Anda di halaman 1dari 33

PERENCANAAN PENGAWASAN BERBASIS

RISIKO

Innovative Delivered Effective Accountable


Perkembangan Pendekatan Audit

• Sasaran: Efektivitas • Sasaran: Efektivitas • Sasaran: Efektivitas


• Sasaran:
dan efisiensi pengendalian dan manajemen risiko
Kepatuhan pada prosedur untuk memitigasi pencapaian tujuan
proses/operasi kunci
peraturan/ • Fokus identifikasi:
risiko kunci organisasi/ menangani
pedoman /standar • Fokus identifikasi: risiko
Kesenjangan antara Efektivitas pengendalian • Fokus identifikasi:
• Fokus identifikasi: proses saat ini dan prosedur yang belum Kesenjangan antara
Penyimpangan dan dengan best practice sesuai untuk menangani efektivitas MR saat ini
kesalahan • Pendekatan: risiko kunci dengan yang diharapkan
• Pendekatan: Audit Membandingkan • Pendekatan: • Pendekatan: Memahami
operasi/proses Mengidentifikasi risiko tujuan, risiko terkait, tingkat
ketaatan/ bisnis kunci dan toleransi identifikasi kinerja
kepatuhan berjalan dengan best
mengevaluasi dan ukuran risiko, serta
practice (audit kinerja)
• Rekomendasi: pengendaliannya menilai efektivitas MR-nya
• Rekomendasi: Terkait • Rekomendasi: Terkait • Rekomendasi: Terkait gap
Terkait dengan gap tujuan operasi eksepsi/ kesalahan pada efektivitas untuk menangani
penyimpangan tertentu risiko kunci risiko dan tujuan organisasi

RISK
CONTROL
PROCESS BASED RISK BASED MANAGEMENT
BASED BASED
2
APIP WAJIB MENERAPKAN
PERENCANAAN PENGAWASAN BERBASIS RISIKO (PPBR)
SEBAGAI PENETAPAN PRIORITAS PENGAWASAN
ATAS SASARAN STRATEGIS
PP 12 Tahun 2017
Permendagri 88 Tahun
2022
Karakteristik Level 3 Elemen Praktik
Bobot Komponen, Matriks Profesional
Elemen, Topik
PKPT telah: Perencanaan Pengawasan
 Mengidentifikasi keselarasan visi, misi, tujuan, sasaran organisasi
dan Topik Penilaian K/L/D serta indikator kinerja capaian sasaran dan pemahaman
Kapabilitas APIP proses bisnisnya.
 Mengidentifikasi semua area pengawasan yang dapat dijadikan
sasaran pengawasan atau audit universe (antara lain: urusan, unit
kerja, program, kegiatan, fungsi yang dapat diawasi)
 Mengidentifikasi dan membuat prioritas area pengawasan
berdasarkan tingkat kematangan MR dan risiko tertinggi
berdasarkan hasil evaluasi
 Mempertimbangkan masukan dari manajemen K/L/D dan
stakeholder lainnya.
 Mengidentifikasi dan menganalisis ketersediaan sumber daya
(SDM, waktu, dana) termasuk penjelasan bila sumber daya tidak
tercukupi.
 Menetapkan jenis-jenis pengawasan, sasaran, ruang lingkup,
jadwal pelaksanaan, anggaran, SDM dan informasi lainnya.
 Mendapatkan persetujuan pimpinan organisasi K/L/D
TANTANGAN PERENCANAAN PENGAWASAN
BERBASIS RISIKO

TANTANGAN ACTION PLAN

Mutu risk assessment belum memadai.


Risiko-risiko strategis yang mendukung
visi-misi Organisasi belum menjadi area Perlu dilakukan pembinaan kepada
pengawasan di PKPT Perangkat Daerah agar mampu Menyusun
Risk Register yang fokus pada sasaran
Pernyataan risiko, penyebab dan rencana strategis/ program prioritas Pemda.
Level 3 tindak pengendalian belum tepat dan
Elemen Praktik tidak saling terkait (belum mengungkap
akar permasalahan)
Profesional :
Topik Perencanaan
Pengawasan Sejumlah Unit Kerja yang telah menyusun
register risiko belum memutakhirkan Perlu direncanakan peningkatan kompetensi
secara berkala. RTP belum dilaksanakan bagi auditor di bidang pengelolaan risiko
(identifikasi risiko, perumusan risiko,
penyusunan RR dan RTP) serta perolehan
Rekomendasi dalam laporan audit kinerja sertifikasi profesi seperti CRMO,CRMP,
belum terhubung dengan risiko utama CGRP dsb
yang teridentifikasi dalam PPBR
7
Keterkaitan PPBR dalam Grand Design Pengawasan Intern Berbasis Risiko dengan
Kematangan MR, dan Kapabilitas APIP
Diagram Proses Penyusunan Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko
Perdep 8/2020

9
A. Memahami Proses Bisnis Pengumpulan & Penelaahan Dokumen:
di Lingkungan Pemda 1. Dokumen Perencanaan (RPJMN – RPJMD –
Renstra – Renja – RKT – APBD – DPA)
2. Peraturan-peraturan terkait tugas dan kewajiban
Pemda
3. Mekanisme pelaporan akuntabilitas

4. Struktur organisasi, tata laksana, dan tanggung jawab


masing-masing Satker
5. Kebijakan Pemerintah Kabupaten terkait MR
PENILAIAN
KEMATANGAN 6. Register Risiko
RISIKO 7. Temuan hasil audit eksternal/ internal, pengaduan
masyarakat, kasus hokum, berita media massa.
8. Informasi-informasi lain yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan Pemda

B. Memutakhirkan Peta Langkah-langkah pemutakhiran peta auditan:


1. Kelompokkan Area Pengawasan;
Auditan 2. Kumpulkan data relevan per masing-masing
kelompok area pengawasan; dan
3. Inventarisasi informasi tambahan terkait
pengawasan. 10
C. Menilai Kematangan MR Langkah-langkah:
1. Lakukan diskusikan untuk memperoleh
gambaran mengenai pemahaman pimpinan
dan manajemen terhadap kematangan MR.
2. Dapatkan dokumen terkait MR
3. Melakukan evaluasi register risiko

4. Menyimpulkan tingkat kematangan MR

PENILAIAN D. Menentukan Strategi Langkah-langkah :


1. Strategi Pengawasan:
KEMATANGAN Pengawasan & Komposisi a) Satker kematangan MR L 1 & L 2 (metode
RISIKO Pembobotan antara pengawasan: Control Based,Process
Register Risiko & Faktor Based& fasilitasi MR)
b) Satker kematangan MR L3 (metode
Pertimbangan Manajemen pengawasan: Control Based, Process
Based, RBIA & fasilitasi internalisasi MR)
c) Satker kematangan MR L 4 & L 5 (metode
pengawasan: Risk-Management Based
Auditing, Control Based, Process Based,
RBIA & fasilitasi sesuai kebutuhan)
2. Komposisi penilaian antara register risiko dan
faktor pertimbangan manajemen.
11
Komposisi penilaian antara register risiko dan factor pertimbangan
manajemen
Faktor pertimbangan manajemen x nilai kematangan MR

Contoh penerapan:
1. Kematangan MR L1 & L2, RR setelah dievaluasi oleh APIP bobot RR
= 40% & bobot faktor pertimbangan manajemen = 60%
PENILAIAN 2. Kematangan MR L3, RR setelah dievaluasi oleh APIP bobot RR=70%
KEMATANGAN & bobot faktor pertimbangan manajemen = 30%
RISIKO
3. Kematangan MR L4 & L5, RR setelah dievaluasi oleh APIP bobot RR
= 90% & bobot faktor pertimbangan manajemen = 10%
4. Belum menerapkan MR, bobot faktor pertimbangan manajemen =
100%

12
PERENCANAAN PENGAWASAN
1. Penentuan Skor Total Risiko Area Pengawasan

a) Pertimbangan Inherent Risk dalam RR


b) Faktor-faktor Pertimbangan Manajemen (Faktor Risiko)
Pertimbangan Inherent Risk dalam RR

15
Pertimbangan Inherent Risk dalam RR

16
Faktor-faktor Pertimbangan Manajemen
(Faktor Risiko)
• Anggaran
1

• Keterkaitan program dengan sector unggulan daerah dan RPJMD


2

• Temuan dan tindak lanjutnya, serta potensi fraud dan kasus hukum
3

• Isu terkini terkait program


4

• Pertimbangan lain dan permintaan oleh stakeholders


5
17
SKALA BOBOT RISIKO INHERENT DAN FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN MANAJEMEN
No. INDIKATOR SKALA
1 2 3 4 5
Nilai Risiko Inheren 1-5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 21 - 25
1 % Anggaran Perbandingan anggaran Perbandingan anggaran Program Perbandingan anggaran Program Perbandingan anggaran Program Perbandingan anggaran
(Bobot = 25% ) Program terhadap anggaran terhadap anggaran Belanja terhadap anggaran Belanja terhadap anggaran Belanja Program terhadap anggaran
Belanja Langsung APBD <2% Langsung APBD <5% Langsung APBD <10% Langsung APBD <15% Belanja Langsung APBD ≥15%
2 Program termasuk dalam sektor Program : Program : Program : Program : Program :
unggulan daerah dan mendukung - Tidak Terkait langsung -Terkait langsung -Terkait langsung -Terkait langsung tujuan/sasaran -Terkait langsung
RPJMN/RPJMD tujuan/sasaran RPJMD tujuan/sasaran RPJMD tujuan/sasaran RPJMD RPJMD tujuan/sasaran RPJMD
(Bobot = 25% ) -Tidak Mendukung RPJMN -Tidak Mendukung RPJMN -Mendukung RPJMN -Termasuk sektor unggulan -Mendukung RPJMN
daerah
-Tidak Termasuk sektor -Tidak Termasuk sektor -Tidak Termasuk sektor -Tidak Mendukung RPJMN -Termasuk sektor unggulan
unggulan daerah unggulan daerah unggulan daerah daerah
Signifikansi Satker dalam mencapai Indikator Kinerja Satker Indikator Kinerja Satker Indikator Kinerja Satker Indikator Kinerja Satker terhadap Indikator Kinerja Satker
tujuan RPJMD (untuk Area terhadap Total Indikator terhadap Total Indikator Kinerja terhadap Total Indikator Kinerja Total Indikator Kinerja Pemda terhadap Total Indikator Kinerja
Pengawasan Kelompok Satker/OPD) Kinerja Pemda ≤2% Pemda ≤5% Pemda ≤10% ≤15% Pemda >15%

3 Temuan dan tindak lanjut, Potensi Jika tidak ada kondisi: Jika1 kondisi terpenuhi: Jika 2 kondisi terpenuhi: Jika 3 kondisi terpenuhi: Jika semua terpenuhi:
fraud , Kasus hukum terkait -Penyelesaian atas temuan -Penyelesaian atas temuan -Penyelesaian atas temuan -Penyelesaian atas temuan -Penyelesaian atas temuan
Program/Satker/OPD/Area auditor internal ≤ 95% auditor internal ≤ 95% auditor internal ≤ 95% auditor internal ≤ 95% auditor internal ≤ 95%
Pengawasan -Penyelesaian atas temuan -Penyelesaian atas temuan -Penyelesaian atas temuan -Penyelesaian atas temuan -Penyelesaian atas temuan
(Bobot = 20% ) auditor eksternal ≤ 90% auditor eksternal ≤ 90% auditor eksternal ≤ 90% auditor eksternal ≤ 90% auditor eksternal ≤ 90%
-Ada potensi fraud -Ada potensi fraud -Ada potensi fraud -Ada potensi fraud -Ada potensi fraud
-Ada kasus hukum -Ada kasus hukum -Ada kasus hukum -Ada kasus hukum -Ada kasus hukum
4 Isu Tekrini terkait Program Jika tidak ada kondisi: Jika terpenuhi 1 kondisi: Jika terpenuhi 2 kondisi: Jika terpenuhi 3 kondisi: Jika semua terpenuhi:
(Bobot = 15% ) -Ada sorotan masyarakat -Ada sorotan masyarakat -Ada sorotan masyarakat -Ada sorotan masyarakat -Ada sorotan masyarakat
-Ada isu nasional -Ada isu nasional -Ada isu nasional -Ada isu nasional -Ada isu nasional
-Terkait layanan publik -Terkait layanan publik -Terkait layanan publik -Terkait layanan publik -Terkait layanan publik
-Berpengaruh hajat hidup -Berpengaruh hajat hidup orang -Berpengaruh hajat hidup orang -Berpengaruh hajat hidup orang -Berpengaruh hajat hidup orang
orang banyak banyak banyak banyak banyak
5 Pertimbangan Lain terkait -Tahun terakhir dilakukan -Tahun terakhir dilakukan audit -Tahun terakhir dilakukan audit -Tahun terakhir dilakukan audit 4 -Tahun terakhir dilakukan
Program/Satker/OPD/Area audit tahun lalu 2 tahun lalu 3 tahun lalu tahun lalu audit 5 tahun lalu
Pengawasan -SDM APIP belum pernah -SDM APIP sudah 1x melakukan -SDM APIP sudah 2x melakukan -SDM APIP sudah 3x melakukan -SDM APIP lebih dari 3x
(Bobot = 15% ) melakukan penugasan yang penugasan yang sejenis penugasan yang sejenis penugasan yang sejenis melakukan penugasan yang
sejenis sejenis

18
PERENCANAAN PENGAWASAN
2. Pemeringkatan Prioritas Area Pengawasan 1 s.d. 5 Tahun
APIP dapat menyusun prioritas pengawasan s.d. 5 tahun:
a. Total bobot risiko 3-5 (zona merah), maka dilakukan audit setiap tahun;
b. Total bobot risiko 2-3 (zona kuning), maka dilakukan audit setiap 2-3 tahun;
c. Total bobot risiko 0-2 (zona hijau), maka dilakukan audit setiap 4-5 tahun;
PEMILIHAN AUDITABLE UNIT UNTUK AUDIT KINERJA
Pemeriksaan terhadap program/kegiatan yang tecantum dalam rencana pembangunan jangka menengah
dan/atau rencana kerja pemerintah daerah Tahun 2023 dengan sasaran prioritas daerah yang memiliki
risiko tinggi dan daya ungkit untuk meningkatkan perekonomian daerah
PEMILIHAN AUDITABLE UNIT UNTUK ASSURANCE LAINNYA

Bila dalam penugasan mandatory terdapat PENTING !!!


beberapa area pengawasan, APIP dapat PKPT HARUS MEMUAT:
1. Pengawalan/Reviu Perencanaan
mempertimbangkan nilai risiko, maupun faktor
Jangka Menengah
risiko sebagai alat untuk menetapkan 2. Pengawalan/Reviu Perencanaan
prioritas/urusan rencana pengawasannya. Tahunan dan Anggaran
(contoh: dana desa, dana BOS, dsb) 3. Audit Ketaatan atas area high risk
dalam rangka pencapaian sasaran
prioritas
4. Reviu Laporan Keuangan
5. Reviu LKJiP
(PDTT, Pengaduan Masyarakat, Permintaan 6. Memberikan atensi yang signifikan
APH) sebagai upaya Early Warning System
7. Konsultansi berupa fasilitasi
PENGECUALIAN pengawalan untuk perbaikan tata
kelola (RB/WBK/WBBM)
8. Konsultansi berupa fasilitasi
pengawalan untuk perbaikan
SPIP/MR
ISI MINIMAL DALAM PKPT

a. Nama objek/unit yang akan diaudit (Area Pengawasan);


b. Jenis Pengawasan yang akan dilakukan; PENTING !!!
1. Auditor harus menentukan sumber
c. Tujuan/Sasaran pengawasan;
daya yang sesuai untuk mencapai
d. Ruang Lingkup; sasaran dalam penugasan audit
e. Jadwal Pelaksanaan (RMP dan RPL); intern. Penugasan Auditor harus
f. Anggaran Waktu Tim; didasarkan pada evaluasi atas sifat
g. Anggaran Biaya; dan kompleksitas penugasan,
h. Output yang dihasilkan; keterbatasan waktu, dan
i. Informasi lain sesuai kebutuhan. ketersediaan sumber daya.
2. Audit harus dilaksanakan oleh sebuah
tim yang secara kolektif harus
mempunyai kompetensi yang
MASUKAN: diperlukan untuk melaksanakan audit
1. Kinerja APIP bukan diukur dari jumlah PP dalam PKPT, tapi dari substansi intern. Oleh karena itu, pimpinan
pengawasan yg dilakukan (PP jangan banyak2, tapi mutu audit berkualitas) APIP harus mengalokasikan Auditor
2. Semua PKPT merupakan PPBR yang mempunyai latar belakang
3. Penyusunan PKPT sudah dimulai (paling akhir) Desember, sehingga awal pendidikan formal, pengetahuan,
tahun bisa di ttd KaDa keahlian dan keterampilan,
4. Stakeholders dilibatkan dalam penyusunan PKPT kompetensi lain serta pengalaman
sesuai dengan kebutuhan audit.
CONTOH KESEPAKATAN HP PENUGASAN
CONTOH PERHITUNGAN KECUKUPAN SDM

No Bulan Kebutuhan Berdasar PKPT Kemampuan SDM Cukup/


Jumlah Kurang
SDM
(Diluar PJ, Kapasitas
∑ PP ∑ HP (Diluar PJ, PPJ) PJJ) SDM/Bln
1 JANUARI 2 30 25 550 Cukup
2 FEBRUARI 1 13 25 500 Cukup
3 MARET 11 202 25 550 Cukup
4 APRIL 1 10 25 550 Cukup
5 MEI 1 15 25 550 Cukup
6 JUNI 3 60 25 550 Cukup
7 JULI 6 120 25 550 Cukup
8 AGUSTUS 5 310 25 550 Cukup
9 SEPTEMBER 15 402 25 550 Cukup
10 OKTOBER 16 605 25 550 Kurang
11 NOVEMBER 3 120 25 550 Cukup
12 DESEMBER 6 402 25 550 Cukup
Total 70 2.289 6.600
DIREKTORAT PENGAWASAN TATA KELOLA
PEMERINTAH DAERAH
Contoh PKPT
PENILAIAN
KAPABILITAS
APIP
PENILAIAN
KAPABILITAS APIP

Anggaran
Pengawasan Min 0,90% Min
Inspektorat 1,00% Anggaran
Total belanja
Provinsi Total belanja Pengawasan
daerah :
daerah : Inspektorat
0 - 4 Triliyun
0 - 1 Triliyun Kab/Kota

Min 0,50%
Min 0,60% dan > 15M
dan < 36M
Min 0,75%
Min 0,30% Total belanja
dan > 10M
Total belanja daerah :
dan < 60M Total belanja
daerah : > 2 Triliyun
Total belanja > 4 Triliyun daerah :
daerah : s.d. 10 Triliyun > 1
> 10 Triliyun Triliyun s.d. 2
Triliyun

Permendagri No 15 Tahun 2023


Anggaran pengawasan , tidak
termasuk belanja gaji dan
tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun
tunjangan ASN pada SKPD 2024
inspektorat.
27
28
PENUGASAN INSPEKTORAT PADA SIKLUS PENGELOLAAN
KEUANGAN Reviu terhadap Perencanaan
Strategis/RPJMD dan Perubahannya
Permendagri Nomor 9 Tahun 2018
tentang Reviu atas RPJMD dan
Perencanaan Rencana Strategis Perangkat Daerah

Reviu SAKIP atas Laporan Kinerja

Peraturan Menpan RB Nomor 53


Reviu terhadap RKPD dan usulan KUA-
Tahun 2014 tentang Petunjuk
PPAS , Reviu RKA dan Perubahannya
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelapoan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Permendagri Nomor 10 Tahun 2018
Laporan Kinerja Instansi Penganggaran tentang Reviu atas Dokumen
Pelaporan Perencanan Poembangunan dan
Anggaran Daerah

Pengawasan: Audit Kinerja atas


Reviu terhadap LKPD Pengelolaan Keuangan, Audit dengan
*sebelum dilaksanakan Pemeriksaan Tujuan Tertentu (ATT al APBJ, APBJE ),
Pertanggung- Reviu, Evaluasi, Monitoring dan was
oleh BPK Pelaksanaan
Permendagri Nomor 4 Tahun 2018
jawaban lain
tentang pelaksanaan Reviu atas PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP
Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Berbasis Akrual Aturan PBJ pasal 76 Perpres 16 Tahun 2018 , Menteri K/L/P wajib was
PBJ audt was PBJ serta SAIPI agar mengoptimalkan IT yaitu Audit LPSE
nya, wajib masuk system ke LPSE nya. BPKP harus punya LPSE karena
diberi mandate oleh LKPP untuk masuk ke LPSE atau MOU dengan LPSE
terdekat (3hari di pembelaran dan 2 hari di LPSE).
TERIMA KASIH

30
hananto.widhiatmoko@bpkp.go.id
RENCANA PEMBANGUNAN
DAERAH (RPD)
KOTA BEKASI 2024 - 2026

31
32
33

Anda mungkin juga menyukai