Anda di halaman 1dari 26

SURVEI SURVEILANS

PERILAKU BERISIKO
TERTULAR HIV
PADA REMAJA
JALANAN TAHUN 2011
KELOMPOK 5

● Anggi Alung Prasasti (101911535003)


● Tiara Chandra Mega Mustika (101911535007)
● Guntur A. Gama Muhammad (101911535010)
● Dewi Indana Zulva (101911535018)
● Salsabilla Amalia Sakinah (101911535031)
● Rahelia Demak Siahaan (102011535036)
TABLE OF CONTENTS
01 02
LATAR BELAKANG METODE PENELITIAN

03 04
TUJUAN SURVEILANS
PENGUMPULAN DATA
PERILAKU

05 06
KOMPILASI DATA HASIL DAN INTERPRETASI

07 08
DISEMINASI INFORMASI HAMBATAN
01
LATAR BELAKANG
Pandemi Covid-19 nampaknya masih belum berakhir
untuk saat ini, melonjaknya jumlah kasus tersebut
dapat berdampak pada kehidupan mayarakat. Pandemi
tersebut tidak hanya berdampak negatif pada bidang
medis dan kesehatan masyarakat, tetapi juga
berdampak negatif pada bidang sosial slah satunya
peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS. Diperkirakan 42
juta kasus telah menyebar di seluruh dunia. Tidak ada
negara di dunia yang kebal terhadap infeksi ini,
termasuk Indonesia.
Jawa Timur merupakan wilayah ketiga di Indonesia dengan jumlah kasus HIV dan AIDS
tertinggi. Sampai Maret 2008, KPA telah melaporkan 1159 kasus HIV-positif dan 321
kematian akibat AIDS, dengan tingkat kejadian 3,13. Sebagai salah satu daerah
terkonsentrasinya epidemi AIDS, berarti tingkat penularan HIV pada kelompok berisiko
tinggi telah melebihi 5% Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dalam pelaksanaan penanggulangan AIDS. Salah satunya di Kabupaten Jember dan
menerima yang mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan
beberapa lembaga yang mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap permasalahan HIV &
AIDS karena Jember termasuk katagori daerah dengan jumlah kelompok rawan tertular HIV
& AIDS terbesar. Salah satu faktor risiko untuk terjadinya penyakit adalah perilaku. Sistem
surveilans perilaku yang sudah berkembang di Indonesia adalah Survei Surveilans Perilaku
(SSP).
02
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dari jurnal yang berjudul “Survei
Surveilans Perilaku Berisiko Tertular HIV pada
Remaja Jalanan Tahun 2011” menggunakan metode
penelitian survei dengan pendekatan deskriptif, yang
dimaksudkan untuk meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.
Sasaran survei adalah remaja jalanan di wilayah Kabupaten
Jember laki-laki dan perempuan dengan rentang usia umur 15-24
tahun. Kabupaten Jember dipilih karena termasuk katagori daerah
dengan jumlah kelompok rawan tertular HIV & AIDS terbesar
(TKI dan TKW), kabupaten dengan jumlah laporan kasus HIV &
AIDS tinggi, kabupaten dengan risiko wilayah karena kedekatan
dengan Provinsi Bali dengan prevalensi HIV yang tinggi dan
kabupaten dengan jumlah kelompok resiko tinggi yang besar,
seperti PSK (di lokalisasi dan non lokalisasi), waria pekerja seks,
pengguna IDU (Pengguna Narkoba Suntik) dan Pria Pekerja Seks.
03
TUJUAN SURVEILANS
PERILAKU
Salah satu faktor risiko untuk terjadinya SSP HIV dilaksanakan untuk mendapatkan
penyakit adalah perilaku. Sistem informasi dan menjelaskan tren HIV pada
surveilans perilaku yang sudah populasi. Data perilaku juga dibutuhkan
berkembang di Indonesia adalah Survei untuk merencanakan dan mengevaluasi
Surveilans Perilaku (SSP). SSP bertujuan dampak dari HIV. Dalam penelitian jurnal
untuk mementau perubahan perilaku ini tujuan penelitian ini adalah mengetahui
seksual dan penyuntikan berisiko dari perilaku berisiko tertular HIV pada remaja
waktu ke waktu. Survei perilaku ini jalanan di Kabupaten Jember.
menyediakan informasi untuk menilai
efektifitas upaya pencegahan dan
mengembangkan program selanjutnya.
04
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan cara metode penelitian survey
dengan pendekatan deskriptif dengan maksud penelitian ini menggali
permasalahan yang ingin diteliti
dan kemudian hasilnya di analisis dan disajikan secara deskriptif.

Sasaran survei adalah remaja jalanan di wilayah Kabupaten Jember


laki-laki dan perempuan, berusia 15-24 tahun sebanyak 50 orang.
Menurut Sugiyono, 2008 Metode survey digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah dimana peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data dengan mengedarkan
kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya
05
KOMPILASI DATA
Data dikompilasi dengan cara survey dengan
menyebarkan kuisioner dan wawancara
terstruktur kepada responden secara mandiri oleh
peneliti.
06
HASIL DAN
INTERPRETASI
Berdasarkan hasil penelitian yang Hasil analisis Survei Surveilans Perilaku
dilakukan oleh Pudjo Wahjudi dkk (SSP) di Kabupaten Jember memberikan
(2011) dapat diketahui bahwa indikator informasi di masing-masing individu.
surveilans perilaku HIV & AIDS Informasi hasil analisis meliputi
Kabupaten Jember cukup kompleks. Karakteristik Responden, Pengetahuan
Hasil rasio pengetahuan yang tinggi responden mengenai HIV, PMS, dan
menunjukkan bahwa remaja jalanan di kondom sebagai pencegahan, Status
Kabupaten Jember masih mengetahui hal Pernikahan dan Hubungan seksual selain
apa saja yang bisa menyebabkan tertular pernikahan, Melakukan Hubungan seksual
HIV dan bagaimana cara pencegahannya. /Free sex, Mengalami Gejala PMS dalam
setahun terakhir dan pengobatan PMS,
dan Narkoba.
Mayoritas responden berusia 15 – 17
tahun (44,89%), mayoritas laki-laki
Interpretasi data Survei Surveilans
(98%), kemudian berpendidikan SMU
Perilaku (SSP) merupakan pemberian (67,3%) dan mayoritas tidak bekerja
deskripsi atau narasi hasil analisis data (49,2%) karena masih sekolah. responden
agar data tersebut bermakna dan pernah mendengarkan istilah HIV (87,8%)
memberikan informasi perilaku. namun setelah dilanjutkan apakah arti
Berdasarkan informasi data tersebut, HIV sebagian besar tidak mengetahui arti
petugas dapat melakukan berbagai upaya
HIV tersebut, beberapa ada yang
penanggulangan HIV & AIDS. Bentuk menyebutkan bahwa HIV adalah virus,
interpretasi data HIV disajikan pada
HIV penyakit yang berbahaya, penyakit
jurnal kesehatan Kabupaten Jember dan yang sulit disembuhkan karena hubungan
disebarluaskan di internet kepada berlainan jenis, dan merupakan penyakit
masyarakat umum.
sex.
Sedangkan untuk pengetahuan cara
penularan HIV responden telah Berdasarkan hasil survey, dapat diketahui
mengetahui bahwa penularan HIV bahwa mayoritas responden tahu tentang
melalui hubungan seksual, sex bebas, kondom (98,0%) dan mengetahui manfaat
berganti-ganti pasangan, transfusi darah, dari kondom, mereka menjawab
suntik,narkoba. Sebanyak responden kegunaan kondom sebagai pelindung,
(59,2%) tidak mengetahui istilah PMS , pengaman, mencegah penularan penyakit
yaitu penyakit menular sexsual, atau termasuk HIV, mencegah kehamilan,
penyakit yang ditularkan melalui untuk melakukan hubungan seksual, dan
hubungan seksual, dari responden yang sebagai alat kontrasepsi.
mengetahui arti PMS mereka juga dapat
menyebutkan jenisnya. Jenis PMS yang
sering disebut oleh responden adalah
sifilis dan HIV & AIDS.
07
DISEMINASI INFORMASI
Dalam Kusumajantia, Mega , dan Anjang (2018) Diseminasi merupakan
sinonim dari kata penyebaran. Oleh karena itu yang dimaksud diseminasi
informasi adalah penyebaran informasi.Diseminasi informasi HIV & AIDS di
Kabupaten Jember dilakukan dengan Paket pendidikan untuk remaja harus
dikemas agar lebih mudah dipahami remaja tetapi tetap efektif untuk
mengembangkan pengendalian diri mereka. Anjuran pengendalian diri bagi
remaja untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai saat menikah
sebaiknya selalu dikaitkan dengan sistem keberagaman masyarakat (aspek
keimanan). Selain itu, paket informasi HIV & AIDS untuk remaja juga perlu
dilengkapi dengan informasi untuk meningkatkan kewaspadaan remaja akan
berbagai bentuk rangsangan dan rayuan yang datang dari lingkungan remaja
sendiri (peer pressure).
08
HAMBATAN
Hambatan pelaksanaan surveilans perilaku di Kabupaten Jember pada tahun
2011 antara lain pendataan yang kurang lengkap dan jumlah responden yang
kurang banyak. Menurut yang dibahas dalam jurnal ini, hanya 50 remaja jalanan
yang dijadikan acuan sehingga tidak dapat menginterpretasikan pengetahuan
terhadap HIV & AIDS di Kabupaten Jember.
KESIMPULAN
Dengan bertujuan untuk mengetahui perilaku berisiko
tertular HIV pada remaja jalanan di Kabupaten Jember.
Penelitian ini mengambil beberapa indikator kunci dalam
pelaksanaan Survey Surveilans Perilaku yang telah
disebutkan. Adapun Hasil yang didapat ialah sebagian
besar responden mengetahui kegunaan kondom untuk
Pencegahan penularan dan pernah mendengar tentang
HIV/AIDS. Namun demikian, masih ada responden yang
memilih tidak menggunakan kondom saat berhubungan
seksual baik dengan pasangan Suami/Istri maupun dengan
PSK ataupun pacar. Responden yang mengetahui istilah
PMS pun nyatanya hanya sebesar 40,8%, sehingga hal ini
berdampak pada tingginya angka responden yang tidak
melakukan pengobatan PMS (12,3%) walau mengalami
gejala PMS.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai