Anda di halaman 1dari 19

PENGUATAN ADVOKASI DAN KOMITMEN PUSAT DAN

DAERAH DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING


…………………………….………………………………………………...
Dr. Ir. Suprayoga Hadi, M.S.P.
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden RI
Wakil Ketua Tim Pelaksana Bidang Advokasi dan Komitmen Kepemimpinan dalam Percepatan Penurunan Stunting

Sosialisasi RAN-PASTI Provinsi Sumatera Utara, 9 Maret 2022


KOMITMEN DAN VISI KEPEMIMPINAN
MERUPAKAN PILAR UTAMA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

5 Pilar Strategi Percepatan Penurunan Stunting

Peningkatan Komitmen Peningkatan


& Visi Kepemimpinan Peningkatan Konvergensi Intervensi Peningkatan Penguatan dan
di Kementerian/ Komunikasi Spesifik & Sensitif di Ketahanan Pangan Pengembangan
Lembaga, Pemda Perubahan Perilaku & Kementerian/Lembaga, dan gizi pada Tingkat Sistem Data,
Provinsi, Pemda Pemberdayaan Pemda Provinsi, Individu, Keluarga Informasi, Riset dan
Kab/Kota & Pemerintah Masyarakat Pemda Kab/Kota & dan Masyarakat Inovasi
Desa Pemerintah Desa

• Komitmen dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Perpres 72, tahun 2021)
merupakan pilar pertama. Komitmen dari Kepala Negara dan Kepala Daerah sangat penting.
Pengalaman internasional menunjukkan bahwa untuk prevalensi stunting diperlukan komitmen
yang kuat dari para pemimpin.
• Melalui komitmen yang kuat percepatan penurunan stunting menjadi agenda prioritas di pusat
dan daerah, koordinasi dikuatkan, sumberdaya yang diperlukan dimobilisasi, dan konvergensi
antar program diwujudkan.
2
KOMITMEN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DALAM
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Wakil Presiden Memimpin


Ratas Percepatan
Pencegahan Stunting

Wakil Presiden Memimpin


Ratas Percepatan
Pencegahan Stunting

Presiden menetapkan
Perpres No. 72 Tahun 2021
5 Agustus
tentang Percepatan
2021
Penurunan Stunting

3
PERPRES NO. 72 TAHUN 2021
TENTANG PECEPATAN PENURUNAN STUNTING

• Penguatan Kerangka Kelembagaan; Perpres mengamanatkan pembentukan


Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat pusat, daerah hingga
Desa. Di Tingkat Pusat, BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana dan Wakil
Presiden sebagai Ketua Pengarah. Perpres memberikan keleluasaan kepada
daerah untuk membentuk TPPS yang strukturnya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan daerah.
• Penguatan Kerangka Intervensi: untuk memastikan konvergensi sampai ke
tingkat keluarga, perpres memberikan penguatan kerangka intervensi dengan
menggunakan pendekatan keluarga.
• Penguatan Kerangka Pendanaan: Perpres menyebutkan bahwa pendanaan
percepatan penurunan stunting menggunakan Dana APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten/Kota dan APBDesa, serta sumber-sumber pendanaan lain
yang sah.

4
ARAHAN PRESIDEN PADA RATAS PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING 11 JANUARI 2022

1. Tahun 2022 prevalensi stunting harus diturunkan


sedikitinya 3% melalui intervensi spesifik dan
sensitif, pembentukan TPPS dan penguatan
implementasi di Posyandu.
2. BKKBN sebagai Ketua Pelaksana TPPS perlu
didukungoleh KL lain.
3. Intervensi yang dilakukan harus tepat sasaran,
didukung data sasaran yang lebih baik dan
terintegrasi.
4. Alokasi anggaran tahun 2022 melalui APBD dan
APBD perlu dioptimalkan.

5 5
KANTOR WAKIL PRESIDEN MENGGALANG KOMITMEN PUSAT
DAN DAERAH UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

• Kantor Wakil Presiden melakukan penggalangan komitmen Pemerintah Pusat dan Kepala
Daerah untuk melakukan percepatan penurunan stunting.
• Penggalangan komitmen di Pusat diwujudkan melalui pelaksanaan Rapat Tingkat Menteri yang
dipimpin langsung oleh Wakil Presiden , yang didalamnya mendiskusikan tentang kemajuan
pelaksanaan program, hambatan yang dihadapi dan upaya untuk mengatasainya.
• Sedangkan dengan daerah penandatangan komitmen bersama antara Kantor Wakil Presiden
dengan Kepala Daerah yang dilakukan pada acara Rapat Koordinasi Teknis yang dilaksanakan
sejak tahun 2018.

