PERANGKAT
Modul 3
Pengarah :
Prof. drh. Muhammad Rizal Damanik, MrepSc, PhD
Penanggung Jawab :
Dr. Lalu Makripuddin, M.Si
Koordinator Pelaksana :
Afif Miftahul Majid, S.Sos., MM
Tim Penyusun :
Sondang Ratna Utari, SE, MM.
Retnoningsih Suharno, S.Pd
Ema Florenta Sinuhaji, S.Gz, MHAPL
Tim Teknis :
Josua Soaloon, ST
Tito Agung Yuswono, SE, MSM
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata Nol1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
KATA SAMBUTAN
i
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
edukasi (KIE), konsultasi dan konseling, pembinaan serta rujukan. Keberadaan PPKS ini
untuk mengatasi banyaknya permasalahan di lingkungan sosial yang disebabkan oleh
ketidaktahuan keluarga dalam menjalankan fungsinya.
Kami berharap perangkat pelatihan Training of Trainer (ToT) Pelatihan Teknis
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Bagi Fasilitator Tingkat Provinsi Tahun 2023 ini
menjadi bahan belajar dan referensi untuk menambah wawasan, pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta belajar dalam memaksimalkan pengelolaan PPKS dan juga dapat
memberikan kontribusi terhadap penurunan angka stunting di wilayah kerja masing-
masing.
Tidak ada gading yang tak retak, kami sangat bersyukur dan mengucap terima
kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan tentu kepada semua
pihak yang sudah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pelatihan ini, tentu ini
adalah hasil karya bersama, berkat kerjasama dan kolaborasi yang baik sehingga
perangkat pelatihan ini dapat tersusun dengan baik dan siap untuk digunakan, semoga
apa yang sudah kita lakukan dapat menjadi kontribusi positif dalam peningkatan
keberhasil program Bangga Kencana dan penurunan stunting.
ii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
KATA PENGANTAR
iii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) merupakan salah satu wadah pelayanan
kepada masyarakat, yang bisa berada di berbagai tingkatan wilayah. Tingkatan wilayah yang
paling dekat dengan masyarakat adalah di tingkat kecamatan. PPKS yang berada di Balai
Penyuluhan adalah PPKS yang dikelola oleh Perangkat Daerah yang menangani Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, dengan menggunakan Balai Penyuluhan beserta sarana
di dalamnya untuk melaksanakan pelayanan terhadap keluarga di lapangan. Apabila di daerah
tersebut tidak memiliki Balai Penyuluhan bisa menggunakan fasilitas gedung yang dimiliki
oleh Pemerintah Daerah atau menyewa gedung tersendiri maupun menggunakan tempat
swadaya masyarakat sendiri.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan para pengelola dan
pelaksana pada Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Pusdiklat KKB) bekerja sama dengan Direktorat Bina
Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan (Dithanlan) serta komponen terkait yang berada di
Kedeputian Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) menyusun perangkat
pelatihan sebagai acuan dalam pelaksanaan Pelatihan Teknis Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera.
Kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan perangkat pelatihan ini sangat
kami harapkan, semoga perangkat pelatihan ini dapat memenuhi kebutuhan peserta dalam
pelaksanaan pelatihan teknis Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera, tentu kami sangat terbuka
untuk saran dan masukan untuk perbaikan dan pengembangan materi kedepan, akhirnya kami
mengucapkan terima kasih dan apresisasi yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan
kepada semua pihak yang sudah berkontribusi sehingga perangkat pelatihan ini bisa tersusun
dengan baik, semoga apa yang sudah kita karyakan ini mendapat balasan terbaik dari Tuhan
Yang Maha Esa.
iv
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
DAFTAR ISI
v
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
vi
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
MODUL 3:
PERAN PPKS DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
vii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga merupakan landasan hukum dalam penyelenggaraan
pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga Indonesia dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh
dimensi. Dan sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Nomor 72 Tahun 2011 bahwa salah satu fungsi BKKBN
adalah penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Selain itu, untuk mendukung upaya
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, BKKBN mengembangkan Pusat
Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin. Sesuai perubahan dan perkembangan zaman,
saat ini permasalahan keluarga semakin kompleks, meningkat macam dan jumlahnya,
sehingga kondisi keluarga yang rentan atau tidak berkualitas akan berdampak negatif
pada setiap sendi kehidupan manusia. Hal tersebut menyebabkan keluarga tidak
berkualitas dan rentan. PPKS dibentuk untuk membantu keluarga dengan memberikan
konseling sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik atas permasalahan yang
dihadapi agar keluarga menjadi sejahtera dan bahagia.
Dengan adanya amanat melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting (PPS) sebagai dasar hukum pelaksanaan PPS di BKKBN,
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar tentunya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, serta
produktivitas dan kreativitas di usia produktif. Di Indonesia, angka prevalensi stunting
masih cenderung tinggi yaitu 30,8 persen pada tahun 2018, dan menjadi 21,6 % pada tahun
2022 (sumber data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022) pemerintah harus tetap
memberikan perhatian serius terhadap isu ini, terutama agar anak-anak Indonesia dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal dengan disertai kemampuan
1
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan
berkompetisi di tingkat global. Salah satu hal yang juga perlu mendapat perhatian
diantaranya yaitu perlunya peningkatan pemahaman orangtua mengenai pengasuhan
yang baik dan menjaga kesehatan lingkungan.
Sesuai Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku pengemban amanat
Presiden Republik Indonesia dalam program Percepatan Penurunan Stunting, telah
melakukan terobosan telah menyusun Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi
Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024. Program
PPS ini dilaksanakan untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia
yang berkualitas dan diharapkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia dapat turun
menjadi 14%. Dengan semangat untuk percepatan penurunan stunting ini, maka PPKS
yang menjadi pusat pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), konsultasi dan
konseling program Bangga Kencana bagi masyarakat turut serta dalam menyukseskan
program PPS. Dengan menurunnya angka stunting di Indonesia diharapkan SDM menjadi
berkualitas dan berdaya saing di tingkat dunia serta mendorong terwujudnya keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pengelola dan
pelaksana pada Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Pusdiklat KKB) bekerja sama dengan
Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan (Dithanlan) menyusun Kurikulum
Training of Trainer (ToT) Pelatihan Teknis Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera bagi
fasilitator tingkat provinsi yang didalamnya terdapat modul Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan Penurunan Stunting (PPS). Peserta pelatihan juga
diharapkan berusaha mencari dan membaca buku-buku lain yang dapat digunakan untuk
melengkapi pengetahuan tentang percepatan penurunan stunting serta meningkatkan
keterampilan pelayanan KIE, konsultasi dan konseling. Dengan demikian peserta dapat
menyesuaikan diri dalam segala perubahan lingkungan yang terjadi dapat meningkatkan
pemahaman tentang PPKS dalam PPS lebih baik lagi.
2
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
B. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
(PPKS), konsep dasar PPKS, Percepatan Penurunan Stunting (PPS), Peran PPKS dalam
Percepatan Penurunan Stunting dan Peran Keluarga dalam percepatan penurunan
stunting.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan tentang
peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan Penurunan
Stunting (PPS).
3
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa
petunjuk antara lain sebagai berikut:
1. Berdo’alah terlebih dahulu jika akan memulai belajar.
2. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1 (satu) dan
seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi pada tahap awal,
jangan membaca materi pada halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada
halaman tersebut sampai Anda benar-benar memahaminya.
3. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub
bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau
fasilitator yang sekiranya dapat membantu untuk
memahami materi modul ini.
4. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan
belajar sebaiknya Anda mengerjakan latihan-latihan.
5. Bersyukurlah kepada Tuhan YME dan berdo’alah agar
diberikan pemahaman tentang PPKS dalam PPS.
