Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU REMAJA UNTUK PENCEGAHAN

HIV/ AIDS DI MERAUKE

oleh:

Nama : Fitra Firmansyah Pratama

NI : 17621058

Program studi : S1 Keperawatan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2020/2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


HIV Menurut kementrian kesehatan RI terjadi laju peningkatan kasus

baru HIV yang semakin cepat. Perkembangan kasus HIV/AIDS di

indonesia memperlihatkan peningkatan yang semakin pesat dengan

akselerasi yang semakin mengkhawatirkan. Peningkatan pravelensi

HIV/AIDS meningkatkan resiko tenaga kesehatan yang bekerja di

fasilitas kesehatan akan terpapar oleh infeksi yang secara potensial dapat

membahayakan jiwanya (Nana noviana, 2013).

Kasus HIV/AIDS di indonesia dilaporkan pertama kali pada tahun

1987 di Bali, dan sampai akhir tahun 2003 jumlah kasus yang

dilaporkan sebanyak 4.091. Jumlah kasus terbanyak dilaporkan dari

DKI Jakarta, disusul Papua, Jawa Timur, Riau (Batam), dan Bali. Ini

dapat dilihat dari jumlah kasus HIV yang dilaporkan setiap tahunnya

sangat meningkat secara signifikan. Ditanah papua epidemi HIV sudah

masuk ke dalam masyarakat ( generalized epidemic ) dengan prevelansi

HIV di populasi dewasa sebesar 2,4%. Sedangkan di banyak tempat

lainnya dengan prevelansi HIV >5% pada populasi. Apabila dilihat

berdasarkan jenis kelamin, kasus HIV di laporkan banyak ditemukan

pada laki-laki yaitu: 74, 5%, sedangkan pada perempuan 25%. Hal ini

dapat terjadi karena hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum

1
suntik yang tidak steril dan secara bergantian, tranfusi darah yang

terinfeksi HIV ke anak yang di kandungnya merupakan faktor resiko

yang dapat menularkan HIV dari satu orang ke orang lain. Faktor resiko

penularan tersebut yang menjadikan permasalan HIV/AIDS berkaitan

dengan sosial- ekonomi- pertahanan- keamanan –budaya (Nana noviana,

2013).

Disamping permasalahan jumlah yang semakin meningkat, sehingga

permasalahan menjadi komplrks. Sebagai contoh, pada awal kasus

HIV/AIDS muncul, tidak semua rumah sakit bersedia merawat ODHA

karena muncul ketakutan nantinmya rumah sakit tersebut tidak laku,

karena orang yang terinfeksi HIV di pandang sebagai orang yang

mempunyai perilaku yang tidak normal. Sehingga muncul diskriminasi

terhadap ODHA yang seharusnya juga mendapat hak pelayanan

kesehatan yang sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Semua itu

terjadi karena bany6ak orang telah memberikan penilaian negatif

terhadap ditambah dengan sikap yang mengkaitkan status HIV/AIDS

sebagai permasalahan moral, bukan sebagai permasalahan kesehatan

masyarakat yang dapat mengenai golongan masyarakat (Nana noviana,

2013).

Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya

remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari

beberapa hasil penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika

pertama kali mengadakan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia

2
14 – 23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17 – 18 tahun (Fuad, et

al. 2003). Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah

laku yang bermacammacam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan,

berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir,

memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju,

memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah

baju, dan melakukan senggama (Sarwono, 2003)

Pada kehidupan sehari-hari banyak dijumpai perilaku

remaja menjadi sorotan masyarakat. Berbagai perilaku yang tidak

sesuai dengan norma-norma masyarakat, nilai-nilai agama dan moral,

menjadi perilaku yang nampak di dalam kehidupan anak remaja.

Perilaku-perilaku tersebut seperti perkelahian, penggunaan narkoba,

pemerasan, dan salah satu perilaku yang tidak kalah menjadi sorotan

yaitu perilaku seksual dalam berpacaran (Catur 2015). Hal ini

didukung pula bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

seksual remaja adalah hubungan orang tua remaja, tekanan negatif teman

sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media

pornografi (Arista 2015). Perilaku seks bebas yang terjadi pada masa

remaja dapat disebabkan oleh kurangnya interaksi orang tua pada anak

dalam dimanfaatkan untuk kesehatan atau sebagai obat herbal adalah

bagian daun (Darma, 2009).

Menurut data BKKBN 2011, jumlah penduduk berusia remaja di

Indonesia berjumlah 63,4 juta jiwa. Sedangkan berdasarkan data dari

3
Badan Pusat Statistik Kota (BPS) (2013), didapatkan data kelompok

remaja yang berusia 10-14 tahun sebanyak 73.549 jiwa, kelompok

usia 15-19 tahun sebanyak 93.128 jiwa dan kelompok usia 20-24

tahun sebanyak 115.597 jiwa. Berdasarkan survei kesehatan reproduksi

yang dilakukan Badan Kesehatan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) 2010, ada 92% remaja yang berpacaran, saling berpegangan

tangan ada 82% yang saling berciuman, dan 63% remaja yang

berpcaran tidak malu untuk meraba (petting) bagian tubuh kekasih

mereka yang seharusnya tidak dilakukan. Menurut hasil survei

yang dilakukan Dinas Kesehatan Tentara Indonesia menunjukan

bahwa 462 responden remaja usia 15-25 tahun di kota besar indonesia,

mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks. Angka intercourse

ini lebih tinggi dari angka yang dirilis Kemenkes 2009 yaitu sebesar

6.9% di Jakarta, Medan, Bandung, dan Surabaya. Menurut data dari

BPS, trend kenakalan dan kriminalitas remaja mulai dari kekerasan

fisik, kekerasan seksual dan kekerasan psikis menunjukkan angka

peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, tercatat 3145

remaja usia ≤18 tahun menjadi pelaku tindak kriminal, tahun 2008 dan

2009 meningkat menjadi 3280 hingga 4123 remaja (BPS 2014). Pada

pertengahan tahun 2013, telah terjadi 147 tawuran antar pelajar. Pada

tahun 2016 anak sebagai pelaku tawuran antar pelajar sebanyak 52

kasus, sedangkan anak pelaku kekerasan di sekolah (Bulliying)

sebanyak 112 kasus, dan anak sebagai pelaku kekerasan fisik

4
(Penganiayaan, Pengeroyokan, Perkelahian) sebanyak 89 kasus

(Komnas Perlindungan Anak 2016).

Menurut Green (2003), perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga

faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor

pendorong. Hasil penelitian Seotjiningsih (2006) menunjukkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja adalah

hubungan orangtua, remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman

tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki

pengaruh yang signifikan, baik langsung maupun tidak langsung

terhadap perilaku seksual pranikah remaja.

Penelitian sebelumnya telah dilakukan olehLiyuwork Mitiku Dana


dengan judul” Seks Transaksional dan Risiko HIV di antara Remaja
Gadis Sekolah di Ethiopia: Studi Metode Campuran”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Sebagian besar siswa perempuan, 71 (11,5%),
dilaporkan pernah melakukan hubungan sekstransaksional dengan laki-
laki yang lebih tua. Sebagian besar responden yang berpacaran dengan
"sugar daddies"(93%) memiliki banyak pasangan seksual secara
bersamaan dan berurutan, dan di antara mereka, hanya 22,7% yang
konsisten menggunakan kondom. Gadis yang berada di kelompok usia
yang lebih tua
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Remaja
Untuk Pencegahan HIV/ AIDS di Merauke. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perilakuremaja terhadap pencegahan HIV/AIDS dan dapat
dijadikan sebagai inspirasi untuk penelitian yang selanjutnya.

1.2 Perumusan Masalah


5
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan

yaitu Apa sajakah Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Remaja

Untuk Pencegahan HIV/ AIDS di Merauke?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Faktor Yang Berhubungan

Dengan Perilaku Remaja Untuk Pencegahan HIV/ AIDS di Merauke.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam proposal skripsi adalah sebagai berikut

1.4.1 Bagi Penulis

a) Menerapkan hasil belajar (pengetahuan dan keterampilan) yang

telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Universitas

kadiri.

b) Melatih mahasiswa dalam melakukan penelitian ilmiah

sederhana.

c) Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

menyelesaikan Program Studi S1 keperawatan di Universitas

Kadiri

1.4.2 Bagi Instansi

ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi baru di

perpustakaan Universitas Kadiri

1.4.3 Bagi Pemerintah

6
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai saran untuk

menambah informasi terkait penularan HIV/AIDS.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi

untuk penelitian yang selanjutnya

1.5 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

1.5.1 Metode Eksperimen

Eksperimen merupakan penelitian yang mempelajari hubungan yang

mengandung fenomena sebab akibat yang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh pemberian suatu perlakuan terhadap subyek

penelitian (Sugiyono, 2013).

1.5.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2013).

1.5.3 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan mencari

informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku refrensi dan bahan-bahan

publikasi lain yang tersedia di perpustakaan (Sugiyono, 2013).

1.6 Sistematika Penulisan

7
Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi tentang penguraian latar belakang masalah, perumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan proposal skripsi , manfaat penulisan ,

pengumpulan data, sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Penulisan menjabarkan teori dasar dari berbagai sumber yang digunakan

sebagai acuan penyusunan proposal skripsi, meliputi : jurnal

pembanding.

BAB III. TINJAUAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang waktu penelitian, jenis penelitian, variabel

penelitian, alat dan bahan, prosedur penelitian, teknik analisis data.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan pembahasan mengenai hasil penelitian mulai

dari langkah-langkah serta hasil yang diperoleh dalam pengujian

BAB V. PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan yang didasari dari perumusan masalah dan

saran yang diajukan penulis sebagai referensi untuk mengembangkan

penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai