Anda di halaman 1dari 12

DOI: http://dx.doi.org/10.21107/ilkom.v12i1.

3801

PEMAHAMAN REMAJA TENTANG KESEHATAN


REPRODUKSI (PERNIKAHAN DINI DAN PERILAKU
BERESIKO) DI SAMPANG MADURA

Netty Dyah Kurniasari, Iswari Hariastuti, Mardiono

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi. Beberapa
indikator yang digunakan untuk mengukur adalah akses informasi remaja tentang kesehatan reproduksi,
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, sikap dan kontrol perilaku yang dihayati. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara
langsung. Lokasi penelitian di Kabupaten Sampang Madura dengan pertimbangan, angka pernikahan
dini di Kabupaten tersebut termasuk tertinggi di Jawa Timur.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi (pernikahan dini dan perilaku beresiko) rendah.
Rendahnya pemahaman ini karena adat istiadat setempat, kepatuhan remaja thd orang tua dan
kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi.

Kata kunci : kesehatan reproduksi, Madura, Remaja

PENDAHULUAN Sumber : BPS Jawa Timur


Berdasarkan data RPJMN 2016 Jawa
Angka pernikahan dini sangat tinggi.
Timur menemukan problematika yang
Persentase perempuan yang menikah di bawah
berhubungan dengan remaja antara lain
17 tahun lebih tinggi daripada rata-rata Jawa
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
Timur.Kabupaten Sampang berdasarkan data
(KRR) di Jatim masih rendah. Hal ini ditandai
angka pernikahan dini juga sangat tinggi.Bisa
dengan Indeks Pengetahuan Remaja tentang
dilihat dari tabel di bawah ini:
KRR masih rendah yaitu sebesar 55,3%.
Tabel 1.1 Indeks Pengetahuan Masa Subur rendah juga
Persentase Perempuan Jawa Timur Usia 10 Tahun
Ke Atas yang Kawin di Bawah Umur (Kurang dari 17 rendah hanya 30,8%. Lebih lanjut, indeks
Tahun) menurut Kabupaten/Kota, umur ideal menikah dan melahirkan rendah
2011 -2013
hanya 54%. Sebaliknya, Indeks pengetahuan
Persentase Perempuan yang Usia
Kabupaten/
Perkawinan Pertama kurang dari 17 HIV/AIDS Remaja di Jawa timur tinggi
tahun
Kota yaitu 82,1%. Begitu juga Indeks pengetahuan
2009 2010 2011 2012 2013
narkoba sangat tinggi 93,4%.
1 Bangkalan 38,58 37,43 0,04 25,12 27,14
2 Sampang 42,78 47,45 2,75 45,12 43,33 Lebih lanjut, kasus narkoba kumulatif
3 Pamekasan 44,59 41,80 0,89 40,50 28,85 mulai tahun 2007-2011 sebesar 189.294
4 Sumenep 48,61 47,79 5,55 42,53 45,08
orang. Dari angka tersebut 21,5% yaitu
Jawa Timur 31,82 30,61 8,34 26,32 26,33
40.690 berumur antara 16-24 tahun. (BNN,

74
Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi… (Netty Dyah Kurniasari, dkk) 75

2011).Pengetahuan remaja tentang PUP HASIL DAN PEMBAHASAN


(Pendewasaan Usia Pernikahan) melalui
Pada bagian ini akan dipaparkan kondisi
majalah, surat kabar, radio cukup tinggi,
umum parameter demografi dan Keluarga
sementara informasi melalui PIK R
Berencana di kabupaten/kota yang menjadi
masih rendah (Policy Brief Pusdu 2012).
wilayah kajian. Adapun kabupaten/kota
Berdasarkan latar belakang di atas,maka
yang menjadi objek kajian adalah kabupaten
penelitian ini akan memfokuskan pada
Sampang.
bagaimana persepsi dan pemahaman kesehatan
Gambar 3.2
reproduksi remaja di Sampang Madura.
Peta Kabupaten Sampang

METODE PENELITIAN
Penekanan pada kajian ini lebih pada
kedalaman informasi yang diperoleh dari
responden dari hasil survei. Data primer
diperolah dari wawancara mendalam kepada
informan. Kriteria informan penelitian ini
adalah:

a. Remaja yang hamil lebih dulu (hamil


sebelum menikah) Sumber : sampangkab.go.id

b. Remaja yang bercerai sebelum usia 20


Kabupaten Sampang memiliki batas
tahun
batas wilayah dengan kabupaten sekitarnya
Pemilihan responden dilakukan secara sebagai berikut: Sebelah Utaraberbatasan
purposive. Lokasi penelitian di Kabupaten dengan Laut Jawa; Sebelah Timur berbatasan
Sampang dengan teknik pengumpulan data dengan Kabupaten Pamekasan; Sebelah
wawancara mendalam. Selatan berbatasan dengan Selat madura;
Ada dua jenis data dalam kajian ini yaitu Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten
primer dan sekunder. Data primer diperoleh Bangkalan.
dari wawancara mendalam kepada informan. Jumlah penduduk Kabupaten Sampang
Data lain yaitu data sekunder yang didapat sebanyak 877.772 berdasarkan Sensus Pendu-
dari hasil penelitian, jurnal yang mendukung. duk (SP) 2010. Dengan rincian, jumlah
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penduduk laki-laki sebanyak 427.896 dan
adalah dengan menggunakan wawancara penduduk perempuan sebanyak 449.876.
mendalam kepada informan dengan pemilihan Banyaknya pencari kerja menurut tingkat
purposive sampling. pendidikan yang ditamatkan di tahun 2014
sebagai berikut: SLTP sederajat ke bawah
76 Komunikasi, Vol. XII No. 01, Maret 2018: 74-85

sebanyak 5. Sedangkan tingkat SLTA sederajat rumus berikut ini :


sebanyak 119. Jumlah pencari kerja tingkat
Jumlah kematian bayi umur < 1tahun
Diploma/Sarjana sebanyak 692. Adapun IMR = x 1000
Jumlah kelahiran bayi hidup
banyaknya pencari kerja yang terdaftar
sebanyak 804 dan yang dapat ditempatkan
Keterangan :
sejumlah 440.Indeks Pembangunan Manusia
Kriteria angka kematian bayi dibedakan
(IPM) dari tahun ke tahun terus mengalami
menjadi berikut ini.
kenaikan. Tahun 2011 sebesar 60,78, tahun
2012 sebesar 61,03 dan tahun 2013 sebesar - IMR kurang dari 35, termasuk kriteria
62,46. rendah
- IMR antara 35 sampai 75, termasuk
Di Kabupaten Sampang, jumlah klinik
kriteria sedang
KB sejumlah 90 tempat yang tersebar di
12 kecamatan. Jumlah kelahiran hidup di - IMR antara 75 sampai 125, termasuk
Sampang 16.936. Kematian bayi usia < 1 tahun kriteria tinggi
2014 sebanyak 29. Angka kematian bayi - IMR lebih dari 125 termasuk kriteria
(AKB) di tahun 2014 sebanyak 1,71.Petugas sangat tinggi.
KB di tahun 2014 sejumlah 376 yang tersebar
di 12 Kecamatan dengan rincian petugas Menurut data yang kami peroleh dari
KB dari kalangan dokter sejumlah 21 orang, BPS Jawa Timur, Kabupaten Sampang, mulai
petugas KB kalangan bidan sejumlah 305 dan tahun 2009 sampai 2013 memiliki angka IMR
tenaga administrasi sejumlah 50 (Sampang tertinggi diantara 3 Kabupaten di Madura yaitu
dalam Angka 2015).Banyaknya pasangan usia berturut turut 62,59 (2009), 58,92 (2010),
subur (PUS) tahun 2014 sejumlah 217.447. 55,11 di tahun 2011 dan 54,48 di tahun 2012.
Dari jumlah tersebut, persentase peserta KB Angka IMR di Sampang terus mengalami
aktif sebanyak 71,82%. Alat kontrasepsi penurunan di tahun 2013 sebesar 51,72 dan
yang paling banyak digunakan adalah suntik terus turun sebesar 49,50 di tahun 2014. (BPS,
(97,2%), sedangkan yang paling sedikit Jawa Timur)
digunakan adalah kondom (2,8%) (Sampang
Selain IMR, faktor yang mendukung
dalam Angka, 2015)
terhadap kualitas penduduk adalah TFR dan
Berkaitan erat dengan kesehatan yaitu CPR. TFR atau Total Fertility Rate adalah
IMR (Infant Mortality Rate/IMR) atau biasa rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh
disebut Angka Kematian Bayi. IMR adalah seorang wanita usia subur (15-49 tahun) di
Angka kematian bayi yaitu angka yang suatu wilayah dalam suatu waktu tertentu.
menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak Angka TFR di Kabupaten Sampang, paling
yang umurnya di bawah satu tahun) setiap tinggi diantara kabupaten lain di Jawa Timur
1000 kelahiran bayi hidup dalam satu tahun. yaitu 2,45%. (Susenas, 2015) .
IMR dapat dihitung dengan menggunakan
Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi… (Netty Dyah Kurniasari, dkk) 77

CPR atau Contraceptive Prevalence Informan untuk mencegah kehamilan-


adalah persentase perempuan usia reproduktif nya sekarang menggunakan kontrasepsi
yang menggunakan (atau yang pasangannya yakni Suntik kadang memakai cara KB
menggunakan) suatu metode kontrasepsi lain yakni susuk KB (Implant). Informan
pada suatu waktu tertentu. CPR hampir selalu menstrusasi terakhir tanggal 11 november
dilaporkan untuk wanita kawin atau wanita 2017. Informan merupakan anak pertama
yang mmeiliki pasangan seksual. CPR dapat dan satu-satunya anak perempuan di
digunakan untuk mengukur pemakaian semua Informan pernah mengalami tekanan dari
metode kontrasepsi , baik yang tradisional lingkungan keluaga yakni seperti tidak
maupun modern, atau untuk mengukur boleh keluar rumah. informan tidak bebas
pemakaian metode kotrasepsi modern saja. mengekspresikan atau menyampaikan
Cara menghitung CPR adalah membagi jumlah sebuah keinginannya dikarenakan malas
perempuan usia reproduksi (usia 15-49 tahun) tidak mendapat dukungan dari orang tua.
yang menggunakan suatu metode kontrasepsi (wawancara dengan FZ November 2017)
dengan jumlah seluruh perempuan usia 15-49
Orang tua dari Informan juga,
tahun, kemudian hasilnya dikali 100.
menginginkan informan menikah di usia
Angka CPR di Kabupaten Sampang muda dikarenakan tidak tahu dampak dari
di bawah Jawa Timur yaitu hanya sebesar nikah muda tersebut. Orang tua informan
52,80%. Nilai ini jauh di bawah rata –rata menginginkan dia memiliki anak di usia
CPR JawaTimur yaitu sebesar 62,7 %. Semua muda. Dalam lingkungan sosial nya seperti
Kabupaten di Madura memiliki angka CPR di tetangga dan warga sekitar tidak mengecam
bawah rata-rata CPR Jawa Timur. pasangan yang berpacaran secara terbuka
dikarenakan sudah biasa saja. Informan pun
1. Pemahaman Remaja Hamil di Luar tidak mengetahui akibat dari nikah dini
Nikah tentang Pernikahan Dini dan atau nikah muda dengan alasan sudah biasa
Perilaku Beresiko di lingkungannya. Informan tidak mengerti
Informan dalam penelitian ini adalah usia ideal menikah bagi perempuan bahwa
bernama FZ, dia berjenis kelamin perempuan, menikah kurang dari 20 tahun itu bahaya.
usianya 20 tahun. Fatimatus Zahroh adalah Informan bercerita bahwa menikah di
informan yang pernah hamil duluan (MBA). usia 20 tahun banyak terjadi pada remaja
Dia sekarang sudah menikah, berjalan 1 tahun di masyarakat, dikarenakan takut tidak
dan tidak memiliki surat nikah (Nikah Siri). laku dan Informan tidak tau mendapatkan
Informan saat ini tidak memiliki anak, pernah informasi dimana terkait tentang kesehatan
mengandung tapi keguguran dikarenakan reproduksi pada remaja khusunya untuk
tidak kuat kandungannya. (wawancara dirinya sendiri. (wawancara dengan FZ
dengan FZ November 2017) November 2017)
78 Komunikasi, Vol. XII No. 01, Maret 2018: 74-85

a. Akses Informasi mengatur batas minimal usia pernikahan


yaitu perempuan 16 tahun dan laki-laki
Menurut informan mengetahui
19 tahun informan menyatakan benar.
Fungsi organ reproduksi dari televisi
(wawancara dengan FZ November 2017)
dalam pengaksesan gambar pornografi
informan peroleh dari media elektronik Informan sadar bahwa menikah harus
seperti internet, facebook, youtube membutuhan kesiapan secara fisik, mental
dan lain-lain, dalam pengetahuan dan ekonomi. Informan mengetahui
mengenai perilaku seks yang aman bahwa tanda pubertas bagi remaja wanita
diketahui informan dari televisi, untuk ialah menstruasi dan bagi laki-laki ialah
pemeriksaan kehamilan, persalinan dan mimpi basah, dan informan mengetahui
nifas diketahui melalui pertemuan promosi pula bahwa wanita yang sudah haid,
kesehatan. Dalam merawat bayi dan sangat berresiko hamil bila berhubungan
balita informan mengetahui dari keluarga melakukan hubungan seksual dengan
informan sendiri, serta dalam menyusui lawan jenisnya. Informan mengetahui
atau memberikan ASI eksklusif diberikan bahwa hubungan seksual meskipun
dari keluarga informan sendiri. Dalam hal hanya satu kali bisa memungkinkan
Pengetahuan penyakit menular seksual, menyebabkan terjadinya hamil, serta
seperti HIV/AIDs informan peroleh informan mengetahui perempuan yang
melalui televisi. Dalam hal pernikahan hamil dan melahirkan di usia kurang dari
dini atau remaja diperoleh dari keluarga 15 tahun ada resiko berbahaya. Informan
informan sendiri, Dalam hal pengetahuan juga mengetahui hal perempuan yang
cara mencegah atau menunda kehamilan cukup matang menjadi seorang ibu, itu
(metode KB), informan peroleh dari teman usianya diatas 20 tahun, dikarenakan
dan kerabat informan sendiri. Dalam hal sudah dewasa. (wawancara dengan FZ
pola hidup sehat bagi informan tersendiri November 2017)
diperoleh dari keluarga informan sendiri.
Informan juga mengalami dan
(wawancara dengan FZ November 2017)
membenarkan bahwa hamil di usia
remaja dapat menyebabkan kesulitan
b. Pengetahuan
seperti macet saat melahirkan, hal tersebut
Informan tidak mengerti usia ideal dialaminya saat informan masih tidak
seorang perempuan untuk menikah, tahu kejadiannya. Dalam makanan yang
bahwa kalau seorang perempuan yang tidak bergizi saat informan mengandung
benar siap menikah minimal usia 21 tahun, pada usia remajanya dapat berpengaruh
dikarenakan di lingkungan sekitarnya terhadap janin yang ada dalam perut, hal
banyak yang usia nya kurang dari 19 tersebut diungkapkannya dikarenakan
tahun sudah pada menikah. Saat di informan tidak mengetahui sebelumnya.
tanyakan undang-undang perkawinan (wawancara dengan FZ November 2017)
Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi… (Netty Dyah Kurniasari, dkk) 79

Dalam pemahaman terkait penularan c. Sikap


penyakit kelamin seperti HIV/AIDs,
Menurut informan, dia
informan sudah cukup paham, seperti
setujumelihat gambar atau film porno
informan menyatakan salah bahwa
merupakan hal yang wajar bagi remaja.
penyakit HIV/AIDS menular bila
Menikah di usia muda (kurang dari
berciuman dengan penderita karena
usia 20 tahun)juga menjadi pilihanbagi
hanya yang terluka saja. Dalam Penyakit
informan. Menurut informan, dia
raja singa seperti ( sipilis ) adalah
setuju bila remaja hamil mendorong
penyakit kelamin yang bisa sembuh
dilakukannya aborsi atau pengguguran
sendiri dinyatakan salah oleh informan
kandungan. Lebih lanjut, menurutnya,
dikarenakan informan tidak mengetahui
kehamilan di usia remaja lebih
apa itu raja singa atau sipilis. Informan juga
menyehatkan calon bayi. (wawancara
membenarkan bahwa dalam penggunaan
dengan FZ November 2017)
kondom itu aman karena dapat mencegah
penyakit infeksi yang di tularkan melalui Remaja putri yang baik menurut
hubungan seksual. (wawancara dengan pan-dangan informan ialah yang masih
FZ November 2017) perawan saat menikah, tahun dapat
membahayakan jiwa ibu saat melahirkan,
Informan juga membenarkan
punya anak dengan jumlah yang banyak
bahwa Penggunaan alat kontrasepsi
sangat membanggakan, kehamilan
boleh dilaku-kan oleh remaja yang
perlu di rencanakan dengan meng-ikuti
belum menikah dikarenakan biar
program KB (keluarga berencana), remaja
pasangannya tidak hamil.Informan
yang hamil di luar nikah harus segera di
juga tidak mengetahui bahwa ada
nikahkan, berbagai pengalaman dengan
ketersediaan alat kontrasepsi laki-
teman sebaya sangat bermanfaat. terkena
laki untuk menunda atau mencegah
penyakit kelamin sangat menjijikan.
kehamilan. Informan tidak membenarkan
(wawancara dengan FZ November 2017)
bahwa pola hidup sehat hanya perlu di
lakukan yang sudah berusia tua saja, bagi Adapun pernyataan yang tidak
yang berusia muda juga diperlukan hal setuju terkait sikap bila yang di lakukan
tersebut. Pemahaman informan terkait informan, seperti: Tidak masalah menikah
konseling tentang kesehatan reproduksi meskipun tidak memiliki penghasilan,
hanya bisa dilakukan oleh petugas pacaran hanya boleh bergandengan
kesehatan saja itu benar dikarenaka tangan saja, hubungan seksual di luar
yang paham dan lebih mengerti nikah merupakan perbuatan yang
tentang kesehatan reproduksi tersebut. memalukan, belum menikah pada usia
(wawancara dengan FZ November 2017) lebih dari 19 tahun menjadi cemooh
masyarakat, pemeriksaan kehamilan tidak
80 Komunikasi, Vol. XII No. 01, Maret 2018: 74-85

