Anda di halaman 1dari 8

Permatasari, Suprayitno, Implementasi Kegiatan Pendidik Sebaya dan ...

143

JNK
JURNAL NERS DAN KEBIDANAN
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk

Implementasi Kegiatan Pendidik Sebaya dan Konselor


Sebaya dalam Upaya Pencegahan Triad KRR
di Pusat Informasi dan Konseling Remaja
Dian Permatasari1, Emdat Suprayitno2
1
Prodi DIII Kebidanan, Universitas Wiraraja Sumenep
2
Prodi Profesi Ners, Universitas Wiraraja Sumenep

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Perilaku remaja banyak yang berubah seiring dengan perkembangan tek-
Diterima, 01/08/2019 nologi. Dalam kondisi semacam ini remaja membutuhkan informasi mengenai
Disetujui, 17/03/2020 kesehatan reproduksi, aktifitas yang bermanfaat dan menjadi kreatif. PIK
Dipublikasi, 05/04/2020 Remaja BPMP & KB Kabupaten Sumenep merupakan tempat remaja menda-
patkan informasi yang benar, tepat dan objektif tentang TRIAD KRR dengan
Kata Kunci: informasi yang positif dan tempat peningkatan life skill yang bermanfaat
PIK Remaja; Pendidik Sebaya dan bagi kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan
Konselor Sebaya; TRIAD KRR; pelaksanaan kegiatan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dalam upaya
Lawrence Green pencegahan TRIAD KRR di PIK Remaja dan faktor penyebab serta pendu-
kungnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang
prosesnya dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan penarikan
kesimpulan. Subjek utama penelitian ini adalah Lima orang Pendidik Sebaya
dan Lima orang Konselor Sebaya yang dipilih secara purposive sampling.
Dengan pengumpulan data subjek utama dengan indepth interview Subjek
triangulasi adalah sepuluh teman dekat subjek utama dengan teknik Focus
Group Discussion, Ketua dan Pembina PIK Remaja BPMP & KB Kabupaten
Sumenep dengan indepth interview. Teori perilaku dari Lawrence Green
digunakan sebagai kerangka konsep dalam penelitian dengan analisis data
secara induktif. Hasil: Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelak-
sanaan kegiatan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dalam upaya pence-
gahan TRIAD KRR sudah baik. Hal ini terjadi karena pengetahuan, persepsi,
motivasi, pemberian materi, pengaruh teman dekat, dukungan keluarga dan
supervisi Pembina yang baik.

143
144 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 1, April 2020, hlm. 143–150

Model of Education Media called TAHeS Game (Great and Healthy Child Stairs) to Improve
Knowledge and Healthy Attitude of Reproduction for Pre-Adolescent

Article Information Abstract

History Article: Adolescent behavior has changed much in line with technological devel-
Received, 01/08/2019 opments. Under these conditions young people need information about
Accepted, 17/03/2020 reproductive health, activities that are beneficial and be creative. CICA
Published, 05/04/2020 RISMA is where adolescents get the right information, accurate and objec-
tive information about TRIAD ARH with a positive and a life skill enhance-
Keywords: ment for the benefit of life. The purpose of this study is to describe the
Center of Information and Counsel- implementation of Peer Educators and Peer Counsellors in the prevention
ling Adolescent; Peer Educator and TRIAD ARH in CICA RISMA as well as supporting factors. This study uses
Peer Counselors, TRIAD ARH, a descriptive qualitative approach of data collection process began and
Lawrence Green ended with inferences. The main subject of this study is Five Peer Educa-
tors and Peer Counsellors Five persons selected by purposive sampling.
With the main subject of data collection by indepth interview . Triangula-
tion subject is a close friend of ten major subject with Focus Group Discus-
sion techniques, the Leader and Supervisor CICA with indepth interview
with. Behavioral theory of Lawrence Green is used as a conceptual frame-
work in research with inductive data analysis. The results of this study can
be concluded that the implementation of Peer Educators and Peer Coun-
sellors in the prevention TRIAD ARH is good. This happens because the
knowledge, perception, motivation, provision of materials, the influence of
a close friend, family support and supervision of a good coach.

© 2020 Jurnal Ners dan Kebidanan


Correspondence Address:
Universitas Wiraraja Sumenep - East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X
Email: dianashadi118@gmail.com E-ISSN : 2548-3811
DOI: 10.26699/v7i1.ART.p143–150
This is an Open is Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

PENDAHULUAN bang menyebabkan pandangan dan pola pikir remaja


Perilaku remaja banyak yang berubah seiring semakin sempit (Syaefuddin, 2010). Dalam kondisi
dengan perkembangan teknologi. Perubahan terse- semacam ini remaja membutuhkan informasi me-
but lebih cenderung ke arah hal yang negatif. Hal ngenai kesehatan reproduksi, aktifitas yang berman-
ini terjadi karena informasi yang terbatas dan emosi faat dan menjadi kreatif sehingga remaja memiliki
yang masih labil dan mereka sudah dihadapkan pada kesempatan untuk meneruskan pendidikan dan
berbagai tuntutan arus globalisasi yang dipengaruhi masa depan dengan bekal yang cukup, bahkan lebih
oleh perkembangan teknologi. (Muadz, 2009)Pada sebagai perisai dalam menghadapi berbagai tuntutan
tahun 2010 jumlah remaja usia 10-24 tahun yang arus globalisasi. (Muadz, 2009). Remaja cenderung
besar yaitu sekitar 63 juta atau 26,8% dari jumlah memiliki tingkat seksual yang tinggi yang akan
penduduk Indonesia sebanyak 233 juta, arus globa- mengakibatkan dorongan seksual semakin meluap
lisasi dan kemudahan akses informasi bagi remaja sehubungan dengan mulai matangnya hormon
serta maraknya issue remaja (seks bebas, NAPZA, seksual dan organ-organ reproduksi (Ahmadi, 1999)
HIV dan AIDS) menghadapkan remaja masa kini Hurlock berpendapat bahwa masa puber merupa-
budaya dan karakternya bertentangan dengan adat kan fase dalam rentang perkembangan anak-anak
ketimuran. Belum lagi dengan minimnya informasi berubah dari mahluk aseksual menjadi mahluk sek-
untuk menanggulangi issue remaja yang berkem- sual (Al mighwar, 2006) Masa remaja merupakan
Permatasari, Suprayitno, Implementasi Kegiatan Pendidik Sebaya dan ... 145

masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. PIK Remaja RISMA merupakan tempat remaja
Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang mendapatkan informasi yang benar, tepat dan objek-
sangat menentukan bagi kehidupan masa depan tif tentang mempunyai cukup pengetahuan untuk
mereka selanjutnya (Syaefuddin, 2010). membentengi diri dari pengaruh globalisasi dengan
Survei yang dihasilkan Kementerian Kesehatan informasi yang positif dan wadah kegiatan skill
tahun 2011, 2, 21% atau sekitar 4,02 juta jiwa pada yang bermanfaat bagi kehidupannya. Hal yang lain
tahun 2010 dan 2,8 % sekitar 5 Juta jiwa penduduk adalah sebagai upaya meningkatkan pemahaman
Indonesia terlibat penyalahgunaan NAPZA. Hingga dan penguasaan terhadap esensi ruang lingkup, tugas
akhir Juni 2011 di Indonesia kasus AIDS 26.843 dan fungsi PIK Remaja, meningkatnya aspek
jiwa. Dengan pengidap terbesar usia 20-29 tahun keterampilan serta kemampuan sebagai pendidik dan
dengan prosentase 36,4% dari total keseluruhan konselor sebaya (Muslim, 2011) . PIK Remaja
yang mengidap AIDS. Yang berarti waktu terinfek- RISMA adalah wahana komunikasi, informasi dan
sinya pada umur 15-24 tahun (kemenkes, 2011). edukasi remaja agar mampu berperilaku sehat,
HIV dan AIDS menyebabkan krisis multidimensi, terhindar dari risiko seksualitas HIV dan AIDS serta
yaitu krisis kesehatan, pembangunan negara, eko- NAPZA, bisa menunda usia pernikahan, serta mem-
nomi, pendidikan maupun kemanusiaan (Suharto, S punyai cita-cita mewujudkan keluarga kecil yang
dkk, 2020). Menurut Greenbeerg, anak remaja men- bahagia dan sejahtera (Muslim, 2011).
dapatkan informasi mengenai seks 21% diperoleh
dari rumah, 15% dari sekolah, 28% dari media BAHAN DAN METODE
seperti internet, majalah dan film sedangkan 40% Jenis penelitian yang digunakan dalam pene-
dari teman sebayanya.(Rahayu, 2011) litian ini adalah penelitian kualitatif dengan pende-
Ketidaktahuan remaja pelajar tentang AIDS, katan focus interview. Metode Penelitian adalah
siklus reproduksi sehat serta penyakit menular sek- deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
sual adalah akibat informasi yang salah disamping mana yang berlaku, kegiatan dan proses yang sedang
adanya pergeseran nilai dan perilaku seks kearah berlangsung serta pengaruh dari suatu fenomena.
seks bebas di kalangan generasi muda. Oleh sebab Alur proses dalam penelitian ini adalah Wawan-
itu perlu dilakukan upaya perlindungan, pencegahan cara mendalam (indepth interview) menggunakan
dan penanggulangan Seks bebas, penyalahgunaan alat bantu berupa pedoman wawancara dengan per-
NAPZA, HIV dan AIDS kearah kelompok ini seca- tanyaan terbuka. Data primer diambil berdasarkan
ra intensif dan komperhensif. Berbagai bentuk pen- wawancara dengan para PSKS, pembina PSKS,
didikan kesehatan telah dilakukan selama ini banyak ketua PSKS dan klien subjek penelitian. Wawancara
dilakukan melalui media elektronik maupun media mendalam ini dilakukan pada responden utama
cetak, juga dilakukan secara langsung baik melalui (lima orang pendidik sebaya dan lima orang konselor
ceramah maupun metode diskusi (Rahayu, 2011) sebaya yang memenuhi criteria inklusi) yaitu pen-
Dari data yang didapat dari hasil pendataan didik Sebaya dan Konselor Sebaya masih berstatus
perilaku remaja dan aktivitas saat pacaran yang ber- sebagai PSKS PIK Remaja RISMA di Kabupaten
kaitan dengan gambaran perilaku sehat remaja. sumenep, Mau dan mampu berpartisipasi menjadi
Khususnya yang berhubungan dengan risiko TRIAD responden (dengan surat kesediaan sebagai subjek
KRR (Tiga masalah Kesehatan Reproduksi Re- penelitian yang ditanda tangani subjek penelitian),
maja) dapat dilihat sebagian besar remaja Indonesia penelitian ini dilakukan dikabupaten sumenep yaitu
berperilaku tidak sehat. Perilaku tidak sehat antara pada peserta sebaya dan konselor sebaya PIK.
lain: seks pra nikah, aborsi, NAPZA, HIV dan AIDS Tahapan selanjutnya adalah Peserta FGD
Masalah-masalah remaja dapat diupayakan untuk adalah klien atau pengguna PSKS PIK Remaja
mengatasinya salah satunya melalui PIK Remaja. RISMA-JT. FGD dilakukan dengan satu grup yaitu
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Re- pada lima orang klien pendidik sebaya dan lima
maja) adalah suatu wadah kegiatan program PKBR orang klien konselor sebaya. Hal ini dilakukan bertu-
(Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) juan untuk mengetahui kegiatan pendidik sebaya dan
yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna mem- konselor sebaya, mengetahui pengalaman, serta
berikan pelayanan informasi dan konseling kesehat- untuk mengukur aplikasi kegiatan pendidik sebaya
an reproduksi serta persiapan kehidupan ber- dan konselor sebaya. Analisa data dalam penelitian
keluarga. (Muadz, 2009) ini adalah mengolah dan mempersiapkan data untuk
146 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 1, April 2020, hlm. 143–150

dianalisis. Langkah ini melibatkan transkipsi wawan- dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas
cara, Reduksi data, penyajian data dan Mengambil dan kewajibannya’
Kesimpulan serta Verifikasi.
Pengetahuan tentang kemampuan PSKS
HASIL PENELITIAN Seorang PSKS harus memiliki kemampuan dan
Kegiatan Pendidik Sebaya dan Konselor keterampilan untuk menjalankan tugasnya menye-
Sebaya barkan informasi pencegahan TRIAD KRR. Hail
Kegiatan yang dilakukan oleh Pendidik Sebaya wawancara dengan responden 3 dan 7 pada bulan
dan Konselor Sebaya di PIK Remaja RISMA desember 2018 mengatakan “kemampuan yang
sangat beragam. Semua kegiatan yang dilakukan dimiliki seorang PSKS itu meliputi: Menjadi PSKS
bertujuan untuk memberikan informasi pencegahan harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
TRIAD KRR bagi remaja. Wawancara dengan menjalankan tugasnya menyebarkan informasi ten-
Responden 4 pada Desember 2018 mengatakan tang permasalahan remaja. Responden mengatakan
bahwa “kegiatan itu meliputi pelatihan bagi calon kemampuan yang dimiliki seorang pendidik sebaya
Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya, penyuluhan ataupun konselor sebaya itu meliputi: berkomitmen
berupa roadshow ke sekolah dan study banding PIK menyebarluaskan informasi, aktif dan peka dengan
di sumenep, buletin Pendidikan kesehatan repro- masalah di sekitar, ramah, bisa menghadapi klien
duksi dari remaja, perayaan hari AIDS sedunia, dengan baik, kreatif, suka menolong, tidak mudah
Siaran di Radio DAIS, diskusi kelompok, dan tersinggung dan mampu berpikir jernih, mau belajar
konseling” dengan hal- hal baru.
Hasil wawancara dengan Responden 9 pada
Pengetahuan tentang Pendidik Sebaya dan bulan desember 2018 mengatakan “Seorang PSKS
Konselor Sebaya harus peka dan berpikiran terbuka karena kadang
orang cenderung menghakimi seseorang dalam
Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya menurut
menghadapi masalahnya, menjadi pendengar yang
Hasil wawancara dengan Responden 1 pada
baik untuk orang lain, menjadi komunikator yang
Desember 2018 mengatakan adalah” seseorang
baik, memiliki jiwa kepemimpinan dan kemampuan
yang bisa mendengarkan curhatan dari temannya
memotivasi.
mengenai masalahnya baik masalah dengan pacaran
sampai masalah keluarga, kemudian mereka bisa
Pengetahuan tentang kegiatan PSKS
mencari solusi atas masalahnya”. Bagi subjek
seorang Konselor Sebaya memiliki tugas membe- Pada dasarnya tugas PSKS adalah memberikan
rikan konseling kepada teman sebayanya. Menurut informasi tentang TRIAD KRR dan menghadapi
pembina, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya klien. Pemberian informasi bagi Pendidik sebaya
adalah pendamping teman sebaya untuk berbagi secara berkelompok dan pada konselor sebaya bisa
masalahnya sehingga diharapkan bisa membantu dengan perseorangan. Berdasarkan indepth
teman-temannya menyelesaikan masalah serta interview responden 2 pada bulan desember 2018
memberikan pengetahuan terkait pencegahan menyebutkan “kegiatan-kegiatan yang harus dilaku-
TRIAD KRR. kan antara lain: pelayanan informasi dan konseling,
Membuat bulletin, training atau pelatihan bagi
Pengetahuan tentang syarat menjadi PSKS PSKS, seminar, siaran radio, roadshow ke sekolah
Memiliki syarat untuk menjadi seorang PSKS. dan PIK lain, kunjungan study banding”
Hasil wawancara dengan Responden 8 dan 10 pada
Desember 2018 mengemukakan ‘syarat menjadi Sikap Terhadap Kegiatan PSKS
PSKS adalah Mampu berkomunikasi, Berjiwa Berdasarkan wawancara mendalam, dengan
leadership atau mempunyai jiwa kepemimpinan, responden 1, 2 dan 4 pada bulan desember 2018
diterima teman-temannya dalam pergaulan, meng- mengatakan”setuju bahwa seorang PSKS harus
ikuti pelatihan yang dilakukan PIK Remaja RISMA, mempunyai sifat terbuka untuk membagi ilmunya
BKKBN maupun PILAR PKBI, terbuka dan jujur. kepada setiap remaja. Ini juga dilakukkan agar klien
Dan yang paling penting adalah mau berkomitmen bisa terbuka juga dengan PSKS. Tidak mudah ter-
Permatasari, Suprayitno, Implementasi Kegiatan Pendidik Sebaya dan ... 147

