ERNAWATI
190401004
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
C. Tujuan Penulis...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
A. Pengertian Imunisasi..................................................................................................3
B. Pelaksanaan BIAS........................................................................................................3
C. Penyakit Campak (Morbili).........................................................................................4
D. Patogenesis.................................................................................................................5
E. Diagnosis.....................................................................................................................6
F. Komplikasi Campak.....................................................................................................7
G. Pengobatan.................................................................................................................8
H. KLB Campak................................................................................................................8
BAB III METODE PENULISAN..............................................................................................10
A. Pengumpulan Data dan Informasi............................................................................10
B. Pengolahan Data dan Informasi...............................................................................10
C. Analisis dan Sintesis..................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................11
A. Konsep Dasar Penyakit.............................................................................................11
B. Faktor Resiko............................................................................................................14
C. Epidemiologi.............................................................................................................21
D. Pencegahan..............................................................................................................21
BAB III PENUTUP.................................................................................................................23
A. KESIMPULAN.............................................................................................................23
B. SARAN.......................................................................................................................23
iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................24
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan
oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah
demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau
pilek dan/atau konjungtivis dan dapat beujung pada komplikasi berupa pneumonia,
diare, dan meningitis dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Ketika seseorang
terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular
jika mereka belum kebal terhadap campak. Kekebalan terbentuk jika telah
diimunisasi atau telah terinfeksi virus campak sebelumnya.
Imunisasi Adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. 30
Imunisasi merupakan proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang dilemahkan, dibunuh, atau
bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut telah dimodifikasi.
Tujuan pemberian booster untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan
memperpanjang perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi dasar. 30
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian
rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020.
Dalam upaya mencapai target eliminasi measles dan rubella pada tahun 2020,
pemerintah Indonesia mengadakan kampanye imunisasi measles rubella/ MR
sebagai imunisasi tambahan sebelum dimasukkan ke imunisasi dasar rutin.
Kampanye imunisasi measles rubella dilaksanakan serentak di sekolah dan di pos
pelayanan kesehatan dan ditujukan bagi anak usia 9 bulan sampai <15 tahun
dengan cakupan imunisasi 95%. Pelaksanaan kampanye imunisasi MR dimaksudkan
untuk meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap penularan penyakit campak
dan rubella yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. Juga untuk
memutuskan transmisi virus campak dan rubella serta menurunkan angka kejadian
1
CRS.
Penyakit campak terutama menyerang anak-anak melalui saluran napas. Masa
inkubasi penyakit 10-14 hari, masa prodormal 2-3 hari dengan gejala batuk, pilek
demam dan konjungtivitis, diikuti ruam makulopapular yang khas pada kulit
bersamaan dengan munculnya respon imun.
Sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering terjadi pada
anak usia < 5 tahun dan penderita dewasa usia > 20 tahun. Kasus campak pada
penderita malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta defisiensi imunitas pada HIV,
kematian pada penyakit campak bukan karena penyakitnya, melainkan karena
komplikasinya.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti di rumuskan sebagai berikut.
1. Apakah pengertian Campak itu ?
2. Apakah pengertian imunisasi ?
3. Apakah tanda dan gejala Campak itu ?
4. Apakah faktor penyebab Campak ?
5. Bagaimana cara pengobatan Campak ?
C. Tujuan Penulis
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan yang hendak dicapai oleh
penulis sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dalam mempelajari,
mengidentifikasi dan mengetahui tentang imunisasi campak
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui usia bayi yang tidak mengalami penyakit campak
dan usia bayi yang dapat di imunisasi campak
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Imunisasi
3
Kriteria untuk mencapai eliminasi campak dan penegndalian rubella tahun
2020 yaitu: cakupan imunisasi campak rutin dan dosis tambahan >95%.11
B. Pelaksanaan BIAS
Tabel 2.2. Jadwal imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar
1. Pengertian
Campak (measless atau morbili) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
4
virus campak dan sangat menular. 1,2,4 Manusia merupakan satu-satunya hospes
alami virus ini. Virus campak termasuk famili paramyxovirus genus
morbillivirus yang berukuran diameter 140 milimikron virus morbili sangat
peka terhadap temperatur, tidak tahan panas dan akan mati pada pH kurang
4,5.4 Menurut WHO, penyakit campak merupakan penyakit menular dengan
gejala bercak kemerahan berbentuk makulopopular, selama 3 hari atau lebih
yang sebelumnya didahului panas badan 38oC atau lebih, juga disertai salah
satu gejala batuk, pilek atau mata merah. 6 Virus campak dikenal hanya
mempunyai satu antigen. Struktur virus ini mirip dengan virus penyebab
parotitis endemika dan parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus ini
dapat ditemukan pada secret nasopharing, darah dan air kencing dalam waktu
sekitar 34 jam pada suhu kamar, penyakit ini mudah ditularkan melalui
saluran pernapasan pada saat penderita batuk, bersin atau sekresi dari
pernapasan.3 Virus campak dapat bertahan selama beberapa hari pada
temperatur 0oC dan selama 15 minggu pada sediaan beku, diluar tubuh
manusia virus ini mudah mati. Pada suhu kamar, virus ini akan kehilangan
infektifitasnya sekitar 60% selama 3-5 hari. Virus campak mudah hancur oleh
sinar ultraviolet.21
Sebelum diperkenalkan vaksin campak pada tahun 1963 dan vaksinasi yang
luas, epidemi besar terjadi kira-kira setiap 2-3 tahun dan campak
menyebabkan sekitar 2,6 juta kematian setiap tahunnya. Penyakit ini tetap
menjadi salah satu penyebab utama kematian dikalangan anak muda diseluruh
dunia, meski tersedianya vaksin yang aman dan efektif. Secara global, sekitar
89.780 orang meninggal akibat campak pada tahun 2016, yang kebanyakan
adalah anak dibawah usia 5 tahun.20
Angka kesakitan diseluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000
penduduk. Di Indonesia angka kesakitan campak sebesar 5 per 100.000
penduduk, dengan kejadian KLB masih terus dilaporkan sebanyak 129 kali
frekwensi KLB dengan total kasus sebanyak 1.511 kasus.6 Sebelum penggunaan
vaksin campak, penyakit ini biasanya menyerang anak yang berusia 5-10 tahun,
setelah masa imunisasi tahun 1977 campak sering menyerang anak usia remaja
5
dan orang dewasa muda yang tidak mendapat vaksinasi sewaktu kecil, atau
mereka yang diimunisasi pada saat usia lebih dari 15 bulan.21
D. Patogenesis
Penyakit campak terutama menyerang anak-anak melalui saluran napas.
Masa inkubasi penyakit 10-14 hari, masa prodormal 2-3 hari dengan gejala
batuk, pilek demam dan konjungtivitis, diikuti ruam makulopapular yang khas
pada kulit bersamaan dengan munculnya respon imun.4 Bila sembuh dari
penyakit, maka penderita mempunyai imunitas terhadap infeksi ulang virus
campak dalam rentang waktu yang panjang. Virus campak menyebar lewat
udara kemudian masuk ketubuh melalui saluran napas dan menginfeksi
orang yang rentan terhadap penyakit. Virus berreplikasi pada saluran napas,
selanjutnya menyebar ke jaringan limpa disekitarnya. Bertambahnya virus
dalam kelenjar limpa mengakibatkan terjadinya viremia primer dan menyebar
ke berbagai jaringan dan organ limfoid termasuk kulit saluran cerna dan hati.2
Sel pertama yang diinfeksi dalam darah adalah monosit, sel-sel leukosit
selain monosit dapat juga diinfeksi yang juga dapat membantu untuk
menyebarkan infeksi. Organ limfoid (thymus, lien, kelenjar limfe) dan jaringan
limfoid (apendik dan tonsil) merupakan lokasi utama replikasi virus, ruam kulit
yang muncul diseluruh tubuh disebabkan oleh respon sel T terhadap virus
campak yang menginfeksi sel didalam pembuluh kapiler, karena gejala ini tidak
muncul pada anak-anak yang menderita immunodefisiensi sel T.2
Infeksi alami karena penyakit campak cenderung menimbulkan antibodi
lebih baik dibanding antibodi yang terbentuk karena vaksinasi campak. Setelah
terjadi infeksi virus, dalam tubuh segera terjadi respon seluler yang kemudian
diikuti oleh respon imunitas pada saat timbulnya ruam kulit. Bila pada seorang
anak tidak terdeteksi adanya titer antibodi campak, maka anak tersebut
termasuk kelompok rentan.25
Dinegara sedang berkembang hampir semua ibu telah terserang penyakit
campak pada masa kecilnya sehingga bayi memiliki maternal antibodi,
biasanya anak-anak akan terlindung dari penyakit campak untuk beberapa
6
bulan, kadar antibodi akan berangsur menurun sehingga perlindungan yang
didapat anak pada saat berumur 6-9 bulan pertama kelahiran, setelah 9 bulan
anak menjadi rentan terhadap penyakit campak. Suatu infeksi dengan
kadar virus yang tinggi kadang kala dapat melampaui tingkat perlindungan dari
maternal antibodi sehingga anak dapat terserang penyakit campak saat usia 3-
4 bulan.25
E. Diagnosis
a. Gejala klinis
Gejala penyakit campak terdiri atas 3 stadium, yaitu:
1) Stadium Prodormal
Pada stadium ini ditandai dengan panas tinggi, biasanya > 38 oC
selama 3 hari atau lebih, disertai gejala 3C (coryza/pilek, conjungtivitis,
dan cough). Pada pemeriksaan mulut dapat dijumpai kopliks spot dan
kadang disertai diare. Pada stadium ini membedakan campak dengan
influenza (common cold) cukup sulit.1,2
2) Stadium erupsi
Timbul ruam makulopapular eritromateus, pada saat suhu tubuh
sedang tinggi, namun bercak tak langsung muncul diseluruh tubuh
melainkan bertahap dan merambat. Mulai pada daerah kepala,
belakang leher, kemudian ke badan dan anggota badan atas,
selanjutnya ke anggota badan bawah. Warnanya khas; merah dengan
ukuran yang tidak terlalu besar, bercak memenuhi seluruh tubuh dalam
waktu satu minggu.22, 23
3) Staudium konvalesen
Pada stadium konvalensi, bercak kemerahan makulopapular
berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik.
Untuk kasus yang telah menunjukkan hiperpigmentasi perlu
dianamnesis dengan teliti, dan apabila pada masa akut (permulaan
sakit) terdapat gejala- gejala tersebut diatas maka kasus tersebut
termasuk kasus campak klinis.23
7
b. Laboratorium
Untuk diagnosis pasti diperlukan pemeriksaan serologi biakan darah.
Antibodi bisa terdeteksi bila sudah keluar ruam dan terdapat 4 kali
kenaikan titer yaitu saat rekonvalesen dibandingkan dengan titer pada
saat prodormal.5 Virus campak dapat ditemukan melalui biakan darah dan
hapusan tenggorok. Pemeriksaan serologi untuk membantu menegakkan
diagnosa campak yang dapat dilakukan, misalnya uji antibodi
immunofluoresen, uji netralisasi, uji fiksasi komplemen dan uji
hemaglutinasi inhibisi.4
F. Komplikasi Campak
Sebagian besar penderita campak akan sembuh, komplikasi sering terjadi
pada anak usia < 5 tahun dan penderita dewasa usia > 20 tahun. Kasus campak
pada penderita malnutrisi dan defisiensi vitamin A serta defisiensi imunitas
pada HIV, kematian pada penyakit campak bukan karena penyakitnya,
melainkan karena komplikasinya.21
G. Pengobatan
Tidak ada obat spesifik untuk mengobati penyakit campak. Obat yang
diberikan hanya untuk mengurangi keluhan pasien (demam, batuk, diare dan
kejang).22 Obat simtomatik yang perlu diberikan antara lain:
d. Antipiretik, antitusif
e. Vitamin A
Vitamin A dosis tinggi diberikan sebanyak 2 kapsul (kapsul pertama
diberikan saat penderita ditemukan, kapsul kedua diberikan keesokan
harinya, dosis sesuai umur penderita).
8
Tabel 2.1. Ketentuan pemberian vitamin A
10
BAB III
METODE PENULISAN
A. Pengumpulan Data dan Informasi
Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data,
kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode analisis deskriptif
berdasarkan data sekunder.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
a. Patofisiologi
12
Penyakit ini merupakan salah satu self limiting disease dengan ditandai oleh 3
stadium, yaitu:
a. stadium inkubasi, 10-12 hari, tanda gejala.
b. Stadium prodormal, dengan gejala gejala panas sampai dengan,
coryza,batuk,konjungtivitis,fotofobia, anoreksia, malaise, dan koplik spot pada
mukosa bukalis.
c. Stadium erupsi, dengan adanya rash makulopapulous pada seluruh tubuh dan
panas tinggi.
Setelah masa inkubasi, mulai timbul gejala panas dan malaise. Dalam 24jam
coryza , konjungtivitis dan batuk. Gejala-gejala ini bertambah hebat secara bertahap
dan mencapai puncaknya saat timbul erupsi pada hari ke empat. Kira-kira sebelum
timbulnya rash, terlihat koplik spot dimukosa bukalist pada sisi yang berlawanan
dengan gigi molar. Panas dan koplik spot menghilang dalam 24 jam setelah timbul
rash. Coryza dan konjungtivitis menghilang pada ke tiga rash lamanya eksantema
menghilang jarang melebihi 5-6hari.
1) Panas
Panas dapat meningkat pada hari ke-5/ke-6, yaitu pada saat timbulnya puncak
timbulnya erupsi. Kadang- kadang temperatur dapat bisafik dengan peningkatan
awal yang cepat dalam 24-48 jam pertama diikuti dengan periode normal selama 1
hari dan selanjutnya terjadi peningkatan yang cepat sampai 39-40,6 C saat erupsi
rash mencapai puncaknya.
Pada morbili yang tidak mengalami komplikasi, temperatur turun secara lisis
antara hari ke2 dan ke3, hingga timbulnya eksantema. Bila tidak disertai
komplikasi, 2 hari setelah timbulnya rash panas biasanya turun bila panas menetap
kemungkinan penderita mengalami komplikasi.
2) Coryza
Batuk dan bersin diikuti dengan hidung tersumbat dan sekret yang
mukopurulen dan menjadi profus pada saat erupsi mencapai puncaknya. Serta
menghilang bersamaan dengan menghilangnya panas.
3) Konjungtivitis
Pada periode awal stadium prodomal dapat ditemukan transverse marginal line
injection pada palpebra inferior. Konjungtivitis akan berkurang setelah demam
turun.
13
4) Batuk
Batuk disebabkan oleh reaksi inflamasi mukosa saluran pernafasan. Intensitas
batuk meningkat dan mencapai puncaknya pada saat erupsi. Namun, batuk
bertahan lebih lama dan menghilang secara bertahap dalam waktu 5-10 hari.
5) Koplik spot
Merupakan bercak-bercak kecil iregular sebesar ujung jarum atau pasir yang
berwarna merah terang dan bagian tengahnya bewarna putih kelabu. Gambaran ini
merupakan salah satu tanda patonomomik morbili. Koplik spot menghilang dalam
24 jam- hari kedua timbulnya rash.
6) Rash
Timbul setelah 3-4 hari panas, rash mulai timbul dari belakang telinga dari
batas rambut, kemudian penyebar didaerah pipi,leher seluruh wajah dan dada.
