Anda di halaman 1dari 62

TIM SOSIALISASI RAN-PASTI Jumat, 11 Maret 2022

Disampaikan Pada Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan


Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI)
Tren dan target penurunan stunting di Indonesia
Trend prevalensi stunting di Indonesia: 2007-2019 Target penurunan stunting 2020-2024
40 36.8 35.6 37.2 24.1
35 21.1
29 29.6 30.8
30 27.5 27.7 18.4
2021: 24,4% 16
25
14
20 % penurunan per tahun (2015 – 2019): 0,3 %
% penurunan per tahun (2020 – 2024): 2,5 %
15
10
Laju penurunan stunting per tahun menuju 14% tahun 2024=3,4%
5
0
2020 2021 2022 2023 2024
2007 2010 2013 2015 2016 2017 2018 2019
Source : Ministry of Health Data and Information Center: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019 Source : Presidential Decree 18/2020 about RPJMN 2020-2024
Benchmarking praktik baik penurunan Stunting
Dari 54% tahun 2000 menjadi 37% 2004 (khusus baduta di daratan Amazone)
1. Fokus pada keluarga miskin
Peru 4.25% per tahun 2 2. Skema insentif financial (Juntos) yang dikirim ke ibu agar membawa anaknya ke fasillitas kesehatan
3. Program WASH
4. Dukungan psikososial tumbuh kembang baduta.

Dari 44% tahun 2005 menjadi 22,8% tahun 2012


Maharastra 3% per tahun 1 1. Advokasi pentingya 1000 HPK
2. Ada ‘think thank’ yang menyiapkan saran kebijakan berbasis bukti kepada pemerintah
1. Menciptakan platform konvergensi antar departmen

Dari 18,5% tahun 2008 menjadi 13,5% di tahun 2011


Bolivia 2.5% per tahun 1 1. Promosi ASI ekslusif dan MPASI yang terfortifikasi
2. Program WASH
3. Pertanian keluarga untuk pemenuhan kebutuhan protein dan sayuran

Dari 28% di tahun 2012 menjadi 19,1% di tahun 2017


1. Skrining LILA dan rujukan dini kasus malnutirsi serta perawatan gizi di fasilitas kesehata (Ready To Use
Therapeutic Food/RUTF)
Korea DPR 1,78% per tahun 3 2. Outreach pemberian vitamin A, obat cacing dan taburia untuk seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-23 tahun
2kali per tahun
3. Inisiasi menyusui dini , ASI eksklusif dan pengenalan makanan fortifikasi sesuai usia. Promosi konsumsi protein
hewan 1 telur per hari.
Sumber: WHO Global Nutrition Target: Stunting Policy Brief 1, Improving child nutrition. The achievable imperative for global progress. New York: United Nations Children’s Fund; 2013
(https://www.unicef.org/gambia/Improving_Child_Nutrition_-_ the_achievable_imperative_for_global_progress.pdf2, https://www.unicef.org/dprk/nutrition3
Demografi
Ʃ penduduk 270.203.917
Ʃ kelahiran hidup/th 4.762.294
Prioritas pada 12 provinsi, 2022
Ʃ balita 22.072.497 (8%)
Ʃ baduta 4.917.356 (2%) 65,8% Ibu 65,9% Baduta= 6,2 juta
hamil= 3,4 juta 66,2% Balita=14 juta

Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan

Data belum tersedia a. 65,8% anemia=1,6 juta a. 60% lahir premature=3,9 juta
b. 68,8% KEK= 621 ribu
b. 72% Brat Badan Lahir Rendah/BBLR= 93 ribu
c. 60% balita diare=2,5 juta
7 provinsi tertinggi: 1). NTT; 2). Sulbar; 3). Aceh; 4). d. 81% balita pneumonia=716 ribu
NTB; 5). Sultra; 6). Kalsel; 7). Kalbar e. 65% balita gizi kurang=678 ribu
5 Provinsi padat penduduk: 1). Jabar; 2). Jateng; 3)
Jatim; 4). Sumut dan 5). Banten
f. 68% balita stunted=3,7 juta
PREVALENSI BALITA STUNTING/STUNTED PROVINSI JAWA BARAT, 2021
40.0

35.2
35.0 33.7
30.6 31.1
28.9 29.6
30.0 28.6
26.4 26.5
23.9 24.2 24.4 24.5
25.0 23.0
22.0 22.7
21.5
19.9 20.6 20.6
20.0 18.7 19.1
18.1
16.9
16.0
13.8 14.4
15.0
12.3

10.0

5.0

-
Perubahan Prevalensi Stunting/Stunted dari 2019 ke 2021 (%)
Provinsi Jawa Barat per Kab/Kota
Turun (-), Naik (+)
10.0

8.2 8.6
5.0 6.2
4.2
3.2 3.5
2.3
- 1.4 1.4
0.6 0.6

-1.7 -1.7
-2.8 -2.5 -2.4
-5.0 -3.8 -3.4
-4.4
-5.5 -5.1
-6.4 -6.2
-7.6
-10.0 -8.2

-10.6

-15.0
-14.8 -14.4

-20.0

Terdapat 11 kabupaten/kota yang mengalami peningkatan selama 2019-2021, yaitu 1). Kab Bekasi; 2). Kuningan;
3). Pangandaran 4). Cirebon; 5). Sukabumi; 6). Bandung; 7). Kota Sukabumi; 8). Kota Tasikmalaya; 9). Cianjur; 10). Garut
dan 11). Kota Cirebon
Memutus mata rantai stunting
1000 HPK

1. An equity-based approach targeting the poorest


and most marginalized communities would be
more cost-effective and lead to more rapid declines
in stunting prevalence
2. Multi-sectoral approaches which combine
nutrition-sensitive with nutrition-specific
interventions are likely to have a greater impact on Prekonsepsi
reducing stunting.
3. an enabling environment needs to be built to
address more distal factors causing stunting

: 1000 HPK
periode patologi yang dapat dicegah atau dikoreksi. Intervensi gizi
pada perempuan yang stunted saat prekonsepsi dapat
meningkatkan birth outcomes.

: periode anak usia 2 tahun-remaja


Pertumbuhan linear mungkin dapat dipercepat namun perbaikan
fungsi kognitif dan imunitas belum jelas.
Note: EED: environmental
: intervensi stunting tidak berdampak. enteric dysfunction
Sumber: Andrew J. Prendergast & Jean H. Humphrey (2014) The stunting syndrome in developing countries, Paediatrics
and International Child Health, 34:4, 250-265,.
BKKBN
Sebagai
KETUA PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden pada rapat terbatas (ratas) percepatan
penurunan stunting tanggal 28 Januari 2021

melalui

menjadi 14% pendekatan


keluarga

Rencana Aksi Nasional (pasal 8)

Mekanisme Dan Tata Kerja (pasal 19)

Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan (pasal 26)

PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun 2021 Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
tentang Percepatan Penurunan Stunting Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
APA ITU RAN PASTI?
RENCANA AKSI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING INDONESIA TAHUN 2021-2024

Rencana Aksi Nasional BAB II Rencana Aksi Nasional


(pasal 8 ayat 2) 1. penyediaan data keluarga berisiko
1. penyediaan data keluarga berisiko Stunting Kluster data presisi
Stunting 2. pendampingan keluarga berisiko
2. pendampingan keluarga berisiko Stunting
Stunting 3.pendampingan semua calon
3.pendampingan semua calon pengantin/calon PUS; Kluster operasional
pengantin/calon PUS; 4. surveilans keluarga berisiko Stunting
4. surveilans keluarga berisiko Stunting
5. audit kasus Stunting
5. audit kasus Stunting
6. perencanan dan penganggaran
Mekanisme dan Tata Kerja 7. pengawasan dan pembinaan Kluster manajerial
(pasal 19, ayat 4) akuntabilitas

8. pemantauan, evaluasi & pelaporan


Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan
(pasal 26)
BAB III MEKANISME DAN TATA KERJA

BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN


PELAPORAN Peraturan BKKBN No 12/2021
Peraturan Presiden No 72/2021
PENDEKATAN RAN PASTI
INTERVENSI HULU
a. Penekanan intervensi pada PENCEGAHAN
INTERVENSI SPESIFIK DAN Pendekatan
lahirnya bayi stunted dengan mempersiapkan
Keluarga
SENSITIF Berisiko kehamilan calon pengantin/calon ibu melalui
Stunting perencanaan kehidupan berkeluarga.
Fokus pada program INKUBASI b. PENANGANAN balita stunting melalui
yang memperhatikan kesehatan intervensi kuratif.
dan kecukupan gizi:
3 bulan CATIN+ IBU HAMIL+ IBU
MASA INTERVAL RAN Pendekatan PENTAHELIX
+BADUTA/BALITA yang didukung
dengan penyediaan sanitasi, akses Pendekatan
PASTI Pendekatan
Menyediakan platform Kerjasama
antara pemerintah dan unsur
air bersih serta bansos. Intervensi Multisektor
dan pemangku kepentingan (dunia usaha,
Gizi Terpadu
Multipihak perguruan tinggi, masyarakat dan
media)

Kluster data presisi Kluster manajerial Kluster operasional

KONVERGENSI
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
Impelementasi RAN PASTI berdasarkan tingkatan wilayah
1. membentuk TPPS yang terdiri dari lintas sektor dan pemangku kepentingan;
1. Legal aspek 2. menetapkan RAN-PASTI ke dalam Peraturan BKKBN;
3. menetapkan pedoman/petunjuk teknis

Perencanaan & Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:


2.
1. memprioritaskan secara spesifik upaya Percepatan Penurunan Stunting dalam rencana kerja pemerintah;
Penganggaran 2. melakukan tagging anggaran intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif;
3. mengembangkan database perencanaan implementasi RAN-PASTI;
4. melakukan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran melalui musrenbang/rembuk Stunting dan
berbagai skema pendanaan.
Kecamatan:
melakukan fasilitasi perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan

Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:


1. memperkuat koordinasi, sinergi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan;
3. Implementasi 2. mengoordinasikan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia;
Kecamatan:
1. melaksanakan fungsi koordinasi penggerakan lapangan dan pelayanan bersama pemerintah desa/kelurahan;
2. melaksanakan fungsi pengawasan di tingkat desa/kelurahan;
Desa/kelurahan:
1. melakukan koordinasi pendampingan keluarga;
2. melakukan koordinasi peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pemantauan, evaluasi & Pusat sd kab/kota
4.
1. melakukan verifikasi dan validasi data
pelaporan
2. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
3. menyusun laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
pelaksanaan RAN-PASTI

Kecamatan
1. melakukan verifikasi dan validasi data terkait Percepatan Penurunan
Stunting;
2. mengoordinasikan laporan secara periodik terkait pelaksanaan RAN-PASTI
tingkat desa/kelurahan.

Desa/kelurahan:
1. melakukan pencatatan, pengumpulan data terkait intervensi spesifik dan
sensitif melalui data rutin;
2. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
3. membuat laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
terkait pelaksanaan RAN-PASTI di desa/kelurahan.
Penyediaan data:
Kluster data presisi 1.
2.
keluarga berisiko Stunting
Catin/Calon PUS 3 (tiga) bulan sebelum menikah dan Penapisan Catin/Calon PUS
dengan Pemeriksaan kesehatan.
3. ibu hamil.
1. 4. PUS Pascapersalinan
Penyediaan data sasaran 5. PUS ingin anak ditunda dan tidak ingin anak lagi yang belum berKB.
6. anak usia 0-23 bulan.
7. anak usia 24-59 bulan.
8. keluarga prasejahtera (penerima program bantuan social).
9. keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,
dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap akses air minum layak.
10. Keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,
2. dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap kepemilikan sarana rumah
Penentuan wilayah sasaran sehat.
11. keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,
dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap kepemilikan jamban sehat.

Wilayah sasaran
12. Menentukan desa prioritas Stunting
Gunakan Pendataan Keluarga 2021 sebagai baseline dan e ppgbm

3. Sistem Manajemen Data dan Manajemen data & informasi:


Informasi Kegiatan prioritas: 13. Melakukan surveilans keluarga berisiko stunting
Dilakukan secara realtime dengan meningkatkan cakupan dan pemutakhiran
cakupan pencatatan dan pelaporan melalui aplikasi Elsimil dan E-ppgbm
Kegiatan prioritas:
A. pendampingan semua calon pengantin/calon pasangan usia subur (PUS) dan
Kluster operasional (1) keluarga berisiko stunting
1. Pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) diseluruh desa/kelurahan.
2. Orientasi manajemen dan substansi Stunting bagi TPK.
3. KIE kelompok keluarga berisiko Stunting.
4. KIE interpersonal kepada keluarga berisiko Stunting.
5. Pendampingan Catin/CaPUS 3 (tiga) bulan sebelum menikah.
1. 6. Pendampingan Ibu Hamil.
Pendaftaran dan pendampingan
7. Pendampingan ibu pascapersalinan.
calon pengantin 8. Pendampingan PUS ingin anak ditunda (IAT) atau tidak ingin anak lagi (TIAL).
9. Pendampingan keluarga dengan anak usia 0-23 bulan.
10. Pemantauan berat badan dan panjang/tinggi badan balita 0-23 bulan sesuai standar/usia.
11. Pemantauan perkembangan balita 0-23 bulan sesuai standar/usia.
12. Pendampingan anak usia 24-59 bulan dengan infeksi kronis.
13. Pendampingan anak usia 24-59 bulan dengan gizi kurang.
14. Pendampingan anak usia 24-59 bulan dengan gizi buruk.
2. Pendampingan keluarga berisiko 15. Pemantauan berat badan dan panjang/tinggi badan balita 0-59 bulan sesuai standar/usia.
stunting 16. Pemantauan perkembangan balita 0-59 bulan sesuai standar/usia.
17. Fasilitasi keluarga prasejahtera beresiko Stunting penerima bantuan social.
18. Fasilitasi akses air minum layak bagi keluarga beresiko stunting.
19. Fasilitasi kepemilikan rumah layak huni bagi keluarga berisiko Stunting.
20. Fasilitasi jamban sehat bagi keluargaberisiko Stunting.
21. Dapur Gizi Keluarga di desa prioritas Stunting berbasis pangan lokal.

3. B. Audit Kasus Stunting


Audit kasus stunting 1. Terbentuknya tim audit kasus Stunting di kab/kota.
2. Pelaksanaan audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga.
3. Diseminasi hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga.
4. Tindak lanjut hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga.

Dapat ditambah kegiatan yang dipandang perlu


Kluster operasional: Berbasis keluarga berisiko stunting

Kemiskinan Air bersih & sanitasi & jamban Pendidikan Akses layanan kesehatan

Ibu Pasca Persalinan


Tidak/belum menggunakan KB
pasca persalinan

Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan
1. Anemia; 1. Anemia; 1. BBLR;
2. Umur < 19 Tahun 2. KEK; 2. PB<48cm;
3. Lila: < 23,5 cm 3. Pertumbuhan janin 3. Tidak menerima ASI eksklusif;
4. IMT: < 18.4 kg/m2 terhambat
4. Tidak menerima Imunisasi dasar lengkap;
4. 4T (terlalu muda, terlalu tua,
5. Tidak menerima MPASI yang baik (frekuensi, keberagaman
terlalu banyak dan terlalu
rapat) makanan, kandungan protein);
6. gizi buruk/kurang & infeksi kronis (cacingan, diarre)
7. Baduta/balita dengan gangguan perkembangan & pertumbuhan
PERIODE EMAS PERIODE EMAS
3 bulan PRAKONSEPSI 1000 Hari Pertama Kehidupan
Perbaikan mutu pelayanan untuk pencegahan/penanganan
Output kegiatan
risiko stunting yang serupa
1. Evaluasi RTL: Segera & 1. Terselenggaranya
Evaluasi Rencana Tindak terencana rencana tindak lanjut
4. Lanjut (RTL) Audit Kasus sesuai penanggungjawab;
Stunting 2. Evaluasi perubahan status 2. Perubahan status risiko
risiko kasus audit stunting kasus audit stunting

1. Diseminasi regular: 2 kali/th 1. Terselenggaranya


4 Langkah
Diseminasi Audit Kasus diseminasi
3. Stunting 2. Diseminasi sesuai kebutuhan
(tele-konsultasi)
2. Laporan Audit Kasus audit kasus stunting
Stunting
3. Pelaporan ke TPPS Provinsi Tersedia anggaran di 514 kabupaten dan
kota untuk melaksanakan audit kasus
1. Identifkasi & seleksi kasus 1. Jumlah kasus stunting stunting tahun 2022 melalui BOKB.
Kelompok sasaran: yang layak diaudit
a. Calon 2. Kertas kerja audit yang
Pelaksanaan audit & pengantin/remaja terisi;
2. b. Ibu hamil 3. Rencana Tindak Lanjut Menjadi masukan dalam:
manajemen pendampingan
c. Ibu nifas yang disetujui Wakil 1. Perencanaan dan
d. Baduta Bupati/Wakil Walikota.
e. Balita
penganggaran program &
kegiatan
2. Kajian dan Rencana Tindak 2. Penguatan implementasi SOP
Lanjut
1. Surat Keputusan Wakil manajemen kasus
Bupati/Wakil Walikota 3. Validasi instrument Kartu
2. Surat pernyataan
komitmen yang Kembang Anak
1. Pembentukan Tim Audit Terdiri dari unsur OPD KB, Dinkes,
RSUD, Tim Pakar dan Tim Teknis ditandatangani oleh tim
Kasus Stunting audit kasus stunting.
Kluster manajerial (1) Perencanaan & Penganggaran
1. meningkatkan alokasi APBD minimal 10% untuk Percepatan
Penurunan Stunting dari tahun sebelum nya
2. mengalokasikan proporsi 70% anggaran intervensi sensitif, 25%
1. anggaran intervensi spesifik dan 5% anggaran intervensi
Mekanisme Perencanaan dan koordinatif.
Penganggaran 3. desa yang meningkatkan alokasi APBDes minimal 10% untuk
Percepatan Penurunan Stunting dari tahun sebelumnya

2.
Pengawasan dan Pembinaan Pengawasan dan pembinaan akuntabilitas bertujuan agar tidak
Akuntabilitas ada temuan hasil pemeriksaan atas perencanaan dan penyelenggaraan
kegiatan Percepatan Penurunan Stunting

Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara Menteri Dalam Negeri, Menteri


Kesehatan, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dan
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: 441.1/5234.A/SJ;
HK.02.01/Menkes/6434/2021; 31/KSM/G2/2021 dan MoU-6/K/D3/2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting di Daerah.
Ruang lingkup SKB termasuk pembinaan dan pengawasan terkait dengan
percepatan penurunan stunting di daerah.
Kluster manajerial (2)
❑ satu sistem data mikro yang dilengkapi dengan dashboard
pemantauan dan evaluasi percepatan penurunan Stunting.
❑ Mekanisme pelaporan secara berjenjang terhadap pelaksanaan
3. Pemantauan, Evaluasi, perpres 72/2021 dan RAN PASTI melalui jalur
dan Pelaporan KemenPPN/Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri.

Kegiatan prioritas:
1. Pengembangan meta data.
2. Pengembangan SOP mekanisme sharing data.
Tengah dilakukan penyusunan metadata 3. Operasional pengelolaan Pusat Pengendalian Data Stunting
terhadap indicator percepatan penurunan
stunting bersama K/L Nasional.
4. Forum satu data PASTI.
Telah disusun metadata 64 indicator yang 5. Pemantauan dan evaluasi kinerja pemerintah daerah provinsi dan
menjadi acuan dalam implementasi 8 aksi
kab/kota dalam konvergensi percepatan penurunan Stunting.
konvergensi
..\Metadata indikator stunting- 6. Pemantauan dan evaluasi kinerja pemerintah desa dalam
kemendagri17022022.xlsx konvergensi percepatan penurunan Stunting.
1. anak usia 0 bulan dengan berat
badan < 2.500 gram yang

KONVERGENSI LAYANAN 2.
mendapatkan
kesehatan dan gizi.
tatalaksana

anak usia 0 bulan dengan panjang


< 48 cm yang mendapatkan

TINGKAT KELUARGA 3.
tatalaksana kesehatan dan gizi
bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif
4. anak usia 6-23 bulan yang 1. anak usia 24-59 bulan dengan
mendapat Makanan Pendamping infeksi kronis yang 1. balita yang memperoleh imunisasi
1. menerima Tablet Tambah 1. ibu hamil Kurang Energi Kronik Air Susu Ibu (MP-ASI) dasar lengkap
mendapatkan tatalaksana
(KEK) yang menerima tambahan 5. anak usia 0-23 bulan dengan
Darah (TTD) infeksi kronis yang mendapatkan
keseh 2. anak berusia di bawah lima tahun
asupan gizi. 2. anak usia 24-59 bulan dengan (balita) gizi buruk yang mendapat
2. menerima pendampingan tatalaksana kesehatan
2. ibu hamil yang mengonsumsi 6. anak usia 0-23 bulan dengan gizi gizi kurang yang mendapatkan pelayanan tata laksana gizi buruk
kesehatan reproduksi dan Tablet Tambah Darah (TTD) kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi 3. anak berusia di bawah lima tahun
edukasi gizi sejak 3 bulan minimal 90 tablet selama masa tambahan asupan gizi. 3. anak usia 24-59 bulan dengan (balita) gizi kurang yang mendapat
pra-nikah kehamilan 7. anak usia 0-23 bulan dengan gizi gizi buruk yang mendapatkan tambahan asupan gizi.
3. menerima layanan 3. Ibu hamil menerima buruk yang mendapatkan tata
tata laksana gizi buruk 4. Balita 0-59 bulan dengan berat
pemeriksaan status pendampingan. laksana gizi buruk.
8. balita 0-23 bulan dengan berat
4. anak usia 24-59 bulan yang badan dan panjang/tinggi badan
anemia (hemoglobin) 4. ibu hamil dengan Pertumbuhan diukur berat badan dan tinggi sesuai standard.
badan dan panjang/tinggi badan
4. mendapatkan tatalaksana Janin Terhambat (PJT) yang sesuai standard. badan sesuai standar. 5. balita 0-59 bulan yang dipantau
mendapat tata laksana 9. balita 0-23 bulan yang dipantau 5. anak usia 24-59 bulan yang perkembangannya sesuai standard.
kesehatan dan gizi. mendapat pelayanan keluarga
kesehatan. perkembangannya sesuai dipantau perkembangannya
berencana pasca melahirkan
standard. sesuai standar.

Ibu masa
Kelompok Catin/CaPUS/
Ibu hamil interval/pasca Balita 0-23 bulan Balita 24-59 bulan Balita (0-59 bulan)
sasaran remaja
persalinan

1. menerima pendampingan keluarga berisiko Stunting


2. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI)
3. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat
4. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
5. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI)
6. keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
7. keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
8. keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan KIE interpersonal sesuai standar.
9. keluarga berisiko Stunting yang mengakses air minum layak.
10. keluarga berisiko Stunting yang memiliki rumah layak huni.
11. keluarga berisiko Stunting yang mempunyai jamban sehat.
12. keluarga prasejahtera berisiko Stunting penerima bantuan social.
13. keluarga prasejahtera penerima manfaat variasi bantuan pangan selain beras dan telur.
Kaitan RAN PASTI dan 8 aksi konvergensi
#3. Rembuk Stunting #5. Pembinaan kader #7. Pengukuran & publikasi
Kabupaten/Kota Koordinator: Delegasi OPD Koordinator: Dinas Kesehatan
#1. Analisis situasi
Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris 1. Sinkronisasi tugas KPM, 1. Dilakukan pemantauan (tidak saja
1. Dilakukan penyesuaian Daerah TPK & kader lainnya. pertumbuhan) tetapi juga
form analisis situasi dari 20 Komitmen rencana aksi 2. Legalitas dan perkembangan balita dengan Kartu
menjadi 64 indicator. menjawab upaya peningkatan kapasitas Kembang Anak (KKA).
2. Sasaran catin dan pencapaian 64 indicator KPM & TPK KKA menjadi parameter
utamanya 1000 HPK untuk dimuat dalam 3. Skema insentif gangguan perkembangan
3. Memetakan program dan RKPD/Renja OPD tahun
kegiatan berdasarkan
baduta/balita stunting.
berikutnya.
perpres dan RAN PASTI 2. Menjadi bahan audit kasus stunting

Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des

#2, Menyusun rencana


#4. Perbup/perwali ttg
kegiatan #6. Manajemen data #8 reviu tahunan
kewenangan desa
Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris
#7. Pengukuran & Koordinator:
Memasikan 1. Kebutuhan & kesenjangan data dari 64 Daerah dan Bappeda
publikasi Pemrakarsa/delegasi
rekomendasi program indicator Fokus pada konvergensi
Berdasarkan hasil analisis
& kegiatan hasil analisis 2. Perluasan jangkauan & peningkatan tingkat keluarga dan
situasi, min 10% APBDes,
situasi dituangkan ke kualitas surveilans keluarga berisiko rencana percepatan ke
peran camat, penguatan
dalam dokumen stunting-elsimil & eppgbm depan.
kelembagaan (TPK,
perencanaan dan 3. Berbagipakai data/interoperasbilitas antar
posyandu, BKB), capaian
penganggaran system data
konvergensi layanan
kabupaten/kota dan
berbasis keluarga berisiko
OPD
stunting*
*Sedang diusulan paket layanan di desa dengan merujuk pada perpres dan RAN PASTI kepada Kemendes, PDT & Transmigrasi
Fokus pada konvergensi tingkat desa (1)

Perlu dilakukan peninjauan terhadap 5 paket layanan di desa dengan


mempertimbangkan konvergensi tingkat keluarga bagi:
A. Paket layanan calon pengantin;
1. menerima Tablet Tambah Darah (TTD)
2. menerima layanan pemeriksaan status anemia
(hemoglobin)
3. mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi.
B. Paket layanan KIA:
1. Penyesuaian jumlah kunjungan ANC dari 4 menjadi 6 kali
2. Pemantauan perkembangan anak usia 0-23 bulan dengna
menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) setiap bulan
C. Konseling gizi terpadu
1. Memberikan edukasi gizi 3 bulan pra nikah bagi calon
pengantin
D. Perlindungan social
1. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu
menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan
pangan selain beras dan telur (karbohidrat, protein
hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau
Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI)
2. keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat
sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
3. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-
tunai
4. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai
bersyarat
Fokus pada konvergensi tingkat desa (2)-Usulan revisi
PAKET LAYANAN NO INDIKATOR PEMANTAUAN
1 Remaja/calon pengantin/calon PUS menerima layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin)
CALON PENGANTIN 2 Remaja/calon pengantin/calon PUS (Pasangan Usia Subur) menerima tablet tambah darah (TTD)
3 Remaja/calon pengantin/calon PUS mendapatkan tata laksana kesehatan dan gizi
4 Ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 6 kali pemeriksaan selama masa kehamilan sesuai trimester kehamilan
5 Ibu hamil mengonsumsi minimal 90 butir pil Fe (tablet tambah darah) sejak pertama kali diketahui hamil
Ibu yang melahirkan (termasuk bayinya) mendapatkan perawatan nifas dari bidan atau dokter, minimal 3 kali perawatan dalam waktu 42 hari setelah proses
6
persalinan dan menggunakan kontrasepsi
KESEHATAN IBU DAN 7 Ibu hamil dan balita menerima pendampingan
ANAK (KIA) 8 Anak usia 0-12 bulan mendapatkan pemberian imunisasi dasar lengkap
9 Anak usia 0-23 bulan diukur berat badannya setiap bulan
10 Anak usia 0-23 bulan diukur panjang/tinggi badannya oleh kader/tenaga kesehatan terlatih minimal 2 kali dalam setahun
11 Anak usia 0-23 bulan dipantau perkembanganya dengan menggunakan Kartu Kembang Anak setiap bulan
12 Persentase keluarga dengan anak 6-23 bulan yang mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
13 Orang tua/pengasuh yang memiliki anak usia 0-23 bulan mengikuti kegiatan konseling gizi setiap bulan sekali
KONSELING GIZI Ibu hamil dengan kondisi resiko tinggi dan/atau Kekurangan Energi Kronik (KEK), anak usia 0-23 bulan dengan kondisi gizi buruk, gizi kurang, dan stunting
14
TERPADU mendapat kunjungan rumah secara terpadu oleh tim pendamping keluarga dan atau petugas kesehatan minimal 1 bulan sekali
15 Pemberian edukasi gizi 3 bulan pra nikah bagi calon pengantin
SANITASI DAN AIR 16 Keluarga berisiko stunting yang ada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan memiliki akses air minum yang layak
BERSIH 17 Keluarga berisiko stunting yang ada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan memiliki jamban sehat
18 Anak usia 0-23 bulan memiliki akte kelahiran
19 PUS yang memiliki ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan dengan status miskin menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur
20
PERLINDUNGAN SOSIAL (karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendaming Air Susu Ibu/MP-ASI) berbasis pangan lokal
21 Keluarga beresiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk meningkatkan asupan gizi
22 PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
23 PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat
PENDIDIKAN ANAK USIA
24 Anak usia 0-23 bulan beserta orang tua/pengasuh mengikuti kegiatan kelas pengasuhan bina keluarga balita pada layanan dasar di Desa minimal sebulan sekali
DINI (PAUD)
Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan
14% di Tahun 2024
TARGET SUMATERA UTARA : (2022 : 22,15% 2023 : 18,55% 2024 : 14,92% )

PERPRES 72/2021 RAN-PASTI


3 KLUSTER
TARGET ANTARA : (DATA PRESISI, OPERASIONAL &
20 INDIKATOR MANAJERIAL)

SASARAN 8 KEGIATAN PRIORTAS


47 KEGIATAN
5 PILAR STRANAS :
OPERASIONAL
12 KEGIATAN
71 KELUARAN 91 INDIKATOR
KEBERHASILAN
Kota Depok 12.3
Kota Bekasi 13.8
Indramayu 14.4
Ciamis 16.0
Kota Bogor 16.9

Sumber: SSGI 2021


Subang 18.1
Kuningan 18.7
Kota Sukabumi 19.1
Kota Cimahi 19.9
Purwakarta 20.6
Karawang 20.6
Bekasi 21.5
Sumedang 22.0
Pangandaran 22.7
Majalengka 23.0
Kota Banjar 23.9
Sukabumi 24.2
Tasikmalaya 24.4
Angka Prevalensi Stunting Jabar Tahun 2021

Jawa Barat 24.5


Kota Bandung 26.4
Cirebon 26.5
Bogor 28.6
Kota Tasikmalaya 28.9
Bandung Barat 29.6
Kota Cirebon 30.6
Bandung 31.1
Cianjur 33.7
Garut 35.2
“Stunting merupakan
masalah SERIUS.
Sekitar 2%-3%
Konvergensi lintas sektor
Pendapatan Domestik bukan sekedar bukan hanya
Bruto atau PDB hilang wacana, melainkan sungguh-
pertahun akibat sungguh bisa terlaksana
Stunting. Dengan
jumlah PDB Indonesia Konvergensi ini mudah
tahun 2020 sekitar Rp. diucapkan tapi tidak mudah
15 Ribu Triliun maka direalisasikan. Direalisasikannya
membutuhkan komitmen, kerja
potensi kerugian keras dan kesediaan para pihak
akibat Stunting akan
mencapai Rp. 450
Triliun.
Sumber : ”
Acara Pembukaan Rakernas Bangga
Kencana Tahun 2022
Program, Kegiatan dan Anggaran
diharapkan agar saling melengkapi,
sehingga intervensi yang diberikan
betul-betul diterima oleh rumah
tangga sasaran
Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Percepatan Penurunan Stunting
PELIBATAN SECARA KONVERGEN
DAN TERINTEGRASI Penguatan perencanaan dan
01
penganggaran
Kementerian/
Lembaga
02 Peningkatan kualitas pelaksanaan
Pemerintah
Daerah Provinsi
Peningkatan kualitas pemantauan,
Pemerintah Daerah 03
Kab/Kota
evaluasi, dan pelaporan

Pemerintah Desa Peningkatan kapasitas sumber


04 daya manusia
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Tugas Tim: mengkoordinasikan, mensinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan


Percepatan Penurunan Stunting di wilayahnya.

1. Tingkat Pusat Pasal 15 – 19 : Terdiri atas Pengarah dan Pelaksana


Pasal 20 : Ditetapkan oleh Gubernur
2. Tingkat Provinsi Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pasal 21 : Ditetapkan oleh bupati/wali kota
3. Tingkat kabupaten/kota Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pasal 21 : Pembentukannya difasilitasi oleh Tim Percepatan
4. Tingkat kecamatan
Penurunan Stunting tingkat kabupaten/kota.
Pasal 22 : Ditetapkan oleh Kepala Desa
5. Tingkat Desa Melibatkan nakes, PKB/PLKB, TP-PKK, PPKBD/Sub-PPKBD/unsur masy.
Lain.
PENGARAH WAKIL PRESIDEN Anggota :
1. Menteri Kesehatan;
KETUA 2) Menteri Keuangan;
3) Menteri Sosial;
4) Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
Menteri Menteri Menteri 5) Menteri Agama;
6) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang
Rakyat;
Perencanaan, Pelaksanaan Koordinasi Pembinaan Dan
7) Menteri Sekretariat Negara; dan
pemantauan dan Pengawasan Penyelenggaraan
8) Kepala Staf Kepresidenan
evaluasi Pemerintah Daerah

PELAKSANA Mekanisme tata kerja dan sekretariat


KETUA Sekretariat Pelaksana Pelaksana diatur dengan Peraturan Badan

Setwapres

PTM PTM PTM PTM PTM


Wakil Ketua Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Koordinasi Wakil Ketua Bidang
Bidang Koordinasi, Sinkronisasi, Koordinasi Pembinaan Dan Pengawasan Advokasi Dan
Perencanaan, Pengendalian Dan Intervensi Spesifik Penyelenggaraan Pemerintah Komitmen
Pemantauan dan Pengawalan Pelaksanaan Daerah Kepemimpinan
Evalusi
Mekanisme Tata Kerja TPPS Tingkat Pusat
Tata kerja Pelaksana
Disusun berdasarkan agenda kerja tahunan yang bertujuan untuk melaksanakan tugas Pelaksana dalam pelaksanaan percepatan
penurunan Stunting melalui forum koordinasi dan pendampingan Keluarga Berisiko Stunting.

3. Rapat koordinasi Tim


1. Rapat koordinasi 2. Rapat koordinasi 5. Pendampingan Keluarga
Pelaksana Percepatan
nasional Percepatan TPPS (TPPS) 4. Rapat koordinasi teknis Berisiko Stunting
Penurunan
Penurunan Stunting tingkat pusat;
Stunting (TPPS) tingkat pusat
• Merupakan salah satu pembaruan
• Untuk mengoordinasikan, • Untuk melaporkan hasil • Untuk mengoordinasikan, • Untuk memberikan dukungan
strategi percepatan penurunan
menyinergikan, dan pelaksanaan dan evaluasi menyinergikan, dan teknis Penyelenggaraan Percepatan
Stunting yang dilaksanakan melalui
mengevaluasi Penyelenggaraan Penyelenggaraan mengevaluasi hasil Penurunan Stunting.
pendekatan keluarga dalam
Percepatan Penurunan Stunting Percepatan Penurunan Penyelenggaraan Percepatan • Dapat dilaksanakan sewaktu waktu
menjangkau kelompok sasaran, yakni
secara nasional. Stunting (TPPS) tingkat Penurunan Stunting antar apabila diperlukan.
calon pengantin (catin), ibu hamil dan
• Dipimpin oleh Ketua Pengarah pusat oleh Pelaksana bidang. • Dapat dilakukan dengan
menyusui, dan anak 0-59 bulan.
Percepatan Penurunan kepada Pengarah TPPS • Dipimpin oleh ketua kementerian/lembaga, Pemerintah
• Dilakukan oleh Tim Pendamping
Stunting. (TPPS). Pelaksana dan wakil ketua Daerah atau pemangku kepentingan
Keluarga yang terdiri dari unsur Bidan,
• Dilaksanakan setiap 1 (satu) • Dipimpin oleh Ketua serta sekretariat pelaksana yang mempunyai program dalam
Kader Tim Penggerak PKK, dan Kader
tahun sekali atau sewaktu- Pengarah TPPS (TPPS). TPPS (TPPS) tingkat pusat. Percepatan Penurunan Stunting,
KB, dimana Pelaksana akan bertugas
waktu apabila diperlukan. • Dilaksanakan setiap 6 • Dilaksanakan setiap 3 (tiga) dalam pelaksanaanya dapat
untuk memfasilitasi,
(enam) bulan sekali atau bulan sekali atau sewaktu- dilakukan dengan perjanjian
mengoordinasikan, menyinergikan,
sewaktu-waktu apabila waktu apabila diperlukan. kerjasama atau bentuk lainnya
dan mengevaluasi serta menyusun
diperlukan. sesuai dengan ketentuan dan
mekanisme teknis pelaksanaan
peraturan perundang-undangan.
Pendampingan Keluarga Berisiko
Stunting.

Pengarah Pelaksana
TIM PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DAERAH
KELEMBAGAAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

Sumber : Kemndagri, 2021


POIN-POIN PENYESUAIAN KELEMBAGAAN :
TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

1. Arahan Menteri Dalam Negeri RI : Pimpinan Daerah : Ketua


PENGARAH dan Wakil Pimpinan Daerah menjadi KETUA
PELAKSANA
2. 5 Pilar STRANAS : komitmen dan visi kepemimpinan,
komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan
masyarakat, konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi
Sensitif, ketahanan pangan dan gizi, sistem, data, informasi,
riset, dan inovasi
3. Provinsi : Fasilitasi Kebijakan, Kabupaten/Kota : Pelaksana
Kebijakan, Kecamatan : Pengendali Pelaksanaan,
Desa/Kelurahan : Operasional Pelaksanaan
PENYESUAIAN STRUKTUR TPPS PROVINSI SESUAI RAN PASTI

Keanggotaan bidang-bidang
dalam TPPS Provinsi dapat
menyesuaikan dengan Ka. Perwakilan BKKBN Provinsi
kebutuhan dan potensi
wilayah

Ka. Perwakilan BKKBN Provinsi


PENYESUAIAN STRUKTUR TPPS KAB/KOTA SESUAI RAN PASTI

Keanggotaan bidang-bidang
dalam TPPS Kab/Kota dapat
menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi
wilayah
STRUKTUR TPPS TPPS KECAMATAN
STRUKTUR TPPS DESA/KELURAHAN

Keanggotaan bidang-bidang
dalam TPPS
Desa/kelurahan dapat
menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi
wilayah
Terbentuk
TPPS
Terbentuk TPPS
TPPS TPPS
KAB/KOTA
PROVINSI Kab. Samosir
Sumut: Proses ttD SK Belum Belum
Terbentuk Terbentuk
TPPS TPPS

TPPS
TPPS
Desa/ Terbentuk
Kecamatan
Kelurahan Terbentuk TPPS
Pagindar, Pergetteng
Kaban Tengah, TPPS Getteng Sengkut,
Aornakan II, Kuta
Jungak, Mungkur, Salak, Kerajaan
Belum
Perduhapen, Siempat
Ruben IV, Mmajanggut Belum Terbentuk
I, Malum, Mbinalun, Terbentuk TPPS
Pagindar, Simburena,
Sukaramai, Sibagindar TPPS
Sumber data DITLILAP, 07/03/2022
KETUA PELAKSANA
(Kepala BKKBN)
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
1 Wakil Ketua Bidang Perencanaan, Pemantauan Deputi PMMK – BAPPENAS NOMOR: 13/KEP/B1/2022
2 Wakil Ketua Bidang Koordinasi, Sinkronisasi, Pengendalian Deputi III – Kemenko Bid.PMK TENTANG
Dan Pengawalan Pelaksanaan SEKRETARIAT PELAKSANA PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING TINGKAT
3 Wakil Ketua Bidang Koordinasi Intervensi Spesifik Dirjen Kesmas-Kemenkes PUSAT TAHUN 2022-2-024
4 Wakil Ketua Bidang Koordinasi Pembinaan Dan Pengawasan Dirjen Bina Bangda – Kemendagri
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
5 Wakil Ketua Bidang Advokasi Dan Komitmen Kepemimpinan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
PMPP - Setwapres
SEKRETARIAT PELAKSANA
Kontraktual Unit Ex-Officio

Program Manager Ketua: Sekretaris Utama – BKKBN


Wakil Ketua: Direktur SUPD III - KEMENDAGRI
Tim Program Program Officer Program • PJ PO 1: Dirbalnak, Dirlinlap, Dirhanrem, Dirdamduk, Dirkespro
Tenaga Officer (PO) 2 Officer + dari KL
SATGAS PROVINSI: • PJ PO 2: Dirlaptik, Dirtekda dan Direnduk + dari KL
Ahli (PO) 1 Bidang data, (PO) 3 • Koord Program • PJ PO 3: Dirpenduk, Kabiren, Kabikub, Irwil I, Irwil II, Kabirumas,
Bidang pemantauan dan Bidang umum Manajer Ditvoga, Tim Media Center
Program dan evaluasi • Prov Prog. Mngr • PJ Tim Tenaga Ahli: JFT Ahli Utama
kegiatan Bidang → 2 bidang
• Office Assistant
Tim Teknis: • Pemangku Kepentingan (PT,
Program Program Program • Tim Media Center Dunia Usaha, Org profesi,
Assistant (PA) 1 Assistant (PA) 2 Assistant (PA) 3 • Pusat Pengendali Data LSM, dll)
SATGAS Kab/kota:
• Technical Assistant
Office Assistant Kab/Kota
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
3 org
Melaksanakan fungsi KONSULTASI, FASILITASI KOORDINASI
DAN PENGUATAN PENYEDIAAN SATU DATA STUNTING kepada
SATGAS STUNTING : Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota
hingga ke tingkat layanan sesuai dengan arahan dan instruksi
Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting
TIM PENDAMPING KELUARGA
200.000 TIM
SUMATERA UTARA
NIAS 170 510
MANDAILING NATAL 440 1.320
TAPANULI SELATAN 285 855
TAPANULI TENGAH
TAPANULI UTARA
274
282
822
846
Unsur dalam Tim: TUGAS :
TOBA SAMOSIR
LABUHAN BATU
250
279
750
837
• Bidan atau nakes lainya Meningkatkan akses informasi dan
ASAHAN 512 1.536 • Kader TP PKK pelayanan melalui:
SIMALUNGUN 696 2.088 a. penyuluhan;
DAIRI 216 648 • Kader KB/Kader b. fasilitasi pelayanan rujukan,
KARO 351 1.053
DELI SERDANG 989 2.967 Pembangunan lainnya c. fasilitasi penerimaan program bantuan
LANGKAT 732 2.196
NIAS SELATAN 452 1.356 sosial
HUMBANG HASUNDUTAN
TOTAL PAKPAK BHARAT
164
52
492
156 TOTAL
Mendeteksi dini faktor resiko Stunting
TPK: SAMOSIR 142 426 SDM: (spesifik & sensitif);
10.323 SERDANG BEDAGAI 473 1.419 30.969
BATU BARA 296 888
PADANG LAWAS UTARA 398 1.194 Sasaran Pendampingan Keluarga
PADANG LAWAS 330 990
LABUHAN BATU SELATAN 156 468
LABUHAN BATU UTARA 224 672
NIAS UTARA 119 357
NIAS BARAT 105 315
KOTA SIBOLGA 51 153
KOTA TANJUNG BALAI 114 342
PEMATANGSIANTAR 167 501
TEBING TINGGI 120 360
MEDAN 1.016 3.048
BINJAI 200 600
PADANG SIDEMPUAN 154 462
GUNUNGSITOLI 114 342
PENANGUNG LOKUS PENGELOLA - PROSES
Wilayah
JAWAB LAYANAN PELASANA

BALAI
PENYULUHAN STAFF MEETING :
/ KANTOR Ka.UPT/ Pemetaan Target
Koordinator/ dan Evaluasi
CAMAT
PKB-PLKB

CAMAT Kec Sistem Monev RAKOR - REMBUG


Kepala
STUNTING MINILOKARYA:
Puskesmas, Evaluasi Pendampingan ADMINISTASI PERKAWINAN :
Kepala KUA, Nakes TK. KECAMATAN : Pendaftaran, Pemenuhan
PUSKESMAS Penyuluh Agama, Komitmen & Rencana Keluarga dan kasus
Stunting Syarat, Jadwal Perkawinan
KUA IBI, Petugas Gizi Kegiatan

Sistem Layanan - TIM DESA/KEL :


Monev Kades,
PKB/PLKB, Bidan, RAKOR REMBUG
Petugas Gizi, STUNTING PEMBINAAN LENGKAP :
KANTOR Tenaga TK. DESA: Peningkatan Kapasitas, Rencana Kerja dan Monev
DESA/ Kesehatan
Komitmen & Rencana
KADER / KELURAHAN/ Linkungan, Guru
DESA RUMAH PAUD, Kader Kegiatan
LURAH Pembangunan
DATAKU/ Manusia,
PUSTU/ Pendamping, Tim PENCATATAN DAN PELAPORAN
POSLINDES Pendamping
Keluarga, Desa, Surveillance
Pendamping
Sistem Layanan - Keluarga Harapan PENAPISAN
Monev
Pendampingan - PENDAMPINGAN :
RUJUKAN
Rumah Ketua Konseling 3 KIE – Konseling : PHBS, KB-Kespro, Gizi, Kesehatan
DUSUN PELAYANAN
KETUA RW/RT/ TIM Bulan Pra Nikah Lingkungan → Kunjungan Rumah - Digital
/ RW - POSYANDU/
RW / RT PENDAMPING
RT Imunisasi Sanitasi
PAUD/ KELUARGA Pemeriksaan Pemeriksaan Timbang Badan, Pola Asuh
Dasar di Rumah
POKTAN Anemia Kehamilan Ukur Tinggi Badan 1000 HPK
Lengkap
Pelayanan
Tablet Zat Pemeriksaan Tambahan MP-ASI Kontrasepsi BanSos
Besi Nifas Asupan Gizi termasuk KB PP
CATIN BUMIL KELUARGA BERESIKO STUNTING

KELUARGA
DATA, PEMANTAUAN & EVALUASI Dalam Perpres 72/2021 dan RAN PASTI

5 PILAR STRANAS RENCANA AKSI NASIONAL


Kegiatan Prioritas:
1. Peningkatan komitmen dan visi
kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah 1. Penyediaan data
Desa; keluarga berisiko
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku stunting
dan pemberdayaan masyarakat;
2. Pendampingan keluarga
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik
dan Intervensi Sensitif di
berisiko stunting
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah 3. Pendampingan semua
provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, calon pengantin/calon
dan Pemerintah Desa; PUS;
4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada 4. Surveilans keluarga
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat; berisiko stunting
5. Penguatan dan pengembangan 5. Audit kasus stunting
sistem, data, informasi, riset, dan
inovasi
PENGEMBANGAN SISTEM DATA, PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Tengah dilakukan penyusunan


metadata terhadap indicator
percepatan penurunan stunting
bersama K/L

Telah disusun metadata 64 indicator


yang menjadi acuan dalam
implementasi 8 aksi konvergensi
..\Metadata indikator stunting-
kemendagri17022022.xlsx

❑ satu sistem data mikro yang dilengkapi dengan dashboard


pemantauan dan evaluasi percepatan penurunan Stunting.
❑ Mekanisme pelaporan secara berjenjang terhadap
pelaksanaan perpres 72/2021 dan RAN PASTI melalui jalur
KemenPPN/Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri.
STRATEGI MANAJEMEN SATU DATA
Sistem Manajemen Data dan Informasi Terpadu
Operasionalisasi
Pusat Pengendali Data Stunting:
• Pelayanan Data Stunting bagi
SI Gizi/ePPBGM Dashboard
K/L, Pemda, Mitra kerja

Menggunakan Kode Referensi/Data Induk


Memenuhi Standar, Memiliki Metadata,
• Integrasi Data dengan K/L

Data dan Pleaporan (Data agregat)

Satu Portal Pemanfaatan Data


• Dashboard RAN PASTI dengan
SI - PK
Eksisting Sistem

pendektan Keluarga Beresiko


Data Publik Stunting : Agregasi Nasional –
Data warehouse
Provinsi – kab/kota s.d level
SI - eHDW
desa
• Verifikasi dan validasi data
Data Analytics
SI Lainnya PUSAT
PENGENDALI DATA Peran Strategis daerah:
PPS peningkatan cakupan dan kualitas data
(PK21, E PPGBM)
→ Pengumpulan data
Data Mining
Protokol Integrasi/ → Pemutakhiran, Verifikasi dan validasi data
Interoperabilitas Data
PENYEDIAAN DATA OPERASIONAL: Berbasis surveilans rutin

SASARAN
PENDAMPINGAN
Surveilans rutin
dimanfaatkan sebagai dasar:
1. Perencanaan program
dan kegiatan termasuk
menentukan desa
Ibu Pasca Persalinan priorotas stunting
Tidak/belum menggunakan KB 2. Operasional
pasca persalinan pendampingan keluarga
berisiko stunting:
a. Penyuluhan;
Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan b. Fasilitasi rujukan
Catin 3 bulan sebelum layanan Kesehatan;
menikah c. Fasilitasi pemberian
bantuan social;
3. Pemantauan & evaluasi
TOOlS/ Elektronik siap nikah Elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat
INSTRUMEN siap hamil (ELSIMIL) (e-ppgbm) dan KKA

Perlu memastikan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data surveilans rutin keluarga berisiko stunting
untuk pendampingan keluarga
ELEKTRONIK SIAP NIKAH – ELSIMIL CATIN

KUESIONER
Dashboard Pemantauan
Keluarga Berisiko Stunting
INDIKATOR YANG DIPANTAU DALAM 1. Persentase balita yang memperoleh
imunisasi dasar lengkap

DASHBOARD NASIONAL 2. Persentase bayi usia kurang dari 6


bulan mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif
1. Persentase calon 3. Persentase anak usia 6-23 bulan yang
pengantin/calon ibu yang mendapat Makanan Pendamping Air
menerima Tablet Tambah Susu Ibu (MP-ASI)
Darah (TTD) 1. Persentase ibu hamil Kurang 4. Persentase anak berusia di bawah
2. Cakupan calon PUS yang Energi Kronik (KEK) yang lima tahun (balita) gizi buruk yang
menerima pendampingan menerima tambahan asupan gizi. mendapat pelayanan tata laksana
kesehatan reproduksi dan 2. Persentase ibu hamil yang gizi buruk
edukasi gizi sejak 3 bulan pra- mengonsumsi Tablet Tambah 5. Persentase anak berusia di bawah
nikah Darah (TTD) minimal 90 tablet lima tahun (balita) gizi kurang yang
3. Persentase remaja putri yang selama masa kehamilan mendapat tambahan asupan gizi.
1. Persentase Balita 0-23 bulan 1. Jumlah data anak usia 24-59
menerima layanan dengan berat badan dan bulan yang diukur berat 1. Persentase Balita 0-59 bulan dengan
pemeriksaan status anemia 1. Persentase Ibu hamil yang 1. Persentase pelayanan panjang/tinggi badan sesuai badan dan tinggi badan berat badan dan panjang/tinggi
(hemoglobin) menerima pendampingan. keluarga berencana standard. sesuai standar. badan sesuai standard.
1. Persentase 2. Persentase Ibu hamil dengan pasca melahirkan 2. Persentase balita 0-23 bulan 2. Jumlah data anak usia 24-59 2. Persentase balita 0-59 bulan yang
1. Persentase catin/caPUS yang 2. Persentase unmet need
penurunan Pertumbuhan Janin Terhambat yang dipantau bulan yang dipantau dipantau perkembangannya sesuai
mendapatkan tatalaksana pelayanan keluarga
Unmet (PJT) yang mendapat tata laksana perkembangannya sesuai perkembangannya sesuai standard.
kesehatan dan gizi. berencana.
need. kesehatan. standard. standar.

Kelompok Catin/CaPUS/remaja
PUS 15-
Ibu hamil
Ibu masa
Balita 0-23 bulan Balita 24-59 bulan Balita (0-59 bulan)
sasaran 49 tahun interval/pasca salin

1. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan KIE interpersonal sesuai standar.
1. Persentase keluarga yang stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
2. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mengakses air minum layak.
2. Persentase keluarga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Persentase keluarga berisiko Stunting yang memiliki rumah layak huni.
3. Cakupan pendampingan keluarga berisiko Stunting
4. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mempunyai jamban sehat.
4. Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan
5. Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan yang mendapatkan pendampingan.
anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur
6. Persentase keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan berat badan < 2.500 gram yang mendapatkan tatalaksana kesehatan
(karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau
dan gizi.
Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI) Keluarga 7. Persentase keluarga dengan anak usia 0 bulan dengan panjang < 48 cm yang mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi.
5. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
8. Persentase keluarga dengan anak usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif.
yang menerima bantuan tunai bersyarat
9. Persentase keluarga dengan anak 6 – 23 bulan yang mendapatkan MP-ASI.
6. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
10. Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
yang menerima bantuan pangan non-tunai
11. Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulandengan infeksi kronis yang mendapatkan tatalaksana kesehatan.
7. Cakupan PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
12. Persentase keluarga dengan anak usia 0-23 bulan dengan gizi kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi.
yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI)
13. Persentase keluarga anak usia 0-23 bulan dengan gizi buruk yang mendapatkan tata laksana gizi buruk.
8. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya
14. Persentase anak usia 24-59 bulan dengan infeksi kronis yang mendapatkan tatalaksana kesehatan.
pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
15. Persentase anak usia 24-59 bulan dengan gizi kurang yangmendapatkan tambahan asupan gizi.
9. Persentase keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan
16. Persentase anak usia 24-59 bulan dengan gizi buruk yang mendapatkan tata laksana gizi buruk.
konsumsi ikan dalam negeri
17. Cakupan keluarga prasejahtera beresiko Stunting penerima bantuan social.
10. Tersedianya data hasil surveilans keluarga berisiko Stunting
18. Cakupan keluarga prasejahtera penerima manfaat variasi bantuan pangan selain beras dan telur.
Keluarga Beresiko Stunting
Keluarga sasaran:
Keluarga dengan Keluarga dengan
Link Dashboard Pemantauan *Catin PUS Ibu Hamil
Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan
Keluarga Stunting Prov NTT :
Faktor Resiko:
https://tinyurl.com/KeluargaresikostuntingNTT

Pendataan Keluarga 2021 memetakan


Keluarga Beresiko Stunting yaitu : FAKTOR SPESIFIK PADA PERIODE INKUBASI: Status Kesehatan,
Kondisi Status Gizi, dll
Keluarga Sasaran dengan penapisan 4T
sanitasi, akses air bersih dan kondisi 4T
- Terlalu muda, Terlalu Tua (35- 40 th),
Terlalu dekat, Terlalu Banyak

* Data Catin tidak terdapat dalam PK21


KELUARGA BERESIKO STUNTING BY NAME BY ADDRESS
BASELINE PENDATAAN KELUARGA 2021
DATA RAHASIA
TI DAK UNTUK DI SEBARLUASKAN

REKAPITULASI KELUARGA RISIKO STUNTING


RT : 001 JUMLAH KELUARGA YANG ADA : 28
DUSUN/RW : 0001 JUMLAH KELUARGA MENURUT RISIKO STUNTING : 28
DESA/KELURAHAN : TAMBAKREJA RISIKO : 17
KECAMATAN : KEDUNGREJA TIDAK BERISIKO : 11
KABUPATEN/KOTA : CILACAP TAHUN : 2021
PROVINSI : JAW A TENGAH
SASARAN PENAPISAN
FASILITAS LINGKUNGAN TIDAK
PUNYA ANAK PUS 4 TERLALU
SEHAT
KATEGORI
NAMA KELUARGA TIDAK
NO NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN KEPALA KELUARGA KELUARGA TIDAK KELUARGA
KEPALA KELUARGA BADUTA BALITA PUS PUS HAMIL MEMPUNYAI TERLALU MUDA TERLALU TUA TERLALU
MEMPUNYAI TERLALU DEKAT RISIKO STUNTING
(0-23 (24 - 59 SUMBER AIR (UMUR ISTRI (UMUR ISTRI BANYAK
JAMBAN YANG (< 2 TAHUN)
BULAN) BULAN) MINUM UTAMA < 20 TAHUN) 35-40 TAHUN) (≥ 3 ANAK)
LAYAK
YANG LAYAK

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 9999999999999999 AGUS X X V X X X X - - X X
2 3301192505740002 AHMAD HAMBALI X X V X X X X - - X X
3 3301012308890001 ARIF PURW ANTO A.MD X V V V X X X X - X X
4 3301010406800013 DARYANTO X X V X X X X V - X V
5 3301010202790008 DASLIM X X V X X X X V X X V
6 3301011512820009 HERMAN SUSMORO X V V X X X X V X X V
7 3301012609890003 HERU SUTOPO X V V X X X X V X X V
8 3301013103890002 ISW ANTO X V V X X X X X - X X
9 3301011709710001 KARYONO X X V X X X X - X V V
10 3301013112750005 KASIRIN X V V X X X X V X X V
11 3301011906660002 KUW ATNO HAKIM X X V X X X X - X V V
12 3301190506530002 MUHAJIR X X V X X X X - - X X
13 3301012012830001 MUHTAR V X V X X X X V X X V
14 3179021401800007 RASIM X X V X X X X V X X V
15 3301010705780005 SALIMIN X X V X X X X V X X V
16 3301012005720008 SARDI X X V X X X X X X X X
17 3301012001830001 SATIMUN X V V X X X X X X X X
18 3301010401660000 SLAMET EFNDI X X V X X X X - X X X
19 3301010710750004 SLAMET RIYADI X X V X X X X V X V V
20 3301013066500005 SUDIONO X X V X X X X - - X X
21 3301010503770002 TARYAN X X V X X X X X X X X
22 3302062410770002 TEDY SURYADI X X V X X X X V X X V
23 3273010106740006 TUMIRAN X X V X X X X V X V V
24 3301011108770004 W AGIMAN X V V X X X X V X X V
25 3301020507660004 W ASIMUN X X V X X X X - X V V
26 3301011203740010 W ASIRIN PERMADI X X V X X X X - V X V
27 3302431008770002 W ASLAM X X V X X X X V - X V
28 3301010103760001 YATIMAN SUW ARNO X X V X X X X - X X X
JUMLAH (V) 1 7 28 1 0 0 0 13 1 5 17
JUMLAH (X) 27 21 0 27 28 28 28 5 19 23 11
JUMLAH (-) 0 10 8 0
Sumber: Pendataan Keluarga; Tanggal dan Jam laporan diambil/download

Kode Jawaban Sasaran Kode Jawaban Penapisan Kode Jawaban Keluarga Berpotensi Risiko Stunting
V : Keluarga terpenuhi untuk sasaran tersebut V : Keluarga terpenuhi untuk variabel tersebut V : kategori risiko
X : Keluarga tidak terpenuhi untuk sasaran tersebut X : Keluarga tidak terpenuhi untuk variabel tersebut X : kategori tidak berisiko
- : Variabel tersebut tidak berlaku pada keluarga
VERIFIKASI
NO NAMA KODE KELUARGA DOKUMENTASI
LAYAK HUNI TIDAK LAYAK HUNI

2 ASEP SUNARYA 32161320010003 002067089 V

Penggunaan
Data PK21
3 HERYANA 32161320010003 002115154 V
untuk
intervensi
Rumah Tidak
Layak huni oleh
KemenPUPERA
4 JONO 32161320010003 002027036 V

Hasil Verifikasi
awal di
Kab. Bekasi

5 KOMARUDIN 32161320010003 002099135 V


PEMETAAN KELURGA BERESIKO STUNTING
SIAPA SAJA, ADA BERAPA?
DIMANA?

• Berapa jumlah PUS di wilayah kerja


saya? Siapa saja? • Di RT mana jumlah calon
• Berapa jumlah keluarga yang pengantin/PUS/ibu
DATA hamil/balita paling tinggi?
memiliki balita? Keluarga siapa saja?
REKAPITULASI • Berapa jumlah ibu hamil? Siapa saja • Dimana alamat ibu hamil
KELUARGA yang sedang hamil saat ini? A/B/C/D.....?
• Berapa jumlah calon pengantin 3
BERESIKO bulan pra nikah? Siapa saja?
STUNTING BY
NAMA BY
ALAMAT
APAKAH MEMILIKI APAKAH DATA SASARAN
FAKTOR RESIKO? WILAYAH KERJA
TERUPDATE?
• Apakah keluarga dengan calon
pengantin/ PUS/ibu hamil/balita • Apakah ada keluarga sasaran yang
memenuhi salah satu faktor resiko: beulm terdata?
- Tidak punya sumber air yang layak? • Apakah ibu A/B/C/D.... Sudah
- Tidak punya sanitasi yang layak? melahirkan? → hapus dari daftar
- Punya resiko 4T? ibu hamil
• Apakah balita di wilayah kerja saya
sudah terukur semua BB/Tbnya?
UNTUK APA?
TUJUAN PENDAMPINGAN BERBASIS DATA TERKINI

T TEPAT MENDAMPINGI TEPAT MEMFASILITASI LAYANAN


RUJUKAN
T
• Peta kerja • Layanan rujukan calon pengantin yang
• NO ONE LEFT BEHIND : Memastikan belum mmenuhi syarat kesehatan
Tidak ada satupun sasaran yang tidak • Layanan rujukan balita stunting
terdampingi . • Layanan rujukan ibu hamil dengan resiko

TEPAT MEMFASILITASI SASARAN TEPAT ADMINISTRASI


BANSOS/BANTUAN LAINNYA
• Bansos bagi Keluarga beresiko stunting
• Instrumen laporan kinerja Tim
dengan status miskin/pra sejahtera pendamping keluarga
• Bantuan perumahan bagi Keluarga dengan • Dasar dikeluarkannya Honor
T sanitasi/air bersih tidak layak Pendampingan per sasaran T
PENINGKATAN CAKUPAN DAN KUALITAS DATA KASUS STUNTING
(E PPGBM) dan KELUARGA BERESIKO STUNTING (PK21)

PENGORGANISASIAN LAPANGAN
KONVERGENSI DATA PPGBM – PK21

Kemenkes BKKBN
PUSAT
Pusat Pengendali Data

BKKBN Provinsi Dinas Kesehatan PROVINSI


URGENSI
PEMUTAKHIRAN,
OPD Kab/Kota Dinkes Kab/Kota KAB/KOTA
VERIFIKASI &
VALIDASI
Balai Penyuluhan Puskesmas KECAMATAN

TPPS Desa
DESA

TPK
ALUR VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KASUS STUNTING
Pelaksanaan Pasca Pelaksanaan VERIFIKASI DAN
Posyandu Posyandu VALIDASI DATA
BASELINE DATA KELUARGA BERESIKO STUNTING:
PENDATAAN KELURGA 2021

KKKeluarga
terdata

atau
102% dari Target 66.828.571 keluarga didata
AKSES TABULASI HASIL PENDATAAN KELUARGA 2021

Open Access

https://portalpk21.bkkbn.go.id/laporan/tabulasi
“PENDATAAN, AWAL PERENCANAAN KELUARGA”

Anda mungkin juga menyukai