Anda di halaman 1dari 8

Aksi 1 : Analisa Situasi

1. Analisis sebaran stunting


2. Analisis ketersedian program/kegiatan, cakupan layanan
Ruang lingkup
3. Analisis permasalahan dalam menargetkan layanan pada 1000HPK
4. Analisis kendala rumah tangga 1000HPK mengakes layanan
5. Analisis kondisi koordinasi antar institusi

1. Prioritas alokasi sumber daya dan lokasi prioritas intervensi pencegahan stunting tahun berikutnya
2. Rekomendasi kebutuhan program/kegiatan baik melalui realokasi dan atau penambahan alokasi
OUTPUT program.
3. Rekomendasi tindakan perbaikan penyampaian layanan yang perlu diprioritaskan untuk memastikan
rumah tangga 1.000 HPK mengakses layanan.
4. Rekomendasi kebutuhan kegiatan untuk penguatan koordinasi, baik koordinasi antar OPD dalam hal
sinkronisasi program/kegiatan maupun koordinasi antara kabupaten/kota dan desa dgn dukungan
Kecamatan

BAPPEDA membentuk Tim Pelaksana Analisis Situasi yang melibatkan OPD-OPD yang bertanggung
Penanggungjawab jawab dalam penyediaan intervensi gizi spesifik dan sensitif.

Data-data yang digunakan dalam analisis situasi ini, sekurang-kurangnya meliputi:


1) Data jumlah kasus dan prevalensi stunting. Idealnya data jumlah kasus dan prevalensi stunting adalah pada bayi usia di bawah dua tahun (baduta), pada satu tahun
terakhir, untuk tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
2) Data program/kegiatan beserta lokasinya untuk setiap intervensi gizi prioritas. Program/kegiatan yang dimaksud adalah program/kegiatan untuk menyediakan
intervensi gizi prioritas yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, DAK, dan APBD.
3) Data sumber daya penyelenggaraan layanan, sekurang-kurangnya data jumlah dan distribusi dari:
a. sarana/prasarana pokok,
b. tenaga (SDM) inti pelaksanaan layanan, dan
c. logistik/peralatan pelaksanaan layanan.
4. Data cakupan layanan untuk setiap intervensi gizi prioritas, yang dirinci untuk tingkat Puskesmas/
Kecamatan/Desa. logistik/peralatan pelaksanaan layanan.
Aksi 2 : Rencana Kegiatan
Ruang lingkup Hasil rekomendasi dari Aksi 1

Rencana program/kegiatan untuk peningkatan cakupan


OUTPUT dan integrasi intervensi gizi pada tahun berjalan
dan/atau satu tahun mendatang.

Penanggungjawa BAPPEDA (membentuk Tim pelaksana teknis antar OPD


b terkait)

TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN INI SEKURANG-KURANGNYA


MELIPUTI :
1. Penyusunan rancangan rencana kegiatan
a. Reviu dokumen perencanaan dan penganggaran terkait
b. Reviu hasil Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan
c. Pemetaan berbagai opsi sumber pendanaan
d. Pembahasan dan konsolidasi rancangan rencana kegiatan
2. Diskusi rancangan rencana kegiatan dengan DPRD
3. Ekspose Rancangan Rencana Kegiatan pada Rembuk Stunting Kabupaten/Kota
4. Finalisasi Rancangan Rencana Kegiatan
5. Integrasi Rencana Kegiatan ke dalam Dokumen Rencana dan Anggaran Tahunan Daerah
Aksi 3 : Rembuk Stunting
Rencana program/kegiatan dan anggaran untuk
Ruang lingkup peningkatan cakupan dan integrasi intervensi gizi pada
tahun berjalan penurunan
1. Komitmen dan/atau satu tahunyang
stunting mendatang.
ditandatangani
oleh bupati, perwakilan DPRD, kepala desa,
pimpinan OPD dan perwakilan sektor
OUTPUT nonpemerintah dan masyarakat.
2. Rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi
penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas
sektor untuk dimuat dalam RKPD/Renja OPD tahun
Penanggungjawab berikutnya
Sekda, Bappeda

Peserta Rembuk Stunting tingkat kabupaten/kota adalah


1. Bupati/Wakil Bupati (Walikota/Wakil Walikota),
2. Sekretaris Daerah (Sekda), DPRD,
3. Bappeda,
4. OPD penanggung jawab layanan (terkait intervensi gizi prioritas),
5. Badan Kantor Perwakilan Kementerian Teknis,
6. unsur PKK,
7. para Camat dan Kepala Desa,
Aksi 4 : Perbup / Perwali tentang Peran/Kewewenangan Desa

Landasan hukum terkait peran desa dalam menurunan


Ruang lingkup
stunting (Peraturan Bupati/Walikota tentang peran desa)

1. Menetapkan kewenangan desa dalam mendukung integrasi intervensi penurunan


OUTPUT stunting
2. Meningkatkan alokasi penggunaan APBDes terutama penggunaan Dana Desa
untuk kegiatan yang dapat mendukung penurunan stunting
3. Menyediakan kader pembangunan manusia (KPM) untuk memfasilitasi
pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi di tingkat desa
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penyediaan layanan penurunan stunting
5. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan
layanan penurunan stunting

Penanggungjawab Sekda / Dinas PMD

Peraturan Bupati/Walikota terkait peran desa dalam penurunan stunting terintegrasi dapat meliputi hal-hal berikut:
1. Kewenangan desa dalam menentukan prioritas alokasi pendanaan dalam APBDes
2. Peran kecamatan dalam mendukung pemerintah desa
3. Koordinasi pemerintah desa dengan OPD terkait dan fasilitator atau pendamping program
4. Peran kelembagaan masyarakat (Posyandu, PAUD, PKK, lainnya)
5. Dukungan untuk mobilisasi dan penyediaan insentif bagi kader pembangunan manusia
6. Dukungan untuk kampanye publik dan komunikasi perubahan perilaku di tingkat desa
Aksi 5 : Pembinaan Kader
Pembangunan Manusia (KPM)
1. Tugas KPM dalam integrasi penurunan stunting di
tingkat desa
Ruang lingkup 2. Sumber daya dan operasional Pembiayaan KPM
3. Sistem insentif berbasis peningkatan kinerja KPM
4. Kinerja KPM dengan Dinas Layanan (OPD) terkait
upaya penurunan stunting

OUTPUT Mobilisasi KPM di seluruh desa berjalan dengan baik

Penanggungjawa BPMD ATAU SEBUTAN LAIN BERKOORDINASI DENGAN


Tahapan b yang dilakukan dalamKEPALA DESA,kader
pembinaan KELURAHAN DAN KECAMATAN
pembangunan manusia (KPM)
meliputi:
1. Memahami tugas KPM
BPMD atau OPD yang bertanggung jawab terhadap urusan pemberdayaan masyarakat
dan desa melakukan sosialisasi tentang peran dan tangggung jawab KPM dalam rangka
integrasi penurunan stunting tingkat desa kepada OPD terkait di kabupaten/kota.
2. Mengidentifikasi ketersediaan sumber daya dan pembiayaan KPM
3. Mengembangkan dukungan sistem untuk mengoptimalkan kinerja KPM
Aksi 6 : Sistem Manajemen Data
Semua kegiatan mulai dari identifikasi kebutuhan data,
Ruang lingkup pengumpulan data hingga pemanfaatan data, untuk
memastikan adanya informasi yang akurat dan mutakhir

Data tersedia dan mudah akses untuk pengelolaan


OUTPUT program penurunan stunting, kebutuhan data dalam Aksi
Integrasi lainnya terpenuhi

Penanggungjawab Bappeda

Apabila diperlukan, Bappeda juga dapat mendorong pengembangan dashboard sistem


manajemen data terpadu di tingkat kabupaten/kota untuk memudahkan indikator
capaian dan kinerja dari setiap OPD yang terlibat dalam program penurunan stunting.
Aksi 7 : Pengukuran dan Publikasi Stunting
• Memantau kemajuan pada tingkat individu.
Ruang lingkup • Mengembangkan program/kegiatan yang sesuai untuk peningkatan kesadaran dan partisipasi
keluarga, pengasuh, dan masyarakat untuk menjaga pertumbuhan anak balita yang optimal.
• Menyediakan upaya tindak lanjut terintegrasi dan konseling dalam rangka komunikasi perubahan
perilaku
• Peningkatan efektivitas penentuan target layanan dan pengalokasian sumber daya.
• Pemecahan masalah dan memantu proses perencanaan di level desa hingga kabupaten/kota.
• Advokasi kepada unit-unit terkait di pemerintah daerah untuk integrasi program.

• Status gizi anak sesuai umur


OUTPUT • Angka prevalensi stunting di tingkat desa, kecamatan dan
kabupaten/kota
Penanggungjawa
Bappeda, Dinas Kesehatan
b
ADAPUN OPSI PLATFORM YANG DAPAT DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA DALAM PELAKSANAAN PENGUKURAN TERSEBUT ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
1. Posyandu
Idealnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak pada kegiatan Posyandu dilakukan rutin setiap bulan sekali oleh tenaga kesehatan
dibantu oleh KPM dan kader Posyandu
2. Bulan Penimbangan Balita dan Pemberian Vitamin A
Kegiatan pengukuran panjang/tinggi badan dapat dilakukan bersamaan dengan bulan penimbangan balita dan pemberian Vitamin A yang
dilakukan dua kali dalam setahun (bulan Februari dan Agustus). Oleh tenaga kesehatan dibantu oleh KPM dan kader Posyandu
3. Survei gizi kabupaten/kota
Kabupaten/kota disarankan untuk menggabungkan data gizi yang berasal dari fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, posyandu) by name
by address,
Aksi 8 : Reviu Kinerja Tahunan
1. Pelaksanaan 8 (delapan) Aksi Integrasi kabupaten/kota
Ruang lingkup 2. Realisasi rencana kegiatan penurunan stunting tahunan daerah.
3. Pelaksanaan anggaran program dan kegiatan intervensi stunting.

• Kinerja program/kegiatan penurunan stunting dalam hal realisasi output ( target


OUTPUT kinerja cakupan intervensi gizi spesifik dan sensitif),
• Realisasi rencana kegiatan penurunan stunting.
• Realisasi anggaran program/kegiatan penurunan stunting
• Faktor-faktor penghambat pencapaian kinerja dan identifikasi alternatif solusi.
• Perkembangan capaian outcome (angka prevalensi stunting).
• Rekomendasi perbaikan

Penanggungjawab Sekretaris Daerah bertanggung jawab untuk memimpin dan mensupervisi proses dan hasil
reviu. Bappeda bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan penyiapan materi reviu

Tahapan dalam melakukan reviu kinerja terdiri dari:

1. Identifikasi sumber data dan pengumpulan data kinerja program/kegiatan

2. Pelaksanaan reviu kinerja tahunan penurunan stunting terintegrasi


3. Menyusun dokumen hasil reviu kinerja tahunan.

Anda mungkin juga menyukai