HARMONISASI
KELEMBAGAAN TPPS
DALAM PENURUNAN
STUNTING
Pada acara Rakernas Bangga Kencana BKKBN
Tahun 2022
Disampaikan Oleh:
SUGENG HARIYONO
Plt DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1
OUTLINE
1. Latar Belakang;
2. Tantangan Percepatan Penurunan Stunting;
3. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan
Stunting;
4. Dukungan Kemendagri Dalam Percepatan Penurunan Stunting;
5. Mandat Pembentukan Kelembagaan Tim Percepatan Penurunan Stunting
(TP2S) Sesuai Dengan Perpres 72/2021;
6. Progres Pembentukan Kelembagaan Dan Optimalisasi Untuk Percepatan
Penurunan Stunting;
7. Rekomendasi;
Data Pendukung
8. Progres Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting;
9. Indikator Esensial Dan Indikator Supply Dalam Analisis Situasi;
10. Data Pendukung Tentang Standar Pelayanan Minimal;
2
01
LATAR BELAKANG
3
APA ITU STUNTING? APA PENYEBABNYA?
Stunting atau sering disebut Pengasuhan Yang Kurang Kurangnya akses terhadap air bersih
kerdil atau pendek adalah kondisi Baik dan sanitasi
gagal tumbuh pada anak berusia • 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia masih
• Kurangnya pengetahuan ibu
di bawah lima tahun (balita) buang air besar di ruang terbuka.
mengenai kesehatan dan gizi
akibat kekurangan gizi kronis • 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
sebelum dan pada masa
dan infeksi berulang terutama terhadap air bersih.
kehamilan,serta melahirkan.
pada periode 1.000 Hari
• 60% anak usia 0-6 bulan tidak
Pertama Kehidupan (HPK),
mendapatkan ASI Eksklusif.
yaitu dari janin hingga anak
• Terbatasnya Layanan kesehatan
berusia 23 bulan. Anak tergolong
untuk ibu selama masa kehamilan.
stunting apabila panjang atau
tinggi badannya berada di bawah
minus dua standar deviasi
panjang atau tinggi anak Kurangnya akses rumah tangga/keluarga terhadap makanan
seumurnya. bergizi
(sumber: Stranas)
• Makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal.
• Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih mahal dibandingkan dengan di
New Delhi, India (RISKESDAS 2013, SDKI 2012, SUSENAS).
4
STUNTING MENGANCAM
BONUS DEMOGRAFI TAHUN 2045
Bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana
penduduk yang masuk ke dalam usia produktif jumlahnya
lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak
produktif. Usia produktif yang dimaksud adalah berkisar antara
15 hingga 64 tahun.
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Stunting Ancam Bonus Demografi " ,
https://katadata.co.id/ariemega/infografik/5e9a55d49af04/stunting-ancam-bonus-demografi
Penulis: Widya Nandini
Editor: Arie Mega Prastiwi
5
DAMPAK STUNTING TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI
Bonus Demografi atau Beban Negara
7
TARGET PENURUNAN STUNTING DALAM RPJMN 2020-2024
TARGET
24,4% Balita di Indonesia
2019 2020 2021 2022 2023 2024
mengalami Stunting (SSGI, 2021)
27,7% 24,1% 21,1% 18,4% 16% 14%
37.2
Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target 2024
30.8
Rata-rata
Penurunan
25.84
1,3 % /tahun Target 2024:
27.67
Penurunan 2X lipat dari Tren
19.00 1,7 % /tahun
24,4 Saat Ini
14 3,0 % /tahun Perlu Kerja Keras
43.70%
43.82%
40.37%
45.00%
39.30%
37.85%
36.80%
35.10%
40.00%
34.89%
30.80%
34.18%
37.80%
33.60%
27.40% 32.30%
32.00%
31.70%
30.00%31.74%
29.80%31.45%
31.44%
29.70%31.25%
31.00%
31.00%
30.90%
30.80%
30.70%
27.67%
30.59%
28.70%30.38%
30.10%
30.00%
33.80%
25.80% 30.11%
35.00%
33.20%
26.20% 29.36%
27.50%29.07%
24.80% 28.98%
28.60%
28.40%
28.30%
22.80% 28.08%
27.60%
31.40%
27.67%
23.30% 27.46%
27.20%
26.80%
22.10% 26.86%
23.50% 26.85%
26.40%
30.20%
26.10%
26.24%
26.25%
24.50%26.21%
25.70%
25.70%
29.50%
25.30%
29.00%
30.00%
24.58%
24.10%
24.10%
22.30%23.95%
27.50%
27.40%
23.40%
21.60%
21.10%
21.18%
20.80%
21.03%
17.30% 21.03%
24.50%
24.41%
19.90%
19.90%
25.00%
16.80% 19.95%
19.93%
22.40%
21.60%
20.90%
16.81%
16.30%
18.60%
20.00%
18.50%
14.30%
10.90% 14.41%
17.60%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
li ta Y u g g h a u u i r t r a n t n a t h n a a u o a h t n a t h t r
Ba kar DI Ria pun itun nga tar kul Ria amb imu ara imu esi nte ara lata tar ara nga lata tar tar luk ntal apu nga ara lata gar ara Ace ara imu
n
IJ
a
u
l
an Lam Be a Te esi Ben
U g J T B
n era wa Indo
T Ba a B Se ra U ua B Te i Se an U ku U Ma oro P Te n b Se
i a e ng ra B B
si ra T
a w a n t n e
D K
ul
a a
gk Jaw ulaw
t
a n ma
t Ja Ja ter ate Pap nta wes ant alu G
wes an nta si T gga l aw g g
a
p n a m a a im M a m a e n u n
Ke Ba S
al
im Su um Su
l
lim Su Kal
l i
Su Kal alim ula a T
w e S Te
p. K S a S s sa
K K
Ke Nu Nu
Keterangan :
Klaster Klaster Klaster
Batas maksimal toleransi angka stunting WHO yaitu 20% atau Terendah Menengah Tertinggi
seperlima dari jumlah total anak balita yang sedang tumbuh 9
LOKASI FOKUS INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
Dari 360 Kabupaten/Kota Lokus intervensi tahun 2021 yang telah menetapkan tim
percepatan penurunan stunting sebanyak 329. Sedangkan 31 berproses dan 34 Provinsi
telah terbentuk tim P2S dan belum mengacu pada Perpres 72 Tahun 2021
Perilaku masyarakat belum sejalan dengan upaya penurunan stunting dan rendahnya
dukungan sosial, seperti cakupan anak usia 2-6 tahun terdaftar di PAUD (40,8%), cakupan
PENGUATAN keluarga bina balita (41%) dan cakupan orang tua mengikuti parenting (37%);
DAN
PENINGKATAN Kapasitas pelaksana program, Kualitas, pengelolaan dan penggunaan data di daerah
KAPASITAS masih terbatas. Hal ini tercermin dari progres capaian pelaksanaan setiap aksi
konvergensi yang belum mencapai 100%;
Koordinasi dalam implementasi Gizi Spesifik dan Gizi Sensitif guna mencapai
target yang ditetapkan pada Perpres 72/21,masih lemah dan belum terbangun.
12
ARAHAN PRESIDEN PADA RATAS PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING 11 JANUARI TAHUN 2022
Penyelenggara
1. Penguatan
1. Kementerian/ perencanaan dan
Penganggaran
Lembaga 2. Peningkatan kualitas
2. Pemerintah pelaksanaan
Daerah Provinsi Program & Kegiatan 3. Peningkatan Kualitas
3. Pemerintah Pemantauan,
Daerah Evaluasi dan
Kabupaten/Kota pelaporan; serta
4. Peningkatan sumber
4. Pemerintah Desa daya manusia
15
INTERVENSI INDIKATOR CAKUPAN LAYANAN (LAMPIRAN A. PERPRES 72/2021)
INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF
Persentase ibu hamil Persentase anak usia 6-23 Persentase pelayanan Cakupan Bantuan Jaminan
01
Kurang Energi Kronik
(KEK) yang mendapatkan 05
bulan yang mendapat
Makanan Pendamping Air
01 Keluarga Berencana (KB)
pasca persalinan
06 Nasional. Penerima Iuran
(PBI) Kesehatan
tambahan asupan gizi Susu Ibu (MP-ASI)
Persentase ibu hamil yang
Cakupan keluarga berisiko
Persentase ibu hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah
Stunting yang memperoleh
mengonsumsi Tablet Tambah
Persentase anak berusia
dibawah lima tahun (balita)
02 Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa kehamilan
07 pendampingan
02 Darah (TTD) minimal 90
tablet selama masa 06 gizi buruk yang mendapat
pelayanan tata laksana gizi Cakupan calon Pasangan Usia
kehamilan Jumlah keluarga miskin dan
buruk Subur (PUS) yang memperoleh
03 pemeriksaan kesehatan sebagai 08 rentan yang memperoleh
bantuan tunai bersyarat
bagian dari pelayanan nikah
Persentase anak berusia di
Persentase remaja putri
bawah lima tahun (balita)
03 yang mengkonsumsi 07 yang dipantau pertumbuhan
Persentase rumah tangga yang
mendapatkan akses air minum
Persentase target sasaran yang
memiliki pemahaman yang baik
TabletTambah Darah (TTD) dan perkembangannya 04 layak di kabupaten/kota lokasi 09 tentang Stunting di lokasi
prioritas prioritas
Persentase bayi usia Persentase anak berusia di Persentase rumah tangga yang
kurang dari 6 bulan bawah lima tahun (balita) Jumlah keluarga miskin dan
04 08
mendapatkan akses sanitasi (air
mendapat Air Susu Ibu gizi kurang yang mendapat 05 limbah domestik) layak di 10 rentan yang menerima
bantuan sosial pangan
(ASI) eksklusif tambahan asupan gizi kabupaten/kota lokasi prioritas
09 yang memperoleh
(ODF)
Sumber : Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Terbit tanggal 5 Agustus 2021 16
04
DUKUNGAN KEMENDAGRI
DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
17
STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
RPJMD
Komitmen RKPD
Peningkatan Komitmen dan visi APBD
kepemimpinan di k/l, pemprov, PERAN
pemda kab/kota, dan pemdes. KEMENDAGRI
18
PERAN KEMENDAGRI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(Sesuai Perpres 72 Tahun 2021, tercantum dalam Pilar 1, Pilar 3 dan Pilar 5)
Mendorong Pemerintah Provinsi menetapkan dan memperkuat Tim Koordinasi Percepatan
01
Penurunan Stunting Tk Provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur, dengan melibatkan
Perangkat Daerah, para pemangku kepentingan termasuk TP-PKK;
Mendorong Pemerintah Provinsi menyusun program dan kegiatan di 34 Provinsi dan 514
02 Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan stunting
dalam dokumen perencanaan daerah (RPJPD, RJMPD, RAD Pangan dan Gizi) ;
20
KOMITMEN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENURUNAN STUNTING
2018 2019 2020 2021 2022 Jumlah
Kepala
100 60 100 100 154 514 Daerah yang
sudah
berkomitmen
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Untuk mempersiapkan perencanaan tahun 2023, maka pendampingan kepada daerah harus dilakukan
lebih awal, karena proses perencanaan dilakukan sejak bulan januari.
Jika pendampingan tidak dilakukan segera, maka kita akan kehilangan 1 (satu) pelaksanaan.
22
05
01
MANDAT PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN
TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING (TP2S)
SESUAI DENGAN PERPRES 72/2021
23
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(PERPRES 72/2021 PASAL 20, 21 DAN 22)
Tim Percepatan Penurunan Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting
Tingkat Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota Tingkat Desa/Kelurahan
25
KEDUDUKAN KEMENDAGRI DALAM TIM PELAKSANA PERPRES 72/2021 (PASAL 18)
26
06
PROGRES PEMBENTUKAN
KELEMBAGAAN DAN OPTIMALISASI
UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
27
STATUS KELEMBAGAAN LOKUS TAHUN 2021 YANG PERLU DISESUAIKAN
DENGAN PERPRES 72 TAHUN 2021
329
PROVINSI KAB/KOTA
1 Kab. Tapanuli Selatan Surat Keputusan Bupati nomor 188.45/822/KPTS/2021 tentang Pembentukan Sudah mengadopsi amanat Perpres
Tim Percepatan Penurunan Stunting. Disahkan pada tanggal 31 Desember 2021. 72/2021 pada pasal 21 dan sesuai
dengan struktur tugas dan fungsi
2 Kab. Batanghari Surat Keputusan Bupati nomor 503 Tahun 2021 Tentang Pembentukan Tim
Percepatan Penurunan Stunting. Disahkan pada bulan desember 2021.
3 Kab. Anambas Surat Keputusan Bupati nomor 1553 tahun 2021 Tentang Pembentukan Tim
Percepatan Penurunan Stunting. Disahkan pada tanggal 21 Desember tahun
2021.
4 Kota Batam Surat Keputusan Bupati nomor 357/HK/X/2021 Tentang Pembentukan Tim
Percepatan Penurunan Stunting. Disahkan pada tanggal 29 Oktober 2021
5 Kab. Pasaman Barat Surat Keputusan Bupati nomor 188.45 tahun 2022 tentang Pembentukan Tim Sudah dianalisa, dan sudah sesuai
Percepatan Penurunan Stunting. Disahkan pada bulan Januari 2022 dengan amanat Perpres 72/2021 dan
Perban 12 /2021
6 Kab. Tasikmalaya Surat Keputusan Bupati nomor 445/Kep.28.Dinas Sosial, PPKB, P3A/2022
Tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting. Disahkan pada
bulan Januari 2022.
7 Kab. Konawe Selatan Surat Keputusan Bupati nomor 474/67 Tahun 2022 Tentang Pembentukan Tim
Percepatan Penurunan Stunting. Disahkan pada tanggal 28 Januari 2022.
8 Kab. Kolaka Utara Surat Keputusan Bupati nomor 050/25 Tahun 2022 Tentang Pembentukan Tim
Percepatan Penurunan Stunting. Disahkan pada tanggal 02 Februari 2022.
2 Tim Koordinasi memiliki rencana kerja yang terukur, komprehensif dan didukung anggaran daerah Adanya pengawalan implementasi rencana kerja dan
target capaian yang terukur meliputi sosialisasi, rapat
koordinasi, bimtek, dan monev serta adanya dukungan
anggaran daerah
3 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Tim Koordinasi menyusun laporan secara periodik yang Adanya laporan secara periodik yang memuat kemajuan
memuat kemajuan penanganan stunting di daerah dan pelaksanaan 8 aksi konvergensi serta penanganan stunting di daerah dan pelaksanaan 8 aksi
dipublikasikan konvergensi (berbasis web monitoring) serta
dipublikasikan sekurangnya dua kali dalam setahun
4 Adanya regulasi yang terkait langsung dengan percepatan penurunan stunting dan dikawal oleh tim Peran aktif tim koordinasi dalam mengawal regulasi
koordinasi daerah yang terkait langsung dengan percepatan
penurunan stunting dari proses penyusunan,
sosialisasi, implementasi dan reviunya
31
07
REKOMENDASI
32
REKOMENDASI
• TINDAK LANJUT
Menetapkan dan memperkuat kelembagaan
01 daerah dalam upaya penurunan stunting yaitu
Pemerintah Daerah perlu dengan menetapkan kebijakan kepala daerah dan
tim koordinasi lintas sektor sesuai Perpres 72/21
mengambil langkah-
02 Memastikan komitmen Pemerintah Daerah terkait
langkah aksi percepatan penurunan stunting (RPJMD, RKPD,
dan APBD);
konvergensi dalam
rangka percepatan 03 Capacity Buliding untuk Sumber Daya Aparatur
Pemda dalam percepatan penurunan stunting
penurunan stunting di baik knowledge maupun skill;
35
01
DATA PENDUKUNG
PROGRES PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
36
STATUS 20 CAKUPAN LAYANAN INTERVENSI SPESIFIK DAN INTERVENSI SENSITIF
TAHUN 2021
REALISASI TARGET GAP
90.00% 90.00%
90.00%
90.00% 90.00% 90.00%
90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
90.00%
90.00%
90.00% 90.00%
90.00% 90.00% 90.00%
90.00% 90.00%
100.00%
Aceh (463)
Total keseluruhan desa/kelurahan dari tahun 2021 = 8.342 desa/kelurahan lokus terintegrasi
di 360 Kabupaten/Kota
Sumber data: https://aksi.bangda.kemendagri.go.id, Februari tahun 2022 39
STATUS KELEMBAGAAN LOKUS TAHUN 2021 YANG PERLU DISESUAIKAN
DENGAN PERPRES 72 TAHUN 2021
329
PROVINSI KAB/KOTA
Rp12,046,310,000
Rp8,795,419,900
Rp13,675,289,660
Rp26,800,328,454
Rp3,505,295,000
Rp26,832,706,935
Rp3,209,013,880
Rp302,636,264,305
Rp10,331,451,563
Rp1,176,119,710
Rp365,048,810,000
Rp256,370,028,000
Rp47,728,567,000
Rp3,499,454,580
Rp54,579,935,966
Rp30,624,616,942
Rp191,710,817,424
Rp71,299,478,115
Rp685,407,641,260
Rp17,339,591,900
Rp4,682,663,200
Rp15,522,495,075
Rp8,039,515,620
Rp19,671,984,457
APBD Sensitif
Rp66,224,063,827
Rp61,602,381,063
Rp88,705,690,000
Rp663,000,000
Rp7,496,695,485
Rp17,371,337,149
Rp24,698,913,762
Rp6,074,191,000
Rp58,213,902,451
Rp27,148,339,027
Rp46,305,243,554
Rp15,989,881,000
Rp70,982,272,000
Rp6,847,326,000
Rp37,036,565,750
Rp14,073,093,900
Rp13,348,485,299
IDENTIFIKASI ANGGARAN INTERVENSI SPESIFIK DAN INTERVENSI SENSITIF
Rp15,261,980,000
Rp3,319,065,000
Rp5,902,088,329
Rp5,267,219,000
Rp64,323,120,390
Rp35,767,383,148
Rp19,175,022,400
Rp47,657,501,000
41
Rp453,951,572,120
Rp21,576,594,530
Rp79,519,993,193
Rp8,001,718,600
Rp30,995,416,322
Rp64,403,812,935
Rp1,175,000,000
Rp12,046,310,000
Rp13,675,289,660
Rp3,505,295,000
Rp3,209,013,880
Rp10,331,451,563
Rp365,048,810,000
Rp30,624,616,942
Rp71,299,478,115
Rp17,339,591,900
Rp15,522,495,075
Rp19,671,984,457
Rp61,602,381,063
Rp663,000,000
Rp17,371,337,149
Rp6,074,191,000
Rp27,148,339,027
Rp15,989,881,000
Rp6,847,326,000
Rp14,073,093,900
Rp15,261,980,000
Rp5,902,088,329
Rp64,323,120,390
Rp19,175,022,400
42
R p1 8 0 ,3 1 2 ,0 0 0 R p1 ,0 6 9 ,8 8 1 ,6 9 6 ,7 0 0
R p7 ,8 7 2 ,4 5 4 ,3 7 4
R p1 8 4 ,2 2 4 ,4 0 7 ,6 6 3
R p2 3 ,9 8 9 ,3 5 8 ,9 9 0
R p3 0 ,2 2 7 ,9 5 0 ,0 0 0
R p3 ,9 2 0 ,6 0 0 ,0 0 0
R p8 ,7 9 5 ,4 1 9 ,9 0 0
R p2 6 ,8 0 0 ,3 2 8 ,4 5 4
R p2 6 ,8 3 2 ,7 0 6 ,9 3 5
R p3 0 2 ,6 3 6 ,2 6 4 ,3 0 5
R p1 ,1 7 6 ,1 1 9 ,7 1 0
R p2 5 6 ,3 7 0 ,0 2 8 ,0 0 0
R p4 2 8 ,5 7 5 ,6 3 0 ,9 0 6
R p2 2 7 ,2 5 8 ,7 7 1 ,0 0 0
R p5 4 ,5 7 9 ,9 3 5 ,9 6 6
PROVINSI - INTERVENSI SENSITIF
R p1 9 1 ,7 1 0 ,8 1 7 ,4 2 4
R p6 8 5 ,4 0 7 ,6 4 1 ,2 6 0
R p4 ,6 8 2 ,6 6 3 ,2 0 0
R p8 ,0 3 9 ,5 1 5 ,6 2 0
R p6 6 ,2 2 4 ,0 6 3 ,8 2 7
R p8 8 ,7 0 5 ,6 9 0 ,0 0 0
R p7 ,4 9 6 ,6 9 5 ,4 8 5
R p2 4 ,6 9 8 ,9 1 3 ,7 6 2
R p5 8 ,2 1 3 ,9 0 2 ,4 5 1
R p4 6 ,3 0 5 ,2 4 3 ,5 5 4
R p7 0 ,9 8 2 ,2 7 2 ,0 0 0
R p3 7 ,0 3 6 ,5 6 5 ,7 5 0
R p1 3 ,3 4 8 ,4 8 5 ,2 9 9
R p3 ,3 1 9 ,0 6 5 ,0 0 0
R p5 ,2 6 7 ,2 1 9 ,0 0 0
R p3 5 ,7 6 7 ,3 8 3 ,1 4 8
R p4 7 ,6 5 7 ,5 0 1 ,0 0 0
43
02
DATA PENDUKUNG
INDIKATOR ESENSIAL DAN INDIKATOR SUPPLY
DALAM ANALISIS SITUASI
44
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (1)
Remaja
Remaja putri yang menerima Persentase remaja putri Jumlah remaja Jumlah remaja Desa/Kel - Kesehatan
layanan pemeriksaan status yang menerima layanan putri yang putri
anemia (hemoglobin) pemeriksaan status menerima
anemia (hemoglobin) layanan
2 90 terhadap seluruh remaja pemeriksaan
putri status anemia
(hemogobiln)
45
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (2)
Calon pasangan usia subur (PUS) yang Cakupan calon Pasangan Jumlah Calon PUS Jumlah Calon Desa/Kel - Agama
memperoleh pemeriksaan kesehatan Usia Subur (PUS) yang memperoleh PUS
sebagai bagian dari pelayanan nikah memperoleh pemeriksaan pemeriksaan
kesehatan sebagai bagian kesehatan - Pengendalian
Calon dari pelayanan nikah pelayanan nikah Penduduk dan
Pengantin/Pasangan terhadap seluruh Calon KB
Usia Subur (PUS) Pasangan Usia Subur.
4 90
- Kesehatan
46
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (3)
BASIS
NO SASARAN INDIKATOR TARGET Definisi Operasional NUMERATOR DENOMINATOR URUSAN
DATA
Calon Cakupan calon Pasangan Usia Cakupan calon Pasangan Jumlah calon Jumlah calon Desa/ -
Pengantin/Pasangan Subur (PUS) yang menerima Usia Subur (PUS) yang PUS menerima PUS Kel Pengendali
Usia Subur (PUS) pendampingan kesehatan menerima pendampingan pendampingan an
reproduksi dan edukasi gizi kesehatan reproduksi dan kesehatan Penduduk
sejak 3 bulan pranikah edukasi gizi sejak 3 bulan reproduksi dan dan KB
5 90
pra nikah terhadap seluruh edukasi gizi 3
calon PUS bulan pranikah
-
Kesehatan
- Agama
Pasangan calon pengantin Persentase pasangan calon Jumlah Jumlah Desa/ - Agama
yang pengantin yang catin/caPUS catin/caPUS Kel
mendapatkan bimbingan mendapatkan bimbingan yang
perkawinan dengan materi perkawinan dengan materi mendapatkan
6 pencegahan stunting 90 pencegahan stunting bimbingan
terhadap seluruh calon perkawinan
pengantin dengan materi
pencegahan
stunting
47
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (4)
BASIS
NO SASARAN INDIKATOR TARGET Definisi Operasional NUMERATOR DENOMINATOR URUSAN
DATA
Calon Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Cakupan Pasangan Usia Jumlah PUS Jumlah PUS dengan Desa/Kel - Sosial
Pengantin/Pasangan status miskin dan penyandang Subur (PUS) dengan status dengan status status miskin
Usia Subur (PUS) masalah kesejahteraan sosial yang miskin dan penyandang miskin dan
menerima bantuan tunai bersyarat masalah kesejahteraan penyandang
7 90 sosial yang menerima masalah
bantuan tunai bersyarat kesejahteraan
terhadap jumlah PUS sosial yang
dengan status miskin menerima bantuan
tunai bersyarat
Cakupan Pasangan Usia Subur Persentase PUS miskin PUS dengan status Jumlah PUS Desa/Kel - Sosial
(PUS) dengan status miskin dan dan penyandang masalah miskin keseluruhan
penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima BPNT mendapatkan
8 90
sosial yang menerima bantuan terhadap jumlah PUS miskin bantuan non tunai
pangan nontunai dan penyandang masalah bersyarat
sosial
Cakupan Pasangan Usia Subur Cakupan Pasangan Usia Jumlah PUS miskin Jumlah PUS miskin Desa/Kel - Sosial
(PUS) fakir miskin dan orang tidak Subur (PUS) fakir miskin yang memperoleh
mampu yang menjadi Penerima dan orang tidak mampu Penerima Bantuan
Bantuan Iuran (PBI) Jaminan yang menjadi Penerima Iuran (PBI)
9 90
Kesehatan Bantuan Iuran (PBI)
Jaminan Kesehatan
terhadap PUS dengan
status miskin
48
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (5)
BASIS
NO SASARAN INDIKATOR TARGET Definisi Operasional NUMERATOR DENOMINATOR URUSAN
DATA
Ibu hamil Kurang Energi Kronik Persentase Ibu Hamil KEK (yang Jumlah Ibu hamil Jumlah Ibu hamil Puskesmas - Kesehatan
(KEK) yang mendapatkan memiliki lingkar lengan atas kurang KEK mendapatkan KEK
tambahan asupan gizi dari 23,5 cm) yang mendapatkan tambahan asupan
tambahan asupan gizi terhadap gizi
10 90
seluruh Ibu Hamil KEK
Ibu hamil yang mengonsumsi Persentase Ibu hamil Jumlah Ibu Hamil Jumlah Ibu hamil Puskesmas - Kesehatan
Tablet Tambah Darah (TTD) mengkonsumsi Tablet Tambah mengkonsumsi
minimal 90 tablet selama masa Darah (TTD) minimal 90 tablet TTD 90 tablet
kehamilan selama masa kehamilan
11 80
dibandingkan terhadap seluruh Ibu
Ibu Hamil
Hamil.
Persentase Unmet Need Persentase PUS yang tidak ingin Jumlah PUS bukan Jumlah seluruh PUS - Pengendalian
pelayanan keluarga berencana mempunyai anak lagi atau ingin peserta KB (Ingin Penduduk dan
12 7,4 menjarangkan kelahiran berikutnya, Anak Tunda dan KB
tetapi tidak memakai alat/cara KB Tidak Ingin Anak
(Statistik Rutin) Lagi)
Persentase Kehamilan yang tidak Persentase kehamilan yang tidak Jumlah Kehamilan Jumlah kehamilan - Pengendalian
diinginkan diinginkan terhadap seluruh tidak diinginkan Penduduk dan
13 15,5 kehamilan yang terjadi. KB
49
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (6)
BASIS
NO SASARAN INDIKATOR TARGET Definisi Operasional NUMERATOR DENOMINATOR URUSAN
DATA
Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air Persentase bayi usia dibawah 6 bulan Jumlah Bayi usia Jumlah Bayi Usia Puskesmas - Kesehatan
susu ibu (ASI) eksklusif yang mendapatkan ASI eksklusif kurang dari 6 bulan Kurang dari 6
terhadap seluruh bayi dibawah 6 bulan. dengan ASI Eksklusif Bulan
14 80
Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Persentase Anak usia 6-23 bulan Jumlah anak usia 6-23 Jumlah Anak usia Puskesmas - Kesehatan
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP- mendapatkan Makanan Pendamping bulan mendapat MP- 6-23 bulan
15 80
ASI) ASI (MP-ASI) dibandingkan dengan ASI
Seluruh anak usia 6-23 bulan.
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) Persentase layanan tata laksana gizi Jumlah balita gizi Jumlah balita Puskesmas - Kesehatan
gizi buruk yang mendapat pelayanan tata buruk terhadap seluruh anak balita gizi buruk mendapat dengan gizi buruk
16 90
laksana gizi buruk buruk dalam kurun waktu yang sama pelayanan tata
Anak Usia di
laksana gizi
Bawah Lima Tahun
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) Persentase anak berusia di bawah lima Jumlah anak berusia Jumlah Balita Puskesmas - Kesehatan
(Balita)
yang dipantau pertumbuhan dan tahun (balita) yang dipantau di bawah lima tahun
17 perkembangannya 90 pertumbuhan dan perkembangannya (balita) yang dipantau
terhadap seluruh balita. pertumbuhan dan
perkembangannya
Anak berusia di bawah lima tahun (balita) Persentase layanan tambahan asupan Jumlah anak berusia Jumlah Puskesmas - Kesehatan
gizi kurang yang mendapat tambahan gizi balita terhadap seluruh anak balita di bawah lima tahun keseluruhan anak
18 asupan gizi 90 dalam kurun waktu yang sama (balita) gizi kurang balita
yang mendapat
tambahan asupan gizi
Balita yang memperoleh imunisasi dasar Persentase anak berusia di bawah lima Jumlah Balita Jumlah Balita Puskesmas - Kesehatan
lengkap tahun (balita) yang memperoleh mendapatkan IDL
19 90
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
terhadap seluruh balita.
50
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (7)
BASIS
NO SASARAN INDIKATOR TARGET Definisi Operasional NUMERATOR DENOMINATOR URUSAN
DATA
Keluarga yang Stop BABS Persentase keluarga stop Jumlah Keluarga Jumlah seluruh Desa/Kel - Kesehatan
Buang Air Besar stop BABS atau keluarga
Sembarangan (BABS) atau ODF
Open Defacation Free
20 90 (ODF) terhadap seluruh
keluarga.
Keluarga yang melaksanakan Persentase keluarga yang Jumlah Keluarga Jumlah seluruh Desa/Kel - Kesehatan
PHBS melaksanakan Perilaku yang berperilaku keluarga
Keluarga Berisiko
21 70 Hidup Bersih dan Sehat hidup Bersih
(PHBS) terhadap seluruh
keluarga
Keluarga berisiko stunting yang Persentase keluarga Jumlah Keluarga Jumlah keluarga Desa/Kel - Kesehatan
mendapatkan promosi berisiko Stunting yang Berisiko Stunting beresiko stunting
peningkatan konsumsi ikan dalam mendapatkan promosi yang medapatkan -
negeri peningkatan konsumsi ikan promosi Pengendalian
22 90
dalam negeri terhadap peningkatan Penduduk
keluarga berisiko stunting konsumsi ikan dan KB
dalam negeri - Perikanan
51
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (8)
BASIS
NO SASARAN INDIKATOR TARGET Definisi Operasional NUMERATOR DENOMINATOR URUSAN
DATA
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca Persentase pelayanan Keluarga Berencana Jumlah Pelayanan KB Jumlah persalinan Desa/Kel - Pengendalian
persalinan (KB) Pasca Persalinan terhadap seluruh Pasca Persalinan Penduduk dan
23 70 Persalinan KB
Keluarga berisiko stunting yang memperoleh Cakupan Keluarga Beresiko Stunting yang Jumlah Keluarga Jumlah keluarga Desa/Kel - Pengendalian
pendampingan memperoleh pendampingan terhadap Berisiko Stunting berisiko stunting Penduduk dan
seluruh Keluarga Beresiko Stunting memperoleh KB
pendampingan
Definisi Keluarga beresiko stunting pada
RAN Pasti : Keluarga yang memiliki satu
atau lebih faktor risiko Stunting yang terdiri
24 90 dari keluarga yang memiliki anak remaja
puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/Anak usia
Keluarga Berisiko 0 (nol)-23 (dua puluh tiga) bulan/anak usia
24 (dua puluh empat)-59 (lima puluh
sembilan) bulan berasal dari keluarga
miskin, pendidikan orang tua rendah,
sanitasi lingkungan buruk, dan air minum
tidak layak.
Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan Persentase keluarga berisiko Stunting yang Jumlah keluarga Jumlah keluarga Desa/Kel - Pertanian
manfaat sumber daya pekarangan untuk mendapatkan manfaat sumber daya berisiko Stunting yang berisiko stunting
peningkatan asupan gizi pekarangan untuk peningkatan asupan gizi mendapatkan manfaat
terhadap keluarga berisiko stunting sumber daya
25 50 pekarangan untuk
peningkatan asupan - Pangan
gizi
52
INDIKATOR CAKUPAN ESENSIAL (9)
BASIS
NO SASARAN INDIKATOR TARGET Definisi Operasional NUMERATOR DENOMINATOR URUSAN
DATA
Rumah tangga yang mendapatkan akses Persentase rumah tangga yang Jumlah rumah tangga yang Jumlah rumah tangga Desa/Kel - Perumahan
air minum layak mendapatkan akses air minum layak mengakses air minum layak Rakyat dan dan
terhadap seluruh rumah tangga Kawasan
Permukiman
26 100
Kelompok Keluarga Penerima Manfaat Persentase Kelompok Keluarga Penerima Keluarga Penerima Manfaat Keluarga Penerima PKH Desa/Kel - Sosial
(KPM) Program Keluarga Harapan Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (KPM) Program Keluarga
(PKH) yang mengikuti Pertemuan (PKH) yang mengikuti Pertemuan Harapan (PKH) yang mengikuti
28 Peningkatan Kemampuan Keluarga 90 Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Pertemuan Peningkatan
(P2K2) dengan modul kesehatan dan dengan modul kesehatan dan gizi terhadap Kemampuan Keluarga (P2K2)
gizi keluarga penerima PKH dengan modul kesehatan dan
gizi
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Persentase Keluarga Penerima Manfaat Jumlah Keluarga Penerima Keluarga Penerima Desa/Kel - Sosial
Perlindungan Sosial
dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan Manfaat (KPM) dengan ibu Manfaat
baduta yang menerima variasi bantuan anak berusia di bawah dua tahun (baduta) hamil, ibu menyusui, dan anak
pangan selain beras dan telur yang menerima variasi bantuan pangan berusia di bawah dua tahun
29 90 selain beras dan telur (karbohidrat, protein (baduta) yang menerima variasi
hewani, protein nabati, vitamin dan mineral, bantuan pangan selain beras
dan/atau Makanan Pendamping Air Susu dan telur
Ibu/MP-ASI) terhadap keluarga penerima
manfaat
53
INDIKATOR CAKUPAN DATA SUPPLY (1)
No Indikator Target Tahun Definisi Operasional Numerator Denominator Urusan
Cakupan Bantuan Jaminan Nasional Jumlah Penerima Bantuan Sosial
Penerima Iuran (PBI) Kesehatan Jumlah Peserta PBI
1 112,9 Juta Jiwa 2024 Iuran (PBI) jaminan kesehatan
Jamkesmas Kesehatan
Nasional
Jumlah Keluarga Miskin dan rentan Jumlah Keluarga miskin
yang memperoleh bantuan tunai Jumlah keluarga miskin dan
dan rentan yang
2 bersyarat 10 Juta Jiwa 2024 rentan yang memperoleh Sosial
mendapat bantuan tunai
bantuan tunai bersyarat
bersyarat
Jumlah keluarga miskin dan rentan Jumlah keluarga miskin
yang menerima bantuan sosial pangan Jumlah keluarga miskin dan
dan rentan yang
3 15.600.039 Jiwa 2024 rentan yang menerima Sosial
menerima bantuan sosial
bantuan sosial pangan
pangan
Jumlah pendampingan Program Jumlah Pendamping
Keluarga Harapan (PKH) yang terlatih Pendamping Program
Program Keluarga Jumlah Seluruh
modul kesehatan dan gizi Keluarga Harapan (PKH) yang
4 100% Pendamping 2024 Harapan (PKH) yang Pendamping Program Sosial
telah terlatih modul kesehatan
terlatih modul kesehatan Keluarga Harapan (PKH)
dan gizi
dan gizi
Terselenggaranya rembuk stunting Jumlah pelaksanaan
tingkat kabupaten/kota Pelaksanaan rembuk stunting
5 Min 1 kali Tiap Tahun rembuk stunting di
di tingkat kabupaten/kota
tingkat kabupaten/kota
Terselenggarannya rembuk stunting Jumlah pelaksanaan
tingkat kecamatan Pelaksanaan rembuk stunting
6 Min. 2 kali Tiap Tahun rembuk stunting di
di tingkat kecamatan
tingkat kecamatan
Tersedianya kebijakan/peraturan Tersedia
bupati/walikota tentang kewenangan Kebijakan/peraturan kebijakan/peraturan
desa/kelurahan dalam penurunan bupati/walikota tentang bupati/walikota tentang
7 stunting 100% Kab/Kota 2022
kewenangan desa/kelurahan kewenangan
dalam penurunan stunting desa/kelurahan dalam
penurunan stunting
54
INDIKATOR CAKUPAN DATA SUPPLY (2)
55
INDIKATOR CAKUPAN DATA SUPPLY (3)
No Indikator Target Tahun Definisi Operasional Numerator Denominator Urusan
Terselenggaranya audit anak berusia dibawah Jumlah anak berusia dibawah
Audit anak berusia dibawah dua Jumlah anak baduta stunting
15 dua tahun (baduta) Stunting 50% 2024 dua tahun (baduta) stunting Kesehatan
tahun (baduta) stunting di seluruh desa
yang telah diaudit
Tersedianya bidan desa/kelurahan sesuai Jumlah bidan desa/kelurahan yanga
16 kebutuhan 100% desa/kelurahan 2024 Jumlah bidan desa/kelurahan Kesehatan
ada di desa
Jumlah pemerintah desa yang mendapatkan Jumlah desa yang
Pemerintah desa yang mendapatkan
peningkatan kapasitas dalam penanganan mendapatkan peningkatan Pemberdayaan
peningkatan kapasitas dalam
17 percepatan penurunan stunting 100% desa/kelurahan 2022 kapasitas dalam penanganan Masyarakat Desa
penanganan percepatan penurunan
percepatan penurunan Tata pemerintahan
stunting
stunting
Persentase desa/kelurahan yang kader Jumlah Kader pembangunan
Kader pembangunan manusia yang Jumlah seluruh Kader Pemberdayaan
pembangunan manusianya mendapatkan manusia yang mendapatkan
18 90% Kader 2024 mendapatkan pembinaan dari Pembangunan Manusia di Masyarakat Desa
pembinaan dari Pemerintah Daerah pembinaan dari Pemerintah
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Desa Tata pemerintahan
Kabupaten/Kota Daerah Kabupaten/Kota
Persentase desa/kelurahan yang Jumlah Desa/kelurahan yang
mengintegrasikan program dan kegiatan Desa/kelurahan yang mengintegrasikan program
percepatan penurunan stunting dalam dokumen mengintegrasikan program dan dan kegiatan percepatan
perencanaan dan penganggaran kegiatan percepatan penurunan penurunan stunting dalam
desa/kelurahan (Rencana Pembangunan stunting dalam dokumen dokumen perencanaan dan
Jangka menengah Desa, Rencana Kerja perencanaan dan penganggaran penganggaran desa/kelurahan Pemberdayaan
19 pemerintah desa, serta Anggaran Pendapatan 100% desa/kelurahan 2022 desa/kelurahan (Rencana (Rencana Pembangunan Masyarakat Desa
dan Belanja Desa dan Rencana Kerja dan Pembangunan Jangka menengah Jangka menengah Desa, Tata pemerintahan
Anggaran Desa) Desa, Rencana Kerja pemerintah Rencana Kerja pemerintah
desa, serta Anggaran Pendapatan desa, serta Anggaran
dan Belanja Desa dan Rencana Pendapatan dan Belanja Desa
Kerja dan Anggaran Desa) dan Rencana Kerja dan
Anggaran Desa)
Persentase desa/kelurahan yang meningkatkan Jumlah Desa/kelurahan yang
alokasi dana desa/kelurahan yang melakukan Desa/kelurahan yang meningkatkan meningkatkan alokasi dana
Pemberdayaan
konvergensi percepatan penurunan stunting alokasi dana desa/kelurahan yang desa/kelurahan yang Jumlah Desa/kelurahan di
20 90% desa/kelurahan 2024 Masyarakat Desa
melakukan konvergensi percepatan melakukan konvergensi kabupaten
Tata pemerintahan
penurunan stunting percepatan penurunan
stunting
56
INDIKATOR CAKUPAN DATA SUPPLY (4)
No Indikator Target Tahun Definisi Operasional Numerator Denominator Urusan
Persentase desa/kelurahan yang melakukan Melaksanakan konvergensi dalam
konvergensi percepatan penurunan stunting perencanaan dan penganggaran, serta
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan Jumlah desa/kelurahan yang
Pemberdayaan
80% jenis, cakupan, dan kualitas intervensi gizi di melakukan konvergensi
21 2024 Masyarakat Desa Tata
desa/kelurahan tingkat pusat dan daerah. Persentase percepatan penurunan
pemerintahan
desa/kelurahan yang melakukan stunting
konvergensi Percepatan Penurunan
Stunting
Terselenggaranya pemantauan dan evaluasi Melakukan penguatan sistem pemantauan Jumlah pemantauan dan
Pemberdayaan
percepatan penurunan stunting di dan evaluasi. Terselenggaranya evaluasi percepatan
22 2 kali Tiap tahun Masyarakat Desa Tata
pemerintahan desa pemantauan dan evaluasi percepatan penurunan stunting di
pemerintahan
penurunan Stunting di pemerintah desa; pemerintahan desa
Jumlah Desa/kelurahan Bebas Stunting Meningkatkan komitmen percepatan Pemberdayaan
Jumlah Desa/kelurahan Bebas
23 100% 2024 penurunan Stunting. Jumlah Masyarakat Desa Tata
Stunting
desa/kelurahan bebas Stunting pemerintahan
Persentase pemerintah desa yang memiliki Melakukan penguatan sistem pemantauan
Jumlah pemerintah desa yang
kinerja baik dalam konvergensi penurunan dan evaluasi terpadu percepatan penurunan Pemberdayaan
memiliki kinerja baik dalam
24 stunting 90% 2024 Stunting. Persentase Pemerintah Desa yang Masyarakat Desa Tata
konvergensi penurunan
memiliki kinerja baik dalam konvergensi pemerintahan
stunting
percepatan penurunan Stunting
Terlaksanannya Kampanye nasional Melaksanakan kampanye dan komunikasi
Jumlah pelaksanaan
pencegahan Stunting perubahan perilaku yang berkelanjutan Komunikasi dan
25 3 kanal/metode Tiap Bulan kampanye nasional
dengan indikator. Terlaksananya kampanye Informasi
pencegahan Stunting
nasional pencegahan Stunting
Jumlah Kabupaten/kota yang memiliki Melakukan penguatan kapasitas institusi Kabupaten/kota yang memiliki
minimal 20 tenaga pelatih berjenjang tingkat dalam komunikasi perubahan perilaku untuk minimal 20 tenaga pelatih
dasar serta pendidikan dan pelatihan penurunan Stunting. Jumlah kabupaten/kota berjenjang tingkat dasar serta
pengasuhan stimulasi penanganan stunting yang memiliki minimal 20 tenaga pelatih pendidikan dan pelatihan
26 100% Kab/Kota 2024 Pendidikan
bagi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berjenjang tingkat dasar serta pendidikan pengasuhan stimulasi
dan pelatihan pengasuhan stimulasi penanganan stunting bagi
penanganan Stunting bagi guru Pendidikan guru Pendidikan Anak Usia
Anak Usia Dini (PAUD) Dini (PAUD)
57
INDIKATOR CAKUPAN DATA SUPPLY (5)
58
INDIKATOR CAKUPAN DATA SUPPLY (6)
No Indikator Target Tahun Definisi Operasional Numerator Denominator Urusan
Persentase Kabupaten/kota yang Melakukan penguatan riset dan inovasi - BKKBN
menerima pendampingan percepatan serta pengembangan pemanfaatan Kerjasama Kabupaten/kota (Urusan Pusat)
penurunan stunting melalui Tri Dharma hasil riset dan inovasi. Persentase yang menerima pendampingan
32 Perguruan tinggi 1 kerjasama 2024 kabupaten/kota yang menerima percepatan penurunan stunting
pendampingan Percepatan Penurunan melalui Tri Dharma Perguruan
Stunting melalui Tri Dharma perguruan tinggi
tinggi.
Pusat Informasi dan Konseling (PIK) - Pengendalian
Melakukan penguatan kapasitas
Remaja dan Bina Keluarga Remaja Penduduk dan
institusi dalam komunikasi perubahan Pusat Informasi dan Konseling
(BKR) yang melaksanakan edukasi KB
perilaku untuk penurunan Stunting. (PIK) Remaja dan Bina
kesehatan reproduksi dan gizi bagi
Persentase Pusat Informasi dan Keluarga Remaja (BKR) yang
33 remaja 90% 2024
Konseling (PIK) Remaja dan Bina telah melaksanakan edukasi
Keluarga Remaja (BKR) yang kesehatan reproduksi dan gizi
melaksanakan edukasi kesehatan bagi remaja di desa
reproduksi dan gizi bagi remaja.
Desa/Kelurahan yang melaksanakan - Pengendalian
Melakukan penguatan kapasitas
kelas Bina Keluarga Balita (BKB) Penduduk dan
institusi dalam komunikasi perubahan
tentang pengasuhan 1000 HPK Jumlah Desa/Kelurahan yang KB
perilaku untuk penurunan Stunting.
telah melaksanakan kelas Bina
34 90% 2024 Persentase desa/kelurahan yang
Keluarga Balita (BKB) tentang
melaksanakan kelas Bina Keluarga
pengasuhan 1000 HPK
Balita (BKB) tentang pengasuhan
1.O00 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Pangan fortifikasi yang ditindaklanjuti pengawasan produk pangan fortifikasi
Jumlah pengawasan produk
oleh pelaku usaha yang ditindaklanjuti oleh pelaku usaha.
Pangan fortifikasi yang
35 75% 2024 Melakukan fortifikasi pangan untuk
ditindaklanjuti oleh pelaku
memastikan ketersediaan pangan
usaha
bergizi;
59
03
DATA PENDUKUNG
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL
60
bina_bangda Ditjen Bina
Pembangunan Daerah
Kerangka Pembagian Urusan Pemerintahan
UU 23/2014
P E M B A G I A N U R U S A N P E M E R I N TA H A N KONKUREN
RPJMD
Renja PD
RENSTRA PD
Sumut
Riau Kepri
Gorontalo
Kalbar
Sulut
Papua Barat
Sumbar Babel Kalteng
Sumsel Kalsel Sultra
Jambi
Sulsel
Sulbar
Lampung DKI
Jateng
DIY Jatim Sulteng
Banten Bali NTB
Jabar
Dari 34 Provinsi, terdapat 27 Provinsi yang telah mengitegrasikan/Menerapkan SPM Bidang Kesehatan ke dalam RKPD 2020.
Terdapat 4 Provinsi (Papua, Kaltim, Kaltara, Bengkulu) yang belum mengintegrasikan SPM Kesehatan ke dalam dokumen perencanaan daerah.
Terdapat 3 Provinsi (NTT, Maluku, Malut) dokumen RKPD 2020 tidak lengkap.
Ditjen Bina Ditjen Bina Sumber: SIPD, RKPD Provinsi 2020, diolah, Sept 2020
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah
66
bina_bangda Ditjen Bina
Dari 34 Provinsi, masih terdapat 16 Provinsi yang Telah mengitegrasikan SPM Kesehatan ke dalam RKPD 2021, 9 Provinsi (DIY, Babel, Bengkulu,
Kalbar, Sulbar, NTT, NTB, Maluku, Malut) yang Belum mengintegrasikan SPM Kesehatan ke dalam RKPD 2021, dan 9 Provinsi dokumen RKPD 2021
tidak lengkap/belum mengupload RKPD ke SIPD ( Dokumen RKPD ini diunduh pada Februari 2021).
Ditjen Bina Ditjen Bina Sumber: SIPD, RKPD Provinsi 2021, diolah
Pembangunan Daerah Pembangunan Daerah
67
bina_bangda Ditjen Bina
a. Teguran Tertulis;
b. Tidak Dibayarkan Hak Keuangan Selama 3 (Tiga)
Kepala Daerah dan/atau wakil kepala Daerah Bulan;
yang tidak melaksanakan SPM dijatuhi c. Tidak Dibayarkan Hak Keuangan Selama 6 (Enam)
sanksi administratif. Bulan;
d. Penundaan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah;
e. Pengambilalihan Kewenangan Perizinan;
f. Penundaan Atau Pemotongan Dana Alokasi Umum
Dan/Atau Dana Bagi Hasil;
g. Mengikuti Program Pembinaan Khusus Pendalaman
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif Bidang Pemerintahan;
dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dalam negeri yang ditetapkan h. Pemberhentian Sementara Selama 3 (Tiga) Bulan
setelah dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga i. Pemberhentian
pemerintah nonkementerian terkait.