Anda di halaman 1dari 45

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

P E R M E N D A G R I N O M O R 1 9 TA H U N 2 0 2 0
T E N TA N G
PENGUKURAN INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DISAMPAIKAN OLEH:
DR. SUMULE TUMBO, SE, MM
KAPUSLITBANG PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH

PUSLITBANG PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

DASAR HUKUM
UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

PP No 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan


Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

PP No 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah

Permendagri No 19 Tahun 2020 tentang Indeks Pengelolaan


Keuangan Daerah
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan…
Satuan ukuran yang ditetapkan berdasarkan seperangkat dimensi dan indikator
IPKD untuk menilai kualitas kinerja tata kelola keuangan daerah yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel dalam periode tertentu.

Suatu besaran yang terdiri dari indikator-indikator pengukuran indeks


Dimensi IPKD pengelolaan keuangan daerah

Keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,


Pengelolaan pelaksanaan, penata usahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
Keuangan Daerah pengawasan keuangan daerah

Dokumen pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk


KUA periode 1 (satu) tahun.
Program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan
PPAS kepada Perangkat Daerah untuk setiap program sebagai acuan dalam
penyusunan rencana kerja dan anggaran Perangkat Daerah

Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah selaku


LKPD entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.

Pasal 1 Permendagri 19 Tahun 2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Apa tujuan ditetapkan


Permendagri
NOMOR 19 TAHUN 2020?
TUJUAN
➢ Mengukur kinerja tata kelola keuangan daerah yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel dalam periode tertentu;
➢ Memacu dan memotivasi Pemerintah Provinsi dan
kabupaten/kota dalam meningkatkan kinerja Pengelolaan
Keuangan Daerah:
➢ Melakukan publikasi atas hasil pengukuran IPKD bagi
Pemerintah Daerah provinsi, kabupaten, dan kota
➢ Pemberian penghargaan kepada Pemerintah Daerah yang
memiliki IPKD yang berpredikat terbaik secaraa nasional
➢ Meningkatkan peran Aparat Pengawas internal Pemerintah
dalam mewujudkan pengawasan Pengelolaan Keuangan
Daerah yang transparan dan akuntabel.
Pasal 2 Permendagri 19 Tahun 2020
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

LANJUTAN…

Menteri
Kewenangan
Pengukuran Indeks
Pengelolaan
Keuangan Daerah Gubernur

Pengukuran IPKD dilakukan terhadap dokumen perencanaan


pembangunan daerah, penganggaran, pelaksanaan,
penyerapan anggaran, dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas
LKPD 1 (satu) tahun sebelum tahun berjalan.
Pasal 3, 4, dan 5 Permendagri 19 Tahun 2020
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

KEWENANGAN DAN SUMBER DATA PENGUKURAN IPKD PROVINSI

Sumber Data:
a. Ditjen Bina Bangda Susunan Anggota Tim:
Kemendagri terkait dokumen 1. Penanggung jawab : Kepala Badan Litbang
RPJMD dan RKPD 2. Ketua : Kepala Pusat Litbang Pembangunan dan
Menteri b. Ditjen Bina Keuda Keuangan Daerah, Badan Litbang.
Melalui Kemendagri terkait dokumen 3. Wakil Ketua : Direktur Perencanaan Anggaran
Kepala BPP KUA-PPAS dan APBD Daerah Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah.
c. Pemdah terkait dengan 4. Sekretaris: Kepala Bidang Keuangan Daerah
Kemendagri
dokumen perencanaan, 5. Kelompok Kerja/Anggota Pengembangan : Direktur
melakukan penganggaran, perencanaan, Evaluasi, dan Informasi
pengukuran pelaksanaan, dan LKP Pembangunan Daerah Ditjen Bina Bangda, Direktur
IPKD d. Sistem Informasi Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Provinsi Pemerintahan Daerah Daerah Ditjen Bina Keuda, Kepala Biro Hukum
e. Tim Evaluasi dan Setjen, Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan
Pengawasan Realisasi Kapasitas Daerah Ditjen OTDA dan Pejabat
Anggaran terkait dokumen Struktural, Fungsional Peneliti dan/atau Fungsional
dan informasi penyerapan Lainnya di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
anggaran
f. BPK terkait dokumen dan
Back informasi opini atas LKPD
Pasal 3, 4, dan 5 Permendagri 19 Tahun 2020
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

KEWENANGAN DAN SUMBER DATA PENGUKURAN IPKD KAB/KOTA

Sumber Data: Tim Susunan Keanggotaan:


a.Bappeda kabupaten/kota 1. Penanggung jawab: Sekretaris
Gubernur terkait dokumen RPJMD Daerah Provinsi
Melalui Badan dan LKPD 2. Ketua: Kepala Badan Litbang Daerah
Provinsi atau Sebutan Lain
Penelitian dan b.Badan Pengelola
3. Wakil Ketua Pejabat Pengelola
Pengembangan Keuangan Provinsi terkait
Keuangan Daerah
Daerah Provinsi dokumen KUA-PPAS dan
4. Sekretaris: Sekretaris Badan Litbang
atau sebutan APBD Daerah Provinsi atau Sebutan Lain
lain melakukan c.Badan Perneriksa 5. Kelompok Kerja/Anggota
pengukuran Keuangan Perwakilan Pengembangan: Kepala Perangkat
IPKD Kab/ kota provinsi terkait dengan Daerah dan Pejabat Struktural,
dokumen dan informasi Fungsional Peneliti dan/atau Fungsional
opini atas LKPD Lainnya di lingkungan Pemerintah
d.Sistem Informasi Daerah Provinsi dan/atau lembaga lain
Pemerintahan Daerah sesuai dengan kebutuhan
Back
Pasal 3, 4, dan 5 Permendagri 19 Tahun 2020
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

DIMENSI IPKD DAN INDIKATOR BESERTA BOBOT DIMENSI


INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
No Dimensi Bobot Indikator

a. Kesesuaian nomenklatur program RPJMD dan RKPD


b. Kesesuaian nomenklatur program RKPD dan KUA-
PPAS
Kesesuaian dokumen perencanaan
1 15 c. Kesesuaian nomenklatur program KUA-PPAS dan
dan penganggaran APBD
d. Kesesuaian pagu program RKPD dan KUA-PPAS
e. Kesesuaian pagu program KUA-PPAS dan APBD
a. Penyediaan alokasi anggaran belanja untuk fungsi
pendidikan sebesar 20%
b. Penyediaan alokasi anggaran belanja urusan
Pengalokasian anggaran belanja kesehatan sebesar 10%
2 20
dalam APBD c. Penyediaan alokasi anggaran belanja infrastruktur
sebesar 25%
d. Penyediaan alokasi anggaran belanja untuk
memenuhi standar pelayanan minimal

Transparansi pengelolaan keuangan a. Ketetapan waktu


3 15
daerah b. Keteraksesan

Pasal 6 s.d 14 Permendagri 19/2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan…
No Dimensi Bobot Indikator

a. anggaran belanja operasional - anggaran belanja pegawai


b. anggaran belanja modal - anggaran belanja bunga
c. anggaran belanja tidak terduga - anggaran belanja subsidi
d. anggaran belanja transfer - anggaran belanja hibah
(sesudah PP 12 Tahun 2019) - anggaran belanja bantuan sosial
Penyerapan
4 20 - anggaran belanja bagi hasil dan bantuan
anggaran
keuangan
- anggaran belanja tidak terduga
- anggaran barang dan jasa
- anggaran belanja modal
(PP 58 Tahun 2005)
a. kemandirian keuangan;
b. fleksibilitas keuangan;
Kondisi keuangan c. solvabilitas operasional;
5 15
daerah d. solvabilitas jangka pendek;
e. solvabilitas jangka panjang;
f. solvabilitas layanan

Opini Badan
Opini BPK atas LKPD dilakukan berdasarkan opini Badan Pemeriksa Keuangan atas LKPD
6 Pemeriksa 15
yang diaudit selama 3 (tiga) tahun terakhir berturut-turut
Keuangan atas LKPD

Pasal 6 s.d 14 Permendagri 19/2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PENGUKURAN DAN PEMERINGKATAN IPKD

Pengukuran
IPKD
Menjumlah seluruh
hasil perkalian
masing-masing Hasil:
bobot dimensi dan a. Peringkat baik dengan nilai A
indeks dimensi. b. Peringkat perlu perbaikan
dengan nilai B
c. Peringkat sangat perlu
perbaikan dengan nilai C
Pengelompokan Hasil IPKD
Berdasarkan kemampuan
keuangan daerah tinggi,
sedang dan rendah

Pasal 15 s.d 19 permendagri 19/2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PENGUKURAN DAN PEMERINGKATAN IPKD

Daerah Provinsi dilakukan secara Nasional yang


ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan
Mendagri.

PEMERINGKATAN
HASIL PENGUKURAN Daerah Kabupaten/kota dilakukan terhadap
IPKD kabupaten/kota dalam regional masing-masing
provinsi ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan
Gubernur.

Gubernur menyampaikan laporan hasil pengukuran


IPKD pemerintah kabupaten/kota kepada
Mendagri paling lambat Bulan Juli tahun
berikutnya.

Pasal 15 s.d 19 Permendagri 19/2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PENETAPAN PERINGKAT TERBAIK

1 ( satu) daerah provinsi yang berpredikat terbaik untuk masing-


masing kategori kemampuan keuangan daerah tertinggi,
sedang dan rendah

PENETAPAN
1 (satu) daerah kabupaten yang berpredikat terbaik untuk
PERINGKAT masing-masing kategori kemampuan keuangan daerah
TERBAIK tertinggi, sedang dan rendah

1 (satu) daerah kota yang berpredikat terbaik untuk masing-


masing kategori kemampuan keuangan daerah tertinggi,
sedang dan rendah

Hasil pengukuran IPKD Pemdah berpredikat terbaik secara nasional dapat dijadikan
dasar dalam pemberian insentif sesuai dengan ketentuan perUU yang diberikan oleh
Mendagri secara nasional pada Bulan Agustus setiap tahun.
Pasal 20 Permendagri 19/2020
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PENETAPAN PERINGKAT TERBURUK

1 (satu) daerah provinsi yang berpredikat terburuk


untuk masing-masing kategori kemampuan
keuangan tinggi, sedang, dan rendah

PENETAPAN PREDIKAT
1 (satu) daerah kabupaten yang berpredikat
TERBURUK terburuk untuk masing-masing kategori kemampuan
(SANGAT PERLU keuangan tinggi, sedang, dan rendah
PERBAIKAN)

1 (satu) daerah kota yang berpredikat terburuk


untuk masing-masing kategori kemampuan
keuangan tinggi, sedang, dan rendah

Pasal 21 Permendagri 19 Tahun 2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PENDANAAN

Pendanaan dapat
Pendanaan dalam berasal dari sumber
pengukuran IPKD lain yang sah dan
Pemerintah Provinsi tidak mengikat
bersumber pada sesuai dengan
APBN. Pendanaan dalam ketentuan perUU
pengukuran IPKD
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dibebankan pada
APBD Provinsi

