1. Prioritas alokasi sumber daya dan lokasi prioritas intervensi pencegahan stunting tahun berikutnya
2. Rekomendasi kebutuhan program/kegiatan baik melalui realokasi dan atau penambahan alokasi
OUTPUT program.
3. Rekomendasi tindakan perbaikan penyampaian layanan yang perlu diprioritaskan untuk memastikan
rumah tangga 1.000 HPK mengakses layanan.
4. Rekomendasi kebutuhan kegiatan untuk penguatan koordinasi, baik koordinasi antar OPD dalam hal
sinkronisasi program/kegiatan maupun koordinasi antara kabupaten/kota dan desa dgn dukungan
Kecamatan
BAPPEDA membentuk Tim Pelaksana Analisis Situasi yang melibatkan OPD-OPD yang bertanggung
Penanggungjawab jawab dalam penyediaan intervensi gizi spesifik dan sensitif.
Peraturan Bupati/Walikota terkait peran desa dalam penurunan stunting terintegrasi dapat meliputi hal-hal berikut:
1. Kewenangan desa dalam menentukan prioritas alokasi pendanaan dalam APBDes
2. Peran kecamatan dalam mendukung pemerintah desa
3. Koordinasi pemerintah desa dengan OPD terkait dan fasilitator atau pendamping program
4. Peran kelembagaan masyarakat (Posyandu, PAUD, PKK, lainnya)
5. Dukungan untuk mobilisasi dan penyediaan insentif bagi kader pembangunan manusia
6. Dukungan untuk kampanye publik dan komunikasi perubahan perilaku di tingkat desa
Aksi 5 : Pembinaan Kader
Pembangunan Manusia (KPM)
1. Tugas KPM dalam integrasi penurunan stunting di
tingkat desa
Ruang lingkup 2. Sumber daya dan operasional Pembiayaan KPM
3. Sistem insentif berbasis peningkatan kinerja KPM
4. Kinerja KPM dengan Dinas Layanan (OPD) terkait
upaya penurunan stunting
Penanggungjawab Bappeda
Penanggungjawab Sekretaris Daerah bertanggung jawab untuk memimpin dan mensupervisi proses dan hasil
reviu. Bappeda bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan penyiapan materi reviu