Wiji Utami
AKBID An-Nur Purwodadi
Email: wijiutami88@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang: TRIAD Kesehatan Reproduksi Remaja (TRIAD KRR) yaitu: Seksualitas, HIV/AIDS, dan
NAPZA merupakan permasalahan remaja yang terjadi saat ini. Konselor sebaya sebagai pengelola Pusat
Informasi dan Konseling Remaja berperan penting dalam peningkatan pengetahuan remaja tentang TRIAD
KRR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran konselor sebaya dengan
pengetahuan tentang TRIAD KRR. Metode: Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015.
Metode penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian
668 siswa SMA N 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan. Sampel penelitian 133 siswa dengan teknik
pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling. Teknik analisa data dengan uji Chi Square. Hasil:
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara peran konselor sebaya dengan pengetahuan
tentang TRIAD KRR (OR=2,74; CI 95% 1,02 sd 7,32; p= 0,040). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini
adalah peran konselor sebaya yang baik meningkatkan pengetahuan tentang TRIAD KRR 2,74 kali lebih
besar dari pada peran konselor sebaya yang kurang baik dalam PIK R.
ABSTRACT
Background: Adolescent reproductive health TRIAD are Sexuality, HIV/AIDS, Narcotics, Psychotropic
substances, and other addictive substances are still being a problem today. Peer counselor’s as manager
in Center of Information and Youth Counseling an important role in efforts to increase knowledge of
adolescents about adolescent reproductive health TRIAD. This research aims to determine the role of peer
counselor’s relation to knowledge of adolescent reproductive health TRIAD. Methods: The research
conducted in February-March 2015. This research using a method used in this research is analytic survey
with cross sectional approach. This research used a population of 668 of Senior Secondary School 1 of
Pulokulon. The research sample consisted of 133 students by using simple random sampling. The data of
research were analyzed by using the Chi Square test. Results: The results showed that there is a
relationship between the role of peer counselor’s with knowledge of Adolescent Reproductive Health
TRIAD (OR = 2.74; CI 95% = 1.02 - 7.32 and p = 0.040). Conclusion: The conclusion of this research is
the role of peer counselor’s who either increase knowledge about adolescent reproductive health TRIAD
2.74 times greater than the role of peer counselors who are less well in Center of Information and Youth
Counseling.
Keywords: The role of peer counselor’s, knowledge of adolescent reproductive health TRIAD
1
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
2
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
3
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
No. Variabel Jumlah (n) Persentase konselor sebaya baik. Sebagian besar siswa
(%)
mempunyai pengetahuan yang kurang
1 Umur (tahun)
15-16 70 52,6 tentang TRIAD sebanyak 98 siswa (73,7%)
17-18 61 45,8 dan hanya 35 siswa (26,6%) yang
19-20 2 1,6
2 Jenis Kelamin mempunyai pengetahuan baik.
Laki-laki 55 41,4 c. Analisis Bivariat
Perempuan 78 58,6
Jumlah 133 100 Hasil analisis bivariat hubungan peran
Sumber: Data primer, diolah April 2015 konselor sebaya dengan pengetahuan
Dari tabel 1 dapat dilihat subjek remaja tentang TRIAD KRR dapat dilihat
penelitian paling banyak berumur 15-16 pada tabel di bawah ini:
tahun dan berjenis kelamin perempuan. Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat
Subjek penelitian yang berumur 15-16
Variabel Pengetahuan Total OR p
tahun sebanyak 70 siswa (52,6%), 17-18
TRIAD KRR
tahun sebanyak 61 siswa (45,8%), dan
Kurang Baik
hanya 2 siswa (1,6%) yang berumur 19-20
tahun. Subjek penelitian yang berjenis n % n % n %
kelamin perempuan sebanyak 78 siswa
Peran
(58,6%) sedangkan sebanyak 55 siswa Konselor
(41,6%) berjenis kelamin laki-laki. Sebaya
b. Analisis Univariat Kurang baik 87 77 26 23 113 100 2,740,040
Hasil analisis univariat peran konselor 11 55 9 45 20 100
Baik
sebaya dan pengetahuan tentang TRIAD
KRR dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Sumber : Data Primer ,diolah April 2015
Hasil analisis dengan Uji Chi Square
Tabel 2. Hasil analisis univariat
pada tabel di atas menunjukkan terdapat
No Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%) hubungan antara peran konselor sebaya
1 Peran konselor dengan pengetahuan tentang TRIAD KRR
sebaya
Baik (>10) 20 15 dan secara statistik signifikan (p-value
Kurang (<10) 113 85
(0,040)<α(0,05)). Peran konselor sebaya
2 Pengetahuan
TRIAD KRR yang baik meningkatkan pengetahuan
Baik (>40) 35 26,3 tentang TRIAD KRR 2,74 kali lebih besar
Kurang (<40) 98 73,7
Sumber: Data primer, diolah April 2015 dari pada peran konselor sebaya yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian kurang baik dalam PIK R (OR: 2,74; CI
besar responden yaitu sebanyak 113 siswa 95% 1,02 sd 7,32).
(85%) menyatakan peran konselor sebaya 2. Pembahasan
kurang dan sisanya menyatakan peran
4
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
5
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
a. Faktor Individu yang menjadi konselor menjadi seorang konselor yang dapat
sebaya memberikan informasi tentang kesehatan
Seorang konselor sebaya haruslah reproduksi dan membantu permasalahan
dipilih individu yang tepat karena kunci yang sedang dihadapi oleh remaja.
keberhasilan dalam pengelolaan PIK R Hal tersebut sejalan dengan
adalah konselor sebaya yang memberikan penelitian Mevsim et al (2008) tentang
informasi kesehatan kepada remaja. pelatihan untuk konselor sebaya yang
Seorang konselor sebaya harus melibatkan 237 siswa yang mendapatkan
mampu menciptakan kondisi yang pelatihan selama 40 jam. Mevsim
kondusif, nyaman, dan aman untuk berpendapat bahwa pelatihan konselor
teman sebayanya. Keinginan yang kuat sebaya dapat meningkatkan pengetahuan
dari konselor sebaya untuk ikut serta dan keterampilan konseling seorang
dalam membantu permasalahan remaja konselor sebaya sehingga nantinya dapat
merupakan syarat yang harus dipenuhi memberikan konseling kepada teman
seorang konselor sebaya. Remaja yang sebayanya tentang kesehatan reproduksi.
membutuhkan informasi kesehatan Pelatihan sebagai konselor sebaya tidak
reproduksi dan mempunyai hanya dilakukan sekali saja tetapi
permasalahan remaja harus dijaga dibutuhkan pelatihan penyegaran untuk
kerahasiaannya oleh konselor sebaya. memberikan keterampilan konseling
Konselor sebaya harus mempunyai sikap yang lebih baik kepada konselor sebaya.
yang tepat dalam menangani Adanya pelatihan yang rutin dan terus
permasalahan yang sedang dihadapi menerus akan meningkatkan
remaja. keterampilan konselor sebaya dalam
b. Pelatihan dan pengawasan konselor menyampaikan informasi kesehatan
sebaya
reproduksi dan memberikan konseling
Faktor yang berperan dalam
kepada teman sebayanya.
efektivitas pemberian pendidikan
Pengawasan secara teratur pada
kesehatan oleh konselor sebaya adalah
kegiatan yang dilakukan oleh konselor
adanya pelatihan untuk konselor sebaya
sebaya dalam memberikan pendidikan
dan pengawasan pada kegiatan konselor
kesehatan kepada teman sebayanya
sebaya.
diperlukan untuk dapat memonitoring
Pelatihan menjadi seorang konselor
perkembangan pengetahuan remaja
diperlukan untuk seseorang yang ingin
tentang materi yang diberikan oleh
menjadi konselor sebaya. Pelatihan yang
konselor sebaya dan kinerja dari konselor
diikuti akan dapat menjadikan konselor
sebaya memahami tentang perannya
6
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887
sebaya dalam membantu permasalahan kali lebih besar dari pada peran konselor
remaja. sebaya yang kurang baik dalam PIK R
D. KESIMPULAN DAN SARAN (OR=2,74; CI 95% 1,02 sd 7,32; p=
1. Kesimpulan 0,040 ).
Berdasarkan hasil penelitian peran 2. Saran
konselor sebaya sebagai upaya Kerjasama yang baik dengan berbagai
meningkatkan pengetahuan remaja pihak diantaranya konselor sebaya
tentang TRIAD Kesehatan Reproduksi pengelola PIK R, pihak sekolah, dan
Remaja di Pusat Informasi Konseling pihak yang memberikan pelatihan kepada
Remaja SMA N 1 Pulokulon Kabupaten konselor sebaya diperlukan untuk dapat
Grobogan, maka didapatkan kesimpulan menunjang kegiatan konselor sebaya
bahwa terdapat hubungan antara peran dalam PIK R sehingga dapat membantu
konselor sebaya dengan pengetahuan permasalahan remaja dan meningkatkan
tentang TRIAD KRR. Peran konselor pengetahuan remaja tentang TRIAD
sebaya yang baik meningkatkan KRR.
pengetahuan tentang TRIAD KRR 2,74
DAFTAR PUSTAKA Trainers' Course On Short And Long Term
Basis. BMC Public Health 2008, 8:24,
Aziz, A. 2010. Metode Penelitian hlm.1-7.
Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Michelsen, K., Roxanne, B., Kristien, R.,
Jakarta: Salemba Medika. Ronan, V., and Marleen, T. 2012.
BNN, 2014. Laporan Akhir Survei Nasional Effectiveness Of A Peer-Led HIV
Perkembangan Penyalahguna Narkoba Prevention Intervention In Secondary
Tahun Anggaran 2014. Jakarta: BNN. Schools In Rwanda: Results From A Non-
Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Randomized Controlled Trial. BMC Public
Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Health, 12:729, hlm. 1-11
Salemba Medika. Gao, X., Wu, Y., Zhang, Y., Zhang, N.,
Medley, A., Caitlin, K., Kevin, O., and Tang, J., Qiu, J., Lin, X., and Du, Y. 2012.
Michael, S. 2009. Effectiveness of Peer Effectiveness Of School-Based Education
Education Interventions for HIV Prevention On HIV/AIDS Knowledge, Attitude, And
in Developing Countries: A Systematic Behavior Among Secondary School
Review and Meta-Analysis. AIDS Educ Students In Wuhan, China. Plose One, vol.7,
Prev; 21(3): 181–20 issue 9, hlm. 1-8.
Mevsim, V., Dilek, G., Nilgun, O., and Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis
Ozge, S. 2008. What Was Retained? The HIV/AIDS. Jakarta: Pusat Data dan
Assessment Of The Training For The Peer Informasi Kementrian Kesehatan
Agent for Change: Evaluation of a Peer Kemenkes, Measure DHS, ICF
Leadership HIV/AIDS Prevention. Journal International.
of Adolescent Health, vol. 31, no. 1, July Deborah, N., Lois, C., Laurie, J W., Paul, S.,
2002, hlm. 31-9 RI. Lorenz, F. 2002. Tapping Youth as
BPS, BKKBN, Kemenkes, Measure DHS,
ICF International. 2012. Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan
Reproduksi Remaja. Jakarta: BPS, BKKBN,
7
Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 – Jurnal Medika Respati ISSN : 1907 - 3887