4
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
BAB II
KONSEP DASAR PUSAT PELAYANAN
KELUARGA SEJAHTERA (PPKS)
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat
menjelaskan Konsep Dasar Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
5
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
A. Pengertian PPKS
Kita saat ini sedang pada masa transisi dari pandemi covid-19 menuju masa
endemi covid-19. Dalam situasi masa transisi tersebut keluarga yang tidak memiliki
ketahanan dalam keluarga akan menjadi rentan untuk mendapatkan permasalahan baik
yang berasal dari diri sendiri maupun dari lingkungan luar. Saat ini permasalahan keluarga
yang timbul bagaikan fenomena gunung es, permasalahan yang kita ketahui hanya
sebagian kecil dari puluhan ribu permasalahan yang ada. Permasalahan keluarga tersebut
benar-benar sangat merugikan, menyengsarakan baik secara materiil maupun mental bagi
anak, orang tua maupun keluarga mulai dari tingginya angka perceraian, banyaknya balita
stunting, perilaku seksual di luar perkawinan, perkawinan di usia muda, angka kematian
ibu dan bayi yang masih cukup tinggi, kejadian bunuh diri pada remaja, kekerasan pada
anak dan perempuan, serta berbagai permasalahan yang ada di dalam keluarga.
Munculnya permasalahan dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti faktor
ekonomi, pendidikan, komunikasi, serta anak. Konflik dalam keluarga dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu: 1) konflik jangka pendek (solvable conflict) yang akar
permasalahannya dapat diselesaikan; dan 2) konflik jangka panjang (perpetual conflict)
yang dapat bertahan lama atau bahkan selamanya.
BKKBN telah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan keluarga yang
berkualitas melalui berbagai macam program yang mengikuti siklus hidup manusia.
Namun ternyata hal ini masih dianggap kurang karena belum adanya suatu layanan secara
terpadu yang dapat membantu keluarga mengatasi permasalahan yang dihadapi. Melihat
banyaknya permasalahan keluarga yang ditemukan, maka kerentanan keluarga Indonesia
dapat terus meningkat. Untuk mencegah terjadinya hal
tersebut, maka BKKBN membentuk Pusat Pelayanan
Keluarga Sejahtera (PPKS).
PPKS merupakan wadah kegiatan terpadu
yang mudah diakses oleh masyarakat, dengan
kegiatan dan atau rangkaian kegiatan
pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam
bentuk komunikasi, informasi dan edukasi,
konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan.
Jenis pelayanan pada PPKS antara lain:
1. Pelayanan data dan informasi Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (Bangga Kencana);
2. Konsultasi dan konseling keluarga balita dan anak;
6
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
B. Tujuan PPKS
Secara umum, PPKS bertujuan untuk menyediakan informasi serta pelayanan KIE,
konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan bagi masyarakat bisa individu maupun
keluarga terkait permasalahan yang membuat keluarga menjadi rentan sehingga
membantu mereka untuk mengambil keputusan dalam upaya mencari solusi atau
penyelesaian masalah. Sehingga keluarga yang semula rentan, menjadi keluarga yang
berketahanan dan Kembali hidup bahagia dan sejahtera.
PPKS melaksanakan berbagai pelayanan yang meliputi pelayanan penyediaan
data program Bangga Kencana, pelayanan komunikasi informasi dan edukasi
kependudukan dan keluarga berencana, pelayanan konseling keluarga balita, pranikah,
keluarga remaja dan remaja, keluarga lansia dan lansia, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi dan keluarga harmonis. PPKS menyediakan pembinaan usaha
ekonomi keluarga. PPKS juga melayani rujukan dan pembinaan kelompok kegiatan, KIE,
konsultasi dan pengembangan kemitraan.
Dengan turut serta membantu masyarakat (individu/ keluarga/ kelompok/ umum)
menyelesaikan permasalahannya, maka hal tersebut dapat mendukung terwujudnya
keluarga berkualitas, yaitu keluarga yang bahagia dan sejahtera.
7
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
C. Sasaran PPKS
Sasaran PPKS adalah masyarakat, bisa individu maupun keluarga bahkan
kelompok yang mebutuhkan pelayanan KIE, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan
sesuai dengan permasalahannya terkait program Bangga Kencana. Sasaran PPKS dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Remaja
2. Calon Pengantin
3. Pasangan Usia Subur
4. Ibu Hamil
5. Ibu Pascapersalinan
6. Keluarga yang mempunyai anak dan balita
7. Keluarga yang mempunyai remaja
8. Keluarga yang mempunyai lansia
9. Lansia
10. Kelompok (misalnya kelompok UPPKA, Komunitas, LSM)
11. Umum (wartawan, mahasiswa, Ketua RT, dll)
D. Manfaat PPKS
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera yang dibentuk dan aktif kegiatannya akan
betul-betul dirasakan manfaatnya, antara lain:
1. Bagi masyarakat (individu/ keluarga/ kelompok/ umum)
a. Mendapatkan layanan Informasi data terkait program Bangga Kencana
b. Mendapatkan layanan KIE sesuai permasalahan terkait Program Bangga Kencana
dan Percepatan Penurunan Stunting
c. Mendapatkan layanan konsultasi permasalahan Program Bangga Kencana
d. Mendapatkan layanan konseling permasalahan Program Bangga Kencana
e. Mendapatkan layanan Pembinaan
f. Mendapatkan layanan Rujukan
8
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
3. Bagi BKKBN
a. PPKS dapat mendukung pelaksanaan Program Bangga Kencana
b. PPKS dapat mendukung tercapainya visi mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas.
c. PPKS dapat mendukung program percepatan penurunan stunting.
E. Rangkuman
PPKS merupakan wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat,
dengan kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan
dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan
rujukan. Dengan dibentuknya PPKS ini, maka diharapkan dapat mendorong terwujudnya
keluarga yang berkualitas, yaitu keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
PPKS melaksanakan berbagai pelayanan yang meliputi pelayanan penyediaan
data program Bangga Kencana, pelayanan komunikasi informasi dan edukasi
kependudukan dan keluarga berencana, pelayanan konseling keluarga balita, pranikah,
keluarga remaja dan remaja, keluarga lansia dan lansia, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi dan keluarga harmonis. PPKS menyediakan pembinaan usaha
ekonomi keluarga. PPKS juga melayani rujukan dan pembinaan kelompok kegiatan, KIE,
konsultasi dan pengembangan kemitraan.
Manfaat PPKS bagi masyarakat umum adalah mendapatkan layanan Informasi
data terkait program Bangga Kencana, mendapatkan layanan KIE sesuai permasalahan
terkait Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, mendapatkan
layanan konsultasi permasalahan Program Bangga Kencana, mendapatkan layanan
konseling permasalahan Program Bangga Kencana, mendapatkan layanan Pembinaan
dan mendapatkan layanan Rujukan
F. Latihan
Untuk menambah pengalaman Anda, kerjakan latihan berikut dengan seksama!
1. Jelaskan pengertian dari Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera!
2. Amatilah lingkungan tempat tinggal Anda, apakah sudah ada PPKS? Dimana adanya?
3. Amatilah jenis pelayanan yang ada di PPKS tersebut!
4. Jelaskan siapa saja yang menjadi sasaran PPKS!
9
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
G. Evaluasi Formatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e pada jawaban
yang paling tepat!
1. Wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat, dengan kegiatan dan
atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk
komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan,
merupakan pengertian dari …
a. Advokasi dan KIE
b. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
c. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
d. Rencana Aksi Nasional
e. Program Bangga Kencana
2. Mendapatkan layanan konsultasi dan konseling permasalahan program Bangga
Kencana merupakan manfaat bagi …
a. Pemerintah pusat
b. Pemerintah daerah
c. Penyuluh KB
d. Pelaksana PPKS
e. Masyarakat
3. PPKS merupakan salah satu wadah pelayanan kepada masyarakat, yang bisa berada
di tingkatan …
a. tingkat provinsi
b. tingkat kabupaten dan kota
c. tingkat kecamatan
d. tingkat kelurahan/desa
e. tingkat RT/RW
4. Ada berapa jenis pelayanan di PPKS …
a. 5 layanan
b. 6 layanan
c. 7 layanan
d. 8 layanan
e. 9 layanan
10
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
11
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
BAB III
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING (PPS)
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat
menjelaskan tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS)
12
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) bagi anak merupakan periode yang
sangat penting untuk pertumbahan dan perkembangan anak, jika anak tumbuh dalam
situasi kekurangan gizi kronis, tentu akan berpoteni melahirkan generasi anak yang
stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi
kronis terutama dalam 1000 HPK. Sehingga kedepan diharapkan dengan menurunnya
angka stunting SDM bangsa Indonesia menjadi berkualitas dan dapat mendorong
terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
BKKBN dalam implementasi upaya percepatan penurunan stunting dilini lapangan,
dilakukan pemberian KIE mengenai percepatan penurunan stunting, perlu juga promosi
stunting yang difokuskan pada wilayah Kampung KB, utamanya Kampung KB dengan
kasus stunting. Diberikan juga KIE tentang program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT)
oleh Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan kader. Masyarakat juga diberikan KIE
dengan cara mengadakan demo memasak menu yang sehat dan bergizi dengan
memperhatikan kearifan lokal dengan mengedepankan menu daerah yang khas
dikonsumsi suatu daerah). Selain itu juga memanfaatkan wadah PPKS dalam promosi dan
KIE tentang percepatan penuruanan stunting oleh pelaksana PPKS.
BKKBN juga bermitra dengan lintas sektor dan mitra kerja disemua lini baik di
pusat, provoinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga level desa/kelurahan. Dengan
harapan bersama-sama bergandengan tangan dalam melaksanakan program percepatan
penurunan stunting. Sehingga intervensi yang dilakukan bersama-sama dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat yang terdapat kasus stunting.
B. Stunting
Stunting merupakan kata yang saat ini sering kita dengar sehari-hari. Terlebih jika
kita memperhatikan tumbuh kembang bayi dibawah umur 2 (dua) tahun (Baduta). Stunting
akan mempengaruhi kondisi pertumbuhan fisik anak dan perkembangan otak anak.
1. Pengertian Stunting
Menurut Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting, Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.
13
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
2. Ciri-Ciri Stunting
Sebagai orangtua hendaknya memberikan perhatian lebih pada tumbuh
kembanganaknya, utamanya bayi yang baru lahir hingga berusia dua tahun (Baduta).
Hal tersebut untuk menghindari kejadian stunting. Orangtua hendaknya diberikan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi tentang ciri-ciri stunting pada anak, agar jika
mengetahui ciri-ciri stunting pada badutanya dapat ditangani sesegera mungkin.
Adapun ciri-ciri stunting antara lain:
a. Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala bayi baru lahir rendah
Menurut WHO BB, PB dan LK bayi baru lahir dapat dilihat pada tabel berikut ini:
14
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
15
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
b. Tubuh pendek
Kekurangan gizi tentu membuat pertumbuhan tinggi badan yang normal akan sulit
dicapai. Bila hal ini terjadi pada anak, waspadai gejala stunting yang bisa dilihat
dari perawakan tubuhnya yang cenderung pendek. Hal ini dapat mudah dilihat dan
dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Kendati demikian, orangtua mesti
tahu bahwa tidak setiap anak dengan tubuh pendek pasti mengalami stunting.
Maksudnya, jika merasa sudah memberikan asupan terbaik kepada anak tetapi ia
tetap bertubuh pendek, bisa jadi kondisi tersebut dipengaruhi oleh hal lain.
c. Sering sakit
Salah satu indikator stunting adalah menurunnya fungsi kekebalan tubuh akibat
kurangnya nutrisi dalam waktu berkepanjangan. Anak yang punya kekebalan tubuh
rendah akan lebih sering sakit, yang biasanya diakibatkan oleh penyakit infeksi,
contohnya anak sering demam, muntah, diare, dan lainnya.
d. Berat Badan cenderung berkurang
Kekurangan gizi tentu membuat berat badan anak susah naik dan mudah turun.
Tinggi badan yang normal pun sulit dicapai. Bila hal ini terjadi pada anak, waspadai
gejala stunting.
e. Wajah lebih muda dari usianya
Pada anak yang mengalami stunting, wajahnya terlihat lebih muda dibandingkan
anak seusianya. Ciri-ciri anak stunting yang satu ini terjadi akibat pertumbuhan
anak yang lebih lambat, sehingga ia terlihat lebih muda.
f. Cenderung mudah gemuk
Anak stunting bisa mengalami gangguan sistem endokrin tubuh yang
memengaruhi metabolisme lemak. Hal tersebut dapat membuat
anak stunting cenderung lebih mudah gemuk akibat metabolisme lemak yang
terganggu.
g. Anak lebih pendiam
Anak yang mengalami stunting jarang melakukan kontak mata dengan orang di
sekitarnya. Ini kemungkinan karena anak menjadi minder akibat tumbuh
kembangnya berbeda dengan anak seusianya.
h. Terlambat Pubertas
Karena tumbuh kembangnya melambat, masa pubertas anak perempuan yang
mengalami stunting juga melambat. Oleh sebab itu, terlambat menstruasi
tergolong gejala stunting pada anak.
16
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
3. Penyebab Stunting
Berbagai faktor penyebab terjadinya stunting, misalnya asupan gizi yang buruk,
berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir
rendah (BBLR). Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya
terjadi setelah ia lahir saja. Melainkan bisa dimulai sejak ia masih di dalam kandungan.
Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab Stunting pada anak antara lain:
a. Praktik Pengasuhan yang tidak baik
Praktik pengasuhan yang tidak baik dikarenakan:
1) Kurangnya pengetahuan tentang Kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan.
a) Mulai dari pra konsepsi, hamil hingga pascapersalinan
● Ketika seorang remaja puteri sudah mengalami kurang gizi dan anemia.
● Pada saat hamil tidak mendapatkan asupan gizi yang mencukupi.
● Ibu yang hidup dilingkungan dengan sanitasi dan kesehatan lingkungan
yang kurang memadai.
b) Remaja Puteri
Menurut Riskesdas 2018, terdapat 36,3% remaja puteri mempunyai kondisi
berisiko kurang energi kronik
17
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
c. Terbatasnya layanan Kesehatan termasuk layanan Ante Natal Care (ANC), post
natal dan pembelajaran dini yang berkualitas.
1) 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di Pendidikan anak usia dini
2) 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
3) Menurunnya tingkat kehadiran anak di posyandu
4) Tidak mendapat akses yg memadai ke layanan imunisasi
d. Infeksi berulang
Ketika anak tidak mendapatkan gizi yang cukup dan berimbang, maka akan rentan
terhadap penyakit. Jika anak mengalami infeksi berulang disertai gizi yang tidak
cukup dan berimbang, maka akan memicu meningkatnya kasus stunting.
18
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Bayi yang lahir dari ibu dengan tinggi badan di bawah rata-rata berisiko mengalami
komplikasi medis yang serius, bahkan pertumbuhan yang terhambat.
Perkembangan saraf dan kemampuan intelektual bayi tersebut bisa terhambat
disertai dengan tinggi badan anak tidak sesuai usia. Selayaknya Stunting yang
berlangsung sejak kecil, bayi dengan kondisi tersebut juga akan terus mengalami
hal yang sama sampai ia beranjak dewasa
4. Dampak Stunting
Jika kita menemui kasus stunting, maka dapat kita perhatikan bahwa kasus
tersebut memberikan dampak yang sangat luar biasa pada anak yang mengalami
stunting dan bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
keseluruhan.
Stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin berdampak:
a. Dampak jangka pendek:
1) Terganggunya perkembangan otak
2) Kecerdasan berkurang.
3) Gangguan pertumbuhan fisik.
4) Gangguan metabolism dalam tubuh
19
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
C. 1000 HPK
Perkembangan otak anak menjadi salah satu poin penting yang mempengaruhi
pertumbuhan mereka. Otak adalah pusat dari tubuh manusia yang tersusun dari milyaran
sel saraf dan sejumlah jaringan pendukung yang saling terhubung untuk mengatur
sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.
20
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Agar 1000 HPK dapat dilalui dengan baik, maka asupan nutrisi dan gizi harus
tepat, dan pola pengasuhan yang baik. Tidak terpenuhinya asupan nutrisi dan gizi,
serta kesalahan dalam pengasuhan pada masa 1000 HPK seorang anak akan
berdampak sangat buruk dan permanen terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak dikemudian hari, sehingga dapat mengganggu kesejahteraan anak di masa
depan.
Seribu hari pertama kehidupan (selanjutnya disingkat 1000 HPK) merupakan
masa awal proses kehidupan manusia yang dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi,
hingga usia dua tahun. Pada masa ini terjadi proses pembentukan dan perkembangan
yang sangat cepat. Pada periode ini juga status kesehatan fisik, kesehatan dan
kecerdasan (kognitif) sangat ditentukan.
Kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh pengasuhan pada
1000 HPK. Pada periode 1000 HPK, terjadi perkembangan otak, pertumbuhan badan,
perkembangan sistem metabolisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh
yang berlangsung sangat cepat. Kegagalan pada periode ini akan berpengaruh pada
periode berikutnya. Lebih jauh, pemberian gizi yang kurang optimal pada masa ini
dapat berakibat kurangnya tinggi badan, daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya
perkembangan kognitif, serta penyakit degeneratif lain pada masa dewasa. Oleh
21
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
karena itu, orang tua perlu memperhatikan dengan serius pada masa ini. Ketika calon
ibu merencanakan kehamilan, mereka perlu memastikan keadaan gizi dan kesehatan
optimal. Selama masa kehamilan, perlu memperhatikan keadaan gizi, sebab sangat
menentukan status kesehatan ibu dan proses pertumbuhan dan perkembangan janin
yang dikandungnya.
Ketika buah hati lahir, usia 0-6 bulan merupakan masa terjadinya pertumbuhan
dan perkembangan yang berlangsung dengan kecepatan luar biasa. Satu-satunya
makanan yang diperlukan bayi usia 0-6 bulan adalah air susu ibu (ASI). Sebab itu bayi
usia 0-6 bulan perlu diberikan ASI Eksklusif. Cukup ASI saja, tanpa penambahan
makanan atau minuman lain hingga bayi berusia 6 bulan.
Memasuki usia 6-12 bulan anak mulai diperkenalkan beberapa Makanan
Pendamping ASI (MPASI). Masa ini sangat menentukan pola makan anak pada masa
yang akan datang. Jenis, jumlah, dan frekuensi MPASI diberikan secara bertahap
sesuai dengan usia anak. ASI tetap diberikan hingga anak berusia 2 tahun.
22
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
meningkat hingga 80%. Pesatnya tumbuh kembang anak selama periode 1000 HPK
harus didukung dengan pemenuhan gizi yang tepat.
Kedua, pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan
membuat kemampuan anak untuk bertumbuh-kembang menjadi lebih baik. Menurut
data yang dilansir Kemenkes, saat ini satu dari tiga orang anak mengalami malnutrisi.
Dampak malnutrisi yang terjadi pada anak akan terus berpengaruh hingga dewasa.
Salah satu dampak malnutrisi yang akan terus dibawa oleh anak sampai anak menjadi
dewasa adalah stunting atau pendek. Stunting terjadi ketika anak lebih pendek dari
rata-rata tinggi anak seusianya. Tidak hanya berdampak pada fisik, anak yang stunting
biasanya juga dikaitkan dengan kecerdasan yang juga lebih rendah jika dibanding rata-
rata anak seusianya.
23
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
1) Protein
Gambar 3.5 Bahan Makanan Sumber Protein
Protein adalah nutrisi untuk ibu hamil yang sangat penting untuk memperbaiki
jaringan, sel, dan otot yang mengalami kerusakan
24
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
2) Karbohidrat
Gambar 3.6 Bahan Makanan Sumber Karbohidrat
Karbohidrat adalah nutrisi bagi ibu hamil yang sangat penting untuk menyuplai
energi tubuh.
3) Lemak
Gambar 3.7 Bahan Makanan Sumber Lemak
25
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
4) Serat
Gambar 3.8 Bahan Makanan Sumber Serat
5) Zat Besi
Gambar 3.9 Bahan Makanan Sumber Zat Besi
Zat besi adalah salah satu nutrisi ibu hamil yang sangat berguna untuk
menambah pasokan darah, mengutip dari American Pregnancy Association.
Zat besi sendiri berfungsi untuk membuat sel darah merah.
6) Asam Folat
Gambar 3.10 Bahan Makanan Sumber Asam Folat
Asam folat adalah nutrisi untuk ibu hamil yang sangat penting sejak saat
merencanakan kehamilan. Asam folat dapat membantu mencegah risiko cacat
lahir pada bayi karena mengalami cacat tabung saraf serta kelainan pada otak
26
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
dan sumsum tulang belakang. Selain itu, asam folat juga dapat membantu
mencegah keguguran, kelahiran prematur, dan anemia saat hamil.
7) Kalsium
Gambar 3.11 Bahan Makanan Sumber Kalsium
Nutrisi untuk ibu hamil yang tidak kalah penting adalah kalsium. Selama masa
kehamilan, tubuh ibu hamil butuh banyak kalsium untuk mendukung
pertumbuhan tulang dan gigi janin.
Janin akan mengambil kebutuhan kalsiumnya dari cadangan di tubuh ibu. Jika
tidak bisa mencukupi asupan kalsium, Anda berisiko lebih besar terkena
osteoporosis di kemudian hari.
8) Vitamin D
Gambar 3.12 Bahan Makanan Sumber Vitamin D
Nutrisi ibu hamil lain yang penting diperhatikan adalah vitamin D. Vitamin D
merupakan nutrisi bagi ibu hamil yang membantu penyerapan kalsium. Vitamin
D juga dibutuhkan oleh ibu hamil untuk membantu pertumbuhan tulang dan
gigi janin.
27
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Ibu bisa mendapatkan vitamin D alami dari sinar matahari pagi (di bawah jam
9 pagi) dan sore hari. Cukup berjemur sekitar 15 menit per hari untuk
mendapatkan asupan nutrisi penting ini saat hamil.
9) Kolin
Gambar 3.12 Bahan Makanan Sumber Kolin
Kolin jadi salah satu zat gizi yang sangat penting untuk ibu hamil. Zat gizi yang
satu ini bantu menjaga kesehatan tulang ibu serta mencegah tekanan darah
tinggi pada saat hamil. Selain itu, kolin juga diperlukan untuk membantu
mencegah bayi dari cacat lahir atau masalah pada otak dan tulang
belakangnya.
Kolin yang dikonsumsi setiap hari oleh ibu hamil membantu meningkatkan
perkembangan otak janin di dalam kandungan
10) Vitamin C
Gambar 3.13 Bahan Makanan Sumber Vitamin C
Vitamin C merupakan nutrisi bagi ibu hamil yang penting untuk membantu
tubuh menyerap zat besi.
Selain itu, vitamin C juga dapat membantu menjaga daya tahan tubuh,
memelihara kesehatan tulang dan gigi, serta menjaga kesehatan pembuluh
darah dan sel darah merah
28
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
11) Yodium
Gambar 3.14 Bahan Makanan Sumber Yodium
Yodium atau iodium dibutuhkan ibu saat hamil untuk menjaga kesehatan
kelenjar tiroid.
Yodium adalah mineral yang juga diperlukan untuk mendukung tumbuh
kembang bayi dalam kandungan dan penting dikonsumsi sebagai nutrisi ibu
hamil.
Yodium diperlukan untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi, juga untuk
mencegah keguguran dan bayi lahir mati (stillbirth). Yodium merupakan nutrisi
bagi ibu hamil yang juga penting untuk mencegah pertumbuhan anak pendek
(stunting), cacat mental, dan gangguan pendengaran (tuli) pada bayi.
12) Seng
Gambar 3.15 Bahan Makanan Sumber Seng
Seng adalah asupan nutrisi bagi ibu hamil yang membantu perkembangan otak
janin.
Selain itu, seng merupakan zat gizi yang membantu pertumbuhan dan
perbaikan sel-sel tubuh baru serta membantu menghasilkan energi
29
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Asam lemak omega 3 terbukti dapat memberikan manfaat bagi ibu dan bayi
dalam kandungan, terutama asam eikosapentanoat (EPA) dan asam
dokosaheksanoat (DHA).
Jenis asam lemak ini sangat diperlukan untuk perkembangan otak, sistem
saraf, dan penglihatan bayi. Asupan asam lemak yang cukup selama
kehamilan juga dapat mengurangi risiko kelahiran premature.
30
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
7) Untuk lebih mengurangi rasa khawatir ibu hamil, suami dapat menemaninya
saat periksa ke dokter ataupun bidan.
Suami sebaiknya memberikan perhatian, seperti lebih sering bertanya
tentang kondisi istri, juga memberikan semangat dan dukungan agar istri dapat
melalui semua dengan baik.
31
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
2) Pemberian MPASI
Gambar 3.18 Anak diberikan MPASI
Anak berusia 6 bulan bisa diberikan MPASI berupa bubur lunak dengan
kandungan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, dan protein hewani : yang
didapat dari ikan, daging, hati ayam, dan telur. Protein hewani sangat
diperlukan untuk pembentukan otak anak.
32
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
4) Menjaga kebersihan
Menjaga Kebersihan merupakan syarat mutlak untuk hidup sehat. Menjaga
kebersihan seperti mencuci tangan sebelum memberi ASI dan menyiapkan
MPASI, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan akan menghindari anak
dari cacingan, diare dan infeksi saluran pencernaan serta penyakit lainnya.
c. Tahap 13 – 24 Bulan
1) Tetap memberikan ASI sampai dengan usia 24 bulan
Ibu tetap melanjutkan pemberian ASI kepada buah hati hingga berusia 24
bulan. Karena baduta tetap membutuhkan ASI untuk daya tahan tubuhnya.
33
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
MPASI yang diberikan kepada anak usia 13 bulan, hendaknya tekstur makanan
ditingkatkan kepadatannya hingga usia 24 bulan si anak sudah bisa makan
makanan yang sama dengan makanan yang dihidangkan untuk seluruh
keluarga. Namun hendaknya tidak memberikan makanan yang pedas,
mengingat anak masih berusia 24 bulan
3) Imunisasi tambahan
Pemberian imunisasi tambahan 18 sd 24 bulan adalah:
● Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
● Imunisasi campak rubella 1 dosis
4) Menjaga kebersihan
Keluarga hendaknya selalu menjaga kebersihan, tidak hanya dilakukan pada
setahun kelahiran anak, namun harus dilakukan senantiasa. Menjaga
kebersihan seperti mencuci tangan sebelum memberi ASI dan menyiapkan
MPASI, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan akan menghindari anak
dari cacingan, diare dan infeksi saluran pencernaan serta penyakit lainnya.
34
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
orang tua kesal. Akan tetapi, perilaku ini merupakan bekal untuk mencapai
kemandirian di kehidupan yang akan datang.
Agar perkembangan kemampuan bicara anak usia 13-24 bulan semakin baik,
ada beberapa hal sederhana yang dapat Ayah Bunda lakukan bersama anak di
rumah, antara lain: tanggapi ocehan dan pengucapan anak yang belum
sempurna dengan istilah yang benar (misal mimik menjadi minum, mamam
diganti makan), sehingga perkembangan kosakatanya akan semakin kaya;
tunjukkan pada anak benda-benda di sekelilingnya sambil menyebutkan
namanya, kemudian minta anak menirukan, Bacakan cerita pada anak secara
rutin, sediakan buku bergambar warna warni dengan alur cerita sederhana.
35
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
D. Pencegahan Stunting
Stunting bisa dicegah sejak dini pada saat kehamilan dan setelah bayi lahir hingga
berumur 2 tahun (1000 Hari Pertama Kehidupan).
1. Pencegahan stunting ketika masa kehamilan:
a. Minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara teratur setiap hari.
TTD diminum 1 butir sehari, selama paling sedikit 90 hari. Boleh lebih dari 90 hari.
Ibu hamil berisiko tinggi mengalami kurang darah atau anemia, makanya perlu
minum tablet tambah darah. Berikut tanda-tanda jika ibu hamil mengalami
anemia:
1) Lemah dan Cepat Lelah
2) Denyut jantung tidak teratur
3) Sakit kepala dan nyeri dada
4) Luka di lidah dan di dalam mulut
36
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
eksklusif juga membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Bagi ibu,
memberikan ASI juga menurunkan timbulnya risiko kanker payudara.
b. Berikan MPASI bergizi
MPASI dimulai saat anak umur 6 bulan, dengan gizi seimbang dan lanjutkan
menyusui hingga 2 tahun. Ingat, ibu menyusui juga tetap perlu makan makanan
dengan gizi seimbang dan variatif. Beragam bukan berarti sayur atau daging yang
berbeda setiap hari. Tapi setidaknya setiap kali makan, ada nasi, sayur, daging atau
telur. Utamakan pemberian protein hewani seperti telur, ikan, hati ayam dan lemak
seperti santan, mentega, atau margarin untuk asupan pertumbuhan anak. Dalam
penyajian MPASI perhatikan tekstur yang diberikan. Pada usia 7-12 bulan berikan
makanan yang bertekstur cair, sedikit demi sedikit kepadatannya ditingkatkan.
Setelah 13 bulan kepadatannya ditingkatkan lagi sampai anak usia 24 bulan sudah
bisa makan makanan yang disajikan sebagai makanan keluarga. Namun
perhatikan jangan diberikan makanan yang pedas.
Orangtua dapat mengakses menu makanan yang terdapat dalam program Dapur
Sehat Atasi Stunting (DASHAT). DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko
stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita
stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Dapur Sehat Atasi Stunting.
c. Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihan merupakan syarat utama hidup sehat. Menjaga kebersihan
terutama dengan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, terutama pada
saat sebelum makan, mempersiapkan makanan, setelah membersihkan kotoran
bayi, dan setelah beraktivitas di luar rumah.
Kebersihan tidak hanya mencuci tangan sebelum makan, namun lebih luas lagi
yaitu menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih dan sehat
menjadikan keluarga terhindar dari penyakit, sehingga keluarga dapat hidup
nyaman, sehat, kuat dan bahagia.
d. Berikan vitamin A, obat cacing dan imunisasi dasar lengkap dan imunisasi
tambahan.
Vitamin A bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak, mencegah
diare dan melindungi usus. Obat cacing bermanfaat untuk mencegah cacingan
pada anak. Imunisasi dasar lengkap bermanfaat untuk melindungi bayi dari
37
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
berbagai penyakit berbahaya. Ini semua bisa didapatkan di Posyandu. Jadi jangan
lupa pergi ke Posyandu setiap bulan. Imunisasi diberikan pada:
1) usia 1 bulan diberikan imunisasi BCG Polio 1 untuk mencegah penularan
tuberculosis dan polio;
2) usia 2 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-Hib 1 Polio 2 untuk mencegah polio,
difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia;
3) 3 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-Hib 2 Polio 3; 4 Bulan: DPT-HB-Hib 3
Polio 4;
4) Usia 9 bulan diberikan imunisasi Campak, mencegah campak.
Setelah diberikan imunisasi lengkap sampai dengan usia 12 bulan, maka pada usia
18 sampai dengan 24 bulan diberika imunisasi tambahan, yaitu:
1) Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
2) Imunisasi campak rubella 1 dosis
38
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
NO MITOS FAKTA
Dengan adanya mitos yang beredar di masyarakat ini, jika dibiarkan akan
menjadikan pemahaman tentang stunting menjadi keliru, maka akan merugikan
masyarakat. Ketidaktahuan ini harus diatasi dengan memberikan KIE kepada masyarakat
tentang pengertian stunting, ciri-ciri stunting, penyebab stunting, dampak stunting, dan
cara pencegahan stunting serta memberikan pemahaman bahwa beberapa mitos yang
beredar adalah keliru. Sebaiknya juga diberikan contoh-contoh berupa gambar atau video
39
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
F. Rangkuman
Percepatan Penurunan Stunting ditetapkan pada Peraturan Presiden No 72 Tahun
2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan diharapkan pada tahun 2024 angka
stunting di Indonesia dapat turun menjadi 14%. Stunting adalah gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.
Keadaan gagalnya pertumbuhan anak akibat kurang gizi dan kebersihan yang
buruk terjadi dari masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000HPK). Masa 1000 HPK bagi
anak merupakan periode yang sangat penting untuk pertumbahan dan perkembangan
anak di masa depan.
Dampak stunting jangka pendek, yaitu: Terganggunya perkembangan otak;
kecerdasan berkurang; gangguan pertumbuhan fisik; gangguan metabolisme dalam
tubuh. Sedangkan dampak stunting jangka panjang, adalah: menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terpapar
penyakit, meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung,
pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua.
Pencegahan stunting pada anak adalah: Mendapatkan asupan gizi selama hamil,
minum tablet tambah darah selama hamil, anak mendapatkan ASI Eksklusif dan
kebutuhan gizi khususnya protein hewani dan memberikan imunisasi dasar lengkap,
vitamin A, dan obat cacing, dan selalu menjaga kebersihan.
G. Latihan
Untuk menambah pemahaman Anda, kerjakan latihan berikut dengan seksama!
1. Amatilah lingkungan disekitar Anda, apakah ada anak yang berisiko stunting?
2. Jelaskan hal yang akan Anda lakukan!
3. Jelaskan dampak dan bahaya stunting bagi anak!
4. Bagaimana cara pencegahan Stunting bagi Ibu Hamil dan Ibu yang punya Baduta!
5. Jelaskan tahapan pada masa 1000 HPK!
40
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
H. Evaluasi Formatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e pada jawaban
yang paling tepat!
1. Yang menjadi dasar pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting yaitu …
a. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2021
b. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2022
c. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2020
d. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021
e. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2022
2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar adalah pengertian dari …
a. Stunting
b. Perkembangan anak
c. Pertumbuhan anak
d. 1000 HPK
e. Kesehatan anak
41
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
42
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
BAB IV
PERAN PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA (PPKS)
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING (PPS)
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat
menjelaskan peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam
Percepatan Penurunan Stunting (PPS)
43
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
harus periksa kesehatan dan pasti diberikan tablet tambah darah (TTD) agar sembuh dari
anemia dan diberikan suplemen makanan agar tidak KEK lagi. Dan Ketika sudah menikah
dan dalam keadaan hamil ternyata masih anemia dan KEK sudah dapat dipastikan bahwa
dia berisiko melahirkan bayi stunting.
Remaja yang salah pergaulan dan mengakses situs porno, akhirnya mempunyai
perilaku seks bebas. Remaja ini terbiasa berhubungan seks dengan pacarnya. Hal tersebut
tidak terkontrol oleh orangtuanya karena remaja hampir semuanya memegang
handphone sendiri-sendiri. Dan pada saat terjadi kehamilan, maka ada yang menikah usia
muda dan ini berisiko melahirkan anak stunting karena alat reproduksinya belum siap.
Bahkan yang lebih parah terdapat kasus menggugurkan kandungan, bahkan ada kasus
pacar membunuh kekasihnya yang sedang hamil.
Permasalahan tidak hanya dihadapi remaja saja, namun ibu hamil yang usianya
ideal, bisa juga mempunyai risiko melahirkan anak stunting. Hal ini bisa jadi karena ibu
hamil mengalami gangguan makan selama hamil, dan memegang mitos berpantang
makanan laut misalnya, padahal makanan laut banyak mengandung protein.
Masih banyak lagi permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat terkait
dengan stunting yang terjadi dimasyarakat adalah sebagai berikut:
1. Remaja puteri mengalami Anemia karena terobsesi menjadi model
Sumber: news.republika.co.id
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh para ahli gizi di kawasan Daerah
Istimewa Yogyakarta menyebutkan, diet pada remaja putri dapat mengakibatkan
animea. Sebab, 37 persen siswi SMA pada daerah tersebut mengalami kekurangan zat
besi demi penampilannya. Ahli Gizi Universitas Gajah Mada (UGM), Toto Sudargo
mengatakan, pola makan keliru yang diterapkan pada remaja saat ini berdampak pada
44
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
masalah gizi buruk. Meskipun secara fisik, dapat terlihat baik, namun dari segi klinis,
mereka mengidap animea.
Kondisi anemia yang dialami siswi SMA di DIY, harus segera dicarikan solusi
dengan memberikan tablet tambah darah dan memberikan KIE atau bimbingan
konseling oleh BK di sekolahnya atau mendapatkan KIE dan Konseling oleh Penyuluh
KB atau Konselor PIK Remaja. Harus ada pemantauan untuk memastikan TTD
diminum oleh siswa yang anemia. Dan pematauan dilakukan berkesinambungan
sampai siswi-siswi tersebut sehat kembali. Jika jumlah siswi yang harus dipantau
banyak, PKB atau Konselor PIK R, senaiknya bisa merujuk ke PPKS yang berada dekat
dengan rumah siswi tersebut atau PPKS yang dekat dengan sekolahannya. Itulah
upaya yang seharus dilakukan, agar siswi tersebut sehat Kembali dan mempunyai
pemahaman agar menjaga kesehatannya agar kelak tidak mempunyai risiko
melahirkan anak stunting.
Sumber: Tribun.Jatim.com
Angka permohonan dispensasi nikah di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022
mencapai 15.212 kasus. Tiga daerah tertinggi kasus adalah Pengadilan Agama
Jember sebesar 1.388 putusan kasus, Pengadilan Agama Malang sebesar 1.384
putusan kasus dan Pengadilan Agama Kraksaan 1.141 putusan kasus. Kabupaten
Ponorogo itu sebenarnya rendah angka dispensasi nikahnya, namun tidak dapat
diabaikan karena ratusan siswi di Ponorogo hamil diluar nikah. Dari putusan
dispensasi nikah, 80 persen dikarenakan pihak perempuan sudah hamil duluan.
Kehamilan remaja merupakan hal yang tidak diinginkan. Meskipun sudahg
mengantongi surat dispensasi nikah dan akhirnya dinikahkan dengan pacarnya.
45
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Namun perlu diketahui remaja hamil pada usia dibawah 20 tahun mempunyai risiko
tinggi pada saat melahirkan. Yang harus dilakukan adalah pertama, Penyuluh KB
memberikan layanan KIE perorangan dengan kunjungan rumah, atau mengundang
remaja yang hamil tersebut dating ke kelompok kegiatan (misalnya Posyandu, BKB,
atau BKR) untuk mendapatkan KIE tentang kesehatan reproduksi dan tentang
kehamilan sehat dengan memeriksakan kandungan minimal 6 kali ke tenaga medis..
Jika terdapat PUS tapi bumilnya remaja jumlahnya beberapa, maka Penyuluh KB bisa
merujuk beberapa ke PPKS. Dengan demikian diharapkan PUS dengan bumilnya
remaja dapat menjaga kehamilannya sesuai saran bidan atau dokter sehinga risiko
melahirkan bayi BBLR atau bayi dengan risiko stunting dapat diminimalisir.
Sumber: jateng.bps.go.id
Jumlah bayi lahir dengan BBLR dan Bergizi kurang di Jawa Tengah kurun waktu
2019, 2020, 2021 cenderung mengalami peningkatan. Hal ini sangat mengkhawatirkan
karena dapat dibayangkan, bayi yang lahir BBLR dan bergizi kurang jika dibiarkan,
maka kedepan Sumber Daya Manusia (SDM) di provinsi Jawa Tengah tidak
berkualitas.
Ancaman SDM yang tidak berkualitas tidak hanya mengancam Provinsi Jateng
saja, namun jika tren melahirkan bati dengan BBLR dan bergizi kurang di semua
provinsi di Indonesia sudah pasti angka BBLR dan Gizi kurang di Indonesia akan
meningkat dan otomatis meningkatkan kasus stunting.
Diperlukan Kerjasama lintas sektor dan mitra kerja untuk menekan angka bayi
lahir BBLR dan bergizi kurang. Lintas sektor yang dimaksud, BKKBN bekerjasama
dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; Kementerian Sosial; Kementerian
46
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
47
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
C. Rangkuman
PPKS merupakan wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat,
dengan kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan
dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan
rujukan.
PPKS yang berkedudukan di Balai Penyuluh KB di tingkat kecamatan, harus
membangun kemitraan dengan pemerintah kecamatan, puskesmas, dan lintas sektor
serta mitra kerja supaya jika terdapat permasalahan yang intervensinya harus
dilaksanakan lintas sektor atau mitra kerja lainnya sehingga dapat membantu
mempercepat terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas serta
terwujudnya turunnya angka stunting.
D. Latihan
Untuk menambah pemahaman Anda, kerjakan latihan berikut dengan seksama!
1. Amatilah beberapa keluarga yang ada disekitar Anda! Dan catatlah pengamatan Anda!
2. Jelaskan fenomena permasalahan keluarga yang terjadi di lingkungan sekitar!
3. Jelaskan peran PPKS dalam percepatan penurunan stunting!
48
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
4. Jelaskan yang Anda ketahui tentang intervensi spesifik dan intervensi sensitif dalam
Percepatan Penurunan Stunting!
5. Jelaskan tentang perlunya kerjasama dengan lintas sektor dan mitra kerja untuk
Percepatan Penurunan Stunting!
E. Evaluasi Formatif
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memilih a, b, c, d, dan e pada jawaban yang
paling tepat!
49
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
50
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
BAB V
PERAN KELUARGA DALAM
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat
menjelaskan Peran Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting.
A. Keluarga
Menurut Undang–Undang Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Pada UU No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Pasal 47 secara tegas telah mengamanatkan Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah untuk menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Tentu menjadi naïf bila pemerintah
51
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
tidak segera turun tangan untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut. Apalagi telah
disadari bahwa keluarga merupakan wahana pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berkarakter. Sosok generasi yang dipastikan mampu mendukung
pembangunan negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.
Keluarga menurut KBBI adalah Ayah, Ibu dan anak-anaknya; orang seisi rumah
seperti sanak saudara dan kerabat. Menurut PP No 87 Tahun 2014, Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami, istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga juga merupakan sekumpulan orang dalam satu kesatuan atau unit yang
mengelompok dan hidup bersama untuk jangka waktu relatif lama dan berlangsung
terus. Keluarga memiliki peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan
maupun kepribadian anggota-anggotanya terutama anak merupakan tempat utama
seorang anak untuk bertumbuh dan berkembang.
Pada kenyataan dikehidupan sehari-hari keluarga itu bisa saja mempunyai anggota
yang terdiri dari:
1. Suami dan isteri
2. Suami, isteri dan anak
3. Ayah dan anak
4. Ibu dan anak
5. Keluarga poin 1 sampai dengan 4 ditambah dengan orang lain sebagai anggota
keluarga lainnya (misalnya: kakek/ nenek/ sudara/ kerabat/ pembantu)
Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dan mempunyai peran masing masing. Keluarga perlu
memiliki kualitas kesejahteraan dan ketahanan fisik
maupun non fisik yang seimbang dalam menghadapi
perubahan dan tuntutan masa depan. Melalui
pemberdayaan keluarga diharapkan dapat dibina
manusia yang tumbuh selaras, serasi dan seimbang
secara lahiriah dan mental guna mewujudkan
keluarga berkualitas.
52
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Keluarga berperan sangat penting dalam PPS pada setiap fase kehidupan. Mulai
dari janin dalam kandungan, bayi, anak balita, remaja, menikah, kehamilan, dan
seterusnya. Dalam mencegah stunting, bukan hanya dibutuhkan pemahaman dan
penerapan pola hidup sehat saja, namun peran seluruh anggota keluarga yang turut serta
berkontribusi terhadap janin sampai lahir hingga berusia 24 bulan.
Secara nyata, mari kita pelajari bersama bagaimana peran masing-masing
anggota keluarga dalam PPS sebagai berikut:
1. Ayah
Sebagai kepala keluarga, keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan anak
akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Peranan ayah berbeda dari masa kehamilan dan saat memiliki anak. Dukungan ayah
pada masa kehamilan, akan membantu psikologi ibu semakin baik sehingga akan
berdampak di proses persalinan. Berikut hal-hal yang dapat diperhatikan oleh seorang
ayah.
a. Masa Kehamilan
1) Mengantarkan istri untuk pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali.
2) Mengingatkan istri untuk makan makanan bergizi terkhusus protein hewani,
minum tablet tambah darah dan vitamin yang diperlukan.
3) Menjaga hubungan baik dengan istri, sehingga istri tidak stress atau merasa
tertekan.
4) Menjaga dan merawat kesehatan ibu, selalu siaga dalam segala hal.
b. Masa memiliki anak
1) Mendukung istri dalam pemberian ASI Ekslusif.
Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu faktor yang sangat penting
untuk pencegahan stunting. Keluarga sebagai faktor pendukung keberhasilan
seorang ibu dalam menyusui anaknya. Menurut studi, keberhasilan menyusui
53
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
54
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
2. Ibu
Ibu berperan penting dalam PPS, dari sewaktu ibu hamil dan ibu menyusui serta
dalam pengasuhan terhadap anak. Peran ibu dalam PPS dapat dilalui dari sewaktu
remaja, pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi dan yang mengandung zat besi
untuk menghindari anemia dan KEK, minum tablet tambah darah sewatu hamil, makan
makanan yang bergizi sewaktu hamil dan menyusui. Ketika seorang ibu punya anak
remaja putri, ibu juga memperhatikan kesehatan remaja putri agar terhindar anemia
dan KEK. Pada saat menstruasi, remaja putri sering banyak kehilangan darah yang
berpotensi terkena anemia. Remaja putri yang mengalami anemia beresiko tinggi
mengalami anemia saat hamil dan mempunyai risiko melahirkan anak stunting.
55
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Jadi dapat disimpulkan bahwa peran dan dukungan seluruh anggota keluarga
dalam PPS sangatlah dibutuhkan. Saling menyayangi, mengasihi, mengingatkan dan
disiplin dalam menerapkan hidup sehat sehingga seluruh anggota keluarga
merasakan manfaatnya dapat mencegah stunting dan menjadi keluarga yang
berkualitas, hidup sehat, bahagia dan sejahtera. Keluarga yang berkualitas
membentuk generasi/ SDM yang berkualitas, sehat, cerdas, andal dan mandiri.
C. Rangkuman
Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluarga berperan sangat penting dalam PPS pada
setiap fase kehidupan. Mulai dari janin dalam kandungan, bayi, anak balita, remaja,
menikah, kehamilan, dan seterusnya. Dalam mencegah stunting, bukan hanya dibutuhkan
pemahaman dan penerapan pola hidup sehat saja, namun peran seluruh anggota keluarga
yang turut serta berkontribusi terhadap janin sampai lahir hingga berusia 24 bulan.
Dukungan seluruh anggota keluarga dalam PPS sangatlah dibutuh. Saling
menyayangi, mengasihi, mengingatkan dan disiplin dalam menerapkan hidup sehat
sehingga seluruh anggota keluarga merasakan manfaatnya dapat mencegah stunting dan
menjadi keluarga yang berkualitas, hidup sehat, bahagia dan sejahtera. Keluarga yang
berkualitas membentuk generasi/ SDM yang berkualitas, sehat, cerdas, andal dan mandiri.
56
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
D. Latihan
Untuk menambah pengalaman Anda, kerjakan latihan berikut dengan seksama!
1. Amatilah beberapa keluarga yang ada disekitar tempat tinggal Anda! Apakah sudah
sesuai dengan definisi keluarga?
2. Uraikan dengan Bahasa Anda sendiri tentang keluarga!
3. Jelaskan bagaimana peran keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting!
4. Jelaskan bagaimana peranan suami untuk mendukung penurunan stunting!
5. Jelaskan peranan Kakek/Nenek dalam Percepatan Penurunan Stunting!
E. Evaluasi Formatif
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memilih a, b, c, d, dan e pada jawaban yang paling
tepat!
1. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya tertuang pada…
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2019
d. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
e. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2019
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh merupakan keuntungan ASI Eksklusif bagi…
a. ibu
b. kakek dan nenek
c. anak
d. ayah
e. kerabat
3. Berikut adalah keterlibatan seorang ayah dalam pencegahan stunting didalam
keluarga, kecuali …
a. Mengantarkan istri untuk pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali.
b. Mengkonsumsi makanan bergizi dan yang mengandung zat besi untuk
menghindari anemia dan KEK.
c. Mengingatkan untuk makan makanan bergizi terkhusus protein hewani.
d. Menjaga hubungan baik dengan pasangan, sehingga tidak stress atau merasa
tertekan.
e. Mendukung dalam pemberian ASI Ekslusif
57
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
58
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
PPKS merupakan wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat,
dengan kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan
dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan
rujukan. Dengan dibentuknya PPKS ini, maka diharapkan dapat mendorong terwujudnya
keluarga yang berkualitas, yaitu keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
PPKS melaksanakan 8 (delapan) pelayanan yang meliputi pelayanan penyediaan
data program Bangga Kencana, pelayanan komunikasi informasi dan edukasi
kependudukan dan keluarga berencana, pelayanan konseling keluarga balita, pranikah,
keluarga remaja dan remaja, keluarga lansia dan lansia, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi dan keluarga harmonis. PPKS menyediakan pembinaan usaha
ekonomi keluarga. PPKS juga melayani rujukan dan pembinaan kelompok kegiatan, KIE,
konsultasi dan pengembangan kemitraan.
Manfaat PPKS bagi masyarakat umum adalah mendapatkan layanan Informasi
data terkait program Bangga Kencana, mendapatkan layanan KIE sesuai permasalahan
terkait Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, mendapatkan
layanan konsultasi permasalahan Program Bangga Kencana, mendapatkan layanan
konseling permasalahan Program Bangga Kencana, mendapatkan layanan Pembinaan
dan mendapatkan layanan rujukan
PPKS yang berkedudukan di Balai Penyuluh KB di tingkat kecamatan, harus
membangun kemitraan dengan pemerintah kecamatan, puskesmas, dan lintas sektor
serta mitra kerja supaya jika terdapat permasalahan yang intervensinya harus
dilaksanakan lintas sektor atau mitra kerja lainnya sehingga dapat membantu
mempercepat terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas serta
terwujudnya turunnya angka stunting.
Keluarga berperan sangat penting dalam PPS pada setiap fase kehidupan. Mulai
dari janin dalam kandungan, bayi, anak balita, remaja, menikah, kehamilan, dan
seterusnya. Dalam mencegah stunting, bukan hanya dibutuhkan pemahaman dan
penerapan pola hidup sehat saja, namun peran seluruh anggota keluarga yang turut serta
berkontribusi terhadap janin sampai lahir hingga berusia 24 bulan.
59
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
B. Evaluasi Sumatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e pada jawaban
yang paling tepat!
1. Wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat, dengan kegiatan dan
atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk
komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan,
merupakan pengertian dari …
a. Advokasi dan KIE
b. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
c. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
d. Rencana Aksi Nasional
e. Program Bangga Kencana
2. Mendapatkan layanan konsultasi dan konseling permasalahan program Bangga
Kencana merupakan manfaat bagi …
a. Pemerintah pusat
b. Pemerintah daerah
c. Penyuluh KB
d. Pelaksana PPKS
e. Masyarakat
3. PPKS merupakan salah satu wadah pelayanan kepada masyarakat, yang bisa berada
di tingkatan …
a. tingkat provinsi
b. tingkat kabupaten dan kota
c. tingkat kecamatan
d. tingkat kelurahan/desa
e. tingkat RT/RW
60
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
61
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
62
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
13. Tablet tambah darah yang wajib diminum oleh Ibu selama masa kehamilan adalah …
a. 30 tablet
b. 45 tablet
c. 60 tablet
d. 75 tablet
e. 90 tablet
14. Memberikan pelayanan informasi/KIE/Konsultasi/Konseling/ Pembinaan/Rujukan
baik individu maupun kelompok mengenai stunting merupakan peran dari …
a. Puskesmas
b. Posyandu
c. Tenaga Kesehatan
d. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
e. Pemerintah Daerah
15. Peran PPKS dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting yaitu ….
a. Mengambil keputusan dalam upaya mencari solusi atau penyelesaian masalah
khususnya yang terkait dengan percepatan penurunan stunting.
b. Sebagai wadah yang memberikan pelayanan informasi serta pelayanan konsultasi
dan konseling bagi masyarakat.
c. Mengatasi permasalahan individu maupun permasalahan yang ada di keluarga
yang menyebabkan keluarga menjadi rentan.
d. Membantu memperlambat terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas serta turunnya angka stunting.
e. Melakukan pencatatan yang baik pada saat pelayanan KB dan berkala melakukan
pelaporan.
16. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya tertuang pada…
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2019
d. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
e. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2019
63
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
17. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh merupakan keuntungan ASI Eksklusif bagi…
a. ibu
b. kakek dan nenek
c. anak
d. ayah
e. kerabat
18. Berikut adalah keterlibatan seorang ayah dalam pencegahan stunting didalam
keluarga, kecuali …
a. Mengantarkan istri untuk pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali.
b. Mengkonsumsi makanan bergizi dan yang mengandung zat besi untuk
menghindari anemia dan KEK
c. Mengingatkan untuk makan makanan bergizi terkhusus protein hewani.
d. Menjaga hubungan baik dengan pasangan, sehingga tidak stress atau merasa
tertekan.
e. Mendukung dalam pemberian ASI Ekslusif
19. Yang merupakan peran ayah adalah…
a. Menelantarkan anak karena itu urusan ibunya
b. Membuat ibu hamil merasa tertekan dan stress
c. Tidak mempedulikan kesehatan anak
d. Menuruti semua keinginan istri dan anak
e. Giat mencari nafkah dengan ikhlas dan diniatkan ibadah untuk mencukupi
kebutuhan keluarga
20. Peran saudara/kerabat/pembantu antara lain…
a. Membantu mengantarkan anak bayi ke posyandu setiap bulan
b. Mentelantarkan anak bayi.
c. Membuat ibu hamil merasa tertekan dan stress.
d. Membantu pekerjaan dapur.
e. Memberikan minuman madu/kopi/teh pada anak bayi.
64
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
C. Kunci Jawaban
1. C 6. D 11. B 16. D
2. E 7. A 12. C 17. C
3. C 8. B 13. E 18. B
4. D 9. D 14. D 19. E
65
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. (2021). Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional No. 12
Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting
Indonesia Tahun 2021 – 2024. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional.
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional No. 12 Tahun 2021
tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021 – 2024.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat.
Sondang Ratna Utari, 2021, Modul Overview Pendampingan Keluarga dalam Percepatan
Penurunan Stunting, Pusdiklat KKB – BKKBN
Sondang Ratna Utari, 2022, Modul 2 Mekanisme Rujukan Pelayanan Tim Pendamping
Keluarga, Pusdiklat KKB- BKKBN
1000 Days Fund, 2022, Smart Chart Counseling Guide Book, Jakarta: 1000 Days Fund
Ayah ASI, 2020, Modul Pelatihan Kelas Ayah Asi, Jakarta: Ayah ASI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang Buku Saku Hasil Survei Status Gizi
Indonesia 2022. Jakarta
https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
https://rsud.temanggungkab.go.id/home/berita/308/1000-hari-pertama-kehidupan
https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting
https://www.antaranews.com/berita/2490437/mengenali-keluarga-berisiko-stunting-
merupakan-strategi-penting
https://www.panduanibu.com/bayi-0-bulan-normal/
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/nutrisi-zat-gizi-ibu-hamil/
https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/tahap-perkembangan-otak-anak
66
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/tanda-anak-stunting-yang-perlu-anda-
perhatikan
https://www.kemkes.go.id/article/view/22042400001/kemenkes-tambah-3-jenis-vaksin-
imunisasi-rutin-salah-satunya-hpv.html
67
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
68
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
69