Anda di halaman 1dari 20

Program Inovasi Gizi Keluarga Di Kampung Keluarga Berkualitas

Plt. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk


Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc., Dip. Com

Disampaikan pada :
Webinar Sosialisasi Perpres No.72 Tahun 2021
Tentang Percepatan Penurunan Stunting
Jakarta, 21 Oktober 2021
LATAR BELAKANG

Risiko stunting karena faktor


spesifik dan sensitif

Penugasan BKKBN menjadi Ketua


Pelaksana Program Percepatan Salah satu bentuk intervensi stunting adalah
Penurunan Stunting pemberian makanan bergizi seimbang bagi
(Perpres 72 Tahun 2021) keluarga resiko stunting dengan optimalisasi
bahan pangan lokal dalam kegiatan 2 Pendekatan di tingkat lini lapangan

KONVERGENITAS PARTISIPATIF

DASHAT
5 PILAR STRATEGI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Perpres 72/2021
Peningkatan Komitmen dan Kepemimpinan Pemeritah
01
Desa/Kelurahan (Perpres 72/2021) – dalam DASHAT

Penguatan dan Pengembangan Sistem, Data, Informasi, Riset dan


02 Inovasi, melalui pemantauan kasus dan tumbuh kembang balita,
pengembangan inovasi kegiatan dan kemitraan

Komunikasi Perubahan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat


(Perpres 72/2021) – dalam DASHAT 03
dalam hal Gizi, Perilaku Sehat, Gotong Royong dan Kemandirian

Konvergensi Intervensi Spesifik dan Sensitif, melalui pendekatanan


04 Kampung Keluarga Berkualitas

Ketahanan Pangan di Tingkat Individu, Keluarga dan Masyarakat,


05 melalui optimalisasi pemanfaat bahan pangan lokal
INTERVENSI GIZI MELALUI DAHSAT

meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama


(DASHAT) bagi Keluarga Beresiko Stunting melalui optimalisasi
Di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) adalah berbagai sumber daya dalam rangka mempercepat
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya upaya penurunan stunting di tingkat desa/kelurahan.
pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting
(terutama dari keluarga kurang mampu)

Desa/Kelurahan dengan kasus stunting tinggi (1 desa setidaknya


memiliki 1 Dashat di tingkat RW/Posyandu)

Target: kelompok Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita (Keluarga


Beresiko Stunting)

Pelaksana: Pemerintah Desa/Kel. Implementasi melalui


pengembangan kelembagaan lokal yang sesuai dengan potensi
ASPEK PEMODELAN

Pemanfaatan Pengemasan Penjualan Pengumpulan dan


Bahan Sisa Produksi Menu Siap Saji Menu Komersial Distribusi Donasi

Memanfaatkan bahan sisa Memasak dan mengemas Menjual makanan siap saji dan Pengumpulan dan distribusi
produksi/pemasaran makanan siap saji dan terukur gizi kepada masyarakat donasi untuk sasaran stunting
namun layak terukur gizi untuk sasaran umum, disertai konsultasi gizi, berupa:
olah/konsumsi dari risiko stunting, seperti: dengan pemaketan: • Produk nutrisi,
produsen pangan • Ibu hamil • Ibu hamil • Produk suplemen
setempat, seperti: • Ibu menyusui • Ibu menyusui • Produk komplemen
• Petani • Bayi • Bayi, Baduta dan Balita • Dana pengelolaan, edukasi
• Peternak unggas • Baduta dan Balita • Calon Ibu dan pembinaan
• Peternak ikan • Calon Ibu • Remaja • Sarana/prasarana
• Retail • Lansia pendukung
• Keluarga • Dll.
• Dll.
EDUKASI PANGAN SEHAT TAPI DEKAT

“ M A K A N A N S E H AT T I D A K H A R U S M A H A L”
Menggunakan pangan lokal atau pangan nusantara,
yaitu pangan yang diproduksi di wilayah Indonesia dan tersedia dekat
dengan masyarakat

MANFAAT :
1. Mendapatkan pangan yang segar atau baru;
2. Minimal terjadi kehilangan gizi, terutama vitamin;
3. Lebih terjangkau oleh masyarakat bila diproduksi dalam
jumlah yang banyak dan dikonsumsi oleh banyak orang,
4. Meningkatkan peluang kerja dan peluang usaha;
5. Menggerakkan ekonomi rakyat dan bangsa, terutama
penduduk pedesaan;
6. Meningkatkan kedaulatan dan ketahanan pangan bangsa.

(BKKBN, Prof. Hardinsyah)


HASIL YANG DIHARAPKAN

Diperolehnya Meningkatnya
Terpenuhinya pengetahuan dan kesejahteraan
kebutuhan gizi anak keterampilan keluarga, melalui
stunting, bumil/busui penyiapan pangan keterlibatannya dalam
dan keluarga risiko sehat dan bergizi kelompok usaha
stunting; berbasis sumber daya keluarga/masyarakat
lokal yang berkelanjutan.
IDENTIFIKASI MASALAH DAN POTENSI

KASUS STUNTING TINGKAT KESEJAHTERAAN


• Manfaatkan semua sumber data yang • Kenali latar belakang sosial
ada (PK21, ePPGBM, e-Posyandu, dlll.) ekonomi keluarga risiko stunting
• Petakan kasus berdasarkan wilayah • Pahami kondisi sosial ekonomi
(RT/RW, Desa/Kelurahan dan budaya wilayah desa
• Diskusikan dan tentukan kasus setempat
stunting berdasarkan penyebab dan
rencana tindakannya

PROGRAM/KEGIATAN SEJENIS AKSES DAN KETERSEDIAAN SUMBER


PANGAN
• Kenali usaha sejenis dalam radius desa
atau kecamatan • Petakan berbagai potensi sumber pangan
• Upayakan kerjasama agar lebih efektif dalam radius desa/kel, kecamatan dan
dan efisein kab/kota, maupun nasional, berupa
• Bentuk Kerjasama dapat berupa tenaga, korporasi atau perorangan.
sumber pangan, pengemasan, • Sumber pangan dapat berupa natura
pemasaran, dll. dan/atau dana
MODEL PENGELOLAAN

SOSIAL • Kasus Stunting Sedang KOMERSIAL


Kasus Stunting Tinggi • . • Kesejahteraan Baik
• Kasus Stunting Rendah
Kesejahteraan Rendah • • Akses Sumber Pangan
. • Kesejahteraan Baik
Akses Sumber Pangan Rendah • Berkembang
. • Akses Sumber Pangan Optimal
SOSIAL & KOMERSIAL

9
TAHAPAN KEGIATAN

Distribusi dan
Penjualan
Produksi dan
Identifikasi Pengemasan
dan Pemetaan Peningkatan
Perumusan Kapasitas
Bentuk Kegiatan

PENDAMPINGAN DAN BIMTEK TERPADU


PENDANAAN

Anggaran Modal Sendiri/ Gotong


Dana Desa Royong

Koperasi, Pegadaian,
Permodalan ventura APBN/APBD

CSR BUMDes
RAGAM PENGOLAHAN

Panggang/Bakar
Tumis Teknik memasak seperti ini, baik dengan oven
Kukus
Salah satu cara mengolah makanan yang sehat maupun dengan api secara langsung dapat Dianggap sebagai metode memasak paling
adalah menumis, karena takaran minyak bisa menyebabkan kandungan vitamin B hilang. baik dalam urusan mempertahankan gizi
dikontrol. Metode ini juga dapat meningkatkan Tetapi jika kita dapat melakukannya dengan baik penting dalam makanan. Keuntungan
penyerapan vitamin yang larut dalam lemak dengan mengurangi asap, memanggang dari metode memasak ini adalah vitamin
(Vitamin A, D, E, K). makanan adalah salah satu metode pengolahan yang bersifat larut dalam air akan terjaga
makanan yang sehat karena nutrisi lain tidak dengan metode ini.
akan hilang secara signifikan.
Rebus
Proses perebusan dapat menurunkan nilai Goreng
gizi karena bahan pangan yang langsung Proses penggorengan merupakan pengolahan
terkena air rebusan akan menurunkan zat gizi pangan dengan menggunakan suhu yang
terutama vitamin-vitamin larut air (seperti terlalu tinggi dapat menurunkan kandungan
vitamin B kompleks dan vitamin C) lemak dan merusak vitamin dan mineral.
dan juga protein. Berat bahan pangan setelah pengolahan ini
umumnya juga menurun.

Cara pengolahan makanan dapat mempengaruhi nilai gizi dalam makanan.


Untuk itu perlu diketahui gizi apa saja yang kemungkinan besar hilang dalam proses pengolahan makanan.
5 HELIX - PEMANGKU KEPENTINGAN

MASYARAKAT
Keluarga Risiko Stunting dan Masyarakat
Penerima dan Pelaksana DASHAT

DUNIA USAHA KADER PENGGERAK


MASYARAKAT
Pendukung DASHAT dalam hal
donasi natura dan dana, Penggerak dan Motivator terlaksananya
pendamping dan edukasi DASHAT di tingkat RT/RW/Desa (PKK,
pengelolaan usaha dan gizi PPKBD/Sub, Kader lainnya)

PERGURUAN TINGGI PEMERINTAH PUSAT, PEMDA DAN PETUGAS


Pendamping dalam hal Pendidikan Pembina, Pendamping, Edukator, dan
gizi kepada masyarakat dan Regulator pelaksanaan DASHAT (BKKBN,
pengelolaan DASHAT OPD PPKB, DINKES, PKB/PLKB, dll)
TRI DARMA PERCEPATAN PENURUNAN
PERGURUAN TINGGI STUNTING

Implementasi PTPK :
Kuliah Umum,
Merdeka Belajar
Pojok Kependudukan,
Integrasi Mata Kuliah,
KKN Tematik, PKL, Magang
Program Inovasi Kemahasiswaan
Untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting
Melalui Tri Darma Perguruan Tinggi.
PROGRAM MAHASISWA PENTING DAPAT DI IMPLEMENTASIKAN MELALUI

Kampus Merdeka Pengabdian Masyarakat KKN Tematik


Lainnya
Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Kegiatan KKN Tematik Di Perguruan
Merdeka Tinggi

https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/

16
Kegiatan yang Sedang Berjalan
Universitas Muhammadiyah - Aisyiyah Universitas Teuku Umar
600 lebih Mahasiswa Muhamadiyah - 150 Mahasiswa Program Kampus Merdeka sedang
Aisyiah Seluruh Indonesia sedang KKN Tematik melaksanakan Program Mahasiswa Membangun Desa  Zero
Stunting di Lombok Barat dan Lombok Utara Stunting di 6 Kab di Aceh

Universitas Muhammadiyah Gorontalo Universitas Muhammadiyah Tangerang


160 Mahasiswa melaksanakan KKN Tematik 2.500 Mahasiswa melaksanakan Program Kampus Merdeka
Stunting di Gorontalo dan KKN Tematik Stunting

Universitas Gorontalo Universitas Batang Hari Universitas Jambi


3000 Mahasiswa Program Desa Membangun
dan Desa Bersinar.
Universitas Universitas Sahid
Muhammadiyah Aceh Jakarta
UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda
1374 Mahasiswa KKN Tematik Stunting di 6 Uin SUNAN Ampel surabaya
Kab/Kota di Kalimantan Timur
PENDAMPINGAN PROGRAM MAHASISWA PENTING
MELALUI KKN TEMATIK STUNTING

Sosialisasi (Edukasi, Peningkatan penyadaran, Advokasi) stunting dan


Pendampingan dapur sehat cegah stunting langsung kepada masyarakat

Penyuluhan : di Edukasi menu sehat


posyandu, dan pada pengelola
Kunjungan ke rumah kegiatan rutin *dapur sehat atasi
kelompok sasaran untuk masyarakat stunting
menempelkan poster
pencegahan stunting
MAHASISWA PENTING
Identifikasi
permasalahan Menyusun
Pelaksanaan Laporan dan
stunting pada
pendampingan Rekomendasi
lokus

Penggalian Menyusun Monitoring dan


Informasi: rencana evaluasi
Observasi dan wawancara intervensi dan
pendampingan
IMPLEMENTAS
I
PENDAMPING
Pembauran
AN

TAHAPAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
“No One Can Whistle A Symphony. It Takes A Whole Orchestra To Play It”
H.E. Luccock

Anda mungkin juga menyukai