harus dilakukan bila ibu hamil sehat, jenis KB, Keluaga tidak keberatan
remaja bermasalah sebaiknya konsultasi bahwa informan melahirkan dirumah,
kepada siapapun dan saya tidak takut Masyarakat membantu merujuk saat
terhadap HIV/AIDS. (wawancara dengan ibu hamil mendapatkan kesulitan saat
FZ November 2017) melahirkan, dan masyarakat mencela
remaja yang hamil sebelum menikah.
d. Norma subjektif (wawancara dengan FZ November 2017)

Dalam norma subjektif merupakan


persepsi dari informan mengenai tekanan e. Kontrol perilaku yang dihayati
sosial untuk melakukan atau tidak Dalam kontrol perilaku yang dihayati
melakukan perilaku. Informan berpersepsi ini informan ditentukan oleh pengalaman
setuju dalam pernyataan bahwa teman masa lalunya dan perkiraan informan
teman sebayanya akan mendukung mengenai seberapa sulit atau mudahnya
dirinya bila informan tersebut untuk melakukan perilaku informan
memiliki pacar, kemudian masyarakat tersendiri, yang menyatakan pernyataan
desa beranggapan bahwa semakin bahwa informan masih sulit dalam
cepat menikah semakin baik pula, menentukan usia menikah yang di
meskipun belum lulus sekolah serta atas 19 tahun dan informan tidak mau
remaja yang sudah memiliki anak bisa menikah tanpa persetujuan dari orang
membanggakan orang tuanya karena tua. (wawancara dengan FZ November
bisa memberikan keturunan baru di 2017)
keluargannya. (wawancara dengan FZ
Serta informan masihragu dalam hal
November 2017)
menolak berpacaran, juga informan
Adapun pernyataan yang tidak tidak menikah muda meskipun
setuju terkait pernyataan bila yang di informan sudah memiliki pacar,
lakukan informan, seperti :orang tua informan tidak akan menikah muda
melarang saya untuk berpacaran, meskipun banyak teman yang sudah
guru tidak keberatan bila murid memiliki menikah, kehamilan informan atau
pacar, adat setempat menentang muda- dari hasil pasangan diperiksakan ke
mudi yang berpacaran, masyarakat dokter atau bidan. (wawancara dengan
desa mendukung pasangan yang menikah FZ November 2017)
pada usia muda atau remaja, keluarga
Dalam hal kontrol perilaku yang
mendukung secara ekonomi anak yang
diha-yati informan yang mudah
menikah dini tapi belum berpenghasilan,
dilakukannya diantaranya Pernikahan
Orang tua saya melarang ikut KB
tidak menghalangi keinginan informan
(Keluarga berencana), Petugas kesehatan
untuk melanjutkan sebuah pendidikan
adalah penentu seseorang memilih
Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi… (Netty Dyah Kurniasari, dkk) 81

atau sekolah, kemudia informan meminta dari lingkungan keluaga. informan


bantuan dari bidan untuk menolong tidak bebas mengekspresikan atau
kelahiran anak nya, informan memberikan menyampaikan sebuah keinginannya
asi eksklusif kepada bayinya, anak dari dikarenakan informas tidak banyak
informan akan dilahirkan di fasilitas ranah bicara. Orang tua dari Informan juga,
kesehatan, bukan di rumah, informan akan tidak menginginkan informan menikah
mengkontrol perilaku dengan menunda di usia muda dikarenakan informan ingin
memiliki anak mengikuti program KB menikmati masa mudanya dahulu, yang
(Keluarga berencana), dan informan yakin orang tua tidak inginkan dari informan
bahwa dirinya bisa men-jadi orang tua saat ini yaitu menikah muda dari informan
yang baik meskipun di usia yang masih karena orang tua dari informan tidak mau
muda. (wawancara dengan FZ November melihat anaknya hidup dalam kesusahan
2017) dan orang tua informan mengecam
bahwa ada pasangan muda-mudi yang
2. Pemahaman Remaja Cerai di bawah hamil di luar nikah. .(wawancara dengan
usia 20 tahun tentang Pernikahan Dini SV,November 2017)
dan Perilaku Beresiko
Dalam lingkungan sosial nya seperti
Informan dalam penelitian ini adalah tetangga dan warga sekitar mengecam
bernama SV, dia berjenis kelamin perempuan, pasangan yang berpacaran secara terbuka
usianya 20 tahun. SV adalah informan yang dikarenakan tidak sepantasnya. Informan
pernah Cerai dibawah usia 20 tahun. Dia pun mengetahui akibat dari nikah dini
sekarang sudah menyandang status janda, atau nikah muda. Informan mengerti usia
dari pernikahannya berjalan 1 tahun ideal menikah bagi perempuan bahwa
dan tidak memiliki surat nikah (Nikah menikah kurang dari 20 tahun itu tidak
Siri). Informan saat ini tidak memiliki anak, ideal. Informan menyatakan bahwa
pernah mengandung tapi keguguran menikah di usia 20 tahun banyak terjadi
dikarenakan tidak kuat kandungannya. pada remaja di masyarakat, dikarenakan
Informan untuk mencegah kehamilannya takut tidak laku dan Informan mengetahui
sekarang tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk mendapatkan informasi dimana
lainya. Informan menstrusasi terakhir tanggal terkait tentang kesehatan reproduksi pada
20 november 2017, Informan merupakan remaja khusunya untuk dirinya sendiri.
anak pertama dan tidak satu-satunya anak (wawancara dengan SV,November 2017)
perempuan di keluarganya.

b. Akses Informasi
a. Karakteristik Informan :
Menurut informan mengetahui
Informan tidak pernah atau Fungsi organ reproduksi dari televisi
tidak sedang mengalami tekanan
82 Komunikasi, Vol. XII No. 01, Maret 2018: 74-85

dan dalam peng aksesan gambar dikarenakan informan tidak mengetahui


pornografi informan peroleh dari undang-undang tersebut. Informan sadar
media elektronik seperti internet, bahwa menikah harus membutuhan
facebook, youtube dan lain-lain, serta kesiapan secara fisik, mental dan ekonomi
dalam pengetahuan mengenai perilaku dikarenakan sudah dewasa. Informan
seks yang aman diketahui informan mengetahui bahwa tanda pubertas
dari media elektronik seperti internet, bagi remaja wanita ialah menstruasi
facebook, youtube dan lain-lain, terkait dan bagi laki-laki ialah mimpi basah,
untuk pemeriksaan kehamilan, persalinan dan informan mengetahui pula bahwa
dan nifas informan diketahui melalui wanita yang sudah haid, sangat berresiko
pertemuan promosi kesehatan. Dalam hamil bila berhubungan melakukan
hal merawat bayi dan balita informan hubungan seksual dengan lawan jenisnya.
mengetahui dari televisi, serta dalam .(wawancara dengan SV, November 2017)
menyusui atau memberikan ASI eksklusif
Informan mengetahui bahwa
diberikan dari televisi. Dalam hal
hubungan seksual meskipun hanya satu
Pengetahuan penyakit menular seksual,
kali bisa memungkinkan menyebabkan
seperti HIV/AIDs informan peroleh
terjadinya hamil, serta informan
dari televisi. Dalam hal pernikahan dini
mengetahui perempuan yang hamil
atau remaja diperoleh informan dari
dan melahirkan di usia kurang dari 15
televisi, terkait dalam hal pengetahuan
tahun ada resiko berbahaya. Informan
cara mencegah atau pertemuan promosi
juga mengetahui hal perempuan yang
kesehatan yang pernah di ikuti informan
cukup matang menjadi seorang ibu, itu
dan dalam hal pola hidup sehat bagi
usianya diatas 20 tahun, dikarenakan
informan tersendiri diperoleh dari
sudah dewasa, Informan juga mengalami
keluarga televisi yang pernah di tontonnya.
dan membenarkan bahwa hamil di usia
(wawancara dengan SV, November 2017)
remaja dapat menyebabkan kesulitan
seperti macet saat melahirkan, hal tersebut
c. Pengetahuan
dialaminya saat informan masih tidak
Informan mengerti usia ideal seorang tahu kejadiannya. (wawancara dengan SV,
perempuan untuk menikah, bahwa seorang November 2017)
perempuan yang benar siap menikah
Dalam makanan yang tidak bergizi
minimal usia 21 tahun, dikarenakan
saat informan mengandung pada usia
kurang dewasa dalam berbagai hal. Saat
remajanya dapat berpengatuh terhadap
di tanyakan undang-undang perkawinan
janin yang ada dalam perut, hal tersebut
mengatur batas minimal usia pernikahan
diungkapkannya dikarenakan informan
yaitu perempuan 16 tahun dan laki-laki
tidak mengetahui sebe-lumnya. Dalam
19 tahun informan menyatakan salah,
pemahaman terkait penularan penyakit
Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi… (Netty Dyah Kurniasari, dkk) 83

kelamin seperti HIV/AIDs, informan olehnya yaitu setuju bila informan,


sudah cukup paham, seperti informan diantaranya: menikah di usia muda yang
menya-takan salah bahwa penyakit HIV/ kurang dari usia 20 tahun yang menjadi
AIDS menular bila berciuman dengan pilihan informan tersendiri,hubungan
penderita karena hanya yang terluka saja. seksual di luar nikah merupakan
Dalam Penyakit raja singa seperti ( sipilis ) perbuatan yang memalukan, kehamilan
adalah penyakit kelamin yang bisa sembuh di usia remaja lebih menyehatkan calon
sendiri dinyatakan salah oleh informan bayi, hamil di usia remaja kurang dari
dikarenakan informan tidak mengetahui 20 tahun dapat membahayakan jiwa ibu
apa itu raja singa atau sipilis. Informan juga saat melahirkan, pemeriksaan kehamilan
membenarkan bahwa dalam penggunaan tidak harus dilakukan bila ibu hamil
kondom itu aman karena dapat mencegah sehat,punya anak dengan jumlah
penyakit infeksi yang di tularkan melalui yang banyak sangat membanggakan,
hubungan seksual. .(wawancara dengan kehamilan perlu di rencana-kan dengan
SV, November 2017) mengikuti program KB (keluarga
berencana),remaja yang hamil di luar
Informan juga membenarkan bahwa
nikah harus segera di nikahkan, berbagai
Penggunaan alat kontrasepsi tidak benar
pengalaman dengan teman sebaya sangat
bila dilakukan oleh remaja yang belum
bermanfaat, dan terkena penyakit kelamin
menikah. Informan juga mengetahui
sangat menjijikan. .(wawancara dengan
bahwa ada ketersediaan alat kontrasepsi
SV, November 2017)
laki-laki untuk menunda atau mencegah
kehamilan. Informan tidak membenarkan Adapun pernyataan yang tidak
bahwa pola hidup sehat hanya perlu di setuju terkait sikap bila yang di lakukan
lakukan yang sudah berusia tua saja, bagi informan, seperti: Melihat gambar atau film
yang berusia muda juga diperlukan hal porno merupakan hal yang wajar bagi usia
tersebut. Pemahaman informan terkait remaja, Tidak masalah menikah meskipun
konseling tentang kesehatan reproduksi tidak memiliki penghasilan, pacaran
tidak hanya bisa dilakukan oleh petugas hanya boleh bergandengan tangan
kesehatan saja dikarenakan bisa dilakukan saja, remaja putri yang baik menurut
oleh keluarga terdekat informan tersendiri. pandangan informan ialah yang
(wawancara dengan SV, November 2017) masih perawan saat menikah, hamil
pada remaja mendorong dilakukannya
d. Sikap aborsi atau pengguguran kandungan.
Belum menikah pada usia lebih dari
Dalam sikap ini merupakan
19 tahun menjadi cemooh masyarakat,
pernyataan evaluatif informan terhadap
remaja bermasalah sebaiknya konsultasi
objek. pernyataan yang dinyatakan terkait
kepada siapapun dan informan tidak takut
84 Komunikasi, Vol. XII No. 01, Maret 2018: 74-85

terhadap HIV/AIDS. .(wawancara dengan melarang ikut KB (Keluarga berencana),


SV, November 2017) serta masyarakat mencela remaja yang
hamil sebelum menikah.(wawancara
e. Norma subjektif dengan SV, November 2017)

Dalam norma subjektif merupakan f. Kontrol perilaku yang dihayati


persepsi dari informan mengenai tekanan Dalam kontrol perilaku yang dihayati
sosial untuk melakukan atau tidak ini informan ditentukan oleh pengalaman
melakukan perilaku. Informan berpersepsi masa lalunya dan perkiraan informan
setuju dalam pernyataan bahwa teman mengenai seberapa sulit atau mudahnya
teman sebayanya akan mendukung untuk melakukan perilaku informan
dirinya bila informan tersebut memiliki tersendiri, yang menyatakan pernyataan
pacar, masyarakat desa mendukung bahwa informan masih sulit dalam dalam
pasangan yang menikah pada usia hal menolak berpacaran. informan
muda atau remaja, Petugas kesehatan masih ragu, dalam hal bahwa tidak
adalah penentu seseorang memilih menikah muda meskipun informan
jenis KB, Keluarga tidak keberatan tersebut sudah mempunyai pacar.
saya melahirkan di rumah, Masyarakat Dalam hal kontrol perilaku yang dihayati
membantu merujuk saat ibu hamil informan yang mudah dilakukannya
mendapat kesulitan saat melahirkan, diantaranyainforman mudah menentukan
remaja yang sudah memiliki anak usia menikah yang di atas 19 tahun dan
membanggakan orang tuanya karena informan tidak mau menikah tanpa
bisa memberikan keturunan baru di persetujuan dari orang tua, Serta informan
keluargannya. .(wawancara dengan SV, tidak akan menikah muda meskipun banyak
November 2017) teman yang sudah menikah, Pernikahan
Adapun pernyataan yang tidak tidak menghalangi keinginan informan
setuju terkait pernyataan bila yang di untuk melanjutkan sebuah pendidikan
lakukan informan, seperti: orang tua atau sekolah, kehamilan informan atau
melarang informan untuk berpacaran, dari hasil pasangan diperiksakan ke dokter
guru tidak keberatan bila murid memiliki atau bidan, kemudian informan meminta
pacar, adat setempat menentang muda- bantuan dari bidan untuk menolong
mudi yang berpacaran, masyarakat kelahiran anak nya, informan memberikan
desa beranggapan bahwa semakin cepat asi eksklusif kepada bayinya, anak dari
menikah semakin baik pula, meskipun informan akan dilahirkan di fasilitas ranah
belum lulus sekolah, keluarga mendukung kesehatan, bukan di rumah , informan akan
secara ekonomi anak yang menikah dini mengkontrol perilaku dengan menunda
tapi belum berpenghasilan,Orang tua saya memiliki anak dengan mengikuti program
KB (Keluarga berencana), dan informan
Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi… (Netty Dyah Kurniasari, dkk) 85

yakin bahwa dirinya bisa menjadi orang BNN 2011


tua yang baik meskipun di usianya Jatim. Bps.go. id
yang masih muda. .(wawancara dengan
Google.image.com
SV,November 2017)
Policy Brief Pusdu 2012

KESIMPULAN Sampangkab.go.id

1. Rendahnya pengetahuan remaja tentang Sampang dalam Angka 2015


kesehatan reproduksi disebabkan karena:
Susenas, 2015
a. Kepatuhan mereka untuk menikah di
Wawancara dengan FZ ( 20 tahun) November 2017
usia muda jika itu permintaan orang
tua Wawancara dengan SV (20 tahun) November 2017

b. Kepatuhan remaja untuk tidak ikut


KB atas jika itu diminta orang tuanya.
c. Kepatuhan remaja untuk melahirkan
di rumah, tidak di rumah sakit atau
puskesmas.
d. Remaja setuju dengan norma ‘Remaja
yang sudah memiliki anak membang-
gakan orang tua’ --pernikahan dini
e. Remaja tidak mendapatkan informasi
kesehatan reproduksi dari orang
tuanya tapi dari media (internet,
facebook) dll
f. Remaja setuju dengan nikah dini
2. Perilaku beresiko bisa (pacaran dan nar-
koba) bisa ditekan karena adanya norma
setempat yang tegas.
3. Rendahnya Pengetahuan tentang kelom-
pok teman sebaya sebagai aktor sosialisasi
kesehatan reproduksi

DAFTAR PUSTAKA
BPS, Jawa Timur

Anda mungkin juga menyukai