Pasal 22 Permendagri 19 Tahun 2020


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

TEKNIS PENGUKURAN
INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Dimensi Kesesuaian Dokumen Perencanaan dan Penganggaran (D.1)
Bobot Indeks
No. Dimensi Indikator Penilaian
dimensi dimensi
Sesuai : 1 D 1.1 = Jumlah Skor rata-rata :
kesesuaian nomenklatur Tidak
kesesuaian (D1.1+D1.2+D1.
1 program/jumlah 3+D1.4+D1.5)/5
program RPJMD dan RKPD sesuai : 0 program

Sesuai : 1 D 1.2 = Jumlah Indeks D.1 =


kesesuaian nomenklatur Tidak
kesesuaian Bobot x Skor
2 program/jumlah rata-rata
program RKPD dan KUA-PPAS sesuai : 0 program
Kesesuaian
Sesuai : 1 D 1.3 = Jumlah
Dokumen kesesuaian nomenklatur kesesuaian
1 3 15 Tidak program/jumlah
Perencanaan & program KUA-PPAS dan APBD sesuai : 0 program
Penganggaran Sesuai : 1 D 1.4 = Jumlah
kesesuaian pagu program RKPD Tidak
kesesuaian
4 program/jumlah
dan KUA-PPAS sesuai : 0 program

Sesuai : 1 D 1.5 = Jumlah


kesesuaian pagu program KUA- Tidak
kesesuaian
5 program/jumlah
PPAS dan APBD sesuai : 0 program

Keterangan : Nomenklatur dan Pagu yang dinilai adalah program pada urusan pemerintah daerah
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SIMULASI PENGUKURAN
Dimensi Kesesuaian Dokumen Perencanaan dan Penganggaran (D.1.1)
Penentuan Skor Kesesuaian Nomenklatur Program RPJMD dan RKPD

No RPJMD RKPD Penilaian Penentuan Skor


1 Program A Program A Sesuai 1 Jumlah Sesuai = 4
Jumlah tidak sesuai = 5
2 Program B Program B Sesuai 1
Jumlah program = 9
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊 𝟒
3 Program C - Tidak Sesuai 0 Skor D.1.1 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝑷𝒓𝒐𝒈𝒓𝒂𝒎 = 𝟗 = 0,444
4 - Program D Tidak Sesuai 0

5 Program E Program E Sesuai 1


6 - Program F Tidak Sesuai 0
7 - Program G Tidak Sesuai 0
8 Program H - Tidak Sesuai 0
9 Program I Program I Sesuai 1
Total Kegiatan yang Sesuai 4
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SIMULASI PENGUKURAN
Dimensi Kesesuaian Dokumen Perencanaan dan Penganggaran (D.1.2)
Penentuan Skor Kesesuaian Nomenklatur Program RKPD dan KUA-PPAS
No RPKD KUA-PPAS Penilaian Penentuan Skor
1 Program A Program A Sesuai 1 Jumlah Sesuai = 5
2 Program B Program B Sesuai 1
Jumlah tidak sesuai = 4
Jumlah program = 9
3 - Program C Tidak Sesuai 0 Skor D.1.2 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊 𝟓
= = 0,555
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝑷𝒓𝒐𝒈𝒓𝒂𝒎 𝟗
4 Program D Program D Sesuai 1

5 Program E - Tidak Sesuai 0


6 Program F Program F Sesuai 1
7 Program G Program G Sesuai 1
8 - Program H Tidak Sesuai 0
9 Program I - Tidak Sesuai 0
Total 5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SIMULASI PENGUKURAN
Dimensi Kesesuaian Dokumen Perencanaan dan Penganggaran (D.1.3)
Penentuan Skor Kesesuaian Nomenklatur Program KUA-PPAS dan APBD

No KUA-PPAS APBD Penilaian Penentuan Skor


1 Program A Program A Sesuai 1 Jumlah Sesuai = 5
2 Program B Program B Sesuai 1 Jumlah tidak sesuai = 4
Jumlah program = 9
3 Program C - Tidak Sesuai 0 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊 𝟓
Skor D.1.3 = = = 0,555
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝑷𝒓𝒐𝒈𝒓𝒂𝒎 𝟗
4 Program D Program D Sesuai 1
5 - Program E Tidak Sesuai 0
6 Program F Program F Sesuai 1
7 Program G Program G Sesuai 1
8 Program H - Tidak Sesuai 0
9 - Program I Tidak Sesuai 0
Total 5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SIMULASI PENGUKURAN
Dimensi Kesesuaian Dokumen Perencanaan dan Penganggaran (D.1.4)
Penentuan Skor Kesesuaian Pagu Program RKPD dan KUA-PPAS
Program Pagu
No Penentuan Skor
RKPD KUA-PPAS RKPD KUA-PPAS
1 Program Program A Rp A Rp A Sesuai 1 Jumlah Sesuai = 3
A
Jumlah tidak sesuai = 6
2 Program Program B Rp B Rp B- Tidak sesuai (kurang dari pagu) 0
B Jumlah program = 9
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊
3 - Program C - Rp C- Tidak sesuai 0 Skor D.1.4 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝑷𝒓𝒐𝒈𝒓𝒂𝒎
4 Program Program D Rp D Rp - Tidak sesuai (tidak dianggarkan) 0 𝟑
D = = 0,333
𝟗
5 Program - - Rp E Tidak sesuai (Anggaran baru 0
E muncul)
6 Program Program F Rp F Rp F Sesuai 1
F
7 Program Program G Rp G Rp G Sesuai 1
G
8 - Program H - Rp H Tidak sesuai (Anggaran baru 0
muncul)
9 Program I - Rp I - Tidak sesuai (tidak dianggarkan) 0
Total yang Sesuai 3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SIMULASI PENGUKURAN
Dimensi Kesesuaian Dokumen Perencanaan dan Penganggaran (D.1.5)
Penentuan Skor Kesesuaian Pagu Program KUA-PPAS dan APBD
Program Pagu
No KUA- Penentuan Skor
KUA-PPAS APBD APBD
PPAS

1
Program
Program A Rp A Rp A Sesuai 1 Jumlah Sesuai = 3
A
Jumlah tidak sesuai = 6
Program Jumlah program = 9
2 Program B Rp B- Rp B Tidak sesuai 0
B 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊 𝟑
Program
Skor D.1.5 = 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝑷𝒓𝒐𝒈𝒓𝒂𝒎 = 𝟗
3 - Rp C- - Tidak sesuai 0
C = 0,333
Program
4 Program D - Rp D- Tidak sesuai 0
D
5 - Program E Rp E - Tidak sesuai 0
Program
6 Program F Rp F Rp F Sesuai 1
F
Program
7 Program G Rp G Rp G Sesuai 1
G
Program
8 - Rp H - Tidak sesuai 0
H
9 - Program I - Rp I Tidak sesuai 0
Total yang Sesuai 3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Hasil Pengukuran Indeks


Kesesuaian Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
Berdasarkan skor masing-masing indikator di atas, maka diperoleh hasil pengukuran indeks dimensi
kesesuaian dokumen perencanan dan penganggaran (D.1) sebagai berikut:

Indeks D.1= Skor rata-rata x bobot

No Indikator Skor Skor rata-rata Indeks D.1

kesesuaian nomenklatur program RPJMD (D1.1+D1.2+D1.3+D1.4+D1.𝟓 = 0,444 x 15


1 0,444 =
dan RKPD
𝟓 = 6,66
0,444+0,555+0,555+0,333+0,333
=
𝟓
kesesuaian nomenklatur program RKPD dan =0,444
2 0,555
KUA-PPAS

kesesuaian nomenklatur program KUA-PPAS


3 0,555
dan APBD

kesesuaian pagu program RKPD dan KUA-


4 0,333
PPAS

kesesuaian pagu program KUA-PPAS dan


5 0,333
APBD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

TEKNIS PENGUKURAN
INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Dimensi Pengalokasian Anggaran Belanja dalam APBD (D.2)
Bobot
Dimensi Indikator Penilaian Indeks dimensi
dimensi
Pengalokasia 1 penyediaan alokasi anggaran belanja untuk Sesuai : 1 D 2.1 = Skor rata-rata :
n anggaran pendidikan sebesar 20% APBD Tidak Jumlah (D2.1+D2.2+D2.3
belanja sesuai : 0 kesesuaian +D2.4)/4
dalam APBD program/jum
lah program
2 penyediaan alokasi anggaran belanja untuk Sesuai : 1 D 2.2 = Indeks D2 =
kesehatan sebesar 10 % dari APBD di luar gaji Tidak Jumlah Bobot x Skor
sesuai : 0 kesesuaian rata-rata
20 program/jum
lah program
3 penyediaan alokasi anggaran belanja untuk Sesuai : 1 D 2.3=
infrastruktur sebesar 25% dari penerimaan Tidak Jumlah
dana transfer sesuai : 0 kesesuaian
program/jum
lah program
4 penyediaan alokasi anggaran belanja untuk Sesuai : 1 D 2.4 =
memenuhi Standar Pelayanan Minimal sesuai Tidak Jumlah
dengan ketentuan peraturan perundang- sesuai : 0 kesesuaian
undangan. program/jum
lah program
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SIMULASI PENGUKURAN
INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Dimensi Pengalokasian Anggaran Belanja dalam APBD (D.2)

Skor
Indeks
No Indikator Skor rata-
(D.2)
rata
Alokasi jumlah belanja untuk pendidikan sebesar minimal = D.2 = 1x
1 1 1+1+1+1 20
20% dari APBD (D.2.1)
Alokasi jumlah belanja untuk kesehatan sebesar minimal 10
𝟒 =20
2 1 =1
% dari APBD di luar gaji (D.2.2)
Alokasi anggaran belanja untuk infrastruktur yang langsung
3 dalam alokasi dana transfer sebesar minimal 25% dari dana 1
transfer umum (D.2.3)
Alokasi jumlah belanja untuk memenuhi Standar Pelayanan
4 1
Minimal (D.2.4)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TEKNIS DAN SIMULASI
REPUBLIK PENGUKURAN
INDONESIA

INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


Dimensi Transparansi Pengelolan Keuangan Daerah (D.3)

Indikator
Ketepatan Waktu
Jumlah
No Dokumen Keteraksesan
Tanggal Tanggal RW* BAU* (6+7)/2
S/TS* Nilai
Penetapan Unggah (Hari) (Hari)

1 2 3 4 5 6 7
Informasi Ringkasan
1 20 Mei 2014 13 Juni 2014 24 30 S 1 1 1.00
Dokumen RKPD
Informasi Kebijakan
2 - - - 30 TS 0 0 0.00
Umum Anggaran
Informasi Ringkasan
Dokumen Prioritas
3 - - - 30 TS 0 0 0.00
dan Plafon
Anggaran
Informasi Ringkasan
4 - - - 30 TS 0 0 0.00
Dokumen RKA SKPD

Informasi Ringkasan 28 November


5 11 Juni 2015 195 30 TS 0 1 0.50
Dokumen RKA PPKD 2014

Informasi Ringkasan
Dokumen 4 Maret
6 - - 30 TS 0 1 0.50
Rancangan Perda 2015
ttg. APBD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan…
Indikator
Ketepatan Waktu
Jumlah
No Dokumen Tanggal Tanggal RW* BAU* Keteraksesan
S/TS* Nilai (6+7)/2
Penetapan Unggah (Hari) (Hari)
1 2 3 4 5 6 7
Informasi Perda ttg 4 Maret
7 23 Des 2014 71 30 TS 0 1 0.50
APBD 2015
Informasi Peraturan
4 Maret
8 Kepala Daerah ttg 23 Des 2014 71 30 TS 0 1 0.50
2015
Penjabaran APBD
Informasi
9 Ringkasan DPA - - - 30 TS 0 0 0.00
SKPD
10 Informasi DPA PPKD - - - 30 TS 0 0 0.00
Informasi Realisasi
7 Juni
11 Pendapatan 31 Des 2015 159 30 TS 0 1 0.50
2016
Daerah
Informasi Realisasi 7 Juni
12 31 Des 2015 159 30 TS 0 1 0.50
Belanja Daerah 2016

*RW: Rentang Waktu, BAU: Batas Akhir Unggah, S/TS: Sesuai/Tidak Sesuai
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan…
Indikator
Ketepatan Waktu
Tanggal Jumlah
No Dokumen Tanggal RW* BAU* Keteraksesan
Penetapa S/TS* Nilai (6+7)/2
Unggah (Hari) (Hari)
n
1 2 3 4 5 6 7
Informasi Realisasi 31 Des
13 7 Juni 2016 159 30 TS 0 1 0.50
Pembiayaan Daerah 2015
Informasi Ringkasan
5 Oktober 30
14 Dokumen Rancangan - - TS 0 1 0.50
2015
Perubahan APBD
Informasi Peraturan
19 Okt 30
15 Daerah tentang 14 Juli 2017 634 TS 0 1 0.50
2015
Perubahan APBD
Informasi Peraturan
Kepala Daerah
16 - - - 30 TS 0 0 0.00
tentang Penjabaran
Perubahan APBD
Informasi Ringkasan 9 Sep 5 Oktober
17 26 30 S 1 1 1.00
RKA Perubahan APBD 2015 2015
Informasi Rencana 10 Sep 10 Oktober
18 30 30 S 1 1 1.00
Umum Pengadaan 2015 2015
*RW: Rentang Waktu, BAU: Batas Akhir Unggah, S/TS: Sesuai/Tidak Sesuai
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan…
Indikator
Ketepatan Waktu
Jumlah
No Dokumen Tanggal Tanggal RW* BAU* Keteraksesan
S/TS* Nilai (6+7)/2
Penetapan Unggah (Hari) (Hari)
1 2 3 4 5 6 7
Informasi SK Kepala Daerah
5 April
19 tentang Pejabat Pengelola 2 Des 2014 490 30 TS 0 1 0.50
2016
Keuangan Daerah
Informasi Peraturan Kepala 9
20 Daerah tentang Kebijakan 30 Nov 2015 Agustus 253 30 TS 0 1 0.50
Akuntansi 2016
7 Juni
21 Informasi Laporan Arus Kas 31 Des 2015 159 30 TS 0 1 0.50
2016
7
Informasi Laporan Realisasi
22 31 Des 2015 Oktober 281 30 TS 0 1 0.50
Anggaran Seluruh SKPD
2016
7
Informasi Laporan Realisasi
23 31 Des 2015 Oktober 281 30 TS 0 1 0.50
Anggaran PPKD
2016
31 Des 7 Juni
24 Informasi Neraca 159 30 TS 0 1 0.50
2015 2016
*RW: Rentang Waktu, BAU: Batas Akhir Unggah, S/TS: Sesuai/Tidak Sesuai
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan…
Indikator
Ketepatan Waktu
Jumlah
No Dokumen Tanggal Tanggal RW* BAU* Keteraksesan
S/TS* Nilai (6+7)/2
Penetapan Unggah (Hari) (Hari)
1 2 3 4 5 6 7
Informasi CaLK
25 - - - 30 TS 0 0 0.00
Pemerintah Daerah
Informasi Laporan
Keuangan 19 Februari
26 - - 30 TS 0 1 0.50
BUMD/Perusahaan 2016
Daerah
Informasi Laporan
Akuntabilitas dan
27 - - - 30 TS 0 0 0.00
Kinerja Tahunan
Pemerintah Daerah
Informasi Penetapan
Perda 2 Februari
28 8 Agt 2016 178 30 TS 0 1 0.50
Pertanggungjawaban 2017
Pelaksanaan APBD
29 Informasi Opini BPK - - - 30 TS 0 0 0.00
TOTAL 3 20 11.50
3/29 = (0.103+0.690)
RATA-RATA 20/29 = 0.690
0.103 /2 = 0.397
*RW: Rentang Waktu, BAU: Batas Akhir Unggah, S/TS: Sesuai/Tidak Sesuai
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Keterangan
Ketepatan waktu penyajian:
Nilai 1 diberikan jika informasi/dokumen pengelolaan keuangan daerah yang diukur telah tersedia atau disajikan
dalam situs jaringan resmi pemerintah daerah atau Sistem Informasi Pemerintahan Daerah dalam waktu paling
lama 30 hari setelah ditetapkan, dan nilai 0 diberikan untuk kondisi sebaliknya.
 RW adalah Rentang Waktu (kolom 2- kolom 1).
 BAU adalah Batas Akhir Unggah/Publikasi (30 hari).
 S/TS adalah sesuai/tidak sesuai, dinilai 1 jika RW </= BAU, dan dinilai 0 jika RW > BAU.

Keteraksesan:
Nilai 1 diberikan jika informasi/ dokumen pengelolaan keuangan daerah yang diukur telah tersedia untuk diakses
atau diunduh secara umum dan terbuka untuk publik melalui situs jaringan resmi pemerintah daerah atau Sistem
Informasi Pemerintahan Daerah dan nilai 0 diberikan untuk kondisi sebaliknya

Formulasi indeks dimensi transparansi pengelolaan keuangan daerah (D.3) sebagai berikut:

Indeks D.3 = Skor rata-rata x bobot


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Contoh Simulasi
Indeks Dimensi Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah (D.3)
Indikator
Skor Skor Rata-Rata Indeks (D.3)

Ketepatan Waktu 3/29 = 0.103 =0.103+0.690 D3 = 0.397 x 15


2 = 5.955
Ketersediaan 20/29 = 0.690 = 0.397
Dimensi transparansi dihitung dengan cara mengalikan skor rata-rata dengan bobot.
Bobot yang diberikan untuk dimensi transparansi pengelolaan keuangan daerah adalah 15.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

TEKNIS DAN SIMULASI PENGUKURAN


INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Dimensi Penyerapan Anggaran (D.4)
Penentuan skor masing-masing Persentase
Skor
indikator untuk dimensi penyerapan No Indikator Penyerapan
anggaran adalah persentase antara Anggaran
anggaran belanja dengan 1
1 Penyerapan anggaran belanja pegawai 83,2%
realisasinya.
2 Penyerapan anggaran belanja bunga 82,7% 1
Apabila persentase antara anggaran 3 Penyerapan anggaran belanja subsidi 81,5% 1
dan realisasinya mencapai sama
atau di atas 80% (>= 80%) maka skor 4 Penyerapan anggaran belanja hibah 85,3% 1
diberi angka 1. Penyerapan anggaran belanja bantuan
5 99,9% 1
sosial
Sebaliknya persentase anggaran dan Penyerapan anggaran belanja bagi hasil
6 86,6% 1
realisasinya mencapai kurang dari dan bantuan keuangan
80% (< 80%.), maka skor diberikan Penyerapan anggaran belanja tidak
7 84,6% 1
angka 0. terduga
8 Penyerapan anggaran barang dan jasa 87,7% 1
9 Penyerapan anggaran belanja modal 95,5% 1
Simulasi Indeks
Dimensi Penyerapan Anggaran (D.4)
Skor
Indek
No Indikator Skor rata-
 Penyerapan anggaran dalam s D.4
rata
APBD adalah skor rata-rata dikali
dengan bobot. Formulasi indeks 1 Penyerapan anggaran belanja 1 = D.4 =
dimensi penyerapan anggaran pegawai 1+1+1 1 x 20
sebagai berikut: 2 Penyerapan anggaran belanja bunga 1 +1+1+ = 20
1+1+1
3 Penyerapan anggaran belanja subsidi 1 +1
Indeks D.4 = Skor rata-rata x bobot
4 Penyerapan anggaran belanja hibah 1
9
Keterangan: 5 Penyerapan anggaran belanja 1
bantuan sosial =1
 Indeks Dimensi Penyerapan
6 Penyerapan anggaran belanja bagi 1
Anggaran dalam APBD = Skor rata-
hasil dan bantuan keuangan
rata dikalikan bobot.
7 Penyerapan anggaran belanja tidak 1
 Bobot yang diberikan untuk dimensi terduga
penyerapan anggaran adalah 20.
8 Penyerapan anggaran barang dan 1
jasa
9 Penyerapan anggaran belanja modal 1
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

TEKNIS PENGUKURAN
INDEKS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Dimensi Kondisi Keuangan Daerah (D.5)
No Indikator Definisi Formula
Kemandirian keuangan adalah suatu kondisi pemerintah
daerah tidak rentan terhadap sumber pendanaan di luar Total PAD /
1 Kemandirian Keuangan
kendalinya atau pengaruhnya, baik dari sumber-sumber dalam Total Pendapatan
negeri maupun luar negeri
Fleksibilitas keuangan adalah suatu kondisi pemerintah daerah
dapat meningkatkan sumber daya keuangan untuk (Total Pendapatan – DAK) /
2 Fleksibilitas Keuangan menghadapi peningkatan komitmen, balik melalui (Total kewajiban + belanja
peningkatan pendapatan atau peningkatan kapasitas utang pegawai)
(debt capacity)
Solvabilitas operasional merupakan kemampuan pemerintah Total pendapatan LO –
3 Solvabilitas Operasional daerah dalam menghasilkan pendapatan untuk menutupi Pendapatan DAK LO /
beban operasional pemerintah selama periode anggaran Total Beban LO
Solvabilitas keuangan jangka pendek menunjukkan
(Kas dan setara kas + investasi
kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi kewajiban
4 Solvabilitas Jangka Pendek jangka pendek) /
keuangannya yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau
Kewajiban Lancar
sama dengan 12 bulan
Solvabilitas jangka panjang merupakan kemampuan
Total aset tetap /
5 Solvabilitas Jangka Panjang pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban jangka
Kewajiban jangka Panjang
Panjang
Solvabilitas layanan menunjukkan kemampuan pemerintah
daerah untuk menyediakan dan mempertahankan kualitas Total aset tetap /
6 Solvabilitas Layanan
pelayanan publik yang dibutuhkan dan diinginkan oleh Jumlah penduduk
masyarakat
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Tata Cara Penilaian


Dimensi Kondisi Keuangan Daerah (D.5)
➢ Menentukan kelompok acuan pemerintah daerah yang setara
didasarkan atas tipe pemerintahan yaitu pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota.
➢ Menghitung indeks indikator.
➢ Indeks indikator dihitung berdasarkan hasil pembagian antara nilai
aktual dan dikurangi nilai minimum dari nilai maksimum dikurangi nilai
minimum. Nilai minimum adalah nilai terendah dari semua cara yang
diobservasi selama periode pengamatan. Nilai maksimum adalah nilai
aktual tertinggi dari semua data yang diobservasi selama periode
pengamatan. Indeks akan memiliki nilai tertinggi 1 dan nilai terendah 0.
Nilai aktual – nilai minimum
Indeks Indikator =
Nilai Maksimum – nilai minimum
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan…
Menghitung indeks dimensi yang dihitung dengan cara menjumlahkan semua indeks indikator
dibagi dengan jumlah indikator yang membentuk dimensi.

Indeks Indikator = (Indeks Indikator ke-1 + Indeks Indikator ke-2 + … + Indeks


Indikator ke-n) : n

Menghitung indeks kondisi keuangan pemerintah daerah.


Indeks kondisi keuangan (IKK) pemerintah daerah adalah rata-rata tertimbang dari indeks-indeks
dimensi. IKK dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh hasil perkalian masing-masing bobot
indeks dimensi.
Keterangan :
σ 𝑫𝑰 FCI = indeks kondisi keuangan;
FCI = ΣDI = total indeks dimensi; dan
𝒏
n = jumlah dimensi
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Lanjutan…
Contoh data dan informasi mengenai kondisi
keuangan daerah yang bersumber dari LKPD dan Contoh simulasi hasil masing-masing indikator
dokumen lain
No Akun Nilai No Indikator Rumus Hasil
1 Kas dan setara kas 194,378,352,721.59 Kemandirian Total PAD / 0.429
1
Keuangan Total Pendapatan
2 Investasi Jangka Pendek 0
(Total Pendapatan – 4.517
3 Kewajiban Lancar 12,934,928,325.24
Fleksibilitas DAK) / (Total
2
4 Total Asset Tetap 4,478,669,646,379.90 Keuangan kewajiban + belanja
pegawai)
5 Kewajiban Jangka 0
Panjang Total pendapatan LO 1.029
Solvabilitas – Pendapatan DAK
6 Total Kewajiban 12,934,928,325.24 3
Operasional LO /
7 Total Pendapatan 3,899,192,985,313.51 Total Beban LO

8 Pendapatan DAK 643,207,672,956,00 (Kas dan setara kas 15.027


Solvabilitas + investasi jangka
9 Belanja Pegawai 707,929,899,606.50 4
Jangka Pendek pendek) /
10 Total PAD 1,673,749,196,521,405.02
Kewajiban Lancar
Total aset tetap / 4,478,669,646,379
11 Total Pendapatan LO 3,992,353,232,782.41 Solvabilitas
5 Kewajiban jangka .902
Jangka Panjang
12 Total Beban LO 3,253,208,651,405.02 Panjang
13 DAK LO 643,207,672,956,00 Solvabilitas Total aset tetap / 1,234,486.372
6
Layanan Jumlah penduduk
14 Jumlah Penduduk 3,627,962
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Simulasi Dimensi Kondisi Keuangan Daerah (D.5)


Perhitungan rasio masing-masing indikator untuk 15 provinsi

Kemandirian Fleksibilitas Solvabilitas Solvabilitas Jangka Solvabilitas Jangka


No Provinsi Solvabilitas Layanan
Keuangan Keuangan Operasional Pendek Panjang

1 Provinsi A 0,167 7,932 1,168 0,808 612,926 2842520,479

2 Provinsi B 0,475 3,278 4,026 1,202 8848728141283,000 602681,613

3 Provinsi C 0,425 3,881 0,874 2,754 86,236 1193059,845

4 Provinsi D 0,448 3,217 0, 787 3,226 27849490579767,700 4678524,170

5 Provinsi E 0,363 3,958 1,261 1,499 4351091973074,370 1257804,226

6 Provinsi F 0,387 2,194 1,287 0,031 11135870709793,300 1367000,705

7 Provinsi G 0,311 2,791 1,070 4,006 3464,961 1477573,401

8 Provinsi H 0,424 2,888 0,865 0,390 4150376776460,520 432750,908

9 Provinsi I 0,295 3,660 0,942 1,888 3400008327539,190 2573586,085

10 Provinsi J 0,370 3,647 1,180 0,228 726,611 1695019,908

11 Provinsi K 0,686 2,442 1,438 9,199 650,993 33926021,704

12 Provinsi L 0,615 7,889 0,795 6,984 15496786862380,900 354291,965

13 Provinsi M 0,588 4,749 1,097 1,413 22862202220507,400 642314,185

14 Provinsi N 0,429 4,517 1,029 15,027 4478669646379,900 1234486,372

15 Provinsi O 0,634 4,101 0,996 1,006 7903,066 496390,605

Min 0,167 2,194 0,787 0,031 86,236 354291,965

Max 0,686 7,932 4,026 15,027 27849490579767,700 33926021,704


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Penghitungan Indeks Rasio Provinsi pada Indikator i

(Nilai aktual pada penghitungan rasio – nilai minimal pada rasio tersebut)
Indeks Rasio in =
(nilai maksimal – nilai minimal)

Keterangan:
 in= Indikator n
 (i1= kemandirian keuangan, i2= fleksibilitas keuangan, i3=
solvabilitas operasional, i4= solvabilitas jk. pendek, i5=
solvabilitas jangka panjang, dan i6= solvabilitas layanan).
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Simulasi Penghitungan Indeks Rasio 15 Provinsi


Kemandirian Fleksibilitas Solvabilitas Solvabilitas Solvabilitas Jangka Solvabilitas
No Provinsi
Keuangan Keuangan Operasional Jangka Pendek Panjang Layanan
1. Provinsi A 0,000 1,000 0,118 0,052 0,000 0,074
2. Provinsi B 0,593 0,189 1,000 0,078 0,318 0,007
3. Provinsi C 0,497 0,294 0,027 0,182 0,000 0,025
4. Provinsi D 0,542 0,178 0,000 0,213 1,000 0,129
5. Provinsi E 0,379 0,307 0,146 0,098 0,156 0,027
6. Provinsi F 0,424 0,000 0,154 0,000 0,400 0,030
7. Provinsi G 0,277 0,104 0,088 0,265 0,000 0,033
8. Provinsi H 0,495 0,121 0,024 0,024 0,149 0,002
9. Provinsi I 0,246 0,255 0,018 0,124 0,122 0,066
10. Provinsi J 0,392 0,253 0,121 0,013 0,000 0,040
11. Provinsi K 1,000 0,043 0,201 0,611 0,000 1,000
12. Provinsi L 0,864 0,992 0,003 0,464 0,556 0,000
13. Provinsi M 0,811 0,445 0,096 0,092 0,821 0,009
14. Provinsi N 0,506 0,405 0,075 1,000 0,161 0,026
15. Provinsi O 0,900 0,332 0,064 0,065 0,000 0,004
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Keterangan:
Untuk menghitung Indeks rasio 𝑖1 Provinsi :
(𝟎,𝟒𝟐𝟗 −𝟎,𝟏𝟔𝟕) 𝟎,𝟐𝟔𝟐
N= = = 0,506
(𝟎,𝟔𝟖𝟔 −𝟎,𝟏𝟔𝟕) 𝟎,𝟓𝟏𝟗

Penghitungan indeks rasio i lainnya dan indeks rasio untuk 14 Provinsi lainnya,
mengikuti contoh penghitungan indeks rasio Provinsi N.

Selanjutnya untuk menghitung IKK Provinsi diperoleh dari rata-rata indeks Provinsi N.
Sebagaimana contoh simulasi berikut ini:
𝟎,𝟓𝟎𝟔+𝟎,𝟒𝟎𝟓+𝟎,𝟎𝟕𝟓+𝟏+𝟎,𝟏𝟔𝟏+𝟎,𝟎𝟐𝟔 𝟐,𝟏𝟕𝟑
Penghitungan IKK Provinsi N = = = 0,362
𝟔 𝟔

Bobot yang diberikan untuk dimensi kondisi keuangan daerah adalah 15,
maka hasil penghitungan IKK Provinsi N dikali dengan bobot adalah:

IKK Provinsi N x 15 = 15 x 0,362 = 5,43


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Tata Cara Penilaian


Dimensi Opini BPK (D.6)
 Berdasarkan hasil opini BPK atas LKPD, maka dalam pengukuran skor dimensi opini BPK
diperoleh dengan cara :

1. Apabila Pemda memperoleh opini WTP secara 3 tahun terakhir berturut-turut akan
diberikan skor 1.
2. Apabila Pemda memperoleh opini WTP secara 2 tahun (dalam masa 3 tahun
terakhir berturut-turut akan diberikan skor 2/3 (0,667).
3. Apabila Pemda memperoleh opini WTP secara 1 tahun (dalam masa 3 tahun
terakhir berturut-turut akan diberikan skor 1/3 (0,334).
4. Apabila Pemdamemperoleh opini disclaimer diberikan skor 0.

 Contoh :
 Provinsi N selama 3 tahun terakhir berturut-turut memperoleh opini WTP, diberikan skor tertinggi
yaitu 1
 Bobot dimensi opini BPK adalah 15.
 Indeks dimensi opini BPK atas LKPD = skor x bobot = 1 X 15 = 15.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Indeks Pengelolaan Keuangan Daerah (IPKD)

 Pengukuran IPKD dilakukan dengan menjumlah seluruh hasil indeks dimensi,


sbb :

No. Dimensi Indeks Total Indeks IPKD


1 kesesuaian dokumen perencanaan dan 6,66 = D.1+D.2+D.3+D.4+D.5+D.6
penganggaran = 6,66+20+5,955+20+5,43+15
2 Pengalokasian anggaran belanja dalam APBD 20 =73,045

3 Transparansi pengelolaan keuangan daerah 5,955


4 Penyerapan anggaran 20
5 Kondisi keuangan daerah 5,43
6 Opini BPK 15
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Pemeringkatan dan Pengkategorian


Berdasarkan Hasil Pengukuran IPKD
No Provinsi IPKD Kategori No Provinsi IPKD Kategori
1 Provinsi A 79.424 12 Provinsi L 73.943
Baik
2 Provinsi B 79.325 13 Provinsi M 73.560
Perlu
3 Provinsi C 78.445 14 Provinsi N 73.045
Perbaikan
4 Provinsi D 78.213 15 Provinsi O 72.150
5 Provinsi E 77.642 16 Provinsi P 72.015
6 Provinsi F 76.732 17 Provinsi Q 65.323
Perlu Sangat
7 Provinsi G 76.450 18 Provinsi R 60.786
Perbaikan Perlu
8 Provinsi H 75.641 19 Provinsi S 59.893 Perbaikan
9 Provinsi I 75.431 20 Provinsi T 57.786
10 Provinsi J 74.235 Mean 72.708 -
11 Provinsi K 74.123 STDEV 6.544 -
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Pemeringkatan dan Pengkategorian


Berdasarkan Hasil Pengukuran IPKD

Setelah data tersusun, peringkatnya kemudian dihitung nilai rata-rata/nilai


tengah (MEAN) dari keseluruhan
Nilai IPKD dan standar deviasi/simpang bakunya (STDEV).
Dari tabel di atas diketahui MEAN=72.708 dan STDEV=6.544.

MEAN+(1 x STDEV)= 72.708+(1 x 6.544)= 79.252


MEAN-(1 x STDEV)= 72.708-(1 x 6.544)= 66.164

Baik Bila IPKD daerah > nilai MEAN+(1 x standar deviasi)

Perlu Perbaikan Bila IPKD daerah ada di antara nilai MEAN-(1 x standar deviasi)
dan MEAN+(1 x standar deviasi)

Sangat Perlu Bila IPKD daerah < nilai MEAN-(1 x standar deviasi)
Perbaikan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai