penata TK. I (III/d) Penata Muda TK. I (III/b) Penata (III/c)
NIP. 19790507 200502 2 001 NIP. 19681123 199003 2 003 NIP. 19730505 196603 1 003 NIP. 19830419 200604 1 005
Kasi Kesling, Kesehatan Kerja Kasi Pencegahan & Kasi Pelayanan Kes. Tradisional
Kasi SDM KEsehatan
& Olahraga Pengendalian Peny. Tdk Marice Silaban
Purnama Tambunan
Dian Hartini Menular & Kesehatan Jiwa Penata (III/c)
Penata TK. I (III/d)
Penata TK. I (III/d) Rismauli Sitorus NIP. 19591212 199203 2 002
NIP. 19641018 198411 2 001
NIP. 19660131 198903 2 003 Penata (III/c) PUSKESMAS
NIP. 19681007 199103 2 005
27
2.2 SUMBER DAYA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Kegiatan pelayanan kesehatan dikelola oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas
dengan jumlah pegawai sebanyak 717 PNS dan 375 Honor Daerah.
Tabel II.1
Kondisi Ketenagaan di Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah
No. Uraian Jumlah (Pegawai) Ketera
ngan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Golongan I 0 0 0 0 0
2 Golongan II 176 193 220 315 315
3 Golongan III 358 358 362 391 391
4 Golongan IV 11 11 11 11 11
Jumlah 545 562 593 717 717
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah
28
Tabel II.3
Daftar Jumlah Tenaga Paramedis di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli
Tengah
No. Uraian Jumlah (Pegawai) Keterangan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Perawat 200 206 217 274 274
2 Bidan 185 190 197 229 229
3 Perawat PTT - - - - -
4 Bidan PTT 233 234 232 226 219
Jumlah 618 630 646 729 722
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah
1 Dokter Spesialis -
2 Dokter Umum 33
3 Dokter Gigi 11
4 Perawat Gigi 9
5 Asisten Apoteker 11
6 D-III Gizi 16
7 D-III Perawat 153
8 SPK 106
9 D-IV Bidan -
10 D-III Bidan 79
11 PPB (Program Pendidikan Bidan) 49
12 D-I Bidan 90
13 Bidan PTT 228
14 D-III Kesling 13
15 S-I Kesmas 31
29
Tabel II.5
Kondisi Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan Pegawai pada Dinas Kesehatan di Lingkup
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2016
30
Tabel II.6
Daftar Sarana dan Prasarana Bidang Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Tapanuli Tengah
NO NAMA SARANA DAN PRASARANA JUML SATUAN
AH
1. Rumah Sakit Umum Pemerintah 1 unit
2. Rumah Sakit Umum Swasta - unit
3. Puskesmas 23 unit
Puskesmas terakreditasi - Belum Terakreditasi
Puskesmas Mampu Poned 6 Mampu Poned
Puskesmas Persalinan 24 Jam - Puskesmas
4. Puskesmas Pembantu 90 Pustu
5. Puskesmas Keliling 46 Pusling
6. Rumah bersalin Swasta - Unit
7. Balai Pengobatan Swasta 11 Unit
8. Praktek Dokter Umum 42 Unit
9. Praktek Dokter Psesialis - Unit
10. Praktek Dokter Gigi 2 Unit
11. Tukang Gigi 3 Unit
12 Apotik 6 Unit
13 Toko Obat Berizin 19 Unit
14. Opitikal 2 Unit
16. Gudang Farmasi 1 Unit
17. Laboratorium Dinas Kesehatan - Unit
18. Posyandu Balita 377 Unit
19. Posyandu Lansia 102 Unit
JUMLAH Unit
Secara umum kuantitas sarana yang ada cukup memadai namun kualitas
pengelolaan sarana masih belum optimal. Begitu juga tentang ketersediaan Vaksin dan
obat yang masih mengharapkan bantuan Pemerintah atasan.
Adapun pembekalan/peralatan kesehatan dalam menunjang Program-Program
Pembangunan Kesehatan yang dimiliki Dinas Kesehatan bahwa pembekalan
kesehatan dalam pelaksanaan program pembangunan Kesehatan di Kabupaten
Tapanuli Tengah masih belum memadai. Adapun faktor pendukung dalam pemenuhan
pembekalan/peralatan kesehatan adalah adanya kemauan Pemerintah Kabupaten
Tapanuli Tengah untuk memenuhi kebutuhan dimaksud, namun keterbatasan dana
yang dimiliki perlu mendapat dukungan dana diluar APBD Kabupaten Tapanuli Tengah.
31
Berikut ini informasi data peralatan medis beserta Kebutuhan Kabupaten Tapanuli
Tengah.
Sarana yang digunakan dalam Urusan Kesehatan tercatat dalam Daftar Barang
Inventaris. Barang inventaris yang berupa bidang tanah untuk urusan kesehatan
sebagian besar digunakan untuk bangunan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit,
Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Pembantu Desa/Kelurahan.
32
Tabel II.7
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah
Targ Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
et
Tar
N Indikator Kinerja susuai Tugas Target Indik
get 201
o dan Fungsi Dinas Kesehatan SPM ator 2012 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
IKK 3
Lain
nya
Cakupan Komplikasi Kebidanan yg 125 125 125 125 125
1 80% 80% 80% 80% 80% 80% 100% 100% 100% 100% 100%
ditangani % % % % %
Cakupan Pertolongan Persalinan
81,56 90,6 111 76,3 78,7
2 oleh Tenaga Kesehatan yg 90% 90% 90% 90% 90% 90% 100% 68,4% 68,7% 70,9% 76%
% 2% % 3% 7%
Memiliki Kompetensi Kebidanan
Cakupan Desa/Kelurahan 100 100 100 100 100 21,47 49,72 38,60 44,98 54,42 21,4 49,7 38,6 44,9 54,4
3 100%
Universal Child Immunization (UCI) % % % % % % % % % % 7% 2% 0% 8% 2%
Cakupan Balita Gizi Buruk 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
4 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Mendapat Perawatan % % % % % % % % % %
Cakupan Penemuan dan
100 100 100 100 100 80,78 99,16 80,7 100 100 100 99,1
5 Penanganan Penderita Penyakit 100% 100% 100% 100%
% % % % % % % 8% % % % 6%
TBC BTA
Cakupan Penemuan dan
100 100 100 100 100 87,50 99,50 87,5 99,5 100 100 100
6 Penanganan Penderita Penyakit 100% 100% 100% 100%
% % % % % % % 0% 0% % % %
DBD
Cakupan Pelayanan Kesehatan 100 100 100 100 100 100 100 100 100
7 100% 0% 100% 100% 100% 100% 0%
Rujukan Pasien Masyarakat Miskin % % % % % % % % %
87,49 80,52 80,80 97,2 111 111 89,4 89,7
8 Cakupan Kunjungan Bayi 90% 90% 90% 90% 90% 90% 100% 100%
% % % 1% % % 7% 8%
33
Pandan,
Kepala Dinas Kesehatan
Kab. Tapanuli Tengah
34
Secara umum Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah telah dapat
melaksanakan tugas dan fungsi di bidang kesehatan dengan baik. Capaian kinerja yang
diraih di bidang tersebut dapat digambarkan bahwa Dinas Kesehatan dapat
merealisasikan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012-2016, meskipun masih ada
beberapa kegiatan yang dalam pelaksanaannya ditemukan kendala atau permasalahan.
