Anda di halaman 1dari 79

MODUL 3

PERAN PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA


DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

TRAINING OF TRAINER (ToT)


PELATIHAN TEKNIS
PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
2023
Hak Cipta @ 2023

PERANGKAT

TOT PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA

Edisi Tahun 2023

Modul 3

Peran PPKS dalam Percepatan Penurunan Stunting

Pengarah :
Prof. drh. Muhammad Rizal Damanik, MrepSc, PhD

Penanggung Jawab :
Dr. Lalu Makripuddin, M.Si

Koordinator Pelaksana :
Afif Miftahul Majid, S.Sos., MM

Tim Penyusun :
Sondang Ratna Utari, SE, MM.
Retnoningsih Suharno, S.Pd
Ema Florenta Sinuhaji, S.Gz, MHAPL

Tim Teknis :
Josua Soaloon, ST
Tito Agung Yuswono, SE, MSM

Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata Nol1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

KATA SAMBUTAN

Alhamdulillah dengan mengucap Puji dan


Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat
dan anugerah yang sudah diberikan kepada kita
semua sehingga kita dapat menyelesaikan
perangkat pelatihan Training of Trainer (ToT)
Pelatihan Teknis Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera Bagi Fasilitator Tingkat Provinsi Tahun
2023.
Dengan semakin banyaknya permasalahan
di keluarga yang muncul ke permukaan, tidak bisa
kita anggap sebagai hal yang sederhana karena
kondisi keluarga yang rentan atau tidak berkualitas akan berdampak pada setiap sendi
kehidupan manusia. Pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga merupakan salah
satu upaya untuk dapat mewujudkan penduduk yang berkualitas. Keluarga yang memiliki
ketahanan yang kuat merupakan landasan terciptanya kualitas hidup keluarga. Secara
umum, ketahanan keluarga adalah terpenuhinya segala kebutuhan keluarga baik
kebutuhan materiil maupun kebutuhan moril dan spiritual.
BKKBN telah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan keluarga yang
berkualitas melalui berbagai macam program yang mengikuti siklus hidup manusia.
Namun, ternyata hal ini masih dianggap kurang karena belum adanya suatu layanan
secara terpadu yang dapat membantu keluarga mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Untuk itu maka dibentuk Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera yang hadir ditengah
keluarga untuk pelayanan keluarga. Keberadaan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
untuk mengatasi banyaknya permasalahan di lingkungan sosial yang disebabkan oleh
ketidaktahuan keluarga dalam menjalankan fungsinya
Secara umum, Ketahanan Keluarga adalah terpenuhinya segala kebutuhan
keluarga baik kebutuhan materiil maupun kebutuhan moril dan spiritual. Karena belum
adanya suatu layanan terpadu yang dapat membantu keluarga mengatasi permasalahan
yang dihadapi, untuk itu BKKBN membentuk Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
yang hadir ditengah keluarga untuk pelayanan keluarga dalam rangka menciptakan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga di Indonesia.
PPKS merupakan wadah berbasis institusi dengan kegiatan dan/atau rangkaian
kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi, dan

i
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

edukasi (KIE), konsultasi dan konseling, pembinaan serta rujukan. Keberadaan PPKS ini
untuk mengatasi banyaknya permasalahan di lingkungan sosial yang disebabkan oleh
ketidaktahuan keluarga dalam menjalankan fungsinya.
Kami berharap perangkat pelatihan Training of Trainer (ToT) Pelatihan Teknis
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Bagi Fasilitator Tingkat Provinsi Tahun 2023 ini
menjadi bahan belajar dan referensi untuk menambah wawasan, pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta belajar dalam memaksimalkan pengelolaan PPKS dan juga dapat
memberikan kontribusi terhadap penurunan angka stunting di wilayah kerja masing-
masing.
Tidak ada gading yang tak retak, kami sangat bersyukur dan mengucap terima
kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan tentu kepada semua
pihak yang sudah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pelatihan ini, tentu ini
adalah hasil karya bersama, berkat kerjasama dan kolaborasi yang baik sehingga
perangkat pelatihan ini dapat tersusun dengan baik dan siap untuk digunakan, semoga
apa yang sudah kita lakukan dapat menjadi kontribusi positif dalam peningkatan
keberhasil program Bangga Kencana dan penurunan stunting.

Jakarta, Mei 2023


Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan

Prof. drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD

ii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur tentu hanya milik Tuhan Yang Maha


Esa, kita bersyukur atas tersusunnya perangkat pelatihan
Training of Trainer (ToT) Pelatihan Teknis Pusat
Pelayanan Keluarga Sejahtera Bagi Fasilitator Tingkat
Provinsi Tahun 2023.
Pemberian pelayanan konsultasi dan konseling
langsung pada keluarga merupakan salah satu bentuk
implementasi nyata membangun kualitas penduduk karena
penduduk sebagai modal dasar pembangunan harus
menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Diharapkan melalui PPKS,
pemerintah dapat membenahi kondisi-kondisi tidak ideal yang terjadi di keluarga Indonesia,
untuk mewujudkan keluarga-keluarga yang sehat dan berkualitas dan dapat meminimalisir
terjadinya dampak negatif akibat adanya permasalahan di dalam keluarga di Indonesia.
Melalui PPKS diharapkan dapat langsung mengacu kepada sasaran yaitu keluarga
dengan pendekatan konsultasi dan konseling bagi keluarga dan anggota keluarganya. Guna
mencapai tujuan tersebut, BKKBN menyelenggarakan kegiatan Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera (PPKS) yang memberikan minimal delapan jenis pelayanan, meliputi:
1. Pelayanan data dan informasi Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga,
2. Konsultasi dan Konseling Keluarga Balita dan Anak,
3. Konsultasi dan Konseling Keluarga Remaja dan Remaja,
4. Konsultasi dan Konseling Pra Nikah,
5. Konsultasi dan Konseling Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi,
6. Konsultasi dan Konseling Keluarga Harmonis,
7. Konsultasi dan Konseling Keluarga Lansia dan Lansia,
8. Pembinaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.
PPKS hadir sampai tingkatan kecamatan dengan tujuan untuk mempermudah
keluarga mengakses layanan. PPKS di tingkatan kecamatan menggunakan Balai
Penyuluhan (BP) Keluarga Berencana sebagai tempat pelaksanaan pelayanan terhadap
keluarga yang tugas utamanya adalah melakukan identifikasi permasalahan yang ada di
lingkungan sekitarnya dan membuat sistem rujukan agar keluarga tersebut bisa
mendapatkan bantuan tenaga profesional.

iii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) merupakan salah satu wadah pelayanan
kepada masyarakat, yang bisa berada di berbagai tingkatan wilayah. Tingkatan wilayah yang
paling dekat dengan masyarakat adalah di tingkat kecamatan. PPKS yang berada di Balai
Penyuluhan adalah PPKS yang dikelola oleh Perangkat Daerah yang menangani Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, dengan menggunakan Balai Penyuluhan beserta sarana
di dalamnya untuk melaksanakan pelayanan terhadap keluarga di lapangan. Apabila di daerah
tersebut tidak memiliki Balai Penyuluhan bisa menggunakan fasilitas gedung yang dimiliki
oleh Pemerintah Daerah atau menyewa gedung tersendiri maupun menggunakan tempat
swadaya masyarakat sendiri.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan para pengelola dan
pelaksana pada Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Pusdiklat KKB) bekerja sama dengan Direktorat Bina
Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan (Dithanlan) serta komponen terkait yang berada di
Kedeputian Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) menyusun perangkat
pelatihan sebagai acuan dalam pelaksanaan Pelatihan Teknis Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera.
Kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan perangkat pelatihan ini sangat
kami harapkan, semoga perangkat pelatihan ini dapat memenuhi kebutuhan peserta dalam
pelaksanaan pelatihan teknis Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera, tentu kami sangat terbuka
untuk saran dan masukan untuk perbaikan dan pengembangan materi kedepan, akhirnya kami
mengucapkan terima kasih dan apresisasi yang setinggi-tingginya kepada tim penyusun dan
kepada semua pihak yang sudah berkontribusi sehingga perangkat pelatihan ini bisa tersusun
dengan baik, semoga apa yang sudah kita karyakan ini mendapat balasan terbaik dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Jakarta, Mei 2023


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana,

Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si

iv
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ....................................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...........................................................................................................1
B. Deskripsi Singkat .......................................................................................................3
C. Manfaat Modul Bagi Peserta ....................................................................................3
D. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................3
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ........................................................................3
F. Petunjuk Belajar .........................................................................................................4
BAB II KONSEP DASAR PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA (PPKS) ............. 5
A. Pengertian PPKS ........................................................................................................6
B. Tujuan PPKS ...............................................................................................................7
C. Sasaran PPKS ............................................................................................................8
D. Manfaat PPKS ............................................................................................................8
E. Rangkuman ................................................................................................................9
F. Latihan ........................................................................................................................9
G. Evaluasi Formatif .................................................................................................... 10
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 11
BAB III PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING (PPS) ............................................... 12
A. Percepatan Penurunan Stunting ............................................................................ 12
B. Stunting.................................................................................................................... 13
C. 1000 HPK ................................................................................................................. 20
D. Pencegahan Stunting.............................................................................................. 36
E. Mitos dan Fakta Stunting ....................................................................................... 38
F. Rangkuman ............................................................................................................. 40
G. Latihan ..................................................................................................................... 40
H. Evaluasi Formatif .................................................................................................... 41
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 42
BAB IV PERAN PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA (PPKS) DALAM
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING (PPS) .................................................. 43
A. Fenomena Permasalahan Keluarga terkait dengan kasus Stunting ................... 43

v
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

B. Peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan Penurunan


Stunting (PPS) ......................................................................................................... 47
C. Rangkuman ............................................................................................................. 48
D. Latihan ..................................................................................................................... 48
E. Evaluasi Formatif .................................................................................................... 49
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 50
BAB V PERAN KELUARGA DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING ............... 51
A. Keluarga ................................................................................................................... 51
B. Peran Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting (PPS) ........................... 53
C. Rangkuman ............................................................................................................. 56
D. Latihan ..................................................................................................................... 57
E. Evaluasi Formatif .................................................................................................... 57
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 58
BAB VI PENUTUP...................................................................................................... 59
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 59
B. Evaluasi Sumatif ..................................................................................................... 60
C. Kunci Jawaban ........................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 66

vi
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

MODUL 3:
PERAN PPKS DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

vii
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga merupakan landasan hukum dalam penyelenggaraan
pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga Indonesia dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh
dimensi. Dan sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Nomor 72 Tahun 2011 bahwa salah satu fungsi BKKBN
adalah penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Selain itu, untuk mendukung upaya
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, BKKBN mengembangkan Pusat
Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin. Sesuai perubahan dan perkembangan zaman,
saat ini permasalahan keluarga semakin kompleks, meningkat macam dan jumlahnya,
sehingga kondisi keluarga yang rentan atau tidak berkualitas akan berdampak negatif
pada setiap sendi kehidupan manusia. Hal tersebut menyebabkan keluarga tidak
berkualitas dan rentan. PPKS dibentuk untuk membantu keluarga dengan memberikan
konseling sehingga dapat mengambil keputusan yang terbaik atas permasalahan yang
dihadapi agar keluarga menjadi sejahtera dan bahagia.
Dengan adanya amanat melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting (PPS) sebagai dasar hukum pelaksanaan PPS di BKKBN,
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar tentunya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, serta
produktivitas dan kreativitas di usia produktif. Di Indonesia, angka prevalensi stunting
masih cenderung tinggi yaitu 30,8 persen pada tahun 2018, dan menjadi 21,6 % pada tahun
2022 (sumber data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022) pemerintah harus tetap
memberikan perhatian serius terhadap isu ini, terutama agar anak-anak Indonesia dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal dengan disertai kemampuan

1
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan
berkompetisi di tingkat global. Salah satu hal yang juga perlu mendapat perhatian
diantaranya yaitu perlunya peningkatan pemahaman orangtua mengenai pengasuhan
yang baik dan menjaga kesehatan lingkungan.
Sesuai Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,
Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku pengemban amanat
Presiden Republik Indonesia dalam program Percepatan Penurunan Stunting, telah
melakukan terobosan telah menyusun Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi
Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024. Program
PPS ini dilaksanakan untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia
yang berkualitas dan diharapkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia dapat turun
menjadi 14%. Dengan semangat untuk percepatan penurunan stunting ini, maka PPKS
yang menjadi pusat pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), konsultasi dan
konseling program Bangga Kencana bagi masyarakat turut serta dalam menyukseskan
program PPS. Dengan menurunnya angka stunting di Indonesia diharapkan SDM menjadi
berkualitas dan berdaya saing di tingkat dunia serta mendorong terwujudnya keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pengelola dan
pelaksana pada Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS), Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Pusdiklat KKB) bekerja sama dengan
Direktorat Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan (Dithanlan) menyusun Kurikulum
Training of Trainer (ToT) Pelatihan Teknis Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera bagi
fasilitator tingkat provinsi yang didalamnya terdapat modul Pusat Pelayanan Keluarga
Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan Penurunan Stunting (PPS). Peserta pelatihan juga
diharapkan berusaha mencari dan membaca buku-buku lain yang dapat digunakan untuk
melengkapi pengetahuan tentang percepatan penurunan stunting serta meningkatkan
keterampilan pelayanan KIE, konsultasi dan konseling. Dengan demikian peserta dapat
menyesuaikan diri dalam segala perubahan lingkungan yang terjadi dapat meningkatkan
pemahaman tentang PPKS dalam PPS lebih baik lagi.

2
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

B. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas tentang peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
(PPKS), konsep dasar PPKS, Percepatan Penurunan Stunting (PPS), Peran PPKS dalam
Percepatan Penurunan Stunting dan Peran Keluarga dalam percepatan penurunan
stunting.

C. Manfaat Modul Bagi Peserta


Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta untuk membekali pengetahuan
tentang peran PPKS dalam PPS sehingga dapat memfasilitasi peserta pelatihan teknis
selanjutnya sehingga menjadi pelaksana PPKS yang memahami bahwa PPKS merupakan
wadah untuk melayani KIE, konsultasi dan konseling bagi masyarakat mengenai program
Bangga Kencana termasuk Program Percepatan Stunting.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan tentang
peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan Penurunan
Stunting (PPS).

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
a. Menjelaskan Konsep Dasar Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
b. Menjelaskan tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS)
c. Menjelaskan Peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan
Penurunan Stunting (PPS)
d. Menjelaskan Peran Keluarga dalam PPS

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1. Konsep Dasar Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
a. Pengertian PPKS
b. Tujuan PPKS
c. Sasaran PPKS
d. Manfaat PPKS

3
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

2. Percepatan Penurunan Stunting (PPS)


a. Percepatan Penurunan Stunting (PPS)
b. Stunting
c. 1000 HPK
d. Pencegahan Stunting
e. Mitos dan Fakta Stunting
3. Peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan Penurunan
Stunting (PPS)
a. Fenomena Permasalahan Keluarga terkait dengan kasus Stunting
b. Peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan Penurunan
Stunting (PPS)
4. Peran Keluarga dalam PPS
a. Keluarga
b. Peran Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting

F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa
petunjuk antara lain sebagai berikut:
1. Berdo’alah terlebih dahulu jika akan memulai belajar.
2. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1 (satu) dan
seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi pada tahap awal,
jangan membaca materi pada halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada
halaman tersebut sampai Anda benar-benar memahaminya.
3. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub
bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau
fasilitator yang sekiranya dapat membantu untuk
memahami materi modul ini.
4. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan
belajar sebaiknya Anda mengerjakan latihan-latihan.
5. Bersyukurlah kepada Tuhan YME dan berdo’alah agar
diberikan pemahaman tentang PPKS dalam PPS.

SELAMAT BELAJAR SEMOGA SUKSES!

4
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

BAB II
KONSEP DASAR PUSAT PELAYANAN
KELUARGA SEJAHTERA (PPKS)

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat
menjelaskan Konsep Dasar Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Peraturan Kepala Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nomor 72 Tahun 2011 tentang Organisasi
dan tata laksana merupakan landasan hukum yang kokoh dalam penyelenggaraan
pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga Indonesia. Lebih lanjut dalam pasal
47 dinyatakan bahwa; Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan
pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
BKKBN membentuk Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam rangka
menciptakan ketahanan dan kesejahteraan Keluarga di Indonesia. PPKS merupakan
wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat, dengan kegiatan dan atau
rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk komunikasi,
informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan. Dengan
dibentuknya PPKS ini, maka diharapkan dapat mendorong terwujudnya keluarga yang
berkualitas, yaitu keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

5
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

A. Pengertian PPKS
Kita saat ini sedang pada masa transisi dari pandemi covid-19 menuju masa
endemi covid-19. Dalam situasi masa transisi tersebut keluarga yang tidak memiliki
ketahanan dalam keluarga akan menjadi rentan untuk mendapatkan permasalahan baik
yang berasal dari diri sendiri maupun dari lingkungan luar. Saat ini permasalahan keluarga
yang timbul bagaikan fenomena gunung es, permasalahan yang kita ketahui hanya
sebagian kecil dari puluhan ribu permasalahan yang ada. Permasalahan keluarga tersebut
benar-benar sangat merugikan, menyengsarakan baik secara materiil maupun mental bagi
anak, orang tua maupun keluarga mulai dari tingginya angka perceraian, banyaknya balita
stunting, perilaku seksual di luar perkawinan, perkawinan di usia muda, angka kematian
ibu dan bayi yang masih cukup tinggi, kejadian bunuh diri pada remaja, kekerasan pada
anak dan perempuan, serta berbagai permasalahan yang ada di dalam keluarga.
Munculnya permasalahan dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti faktor
ekonomi, pendidikan, komunikasi, serta anak. Konflik dalam keluarga dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu: 1) konflik jangka pendek (solvable conflict) yang akar
permasalahannya dapat diselesaikan; dan 2) konflik jangka panjang (perpetual conflict)
yang dapat bertahan lama atau bahkan selamanya.
BKKBN telah melakukan berbagai upaya untuk menciptakan keluarga yang
berkualitas melalui berbagai macam program yang mengikuti siklus hidup manusia.
Namun ternyata hal ini masih dianggap kurang karena belum adanya suatu layanan secara
terpadu yang dapat membantu keluarga mengatasi permasalahan yang dihadapi. Melihat
banyaknya permasalahan keluarga yang ditemukan, maka kerentanan keluarga Indonesia
dapat terus meningkat. Untuk mencegah terjadinya hal
tersebut, maka BKKBN membentuk Pusat Pelayanan
Keluarga Sejahtera (PPKS).
PPKS merupakan wadah kegiatan terpadu
yang mudah diakses oleh masyarakat, dengan
kegiatan dan atau rangkaian kegiatan
pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam
bentuk komunikasi, informasi dan edukasi,
konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan.
Jenis pelayanan pada PPKS antara lain:
1. Pelayanan data dan informasi Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (Bangga Kencana);
2. Konsultasi dan konseling keluarga balita dan anak;

6
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

3. Konsultasi dan konseling keluarga remaja dan remaja;


4. Konsultasi dan konseling pranikah;
5. Konsultasi dan konseling keluarga berencana dan kesehatan reproduksi;
6. Konsultasi dan konseling keluarga harmonis;
7. Konsultasi dan konseling keluarga lansia dan lansia;
8. Pemberdayaan ekonomi keluarga dan Pelayanan lainnya.

Dalam memberikan pelayanan, PPKS tidak memberikan persyaratan yang spesifik


untuk mendapatkan pelayanan PPKS, tetapi persyaratan umumnya adalah masyarakat
membawa indentitas diri (KTP/SIM/Kartu Pegawai) dan melakukan registrasi atau wajib
mengisi buku klien.
PPKS sendiri dapat berkedudukan di provinsi, kabupaten/ kota, ataupun
kecamatan dengan jangkauan sasaran pada wilayah tersebut dan dapat merujuk pada
level di atasnya atau fasilitas lain yang lebih kompeten.

B. Tujuan PPKS
Secara umum, PPKS bertujuan untuk menyediakan informasi serta pelayanan KIE,
konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan bagi masyarakat bisa individu maupun
keluarga terkait permasalahan yang membuat keluarga menjadi rentan sehingga
membantu mereka untuk mengambil keputusan dalam upaya mencari solusi atau
penyelesaian masalah. Sehingga keluarga yang semula rentan, menjadi keluarga yang
berketahanan dan Kembali hidup bahagia dan sejahtera.
PPKS melaksanakan berbagai pelayanan yang meliputi pelayanan penyediaan
data program Bangga Kencana, pelayanan komunikasi informasi dan edukasi
kependudukan dan keluarga berencana, pelayanan konseling keluarga balita, pranikah,
keluarga remaja dan remaja, keluarga lansia dan lansia, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi dan keluarga harmonis. PPKS menyediakan pembinaan usaha
ekonomi keluarga. PPKS juga melayani rujukan dan pembinaan kelompok kegiatan, KIE,
konsultasi dan pengembangan kemitraan.
Dengan turut serta membantu masyarakat (individu/ keluarga/ kelompok/ umum)
menyelesaikan permasalahannya, maka hal tersebut dapat mendukung terwujudnya
keluarga berkualitas, yaitu keluarga yang bahagia dan sejahtera.

7
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

C. Sasaran PPKS
Sasaran PPKS adalah masyarakat, bisa individu maupun keluarga bahkan
kelompok yang mebutuhkan pelayanan KIE, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan
sesuai dengan permasalahannya terkait program Bangga Kencana. Sasaran PPKS dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Remaja
2. Calon Pengantin
3. Pasangan Usia Subur
4. Ibu Hamil
5. Ibu Pascapersalinan
6. Keluarga yang mempunyai anak dan balita
7. Keluarga yang mempunyai remaja
8. Keluarga yang mempunyai lansia
9. Lansia
10. Kelompok (misalnya kelompok UPPKA, Komunitas, LSM)
11. Umum (wartawan, mahasiswa, Ketua RT, dll)

D. Manfaat PPKS
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera yang dibentuk dan aktif kegiatannya akan
betul-betul dirasakan manfaatnya, antara lain:
1. Bagi masyarakat (individu/ keluarga/ kelompok/ umum)
a. Mendapatkan layanan Informasi data terkait program Bangga Kencana
b. Mendapatkan layanan KIE sesuai permasalahan terkait Program Bangga Kencana
dan Percepatan Penurunan Stunting
c. Mendapatkan layanan konsultasi permasalahan Program Bangga Kencana
d. Mendapatkan layanan konseling permasalahan Program Bangga Kencana
e. Mendapatkan layanan Pembinaan
f. Mendapatkan layanan Rujukan

2. Bagi Pelaksana PPKS


a. Dapat menerapkan keterampilan dalam pelayanan KIE, konsultasi, konseling,
pembinaan dan rujukan.
b. Mendapatkan pengalaman memberikan pelayanan KIE, konsultasi, konseling,
pembinaan dan rujukan

8
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

c. Medapatkan kepuasan setelah berhasil dalam pelayanan KIE, konsultasi, konseling


dan rujukan

3. Bagi BKKBN
a. PPKS dapat mendukung pelaksanaan Program Bangga Kencana
b. PPKS dapat mendukung tercapainya visi mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas.
c. PPKS dapat mendukung program percepatan penurunan stunting.

E. Rangkuman
PPKS merupakan wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat,
dengan kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan
dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan
rujukan. Dengan dibentuknya PPKS ini, maka diharapkan dapat mendorong terwujudnya
keluarga yang berkualitas, yaitu keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
PPKS melaksanakan berbagai pelayanan yang meliputi pelayanan penyediaan
data program Bangga Kencana, pelayanan komunikasi informasi dan edukasi
kependudukan dan keluarga berencana, pelayanan konseling keluarga balita, pranikah,
keluarga remaja dan remaja, keluarga lansia dan lansia, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi dan keluarga harmonis. PPKS menyediakan pembinaan usaha
ekonomi keluarga. PPKS juga melayani rujukan dan pembinaan kelompok kegiatan, KIE,
konsultasi dan pengembangan kemitraan.
Manfaat PPKS bagi masyarakat umum adalah mendapatkan layanan Informasi
data terkait program Bangga Kencana, mendapatkan layanan KIE sesuai permasalahan
terkait Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, mendapatkan
layanan konsultasi permasalahan Program Bangga Kencana, mendapatkan layanan
konseling permasalahan Program Bangga Kencana, mendapatkan layanan Pembinaan
dan mendapatkan layanan Rujukan

F. Latihan
Untuk menambah pengalaman Anda, kerjakan latihan berikut dengan seksama!
1. Jelaskan pengertian dari Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera!
2. Amatilah lingkungan tempat tinggal Anda, apakah sudah ada PPKS? Dimana adanya?
3. Amatilah jenis pelayanan yang ada di PPKS tersebut!
4. Jelaskan siapa saja yang menjadi sasaran PPKS!

9
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

5. Berdasarkan pengamatan Anda, uraikan manfaat Pusat Pelayanan Keluarga


Sejahtera!

G. Evaluasi Formatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e pada jawaban
yang paling tepat!
1. Wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat, dengan kegiatan dan
atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk
komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan,
merupakan pengertian dari …
a. Advokasi dan KIE
b. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
c. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
d. Rencana Aksi Nasional
e. Program Bangga Kencana
2. Mendapatkan layanan konsultasi dan konseling permasalahan program Bangga
Kencana merupakan manfaat bagi …
a. Pemerintah pusat
b. Pemerintah daerah
c. Penyuluh KB
d. Pelaksana PPKS
e. Masyarakat
3. PPKS merupakan salah satu wadah pelayanan kepada masyarakat, yang bisa berada
di tingkatan …
a. tingkat provinsi
b. tingkat kabupaten dan kota
c. tingkat kecamatan
d. tingkat kelurahan/desa
e. tingkat RT/RW
4. Ada berapa jenis pelayanan di PPKS …
a. 5 layanan
b. 6 layanan
c. 7 layanan
d. 8 layanan
e. 9 layanan

10
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

5. Berikut adalah layanan yang ada di PPKS, kecuali…


a. Rujukan
b. Advokasi
c. Konsultasi
d. Pembinaan kelompok kegiatan
e. Pengembangan kemitraan

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB II ini, coba Bapak/Ibu nilai tes
tersebut dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam modul ini, berapa nilai
yang diperoleh. Jika Bapak/Ibu dapat menjawab 5 soal dengan benar semua, maka
dianggap menguasai pokok bahasan ini, dan dapat melanjutkan ke BAB berikutnya. Akan
tetapi jika jawaban yang benar belum mencapai 4 soal, berarti Bapak/Ibu perlu mengulang
mempelajari pokok bahasan ini kembali dengan lebih baik.

11
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

BAB III
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING (PPS)

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat
menjelaskan tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS)

A. Percepatan Penurunan Stunting


Prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan Global Nutrition Report 2016 berada
pada posisi 108 dari 132 negara dan untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati
prevalensi kedua setelah Kamboja. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013 dicatat bahwa sekitar 37% dan hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa
30,8% anak balita di Indonesia mengalami stunting. Pencegahan stunting memerlukan
intervensi gizi terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik (langsung bidang kesehatan) dan
gizi sensitif (tidak langsung). Intervensi gizi spesifik berkontribusi sebesar 30%. Pada
intervensi gizi sensitif berkontribusi 70%, diantaranya melalui sektor ketahanan pangan,
ketersediaan pangan; ketersediaan air bersih dan sanitasi; penanggulangan kemiskinan
dan sosial, pendidikan dan sebagainya.
Pada tanggal 25 Januari 2021, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) ditunjuk oleh Presiden Joko 2 Widodo sebagai Ketua Pelaksana
Program Percepatan Penurunan Stunting. Hal tersebut dikuatkan dengan ditetapkannya
Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan
diharapkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia dapat turun menjadi 14%.
Pembangunan Indonesia 2020-2024, salah satunya bertujuan untuk membentuk
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, yaitu SDM yang sehat,
cerdas, adaptif, terampil dan berkarakter. SDM yang berkualitas harus dimulai sejak

12
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) bagi anak merupakan periode yang
sangat penting untuk pertumbahan dan perkembangan anak, jika anak tumbuh dalam
situasi kekurangan gizi kronis, tentu akan berpoteni melahirkan generasi anak yang
stunting. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi
kronis terutama dalam 1000 HPK. Sehingga kedepan diharapkan dengan menurunnya
angka stunting SDM bangsa Indonesia menjadi berkualitas dan dapat mendorong
terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas.
BKKBN dalam implementasi upaya percepatan penurunan stunting dilini lapangan,
dilakukan pemberian KIE mengenai percepatan penurunan stunting, perlu juga promosi
stunting yang difokuskan pada wilayah Kampung KB, utamanya Kampung KB dengan
kasus stunting. Diberikan juga KIE tentang program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT)
oleh Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan kader. Masyarakat juga diberikan KIE
dengan cara mengadakan demo memasak menu yang sehat dan bergizi dengan
memperhatikan kearifan lokal dengan mengedepankan menu daerah yang khas
dikonsumsi suatu daerah). Selain itu juga memanfaatkan wadah PPKS dalam promosi dan
KIE tentang percepatan penuruanan stunting oleh pelaksana PPKS.

BKKBN juga bermitra dengan lintas sektor dan mitra kerja disemua lini baik di
pusat, provoinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga level desa/kelurahan. Dengan
harapan bersama-sama bergandengan tangan dalam melaksanakan program percepatan
penurunan stunting. Sehingga intervensi yang dilakukan bersama-sama dapat dirasakan
langsung oleh masyarakat yang terdapat kasus stunting.

B. Stunting
Stunting merupakan kata yang saat ini sering kita dengar sehari-hari. Terlebih jika
kita memperhatikan tumbuh kembang bayi dibawah umur 2 (dua) tahun (Baduta). Stunting
akan mempengaruhi kondisi pertumbuhan fisik anak dan perkembangan otak anak.

1. Pengertian Stunting
Menurut Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting, Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak
akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.

13
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Menurut Peraturan BKKBN RI Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi


Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021 – 2024
menyebutkan bahwa Stunting adalah adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.
Menurut WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang
atau tinggi badannya berada di bawah standar.
Maksud dari kekurangan gizi kronis adalah terjadi kekurangan gizi secara terus
menerus dalam jangka waktu Panjang. Kondisi bayi yang mengalami kekurangan gizi
terus menerus ini akan menyebabkan kondisi makin memburuk terlebih jika diikuti
dengan infeksi berulang. Hal tersebut menjadikan tumbuh kembang bayi terganggu
baik secara fisik maupun non fisik. Dalam jangka pendek anak Stunting terhambat
perkembangan kognitif atau kecerdasannya, dalam jangka panjang,
Stunting berpotensi membuat postur tubuh tumbuh tidak optimal,
meningkatkan risiko kegemukan (obesitas), mudah sakit dan penurunan kesehatan
reproduksi. Perkembangan kognitif dan tumbuh-kembang fisik yang tidak optimal
akan menyebabkan kurang berprestasi di sekolah dan tidak optimal produktivitas
kerjanya dimasa mendatang

2. Ciri-Ciri Stunting
Sebagai orangtua hendaknya memberikan perhatian lebih pada tumbuh
kembanganaknya, utamanya bayi yang baru lahir hingga berusia dua tahun (Baduta).
Hal tersebut untuk menghindari kejadian stunting. Orangtua hendaknya diberikan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi tentang ciri-ciri stunting pada anak, agar jika
mengetahui ciri-ciri stunting pada badutanya dapat ditangani sesegera mungkin.
Adapun ciri-ciri stunting antara lain:
a. Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala bayi baru lahir rendah
Menurut WHO BB, PB dan LK bayi baru lahir dapat dilihat pada tabel berikut ini:

14
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Gambar 3.1 Berat Badan Bayi Lahir

Gambar 3.2 Panjang Badan Bayi Lahir

Gambar 3.3 Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir

15
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

b. Tubuh pendek
Kekurangan gizi tentu membuat pertumbuhan tinggi badan yang normal akan sulit
dicapai. Bila hal ini terjadi pada anak, waspadai gejala stunting yang bisa dilihat
dari perawakan tubuhnya yang cenderung pendek. Hal ini dapat mudah dilihat dan
dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Kendati demikian, orangtua mesti
tahu bahwa tidak setiap anak dengan tubuh pendek pasti mengalami stunting.
Maksudnya, jika merasa sudah memberikan asupan terbaik kepada anak tetapi ia
tetap bertubuh pendek, bisa jadi kondisi tersebut dipengaruhi oleh hal lain.
c. Sering sakit
Salah satu indikator stunting adalah menurunnya fungsi kekebalan tubuh akibat
kurangnya nutrisi dalam waktu berkepanjangan. Anak yang punya kekebalan tubuh
rendah akan lebih sering sakit, yang biasanya diakibatkan oleh penyakit infeksi,
contohnya anak sering demam, muntah, diare, dan lainnya.
d. Berat Badan cenderung berkurang
Kekurangan gizi tentu membuat berat badan anak susah naik dan mudah turun.
Tinggi badan yang normal pun sulit dicapai. Bila hal ini terjadi pada anak, waspadai
gejala stunting.
e. Wajah lebih muda dari usianya
Pada anak yang mengalami stunting, wajahnya terlihat lebih muda dibandingkan
anak seusianya. Ciri-ciri anak stunting yang satu ini terjadi akibat pertumbuhan
anak yang lebih lambat, sehingga ia terlihat lebih muda.
f. Cenderung mudah gemuk
Anak stunting bisa mengalami gangguan sistem endokrin tubuh yang
memengaruhi metabolisme lemak. Hal tersebut dapat membuat
anak stunting cenderung lebih mudah gemuk akibat metabolisme lemak yang
terganggu.
g. Anak lebih pendiam
Anak yang mengalami stunting jarang melakukan kontak mata dengan orang di
sekitarnya. Ini kemungkinan karena anak menjadi minder akibat tumbuh
kembangnya berbeda dengan anak seusianya.
h. Terlambat Pubertas
Karena tumbuh kembangnya melambat, masa pubertas anak perempuan yang
mengalami stunting juga melambat. Oleh sebab itu, terlambat menstruasi
tergolong gejala stunting pada anak.

