Anda di halaman 1dari 8

ProgramStudiD3Keperawatan

FakultasIlmuKesehatan

UniversitasKusumaHusadaSurakarta2020

ASUHANKEPERAWATANKELUARGADENGANTAHAP
PERKEMBANGANKELUARGATEENAGERFAMILY

MaulaAdityaNugraha

ABSTRAK

Keluarga dengan anak remaja adalah sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama
mencapai umur 13 tahun , berlangsung sampai 6 atau 7 tahun kemudian ketika anak
pertama berumur 19 atau 20 tahun. Masalah yang sering terjadi pada remaja yaitu
kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Penanganan yang diberikan untuk
mencegah kurangnya pengetahuan yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan
reproduksi menggunakan metode video, Media video adalah alat yang dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperlambat waktu dan mempengaruhi sikap. Tujuan
studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan
tahap perkembangan keluarga teenager family di Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar. Metode penelitian menggunakan deskriptif dengan metode studi
kasus. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, serta studi
dokumentasi. Subyek dalam studi kasus ini adalah 1 klien usia remaja dengan kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Alat penelitan menggunakan lembar kuesioner
pretest dan post test dengan materi tentang kesehatan reproduksi remaja. Hasil dari
pemberian kue sioner pre test dan post test didapatkan hasil terjadi peningkatan
pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan video selama 45 menit.

Kata Kunci : Remaja, Pendidikan Kesehatan, Kesehatan reproduksi.


Nursing Program of Diploma 3

Faculty of Health Sciences

University of Kusuma Husada Surakarta

2020
FAMILY NURSING CARE IN THE STAGE OF

DEVELOPMENT FAMILY WITH TEENAGERS

MaulaAdityaNugraha

Abstract

Family with teenagers begin when the first child reaches 13 years of age, lasts until

6 or 7 years, and ends when the first child turns 19 or 20 years. The problem in

adolescents is a knowledge deficit in health reproduction. An effort to prevent

knowledge deficit is reproductive health education using video methods. Video

media is a tool for presenting information, describing processes, explaining

complex concepts, teaching skills, shortening or slowing downtime, and influencing

attitudes. The purpose of this case study was to determine the description of family

nursing care with the development stage of a teenage family in the Gondangrejo

Health Center, Karanganyar Regency. The research method adopted descriptive

with the case study method. Its data were collected by interview, observation, and

documentation study. The subject was a teenager client with a knowledge deficit

about reproductive health. The research instrument utilized pre-test and post-test

questionnaire sheets with material about teenage reproductive health. The result of

the questionnaire revealed a knowledge improvement in post-health education using

videos for 45 minutes.

Keywords: Teenagers, Health Education, Health Reproduction.


PENDAHULUAN
tahun. Sedangkan sensus dari Badan
Keluarga dengan anak remaja
(teenager family) adalah sebuah Pusat Statistik tahun 2015 penduduk

keluarga dimulai ketika anak pertama umur 15-14 tahun sebesar 54.397 jiwa

mencapai umur 13 tahun, berlangsung dari 466.405 jiwa atau sekitar 11,5%

sampai 6 atau 7 tahun kemudian ketika penduduk (Badan Pusat Statistik,

anak pertama berumur 19 atau 20 2018). Hal tersebut dapat

tahun (Hanilawati, 2013). Tugas menyebabkan terjadinya kehamilan

perkembangan dengan anak remaja yang tidak diinginkan ,abortus ,infeksi

salah satunya untuk mempersiapkan menular seksual akan meningkat

perubahan system peran dan peraturan (Santrock, 2013).

anggota keluarga untuk memenuhi Masalah yang terjadi di

kebutuhan tumbuh kembang anggota Indonesia salah satunya seks bebas,

keluarga (Hanilawati, 2013). kawin di usia muda, melakukan


hubungan seksual pra nikah, serta
Berdasarkan Badan Pusat
Statistik, penduduk pada tahun 2015 terinfeksi HIV dan AIDS. Menurut

menunjukkan bahwa jumlah remaja data hasil penelitian Depkes di 14 kota

(usia 10-24 tahun) di Indonesia besar (Medan, Jakarta Pusat, Bandung

mencapai lebih dari 66 juta jiwa atau dan Surabaya) 39,9 remaja mengaku

25% dari jumlah penduduk Indonesia pernah melakukan hubungan seksual

225 juta. Artinya 1 dari setiap 4 orang (BKKBN,2012).

penduduk Indonesia adalah remaja Sebanyak 13% remaja

(Badan Pusat Statistik, 2018). Hasil perempuan tidak tahu tentang

sensus Badan Pusat Statistik Jawa perubahan fisiknya dan hampir

Tengah tahun 2016 jumlah penduduk separuhnya (47,9%) tidak mengetahui

berumur 10-24 tahun sebesr 8.276.016 kapan masa subur seorang perempuan.

jiwa dari 34.019.095 jiwa menurut Adapun yang memprihatinkan kita

kelompok umur. Sekitar 25% dari semua adalah, pengetahuan remaja

jumlah penduduk di Jawa Tengah tentang cara paling penting untuk

adalah penduduk berumur 10-24 menghindari infeksi HIV masih


terbatas, hanya 14% remaja perempuan dengan 4 kali kunjungan mulai tanggal
dan 95% remaja laki-laki menyebutkan 21 Februari – 24 Februari 2020.
pantang berhubungan seks, 18% Studi kasus ini adalah studi
remaja perempuan dan 25% remaja untuk mengeksplorasi masalah asuhan
laki-laki menyebutkan menggunakan keperawatan keluarga pada tahap
kondom serta 11% remaja perempuan keluarga dengan anak remaja
dan 8% remaja laki-laki menyebutkan (Teenager Family) dalam pemenuhan
membatasi jumlah pasangan (jangan pengetahuan kesehatan reproduksi.
berganti ganti pasangan seksual) Fokus studi kasus ini berfokus
sebagai cara menghindar dari pada asuhan keperawatan keluarga
HIV/AIDS (Kemenkes, 2015). dengan tahap perkembangan keluarga
Maka perlunya dilakukan suatu dengan anak remaja.
pelayanan melalui proses keperawatan Pengumpulan data dilakukan
keluarga oleh tenaga kesehatan sekitar dengan menggunakan wawancara,
daerah setempat melalui proses obsevasi, pemeriksaan fisik,
keperawatan keluarga dimana tenaga dokumentasi.
kesehatan memberikan pelayanan HASIL DAN PEMBAHASAN Pada
kepada keluarga. Dimana defisi dari studi kasus ini dilakukan implementasi
Keluarga adalah suatu ikatan hidup selama 4x kunjungan yaitu pada hari
atas dasar perkawinan antara orang pertama memberikan inform consent
dewasa yang berlainan jenis yang dan melakukan pengkajian pada
hidup bersama atau seorang laki-laki keluarga, hari kedua melakukan
atau perempuan yang sudah sendirian pengkajian untuk melengkapi data
atau tanpa anak, baik anaknya sendiri yang kurang kemudian memberikan
atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah kuesioner pre test dengan jumlah 20
rumah tangga ( Suprajitno,2014). soal, pada hari ketiga memberikan
METODE PENELITIAN pendidikan
Studi kasus ini dilaksanakan di
kesehatan selama 45 menit, pada hari
desa Tanjung, Dayu, Gondangrejo
keempat memberikan kuesioner post
test dengan 20 soal di lanjutkan keperawatan dan evaluasi keperawatan
memberikan hard file materi. di wilayah kerja puskesmas Gondang
Pendidikan kesehatan Rejo, Kabupaten Karanganyar secara
menggunakan metode video ini sangat metode studi kasus, maka dapat ditarik
efektif dalam meningkatkan kesimpulan :
pengetahuan remaja. Video adalah alat 1. Pengkajian
yang dapat menyajikan informasi, Hasil pengkajian awal pada
memaparkan proses, menjelaskan tanggal 21 februari 2020 data yang
konsep-konsep yang rumit, di dapat keluarga Bp.S terdiri dari 3
mengajarkan keterampilan, anggota keluarga yaitu suami, istri
menyingkat atau memperlambat waktu dan seorang anak laki-laki.
dan mempengaruhi sikap. Keluarga Bp.S termasuk dalam tipe
Menunjukan adanya keluarga inti (Nuclear Family)
peningkatan pengetahuan sebelum dengan tahap perkembangan
diberikan pendidikan kesehatan dan keluarga dengan anak remaja,
sesudah diberikan pendidikan dimana pendidikan mengenai
kesehatan.Saat pengkajian klien perubahan yang terjadi pada anak
mendapat skor 16 dengan menjawab dan pengetahuan mengenai
16 soal benar dan 4 soal salah. Jumlah kesehatan alat reproduksi belum
pernyataan yang terdapat pada tersampaikan. Tugas perkembangan
kuesioner yaitu 20 pernyataan dan saat keluarga pada saat ini yang belum
evaluasi skor meningkat menjadi 20 tercapai yaitu mempersiapkan
dengan kuesioner yang sama. perubahan system peran dan
KESIMPULAN peraturan anggota keluarga untuk
Setelah penulis melakukan memenuhi kebutuhan tumbuh
asuhan keperawatan keluarga dari kembang.
pengkajian, menetapkan diagnosa Untuk stressor jangka pendek
keperawatan, menentukan intervensi keluarga mengatakan masih
keperawatan, melakukan implementasi minimnya informasi mengenai
kesehatan alat reproduksi untuk Upaya Kesehatan (I.12435), 5.
anaknya dan untuk stressor jangka Keluarga mampu memanfaatkan
panjang keluarga mengatakan pelayanan kesehatan : Edukasi
kurangnya pengetahuan anak Program Pengobatan(I.12441).
mengenai kesehatan alat reproduksi 4. Implememtasi Keperawatan
dan cara menjaganya. Untuk fungsi Implementasi yang dilakukan
repoduksi tidak ada masalah, penulis untuk mengatasi Defisit
keluarga mengatakan tidak ada Pengetahuan (D.0111) sesuai
masalah atau kelainan pada alat dengan intervensi keperawatan yang
reproduksi. telah disusun sebelumnya dengan
melakukan minimal 4x
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi yang ditegakkan kunjungan rumah mulai dari tanggal

dalam diagnosa adalah Defisit 21-24 Februari 2020 dengan

Pengetahuan (D.0111), di harapkan pemberian pendidikan kesehatan

setelah dilakukan 4x kunjungan alat reproduksi melalui media

dapat memenuhi 5 fungsi video.

keperawatan keluarga, antara lain : 5. Evaluasi Keperawatan


1. Keluarga mampu mengenal Evaluasi hari terakhir tanggal

masalah : Bimbingan Sistem 24 Februari 2020 didapatkan data

Kesehatan (I. 12360), 2. Keluarga subjektif yaitu An.S mengatakan

mampu memutuskan untuk sudah lebih mengetahui alat

meningkatkan pengetahuan reproduksi, cara menjaganya dan

keluarga : Promosi kesiapan perubahan-perubahan yang terjadi

penerimaan informasi (I.12470), 3. pada dirinya, seperti mulai

Keluarga mampu merawat anggota mengalami mimpi basah,

keluarga yang sakit: Edukasi tumbuhnya bulu-bulu di sekitar alat

Program Pngobatan(I. 12441), 4. kemaluan, suara mulai membesar,

Keluarga mampu memodifikasi dengan data objektif yaitu An.S

lingkungan : EdukasiPolaPerilaku sudah mampu menyebutkan cara


merawat kesehatan alat reproduksi, kesehatan reproduksi.
hasil post test dengan 20 soal benar 3. Bagi Klien dan Keluarga Partisipan
semua. Dapat mengurangi dampak dari
Analisis yaitu Keluarga mampu kurangnya pengetahuan kesehatan
mengenal masalah kesehatan, reproduksi dan memberikan
keluarga mampu mengambil pengetahuan tentang kesehatan
keputusan, keluarga mampu reproduksi itu sendiri.
merawat anggota keluarga, keluarga 4. Bagi Penulis
mampu memodifikasi lingkungan, Bagi penulis dapat menabah
dan fungsi yang belum terpenuhi ilmu dan wawasan dalam keilmuan
adalah keluarga mampu khususnya pemberian Asuhan
memanfaatkan fasilitas pelayanan Keperawatan Keluarga Pada Tahap
kesehatan, dengan planning yaitu Keluarga Teenager Family.
MasalahTeratasi, lanjutkan REFERENSI
intervensi dengan mengajarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Republik
program kesehatan alat reproduksi Indonesia
dalam kegiatan sehari-hari. ,(2018).
SARAN Kependudukan.bps.
1. Bagi Perawat BKKBN, (2012). Policy Brieft Pusat
Dapat digunakan sebagai acuan Penelitian
maupun pedoman dalam dan Pengembangan
melaksanakan tindakan Kependudukan.pdf.
keperawatan yang berkaitan tentang Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses
kesehatan reproduksi. Keperawatan
2. Bagi Institusi pendidikan Keluarga. Sulawesi
Sebagai bahan bacaan untuk Selatan: Pustaka As
menambah wawasan. Dapat sebagai Salam.
acuan ataupun referensi dalam
pemebelajaran khususnya tentang Santrock, Jhon W. (2013). Life-Spam
Development ed. New
York : McGraw-Hill.
Compaines, Inc.
Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan
Keluarga. Jakata: EGC. World Health
Organiza on (WHO).
(2015), ‘Adolescent Development: Topics
at Glance’, diunduh dari h
p://www.who.int/maternal_ch
ild_adolescent/
topics/adolescence/dev/en/#

Anda mungkin juga menyukai