Cakupan pelayanan di Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah ada yang sudah
memenuhi target dan ada yang belum memenuhi target. Untuk Cakupan Desa/
Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) masih rendah disebabkan karena masih
rendahnya cakupan Imunisasi Dasar Lengkap bayi yang merupakan syarat desa UCI
yaitu minimal 80 % bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Penyebab utamanya
adalah masih rendahnya cakupan HB0 yang diberikan pada 0-7 hari dan campak pada
9 bulan. Faktor kendalanya antara lain tingkat pengetahuan masyarakat yang rendah
terhadap imunisasi sehingga adanya stigma negatif, tidak didukung oleh keluarga dan
kesibukan dari keluarga sehingga tidak sempat untuk membawa anaknya imunisasi dan
adanya faktor budaya/ kepercayaan setempat. Dan beberapa masyarakat membawa
anaknya imunisasi di fasilitas kesehatan di luar wilayah Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli
Tengah.
Sedangkan faktor pendukung beberapa kegiatan yang telah mencapai target
antara lain adanya dukungan Program pemerintah daerah untuk meningkatkan
pelayanan terhadap orang miskin sehingga setiap orang miskin yang tidak atau memiliki
Jaminan Kesehatan baik di fasilitas kesehatan pertama (Puskesmas) maupun di Rumah
Sakit (Rujukan) akan selalu mendapat pelayanan.
Demikian juga dengan Cakupan Gizi buruk, TB BTA dan DBD didukung oleh
Pemerintah Pusat melalui Program-Program dari Pusat (Kementerian Kesehatan)
sehingga setiap penemuan kasus, penderita akan selalu mendapatkan pelayanan
Kesehatan.
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yg Memiliki Kompetensi
Kebidanan belum memenuhi target karena masih adanya persalinan yang ditolong oleh
dukun beranak dan ibu hamil ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan luar
wilayah Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah.
35
Tabel II.8
Dari segi anggaran dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan-kegiatan pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah pada umumnya dapat terserap lebih dari
75% dari total anggaran yang tersedia, sedangkan sisanya yang tidak terserap
disebabkan oleh adanya kendala. Tahun 2014 penyerapan anggaran hanya 37,87%
disebabkan Pengelola Keuangan Dinas Kesehatan tidak mampu mengelola Anggaran
Dinas Kesehatan dengan maksimal. Sedangkan tahun 2016 anggaran terserap hanya
53,68% karena keterlambatan proses e-Purchasing (e-katalog) di Dinas Kesehatan
yang menggunakan alokasi DAK serta keterlambatan pencairan DAK pada akhir tahun
2016 sehingga menjadi utang untuk tahun 2017. Sedangkan DAU dapat terserap
dengan baik.
36
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS
KESEHATAN
2.4.1. Tantangan
Dinas Kesehatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kesehatan
tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun
eksternal, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus
dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan pelayanan pada Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah. Tantangan
yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan kesehatan adalah bahwa dinamika
pembangunan kesehatan di wilayah harus bergerak cepat yang diakibatkan oleh adanya
perkembangan global di berbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat
dihindari. Seiring dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi dengan
berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah provinsi, hal ini
tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
daerah Kabupaten Tapanuli Tengah agar adanya sinergi dan kesesuaian dalam
menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.
Tantangan pengembangan Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli
Tengah dalam 5 (lima) tahun ke depan berdasarkan analisis dan telaahan terhadap
Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019, Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumut
2013-2018, dan analisis terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Capaian
Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan serta SDGs 2015-2030 yang berimplikasi terhadap
tantangan bagi pengembangan pelayanan Dinas Kesehatan pada lima tahun
mendatang adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan Ibu dan Anak. Jumlah kematian ibu yang mengalami peningkatan 2
(dua) tahun terakhir ini dari 7 jiwa dan 11 jiwa kematian ibu pada tahun 2016
meskipun cakupan pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki
Kompetensi Kebidanan sudah meningkat dari 68,7% menjadi 70,9%.
Tantangannya walaupun jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan
ibu khususnya bidan sudah relatif tersebar di seluruh daerah Tapanuli Tengah,
namun kompetensi masih belum memadai. Demikian juga secara kuantitas
jumlah Puskesmas PONED meningkat namun belum diiringi dengan peningkatan
kualitas pelayanan.
37
2. Kematian Bayi dan Balita. Selama 5 tahun terakhir ini mengalami fluktuatif.
Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun 2012-2016. Pada tahun 2016 AKB di Kab.
Tapanuli Tengah sebanyak 6 per 1000 Kelahiran Hidup. Angka ini masih dibawah
target SDGs Kesehatan yaitu 12 per 1000 Kelahiran Hidup.
Sedangkan Angka Kematian Balita (AKABA) juga mengalami fluktuatif. Pada
tahun 2016 AKB sebanyak 6 per 1000 Kelahiran Hidup. Di mana angka ini juga
masih di bawah target SDGs 25 per 1000 Kelahiran Hidup.
Penyebab kematian pada kelompok umur perinatal disebabkan oleh Intra Uterine
Fetal Death (IUFD) sebanyak 29% dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
sebanyak 11,2%, ini berarti faktor kondisi ibusebelum dan selama kehamilan
amat menentukan kondisi bayinya. Tantangan kedepan adalah mempersiapkan
calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar
terjamin kesehatan lingkungan yang mampu melindungi bayi dari infeksi.
Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun, penyebab utama kematian adalah
infeksi khusunya pnemonia dan diare. Ini berkaitan erat dengan perilaku hidup
sehat ibu dan juga kondisi lingkungan setempat.
3. Gizi Masyarakat. Perkembangan masalah gizi saat ini semakin kompleks, selain
masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga
menjadi persoalan yang harus ditangani secara serius. Berdasarkan data Profil
Kesehatan tahun 2016 menunjukkan fakta yang memperihatinkan yakni
Prevalensi Stunting (Pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah lima tahun/
balita sebanyak 30,8%. Sedangkan prevalensi Malnutrisi (Wasting/ obesitas)
pada anak balita sebanyak 8,6%. Prevalensi anemia pada ibu hamil sebanyak
518 jiwa. Data Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 11
orang dan Bayi Gizi Buruk sebanyak 65 orang. Masalah Gizi terjadi karena
kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak
tepat, yang mengakibatkan kemmapuan kognitif tidak berkembang maksimal,
mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam
kemiskinan. Seribu Hari Pertama Kehidupan adalah masa kritis yang
menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak menghadapi gangguan
pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat 1000 hari, dampak
buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk mengatasi Stunting dan
38
amsalah gizi lainnya, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi
bagi ibu hamil dan balita.
4. Penyakit Menular. Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit
HIV/ AID, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza. Dan beberapa
penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis, frambusia dimana kasusnya
masih banyak di daerah Tapanuli Tengah.
Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 28 kasus HIV dan 4 kasus AIDS, dengan
kasus kematian akibat AIDS sebanyak 2 orang.Pada tahun 2014 ditemukan
sebanyak 27 kasus HIV dan 0 (nol) kasus AIDS, serta tidak ada kasus kematian
akibat AIDS. Pada tahun 2015 ditemukan 8 kasus HIV dan 0 kasus AIDS, serta
tidak ada kasus kematian akibat AIDS. Pada tahun 2016 ditemukan 24 kasus HIV
dan 0 kasus AIDS, serta tidak ada kematian akibat AIDS.
Tantangan yang dimiliki dalam pengendalian HIV-AIDS adalah belum adanya
Tenaga Kesehatan yang terlatih dalam penanganan pasien HIV-AIDS dan belum
adanya Laboratorium Kesehatan.
Dalam RPJMN 2015-2019, Indonesia tetap memakai Prevalensi TB, yaitu 272 per
100.000 penduduk. Dan berdasarkan target tersebut, Kab. Tapanuli Tengah
masih berada dibawah target yaitu 171 per 100.000 penduduk.
Untuk penyakit DBD, target angka kesakitan secara nasional sebesar 53 per
100.000 penduduk. Sedangkan data di Kab. Tapanuli Tengah sebanyak 6,2 per
100.000 penduduk atau masih di bawah target nasional.
Dalam dasawarsa terakhir, sejumlah penyakit baru bermunculan dans ebahagian
berhasil masuk serta merebak di Indonesia, seperti SARS dan flu burung.
Sementara itu, di negara-negara Timur Tengah telah muncul dan berkembang
penyakit MERS, dan dimulai di Afrika telah muncul dan berkembang penyakit
Ebola.
5. Penyakit Tidak Menular. Kecenderungan penyakit tidak menular terus
meningkat dan telah mengancam sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir
ini telah terjadi transisi epidemiologis yang sifnifikan, penyakit tidak menular telah
menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga.
Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak
menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi
hipertensi, diabetes melitus, kanker dan penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
39
Oleh karena itu deteksi dini harus dilakukan dengan secara proaktif mendatangi
sasaran, karena sebahagian besar tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
penyakit tidak menular.
6. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan hanya
70,9% dari target 100%. Tantangannya masih banyak masyarakat yang berobat
ke dukun beranak karena faktor budaya dan kurangannya pemahaman
masyarakat tentang pentingnya ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan sesuai dengan Permenkes No. 97 tahun 2014 pasal 14 ayat 1, PP No.
47 tahun 2016 tentang Fasyankes dan Permenkes No. 28 tahun 2017.
7. Desa/ Kelurahan UCI. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) masih 54,42% sedangkan target mencapai 100%. Tantangan yang
dihadapi adalah Petugas kesehatan masih kurang aktif dalam melakukan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang pentingnya imunisasi. Masih
rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap manfaat Imunisasi sehingga
kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya imunisasi. Adanya
penolakan dari keluarga apabila anaknya diimunisasi (HB0) kurang dari 24 jam
dengan anggapan masih terlalu kecil.
8. Desa/ Kelurahan STOP BABs. Dari 215 Desa /Kelurahan yang ada di Kab.
Tapanuli Tengah, belum ada satupun desa/ Kelurahan sudah STOP BABs.
Tantangannya karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih
dan sehat, terbiasa dengan perilaku lama BAB sembarangan. Faktor ekonomi
masyarakat belum memadai untuk mengadakan Jamban sehat di rumahnya
(Jamban dilengkapi dengan Septik Tank/ Bak Penampungan).
9. Jaminan Kesehatan. Belum terlindunginya masyarakat atas kecenderungan
meningkatnya beban pembiayaan kesehatan, disamping meningkatnya tuntutan
masyarakat terhadap ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau. Data dari Dinas Kesehatan Proporsi penduduk penerima bantuan
iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/ Kartu Indonesia Sehat
(KIS) sebanyak 171.084 jiwa.
40
2.4.2. Peluang
Peluang pengembangan Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli
Tengah dalam 5 (lima) tahun kedepan berdasarkan analisis dan telaahan terhadap
Renstra K/L dan Renstra SKPD Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, dan analisis terhadap
Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang dapat dikategorikan sebagai peluang bagi
pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang adalah sebagai berikut :
1. Regulasi
a. Diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan sejak 1 Januari
2014 BPJS Kesehatan telah operasional.
b. Diterbitkannya Peraturan Presiden RI Nomor 32 tahun 2014 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
c. Diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
d. Diterbitkannya Keputusan Bupati Tapanuli Tengah Nomor 342 Tahun 2017
tentang Penetapan Jumlah Penduduk yang Didaftarkan oleh Pemerintah
Kabupaten Tapanuli Tengah Sebagai Peserta Jaminan Kesehatan Pada
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan TA.2017.
2. Organisasi
a. Adanya trend peningkatan kuantitas Sumber Daya Manusia kesehatan dan
peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah dan pusat
maupun swasta.
b. Peningkatan kualitas sumber daya kesehatan.
c. Peningkatan Penanggulangn Penyakit Tidak Menular.
3. Operasional
a. Meningkatnya pembiayaan untuk operasional program dan kegiatan
termasuk penyediaan obat publik essensial dan prasarana pendukung
kinerja.
b. Meningkatnya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia
seperti menurunnya angka kematian ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat
yang ditandai dengan membaiknya indikator gizi buruk.
41
4. Keuangan
a. Kecenderungan meningkatnya pendapatan negara dan daerah yang
berimbas terhadap meningkatnya alokasi anggaran untuk sektor kesehatan.
b. Ditetapkannya alokasi anggaran untuk bidang kesehatan diluar gaji sebesar
7% dari total APBD Kab. Tapanuli Tengah.
5. Politik
a. Partisipasi masyarakat dalam ikut serta melakukan pengawasan atas kinerja
pemerintah
b. Adanya dukungan dan kerjasama yang kuat antara eksekutif dan legislatif
dalam mendukung program kesehatan.
6. Lainnya (Lingkungan)
a. Diterapkannya prinsip Good Governance.
42
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS KESEHATAN
Tabel III.1
Pemetaan Permasalahan untuk Penentuan Prioritas dan Sasaran Pelayanan Dinas
Kesehatan
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
1 2 3 4
1 Kesehatan Ibu 1. Jumlah Kematian Ibu 1. Kompetensi Tenaga
dan Anak sebanyak 11 jiwa Kesehatan yang belum
memadai
2. Masih Rendahnya Kualitasi
pelayanan Ibu dan Anak
3. 3 T (Terlambat mengambil
Keputusan, Terlambat
merujuk dan Terlambat
mendapatkan penanganan)
2 Kematian Bayi 1. AKB sebanyak 6 per 1. Berat Bayi Lahir Rendah
dan Balita 1000 KH (BBLR)
2. AKABA sebanyak 6 per 2. Kondisi Kesehatan Ibu
1000 KH Hamil
3. Penyakit penyerta seperti
Pnemoniadan Diare
4. Intra Uterine Fetal Death
(IUFD)
43
3. Prevalensi anemia pada pertama Kehidupan tidak
Ibu Hamil terpenuhi dengan baik.