6
KEMAJUAN KOMITMEN KEPALA DAERAH
TAHUN 2018 - 2021

• Sejak tahun 2018,


Sekretariat Wakil Presiden melakukan advokasi
kepada Kepala Daerah dari lokasi prioritas
percepatan penurunan stunting, untuk
berkomitmen melaksanakan percepatan penurunan
stunting di wilayahnya.
• Rakortek Nasional Stunting yang sudah dilakukan :
1. Tahun 2018 sebanyak 100 Kab/Kota Prioritas
2. Tahun 2019 sebanyak 60 Kab/Kota Prioritas
3. Tahun 2020 sebanyak 100 Kab/Kota Prioritas
4. Tahun 2020 Sebanyak 100 Kab/Kota prioritas
5. Tahun 2021 Sebanyak 154 Kab/Kota Prioritas
• Sudah 514 Kab/Kota prioritas tahun 2018-2022
yang menandatangani lembar komitmen kepala
daerah.

7
TINDAK LANJUT KOMITMEN BERSAMA PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

No POIN DALAM KOMITMEN BERSAMA TINDAK LANJUT

1 Pemetaan program, kegiatan, dan Melakukan Aksi-1 analisa situasi dan


sumber pembiayaan terkait percepatan pemetaan program, kegiatan serta aksi-aksi
penurunan stunting hingga tingkat lainnya
desa/kelurahan
2 Pertemuan daerah bersama OPD, Membangun komitmen tingkat
Camat, Kepala Desa/Lurah, dan pihak kabupaten/kota, kecamatan dan
terkait lainnya desa/kelurahan, dilanjutkan dengan
pertemuan rutin secara berjenjang
3 Pengumpulan dan publikasi data Meningkatkan cakupan dan kualitas
stunting serta penggunakan data pengukuran serta publikasi data prevalensi
sebagai dasar melakukan perbaikan stunting dan digunakan sebagai dasar
program perbaikan program
4 Kebijakan dan pelaksanaan kampaye Kampanye perubahan perilaku dan
perubahan perilaku dan komunikasi implementasi komunikasi antar peribadi
antar peribadi
5 Meningkatkan peran Desa/Kelurahan Konvergensi tingkat desa/kelurahan dan
dalam melakukan konvergensi pemantauan pemanfaatan layanan intervensi
spesifik dan sensitif
8
ADVOKASI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Tujuan Advokasi Percepatan Penurunan Stunting

Tujuan Utama
“Mengarusutamakan pencegahan stunting sebagai agenda utama program/kegiatan para
pihak, sehingga mendorong berbagai sumberdaya untuk mendukung percepatan penurunan
stunting.”

Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengelolaan dan penyebaran informasi untuk mendukung peningkatan
pemahaman semua pihak tentang pentingnya penurunan stunting.
2. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman bahwa penurunan prevalensi stunting harus
dilaksanakan secara konvergen dan melibatkan semua pihak.
3. Mendorong peningkatan dan mobilisasi sumber daya (data, anggaran, SDM, infrastruktur,
dukungan politik) yang sudah ada untuk penurunan stunting.

9
KEGIATAN ADVOKASI SETWAPRES

1. Pertemuan koordinasi pengambil kebijakan di tingkat nasional è


Pelaksanaan Rakornas Stunting, Deklarasi Komitmen Kepala Daerah
2. Pertemuan koordinasi para pemangku kepentingan di berbagai tingkatan è
Pendampingan Rembuk Stunting di daerah
3. Koordinasi lanjutan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan
sumber daya secara konvergen è Penguatan DAK, Dana Desa, Pemetaan
dan Penganggaran di kabupaten/kota, Strategi Komunikasi, kemitraan, dll.
4. Penguatan pelaksanaan program di Kementerian/Lembaga/Daerah untuk
kegiatan mendukung percepatan penurunan stunting è Penguatan
kapasitas bidang ketahanan pangan, gender, Guru PAUD, KPM, IKPS,
Dekomposisi, Simdiklat, panduan layanan gizi di puskesmas, KAP, dll.
5. Penyediaan media informasi (dashboard) berkaitan dengan Stranas
percepatan penurunan stunting è Dashboard.stunting.go.id
10
KONVERGENSI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DAN
PERCEPATAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM
• Dalam rangka penghapusan kemiskinan ekstrem di seluruh wilayah Republik Indonesia pada
tahun 2024, melalui keterpaduan dan sinergi program, serta kerja sama antar
kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah, akan diterbitkan Instruksi Presiden kepada 27
Menteri dan Kepala Lembaga serta para Gubernur dan Bupati/Walikota.
• Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan
masing-masing untuk melakukan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dengan
memastikan ketepatan sasaran dan integrasi program antarkementerian/lembaga dengan
melibatkan peran serta masyarakat yang difokuskan pada lokasi prioritas percepatan
penghapusan kemiskinan ekstrem
• Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional diinstruksikan untuk:
a. menyiapkan hasil pendataan keluarga untuk mendukung penetapan kebijakan dalam
intervensi penghapusan kemiskinan ekstrem termasuk penurunan stunting; dan
b. menyiapkan dan memberikan pelayanan program pembangunan keluarga, kependudukan
dan keluarga berencana, serta intervensi percepatan penurunan stunting kepada keluarga
miskin ekstrem.
• Pelaksanaan Instruksi Presiden ini dikoordinasikan oleh Wakil Presiden selaku Ketua Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
11
INTEGRASI INTERVENSI PENGHAPUSAN KEMISKINAN
EKSTREM DAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
• Integrasi data Kemiskinan Ekstrem dengan Keluarga Beresiko Stunting hasil Pendataan Keluarga 2021 yang dilakukan
oleh BKKBN à keluarga yang masuk dalam kategori Miskin Ekstrem dan Berisiko Stunting dijadikan sebagai sasaran
prioritas program, digunakan data PK-BKKBN 2021 yang tersedia sampai di level Kabupaten/Kota dan desa.
• Intervensi penurunan stunting dikelompokkan menjadi 2, yaitu (i) intervensi spesifik yang menyasar penyebab langsung,
dan (ii) intervensi sensitif yang menyasar penyebab tidak langsung, dengan program/kegiatan yang sejalan dengan
intervensi yang dilakukan dalam KE.
• Program Perlindungan Sosial dalam KE terkait stunting:
• PBI Jaminan Kesehatan untuk Keluarga Beresiko Stunting yang masuk dalam kategori KE;
• Anak Usia Dini: Program Bantuan Sosial, Parenting, Imunisasi, Pemenuhan Gizi dan Pemantauan Tumbuh Kembang
• Anak Usia Sekolah: Parenting, Peningkatan Gizi dan Pendidikan Kesehatan Reproduksi
• Usia Produktif: Bansos, Pelatihan Pra-Kerja, Peningkatan Pendapatan dan KB
• Program Pemberdayaan Ekonomi dalam penghapusan KE relevan untuk mengatasi akar masalah terjadinya stunting.
• BBKBN melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) melaksanakan pendampingan kepada Keluarga Berisiko Stunting,
termasuk didalamnya yang masuk dalam kategori miskin ekstrem.
• BKKBN memastikan semua intervensi yang diperlukan (spesifik dan sensitif) diterima dan diperkuat dengan program
pemberdayaan ekonomi melalui kerjasama dengan OPD terkait dan Pemerintah Desa.

12
POTENSI PENDATAAN KELUARGA-BKKBN 2021

• Upaya penurunan kemiskinan ekstrem membutuhkan data yang akurat


untuk menetapkan sasaran program intervensi.
• Diperlukan alternatif sumber data untuk memenuhi kebutuhan pelaksana Data PK-BKKBN yang
program dalam menentukan siapa kelompok miskin ekstrem yang paling mengandung informasi
membutuhkan intervensi. sosial-ekonomi by
• BKKBN memiliki data by name by address (BNBA) yang memiliki karakteristik name-by address
keluarga dan individu dan mencakup hampir seluruh populasi di Indonesia dengan potensi
yang merupakan hasil Pendataan Keluarga (PK) tahun 2021. pengembangan
perangkingan di
• Eksplorasi terhadap data PK 2021 telah dilakukan dan memungkinkan dalamnya akan
dilakukan exercise pemeringkatan untuk mendukung penetapan sasaran
intervensi pada kelompok miskin ekstrem. memberikan
penguatan pensasaran
• Exercise awal telah dilakukan oleh tim teknis lintas kementerian yang terdiri jangka pendek untuk
dari Kemenko PMK, Kemendagri, BPS, BKKBN, Bappenas, Setwapres, dan Keluarga Beresiko
Set. TNP2K. Stunting dan
• Upaya penyempurnaan masih perlu dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi DTKS dan
memperoleh model dengan tingkat determinasi yang tinggi dan tingkat data lainnya
exclusion/inclusion error yang rendah.
13
KEMAJUAN PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI
DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA
Status : 28 Februari 2022

Sumber data : https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/emonev/DashTop/index

14
GAMBARAN UMUM STUNTING PROVINSI SUMATERA UTARA
• Prevalensi Stunting Tahun 2021: 25,8%.
• Tiga Belas (13) kabupaten prevalensi stunting diatas 30%
• Dua Puluh Dua (22) kabupaten prevalensi diatas rata rata Provinsi (25,8%)
• Lima (5) kabupaten/kota prevalensi dibawah 20%
• Satu (1) kabupaten prevalensi dibawah 14%
• Jumlah Penduduk sebanyak 14,7 juta jiwa, yang terdiri dari 7,3 juta jiwa laki-laki dan 7,4 juta jiwa
perempuan
• Semua Kepala Daerah Kab/Kota sudah menandatangani Komitmen untuk melakukan percepatan
penurunan stunting.

15
Cakupan Layanan Provinsi Sumatera Utara
(Susenas & Profile Kesehatan Indonesia 2020)
Cakupan Sudah Cukup Baik:

• 84,7% Bayi Usia 0 – 23 Bulan Imunisasi Dasar Lengkap

Cakupan Yang Memerlukan Peningkatan:


• 54,6% Bumil memeriksanakan • 21,5% Anak Usia 24 – 59 Bulan melakukan
Kehamilan Pemantauan Pertumbuhan
• 56,4% Bumil Mendapatkan TTD • 20,7% Bayi usia 0 – 23 bulan mendapatkan
• 19,1% Bumil Mendapatkan PMT PMT
• 25,8% Bayi Usia 0 – 5 Bulan ASI Ekslusif • 20,7% Anak Usia 24 – 59 Bulan
mendapatkan PMT
• 54,9% Bayi usia 0 – 23 bulan
memperoleh Vitamin A • 7% Remaja Puteri mendapatkan TTD
• 75,7% rumah tangga mempunyai akses air minum
• 35,6% Bayi Usia 0 – 23 Bulan melakukan
layak
Pemantauan Pertumbuhan
• 77% rumah tangga mempunyai akses sanitasi
• 36,8% menggunakan KB layak
16
CAKUPAN LAYANAN YANG PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN
DI KAB/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA
BUMIL ANAK RUMAH TANGGA
PEMANTAUAN MENDAPAT REMAJA
Kode % ASI IMUNISASI VITAMIN A
Kabupaten / PERTUMBUHAN PMT PUTRI: Akses Akses JKN
Kab/ Stuntin Mendapat Memeriksa Mendapat Mendapat Mendapat KB
Kota Usia Usia Usia Usia Usia Usia MENDAPAT Air Minum Sanitasi PBI
Kota g PMT kehamilan TTD Usia 0-5 bulan: Usia 0-23 Usia 0-23 PKH BPNT
0-23 0-23 24-59 24-59 0-23 24-59 TTD Layak Layak
ASI Eksklusif bulan bulan
bulan bulan bulan bulan bulan bulan
1201 NIAS 32,1 30,0 79,8 79,8 52,7 77,0 40,3 29,1 33,3 22,6 24,4 2,6 6,4 1,1 25,7 35,9 27,0 10,6 49,9 28,1
1202 MANDAILING NATAL 47,7 15,0 34,3 51,4 24,4 86,2 66,4 53,5 57,1 19,6 21,9 21,1 33,3 7,9 15,1 53,6 47,6 23,2 34,9 23,3
1203 TAPANULI SELATAN 30,8 0,0 14,2 36,0 51,8 94,2 70,6 44,2 53,0 33,4 27,9 25,9 28,3 1,1 11,7 29,6 53,5 37,2 28,4 26,1
1204 TAPANULI TENGAH 25,3 38,2 74,1 71,1 20,9 83,6 80,5 41,1 44,2 26,9 24,5 17,9 24,6 8,5 14,6 43,7 58,1 44,9 32,5 31,5
1205 TAPANULI UTARA 26,7 13,7 79,6 74,0 48,8 78,3 87,4 62,3 73,8 36,1 22,0 9,3 10,1 8,8 14,8 50,8 65,3 77,7 32,3 32,3
1206 TOBA SAMOSIR 24,8 0,0 24,4 58,5 15,6 87,8 98,0 70,9 83,4 75,8 49,8 50,4 67,0 8,9 7,0 24,7 60,2 85,4 27,0 26,3
1207 LABUHAN BATU 27,0 19,2 61,7 58,7 41,2 91,3 82,9 81,9 72,4 28,4 16,1 20,7 31,8 0,8 7,4 11,3 89,0 72,4 16,5 42,0
1208 ASAHAN 18,9 24,4 72,5 61,6 10,0 84,0 89,3 62,9 60,4 34,2 13,4 24,6 19,4 2,6 9,2 12,4 77,8 88,4 26,7 43,8
1209 SIMALUNGUN 28,0 0,0 49,7 76,4 20,6 96,4 96,7 59,0 80,5 52,2 26,3 9,1 13,8 3,4 7,1 39,5 60,4 82,4 24,0 40,9
1210 DAIRI 34,2 15,9 53,8 71,0 32,7 92,8 95,5 79,8 73,1 66,4 35,3 8,0 11,5 11,6 10,8 19,3 61,8 87,3 28,6 30,1
1211 KARO 25,3 27,0 59,2 63,7 9,1 94,5 93,4 42,3 55,1 10,2 13,1 25,0 27,6 6,3 7,8 10,2 76,3 81,6 25,2 44,7
1212 DELI SERDANG 12,5 11,1 55,7 51,6 39,0 85,2 94,6 53,6 49,6 34,6 17,1 23,5 17,8 7,6 5,3 6,6 87,7 91,6 18,9 36,5
1213 LANGKAT 31,5 39,5 78,5 51,4 13,0 90,1 89,7 53,9 69,8 26,3 17,1 29,6 24,6 12,5 12,5 17,0 77,5 85,2 29,9 42,2
1214 NIAS SELATAN 36,7 0,0 20,7 18,7 27,6 87,2 44,5 23,9 20,6 14,5 7,0 3,6 0,7 0,0 12,9 46,0 41,9 11,4 28,9 27,6
HUMBANG
1215 8,8 67,1 68,3 46,8 96,3 97,1 64,3 71,2 59,8 15,6 19,4 14,6 23,1 12,1 23,6 56,4 81,6 29,3 28,5
HASUNDUTAN 26,7
1216 PAKPAK BHARAT 40,8 44,8 79,1 70,7 74,9 88,8 97,3 77,5 86,8 40,7 25,0 50,3 27,9 41,8 17,3 37,9 60,8 33,9 76,6 34,4

Cakupan < 50%. Perlu Mendapatkan Perhatian Cakupan 50% sd 80%.

17
CAKUPAN LAYANAN YANG PERLU MENDAPATKAN PERHATIAN
DI KAB/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA
BUMIL ANAK RUMAH TANGGA
PEMANTAUAN MENDAPAT REMAJA
Kode % ASI IMUNISASI VITAMIN A
Kabupaten / PERTUMBUHAN PMT PUTRI: Akses Akses JKN
Kab/ Stuntin Mendapat Memeriksa Mendapat Mendapat Mendapat KB
Kota Usia Usia Usia Usia Usia Usia MENDAPAT Air Minum Sanitasi PBI
Kota g PMT kehamilan TTD Usia 0-5 bulan: Usia 0-23 Usia 0-23 PKH BPNT
0-23 0-23 24-59 24-59 0-23 24-59 TTD Layak Layak
ASI Eksklusif bulan bulan
bulan bulan bulan bulan bulan bulan
1217 SAMOSIR 28,4 42,8 97,5 42,8 39,2 80,3 91,5 63,7 82,4 84,6 67,5 25,8 28,7 40,1 12,3 29,8 53,3 79,5 34,8 28,8
1218 SERDANG BEDAGAI 20,0 33,9 64,0 68,2 19,3 73,5 82,4 55,4 65,4 27,6 14,5 26,0 17,0 8,4 8,2 21,8 71,8 86,0 20,7 51,2
1219 BATU BARA 30,9 19,5 53,9 44,6 13,4 81,0 74,3 35,3 63,3 31,4 14,4 12,3 10,5 13,5 18,5 24,9 71,6 83,5 28,9 35,4
PADANG LAWAS
1220 14,8 29,9 39,8 40,7 92,1 54,9 49,6 48,9 26,5 17,9 9,8 14,1 3,1 4,6 13,0 52,2 45,1 21,1 33,3
UTARA 33,1
1221 PADANG LAWAS 42,0 22,9 42,2 58,1 75,9 93,4 66,3 49,4 59,6 38,2 24,9 21,4 24,5 6,5 15,1 25,9 48,2 38,2 24,6 33,9
LABUHAN BATU
1222 31,8 42,9 57,5 17,8 82,6 75,3 59,2 64,0 19,3 7,9 25,5 25,4 1,0 4,9 6,9 75,5 78,6 17,4 42,9
SELATAN 27,0
LABUHAN BATU
1223 11,2 51,8 72,0 20,1 94,8 90,8 55,9 59,1 17,1 8,0 31,4 36,1 10,4 13,9 21,5 67,3 69,9 23,1 42,6
UTARA 30,9
1224 NIAS UTARA 34,4 - 41,5 41,3 30,9 89,6 68,8 57,1 51,8 41,3 20,6 2,4 1,6 5,6 30,7 65,3 53,5 26,6 58,6 37,0
1225 NIAS BARAT 27,9 0,0 51,2 63,7 0,0 97,2 80,4 75,3 55,1 70,9 50,1 1,8 2,9 3,5 27,5 75,6 50,4 17,8 56,7 37,0
1271 SIBOLGA 25,8 24,8 86,3 66,6 44,7 92,5 97,2 64,5 69,5 51,7 43,1 14,4 36,9 17,7 14,3 22,4 95,1 40,0 63,2 39,5
1272 TANJUNG BALAI 26,1 12,4 47,7 45,8 26,1 80,2 70,8 48,7 57,0 18,7 3,6 12,5 16,5 4,7 21,6 27,6 96,6 89,5 49,7 36,3
1273 PEMATANG SIANTAR 15,0 0,0 42,8 31,2 6,5 81,2 96,7 66,1 83,9 51,5 38,4 27,0 29,7 7,0 13,8 20,8 92,4 87,2 32,2 30,1
1274 TEBING TINGGI 17,3 0,0 46,6 66,9 0,0 82,6 95,5 78,1 81,2 69,7 36,2 14,5 7,7 27,3 10,6 17,2 73,3 94,2 39,8 32,8
1275 MEDAN 19,9 22,4 30,5 62,9 13,2 92,4 86,6 49,1 73,1 43,8 30,3 17,8 19,4 3,4 6,4 6,2 98,0 93,4 29,6 33,7
1276 BINJAI 21,7 52,7 94,5 87,3 28,0 86,3 93,5 73,1 74,7 35,3 32,1 41,8 39,2 3,9 7,1 10,2 89,6 95,6 24,8 36,3
1277 PADANGSIDIMPUAN 32,1 22,5 45,4 61,5 26,7 98,1 67,8 48,8 62,3 33,3 14,8 28,4 34,4 5,4 10,8 13,9 61,1 52,6 20,6 29,6
1278 GUNUNGSITOLI 26,3 6,8 16,4 32,1 48,8 80,6 82,9 47,8 58,4 50,7 34,2 8,2 7,5 1,0 19,7 36,5 82,2 33,1 52,8 34,5
SUMATERA UTARA 25,8 19,1 54,6 56,4 25,8 88,0 84,7 54,9 62,6 35,6 21,5 20,7 20,7 7,0 9,8 19,8 75,7 77,0 27,5 36,8
Cakupan < 50%. Perlu Mendapatkan Perhatian Cakupan 50% sd 80%.
18

Anda mungkin juga menyukai