Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

SOSIALISASI PENGUKURAN INDEKS


PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
Berdasarkan Permendagri 19 Tahun 2022
Kotapinang, Juli 2022

BAPPEDALITBANG KAB. LABUHANBATU SELATAN


Definisi :
Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah (IPKD) adalah
satuan ukuran yang ditetapkan berdasarkan seperangkat
dimensi dan indicator untuk menilai kualitas kinerja tata
Kelola keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan,
dan akuntabel dalam periode tertentu.
Dasar Hukum :
Pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah (IPKD)
didasari oleh :
1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementrian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesiatahun 2008
Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Repbulik Indonesia
Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia taun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik 5887)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Nomor 58 , Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2017
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);
6. Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2015 tentang Kementerian
Dalam Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 12).
Tujuan :
Tujuan Pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah
(IPKD) yaitu :
1. mengukur kinerja tata Kelola keuangan daerah yang efektif,
efisien, transparan, dan akuntabel dalam periode tertentu;
2. memacu dan memotivasi pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota;
3. Melakukan publikasi atas hasil pengukuran IPKD bagi
Pemerintah Daerah provinsi, kabupaten dan kota;
4. Memberikan penghargaan kepada Kepala Daerah yang
memiliki IPKD yang berpredikat terbaik secara nasional; dan
5. Meningkatkan peran Aparat Pengawas Internal Pemerintah
dalam mewujudkan pengawasan Pengeloaan Keuangan Daerah
yang transparan dan akuntabel.
Kewenangan Dan Sumber Data :

IPKD Provinsi :
a. Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kemendagri terkait dokumen RPJMD dan RKPD
b. Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri
Menteri terkait dokumen KUA-PPAS dan APBD
Melalui mengukur c. Pemerintah Daerah terkait dokumen perencanaan,
Kepala Balitbang penganggaran, pelaksanaan dan LKPD
Kemendagri d. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
e. Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran terkait
dengan dokumen dan informasi penyerapan anggaran; dan
f. Badan Pemeriksaan Keuangan terkait dokumen dan
informasi opini atas LKPD
IPKD Kabupaten/Kota :
Gubernur
a. Bappeda kabupaten/kota terkait dokumen RPJMD dan
Melalui
RKPD
Badan Penelitian
mengukur b. Badan Pengelolaan Keuangan kabupaten/kota terkait
dan
dokumen KUA-PPAS dan APBD
Pengembangan
c. Badan Pemeriksaan Keuangan Perwakilan Provinsi terkait
Daerah Provinsi
dengan dokumen dan informasi opini atas LKPD
d. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
Dimensi Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah :
` Dimensi IPKD

Kesesuaian Dokumen Pengalokasian Transparansi Kondisi Opini BPK


Penyerapan atas LKPD
Perencanaan dan Anggaran Belanja Pengelolaan Keuangan Keuangan
Anggaran yang diaudit
Penganggaran Dalam APBD Daerah Daerah
3 tahun
berturut-
1. Ketepatan waktu turut
1. Kesesuaian nomenklatur 1. Penyediaan alokasi Pengukuran terhadap penyajian 1. Anggaran 1. Kemandirian
program RPJMD dan anggaran belanja untuk dokumen perencanaan, Belanja Keuangan
RKPD fungsi Pendidikan pelaksanaan, pelaporan dan Operasional 2. Fleksibilitas
2. Kesesuaian nomenklatur sebesar 20% pertanggungjawaban keuangan 2. Anggaran Keuangan
program RKPD dan 2. Penyediaan alokasi daerah melalui SIPD secara tepat Belanja 3. Solvabilitas
KUA-PPAS anggaran belanja untuk waktu dengan memperhatikan Modal Operasional
3. Kesesuaian nomenklatur urusan kesehatan penjajian informasi dokumen 3. Anggaran 4. Solvabilitas
program KUA-PPAS dan sebesar 10% diluar gaji paling lama 30 hr kalender setelah Belanja Tidak Jangka
APBD 3. Penyediaan alokasi ditetapkan sesuai ketentuan Terduga Pendek
4. Kesesuaian pagu anggaran belanja untuk perundang-undangan 4. Anggaran 5. Solvabilitas
program RKPD dan infrastruktur sebesar 2. Keteraksesan Belanja Jangka
KUA-PPAS 25%dari penerimaan Pengukuran terhadap penyajian Transfer Panjang
5. Kesesuaian pagu dana transfer dokumen perencanaan, 6. Solvabilitas
program KUA-PPAS dan 4. Penyediaan alokasi pelaksanaan, pelaporan dan Layanan
APBD anggaran untuk pertanggungjawaban keuangan
memenuhi SPM sesuai daerah yang dapat diakses atau
ketentuan peraturan diunduh secara umum dan
perundang-undangan terbuka untuk publik melalui SIPD
sekurang-kurangnya selama 2
tahun anggaran
Pengukuran Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah :

`
Kesesuaian Dokumen
Bobot 15
Perencanaan dan Penganggaran

Pengalokasian Anggaran Belanja


Bobot 20
APBD

Transparansi Pengelolaan
Bobot 15
Keuangan Daerah

Penyerapan Anggaran Bobot 20

Kondisi Keuangan Daerah Bobot 15

Opini BPK atas LKPD Bobot 15


Hasil pengukuran IPKD dikelompokkan berdasarkan
kemampuan keuangan daerah meliputi :
a. Tinggi
b. Sedang
c. Rendah
Hasil pengukuran IPKD :
1. Peringkat baik dengan nilai A
2. Peringkat perlu perbaikan dengan nilai B
3. Peringkat sangat perlu perbaikan dengan nilai C

Untuk kabupaten/kota penyampaian laporan hasil pengukuran


Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah paling lambat bukan juli
tahun berikutnya.
Peringkat terbaik dalam rangka pemberian penghargaan atas
pengukuran IPKD Provinsi dan Kabupaten/kota ditetapkan oleh
Menteri secara nasional.
Peringkat terburuk dengan peringkat sangat perlu perbaikan
dari hasil pengukuran IPKD Provinsi dan Kabupaten/kota
ditetapkan oleh Menteri secara nasional.

Bagi daerah yang berpredikat terbaik secara nasional dapat


dijadikan dasar dalam pemberian insentif sesuai peraturan
perundang-undangan.
- TERIMA KASIH -

Anda mungkin juga menyukai