Biasanya dalam 24 jam sudah menyebar sampai kelengan atas dan selanjutnya
keseluruh tubuh mencapi kaki pada hari ke tiga pada saat rash sudah sampai kaki,
rash yang timbul duluan berangsur-angsur menghilang.
c. Penatalaksanaan
d. Penkes
a. Imunisasi aktif
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang
telah dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain
Edmonston B. Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersebut
14
membawa perkembangan dan pemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara
luas. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang
berlangsung lama. Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut
mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak
rutin tidak dapat dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur
15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena
masih ada antibodi dari ibu.Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara
endemis, imunisasi dapat diberikan ketika bayi berusia 12 bulan.
B. Faktor Resiko
a. Faktor Anak
i. Status imunisasi campak (BIAS)
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit
dilakukan dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi
15
kesehatan.22,23 BIAS merupakan bentuk operasional dari imunisasi lanjutan
diberikan pada anak usia sekolah yakni imunisasi campak satu kali pada
anak kelas 1 SD untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan
memperpanjang perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi
dasar.30
b. Faktor Ibu
i. Umur ibu
Umur berkaitan dengan perubahan perilaku yang merupakan salah
satu tugas perkembangan manusia yang didasarkan atas kematangan dan
16
belajar. Seiring dengan bertambahnya umur akan dicapai tingkat
kematangan yang tinggi sesuai dengan tugas perkembangan. Umur
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah
umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Individu dengan usia dewasa
cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan
dengan individu dengan usia yang jauh lebih muda.33 Pembagian masa
pemkembangan menurut Hervey dan Elizabeth dalam Developmental
Psychology, masa awal dewasa adalah periode perkembangan yang
bermula pada usia 15 tahun atau awal usia 20 tahun dan yang berakhir
pada usia mendekati 30 tahun, sedangkan masa dewasa akhir, periode
perkembangan dimulai pada usia 30 tahun ditandaai dengan pembentukan
kematangan berfikir dan masa tersebut sudah terbentuk keluarga yang
mendiri, termasuk mengasuh dan merawat anak- anak dengan lebih baik.44
Umur berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan yang
dilatarbelakangi oleh faktor lain seperti pendidikan dan pengalaman.
Penelitian Salma, menunjukkan bahwa ibu yang berumur <20 tahun
mempuyai risiko 2,53 kali lebih besar untuk terjadinya campak pada
anaknya dibandingkan dengan umur ibu >20 tahun.32
c. Faktor Lingkungan
i. Tingkat Penghasilan Keluarga
Penghasilan atau pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang
diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari
pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota
rumah tangga. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari balas jasa
faktor produksi tenaga kerja (upah, dan gaji, keuntungan, bonus, dan lain-
lain), balas jasa kapital (bunga, bagi hasil dan lain-lain) dan pendapatan
yang berasal dari pemberian pihak lain (transfer).45
18
dan melancarkan aktifitas. Keadaan tempat tinggal yang padat dapat
meningkatkan faktor polusi dalam rumah. Luas kamar tidur minimal 8m2
dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang, setiap rumah harus
mempunyai bagian ruangan yang sesuai fungsinya, penentuan bentuk,
ukuran dan jumlah ruangan perlu memperhatikan standar minimal jumlah
ruangan. Sebuah rumah tinggal harus mempunyai ruangan yaitu kamar
tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi dan kakus.51 Over
crowded dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan fisik maupun
mental. Penyebaran penyakit pada rumah padat penghuni akan lebih cepat
dibandingkan dengan rumah yang tidak padat.
Semakin padat penghuni rumah akan semakin cepat pula udara
didalam rumah mengalami pencemaran, karena jumlah penghuni semakin
banyak akan berpengaruh terhadap kadar oksigen dalam rumah tersebut,
begitu juga kadar uap air dan suhu udaranya. Pengaruh lingkungan fisik
mengarah kepada dua hal, pertama lingkungan sebagai sumber
kontaminasi mikroorganisme, yang menjurus kepada seringnya timbul
penyakit infeksi pada anak, termasuk diare, kedua adalah sebagai wahana
observasi, eksplorasi, interaksi dan bermain anak dalam proses
perkembangannya. Penelitian Nyoman giarsawan menunjukkan bahwa
rumah dengan kepadatan hunian yang tinggi mempuyai risiko
menimbulkan kejadian campak 41,25 kali dibandingkan dengan rumah
dengan rumah yang tidak padat.16
iii. Ventilasi
Ventilasi yaitu proses penyediaan udara atau pengerahan udara
kedalam atau dari ruangan, baik secara alami maupun secara mekanis.
Fungsi dari ventilasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
C. Epidemiologi
Campak merupakan penyakit endemik di banyak negara terutama di negara
berkembang. Angka kesakitan di seluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000
dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang. Campak masih ditemukan di
negara maju. Sebelum ditemukan vaksin pada tahun 1963 di Amerika serikat,
terdapat lebih dari 1,5 juta kasus campak setiap tahun. Mulai tahun 1963 kasus
campak menurun drastis dan hanya ditemukan kurang dari 100 kasus pada 1998. 1
Di Indonesia, campak masih menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit utama pada
bayi dan anak balita (1-4 tahun) berdasarkan laporn SKRT tahun 1985/1986. KLB
masih terus dilaporkan. Dilaporkan terjadi KLB di pulau Bangka pada tahun 1971
dengan angka kematian sekitar 12%, KLB di Provinsi Jawa Barat pada tahun 1981
(CFR=15%), dan KLB di Palembang, Lampung, dan Bengkulu pada tahun 1998.
Pada tahun 2003, di Semarang masih tercatat terdapat 104 kasus campak dengan
CFR 0%.
D. Pencegahan
1. Pencegahan Penularan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion, baik
pada hospes maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap penularan.
a. Health Promotion terhadap host.
b. Pencegahan virus campak menular melalui percikan air ludah penderita
campak
c. Mengisolasi setelah muncul rash pada 4 hari kontak agar mencegah penularan.
2. Pencegahan Penyakit
Pencegahan penyakit campak dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:
23
a. Bila terjadi kontak dengan penderita campak dibawah 3 hari Langsung
memberikan imunisasi campak dapat memberikan kekebalan apabila
belum timbul gejala penyakit.
b. Bila terjadi kontak dengan penderita campak setelah 3-6 hari Memberikan
imuno globulin 0,25ml/kgBB.Pada individu immuno compromized yang
diberikan adalah imuno globulin 0,5ml/kgBB dengan dosis maksimal 15
ml atau IGIV 400mg/kgBB.8)
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Campak yaitu sebagai berikut.
1. Bayi yang diimunisasi campak pada usia 9-11 bulan tidak ada yang mengalami
penyakit campak.
2. Angka kesakitan diseluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000
penduduk. Di Indonesia angka kesakitan campak sebesar 5 per 100.000
penduduk.
3. Campak adalah munculnya ruam kemerahan di seluruh tubuh akibat infeksi
virus. Campak merupakan penyakit menular dan dapat menyebabkan
komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan sekitar kita, jika diri kita dan lingkungan kita bersih maka secara otomatis
mikroorganisme penyebab penyakit akan sukar menyerang.
25
DAFTAR ISI
https://www.alodokter.com/campak
https://www.halodoc.com/artikel/faktor-yang-tingkatkan-risiko-penularan-campak
https://pusdatin.kemkes.go.id
https://www.alodokter.com/campak/komplikasi
https://www.halodoc.com/kesehatan/campak
https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-anak/campak/patofisiologi
https://repostory.ipd.ac.id.3.1.Pengumpulan/ipd/repostory/pdf.
https://makalahsekolah96.blogspot.com/2016/12/makalah-tentang-penyakit-campak.html
26