Anda di halaman 1dari 18

KONVERGENSI DAN KONSEP PENDAMPINGAN

PROGRAM PENCEGAHAN STUNTING


DI KABUPATEN MALANG

Oleh:
BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Malang, 10 Desember 2019


PENDAHULUAN

 Konvergensi percepatan pencegahan stunting


adalah intervensi yang dilakukan secara
terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama
mensasar kelompok sasaran prioritas yang
tinggal di desa untuk mencegah stunting.
 Penyelenggaraan intervensi, baik gizi spesifik
maupun gizi sensitif, secara konvergen
dilakukan dengan mengintegrasikan dan
menyelaraskan berbagai sumber daya untuk
mencapai tujuan pencegahan stunting.
 Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah
telah menetapkan program intervensi gizi
spesifik dan sensitif yang melibatkan seluruh
sektor pemerintah yang terkait. Intervensi gizi
spesifik berkontribusi sebanyak 30% dalam
penurunan prevalensi stunting. Sedangkan
program intervensi gizi sensitif yang bersifat
lintas sektor berkontribusi sebanyak 70%
dalam penurunan prevalensi stunting
KEBIJAKAN TERKAIT INTERVENSI STUNTING
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005–2025 (Pemerintah melalui program
pembangunan nasional ‘Akses Universal Air Minum dan
Sanitasi Tahun 2019’, menetapkan bahwa pada tahun
2019, Indonesia dapat menyediakan layanan air minum
dan sanitasi yang layak bagi 100% rakyat Indonesia);
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
2015-2019 (target penurunan prevalensi stunting
menjadi 28% pada 2019);
KEBIJAKAN TERKAIT INTERVENSI STUNTING

3. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi


2011-2015, Bappenas, 2011;
4. Undang-Undang (UU) No. 36/2009 tentang
Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012
tentang Air Susu Ibu Eksklusif;
6. Peraturan Presiden (Perpres) No. 42/2013
tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi;
Lanjutan …. KEBIJAKAN TERKAIT INTERVENSI STUNTING

7. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.


450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian Ais Susu Ibu (ASI)
Secara Eksklusif Pada Bayi di Indonesia;
8. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.15/2013 tentang Tata
Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air
Susu Ibu;
9. Permenkes No.3/2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM);
10. Permenkes No.23/2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi;
11. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Gizi Dalam
Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK), 2013;
12. Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK), 2013.
10 lokus stunting tahun 2018 yang
ditetapkan Kementerian untuk Kabupaten
Malang, antara lain :
1. Desa Wonorejo, Kecamatan Bantur (15.7%);
2. Desa Tambakrejo, Kecamatan
Sumbermanjingwetan(8.9%);
3. Desa Baturetno, Kecamatan Dampit (20.5%);
4. Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading(1.3%);
5. Desa Wonoayu, Kecamatan Wajak(12.9%);
6. Desa Purwosekar, Kecamatan Tajinan(21.8%);
7. Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon(37.3%);
8. Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon(36.7%);
9. Desa Pait, Kecamatan Kasembon(12.3%);
10.Desa Brongkal, Kecamatan Pagelaran(21.4%).
PREVALENSI STUNTING PADA BALITA
DI KABUPATEN MALANG

PREVALENSI STUNTING
PADA BALITA NASIONAL
TAHUN 2016: 27.5%
TAHUN 2017: 35.2%

TAHUN 2018: 30.8% 2016 : 22.9% TARGET


JAWA TIMUR
RIKERDAS,
RISKESDAS,2018
2018 2017 : 28.3 %
Survei PSG 2017
2018 : 20.0 % V 2016 : 27.2%
2017 : 26.2 %
2018 : 18.5%
Operasi Timbang
Pebruari 2018 2019 : 16.1%
S 2018 : 25.2 %
Operasi Timbang
Agustus 2018

Operasi Timbang
Pebruari 2019
Langkah yang telah diambil oleh Pemerintah Kabupaten
Malang dalam Percepatan Pencegahan Stunting diawali adanya
komitmen berbagai pihak yang dipimpin Kepala Daerah dan
Kepala Perangkat Daerah dengan tersusunnya :

• Peraturan Bupati Malang Nomor 33 Tahun 2018


tentang Upaya Pencegahan Stunting;
• Keputusan Bupati Malang Nomor
188.45/181/KEP/35.07.013/2019 tentang Tim
Teknis Pencegahan Stunting Kabupaten Malang;
• Surat Keputusan Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Malang Nomor
050/2671/KEP/35.07.202/2019 tentang Penetapan
Desa Prioritas Percepatan Pencegahan Stunting
Kabupaten Malang Tahun 2020
• Dalam proses penanganan stunting selama tahun 2019,
Kabupaten Malang telah melaksanakan beberapa aksi
integrasi intervensi penurunan stunting dari 8 aksi yang
seharusnya dilaksanakan, antara lain:
Aksi #1 Analisis Situasi, menghasilkan 22 desa lokus
stunting untuk tahun 2020, yaitu:
1. Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen;
2. Desa Pandarejo Kecamatan Wagir;
3. Desa Sumbermanjingkulon, Kecamatan Pagak;
4. Desa Pringu, Kecamatan Bululawang;
5. Desa Pandanrejo, Kecamatan Pagak;
6. Desa Sukoraharo, Kecamatan Kepanjen;
7. Desa Sumberkerto, Kecamatan Pagak;
8. Desa Codo Kecamatan Wajak;
9. Desa Dadapan, Kecamatan Wajak;
10. Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari;
11. Desa Mentaraman, Kecamatan Donomulyo;
12. Desa Karangsari, Kecamatan Bantur;
13. Desa Bringin, Kecamatan Wajak;
14. Desa Jambearjo, Kecamatan Tajinan;
15. Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis;
16. Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang;
17. Desa Madiredo Kecamatan Pujon;
18. Desa Tamanharjo Kecamatan Singosari;
19. Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir;
20. Desa Dalisodo, Kecamatan Wagir;
21. Desa Rejosari, Kecamatan Bantur;
22. Desa Gondanglegikulon, Kecamatan Gondanglegi.
Lokus stunting didasarkan pada hasil data form cakupan
program intervensi percepatan penurunan stunting
dengan 20 indikator, antara lain:
1. Cakupan Bumil (Ibu Hamil) KEK (Kurangan Energi Kronis) yang
mendapat PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pemulihan;
2. Cakupan bumil mendapat IFA (TTD) minimal 90 tablet selama
kehamilan;
3. Cakupan Balita kurus yang mendapat PMT;
4. Cakupan kehadiran di Posyandu (rasio yang datang terhadap total
sasaran);
5. Cakupan Bumil K4;
6. Cakupan anak usia 6-59 bulan yang memperoleh Vitamin A;
7. Cakupan anak usia 0-11 bulan telah diimunisasi dasar secara
lengkap;
8. Cakupan balita diare yang memperoleh suplementasi zinc;
9. Cakupan remaja putri mendapat TTD;
10. Cakupan layanan Ibu Nifas (Bufas);
11. Cakupan kelas bumil (ibu mengikuti konseling gizi dan
kesehatan);
12. Cakupan keluarga yang mengikuti Bina Keluarga Balita;
13. Cakupan rumah tangga yang menggunakan sumber air
minum layak;
14. Cakupan rumah tangga yang menggunakan sanitasi layak;
15. Cakupan orang tua yang mengikuti kelas parenting;
16. Cakupan anak usia 2-6 tahun terdaftar (peserta didik) di
PAUD;
17. Cakupan rumah tangga peserta JKN/Jamkesda;
18. Cakupan KPM PKH yang mendapatkan FDS gizi dan
kesehatan;
19. Cakupan keluarga 1000 HPK kelompok miskin sebagai
penerima BPNT;
20. Cakupan desa menerapkan KRPL.
 Selanjutnya untuk Aksi #2 Menyusun Rencana
Kegiatan, yaitu dengan menyusun
program/kegiatan Perangkat Daerah untuk
tahun 2020 (termuat dalam Rencana Kerja
Perangkat Daerah tahun 2020)
• Aksi #3 Rembuk Stunting, telah dilaksanakan
pada tanggal 23 Juli 2019, di Hotel Ollino, yang
merupakan suatu langkah penting yang harus
dilakukan pemerintah kabupaten/kota untuk
memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan
intervensi penurunan stunting secara bersama-
sama antara OPD penanggung jawab layanan
dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan
masyarakat.
• Aksi #4 Peraturan Kepala Daerah tentang Peran Desa,
Pemerintah Kabupaten Malang telah mempunyai produk
hukum berupa Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun
2018 tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul
dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
Dalam pasal 9 terdapat bentuk-bentuk kegiatan yang
berhubungan dengan pencegahan dan penanganan stunting,
seperti pemberian makanan tambahan dan vitamin,
pembinaan dan pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), penyuluhan sederhana tentang penyakit menular dan
penyakit tidak menular, dan lain-lain.
• Aksi #5 Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM) juga
telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap stunting, memfasilitasi desa untuk mengoptimalkan
penggunaan Dana Desa untuk intervensi stunting
Untuk Aksi #6, 7, dan 8 masih dalam proses
pelaksanaan, yaitu:
Aksi #6 Sistem Manajemen Data, dengan
meningkatkkan sistem pengelolaan data stunting
dan cakupan intervensi di tingkat Kabupaten/Kota
Aksi #7 Pengukuran dan Publikasi Stunting, dengan
melakukan pengukuran pertumbuhan dan
perkembangan anak balita dan publikasi angka
stunting Kabupaten/Kota
Aksi #8 Reviu Kinerja Tahunan, dengan melakukan
reviu kinerja pelaksanaan program dan kegiatan
terkait penurunan stunting selama satu tahun
terakhir
Rencana Tindak Lanjut
• Akan dilakukannya intervensi Kepala Daerah
kepada Perangkat Daerah guna memonitor
dan mengevaluasi upaya apa yang telah
dilakukan desa melalui kecamatan yang
ditentukan untuk percepatan
penanggulangan stunting
• Menyelesaikan pelaksanaan Aksi 6,7, dan 8
dalam penanggulangan stunting sebagai
dasar kegiatan penanggulangan stunting
tahun berikutnya
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai