Anda di halaman 1dari 29

SALINAN

MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 77 TAHUN 2020
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 221 ayat (1)


Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah;

Mengingat: 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
- 95 -

B. RKA SKPD
1. Ketentuan Umum RKA SKPD
Mengacu pada Pasal 93 sampai dengan Pasal 97 Pemerintah Nomor 12
tahun 2019, Peraturan Menteri ini membuat ketentuan terkait RKA-
SKPD sebagai berikut:
a. Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan RKA-
SKPD diterbitkan paling lambat 1 (satu) minggu setelah
rancangan KUA dan rancangan PPAS disepakati.
b. Surat Edaran Kepala Daerah paling sedikit memuat:
1) prioritas pembangunan daerah, program, kegiatan dan sub
kegiatan yang terkait;
2) alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program,
kegiatan dan sub kegiatan SKPD berikut rencana
pendapatan dan penerimaan pembiayaan;
3) batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD; dan
4) dokumen lain sebagai lampiran meliputi KUA, PPAS, kode
rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja,
standar satuan harga, RKBMD dan kebijakan penyusunan
APBD.
c. Rencana pendapatan dan penerimaan pembiayaan yaitu
hubungan anggaran belanja dengan sumber pendanaan
pendapatan dan penerimaan pembiayaannya, antara lain:
1) belanja yang dianggarkan untuk pelaksanaan program,
kegiatan, dan sub kegiatan terkait layanan retribusi sumber
pendanaannya berasal dari pendapatan retribusi;
2) belanja yang dianggarkan untuk pelaksanaan program,
kegiatan, dan sub kegiatan terkait dana transfer khusus
sumber pendanaannya berasal dari pendapatan transfer
khusus berkenaan;
3) belanja yang dianggarkan untuk pelaksanaan program,
kegiatan, dan sub kegiatan terkait sarana dan prasarana
jalan sumber pendanaannya berasal dari pendapatan pajak
kendaraan bermotor/pendapatan bagi hasil berkenaan.
4) belanja yang dianggarkan untuk pelaksanaan program,
kegiatan, dan sub kegiatan terkait penunjang urusan
pemerintah daerah sumber pendanaannya berasal dari
pendapatan dana alokasi umum.
- 96 -

d. Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD berdasarkan KUA dan PPAS,


serta mengacu pada Surat Edaran Kepala Daerah tentang
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD.
e. Untuk kesinambungan penyusunan RKA SKPD, kepala SKPD
mengevaluasi hasil pelaksanaan program, kegiatan, dan sub
kegiatan 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan
semester pertama tahun anggaran berjalan.
f. Proses penyusunan RKA-SKPD mengandung informasi, aliran
data, serta penggunaan dan penyajian dokumen yang dilakukan
secara elektronik.
g. RKA-SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan
penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sesuai
dengan jadwal dan tahapan yang diatur dalam Peraturan Menteri
tentang pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan setiap
tahun.
h. RKA-SKPD sebagaimana disusun dengan menggunakan
pendekatan:
1) Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah Daerah
dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju secara
bertahap disesuaikan dengan kebutuhan. Prakiraan maju
berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program,
kegiatan dan sub kegiatan yang direncanakan dalam tahun
anggaran berikutnya dari tahun anggaran yang
direncanakan.
2) Penganggaran Terpadu dilakukan dengan memadukan
seluruh proses perencanaan dan penganggaran di
lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen rencana
kerja dan anggaran.
3) Penganggaran berdasarkan kinerja dengan memperhatikan:
a) Keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang
diharapkan dari sub kegiatan;
b) Hasil dan manfaat yang diharapkan; dan
c) Efisiensi dalam pencapaian Hasil dan Keluaran.
i. Penyusunan RKA-SKPD dengan menggunakan pendekatan
penganggaran berdasarkan kinerja berpedoman pada:
- 97 -

1) Indikator kinerja merupakan ukuran keberhasilan yang


akan dicapai dari program, kegiatan dan sub kegiatan yang
direncanakan meliputi masukan, keluaran, dan hasil;
2) Tolok ukur kinerja merupakan ukuran prestasi kerja yang
akan dicapai dari keadaan semula dengan
mempertimbangkan faktor kualitas, kuantitas, efisiensi, dan
efektivitas pelaksanaan dari setiap program, kegiatan dan
sub kegiatan;
3) Sasaran kinerja merupakan hasil yang diharapkan dari
suatu kegiatan atau keluaran yang diharapkan dari suatu
sub kegiatan yang akan atau telah dicapai sehubungan
dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur;
4) Analisis standar belanja merupakan penilaian kewajaran
atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan suatu sub kegiatan;
5) Standar harga satuan merupakan harga satuan barang dan
jasa yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah
dengan mempertimbangkan standar harga satuan regional;
6) RKBMD merupakan dokumen perencanaan kebutuhan
barang milik daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang
paling kurang berisi informasi mengenai kebutuhan
pengadaan BMD dan pemeliharaan BMD; dan
7) Standar Pelayanan Minimal merupakan tolok ukur kinerja
dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal.
j. Untuk terlaksananya penyusunan RKA-SKPD berdasarkan
pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah,
penganggaran terpadu dan penganggaran berdasarkan kinerja
serta terciptanya kesinambungan RKA-SKPD, Kepala SKPD
mengevaluasi hasil pelaksanaan program, kegiatan, dan sub
kegiatan 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan
semester pertama tahun anggaran berjalan.
k. Evaluasi bertujuan untuk menilai program, kegiatan dan sub
kegiatan yang belum dapat dilaksanakan atau belum
diselesaikan tahun sebelumnya untuk dilaksanakan atau
- 98 -

diselesaikan pada tahun yang direncanakan atau 1 (satu) tahun


berikutnya dari tahun yang direncanakan.
l. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan RKA-
SKPD diatur dalam Peraturan Daerah mengenai Pengelolaan
Keuangan Daerah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
m. Belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja subsidi,
belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja modal,
dianggarkan dalam RKA-SKPD sesuai dengan tugas dan fungsi
pada masing-masing SKPD.
n. Belanja bunga, belanja tidak terduga dan belanja transfer
dianggarkan dalam RKA-SKPD pada SKPKD.
o. Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
dianggarkan dalam RKA-SKPD pada:
1) SKPKD;
2) SKPD/Unit SKPD terkait yang melaksanakan pola
pengelolaan keuangan BLUD;
2. Ketentuan Dokumen RKA SKPD
Mengacu pada Pasal 98 dan Pasal 99 Pemerintah Nomor 12 tahun
2019, Peraturan Menteri Dalam Negeri ini membuat ketentuan terkait
dokumen RKA-SKPD sebagai berikut:
a. Proses penyusunan RKA-SKPD mengandung informasi, aliran
data, serta penggunaan dan penyajian dokumen yang dilakukan
secara elektronik.
b. RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, belanja, dan
pembiayaan untuk tahun yang direncanakan serta prakiraan
maju untuk tahun berikutnya.
c. Rencana pendapatan memuat urusan pemerintahan daerah,
organisasi, akun, kelompok, jenis, objek, rincian objek, dan sub
rincian objek pendapatan daerah. Rencana pendapatan diterima
oleh SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya serta ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Rencana belanja memuat informasi mengenai:
1) urusan pemerintahan daerah memuat urusan pemerintahan
daerah yang dikelola sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
2) organisasi memuat nama SKPD selaku PA,
3) standar harga satuan,
- 99 -

4) RKBMD,
5) kinerja yang hendak dicapai terdiri dari indikator kinerja,
tolok ukur kinerja, dan sasaran kinerja yang akan dicapai
dari program, kegiatan dan sub kegiatan.
6) Program memuat nama program yang akan dilaksanakan
SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
7) Kegiatan memuat nama kegiatan yang akan dilaksanakan
SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
8) Sub kegiatan memuat nama sub kegiatan yang akan
dilaksanakan SKPD dalam tahun anggaran berkenaan.
9) Akun, kelompok belanja yang masing-masing diuraikan
menurut jenis, objek, rincian objek belanja, dan sub rincian
objek.
e. Rencana Pembiayaan memuat kelompok:
1) Penerimaan pembiayaan yang dapat digunakan untuk
menutup defisit APBD, yang masing-masing diuraikan
menurut jenis, objek, rincian objek, dan sub rincian objek
penerimaan pembiayaan.
2) Pengeluaran pembiayaan yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan surplus APBD, yang masing-masing
diuraikan menurut jenis, objek, rincian objek, dan sub
rincian objek pengeluaran pembiayaan.
3. Ketentuan Lain Terkait RKA SKPD
Mengacu pada Pasal 93 sampai dengan Pasal 100 Pemerintah Nomor
12 tahun 2019, Peraturan Menteri ini membuat ketentuan lainnya
terkait RKA-SKPD sebagai berikut:
a. Dalam hal terdapat penambahan kebutuhan pengeluaran akibat
keadaan darurat termasuk belanja untuk keperluan mendesak,
kepala SKPD dapat menyusun RKA-SKPD di luar KUA dan PPAS
yang telah disepakati Kepala Daerah bersama DPRD.
b. Dalam hal program, kegiatan, dan sub kegiatan merupakan tahun
terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan,
kebutuhan dananya harus dianggarkan pada tahun yang
direncanakan.
c. Dalam hal terjadi perubahan struktur organisasi dan tata kerja
(SOTK), dalam masa transisi penyusunan RKA-SKPD disusun
oleh TAPD atau TAPD menunjuk SKPD terkait.
- 342 -

6) Penyampaian dilakukan paling lambat minggu ketiga bulan


Agustus tahun anggaran berkenaan.
7) Kepala SKPD menyusun perubahan RKA-SKPD berdasarkan
perubahan KUA dan perubahan PPAS serta pedoman
penyusunan perubahan RKA-SKPD
8) Perubahan RKA-SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai
bahan penyusunan rancangan Perda tentang perubahan APBD
sesuai dengan jadwal dan tahapan yang diatur dalam
Peraturan Menteri tentang pedoman penyusunan APBD yang
ditetapkan setiap tahun.
9) Ketentuan mengenai tata cara penyusunan RKA-SKPD berlaku
secara mutatis mutandis terhadap penyusunan RKA-SKPD
pada perubahan APBD.
c. RKA-SKPD yang memuat program, kegiatan dan sub kegiatan baru
yang akan dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah disusun
oleh SKPD disampaikan kepada TAPD melalui PPKD untuk
diverifikasi.
d. Verifikasi dilakukan oleh TAPD untuk menelaah kesesuaian antara
perubahan RKA-SKPD dengan:
1) perubahan KUA dan perubahan PPAS;
2) prakiraan maju yang telah disetujui;
3) dokumen perencanaan Iainnya;
4) capaian Kinerja;
5) indikator Kinerja;
6) analisis standar belanja;
7) standar harga satuan;
8) standar kebutuhan BMD;
9) RKBMD;
10) Standar Pelayanan Minimal; dan
11) program, kegiatan dan sub kegiatan antar RKA-SKPD.
e. Dalam hal hasil verifikasi TAPD terdapat ketidaksesuaian, kepala
SKPD melakukan penyempurnaan.
f. Selain diverifikasi TAPD, RKA-SKPD juga direviu oleh aparat
pengawas internal pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
- 341 -

perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS serta


menandatangani nota kesepakatan perubahan KUA dan nota
kesepakatan perubahan PPAS.

b. penyusunan perubahan RKA SKPD;

1) Perubahan KUA dan perubahan PPAS yang telah disepakati


Kepala Daerah Bersama DPRD menjadi pedoman perangkat
daerah dalam menyusunan RKA SKPD.

2) Berdasarkan perubahan KUA dan perubahan PPAS, kepala


daerah menerbitkan surat edaran tentang pedoman
penyusunan perubahan RKA-SKPD sebagai acuan kepala
SKPD dalam menyusun perubahan RKA-SKPD.

3) Surat edaran kepala daerah paling sedikit memuat:


a) prioritas pembangunan daerah dan program, kegiatan
dan sub kegiatan yang terkait;
b) Alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program,
kegiatan dan sub kegiatan SKPD;
c) batas waktu penyampaian perubahan RKA-SKPD dan
Perubahan DPA-SKPD kepada PPKD; dan
d) dokumen sebagai lampiran meliputi perubahan KUA,
perubahan PPAS, kode rekening APBD, format RKA-
SKPD, format Perubahan DPA-SKPD, analisis standar
belanja, standar satuan harga, RKBMD dan pedoman
penyusunan APBD.
4) Surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan
RKA-SKPD dan Perubahan DPA-SKPD diterbitkan paling
lambat minggu ketiga bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
5) Perubahan KUA dan perubahan PPAS disampaikan kepada
perangkat daerah disertai dengan:
a) program, kegiatan dan sub kegiatan baru;
b) kriteria DPA-SKPD yang dapat diubah;
c) batas waktu penyampaian RKA-SKPD dan Perubahan
DPA-SKPD kepada PPKD; dan/atau
d) dokumen sebagai lampiran meliputi kode rekening
perubahan APBD, format RKA-SKPD, format Perubahan
DPA-SKPD, analisis standar belanja, standar harga
satuan dan RKBMD serta dokumen lain yang dibutuhkan.
- 217 -

Bagian 3: Penyampaian Rancangan DPA-SKPD dan Verifikasi DPA-SKPD


a. Setelah menerima rancangan DPA-SKPD, PPKD menyampaikan
rancangan DPA-SKPD kepada TAPD untuk dilakukan verifikasi.
b. TAPD melakukan verifikasi atas rancangan DPA-SKPD paling lambat
6 (enam) hari sejak diterimanya Rancangan DPA-SKPD. Verifikasi
rancangan DPA-SKPD dengan menggunakan instrumen verifikasi
antara lain:
1) standar harga satuan yang ditetapkan Kepala Daerah dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan;
2) analisis standar belanja;
3) Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD);
4) standar teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan/atau
5) Petunjuk teknis untuk dana transfer pusat dan/atau dana otonomi
khusus.
c. Berdasarkan hasil verifikasi TAPD atas rancangan DPA-SKPD, SKPD
melakukan penyempurnaan dan menyampaikan hasil
penyempurnaan kepada TAPD.
Bagian 4: Persetujuan dan Pengesahan DPA-SKPD
PPKD melakukan pengesahan DPA-SKPD atas rancangan DPA-SKPD
yang telah mendapatkan persetujuan Sekretaris Daerah.

3. Dokumen Terkait
Ilustrasi dokumen DPA SKPD antara lain sebagai berikut:
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No. 547, 2016 KEMENDAGRI. BMD. Pengelolaan. Pedoman.
Pencabutan.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 19 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 59 ayat (3),


Pasal 90 ayat (3) dan Pasal 98 ayat (5) Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah, Menteri Dalam Negeri
berwenang menetapkan kebijakan pengelolaan barang
milik daerah;
b. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penjualan Barang Milik
Negara/Daerah Berupa Kendaraan Perorangan Dinas
perlu pedoman mengenai penjualan kendaraan
perorangan dinas guna tertib administrasi dan mendapat
kepastian hukum;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Milik Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

www.peraturan.go.id
2016, No. 547
5

pada Kuasa Pengguna Barang.


25. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara
independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya.
26. Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan
suatu opini nilai atas suatu objek penilaian berupa
barang milik daerah pada saat tertentu.
27. Penilai Pemerintah adalah Penilai Pemerintah Pusat dan
Penilai Pemerintah Daerah.
28. Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan dan
penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan,
penatausahaan dan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian.
29. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan
rincian kebutuhan barang milik daerah untuk
menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu
dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar
dalam melakukan tindakan yang akan datang.
30. Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah, yang
selanjutnya disingkat RKBMD, adalah dokumen
perencanaan kebutuhan barang milik daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
31. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan
barang milik daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD yang bersangkutan.
32. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik daerah
yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi SKPD dan/atau optimalisasi barang milik daerah
dengan tidak mengubah status kepemilikan.
33. Sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima
imbalan uang tunai.
34. Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan Barang
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau

www.peraturan.go.id
2016, No. 547 -22-

Barang Pengguna.
(4) Pengurus Barang Pembantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan
perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa
atau bertindak sebagai penjamin atas
kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut yang
anggarannya dibebankan pada APBD.

BAB IV
PERENCANAAN KEBUTUHAN BARANG MILIK DAERAH

Bagian Kesatu
Prinsip Umum

Pasal 18
(1) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah disusun
dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan tugas
dan fungsi SKPD serta ketersediaan barang milik daerah
yang ada.
(2) Ketersediaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan barang milik daerah yang ada
pada Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang.
(3) Perencanaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) harus dapat mencerminkan
kebutuhan riil barang milik daerah pada SKPD sehingga
dapat dijadikan dasar dalam penyusunan RKBMD.

Pasal 19
(1) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah
dilaksanakan setiap tahun setelah rencana kerja (Renja)
SKPD ditetapkan.
(2) Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud ayat (1)
merupakan salah satu dasar bagi SKPD dalam
pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru
(new initiative) dan angka dasar (baseline) serta
penyusunan rencana kerja dan anggaran.

www.peraturan.go.id
2016, No. 547
23

Pasal 20
(1) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah mengacu
pada Rencana Kerja SKPD.
(2) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), kecuali
untuk penghapusan, berpedoman pada:
a. standar barang;
b. standar kebutuhan; dan/atau
c. standar harga.
(3) Standar barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a adalah spesifikasi barang yang ditetapkan
sebagai acuan penghitungan pengadaan barang milik
daerah dalam perencanaan kebutuhan.
(4) Standar kebutuhan barang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b adalah satuan jumlah barang yang
dibutuhkan sebagai acuan perhitungan pengadaan dan
penggunaan barang milik daerah dalam perencanaan
kebutuhan barang milik daerah pada SKPD.
(5) Standar harga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c adalah besaran harga yang ditetapkan sebagai
acuan pengadaan barang milik daerah dalam
perencanaan kebutuhan.
(6) Standar barang, standar kebutuhan dan standar harga
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4) dan ayat
(5) ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.

Pasal 21
(1) Penetapan standar kebutuhan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (2) huruf b mempedomani peraturan
perundang-undangan.
(2) Penetapan standar barang dan standar kebutuhan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf a
dan huruf b dilakukan setelah berkoordinasi dengan
dinas teknis terkait.

www.peraturan.go.id
2016, No. 547 -24-

Pasal 22
Pengguna Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang
mengusulkan RKBMD pengadaan barang milik daerah
mempedomani standar barang dan standar kebutuhan.

Pasal 23
(1) Pengguna Barang menghimpun usulan RKBMD yang
diajukan oleh Kuasa Pengguna Barang yang berada di
lingkungan SKPD yang dipimpinnya.
(2) Pengguna Barang menyampaikan usulan RKBMD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Pengelola
Barang.
(3) Pengelola Barang melakukan penelaahan atas usulan
RKBMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersama
Pengguna Barang dengan memperhatikan data barang
pada Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang.
(4) Data barang pada Pengguna Barang dan/atau Pengelola
Barang, sebagaimana dimaksud pada ayat (3) antara lain:
a. laporan Daftar Barang Pengguna bulanan;
b. laporan Daftar Barang Pengguna semesteran;
c. laporan Daftar Barang Pengguna tahunan;
d. laporan Daftar Barang Pengelola bulanan;
e. laporan Daftar Barang Pengelola semesteran;
f. laporan Daftar Barang Pengelola tahunan;
g. laporan Daftar Barang milik daerah semesteran; dan
h. laporan Daftar Barang milik daerah tahunan.
(5) Pengelola Barang dalam melakukan penelaahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibantu Pejabat
Penatausahaan Barang dan Pengurus Barang Pengelola.
(6) Pejabat Penatausahaan Barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) merupakan anggota Tim Anggaran
Pemerintah Daerah.
(7) Hasil penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan dasar penyusunan RKBMD.

www.peraturan.go.id
2016, No. 547
25

Pasal 24
RKBMD yang telah ditetapkan oleh Pengelola Barang
digunakan oleh Pengguna Barang sebagai dasar penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD.

Pasal 25
(1) RKBMD pemeliharaan barang milik daerah tidak dapat
diusulkan oleh Pengguna Barang dan/atau Kuasa
Pengguna Barang terhadap:
a. barang milik daerah yang berada dalam kondisi rusak
berat;
b. barang milik daerah yang sedang dalam status
penggunaan sementara;
c. barang milik daerah yang sedang dalam status untuk
dioperasikan oleh pihak lain; dan/atau
d. barang milik daerah yang sedang menjadi objek
pemanfaatan.
(2) RKBMD pemeliharaan barang milik daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b diusulkan oleh Pengguna
Barang yang menggunakan sementara barang milik
daerah.
(3) RKBMD pemeliharaan barang milik daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d tidak termasuk
pemanfaatan dalam bentuk pinjam pakai dengan jangka
waktu kurang dari 6 (enam) bulan.

Bagian Kedua
Lingkup Perencanaan Kebutuhan
Barang Milik Daerah

Pasal 26
(1) Perencanaan kebutuhan barang milik daerah meliputi:
a. perencanaan pengadaan barang milik daerah;
b. perencanaan pemeliharaan barang milik daerah;
c. perencanaan pemanfaatan barang milik daerah;
d. perencanaan pemindahtanganan barang milik
daerah; dan

www.peraturan.go.id
2016, No. 547 -26-

e. perencanaan penghapusan barang milik daerah.


(2) Perencanaan pengadaan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dituangkan
dalam dokumen RKBMD Pengadaan.
(3) Perencanaan pemeliharaan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dituangkan
dalam dokumen RKBMD Pemeliharaan.
(4) Perencanaan pemanfaatan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dituangkan
dalam dokumen RKBMD Pemanfaatan.
(5) Perencanaan pemindahtanganan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dituangkan
dalam dokumen RKBMD Pemindahtanganan.
(6) Perencanaan penghapusan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dituangkan
dalam dokumen RKBMD Penghapusan.

Bagian Ketiga
Tata Cara Penyusunan RKBMD Pengadaan
Barang Milik Daerah Pada Pengguna Barang

Pasal 27
(1) Kuasa Pengguna Barang menyusun usulan RKBMD
Pengadaan barang milik daerah di lingkungan Kuasa
Pengguna Barang yang dipimpinnya.
(2) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan usulan RKBMD
Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Pengguna Barang paling lambat minggu kedua bulan Mei.

Pasal 28
(1) Pengguna Barang melakukan penelaahan atas usulan
RKBMD Pengadaan yang disampaikan oleh Kuasa
Pengguna Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (2) pada minggu ketiga bulan Mei.
(2) Dalam penelaahan usulan RKBMD pengadaan yang
disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pengguna Barang

www.peraturan.go.id
2016, No. 547
27

mengikutsertakan Pejabat Penatausahaan Pengguna


Barang dan Pengurus Barang Pengguna untuk
melakukan review terhadap kebenaran dan kelengkapan
usulan RKBMD Pengadaan.
(3) Penelaahan atas usulan RKBMD Pengadaan yang
disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diutamakan untuk memastikan
kebenaran data masukan (input) penyusunan usulan
RKBMD Pengadaan yang paling sedikit
mempertimbangkan:
a. kesesuaian program perencanaan dan standar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dan
ayat (2); dan
b. ketersediaan barang milik daerah di lingkungan
Pengguna Barang.
(4) Hasil penelaahan atas usulan RKBMD Pengadaan yang
disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) digunakan oleh Pengguna Barang
dalam menyusun RKBMD Pengadaan barang milik daerah
pada tingkat Pengguna Barang yang paling sedikit
memuat informasi:
a. nama Kuasa Pengguna Barang;
b. nama Pengguna Barang;
c. program;
d. kegiatan;
e. data daftar barang pada Pengguna Barang dan/atau
daftar barang pada Kuasa Pengguna Barang; dan
f. rencana kebutuhan pengadaan barang yang
disetujui.

Pasal 29
(1) Hasil penelaahan Pengguna Barang atas usulan RKBMD
Pengadaan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna
Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (4)
ditandatangani Pengguna Barang.
(2) Kuasa Pengguna Barang menyusun RKBMD Pengadaan
barang milik daerah berdasarkan hasil penelaahan

www.peraturan.go.id
2016, No. 547 -28-

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk disampaikan


kepada Pengguna Barang paling lambat minggu keempat
bulan Mei.

Bagian Keempat
Tata Cara Penyusunan RKBMD Pemeliharaan
Barang Milik Daerah Pada Pengguna Barang

Pasal 30
(1) Kuasa Pengguna Barang menyusun usulan RKBMD
Pemeliharaan barang milik daerah di lingkungan Kuasa
Pengguna Barang yang dipimpinnya.
(2) Kuasa Pengguna Barang menyampaikan usulan RKBMD
Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Pengguna Barang paling lambat minggu kedua
bulan Mei.

Pasal 31
(1) Pengguna Barang melakukan penelaahan atas usulan
RKBMD Pemeliharaan yang disampaikan oleh Kuasa
Pengguna Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (2) pada minggu ketiga bulan Mei.
(2) Dalam penelaahan usulan RKBMD pemeliharaan usulan
RKBMD Pemeliharaan yang disampaikan oleh Kuasa
Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Pengguna Barang mengikutsertakan Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang dan Pengurus Barang
Pengguna untuk melakukan penelitian terhadap
kebenaran dan kelengkapan usulan RKBMD
pemeliharaan.
(3) Penelaahan atas usulan RKBMD Pemeliharaan yang
disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diutamakan untuk memastikan
kebenaran data masukan (input) penyusunan RKBMD
pemeliharaan yang paling sedikit mengacu pada daftar
barang Kuasa Pengguna Barang yang memuat informasi
mengenai barang yang dipelihara.

www.peraturan.go.id
2016, No. 547
29

(4) Hasil penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


digunakan oleh Pengguna Barang dalam menyusun
RKBMD Pemeliharaan barang milik daerah tingkat
Pengguna Barang yang paling sedikit memuat informasi:
a. nama Kuasa Pengguna Barang;
b. nama Pengguna Barang;
c. nama barang yang dipelihara;
d. usulan kebutuhan pemeliharaan; dan
e. rencana kebutuhan barang milik daerah yang
disetujui.

Pasal 32
(1) Hasil penelaahan Pengguna Barang atas usulan RKBMD
Pemeliharaan yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna
Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (4)
ditandatangani Pengguna Barang.
(2) Kuasa Pengguna Barang menyusun RKBMD
Pemeliharaan barang milik daerah berdasarkan hasil
penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
disampaikan kepada Pengguna Barang paling lambat
minggu keempat bulan Mei.

Pasal 33
(1) Pengguna Barang menghimpun RKBMD Pengadaan dan
RKBMD Pemeliharaan dari Kuasa Pengguna Barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) dan
Pasal 32 ayat (2) untuk disampaikan kepada Pengelola
Barang.
(2) Penyampaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilengkapi surat pengantar RKBMD yang ditandatangani
oleh Pengguna Barang dan data barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4).
(3) Penyampaian RKBMD Pengadaan dan RKBMD
Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh
Pengguna Barang kepada Pengelola Barang dilakukan
selambat-lambatnya minggu kesatu bulan Juni.

www.peraturan.go.id
2016, No. 547 -30-

Bagian Kelima
Tata Cara Penelaahan RKBMD Pengadaan
Barang Milik Daerah Pada Pengelola Barang

Pasal 34
(1) Penelaahan atas RKBMD Pengadaan barang milik daerah
dilakukan terhadap:
a. Relevansi program dengan rencana keluaran (output)
Pengguna Barang;
b. Optimalisasi penggunaan barang milik daerah yang
berada pada Pengguna Barang; dan
c. Efektivitas penggunaan barang milik daerah yang
berada pada Pengguna Barang telah sesuai
peruntukannya dalam rangka menunjang tugas dan
fungsi SKPD.
(2) Penelaahan atas RKBMD Pengadaan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memperhatikan:
a. kesesuaian program perencanaan dan standar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) dan
ayat (2); dan
b. data barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (4).
(3) Penelaahan atas RKBMD Pengadaan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam
Hasil Penelaahan RKBMD Pengadaan barang milik
daerah yang pali sedikit memuat:
a. nama Kuasa Pengguna Barang;
b. nama Pengguna Barang;
c. program;
d. kegiatan;
e. data daftar barang pada Pengguna Barang dan/atau
daftar barang pada Kuasa Pengguna Barang; dan
f. rencana kebutuhan pengadaan barang yang
disetujui.
(4) Dalam melaksanakan penelaahan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengelola Barang

www.peraturan.go.id
2016, No. 547
31

mengikutsertakan Pejabat Penatausahaan Barang dan


Pengurus Barang Pengelola untuk menyiapkan dan
memberikan pertimbangan terhadap kebenaran dan
kelengkapan usulan paling lambat minggu kedua bulan
Juni.

Pasal 35
(1) Hasil Penelaahan RKBMD Pengadaan barang milik
daerah dari Pengguna Barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (3) ditandatangani oleh Pengelola
Barang.
(2) Pengguna Barang menyusun RKBMD Pengadaan
berdasarkan hasil penelaahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) RKBMD Pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola
Barang paling lambat minggu ketiga bulan Juni.

Bagian Keenam
Tata Cara Penelaahan RKBMD Pemeliharaan
Barang Milik Daerah Pada Pengelola Barang

Pasal 36
(1) Penelaahan atas RKBMD Pemeliharaan barang milik
daerah dilakukan untuk melakukan telaahan terhadap
data barang milik daerah yang diusulkan rencana
pemeliharaannya.
(2) Penelaahan atas RKBMD Pemeliharaan barang milik
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memperhatikan daftar barang pada Pengguna
Barang yang memuat informasi mengenai status barang
dan kondisi barang.
(3) Penelaahan atas RKBMD Pemeliharaan barang milik
daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan
dalam hasil penelaahan RKBMD Pemeliharaan barang
milik daerah yang paling sedikit memuat:
a. nama Kuasa Pengguna Barang;

www.peraturan.go.id
2016, No. 547 -32-

b. nama Pengguna Barang;


c. nama barang yang dipelihara;
d. usulan kebutuhan pemeliharaan; dan
e. rencana kebutuhan barang milik daerah yang
disetujui.
(4) Dalam melaksanakan penelaahan barang milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengelola Barang
mengikutsertakan Pejabat Penatausahaan Barang dan
Pengurus Barang Pengelola untuk menyiapkan dan
memberikan pertimbangan terhadap kebenaran dan
kelengkapan usulan RKBMD Pemeliharaan yang
dilaksanakan paling sedikit minggu kedua bulan Juni.

Pasal 37
(1) Hasil Penelaahan RKBMD Pemeliharaan barang milik
daerah dari Pengguna Barang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 ayat (3) ditandatangani oleh Pengelola
Barang.
(2) Pengguna Barang menyusun RKBMD Pemeliharaan
berdasarkan hasil penelaahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) RKBMD Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) disampaikan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola
Barang paling lambat minggu ketiga bulan Juni.

Pasal 38
(1) RKBMD Pengadaan dan RKBMD Pemeliharaan barang
milik daerah dari Pengguna Barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) dan Pasal 37 ayat (3)
ditetapkan menjadi RKBMD pemerintah daerah oleh
Pengelola Barang.
(2) RKBMD Pengadaan dan RKBMD Pemeliharaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling
lambat minggu keempat bulan Juni.

www.peraturan.go.id
2016, No. 547
33

Bagian Ketujuh
Penyusunan Perubahan RKBMD

Pasal 39
(1) Pengguna Barang dapat melakukan perubahan RKBMD.
(2) Perubahan RKBMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sebelum penyusunan Perubahan APBD.
(3) Penyusunan RKBMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 sampai dengan Pasal 38 berlaku secara mutatis
mutandis terhadap penyusunan perubahan RKBMD.

Bagian Kedelapan
Penyusunan RKBMD Untuk Kondisi Darurat

Pasal 40
(1) Dalam hal setelah batas akhir penyampaian RKBMD
terdapat kondisi darurat, pengusulan penyediaan
anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan
penyediaan anggaran angka dasar (baseline) dalam
rangka rencana pengadaan dan/atau rencana
pemeliharaan barang milik daerah dilakukan
berdasarkan mekanisme penganggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Kondisi darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi bencana alam dan gangguan keamanan skala
besar.
(3) Hasil pengusulan penyediaan anggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dilaporkan oleh Pengguna
Barang kepada Pengelola Barang bersamaan dengan
penyampaian RKBMD Perubahan dan/atau RKBMD
tahun berikutnya.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan
oleh Pengelola Barang sebagai bahan pertimbangan
tambahan dalam penelaahan atas RKBMD yang
disampaikan oleh Pengguna Barang bersangkutan pada
APBD Perubahan tahun anggaran berkenaan dan/atau
APBD tahun anggaran berikutnya.

www.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai