Anda di halaman 1dari 46

Perencanaan Pengawasan

Tahunan

Mujiyanto, Ak, M.Ec.Dev. CFrA, CRMP


Auditor Madya BPKP Kaltim

Diklat PIBR Bagi Auditor APIP Pemda se Kaltim


Balikpapan, 9 November 2021
METODE

ANDRAGOGI

proses pembelajaran melalui pelibatan orang dewasa untuk ikut serta memikul
tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar serta
berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar -
Kompasiana.com
AGENDA

01 PENGERTIAN, DASAR HUKUM DAN BEST PRACTICE PIBR


02 KETERKAITAN MR DAN PIBR
03 PERUBAHAN PARADIGMA AUDITOR INTERN
04 PERENCANAAN PENGAWASAN BERBASIS RISIKO
05 DISKUSI KELOMPOK
PENGERTIAN DAN TUJUAN PIBR

“PIBR adalah sebuah metodologi


yang menghubungkan audit intern
dengan seluruh kerangka
manajemen risiko yang
memungkinkan audit intern
memberikan keyakinan bahwa
proses manajemen risiko organisasi
telah dikelola dengan efektif
sehubungan dengan risiko yang
dapat diterima (risk appetite)”
(Perban BPKP Nomor 6 Tahun 2018).
DASAR HUKUM dan BEST PRACTICE PIBR

Permendagri
PP 60/2008 SPIP IACM SAIPI SAIPI Perban BPKP 6/2018
23/2020

Penyelenggaraan Salah satu Paragraf 3010 Paragraf 3120 Fokus


SPIP infrastruktur Pedoman
Pimpinan APIP Kegiatan Audit Pengawasan Pembinaan
menggambarkan Level 3: harus menyusun
Intern harus dan
Proses MR Program Kerja renstra dan Intern Pengawasan
Pengawasan rencana kegiatan dapat Berbasis
mengevaluasi Pemda yang
Tahunan Berbasis audit inter Risiko
Risiko (PPBR) tahunan dengan efektivitas dan disusun
Level 4: prioritas pada berkontribusi berbasis
kegiatan yang terhadap prioritas dan
APIP telah
melaksanakan mempunyai risiko perbaikan risiko
pengawasan terbesar dan
selaras dengan
proses MR
dengan
pendekatan risiko tujuan APIP
IACM/KAPABILITAS APIP FRAMEWORK
APIP sebagai agent of change; Adanya proyeksi kebutuhan SDM yang spesialis/expert (Workforce Projection); Pimpinan APIP aktif dalam organisasi profesi;
OPTIMIZING Memiliki perencanaan strategis audit internal; Paktik profesional dikembangkan secara berkelanjutan; Tercapainya outcome dan
(Level 5) memberikan value kepada organisasi; Hubungan organisasi berjalan efektif dan berkesinambungan; Memiliki independensi, kemampuan, dan kewenangan
penuh.

Mampu memberikan assurance atas GRC secara keseluruhan; Adanya perencanaan tenaga/tim kerja (Workforce Planning);
K MANAGED Mendukung organisasi profesi (IA Support Professional Bodies); Berkontribusi terhadap pengembangan manajemen; Memiliki strategi audit
(Level 4) dengan memanfaatkan MR organisasi; Adanya penggabungan ukuran kinerja kualitatif dan kuantitatif; Mampu memberikan saran dan
U mempengaruhi manajemen; Adanya pengawasan independen terhadap kegiatan APIP.
M
U Mampu melakukan audit kinerja; Jasa konsultansi; Melakukan koordinasi SDM (Workforce Coordination); Memiliki staf yang berkualifikasi profesional;
Membangun tim dan kompetensinya (Team Building); PKPT telah berbasis risiko; Mengembangkan kerangka kerja pengelolaan kualitas; Adanya
INTEGRATED
L (Level 3) laporan manajemen kegiatan pengawasan; Mengembangkan informasi biaya pengawasan; sistem pengukuran kinerja; Menjadi bagian dari tim manajemen yang
terintegrasi; Berkoordinasi dengan pihak lain yang melakukan fungsi penjaminan; Memiliki mekanisme pendanaan/alokasi anggaran; Adanya pengawasan oleh
A pihak manajemen (MO); Pelaporan kepada pimpinan organisasi.
T
I INFRASTRUCTURE
Mampu melaksanakan audit ketaatan; Mengidentifikasi dan merekrut SDM yang kompeten; Mengembangan profesi individu auditor; PKPT berdasarkan Prioritas
Manajemen; Memiliki kerangka kerja atas praktik profesional dan melaksanakannya; Merencanaan pengawasan; Menyusun anggaran operasional pengawasan;
F (Level 2)
Mengelola Proses Bisinis Pengawasan Intern; Adanya hubungan pelaporan kepada pimpinan organisasi; Akses penuh terhadap sumber daya.

Kegiatan bersifat Ad Hoc dan tidak terstruktur, audit terbatas pada akurasi perhitungan, output tergantung pada keterampilan orang tertentu, hanya
INITIAL
menerapkan praktik professional yang ditetapkan asosiasi profesi, pendanaan tergantung persetujuan manajemen, tidak ada infrastruktur, fungsi wasin masih
(Level 1)
menjadi bagian unit organisasi, kapabilitas belum mapan.
PROSES MR DAN KERANGKA PIBR
Proses Pengelolaan Risiko Kerangka PIBR

Ref: Perdep PPKD 4/2019 Ref: Guide to RBIA, IIA 2014


TAHAPAN PIBR
1
Memperoleh gambaran bagaimana pimpinan dan
Menilai Maturitas MR manajemen menetapkan, menilai, mengelola, dan
memantau risiko. Hal ini memberikan indikasi
seberapa andal register risiko yang dibuat oleh
Rencana Strategis manajemen
Pengawasan Intern

PERENCANAAN PIBR
2
Menyusun Rencana Prioritas
Manajemen Register Risiko Pengawasan Stakeholders
Pengawasan Tahunan

Merencanakan kegiatan assurance Program Kerja


dan consulting secara periodik Pengawasan Tahunan
(tahunan), dengan mengidentifikasi
area-area pengawasan prioritas
3 Melaksanakan pengawasan
Melaksanakan individu berbasis risiko,
Pengawasan Individu sesuai tingkat kematangan
manajemen risiko auditable
unit masing-masing.
Laporan Hasil
Pengawasan
Sumber: RBIA, IIA
Risk Management di BPKP
Penetapan konteks: proses menentukan batasan, parameter
internal dan eksternal dalam mengelola risiko serta menentukan ruang
lingkup kriteria risiko
Tujuannya:
❖ identifikasi ancaman thd eksistensi UPR
❖ identifikasi sasaran/program strategis UPR (penjabaran visi-misi
BPKP)
❖ identifikasi proses bisnis UPR serta stakeholders, internal maupun
eksternal
❖ merumuskan kriteria kemungkinan dan dampak peristiwa risiko
❖ menetapkan selera risiko
Pemantauan
PENILAIAN RISIKO
dilakukan terus
menerus untuk
Identifikasi
Risiko
Analisis
Risiko
Evaluasi
Risiko
Respons
Risiko
Pemantauan memastikan setiap
proses MR berfungsi
PIBR merupakan sebagaimana mestinya
business process
Infokom membantu manajemen memastikan pengendalian yang dirancang atas
utama BPKP
setiap risiko telah dikomunikasikan dengan pihak-pihak terkait sehingga
Ref: Peraturan BPKP No 4/2021 pengendalian dapat terimplementasi lebih cepat dan efektif
KETERKAITAN MR, MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH,
dan PIBR
KETERKAITAN MR, MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH,
dan PIBR
STRUKTUR MR PEMDA-PROVINSI

Ref: Laporan Kajian Puslitbangwas BPKP LP-32/2019


STRUKTUR MR PEMDA-KABUPATEN/KOTA

Ref: Laporan Kajian Puslitbangwas BPKP LP-32/2019


PERUBAHAN PARADIGMA AUDITOR INTERN

15
PERENCANAAN PENGAWASAN BERBASIS RISIKO
(PKPT BERBASIS RISIKO)

01 PENILAIAN MATURITAS MR

02 PENYUSUNAN AUDIT UNIVERSE

03 PENYUSUNAN PKPT BR
Prinsip Pareto
• Prinsip Pareto (The Pareto principle) juga dikenal sebagai aturan 80-
20.
• Banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20%
dari penyebabnya.
• Vilfredo Pareto semasa di Swiss, melakukan pengamatan terhadap
hasil panen kacang polong di kebunnya. Ia memperhatikan bahwa
tidak semua tanaman kacang polong menghasilkan hasil panen yang
sama. Pareto membuat perkiraan bahwa 80% dari hasil panen kacang
polongnya dihasilkan oleh 20% tanaman.
• Ia kemudian mengaplikasikan temuannya pada data kepemilikan
tanah di Italia. Ia juga ternyata menemukan bahwa sekitar 80% dari
tanah di Italia dikuasai oleh 20% dari populasi.
• Prinsip Pareto merupakan pengembangan matematis dari hasil
pengamatan Pareto. Prinsip Pareto memiliki aplikasi yang sangat luas,
seperti dari bidang ekonomi, ilmu komputer, dan olahraga.

Sesuai teori Pareto, segera susun PKPT dengan Pendekatan Berbasis


Risiko sebagaimana telah diamanahkan oleh SAIPI, PP 60/2008
17
&
Permendagri 23 Th 2020
DIAGRAM PROSES PENYUSUNAN PPBR

Perdep PPKD 8/2020 Pedoman PPBR Bagi APIP Daerah


MEMAHAMI PROSES BISNIS

RSP RSO ROO

KEGIATAN A.1
PROGRAM A
KEGIATAN A.2
SASARAN 1.1.1
TUJUAN
KEGIATAN A.1
1.1
SASARAN 1.1.2 PROGRAM B
MISI 1 KEGIATAN A.2
TUJUAN
1.2

OPD 1
OPD 2
VISI

OPD 3
KEGIATAN A.1
PROGRAM A
KEGIATAN A.2
TUJUAN
MISI 2 SASARAN 2.1.1
2.1
KEGIATAN A.1
PROGRAM B
KEGIATAN A.2
FOKUS DAN SASARAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KEPALA DAERAH
TERHADAP PERANGKAT DAERAH

KEPALA DAERAH Lampiran Permendagri 23 Tahun


2020 tentang Rencana Bin Was
Penyelenggaraan Pemda Tahun 2021
INSPEKTORAT
DAERAH

Pemeriksaan Pengawasan Penegakan


PDTT Pengawalan RB PK APIP
Kinerja Mandatori Integritas

▪ Kinerja rutin ▪ Penilaian mandiri ▪ Penerapan MR


Pemeriksaan ▪ Pemeriksaan ▪ Dukungan
pengawasan, meliputi: RB ▪ PPBR
terhadap Investigatif
reviu RPJMD & ▪ Asistensi
pelaksanaan survei ▪ Audit Kinerja
program/kegiatan ▪ Penjatuhan sanksi
Renstra PD, reviu pembangunan RB
penilaian integritas ▪ Audit Investigasi
yang tecantum dalam ▪ Monitoring dan
administratif
dokumen ▪ Pemeriksaan DAK
rencana ▪ Penghitungan evaluasi aksi
perencanaan Fisik
pembangunan jangka kerugian keuangan
pembangunan, reviu
pencegahan ▪ Pendidikan
menengah dan/atau negara/daerah korupsi
laporan keuangan berjenjang P2UPD
rencana kerja
pemda, reviu laporan dan Auditor
pemerintah daerah
kinerja, reviu LPPD, ▪ Pendidikan
Tahun 2021 dengan
pemeriksaan PNBP, sertifikasi
sasaran
reviu DAK, evaluasi pengawasan
program/kegiatan
SPIP, monitoring lainnya
yang memiliki risiko
tinggi penyerapan anggaran,
& monitoring TL BPK
▪ Pengawasan Prioritas
Nasional
MENILAI MATURITAS MR

❖Penilaian maturitas MR merupakan tahap krusial untuk menentukan


pendekatan PIBR selanjutnya
❖Jika maturitas MR masih lemah, informasi Identifikasi Risiko, Analisis
Risiko dan Penanganannya belum sepenuhnya dapat diandalkan
sebagai input dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan
PIBR

Bagaimana jika belum ada Maturitas MR


pada Pemda/Unit Kerja Auditan?
Evaluasi RR dan RTP Level 4/5
Penilaian Tingkat
Belum ada MR
Kematangan MR

Level 1/2/3
APIP bersama-sama dengan FASILITASI
Identifikasi Risiko
jajaran Pimpinan OPD pemilik Risiko Inherent dan Evaluasi Register dan
Analisis Risiko
Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko
Program melakukan evaluasi Register Risiko
Tingkat Risiko
Reliable
register risiko dan RTP untuk
RR dan Tidak
memperoleh gambaran Pengendalian Reliable

seberapa handal register risiko


TOTAL RISIKO
atas program tersebut dapat Nilai Risiko Inherent

digunakan dalam proses Nilai Faktor Risiko


perencanaan pengawasan.
Pemeringkatan Area
Pengawasan

Prioritas Pengawasan
TIPS DAN TRIK

Analisis RR yang Lakukan Evaluasi RR


Identifikasi Bencmarking
Masalah ada PENTING !!!
Dalam FGD penyusunan RR
Identifikasi Lakukan analisis Lakukan Lakukan analisis
dan RTP, harus
masalah- terhadap Bencmarking apakah masalah-
diperhatikan siapa
masalah yang variable-variabel terkait masalah- masalah yang
pesertanya. Pemilik Risiko
biasanya terjadi dalam RR, masalah yang didapat dari hasil
pada auditable apakah sudah pernah terjadi benchmarking dapat harus terlibat dalam
unit tersebut sesuai tujuan atas auditable menjadi risiko pada penyusunan RR dan RTP.
dan masalah unit sejenis (Bisa auditable unit.
yang biasa dengan Lakukan evaluasi RR
terjadi Googling). sesuai hasil analisis.
MENILAI MATURITAS MR
Level Maturitas SPIP dihubungkan dengan Maturitas Manajemen Risiko

Level SPIP Maturitas SPIP Skor Maturitas MR Level MR

1 Rintisan 1 ≤ skor <2 Initial 1

2 Berkembang 2 ≤ skor <3 Repeatable 2

3 Terdefinisi 3 ≤ skor <4 Defined 3

4 Terkelola 4 ≤ skor <4,5 Managed 4

5 Optimum 4,5 ≤ skor <5 Optimised 5

Ref: Perban BPKP 6/2018


LANGKAH KERJA MENILAI MATURITAS MR
1. Mendapatkan hasil evaluasi APIP thd maturitas SPIP Pemda/OPD
tahun terakhir (Y-1 dari periode PPBR) sebagai ukuran maturitas
Mrnya. Hasil penilaian maturitas SPIP sebaiknya menggambarkan
maturitas SPIP tiap entitas berupa unit kerja/program/kegiatan atau
tematik lainnya
2. Mengelompokkan tingkat maturitas MR menjadi 3 kelompok:
a. Kelompok 1: unit kerja/entitas dengan maturitas SPIP Rintisan dan
Berkembang
b. Kelompok 2: unit kerja/entitas dengan maturitas SPIP Terdefinisi
c. Kelompok 3: unit kerja/entitas dengan maturitas SPIP Terkelola
dan Optimum
PENYUSUNAN DAN PEMUTAKHIRAN AUDIT
UNIVERSE (PETA PENGAWASAN)
❖ Audit universe didefinisikan sebagai daftar semua kemungkinan
audit yang dapat dilakukan atas entitas-entitas audit
(Perban 6/2018)

❖ Auditable unit adalah bagian dari organisasi (struktur, program,


kegiatan, maupun aset organisasi) yang dapat mengandung risiko
pada tingkatan yang memerlukan pengendalian atau audit
Tahapan Penyusunan Audit Universe
(Peta Pengawasan)

1 Penetapan Level Area Pengawasan (Auditable Unit)

a. Struktur organisasi unit : Kementerian/Lembaga/Pemda, Unit Es. 1 / Es. Kriteria Auditable Unit:
kerja 2/Es. 3/Es. 4, urusan, satuan kerja/organisasi
✓ Memiliki tujuan/target yg selaras
perangkat daerah, dan lain-lain.
dg tujuan K/L/P
b. Proyek/investasi : pembangunan fisik, sarana prasarana,
✓ Memiliki ukuran/size yang jelas
pengembangan sistem, pengembangan produk,
(jumlah SDM, anggaran, level
dan lain-lain.
pertanggungjawaban)
c. Program/Kegiatan : pelaksanaan tugas, unit usaha, fungsi, proses,
✓ Memiliki ruang lingkup wasintern
termasuk kegiatan lintas unit/lintas sektoral.
(tugas fungsi dan
d. Aset : aset berbentuk fisik, kas, informasi, sumber SOP/pedomannya)
daya organisasi, dan lain-lain.
Tahapan Penyusunan Audit Universe
(Peta Pengawasan)

2 Penyusunan Auditable Unit

Auditable Unit yang disusun menggambarkan


informasi mengenai:
✓ Nama-nama auditable unit teridentifikasi
✓ Nilai risiko setiap auditable unit
✓ Urutan auditable unit berdasar nilai risiko komposit
masing-masing
Langkah Kerja Penyusunan Audit Universe

Mendapatkan Rencana Kerja Tahunan untuk mengidentifikasi program/kegiatan


1 tematik pada setiap unit kerja K/L/P

Contoh: level area pengawasan berdasarkan struktur organisasi


1 Area Pengawasan : K/L/P Lintas Sektor
tingkat 0
2 Area Pengawasan : Unit Eselon I Prioritas Nasional
tingkat 1
3 Area Pengawasan : Unit Eselon II Program Prioritas
tingkat 2
4 Area Pengawasan : Unit Eselon III Kegiatan Prioritas
tingkat 3
5 Area Pengawasan : Unit Eselon IV Proyek Prioritas
tingkat 4

Mendapatkan register risiko atas setiap entitas unit kerja/program/kegiatan


2 tematik yang ditetapkan menjadi area pengawasan
Langkah Kerja Penyusunan Audit Universe

3 Lakukan penilaian besaran risiko komposit dg matriks analisis risiko


No Area Daftar Level Level RLD RLK Nilai Risiko
Pengawasan Risiko Dampak Kemungkinan Komposit
1.1 AP 1 Risiko 1 4 3 4,33 2,67 22
1.2 Risiko 2 5 2
1.3 Risiko3 4 3
Tingkat Dampak
2.1 AP 2 Risiko 1 2 5 2,00 4,25 15 Matriks Analisis Risiko 1 2 3 4 5
2.2 Risiko 2 1 4 5x5 Tidak Sangat
Minor Moderat Signifikan
Signifikan Signifikan
2.3 Risiko3 3 3 5 Hampir Pasti
9 15 18 23 25
2.4 Risiko 4 2 5 Terjadi

Tingkat Frekuensi
3.1 AP 3 Risiko 1 3 5 3,00 5,00 18 4 Sering Terjadi
6 12 16 19 24
4.1 AP 4 Risiko 1 5 3 4,00 4,00 24 3 Kadang Terjadi
4 10 14 17 22
4.2 Risiko 2 4 5
2 Jarang Terjadi
2 7 11 13 21
1 Hampir Tidak
1 3 5 8 20
Terjadi
Langkah Kerja Penyusunan Audit Universe

4 Membuat daftar urutan nilai risiko komposit


Tingkat Prioritas Audit
Nilai Risiko
Warna Tingkat Risiko Prioritas Audit
Komposit
Heat Map
Merah 20 - 25 Tinggi Prioritas Utama
Oranye 16 - 19 Agak Tinggi Prioritas Tinggi Area Pengawasan 3

Level Frekuensi/Kemungkinan
Kuning 12 - 15 Sedang Prioritas Sedang Area Pengawasan 2
Hijau 6 - 11 Agak Rendah Prioritas Rendah
Abu-abu 1-5 Rendah Tidak Prioritas Area Pengawasan 4

Area Pengawasan 1

Level Dampak
MENETAPKAN SKALA PRIORITAS AUDITABLE UNITS

Langkah Kerja: Contoh Kriteria Faktor Pertimbangan Manajemen


1. Lakukan FGD dengan pimpinan No Faktor Pertimbangan Manajemen Kriteria Nilai
auditan (k/L/P) 1 Arahan Pimpinan Prioritas Utama
Prioritas Tinggi
5
4
❖ Mengidentifikasi faktor-faktor Prioritas Cukup 3
Prioritas Rendah 2
risiko (pertimbangan Bukan Prioritas 1
manajemen) dalam 2 Potensi Terjadinya Fraud Berdasarkan profiling unit, sangat berpotensi terjadinya fraud 5
menetapkan prioritas Berdasarkan profiling unit, cukup berpotensi terjadinya fraud 3
Berdasarkan profiling unit, tidak berpotensi terjadinya fraud 1
pengawasan 3 Dukungan Terhadap Kepentingan Stakeholder Utama Sangat Mendukung 5
(Presiden/Kepala Daerah)
❖ Mendapatkan masukan Mendukung 3
mengenai heat map tingkat Tidak Mendukung 1
risiko area pengawasan yang 4 Kontribusi terhadap capaian Indikator Kinerja Utama Sangat Signifikan
(IKU)
5

telah disusun Signifikan 3


Tidak Signifikan 1
5 Keterkaitan dengan isu terkini Terkait dengan isu terkini 5
Tidak terkait dengan isu terkini 1
Menetapkan Skala Prioritas Auditable Units
Contoh Kriteria Faktor Risiko/Pertimbangan Manajemen
Menetapkan Skala Prioritas Auditable Units

Langkah Kerja:
2. Menentukan bobot dalam penilaian prioritas setiap area pengawasan terpilih

Bobot Register Risiko


Maturitas
Area Pengawasan dan Faktor
No SPIP Unit
Terpilih Pertimbangan
Kerja
Manajemen
1 Area Pengawasan 1 2 0% : 100%
2 Area Pengawasan 2 3 50% : 50%
3 Area Pengawasan 3 4 70% : 30%
4 Area Pengawasan 4 3 50% : 50%
Menetapkan Skala Prioritas Auditable Units

Langkah Kerja:
3. Penilaian area pengawasan dengan menggabungkan nilai risiko komposit dengan
nilai faktor risiko/pertimbangan manajemen
No Area Pengawasan Besaran Bobot Nilai Bobot Pertimbangan Manajemen Total Bobot Nilai Bobot Total
Risiko Register Register Pertimbangan Pertimbangan Pertimbangan

Capaian Indikator Kinerja


Potensi Terjadinya Fraud
Komposit (%) Manajemen Manajemen Manajemen

Kepentingan Stakeholder

Keterkaitan dengan isu


Management Concern

Kontribusi Terhadap
Dukungan Terhadap

Utama (IKU) K/L/P


Utama (presiden)

terkini
1 Area Pengawasan 1 22 0% 0 2 3 1 5 5 16 100% 16 16
2 Area Pengawasan 2 15 50% 7,5 1 5 3 5 5 19 50% 9,5 17
3 Area Pengawasan 3 18 70% 12,6 2 5 5 3 1 16 30% 4,8 17,4
4 Area Pengawasan 4 24 50% 12 3 3 3 1 5 15 50% 7,5 19,5
dst
Menetapkan Skala Prioritas Auditable Units

Langkah Kerja:
4. Berkoordinasi dengan pimpinan auditan untuk menetapkan level assurance atas area
pengawasan
❖ Level assurance harus sejalan dengan konsep The Three Lines of Defence
❖ Pembagian area pengawasan:
✓ Area pengawasan APIP: Prioritas Utama dan Tinggi
✓ Area pengawasan unit kepatuhan/MR: Prioritas Sedang
✓ Area pengawasan pelaksana operasional: Prioritas Rendah
PEMILIHAN AREA PENGAWASAN (USULAN JAKWAS
DAN PKPT)

Tidak Masuk Perencanaan Masuk Perencanaan


•Mandat Aturan (Rev. LKPD, Rev. RKA, dll)
• Assurance oleh pihak lain •Pengaduan masyarakat
(bersamaan) •Permintaan manajemen/pimpinan
•Urusan Pemda/OPD yang tidak dilakukan
audit/pengawasan dalam kurun waktu
tertentu

Pilihan APIP
Berbasis Risiko Auditan
PEMILIHAN AUDITABLE UNIT UNTUK AUDIT KINERJA
Pemeriksaan terhadap program/kegiatan yang tecantum dalam rencana pembangunan jangka menengah dan/atau
rencana kerja pemerintah daerah Tahun 2021 dengan sasaran program/kegiatan yang memiliki risiko tinggi

Akin fokus pada program prioritas yang selaras


dengan RPJMN-RPJMD. Salah satu bukti program
tsb prioritas adalah program yg mendukung
peningkatan ekonomi daerah.
(dikutip dari Keterangan Ditjen Bina Bangda pada
saat Brainstorming Perencanaan Daerah)
PEMILIHAN AUDITABLE UNIT UNTUK ASSURANCE LAINNYA
PENTING !!!
Bila dalam penugasan mandatory terdapat PKPT HARUS MEMUAT:
beberapa area pengawasan, APIP dapat 1. Pengawalan/Reviu Perencanaan
Jangka Menengah
mempertimbangkan nilai risiko, maupun faktor
2. Pengawalan/Reviu Perencanaan
risiko sebagai alat untuk menetapkan Tahunan dan Anggaran
prioritas/urusan rencana pengawasannya. 3. Audit Ketaatan atas area high risk
(contoh: dana desa, dana BOS, dsb) dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi (PBJ, Perijinan,
Hibah/Bansos, Promosi SDM)
4. Reviu Laporan Keuangan agar
memperoleh opini WTP
(PDTT, Pengaduan Masyarakat, Permintaan 5. Reviu LKJiP
APH) 6. Memberikan atensi yang signifikan
sebagai upaya Early Warning System
PENGECUALIAN 7. Konsultansi berupa fasilitasi
pengawalan untuk perbaikan tata
kelola (RB/WBK/WBBM)
8. Konsultansi berupa fasilitasi
pengawalan untuk perbaikan
SPIP/MR
PENYUSUNAN PKPT

a. Nama objek/unit yang akan diaudit (Area Pengawasan);


b. Jenis Pengawasan yang akan dilakukan; PENTING !!!
1. Auditor harus menentukan sumber
c. Tujuan/Sasaran pengawasan;
daya yang sesuai untuk mencapai
d. Ruang Lingkup; sasaran dalam penugasan audit
e. Jadwal Pelaksanaan (RMP dan RPL); intern. Penugasan Auditor harus
f. Anggaran Waktu Tim; didasarkan pada evaluasi atas sifat
g. Anggaran Biaya; dan kompleksitas penugasan,
h. Output yang dihasilkan; keterbatasan waktu, dan
i. Informasi lain sesuai kebutuhan. ketersediaan sumber daya.
2. Audit harus dilaksanakan oleh
sebuah tim yang secara kolektif
harus mempunyai kompetensi yang
MASUKAN: diperlukan untuk melaksanakan audit
1. Kinerja APIP bukan diukur dari jumlah PP dalam PKPT, tapi dari substansi intern. Oleh karena itu, pimpinan
pengawasan yg dilakukan (PP jangan banyak2, tapi mutu audit berkualitas) APIP harus mengalokasikan Auditor
2. Semua PKPT merupakan PPBR yang mempunyai latar belakang
3. Penyusunan PKPT sudah dimulai (paling akhir) Desember, sehingga awal pendidikan formal, pengetahuan,
tahun bisa di ttd KaDa keahlian dan keterampilan,
4. Tim MO dan Manajemen OPD dilibatkan dalam penyusunan PKPT kompetensi lain serta pengalaman
sesuai dengan kebutuhan audit.
PENYUSUNAN PKPT

1 Area Pengawasan :
2 Level Risiko :
3 Latar Belakang/Alasan disertakan dalam : 1.
PKPT 2.
4 Tujuan Pengawasan : 1.
2.
Contoh
5 Ruang Lingkup Pengawasan :
Deskripsi Area 6 Waktu Pelaksanaan :
Pengawasan 7 Anggaran :

Terpilih
8 Tim Audit
- Pengendali Mutu :
- Pengendali Teknis : 1.
2.

- Ketua Tim : 1.
2.

- Anggota Tim : 1.
2.
9 Komponen yang dimiliki : 1.
2.
10 Kompetensi yang dibutuhkan : 1.
2.
11 Kegiatan pengawasan : 1. Survey pendahuluan pada ...
2. Dst..
PENYUSUNAN PKPT

PM PT KT AT
PM PT 1 PT 2 dst KT 1 KT 2 dst AT 1 AT 2 dst
Jumlah Hari 1 Tahun 365 365 365 365
Dikurangi
1 Sabtu, Minggu, dal Libur Nasional 104 104 104 104
2 Cuti Tahunan 12 12 12 12

Contoh
3 Perkiraan Cuti Lainnya 5 5 5 5
Jumlah Hari Tersedia 244 244 244 244
Alokasi Dikurangi

Sumber Daya
1 Kegiatan administrasi jabatan fungsional 15 15 15 15
2 Pengembangan pegawai (diklat) 10 10 10 10
3 Tindak Lanjut Pengawasan (Terdahulu) 0 0 0 0
4 Perencanaan Pengawasan Tahunan 6 6 6 6
Jumlah Hari tersedia untuk penugasan pengawasan 213 213 213 213
Alokasi Sumber Daya untuk penugasan pengawasan
Area Pengawasan
1 Area Pengawasan 1
a Kegiatan 1
b Kegiatan 2
c dst
2 Area Pengawasan 1
a Kegiatan 1
b Kegiatan 2
c dst
3 dst
PENYUSUNAN PKPT

Contoh
Alokasi
Sumber Daya
#Diskusi Kelompok

MENYUSUN PERENCANAAN PENGAWASAN (PKPT)


BERBASIS RISIKO
1. Tahapan yang harus dilakukan:
a. Penilaian Maturitas Manajemen Risiko
b. Penyusunan Audit Universe
c. Menetapkan Skala Prioritas Auditable Units
d. Penyusunan PKPT Berbasis Risiko
2. Lokus Pemda silakan disepakati dengan anggota kelompok
(pertimbangan kemudahan akses data dsb)
3. Diharapkan untuk periode perencanaan pengawasan 2022
4. Hasil tugas kelp dikirim by email ke diklat.mth19@gmail.com
Thank You

Anda mungkin juga menyukai