Disusun Oleh :
M.Gusdi
Ayu Lestari
Mega Rahayu
Suprianto
METODE
muda.
3) Sikap dan hubungan dengan orang tua. Pernikahan usia muda dapat
4) Sebagai jalan keluar untuk lari dari berbagai kesulitan yang dihadapi,
termasuk kesulitan ekonomi. Tidak jarang ditemukan pernikahan
Selain itu pemateri juga menuturkan dampak dari penikahan dini yaitu:
a. Dampak Biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses
pertumbuhan menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan
hubungan seksual, apalagi sampai terjadi hamil dan melahirkan. Jika
dipaksakan justru akan terjadi trauma robekan jalan lahir yang luas dan
infeksi yang akan membahayakan organ reproduksinya dan
membahayakan jiwa.
b. Dampak Psikologis
Secara psikis anak belum siap mengerti tentang hubungan seksual,
sehingga akan menimbulkan trauma yang berkepanjangan dalam jiwa
anak dan sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya
yang berakhir dengan pernikahan yang dia sendiri tidak mengerti atas
putusan hidupnya, sehingga keluarga mengalami kesulitan untuk menjadi
keluarga yang berkualitas.
c. Dampak Sosial
Pernikahan mengurangi kebebasan pengembangan diri, masyarakat
akan merasa kehilangan sebagai aset remaja yang seharusnya ikut
bersama-sama mengabdi dan berkiprah di masyarakat. Tetapi karena
alasan sudah berkeluarga, maka keaktifan mereka di masyarakat
menjadi berkurang.
d. Dampak Ekonomi
Menyebabkan sulitnya peningkatan pendapatan keluarga, sehingga
kegagalan keluarga dalam melewati berbagai macam permasalahan
terutama masalah ekonomi meningkatkan resiko perceraian.
e. Dampak Pernikahan Dini pada Kehamilan
Perempuan yang hamil pada usia remaja cenderung memiliki resiko
kehamilan dikarenakan kurang pengetahuan dan ketidakpastian dalam
mengahadapi kehamilannya. Kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan usia di bawah 20 tahun 2-5 kali lipat lebih tinggi dari pada
kematian yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
Setelah itu memaparkan tentang pencegahan pernikahan dini, yaitu
sebagai berikut:
a. Remaja yang belum berkeluarga dapat diberikan pengarahan melalui
kegiatan pendidikan dalam arti meningkatkan pengetahuan remaja
tentang arti dan peran pernikahan serta akibat negatif yang
ditimbulkan pernikahan pada usia yang sangat muda dengan
melakukan kegiatan yang positif.
b. Mencegah remaja yang sudah berkeluarga supaya tidak segera
hamil, salah satunya dengan kegiatan pendidikan keluarga untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga muda.
c. Penyuluhan kepada keluarga agar menghilangkan kebiasaan
keluarga untuk mengawinkan anak dalam usia muda dan
meningkatkan status ekonomi sehingga dapat menghindari terjadinya
pernikahan usia muda dengan alasan ekonomi.
d. Melakukan sosialisasi untuk menghilangkan budaya menikah muda,
memperbanyak kesempatan kerja dan berperilaku tegas dalam
melaksanakan peraturan perundang-undangan mengenai
pernikahan, yaitu memberi sanksi bagi yang melanggarnya,
meningkatkan status kesehata masyarakat, dan menyukseskan
program keluarga berencana.
Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitian ini umur,
jenis kelamin, kelas,suka mencari informasi melalui internet tentang
kesehatan reproduksi, suka berdiskusi tentang kesehatan reproduksi
dengan orang yang dianggap mengetahui tentang kesehatan reproduksi,
diskusi mengenai kesehatan reproduksi bersama. Berikut adalah tabel
distribusi frekuensi responden tersebut dapat dilihat pada tabel 1
sebagai berikut :
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur
diperoleh rata-rata yaitu 16 tahun. Pada karakteristik jenis kelamin yaitu
lebih banyak perempuan sebesar 112 siswa (65,9%) dan laki-laki
sebesar 58 siswa (34,1%). Karakteristik kelas pada responden yang
paling banyak mengisi yaitu kelas 11 lebih banyak sebesar 60,6% atau
103 siswa. Hasil karakteristik lainnya yaitu 131 siswa (77,1%) suka
mencari informasi di internet mengenai kesehatan reproduksi, responden
yang suka berdiskusi dengan orang yang dianggap mengetahui tentang
kesehatan reproduksi sebesar 112 siswa (65,9%). Responden yang suka
berdiskusi dengan orang yang dianggap mengetahui tentang kesehatan
reproduksi mayoritas mereka berdiskusi dengan teman sebanyak 54
siswa (31,8%) dan selanjutnya ibu sebanyak 42 siswa (24,7%).
PENUTUP
A. Simpulan
Karakteristik responden berdasarkan umur yaitu minimal 15 tahun
dan maksimal 18 tahun. Berdasarkan jenis kelamin mayoritas
perempuan sebanyak 112 responden dan laki-laki sebanyak 58
responden. Pada karakteristik kelas, responden Remaja sebanyak 67
dan Mahasiswa sebanyak 103. Pada karakteristik responden yang
mencari informasi melalui internet tentang kesehatan reproduksi
sebanyak 131 responden. Karakteristik lain yaitu sebagaian besar
responden yang suka berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan
orang yang dianggap mengetahui tentang kesehatan reproduksi
sebanyak 112 responden dan responden tersebut lebih lebih banyak
berdiskusi dengan ibu sebanyak 42 responden dan pada teman
sebanyak 54 responden.
Pada pengetahuan pelayanan PIK-R pada siswa Desa
Singkawang dengan kategori baik yaitu 123 responden dan pada kate
gori tidak baik sebanyak 47 responden. Sedangkan pada pemanfaatan
PIK-R pada siswa di Desa Singkawang dengan kategori
memanfaatkan sebanyak 62 responden dan sebanyak 108 responden
diantaranya tidak memanfaatkan PIK-R.Berdasarkan hasil uji statistik
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan
pelayanan PIK-R terhadap pemanfaatan PIK-R di Desa
Singkawang dengan p-value 0,819 > 0,05
B. Saran
Puji syukur atas ridho Allah SWT. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada Desa Singkawang, atas izinnya sebagai lokasi
penelitian. Terimakasih kepada siswa yang telah bersedia menjadi
responden penelitian. Kedua orang tua yang telah memberikan doa
dan dukungan kepada penulis. Semua pihak yang telah memberikan
informasi dan dukungan.
DAFTAR PUSTAKA