singgung dan tidak mudah terbawa emosi merupa- akhirnya mempengaruhi pula cara perilaku remaja.
kan sifat yang harus dimiliki agar klien tidak merasa Apabila remaja tidak dibekali dengan pengetahuan
sungkan dan nyaman saat berkonsultasi.Menurut dan pemahaman yang cukup tentang dirinya dan
hasil Indepth interview dengan responden 2, 4, 5, masalah yang ada di sekitarnya, maka dapat meng-
pada bulan desember 2018 mengatakan “setuju akibatkan penyimpangan perilaku remaja. Penyim-
dengan sikap PSKS harus bisa menjadi tempat pangan itu adalah penyalahgunaan narkoba yang
curhat teman-temannya saat ada masalah karena menyebabkan juga melakukan free sex. Penyalah-
itu metupakan fungsi dan inti dari tugas seorang gunaan narkoba yang memakai jarum suntik dan
PSKS sehingga PSKS wajib mempunyai kemam- berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan
puan itu. Menurut hasil wawancara dengan respon- sex bisa menjadi faktor risiko tertularnya HIV/
den 5 pada bulan desember 2018 didapatkan hasil AIDS. Penyakit ini menyebabkan krisis multidi-
bahwa seorang PSKS harus pandai berkomunikasi mensi, yaitu krisis kesehatan, pembangunan negara,
terutama karena remaja mempunyai banyak bahasa ekonomi, pendidikan maupun kemanusiaan (Suharto,
yang selalu berkembang. Dengan bisa berkomu- S dkk, 2020).
nikasi dengan baik bisa menjadikan klien nyaman Masalah-masalah remaja dapat diupayakan
saat berkonsultasi atau sharing dengan PSKS sehing- untuk mengatasinya salah satunya melalui PIK
ga bisa menarik klien untuk tetap mencari alternatif Remaja. Pusat Informasi dan Konseling Remaja
solusi melalui orang yang benar yaitu PSKS, bukan (PIK Remaja) adalah suatu wadah kegiatan pro-
dengan orang yang salah. Berdasarkan wawancara gram PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga
mendalam yang sudah dilakukan, 6 dan 10 pada Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk
bulan desember 2018 berpendapat bahwa “seorang remaja guna memberikan pelayanan informasi dan
PSKS boleh menceritakan masalah temannya pada konseling kesehatan reproduksi serta persiapan
orang lain untuk membantu mencari jalan keluar dari kehidupan berkeluarga (Muadz dkk, 2009). Terdapat
permasalahan yang dihadapi. PSKS juga menyebut- bebrapa syarat untuk menjadi seorang PSK yaitu
kan saran bahwa identitasnya harus ditutupi untuk Mampu berkomunikasi, Berjiwa leadership atau
menghormati privasinya. mempunyai jiwa kepemimpinan, diterima teman-
temannya dalam pergaulan, mengikuti pelatihan yang
Persepsi Pendidik Sebaya dan Konselor dilakukan PIK Remaja RISMA-JT, BKKBN
Sebaya maupun PILAR PKBI, terbuka dan jujur. Dan yang
paling penting adalah mau berkomitmen dan ber-
Persepsi pentingnya peran PSKSdalam pence-
sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan
gahan TRIAD KRRBerdasarkan wawancara men-
kewajibannya (BKKBN, 2007).
dalam dengan responden 2 dan 5 pada Bulan De-
Pengetahuan subjek sesuai dengan BKKBN,
sember 2018 mengatakan “PSKS merupakan salah
bahwa syarat menjadi PSKS adalah aktif dalam
satu faktor yang sangat penting dalam pencegahan
kegiatan sosial dan populer di lingkungannya, ber-
TRIAD KRR karena tugasnya adalah menjadi
minat pribadi menyebarluaskan informasi KRR,
narasumber yang menularkan ilmu tentang TRIAD
lancar membaca dan menulis, memiliki ciri-ciri ke-
KRR kepada remaja. Persepsi subjek tentang pen- pribadian, antara lain: ramah, lancar dalam menge-
tingnya PSKS sangat diperlukan karena dapat men- mukakan pendapat, luwes dalam pergaulan, berini-
jadi konselor bagi teman-temannya sehingga dapat siatif dan kreatif, tidak mudah tersinggung, terbuka
membantu menyelesaikan masalah mereka. untuk hal-hal baru, mau belajar serta senang meno-
long. Seorang PSKS harus memiliki kemampuan
PEMBAHASAN dan keterampilan untuk menjalankan tugasnya
Fase perkembangan remaja merupakan masa menyebarkan informasi pencegahan TRIAD KRR.
rawan konflik. Karena pada masa itu terjadi pertum- Subjek penelitian mengatakan kemampuan yang
buhan yang pesat baik segi fisik maupun mental. dimiliki seorang PSKS itu meliputi : Menjadi PSKS
Perubahan fisik dan mental terjadi karena pengaruh harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
hormon-hormon pertumbuhan yang menghasilkan menjalankan tugasnya menyebarkan informasi ten-
metabolisme dalam tubuh remaja. Hormon tersebut tang permasalahan remaja. Responden mengatakan
yang mempengaruhi kondisi emosi, cara berpikir, kemampuan yang dimiliki seorang pendidik sebaya
cara memandang dan memutuskan masalah dan ataupun konselor sebaya itu meliputi: berkomitmen
148 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 1, April 2020, hlm. 143–150

menyebarluaskan informasi, aktif dan peka dengan dan tujuan agar tumbuh pemahaman, sikap dan
masalah di sekitar, ramah, bisa menghadapi klien perbuatan positif (Indriyani, R, 2017)
dengan baik, kreatif, suka menolong, tidak mudah Berdasarkanmodul dari BKKBN bahwa man-
tersinggung dan mampu berpikir jernih, mau belajar faat PIK Remaja antara lain: Alih pengetahuan
dengan hal- hal baru. dilakukan antar kelompok sehingga komunikasi lebih
Seorang PSKS harus peka dan berpikiran terbuka, penjelasan yang diberikan oleh anggota
terbuka karena kadang orang cenderung mengha- kelompoknya akan lebih mudah dipahami, hal-hal
kimi seseorang dalam menghadapi masalahnya, yang tidak dapat dibicarakan bersama orang lain
menjadi pendengar yang baik untuk orang lain, dapat didiskusikan secara terbuka diantara mereka,
menjadi komunikator yang baik, memiliki jiwa mendengarkan kelompoknya, memahami perma-
kepemimpinan dan kemampuan memotivasi. Hal salahan dan peduli dalam upaya pencegahan
terpenting kemampuan interpersonal harus dimiliki TRIAD KRR (Junaidi, 2004).
seorang PSKS. Kemampuan interpesonal meliputi Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya bisa
komunikasi dua arah, perhatian pada spek verbal menjadi seorang konselor sebaya sehingga salah
dan non verbal, dan penggunaan pertanyaan untuk satu tugasnya melakukan konseling kepada teman
menggali informasi, perasaan dan pikiran (Depkes sebayanya mengenai kesehatan reproduksi remaja.
RI, 1995). Sebagai seorang konselor harus bersikap terbuka
Penelitian yang dilakukan Sylviana menun- artinya membiarkan remaja untuk bertanya tanpa
jukkan bahwa konselor sebaya memiliki kemam- membatasi topik pertanyaan termasuk topik yang
puan mendengar aktif, berkonsentrasi mendengar- tabu untuk dibicarakan. Selain itu bisa bersikap
kan klien, dapat menganalisis bahasa verbal dan non ramah, jangan mudah panik atau marah, dan
verbal. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat subjek tunjukkan sikap tenang kepada klien (Widyantoro,
tentang kemampuan PSKS sesuai dengan modul 2002).
dari Departemen Pendidikan Nasional dan penelitian Departemen Pendidikan Nasional yang menya-
Sylviana.Berdasarkan Modul dari BKKBN bahwa takan PSKS berperan utama untuk membantu
Pendidikan Sebaya adalah kegiatan yang memotivasi anggota kelompok menentukan keprihatinan mere-
para anak muda melakukan kegiatan informal ka dan mencari solusi melalui saling berbagi infor-
dengan rekan-rekannya yang memiliki latar bela- masi dan pengalaman. PSKS merupakan orang yang
kang, usia, maupun kepentingan yang sama. Tujuan tepat untuk menyebarkan informasi baru dan penge-
kegiatan tersebut untuk mengembangkan pengeta- tahuan kepada para anggota kelompok dan dapat
huan, sikap, keyakinan, dan keterampilan mereka menjadi model peran untuk orang lain dengan prak-
serta memungkinkan mereka untuk bertanggung- tek atau ceramah. Karena pendidik sebaya adalah
jawab untuk melindungi kesehatan mereka sendiri. dari kelompok yang sama maka ia bisa berempati
Kegiatan pendidik sebaya bisa dilakukan dan memahami emosi, pikiran, perasaan, bahasa
dimana saja. Beberapa kegiatan yang harus diper- peserta, dan, karenanya, berhubungan lebih baik.
siapan antara lain: diskusi materi Pendidikan Sebaya Seorang PSKS tidak hanya memberitahukan teman-
yang meliputi Pengenalan organ reproduksi laki-laki teman tentang suatu praktek pengurangan risiko
dan perempuan dan fungsinya masing-masing, yang diinginkan tetapi juga (Horison, 2011). Menu-
Proses terjadinya kehamilan termasuk kehamilan rut modul BKKBN bahwa PSKS perlu juga memi-
yang tidak diinginkan dan bahaya aborsi yang tidak liki ketrampilan komunikasi interpersonal yaitu
aman, Metode-metode pencegahan kehamilan hubungan timbal balik yang bercirikan: komunikasi
(metode kontrasepsi), Penyakit-penyakit menular dua arah dan perhatian pada aspek verbal dan non
seksual termasuk HIV/AIDS, Gender dan sek- verbal.
sualitas; dan Narkoba. Selain itu melakukan penyu- Komunikasi dua arah Berbeda dengan komu-
luhan untuk memberikan informasi tersebut ke nikasi satu arah dimana hanya satu pihak yang
kelompok besar. Sebagai seorang PSKS harus bisa berbicara, dalam tempo singkat namun hasilnya
menjadi seorang konselor yang memilki kegiatan kurang memuaskan. Komunikasi dua arah me-
untuk membantu teman sebanya untuk menye- mungkinkan kedua belah pihak sama-sama berke-
lesaikan masalah yang berkaitan dengan kesehatan sempatan untuk mengajukan pertanyaan, pendapat
reproduksinya (widyantoro, 2002). Pendidikan dan perasaan. Waktu yang digunakan memang lebih
merupakan suatuupaya menanamkan pengertian lama, namun hasil yang dicapai memuaskan kedua
Permatasari, Suprayitno, Implementasi Kegiatan Pendidik Sebaya dan ... 149

belah pihak. Komunikasi verbal adalah bentuk kepada remaja sehingga dilakukan training intensif
komunikasi dengan menggunakan kata-kata. dan diskusi.
Seorang pendidik sebaya seharusnya : menggunakan
kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami SARAN
kelompok, menghindari istilah yang kurang dime- Bagi BKKBN (Badan Keluarga Berencana
ngerti, menghindari kata-kata yang bisa menying- Nasional) dapat memberikan dukungan dalam
gung perasaan orang lain. Komunikasi non verbal memberikan Sumber Daya Manusia untuk membe-
adalah komunikasi yang tampil dalam bentuk nada rikan pelatihan atau training kepada PSKS agar
suara, ekspresi wajah dan gerakan anggota tubuh mempunyai kemampuan yang baik dalam melaku-
tertentu. Dalam menyampaikan informasi, pendidik kan kegiatan.
sebaya perlu mempertahankan kontak mata dengan
lawan bicara, menggunakan nada suara yang ramah DAFTAR PUSTAKA
dan bersahabat.
Ahmadi. (1999). H.A. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka
PSKS juga mempunyai banyak manfaat dan
Cipta.
utamanya menjadi narasumber ternyaman bagi Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV
remaja. PSKS juga menjadi tempat curhat dan Pustaka Setia.
mempunyai pengetahuan untuk membantu menca- BKKBN. (2007). Kurikulum Dan Modul Pelatihan Pem-
rikan alternatif solusi yang baik sehingga diharapkan berian Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja Oleh
bisa menjalankan tugasnya secara optimal dalam Peer Educator. Jakarta: Direktorat Remaja Dan
pencegahan TRIAD KRR sehingga persepsi subjek Perlindungan Hak-Hak Reproduksi.
tentang pentingnya PSKS sangat diperlukan karena BKKBN. (2008). Modul Pelatihan Konseling: Kesehatan
dapat menjadi konselor bagi teman-temannya se- Reproduksi Remaja bagi Calon Konselor Sebaya.
hingga dapat membantu menyelesaikan masalah Jakarta: BKKBN. 2008.
Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan
mereka. Persepsi tersebut sejalan dengan penelitian
Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Sylviana bahwa konselor sebaya yang diteliti menya- Jakarta : Salemba Medika.
dari gambaran utama sebagai konselor sebaya Gibson, James, L. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur
adalah memberikan konseling untuk membantu dan Proses, Edisi ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta:
memecahkan permasalahan teman-temannya. Penerbit Erlangga.
Persepsi yang seperti itu akan mempengaruhi konse- Horizon. Peer education dan HIVAIDS: Past Experiences,
lor sebaya untuk memberikan pelayan konseling. Future Directions. (online). http://www.popcouncil.
Sebagai mana yang dikutip Gibson (2000) bahwa org/pdfs/peer_ed.pdf. Diakses tanggal 20 Juni 2011.
salah satu hasil dari proses persepsi adalah sikap. Indriyani, R., & Suprayitno, E. (2017). Hubungan
Berdasarkan Modul dari BKKBN bahwa Pendi- Postpartum Blues Dengan Keputusan Mengguna-
kan KB Pasca Nifas Di UPT Puskesmas Lenteng.
dikan Sebaya adalah kegiatan yang memotivasi para
Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kese-
anak muda melakukan kegiatan informal dengan hatan), 2(2), 70-75.
rekan-rekannya yang memiliki latar belakang, usia, Junandi Harahap, Lita Sri. Pengaruh Peer Education terha-
maupun kepentingan yang sama. Tujuan kegiatan dap Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dalam
tersebut untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, Menanggulangi HIV/AIDS di Universitas Sumatera
keyakinan, dan keterampilan mereka serta me- Utara. 2004 (online). Diunduh dari http://repository
mungkinkan mereka untuk bertanggungjawab untuk .usu.ac.id/bitstream /123456789/3714/1/fkm_juliandi.
melindungi kesehatan mereka sendiri. Kegiatan pdf. Diakses tanggal 20 Juni 2018.
pendidik sebaya bisa dilakukan dimana saja. Kementerian Kesehatan. (2011). Laporan Kasus Pe-
nyalahgunaan NAPZA dan Penderita HIV AIDS
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
KESIMPULAN
Muadz, Masri M., dkk. (2009). Panduan Pengelolaan
Pengetahuan subjek tentang PSKS sudah baik, Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Rema-
memahami tentang kegiatan PSKS, subjek dapat ja). Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana
menjelaskan dengan baik tentang definisi, syarat, Nasional.
kemampuan dan kegiatannya. Hambatannya bila Munawar. (2005). Pemodelan Visual dengan UML, Graha
PSKS tidak memahaminya maka akan terjadi Ilmu, Yogyakarta, 17-100
Muslim, Imam. (2011). Profil PIK Remaja RISMA-JT Ajang
kesalahpahaman dalam penyampaian informasi
Kreatif Produktif. Semarang: PIKKRR RISMA-JT.
150 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 7, Nomor 1, April 2020, hlm. 143–150

Pratiwi, I. G. D., Suprayitno, E., & Kristanti, A. N. (2018). Subejo. (2010). Penyuluhan Pertanian Terjemahan dari
GAMBARAN MINAT IBU DALAM MEMILIH KB Agriculture. Edisi Dua. Bumi Aksara, Jakarta.
IMPLAN DI DESA KARANG NANGKA KECA- Suharto, S., Gurning, F. P., Pratama, M. Y., & Suprayitno,
MATAN RUBARU KABUPATEN SUMENEP. E. (2020). Implementasi Kebijakan Penanggulangan
Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan), HIV/AIDS di Puskesmas Teladan. Jurnal Riset Hesti
3(2), 85-90. Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 4(2), 131-136.
Rahayu & Verawaty. (2011). Merawat dan Menjaga Kese- Syaefuddin, dkk. (2010). Panduan Pengelolaan Pusat
hatan Seksual Pria. Bandung: Grafindo Media Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK Mahasis-
Pratama wa). Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Rosandi, Andi. (2011). Pengaruh Peer Education Terha- Nasional.
dap Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dalam Tukiran. (2010). Keluarga Berencana dan Kesehatan
Menanggulangi HIV/ AIDS. Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1994). Psikologi Remaja. Widyantoro, Ninuk, dkk. (2002). Panduan Operasional
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Peer Educator. Jakarta: BKKBN.

Anda mungkin juga menyukai