Tahunan
ANDRAGOGI
proses pembelajaran melalui pelibatan orang dewasa untuk ikut serta memikul
tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar serta
berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar -
Kompasiana.com
AGENDA
Permendagri
PP 60/2008 SPIP IACM SAIPI SAIPI Perban BPKP 6/2018
23/2020
Mampu memberikan assurance atas GRC secara keseluruhan; Adanya perencanaan tenaga/tim kerja (Workforce Planning);
K MANAGED Mendukung organisasi profesi (IA Support Professional Bodies); Berkontribusi terhadap pengembangan manajemen; Memiliki strategi audit
(Level 4) dengan memanfaatkan MR organisasi; Adanya penggabungan ukuran kinerja kualitatif dan kuantitatif; Mampu memberikan saran dan
U mempengaruhi manajemen; Adanya pengawasan independen terhadap kegiatan APIP.
M
U Mampu melakukan audit kinerja; Jasa konsultansi; Melakukan koordinasi SDM (Workforce Coordination); Memiliki staf yang berkualifikasi profesional;
Membangun tim dan kompetensinya (Team Building); PKPT telah berbasis risiko; Mengembangkan kerangka kerja pengelolaan kualitas; Adanya
INTEGRATED
L (Level 3) laporan manajemen kegiatan pengawasan; Mengembangkan informasi biaya pengawasan; sistem pengukuran kinerja; Menjadi bagian dari tim manajemen yang
terintegrasi; Berkoordinasi dengan pihak lain yang melakukan fungsi penjaminan; Memiliki mekanisme pendanaan/alokasi anggaran; Adanya pengawasan oleh
A pihak manajemen (MO); Pelaporan kepada pimpinan organisasi.
T
I INFRASTRUCTURE
Mampu melaksanakan audit ketaatan; Mengidentifikasi dan merekrut SDM yang kompeten; Mengembangan profesi individu auditor; PKPT berdasarkan Prioritas
Manajemen; Memiliki kerangka kerja atas praktik profesional dan melaksanakannya; Merencanaan pengawasan; Menyusun anggaran operasional pengawasan;
F (Level 2)
Mengelola Proses Bisinis Pengawasan Intern; Adanya hubungan pelaporan kepada pimpinan organisasi; Akses penuh terhadap sumber daya.
Kegiatan bersifat Ad Hoc dan tidak terstruktur, audit terbatas pada akurasi perhitungan, output tergantung pada keterampilan orang tertentu, hanya
INITIAL
menerapkan praktik professional yang ditetapkan asosiasi profesi, pendanaan tergantung persetujuan manajemen, tidak ada infrastruktur, fungsi wasin masih
(Level 1)
menjadi bagian unit organisasi, kapabilitas belum mapan.
PROSES MR DAN KERANGKA PIBR
Proses Pengelolaan Risiko Kerangka PIBR
PERENCANAAN PIBR
2
Menyusun Rencana Prioritas
Manajemen Register Risiko Pengawasan Stakeholders
Pengawasan Tahunan
15
PERENCANAAN PENGAWASAN BERBASIS RISIKO
(PKPT BERBASIS RISIKO)
01 PENILAIAN MATURITAS MR
03 PENYUSUNAN PKPT BR
Prinsip Pareto
• Prinsip Pareto (The Pareto principle) juga dikenal sebagai aturan 80-
20.
• Banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20%
dari penyebabnya.
• Vilfredo Pareto semasa di Swiss, melakukan pengamatan terhadap
hasil panen kacang polong di kebunnya. Ia memperhatikan bahwa
tidak semua tanaman kacang polong menghasilkan hasil panen yang
sama. Pareto membuat perkiraan bahwa 80% dari hasil panen kacang
polongnya dihasilkan oleh 20% tanaman.
• Ia kemudian mengaplikasikan temuannya pada data kepemilikan
tanah di Italia. Ia juga ternyata menemukan bahwa sekitar 80% dari
tanah di Italia dikuasai oleh 20% dari populasi.
• Prinsip Pareto merupakan pengembangan matematis dari hasil
pengamatan Pareto. Prinsip Pareto memiliki aplikasi yang sangat luas,
seperti dari bidang ekonomi, ilmu komputer, dan olahraga.
KEGIATAN A.1
PROGRAM A
KEGIATAN A.2
SASARAN 1.1.1
TUJUAN
KEGIATAN A.1
1.1
SASARAN 1.1.2 PROGRAM B
MISI 1 KEGIATAN A.2
TUJUAN
1.2
OPD 1
OPD 2
VISI
OPD 3
KEGIATAN A.1
PROGRAM A
KEGIATAN A.2
TUJUAN
MISI 2 SASARAN 2.1.1
2.1
KEGIATAN A.1
PROGRAM B
KEGIATAN A.2
FOKUS DAN SASARAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KEPALA DAERAH
TERHADAP PERANGKAT DAERAH
Level 1/2/3
APIP bersama-sama dengan FASILITASI
Identifikasi Risiko
jajaran Pimpinan OPD pemilik Risiko Inherent dan Evaluasi Register dan
Analisis Risiko
Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko
Program melakukan evaluasi Register Risiko
Tingkat Risiko
Reliable
register risiko dan RTP untuk
RR dan Tidak
memperoleh gambaran Pengendalian Reliable
Prioritas Pengawasan
TIPS DAN TRIK
a. Struktur organisasi unit : Kementerian/Lembaga/Pemda, Unit Es. 1 / Es. Kriteria Auditable Unit:
kerja 2/Es. 3/Es. 4, urusan, satuan kerja/organisasi
✓ Memiliki tujuan/target yg selaras
perangkat daerah, dan lain-lain.
dg tujuan K/L/P
b. Proyek/investasi : pembangunan fisik, sarana prasarana,
✓ Memiliki ukuran/size yang jelas
pengembangan sistem, pengembangan produk,
(jumlah SDM, anggaran, level
dan lain-lain.
pertanggungjawaban)
c. Program/Kegiatan : pelaksanaan tugas, unit usaha, fungsi, proses,
✓ Memiliki ruang lingkup wasintern
termasuk kegiatan lintas unit/lintas sektoral.
(tugas fungsi dan
d. Aset : aset berbentuk fisik, kas, informasi, sumber SOP/pedomannya)
daya organisasi, dan lain-lain.
Tahapan Penyusunan Audit Universe
(Peta Pengawasan)
Tingkat Frekuensi
3.1 AP 3 Risiko 1 3 5 3,00 5,00 18 4 Sering Terjadi
6 12 16 19 24
4.1 AP 4 Risiko 1 5 3 4,00 4,00 24 3 Kadang Terjadi
4 10 14 17 22
4.2 Risiko 2 4 5
2 Jarang Terjadi
2 7 11 13 21
1 Hampir Tidak
1 3 5 8 20
Terjadi
Langkah Kerja Penyusunan Audit Universe
Level Frekuensi/Kemungkinan
Kuning 12 - 15 Sedang Prioritas Sedang Area Pengawasan 2
Hijau 6 - 11 Agak Rendah Prioritas Rendah
Abu-abu 1-5 Rendah Tidak Prioritas Area Pengawasan 4
Area Pengawasan 1
Level Dampak
MENETAPKAN SKALA PRIORITAS AUDITABLE UNITS
Langkah Kerja:
2. Menentukan bobot dalam penilaian prioritas setiap area pengawasan terpilih
Langkah Kerja:
3. Penilaian area pengawasan dengan menggabungkan nilai risiko komposit dengan
nilai faktor risiko/pertimbangan manajemen
No Area Pengawasan Besaran Bobot Nilai Bobot Pertimbangan Manajemen Total Bobot Nilai Bobot Total
Risiko Register Register Pertimbangan Pertimbangan Pertimbangan
Kepentingan Stakeholder
Kontribusi Terhadap
Dukungan Terhadap
terkini
1 Area Pengawasan 1 22 0% 0 2 3 1 5 5 16 100% 16 16
2 Area Pengawasan 2 15 50% 7,5 1 5 3 5 5 19 50% 9,5 17
3 Area Pengawasan 3 18 70% 12,6 2 5 5 3 1 16 30% 4,8 17,4
4 Area Pengawasan 4 24 50% 12 3 3 3 1 5 15 50% 7,5 19,5
dst
Menetapkan Skala Prioritas Auditable Units
Langkah Kerja:
4. Berkoordinasi dengan pimpinan auditan untuk menetapkan level assurance atas area
pengawasan
❖ Level assurance harus sejalan dengan konsep The Three Lines of Defence
❖ Pembagian area pengawasan:
✓ Area pengawasan APIP: Prioritas Utama dan Tinggi
✓ Area pengawasan unit kepatuhan/MR: Prioritas Sedang
✓ Area pengawasan pelaksana operasional: Prioritas Rendah
PEMILIHAN AREA PENGAWASAN (USULAN JAKWAS
DAN PKPT)
Pilihan APIP
Berbasis Risiko Auditan
PEMILIHAN AUDITABLE UNIT UNTUK AUDIT KINERJA
Pemeriksaan terhadap program/kegiatan yang tecantum dalam rencana pembangunan jangka menengah dan/atau
rencana kerja pemerintah daerah Tahun 2021 dengan sasaran program/kegiatan yang memiliki risiko tinggi
1 Area Pengawasan :
2 Level Risiko :
3 Latar Belakang/Alasan disertakan dalam : 1.
PKPT 2.
4 Tujuan Pengawasan : 1.
2.
Contoh
5 Ruang Lingkup Pengawasan :
Deskripsi Area 6 Waktu Pelaksanaan :
Pengawasan 7 Anggaran :
Terpilih
8 Tim Audit
- Pengendali Mutu :
- Pengendali Teknis : 1.
2.
- Ketua Tim : 1.
2.
- Anggota Tim : 1.
2.
9 Komponen yang dimiliki : 1.
2.
10 Kompetensi yang dibutuhkan : 1.
2.
11 Kegiatan pengawasan : 1. Survey pendahuluan pada ...
2. Dst..
PENYUSUNAN PKPT
PM PT KT AT
PM PT 1 PT 2 dst KT 1 KT 2 dst AT 1 AT 2 dst
Jumlah Hari 1 Tahun 365 365 365 365
Dikurangi
1 Sabtu, Minggu, dal Libur Nasional 104 104 104 104
2 Cuti Tahunan 12 12 12 12
Contoh
3 Perkiraan Cuti Lainnya 5 5 5 5
Jumlah Hari Tersedia 244 244 244 244
Alokasi Dikurangi
Sumber Daya
1 Kegiatan administrasi jabatan fungsional 15 15 15 15
2 Pengembangan pegawai (diklat) 10 10 10 10
3 Tindak Lanjut Pengawasan (Terdahulu) 0 0 0 0
4 Perencanaan Pengawasan Tahunan 6 6 6 6
Jumlah Hari tersedia untuk penugasan pengawasan 213 213 213 213
Alokasi Sumber Daya untuk penugasan pengawasan
Area Pengawasan
1 Area Pengawasan 1
a Kegiatan 1
b Kegiatan 2
c dst
2 Area Pengawasan 1
a Kegiatan 1
b Kegiatan 2
c dst
3 dst
PENYUSUNAN PKPT
Contoh
Alokasi
Sumber Daya
#Diskusi Kelompok