4. Gizi Buruk pada Balita
5. Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR)
4 Penyakit 1. HIV/ AIDS 1. Masih rendahnya Perilaku
Menular 2. Tuberculosis Hidup Bersih dan Sehat
3. Demam Berdarah (PHBS)
4. Influenza 2. Lingkungan tidak sehat
5. Kusta 3. Penularan dari daerah lain.
6. Fialriasis 4. Pengobatan tidak tuntas
7. Frambusia
5 Penyakit Tidak 1. Hipertensi 1. Masih rendahnya Perilaku
Menular 2. Diabetes Melitus Hidup Bersih dan Sehat
3. Kanker (PHBS)
4. PPOK 2. Rendahnya budaya
melakukan Deteksi Dini
terhadap Penyakit Tidak
Menular
6 Pertolongan 1. Pertolongan Persalinan 1. Budaya masyarakat yang
Persalinan oleh belum semuanya masih percaya kepada
Tenaga dilakukan oleh Tenaga dukun beranak dalam
Kesehatan Kesehatan, masih ada menolong persalinan.
beberapa yang ditolong 2. Kurang efektifnya
oleh dukun beranak. pencatatan dan pelaporan
2. Tenaga Kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
masih kurang dalam kesehatan.
melaksanakan KIE
(Komunikasi, Informasi
dan Edukasi) terkait
pertolongan oleh tenaga
kesehatan.
44
7 Desa/ 1. Masih rendahnya 1. Masih Rendahnya cakupan
Kelurahan UCI cakupan Imunisasi Imunisasi khususnya HB0
masih 54,4% harus selama < dari 24 jam
sejak kelahiran
2. Tenaga kesehatan kurang
melakukan KIE terkait
Imunisasi
3. Kesadaran masyarakat
masih kurang untuk
mengantarkan anaknya
imunisasi
4. Masih adanya paham
primitf tentang Imunisasi
sehingga enggan
mengimunisasi anaknya.
45
3.2 TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH TERPILIH
3.2.1 Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu
organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif,
inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana
organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus
dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Setelah Bupati Tapanuli Tengah dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah dilantik pada
tanggal 22 Mei 2017, maka visi misi kepala daerah terpilih tersebut selanjutnya
dijabarkan dalam dokumen perencanaa lima tahun daerah dengan mempertimbangan
potensi, kondisi dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2006-2026. Visi Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2017-2022 adalah :
Makna yang terkandung dalam visi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah yang berkarakter, merupakan masyarakat
yang menciptakan kebersamaan dan kerukunan serta tolong menolong dalam
kehidupan bermasyarakat; meningkatkan kehidupan bermasyarakat secara
bergotong-royong; serta meningkatkan apresiasi terhadap kesenian dan pelestarian
budaya.
47
5. Menumbuhkembangkan perekonomian rakyat, menuju kedaulatan sumber daya
alam berkarakter.
6. Memperkokoh kerukunan kehidupan beragama dan budaya yang lestari.
7. Menciptakan dunia usaha dan investasi yang adil dan pro rakyat.
8. Mengembangkan potensi wisata secara serius menuju peningkatan ekonomi rakyat.
9. Tersedianya kebutuhan petani dan nelayan yang cukup dan memadai.
10. Terwujudnya rumah sehat bagi warga miskin dan santunan kematian bagi
masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah.
49
4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk,
terutama penduduk miskin.
5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah
tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal,
terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.
8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Pembangunan di Sumatera Utara menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk
menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga untuk
mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Sumatera
Utara yang strategis, mendorong Sumatera Utara berperan sebagai agent of
development (agen pembangunan) bagi pertumbuhan nasional.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam
menyelesaikan isu yang bersifat lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan
masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Sumatera Utara antara lain kemiskinan,
penataan ruang dan lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan,
terbatasnya kesempatan kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Dalam
mengatasi permasalahan tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang
didukung oleh rakyat dan aspek politis.
Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan kemiskinan
dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan,
perluasan kesempatan lapangan kerja, peningkatan aksesibilitas dan kualitas
pelayanan kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis,
perdagangan, jasa dan industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan
konservasi lingkungan serta penataan struktur pemerintah daerah yang menyiapkan
kemandirian masyarakat Sumatera Utara.
50
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
Dalam Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2013-2033, disebutkan bahwa tujuan
penataan ruang adalah untuk mewujudkan : (a) terselenggaranya pemanfaatan ruang
wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien,
melalui pemberian Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang
memiliki nilai konservasi;(b) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung
sebagai kawasan konservasi air dan tanah, melalui program rehabilitasi lahan,
dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang
tidak dapat mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya pembangunan infrastruktur
yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat
khususnya pada daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari
desa ke kota dengan pengembangan desa–desa potensial; (d) pembangunan dan
pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh sistem jaringan antara
kegiatan perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal Sibolga, Pandan,
P.Sidempuan, Tarutung, Nias, Balige, dan Parapat; dan (e) terwujudnya rencana tata
ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan
pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota.
Selanjutnya dalam RTRW juga telah ditetapkan kebijakan pengembangan
struktur ruang; dan kebijakan pengembangan pola ruang.Kebijakan pengembangan
struktur ruang meliputi : (a) peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; dan; (b) peningkatan
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi,
energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Daerah.
Lebih lanjut dikemukakan strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang
wilayah meliputi : (a) strategi pengembangan struktur ruang wilayah; (b) strategi
pengembangan kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan;(c) strategi
pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan dan perkotaan; (d) strategi
pengembangan sistem prasarana wilayah; (e) strategi pengembangan pola ruang
wilayah; (f) strategi penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara,
dan penatagunaan sumberdaya alam lainnya. Selanjutnya dijelaskan Rencana
51
struktur ruang wilayah, meliputi : (a) sistem pusat permukiman perdesaan; (b) sistem
pusat permukiman perkotaan; dan (3) sistem prasarana wilayah.
Rencana Tata Ruang Wilayah ini diharapkan menjadi pedoman bagi semua
pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang,
serta mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan bersifat
saling melengkapi serta selaras serta sebagai matra spasial bagi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) serta rencana pembangunan lainnya.
Jika ditelaah rencananya, maka terlihat adanya keseimbangan rencana struktur
ruang antar wilayah baik dalam pengembangan sistem pusat permukiman
perdesaan; sistem pusat permukiman perkotaan; dan sistem prasarana wilayah.
Namun dalam implementasinya berbeda, sehingga masih terdapat berbagai isu
strategis yang perlu ditangani secara sistematis dalam kaitan dengan penataan ruang
ini. Pertama adalah masih terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang di kabupaten
Tapanuli Tengah. Hal ini ditunjukkan oleh adanya ketimpangan pembangunan
wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah antara Kabupaten Tapanuli Tengah Bagian
Utara dengan bagian Kabupaten Tapanuli Tengah lainnya. RTRW harus dijadikan
acuan utama oleh Dinas Kesehatan dalam menetapkan lokasi pembangunan sarana
– sarana kesehatan sehingga isu –isu ketimpangan pembangunan wilayah yang
terjadi dapat dikurangi secara bertahap.
Sebagai respon atas berbagai isu –isu yang berkembang maka Dinas Kesehatan
sebagai implikasinya maka perlu adanya peningkatan kompetensi SDM tentang
kesehatan lingkungan. Selanjutnya perumusan rencana pembangunan kesehatan
perlu melibatkan berbagai sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koordinasi juga
perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya dalam perencanaan berwawasan
lingkungan adalah ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan akurat tentang
kondisi sistem data dan informasi.
52
3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Perumusan isu-isu strategis didasarkan analisis terhadap lingkungan internal dan
eksternal yaitu peluang dan ancaman serta memperhatikan kekuatan dan kelemahan
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi serta misi meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan
pendidikan dan kesehatan, maka isu-isu strategis yang menjadi acuan atau dasar
dalam menentukan program dan kegiatan yang diprioritaskan selama lima tahun ke
depan ((2017 – 2022)). Dari hasil analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal
diperoleh isu-isu strategis sebagai berikut :
1. Regulasi bidang kesehatan di Kabupaten Tapanuli Tengah dinilai masih sangat
lemah dan perlu dibenahi serta ditingkatkan fungsinya dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan.
2. Keterampilan tenaga kesehatan yang belum memadai serta jumlah dan jenis
tenaga kesehatan belum memenuhi standar pelayanan fasilitas kesehatan.
3. Tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat yang masih rendah.
4. Intensitas beberapa penyakit menular dan tidak menular semakin meningkat, ada
ancaman meningkatnya penyakit lain ( new emerging dan re- emerging ).
5. Kualitas kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar masih buruk di masyarakat.
6. Aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, terutama
masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil dan letak geografis yang sulit
dijangkau.
7. Masih Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) , Angka Kematian Bayi (AKB) dan
Angka Kematian Balita (AKABA), akibat 3T ( terlambat mengambil keputusan,
terlambat merujuk dan terlambat mendapat penanganan).
8. Belum optimalnya jumlah ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan. Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
tahun 2016 sebesar 70,9%.
9. Masih rendahnya jumlah cakupan desa/ kelurahan Universal Child Immunization
(UCI). Jumlah cakupan desa/ kelurahan UCI sebesar 54,4%. Sementara itu jumlah
desa/ kelurahan UCI 117 desa/ kelurahan.
10. Kurangnya kualitas dan kuantitas Sarana dan Prasarana Kesehatan terutama
pelayanan kesehatan dasar, belum ada Puskesmas yang terakreditasi.
53
11. Ketersediaan tenaga medis sebagai tenaga kesehatan fasilitas rujukan belum
memadai.
12. Penempatan tenaga kesehatan di Puskesmas belum merata.
13. Meningkatnya prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM).
Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi
permasalahan yang hendak diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya
untuk dilaksanakan dan diselesaikan secara berkesinambungan. Optimalisasi kinerja
birokrasi dan pelayanan publik Kualitas kinerja pemerintah daerah perlu untuk
ditingkatkan baik dari sisi mental dan etos kerja birokratnya, manajemen
kelembagaan dan infrastruktur penunjangnya. Peningkatan etos kerja birokrat dapat
dilakukan melalui penerapan disiplin pegawai dan peningkatan kinerja, manajemen
kelembagaan dapat ditingkatkan melalui pembehanan tata laksana organisasi
sedangkan penguatan infrastruktur pemerintahan dan pelayanan dapat dilaksanakan
dengan penggunaan teknologi informasi (TI).
54
8. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita.
9. Pemerataan ketersediaan dan kebutuhan tenaga kesehatan.
55
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
4.2.1 Tujuan Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah
1. Tujuan Menjamin Ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau adalah :
a. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan yang
bermutu
b. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif bagi ibu
maternal, bayi, balita, anak sekolah dan remaja, usia produktif dan usia lanjut
d. Mengembangkan mutu manajemen pelayanan kesehatan dan kebijakan
pembangunan kesehatan
2. Tujuan Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan
adalah :
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk oleh karena penyakit
menular dan dampak bencana serta wabah
b. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk oleh karena penyakit
tidak menular pada kelompok resiko
c. Mewujudkan lingkungan yang sehat
56
3. Tujuan Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan adalah :
57
4. Sasaran tujuan mengembangkan mutu manejemen pelayanan kesehatan dan
kebijakan pembangunan kesehatan adalah:
a. Mengembangkan sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan
b. Mengembangkan sistem pengendalian internal dan manejemen pengelolaan
aset serta penanganan laporan hasil pemeriksaan
5. Sasaran tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk oleh
karena penyakit menular dan bencana adalah:
a. Meningkatnya pengendalian kesakitan dan kematian penyakit menular
b. Peningkatan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit menular
6. Sasaran tujuan menurunkan angka kesakitan penyakit tidak menular pada
kelompok resiko adalah :
a. Meningkatnya pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular,degeneratif
dan penyakit terkait gaya hidup pada kelompok beresiko
7. Sasaran tujuan mewujudkan lingkungan yang sehat adalah:
a. Meningkatnya akses masyarakat terhadap air bersih, sanitasi dasar, makanan
minuman yang higenis dan perumahan sehat
b. Meningkatnya pengendalian faktor resiko kesehatan lingkungan, higiene
sanitasi pengolahan makanan dan minuman industri rumah tangga
8. Sasaran tujuan meningkatkan kompetensi dan persebaran tenaga kesehatan :
a. Meningkatnya ketersedian tenaga kesehatan terstandrisasi, sertifikasi dan
pendidikan berkelanjutan
b. Meningkatkan standarisasi penyelenggaran pelatihan kesehatan dan pelatihan
kesehatan masyarakat
9. Sasaran tujuan ketersediaan produk sedian farmasi dan perbekalan kesehatan
sesuai standar adalah:
a. Meningkatnya ketersediaan obat dan vaksin di sarana pelayanan kesehatan
b. Meningkatnya pengawasan Keamanan pangan dan bahan berbahaya
10.Sasaran tujuan meningkatkan pembinaan dan pengawasan pengobatan
tradisonal alternatif:
a. Meningkatnya pembinaan pengobatan tradisonal alternatif
11. Sasaran tujuan memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat :
a. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
58
b. Meningkatnya upaya kesehatan berbasis masyarakat dan peningkatan peran
serta masyarakat
12. Sasaran tujuan meningkatkan kualitas gizi keluarga dan masyarakat :
a. Meningkatnya upaya penanggulangan kasus gizi buruk dan gizi kurang
b. Meningkatnya intervensi kasus gizi buruk melalui penyediaan makanan
tambahan(meningkatkan intervensi gizi buruk untuk masyarakat)
13. Sasaran tujuan meningkatnya jumlah penduduk yang terlindungi dengan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
a. Meningkatnya masyarakat yang memiliki Jaminan Kesehatan
59
Tabel IV.1
Meningkatkan Meningkatnya
akses dan pelayanan
2a kualitas kesehatan dasar Jumlah Puskesmas 0 4 6 8 9
1
pelayanan yang berkualitas
kesehatan dasar dan terjangkau
Meningkatkan
pelayanan Meningkanya
kesehatan yang akses pelayanan
komprehensif kesehatan
bagi ibu terhadap ibu,
Pembentukkan RTK
3a maternal, bayi, bayi, balita serta
di setiap desa
0 5 5 5 5 25
balita, anak pelayanan
sekolah dan kesehatan yang
remaja, usia responsive
produktif dan gender
usia lanjut
60
Pembentukkan RTK di
3a setiap desa
0 5 5 5 5 25
Persentase
puskesmas program
perencanaan
3a persalinan dan
60% 65% 70% 75% 80% 85%
pencegahan
komplikasi (P4K)
Meningkanya akses Persentase ibu hamil
pelayanan kesehatan mendapat TTD 90
3a Tablet selama masa
45% 47% 50% 55% 60% 70%
terhadap ibu, bayi,
Meningkatkan balita serta kehamilan
pelayanan pelayanan kesehatan Persentase
kesehatan yang responsive Puskesmas yang
3a yang gender melaksanakan kelas
60% 65% 70% 75% 80% 85%
komprehensif ibu hamil
bagi ibu Persentase ibu hamil
maternal, yang mendapatkan
bayi, balita, 65% 70% 75% 80% 85% 90%
pelayanan Neonatal
anak sekolah (K4)
dan remaja,
usia produktif Persentase bayi baru
dan usia lahir yang melakukan
3a lanjut Inisiasi Menyusui Dini
41% 44% 47% 50% 52% 55%
(IMD)
Meningkatnya
3b Persentase Kesehatan 40% 90
95,00 97,00
98
100
Lansia
Meningkatnya upaya
pelayanan kesehatan Persentase Posyandu
3b terhadap usia Lansia 40 45 50 55
57
60
produktif dan lanjut
usia Persentase
Puskesmas yang
3b menyelenggarakan 30
35 40 45 50 55
kegiatan kesehatan
remaja
61
Persenatase
Sumber Daya
Aparatur
4a Kesehatan yang 0 60% 65% 70% 75% 80%
mempunyai
kompetensi di
Mengembangk
bidangnya
an sistem
informasi 15 rangkap 15 rangkap 15 rangkap 15 rangkap 15 rangkap
Adanya Profil
4a kesehatan dan Dinas Kesehatan
0 Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen
hukum Profil Profil Profil Profil Profil
Mengembangk
kesehatan
an mutu
manejemen Kapasitas Bank
pelayanan Data dan Website
4a kesehatan dan Dinas Kesehatan
0 5 PKM 5 PKM 5 PKM 5 PKM 4 PKM
kebijakan dan Puskesmas
pembangunan
kesehatan a.
Mengembangk
an sistem
pengendalian
internal dan
Tersedianya Data
4b manejemen
Aspak
0 100% 100% 100% 100% 100%
pengelolaan
aset serta
penanganan
laporan hasil
pemeriksaan
Terlaksananya
Penyemprotan/ 20 20 20 20 20 20
5a foging di semua Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Meningkatnya
pengendalian kecamatan
Menurunkan
kesakitan dan
angka Terlaksananya 20 20 20 20 20 20
5a kesakitan dan
kematian
Imunisasi Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
penyakit
kematian
menular Terlaksananya
penduduk oleh 23 24 24 24 24 24
5a karena Kegiatan
Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas
penyakit Screening
menular dan Peningkatan
Persentase Desa/
bencana sistem
Kelurahan KLB
adalah: kewaspadaan
yang dilakukan
5b dini kejadian
Penyelidikan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
luar biasa
Epidemiologi < 24
penyakit
Jam
menular
62
Persentase
Puskesmas yang
6a melaksanakan 0 10% 20% 30% 40% 50%
pengendalian PTM
terpadu POSBINDU
Persenatase
Meningkatnya sekolah yang
6a melaksanakan
0 10% 20% 30% 40% 50%
pengendalian
Menurunkan faktor resiko Kebijakan KTR
angka penyakit tidak Terbitnya Kebijakan
kesakitan menular, Peraturan Daerah
6a penyakit tidak degeneratif Kawasan Tanpa
0 1 0 0 0 -
menular pada dan penyakit Rokok
kelompok terkait gaya
resiko hidup pada Persentase
kelompok Puskesmas yang
beresiko melaksanakan - 10% 20% 30% 40% 50%
pengendalian PTM
terpadu POSBINDU
Meningkatnya
jumlah Puskesmas
6a yang melakukan
0 4 PKM 5 PKM 5 PKM 5 PKM 5 PKM
Deteksi Dini PTM
Terlaksananya
Meningkatnya Inspeksi Sanitasi
7a akses Tempat-tempat
0 10% 20% 25% 30% 45%
masyarakat Umum
terhadap air
bersih,
sanitasi dasar, Terlaksananya
makanan pengawasan DAMIU
7a minuman yang (Depot Air Minum Isi
0 10% 20% 25% 30% 45%
higenis dan Ulang)
Mewujudkan perumahan
lingkungan sehat
yang sehat Meningkatnya Terlaksananya
adalah pengendalian penyuluhan
7b faktor resiko menciptakan
30 Desa 30 Desa 30 Desa 30 Desa 30 Desa 30 Desa
kesehatan lingkungan sehat
lingkungan,
higiene
sanitasi
pengolahan Terlaksananya
7b makanan dan Pemicuan STBM di 0 15 Desa 20 Desa 25 Desa 30 Desa 35 Desa
minuman desa
industri rumah
tangga
63
Persenatase Sumber
Meningkatnya
Daya Aparatur
ketersedian
8a tenaga
Kesehatan yang 0 60% 65% 70% 75% 80%
mempunyai kompetensi
kesehatan di bidangnya
terstandrisasi,
sertifikasi dan
pendidikan Persentase Tenaga
8a Penyuluh bersertifikat
0 60% 65% 70% 75% 80%
berkelanjutan
meningkatkan
Persentase Sumber
kompetensi
Daya Aparatur
dan
8b persebaran
Pelayanan 0 60% 65% 70% 75% 80%
Meningkatkan Kegawatdaruratan
tenaga
standarisasi mempunyai sertifikat
kesehatan
penyelenggaran Persentase Sumber
pelatihan Daya Aparatur Keluarga
8b kesehatan dan Sehat mempunyai
0 60% 65% 70% 75% 80%
pelatihan sertifikat
kesehatan Persenatase Sumber
masyarakat Daya Aparatur
8b Puskesmas yang 0 60% 65% 70% 75% 80%
mempunyai kompetensi
di bidangnya
Meningkatnya
Tersedianya Obat,
ketersediaan
Vaksin dan Perbekalan
obat dan vaksin 23 PKM, 24 PKM, 24 PKM, 24 PKM, 24 PKM, 24 PKM,
9a ketersediaan
di sarana
Kesehatan secara
1 RSUD 1 RSUD 1 RSUD 1 RSUD 1 RSUD 1 RSUD
produk sedian merata di seluruh
pelayanan
farmasi dan Puskesmas
kesehatan
perbekalan
Meningkatnya
kesehatan Terlaksananya
pengawasan
sesuai standar pengawasan Keamanan
Keamanan 8 unit 8 unit 8 unit 8 unit 8 unit
9b adalah:
pangan dan
Pangan dan bahan 0
Kantin Kantin Kantin Kantin Kantin
berbahaya di kantin
bahan
Sekolah Dasar
berbahaya
meningkatkan
pembinaan Meningkatnya
dan pembinaan Jenis tanaman obat
10a pengawasan pengobatan bahan alami indonesia 0 5 jenis 5 jenis 5 jenis 5 jenis 5 jenis
pengobatan tradisonal yang telah bersertifikat
tradisonal alternatif
alternatif:
64
Seluruh
Masyarakat
pengunjung
Meningkatnya perilaku Posyandu 385 385 385 385 385 385
11a hidup bersih dan sehat mendapatkan Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu
Memberdaya penyuluhan Pola
kan individu, Hidup Sehat
keluarga dan setiap bulannya
masyarakat Terlaksananya
untuk Pengembangan 215 215
11b berperilaku dan Pelayanan di
75 Desa 75 Desa 75 Desa 65 Desa
Desa Desa
Meningkatnya upaya
hidup bersih Desa Siaga
kesehatan berbasis
dan sehat Terlaksananya
masyarakat dan
peningkatan peran serta kegiatan
masyarakat Pelayanan 385 385 385 385 385 385
11b kesehatan balita Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu
di seluruh
Posyandu
Tersedianya data
dan informasi
mengenai Pangan
12a dan Gizi di setiap
23 PKM 23 PKM 23 PKM 23 PKM 23 PKM 23 PKM
wilayah kerja
Meningkatnya upaya Puskesmas
penanggulangan kasus Persentase balita
gizi buruk dan gizi kurus yang
meningkatka
12a n kualitas
kurang mendapatkan 53% 55% 57% 60% 63% 65%
makanan
gizi keluarga tambahan
dan
Persentase
masyarakat
12a masyarakat gizi 0,15 0,12 0,09 0,07 0,05 0,03
buruk
Meningkatnya intervensi Persentase ibu
kasus gizi buruk melalui hamil KEK
penyediaan makanan mendapat
12b tambahan(meningkatkan Pemberian
70% 73% 75% 83% 85% 90%
intervensi gizi buruk Makanan
untuk masyarakat) Tambahan (PMT)
meningkatny
a jumlah
penduduk
Persentase
yang Meningkatnya
Masyarakat
terlindungi masyarakat yang
13a dengan memiliki Jaminan
miskin memiliki 80% 85% 90% 95% 100% 100%
Jaminan
Jaminan Kesehatan
kesehatan
Kesehatan
Nasional
(JKN)
65
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
66
3.2. Pembinaan dan pengawasan pengguanaan obat generik,alat kesehatan dan
produk pangan
3.3. Peningkatan pemerataan dan keterjangkauan obat, obat tradisonal dan alat
kesehatan yang bermutu
3.4. Standarisasi dan sertifikasi pengobatan alternatif dan tradisional
4. pilihan strategi untuk mencapai misi meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan
4.1. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada setiap tatanan
4.2. Mengembangkan program kesehatan berbasis masyarakat dan kemitraan
4.3. Meningkatnya upaya peningkatan pelayanan kasus gizi buruk difasilitasi
pelayanan kesehatan
4.4. Peningkatan penyediaan supplemen makanan, diversifikasi makanan dan
peningkatan keluarga sadar gizi
4.5. Menjamin pemeliharaan kesehatan dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
5.1.2. Kebijakan
1. Fasilitas penyediaan rujukan yang terstandarissi yang didukung ketersediaan
sumber daya kesehatan yang kompeten, obat dan teknologi yang ade kuat
2. Peningkatan fasilitas dan fokus pelayanan pada daerah bermasalah kesehatan
dan daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan
4. Fokus penyediaan pelayanan kesehatan dasar terstandar berdasarkan
disparitas wilayah, gender dan ketertinggalan sumber daya kesehatan
5. Pengembangan pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan
KB di pelayanan kesehatan dasar
6. Meningkatakan kualitas data dan informasi kesehatan dan penyediaan data dan
informasi publik secara berkala.
8. Meningkatkan pengendalian penyakit menular terutama penyakit menular
reemeriging, new emerging yang berpotensi pandemi
9. Meningkatkan surveylans penyakit menular melalui peningkatan deteksi dini
penyakit, respons cepat terhadap wabah dan bencana meningkatkan
pengadilan penyakit tidak menular melalui deteksi dini, penyediaan sarana dan
fasilitas perawatan, dan peningkatan kie penyakit tidak menular
67
10. Meningkatkan upaya dan fasilitas penyehatan lingkungan melalui pembinanan
dan pengawasasn kualitas kesehatan lingkungan, higieni dan sanitasi makanan
dan minuman, upaya pembangunan berwawasan kesehatan dan sanitasi total
berbasis memasyarakat.
11. Meningkatkan ketersedian tenaga kesehatan pada fasilitas kesehatan primer
dan skunder kesehatan pada daerah sulit dan daerah bermasalah kesehatan.
12. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan melalui pendidikan dan
pelatihan,sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan
13. Meningkatkan mutu fasilitas pelayanan kesehatan melalui ketersediaan obat
dan vaksin,pelayanan kefarmasian yang bermutu,pengguaan obat rasional di
fasilitasi pelayana kesehatan dan pengawasan terhadap produksi dan distribusi
sediaan farmasi
14. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pengobatan tradisional dan alternatif
yang bermutu.
15. Meningkatkan pembinaan dan pengawas pengolahan makanan dan minuman
industri rumah tangga.
16. Meningkatnya upaya promosi kesehatan melalui kerjasama/kementiaan,
kelembagaan, perilaku hidup bersih dan sehat melalui fasilitas dan advokasi
desa sehat,dan peningkatan usaha kesehatan berbasis masyarakat.
17. Meningkatkan penanganan kasus gizi buruk dan kurang melalui penyediaan
makanan tambahan,pendampingan kasus,pemantauan,/surveilans status gizi.
18. Perluasan jamian pemeliharaan kesehatan masyarakat untuk mencapai
universal coverage.
68
Tabel 5.1
Hubungan Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Visi : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat
Misi 3 : Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu bagi masyarakat
Meningkatkan akses
dan kualitas Meningkatnya pelayanan kesehatan Fokus penyediaan pelayanan kesehatan
pelayanan dasar yang berkualitas dan terjangkau Penyediaan fasilitas kesehatan didaerah dasar terstandar berdasarkan disparitas
kesehatan dasar terpencil dan daerah bermasalah wilayah, gender dan ketertinggalan
kesehatan sumber daya kesehatan
Mengembangkan Mengembangkan sistem informasi
mutu manejemen
kesehatan dan hukum kesehatan
pelayanan Pengolaan dan penyediaan data dan Meningkatkan kualitas data dan informasi
kesehatan dan informasih kesehatan yang akurat dan kesehatan dan penyediaan data dan
Mengembangkan sistem pengendalian
kebijakan terintegrasi informasi publik secara berkala.
internal dan manejemen pengelolaan
pembangunan
aset serta penanganan laporan hasil
kesehatan
pemeriksaan
69
dan sanitasi total berbasis memasyarakat.
Meningkatkan pemeriksaan dan
Meningkatnya pengendalian faktor
penyediaan sanitasi dasar serta
resiko kesehatan lingkungan, higiene
advokasi pembanguan berwawasan
sanitasi pengolahan makanan dan
kesehatan
minuman industri rumah tangga
Meningkatkan Meningkanya akses pelayanan
Mengembangkan upaya dan fasilitas
pelayanan kesehatan terhadap ibu, bayi, balita
pelayanan kesehatan yang
kesehatan yang serta pelayanan kesehatan yang
komprehensif untuk pencegahan
komprehensif bagi responsive gender Pengembangan pelayanan kesehatan ibu
kematian ibu dan anak.
ibu maternal, bayi, dan anak, kesehatan reproduksi dan KB di
balita, anak sekolah pelayanan kesehatan dasar
Meningkatnya upaya pelayanan Mengembangkan upaya dan fasilitas
dan remaja, usia
kesehatan terhadap usia produktif dan pelayanan kesehatan usia produktif dan
produktif dan usia
lanjut usia usia lanjut
lanjut
Meningkatkan mutu fasilitas pelayanan
Ketersediaan produk kesehatan melalui ketersediaan obat dan
sedian farmasi dan Peningkatan pemerataan dan vaksin,pelayanan kefarmasian yang
Meningkatnya ketersediaan obat dan
perbekalan keterjangkauan obat, obat tradisonal dan bermutu,pengguaan obat rasional di
vaksin di sarana pelayanan kesehatan
kesehatan sesuai alat kesehatan yang bermutu fasilitasi pelayana kesehatan dan
standar adalah: pengawasan terhadap produksi dan
distribusi sediaan farmasi
Pembinaan dan pengawasan Meningkatkan pembinaan dan pengawas
Meningkatnya pengawasan Keamanan
pengguanaan obat generik,alat pengolahan makanan dan minuman
pangan dan bahan berbahaya
kesehatan dan produk pangan industri rumah tangga.
Meningkatkan
pembinaan dan
Meningkatnya pembinaan pengobatan Standarisasi dan sertifikasi pengobatan
pengawasan Meningkatkan akses masyarakat terhadap
tradisonal alternatif alternatif dan tradisional
pengobatan pengobatan tradisional dan alternatif yang
tradisonal alternatif: bermutu.
Memberdayakan Meningkatnya perilaku hidup bersih dan Membudayakan perilaku hidup bersih Meningkatnya upaya promosi kesehatan
individu, keluarga sehat dan sehat pada setiap tatanan melalui kerjasama/kementiaan,
dan masyarakat kelembagaan, perilaku hidup bersih dan
untuk berperilaku Meningkatnya upaya kesehatan sehat melalui fasilitas dan advokasi desa
hidup bersih dan Mengembangkan program kesehatan sehat,dan peningkatan usaha kesehatan
berbasis masyarakat dan peningkatan
sehat berbasis masyarakat dan kemitraan berbasis masyarakat.
peran serta masyarakat
70
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan
serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan
oleh instansi pemerintah.
Berikut disajikan Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli
Tengah tahun (2017 – 2022). Program/ kegiatan SKPD adalah sekumpulan rencana
kerja suatu SKPD. Program Lintas SKPD adalah sekumpulan rencana kerja beberapa
SKPD. Program Kewilayahan dan Lintas Wilayah adalah sekumpulan rencana kerja
terpadu antar Kementerian / Lembaga dan SKPD mengenai suatu atau beberapa
wilayah, Daerah, atau kawasan.
5.1 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
1 Penyediaan jasa surat menyurat
2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan Listrik
3 Penyediaan jasa kebersihan kantor
4 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
5 Penyediaan alat tulis kantor
6 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
7 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
8 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
9 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
10 Penyediaan makanan dan minuman
11 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Luar Daerah
12 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah
13 Inventarisasi Aset Kantor
14 Pengelolaan Keuangan SKPD
15 Pelayanan Administrasi Kesekretariatan
71
4 Pengadaan mebeleur
5 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
6 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
7 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
8 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
9 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas perairan
10 Operasional dan Pemeliharaan Puskesmas
11 Operasional RSUD Barus
12 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
72
8 Finalisasi Penyusunan Profil Kesehatan
Pembinaan dan Peningkatan Manajemen Data Kesehatan di
9
Puskesmas
10 Workshop Sistem Informasi Puskesmas
11 Penilaian Mandiri Kualitas Data Rutin (PMKDR)
12 Evaluasi dan Penyusunan Indikator Kesehatan Kab. Tapanuli Tengah
13 Operasional Bank Data dan Website Dinas Kesehatan
14 Workshop Humas dan Informasi Publik
Pemutakhiran Data Aspak (Aplikasi Sarana Prasarana dan Alat
15
Kesehatan)
16 Monitoring Evaluasi dan pelaporan
17 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
18 Pengadaan Obat, Vaksin dan Perbekalan Kesehatan
19 Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan
20 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat & Perbekalan Kesehatan
Peningkatan Pendistribusian Obat, Vaksin dan Perbekalan Kesehatan
21
dan e-Logistic Obat
Peningkatan Manajemen Instalasi Farmasi dalam Pengelolaan Obat dan
22
Vaksin Sesuai Standar
74
5.11 Program Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular
1 Penyemprotan/ foging sarang nyamuk
2 Penanggulangan penyakit Rabies
3 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan Anak Sekolah Dasar
4 Pelayanan, Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Malaria
5 Peningkatan Imunisasi
6 Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
7 Pelayanan Imunisasi bayi
8 Pelayanan Kesehatan Lintas Batas
9 Penanggulangan HIV
10 Pelayanan Kesehatan Calon Jemaah Haji
11 Pembinaan Pelayanan Penyakit TB Paru
12 Sosialisasi Vaksin Measle Rubella (MR)
13 Pelayanan Imunisasi MR
14 Pelayanan vaksinasi bagi hamil dan WUS
15 Pelayanan Kesehatan di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
16 Penanggulangan penyakit kecacingan
17 Penanggulangan penyakit ISPA
18 Sosialisasi penanggulangan penyakit diare
19 Penanggulangan penyakit Hepatitis
20 Penanggulangan Penyakit Kusta
21 Penanggulangan Penyakit Filariasis
77
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
2.1.2 Kesehatan :
a Rasio posyandu per satuan balita 9,82 9,74 9,67 9,60 9,54 9,48 9,42
Rasio puskesmas, poliklinik, pustu
b 0,35 0,34 0,36 0,38 0,40 0,42 0,44
per satuan penduduk.
Rasio Rumah Sakit per satuan
c 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,007
penduduk
d Rasio dokter per satuan penduduk 0,137 0,137 0,138 0,138 0,138 0,139 0,139
Rasio tenaga medis per satuan
e 1,306 1,292 1,297 1,288 1,280 1,272 1,264
penduduk
Cakupan komplikasi kebidanan
f 8,7 17,5 26,2 34,9 43,6 52,3 61
yang ditangani
Cakupan pertolongan persalinan
g oleh tenaga kesehatan yang 70,9 80,5 90 95 97 98 100
memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan Desa/Kelurahan
h Universal Child Immunization 86 88 90 92 94 96 98
(UCI)
Cakupan balita gizi buruk
i 100 100 100 100 100 100 100
mendapat perawatan
78
Kondisi Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Kinerja
Aspek/Fokus/Bidang Kinerja
Awal
No Urusan/Indikator Kinerja Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Akhir
RPJMD
Pembangunan Daerah 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Periode
(Tahun
RPJMD
2016)
Cakupan penemuan dan
j penanganan penderita penyakit 31,92 31,18 30,06 28,98 27,93 26,92 25,95
TBC BTA
Cakupan penemuan dan
k penanganan penderita penyakit 100 100 100 100 100 100 100
DBD
Cakupan pelayanan kesehatan
l 100 80 85 90 95 98 100
rujukan pasien masyarakat miskin
m Cakupan kunjungan bayi 65,2 67,5 68 69,6 70 70,5 71
n Cakupan puskesmas 115 115 120 120 120 120 120
o Cakupan pembantu puskesmas 41,86 41,86 46,51 51,56 55,81 60,47 65,11
79
BAB VIII
PENUTUP
Freddy L. Situmeang,S.Sos.,M.Kes
Pembina Tk. I
NIP. 19640223 198803 1 003
81
82
83
84
85