MAKALAH HIV/AIDS
Disusun Oleh :
Siti Maria Ulfah
NIM : 12201028
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan daerah yang beresiko tinggi terhadap HIV dan AIDS. Sebagai
proses transfer teknologi, budaya dan gaya hidup. Munculnya tempat tempat
cara penularan HIV dan AID terbesar. (Yudh dan Ramadani, 2017)
Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah Retro Virus yang termasuk
menggunakan RNA nya dan DNA pejamu untuk membentuk Virus DNA dan
dikenali selama periode Inkubasi yang panjang. Seperti Retro Virus yang lain,
Laten ), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. Hal
tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan Limposit untuk
mereplikasi diri. Dalam proses itu, Virus tersebut menghancurkan CD4 + dan
Sintem Kekebalan Tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil
Penyakit menular ini sangat menarik perhatian dunia sehingga badan dunia
antara lain faktor keturunan, faktor kesehatan, faktor lingkungan, dan faktor
tahun 2016 jumlah orang yang hidup dengan HIV di dunia sampai akhir tahun
2015 terdapat 34,0 juta-39,8 juta orang dan kematian akibat AIDS
pada tahun 2010-2012 Jumlah kasus baru HIV positif di Indonesia cukup
stabil, kemudian pada tahun 2013 dan 2014 kembali mengalami peningkatan
secara signifikan. Pada tahun 2010 jumlah kasus baru HIV positif sebesar
21.591 kasus kemudian meningkat secara signifikan pada tahun 2014 yaitu
sebesar 32.711 kasus baru. Peningkatan jumlah kasus baru AIDS selalu
terjadi setiap tahunnya, hingga puncaknya pada tahun 2013 tercatat 10.163
4
kasus kemudian terjadi penurunan jumlah kasus baru pada tahun 2014 yaitu
sebesar 5.494 kasus dengan jumlah kumulatif kasus AIDS sampai dengan
Kumulatif HIV di Jawa Barat sampai tahun 2016 yaitu sebanyak 23.301
kasus. Selama Periode < 2004 – 2016 Pola penemuan Kasus HIV Positif
cenderung meningkat, akan tetapi pada tahun 2016 tercatat sebanyak 3.673
menurun jika disbanding tahun 2015 sebesar 4.4303, dengan lokasi terjangkit
83 kasus dan Kumulatif penderita HIV tahun < 2004 – 2016 sebanyak 19
pada tahun 2015 - 2017, dan terjadi penurunan di tahun 2018 yaitu 5 kasus
mudah terinfeksi, (Fauci & Lane, 2012; WHO, 2014). Penyakit HIV yang
semula bersifat akut dan mematikan berubah menjadi penyakit kronis yang
secara fisik, psikologis, sosial, daan spiritual (Lindayani & Maryam, 2017).
Menurut Laksana dan Lestari (2010) dalam Abrori dan Qurbaniah (2017)
Faktor – faktor penularan HIV dan AIDS sangat banyak, tetapi yang paling
utama adalah faktor perilaku seksual. Faktor lain adalah penularan secara
parenteral dan riwayat penyakit infeksi menular seksual yang pernah diderita
berkaitan dengan penularan HIV dan AIDS. Patner seks yang banyak dan
kondom merupakan cara pencegahan penularan HIV dan AIDS yang efektif.
(narkoba) secara suntik/ injeksi atau injecting drug user (IDU) merupakan
faktor utama penularan HIV dan AIDS, termasuk di Indonesia (Laksana dan
Lestari,2010).
seebagai supir truk luar kota dan ditemukan 8 orang penderita HIV dan yang
memiliki pasangan sex yang banyak, (ini terjadi pada laki – laki yang
berprofesi supir truk yang jarang pulang kerumah dan jarang bertemu dengan
Berdasarkan masalah tersebut, hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk
meneliti masalah tersebut, karena sangat berpengaruh besar dalam kasus HIV,
jika masyarakat masih ada yang belum mengetahui penyebab dan proses
penularan HIV, maka kejadian HIV dan angka kematian akibat HIV akan
semakin meningkat. Dari uraian masalah diatas maka peneliti tertarik untuk
Kabupaten Karawang ”.
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah : apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi
7
Kabupaten Karawang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Karawang.
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Karawang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Mahasiswa
c. Bagi Masyarakat
penularan HIV.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
HIV.
9
penularan HIV.
c. Bagi Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
Hal ini berkaitan dengan sifat yang unik dari penyakit ini. Selain kasusnya
yang seperti fenomena gunung es, stigma dan diskriminasi juga banyak
berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan
tubuh. Infeksi HIV telah ditetapkan sebagai penyebab AIDS, tingkat HIV
dan unik untuk dibicarakan. Kasusnya yang seperti penomena gunung es,
dalam hal lainnya. HIV juga merupakan salah satu golongan virus yang terdiri
dari satu benang tunggal RNA yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh
menurun.
gejala-gejala yang disebabkan oleh virus HIV. Tingkat HIV didalam tubuh
dan timbulnya infeksi tertentu merupakan indicator bahwa infeksi HIV telah
2. Perjalanan HIV-AIDS
HIV. Lama window periode antara 1-3 bulan. Selama masa ini, pasien
getah bening, keringat malam, ruam kulit, sakit kepada dan batuk.
Hasil tes darah terhadap HIV tetapi tubuh tidak menunjukan gejala sakit.
Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun, namun cairan
Ini adalah fase terminal dari HIV yang kita sebut dengan AIDS. Pada fase
ini kekebalan tubuh telah menurun dan timbul gejala penyakit terkait HIV,
seperti :
2) Diare kronis
4) Berat badan terus menurun sebesar > 10% dari berat badan awal
misalnya kontak seksual genital, kontak seksual oral dan anal dapat
menularkan HIV. Lebih dari 90% kasus penularan HIV terjadi dari
b. Darah : penularan memalui darah dapat terjadi melalui tranfusi darah dan
c. Dari ibu ke bayinya : terjadi selama kehamilan, saat persalinan dan masa
menyusui.
4. Cara Pencegahan
b. B (Be Faithful), artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks
Menurut Laksana dan Lestari (2010) dalam Abrori dan Qurbaniah (2017)
Faktor – faktor penularan HIV dan AIDS sangat banyak, tetapi yang paling
utama adalah faktor perilaku seksual. Faktor lain adalah penularan secara
parenteral dan riwayat penyakit infeksi menular seksual yang pernah diderita
berkaitan dengan penularan HIV dan AIDS. Patner seks yang banyak dan tidak
merupakan cara pencegahan penularan HIV dan AIDS yang efektif. Seks anal
juga merupakan faktor perilaku seksual yang memudahkan penularan HIV dan
injeksi atau injecting drug user (IDU) merupakan faktor utama penularan HIV
serta akses untuk mendapatkan informasi dan pelayanan pengobatan HIV dan
15
AID, yang lebih memprihatinkan adalah penularan Virus HIV ini lebih rentan
Menurut Laksana dan Lestari (2010, dalam Abrori dan Qurbaniah 2017)
herpes simpleks dan sivilis meningkatkan risiko menularkan dan tertular HIV.
Faktor – faktor risiko penularan HIV dan AIDS sangat banyak, tetapi yang
paling utama adalah faktor perilaku seksual. Perilaku seksual yang berisiko
merupakan faktor utama yang berkaitan dengan penularah HIV dan AIDS.
penjaja seks ternyata tidak benar, karena saat ini perempuan yang tidak
melakukan perilaku berisiko telah ada yang terinfeksi HIV dari Pasangan
B. Kerangka Teori
penularan HIV :
yang berisiko
Skema 2.1 Kerangka Teori
2. Riwayat penyakit infeksi
Sumber :
menular seksual yang
Laksana dan Lestari, (2010) dalam
pernah diderita sebelumnya
Abrori dan Qurbaniah, (2017) dan
3. Patner seks yang banyak
Abrori dan Qurbaniah, (2017).
4. Tidak memakai kondom
1. Tingkat Pengetahuan
2. Berganti-ganti pasangan
Penularan HIV
3. Pemakaian Jarum Suntik
B. Variabel Penelituan
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
suatu (benda, manusia, dan lain – lain) (Putri & Haryanto, 2007 dalam Nursalam,
2017). Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang
didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu
penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara
langsung bisa diukur, misalnya denyut jantung, hemoglobin, dan pernapasan tiap
menit. Sesuatu yang konkret tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam
Dalam ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati
dari suatu organisme yang dikenal stimulus. Dengan kata lain, variabel terikat
adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya
C. Definisi Operasional
19
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
operasional
Variable Independen
1. Pengetahuan Seluruh Kuosioner Pertanyaan 1= Baik jika Ordinal
tentang HIV pengetahuan yang terdiri skor ≥
atau dari 10 soal mean/me
pemahaman dan skoring dian
yang dimiliki yang 2= Kurang
penderita digunakan jika skor
tentang HIV yaitu benar ≤
meliputi : dan salah mean/me
pengertian HIV, dian
perjalanan HIV,
cara penularan
HIV, cara
pencegahan
HIV, dan faktor
penyebab HIV.
D. Hipotesis
20
Menurut Arikunto, (2010) ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian
1. Hipotesis kerja, atau disebut dengan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis kerja
2. Hipotesis nol (H0). Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena
biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan
perhitungan statistik.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara tingkat
jarum suntik pada pemakai narkoba, dengan cara pendekatan observasi, dan
22
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Point time approach). Artinya, tiap
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
B. Tempat Penelitian
C. Waktu Penelitian
D. Etika Penelitian
menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek, dan
1. Prinsip manfaat
full diclosure)
c. Informed Consent
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonimity) dan rahasia
(confidentiality).
1. Populasi
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Gempol Pasar
Selatan.
25
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian subjek yang akan diteliti dan dianggap mewakili
populasi (Nursalam, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah penderita HIV
di Desa Gempol Pasar Selatan kelompok usia dewasa. Adapun sampel dalam
a. Kriteria Inklusi
2017)
b. Kriteria Eksklusi
sulit ditindaklanjuti.
26
3) Hambatan etis
suatu teknik penetapan sempel dengan cara memilih sampel di antara populasi
memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu,
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
kuosioner. Kuosioner dalam penelitian ini berisi pertanyaan. Dalam penelitian ini
terdapat dua kuosioner yaitu kuosioner tingkat pengetahuan yang terdiri dari 10 soal,
narkoba jarum suntik 10 soal. Responden diminta menjawab dan memberi tanda
silang (X) pada suatu pertanyaan dianggap sesuai dengan responden. Hasil data yang
diperoleh akan diolah dalam bentuk angka-angka dan tabel-tabel, analisa data yang
27
dapat di edit, di tabulasi terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan uji reabilitas yang
mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2017). Uji validitas adalah
apa yang ingin diukur (Notoatmodjo, 2010). Ada 2 hal penting yang harus
agar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Isi tersebut biasanya
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan instrumen relevan isi. Validitas
isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam kuosioner mencakup semua isi
yang hendak diukur dan isi dari kuosioner tersebut juga harus relevan serta
tidak keluar dari batasan tujuan penelitian. Uji validitas pada penelitian ini
28
dilakukan pada lokasi yang memiliki karakteristik yang sama. Untuk menguji
n ( Σ xy )−(Σ x Σ y )
r= 2 2 2
√ {n Σ x −( Σx ) {n Σ y −¿ ¿ ¿
Keterangan :
n = Jumlah responden
2. Realibilitas (Keandalan)
Realibilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan (Nursalam, 2017). Uji
dapat diukur dengan jalan mengulang pertanyaan yang mirip pada nomor
berikutnya. Uji realiabilitas dapat dilihat hasilnya pada nilai Cronbach Alpha,
jika nilai Cronbach Alpha > 0,632 atau 0,6 maka semua item pernyataan sudah
realibel.
29
1
k
r=
k−1 {∑ }
σ
2
σ i2
Keterangan :
r = Koefisien realibilitas
H. Pengumpulan Data
kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam
suatu penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah jawaban dari rumusan masalah
penelitian.
30
responden.
kesempatan kepada responden untuk bertanya jika ada pertanyaan yang kurang
jelas.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
I. Pengolahan Data
1. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari
koreksi apakah telah menjawab dengan lengkap atau belum. Editing dilakukan
31
dilapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai bisa segera
2. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuosioner terhadap tahap-tahap dari
Coding pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberi kode angka pada
3. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuosioner
4. Scoring
J. Analisa Data
Setelah melalui tahap pengolahan data kemudian dianalisa secara univariat dan
bivariat.
1. Analisa Univariat
presentasi dari semua variabel penelitian yang meliputi faktor – faktor yang
32
F x 100 %
P=
N
Keterangan :
F = Frekuensi
N = Jumlah soal
2. Analisa Bivariat
ini adalah uji Chi Square, karena baik variabel independen maupun variabel
Rumus Chi-Square
2
x=
∑ ( f 0−f e )2
fe
Keterangan :
b. Bila p-value ≥ nilai α (0,05), maka tidak ada hubungan antara variabel