1.83
1.45
0
el r r l bi ut l at t ar l l i ri n ut r
b ba ba TB ng l se ta
r a
ta
ra ng ta
l o l ua se ar lu b l tim l se ul
u
tim ng en
g TT ia
u
Ba p uk
u
te e h
ba IY rta
Ba Ka
l
Su
l N lte Ka
l lte on Ja
m Su Pa
p m B Ka Ja Ka Su
k Ja pu t N R Ke al n u m Ac m D
ak
a
. Ka Su u
U
Su r Su a ng m Ja M Ba S Su J
Ke
p uk G
o pu Be La KI
al Pa D
M
Secara nasional, terjadi Perlu menjadi perhatian pada 3 provinsi Apresiasi kepada 3 provinsi dengan
Sebanyak 10 Provinsi mengalami penurunan angka perkawinan terbesar
penurunan angka perkawinan dengan kenaikan angka perkawinan tertinggi
peningkatan angka dari tahun dari 2019 ke tahun 2020, yaitu:
anak dari antara tahun 2019 ke tahun 2020, yaitu:
sebelumnya. 2 Provinsi terus mengalami ⮚ Kep. Riau, naik sebesar 3,49% ⮚ Kalsel, turun sebanyak 4,94%
11,2 (2018
peningkatan dari tahun 2018, yaitu Kep. ⮚ Kep. Babel, naik sebesar 3,28% ⮚ Kalteng, turun sebanyak 3,81 %
10,82 (2019) menjadi
Bangka Belitung dan Maluku Utara ⮚ Papua, naik sebesar 2,57% ⮚ Maluku, turun sebanyak 2,70%
10,35 (2020) 4
Perlu Menjaga TFR di Replacement Tahun 2045 (100 tahun Indonesia merdeka)
Rate dan Menjaga Momentum Penuaan Penduduk akan Mendominasi Komposisi Penduduk Indonesia
Bonus Demografi Didominasi oleh Gen Z (26,46%) dan
Milenial (25,80%)
Capaian TFR nasional: 2,45 (SKAP, 2019)
Persentase Penduduk
dari target TFR 2019, yaitu 2,28.
Lansia naik menjadi 136,66 Rasio 133,54
Target Nasional RPJMN untuk TA 9,93% dari tahun 2010 Juta 102 Juta
2022: 2,21. sebesar 7,59%. (50,6%) (49,4%)
(SP, 2020)*
Sebagian provinsi, terutama Indonesia Bagian Hampir separuh dari potensi sumber daya
Timur, masih mempunyai TFR di atas 2,1. Terdapat 22 provinsi yang memiliki pembangunan berada pada perempuan (49,4%).
Beberapa provinsi telah mencapai persentase penduduk 60+ lebih dari 17,1% Hal ini menjadi peluang dan tantangan dalam
replacement level sebesar 2,1 anak per WUS & pada tahun 2045. pembangunan yang berkeadailan gender.
sebagian lainnya mengalami transisi yang (Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045) (SP, 2020)*
cukup cepat.
* Hasil Perapihan Umur dari Data Administrasi Kependudukan dan Sensus Penduduk 2020 (September) 5
PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
ANALISIS SITUASI: KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
Belum optimalnya akses pelayanan KB dan Kespro yang berkualitas, antara lain karena informasi dan layanan yang kurang
memadai, serta ketersediaan alat/obat kontrasepsi yang belum merata.
Capaian Tingkat Putus Pakai (DO), Unmet Need, Peserta Baru (PB) KB berdasarkan metode kontrasepsi didominasi
ASFR 15-19 Tahun, TFR, CPR Modern 2016-2019 oleh PB kontrasepsi jangka pendek (Suntik & Pil)
42,4% 8,5% 6,6%
6,3%
59.39 57.2 57.22 0,1% Suntik 3 Pil KB IUD/
54.97
5% bulan Spiral
IUD (349,998)
38.2 36
1,8% 11,1%
MOW (101,652) 23% Proporsi pemakaian
33.4
28.8 30 29 24,4% Implant (616,797) kontrasepsi pasca
25
20.6 Suntik (2,856,453) persalinan (KBPP).
17.3 14.4
12 Pil (1,359,268)
10.6 Sumber: Riskesdas, 2018.
Kondom (278,983)
2.34 2.4 2.38 2.45
2016 2017 2018 2019 51,3% MOP (3,718) Pemakaian KBPP pada usia
10 - 54 tahun didominasi
Drop Out Unmet Need ASFR 15-19 Tahun Sumber: Data Pelkon,
Desember 2020 oleh metode kontrasepsi
TFR CPR Modern
Sumber: Susenas,Statistik Rutin BKKBN, SDKI jangka pendek.
▪ Tingkat putus pakai KB mengalami penurunan pada tahun 2018 dan kembali meningkat menjadi 29% Angka Kelahiran Kelompok Umur Tertentu/ASFR 15-19 Tahun
pada tahun 2019 dari target 24,6%. turun cukup signifikan, namun data menunjukkan kelahiran di
▪ Capaian terhadap kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need di tahun 2019 mengalami
usia remaja juga semakin muda, terdapat 0,179 kelahiran per
peningkatan dibandingkan tahun 2017 dan 2018, hal tersebut menyebabkan terlambatnya pencapaian
penurunan target pada tahun berikutnya.
1000 perempuan usia 10-14 tahun.
Belum optimalnya pemenuhan permintaan masyarakat untuk menjadi
Peserta KB Baru (PB). 48 36 33,4
▪ Target 2019: 5,69 juta Belum optimalnya proporsi PB MKJP, yaitu SDKI 2012 SDKI 2017 SKAP 2019
▪ Target 2020: 7,55 juta sekitar 1,1 juta atau baru 19,3% dari total PB.
▪ Capaian Des 2020: 5,57 juta 6
PEMULIHAN EKONOMI
Meningkatkan
Kualitas dan Daya
Saing SDM
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga DAK FISIK REGULER SUBBIDANG KB
berencana dan kesehatan reproduksi yang merata dalam ▪ Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelayanan KB.
mendukung pencapaian sasaran prioritas Program ▪ Penyediaan Sarana dan Prasarana Transportasi KB.
Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga ▪ Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendataan & Penyuluhan KB.
Berencana (Program Bangga Kencana). ▪ Penyediaan Sarana Dukungan Percepatan Penurunan Stunting.
Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan remaia, DAK NON FISIK KB/BOKB
calon pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil dan ▪ Operasional Balai Penyuluhan KB.
melahirkan melalui pemenuhan standar sarana prasarana dan alat ▪ Operasional pelayanan KB.
kesehatan (SPA) di Rumah Sakit Mampu Pelayanan Obstetri ▪ Operasional penggerakkan di Kampung KB.
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dan Puskesmas ▪ Operasional penurunan stunting.
Mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) ▪ Operasional Pembinaan Program Bangga Kencana oleh Kader
serta akses pelayanan penunjangnya. [PPKBD/Sub-PPKBD).
▪ Dukungan Manajemen dan SIGA.
Mempercepat penurunan prevalensi balita stunting melalui
optimalisasi intervensi spesifik dalam pemenuhan gizi ibu hamil DUKUNGAN TERHADAP PN RKP 2022, MAJOR
dan balita serta penguatan surveilans gizi, edukasi dan PROJECT, SERTA KEBIJAKAN LAINNYA
pengasuhan. ▪ PN 3, PP 1, KP 4 Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan
Pengendalian Penduduk.
Mendukung 8 area Reformasi Sistem Kesehatan Nasional [SKN) ▪ PN 3, PP 2, KP 4 Kesejahteraan Sosial.
dalam penguatan ketahanan kesehatan penguatan promosi ▪ PN 3, PP 3, KP 1 Peningkatan KIA, KB, dan Kespro; serta KP 2
preventif, dan pemenuhan supply side pelayanan kesehatan. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat.
▪ MP: Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting.
KRITERIA TEKNIS / PENILAIAN ▪ PN 4, PP 1, KP 3 Revolusi Mental dalam sistem sosial untuk
▪ Jumlah Balai Penyuluhan KB. Memperkuat Ketahanan, Kualitas dan Peran Keluarga dan
▪ Masyarakat dalam Pembentukan Karakter.
Jumlah Faskes.
▪ Jumlah Kecamatan. KRITERIA LOKASI PRIORITAS
▪ Jumlah Desa. ▪ 514 Kabupaten/Kota.
▪ Jumlah Desa lokus stunting.
▪ Keaktifan dalam melaporkan serapan BOKB melalui aplikasi 17
BERSAMAMorena.
KITA PROFESIONAL AKUNTABEL DINAMIS INFORMATIF
MENU KEGIATAN DAK NON FISIK KB/BOKB TA 2022 (1)
No. Program dan Kegiatan Sasaran
Sasaran: Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di daerah, serta untuk penggerakkan program Pembangunan
Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang tersebar di 514 Kabupaten/Kota.
Menu 1: Operasional Balai Penyuluhan KB
1.1 Operasional penyuluhan KB Balai Penyuluhan KB
1.2 Operasional pengolahan data Balai Penyuluhan KB
1.3 Operasional pembinaan Kader IMP Balai Penyuluhan KB
1.4 Orientasi tenaga lini lapangan Balai Penyuluhan KB
1.5 Langganan daya dan jasa Balai Penyuluhan KB
1.6 Operasional jasa tenaga keamanan dan pramusaji Balai Penyuluhan KB Balai Penyuluhan KB
Menu 2: Operasional Pelayanan KB
2.1 Operasional distribusi Alokon Faskes
2.2 Operasional koordinasi pelayanan KB di Faskes OPD KB
2.3 Operasional pembinaan pelayanan KB di Faskes Faskes
2.4 Operasional penggerakkan pelayanan IUD Akseptor
2.5 Operasional penggerakkan pelayanan Implant Akseptor
2.6 Operasional penggerakkan pelayanan MOW Akseptor
2.7 Operasional penggerakkan pelayanan MOP Akseptor
2.8 Operasional pencabutan Implant Akseptor
2022 3,358
▪ Program KB telah memperoleh DAK sejak tahun 2008 sampai dengan
saat ini.
2021 2,667
2020 2,516 ▪ Mulai tahun 2018, anggaran DAK meningkat cukup signifikan dengan
2019 2,591
adanya penambahan alokasi yang cukup besar pada DAK Non Fisik
(Bantuan Operasional Keluarga Berencana/BOKB).
2018 2,334
2017 794 ▪ Alokasi anggaran DAK sub bidang KB tahun 2021 terdiri dari:
2016 819
a. DAK Fisik Reguler : Rp 575 M
b. DAK Fisik Penugasan : Rp 100 M
2015 569
c. BOKB : Rp 1,967 T
2014 463
2013 443
▪ Alokasi DAK Fisik Reguler Subbidang KB tahun 2021 mengalami
sedikit penurunan dibandingkan tahun 2020. Alokasi DAK Fisik
2012 392
Penugasan meningkat dibandingkan tahun 2020, yang disebabkan
2011 368 meningkatnya jumlah lokus stunting.
2010 329
▪ Walau tren alokasi DAK Subbidang KB cenderung meningkat, target
2009 329
pembangunan yang dicapai melalui DAK belum optimal. Dengan itu,
2008 279 diperlukan peningkatan mekanisme pemantauan, evaluasi dan
- 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 pelaporan terhadap kualitas perencanaan & pelaksanaan DAK yang
terintegrasi. 21
• Terdapat 3 provinsi dengan serapan BOKB di tahun 2021* terendah antara lain:
Tren Penyerapan BOKB Jawa Timur (11.24%)
Bali (14.60%) 39 Kab/Kota belum melaporkan realisasi
90 83
77.1 78.6 Kep. Riau (15.91%) BOKB dalam aplikasi Morena
80
70
60
50 43.3
40 34.9
• Berdasarkan menu kegiatan di DAK Fisik, menu pengadaan sarana prasarana
30.38
30 siga memiliki laporan dengan realisasi anggaran terkecil sekitar 22,6% dan
20 realisasi fisik 30,6%. Untuk BOKB menu operasional pelayanan KB memiliki
10 realisasi anggaran yang paling rendah dibandingkan menu yang lain.
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021*
Capaian Peserta KB Aktif MKJP dan Non MKJP ▪ Kenaikan alokasi DAK tidak diikuti peningkatan capaian berarti pada indikator
KB:
3000 35.85 35.28 50 Indikator peserta KB Baru dan Aktif yang dapat dianggap sebagai outcome
33.71 34.87 35.2 35.8 36.31 35.81 36.68 36.32 37
45
2500 langsung dari pemanfaatan DAK KB tidak mengalami perubahan signifikan
40 Capaian peserta KB Aktif (MKJP maupun Non-MKJP) cenderung stagnan
2000 35
Terdapat tren penurunan pada capaian mCPR sejak tahun 2013, meskipun
30
1500 25 kembali meningkat di tahun 2020 namun capaiannya masih jauh dari target
20 yang di tetapkan.
1000 15 ▪ Hal tersebut mengindikasikan adanya ketidaksesuaian antara perencanaan
8.65 9.58 9.39 8 7.76
6.41 6.66 6.39 6.01 5.69 5.57 10 dengan pelaksanaan DAK KB serta belum optimalnya pemanfaatan sarana
500
5 prasarana DAK KB
0 0 ▪
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Diperlukan peningkatan mekanisme pemantauan, evaluasi dan pelaporan
terhadap kualitas perencanaan & pelaksanaan yang terintegrasi terhadap
Total Alokasi DAK KB Peserta KB Baru (Juta) Peserta KB Aktif (Juta)
pemanfaatan DAK KB
Sumber: Susenas,Statistik Rutin BKKBN, Morena, SKAP 2019 23
Penguatan pendampingan
K/L untuk daerah yang Penetapan juknis oleh K/L
memiliki sisa anggaran yang sebelum penetapan alokasi
cukup besar dan belum DAK di daerah
terserap
26
▪ Integrasi pemanfaatan DAK subbidang KB dengan Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting.
▪ Sinkronisasi dan integrasi perencanaan, pengalokasian dan sinergitas DTK (DAK Fisik & Non Fisik) dengan
kegiatan yang didukung oleh sumber pendanaan lain terutama dalam mendukung kegiatan berbasis
program yang bersifat multi sektor seperti percepatan penurunan angka kematian ibu dan stunting
27
kpapo@bappenas.go.id