16
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

i. Pertumbuhan gigi terlambat


Tanda anak stunting adalah tumbuh kembang cenderung melambat. Ini juga
mencakup pertumbuhan giginya yang akan lebih lambat dibandingkan anak
seusianya.
j. Menurunnya kemampuan kognitif
Penurunan kemampuan kognitif menjadi salah satu ciri anak stunting yang paling
mengkhawatirkan. Stunting bisa mengakibatkan kemampuan kognitif anak
menurun, yang ditandai dengan IQ rendah bahkan hingga dikategorikan retardasi
mental.
Kemampuan kognitif yang menurun dapat dilihat dari adanya hambatan dalam
perkembangan anak. Sebagai contoh, anak belum mampu mengucap kata di usia
2 tahun, atau belum bisa makan sendiri di usia 1 tahun.

Stunting bisa memengaruhi masa depan buah hati. Karenanya, dengan


mengenali ciri-ciri stunting pada anak sedini mungkin agar tindakan penanganan atau
pengobatan dapat dilakukan sebelum terlambat.

3. Penyebab Stunting
Berbagai faktor penyebab terjadinya stunting, misalnya asupan gizi yang buruk,
berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir
rendah (BBLR). Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya
terjadi setelah ia lahir saja. Melainkan bisa dimulai sejak ia masih di dalam kandungan.
Berikut beberapa hal yang menjadi penyebab Stunting pada anak antara lain:
a. Praktik Pengasuhan yang tidak baik
Praktik pengasuhan yang tidak baik dikarenakan:
1) Kurangnya pengetahuan tentang Kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan.
a) Mulai dari pra konsepsi, hamil hingga pascapersalinan
● Ketika seorang remaja puteri sudah mengalami kurang gizi dan anemia.
● Pada saat hamil tidak mendapatkan asupan gizi yang mencukupi.
● Ibu yang hidup dilingkungan dengan sanitasi dan kesehatan lingkungan
yang kurang memadai.
b) Remaja Puteri
Menurut Riskesdas 2018, terdapat 36,3% remaja puteri mempunyai kondisi
berisiko kurang energi kronik

17
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

c) Wanita Usia Subur (WUS)


Menurut Riskesdas 2018, terdapat:
● 33,5% WUS hamil dengan risiko kurang energi kronik
● 37,1% WUS mengalami anemia
2) 30% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI Eksklusif.
Rendahnya kesadaran Ibu akan pentingnya memberikan ASI pada balitanya
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang kesehatan dan sosio-kultural,
terbatasnya petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan, tradisi daerah
berpengaruh terhadap pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini,
dan tidak lancarnya ASI setelah melahirkan.
3) 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima Makanan Pendamping ASI
dengan baik.
Setelah umur 6 bulan, setiap bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi
sering disebut Makanan Pendamping ASI (MPASI). Namun tidak semua bayi
diatas 6 bulan mendapatkan MPASI dengan baik.

b. Kurangnya Akses ke makanan bergizi


1) Kurangnya akses makanan bergizi mengakibatkan 1 dari 3 Ibu hamil anemia
2) Ada pemahaman bahwa makanan bergizi dianggap mahal

c. Terbatasnya layanan Kesehatan termasuk layanan Ante Natal Care (ANC), post
natal dan pembelajaran dini yang berkualitas.
1) 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di Pendidikan anak usia dini
2) 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
3) Menurunnya tingkat kehadiran anak di posyandu
4) Tidak mendapat akses yg memadai ke layanan imunisasi

d. Infeksi berulang
Ketika anak tidak mendapatkan gizi yang cukup dan berimbang, maka akan rentan
terhadap penyakit. Jika anak mengalami infeksi berulang disertai gizi yang tidak
cukup dan berimbang, maka akan memicu meningkatnya kasus stunting.

18
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

e. Kurangnya Akses Air Bersih dan Sanitasi


Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama
kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Sehingga mengakibatkan meningkatnya
kasus stunting.
1) 1 dari 5 rumah tangga masih buang air besar di ruang terbuka
2) 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses ke air minum bersih

f. Ibu yang pendek akibat stunting sejak kecil


Bagi anak perempuan yang mengalami Stunting, ia berisiko untuk mengalami
masalah kesehatan dan perkembangan pada keturunannya saat sudah dewasa.
Hal tersebut biasanya terjadi pada wanita dewasa dengan tinggi badan kurang dari
145 cm karena mengalami Stunting sejak kecil. Pasalnya, ibu hamil yang bertubuh
pendek di bawah rata-rata (maternal Stunting) akan mengalami perlambatan aliran
darah ke janin serta pertumbuhan rahim dan plasenta. Bukan tidak mungkin,
kondisi tersebut akan berdampak buruk pada kondisi bayi yang dilahirkan.

Bayi yang lahir dari ibu dengan tinggi badan di bawah rata-rata berisiko mengalami
komplikasi medis yang serius, bahkan pertumbuhan yang terhambat.
Perkembangan saraf dan kemampuan intelektual bayi tersebut bisa terhambat
disertai dengan tinggi badan anak tidak sesuai usia. Selayaknya Stunting yang
berlangsung sejak kecil, bayi dengan kondisi tersebut juga akan terus mengalami
hal yang sama sampai ia beranjak dewasa

4. Dampak Stunting
Jika kita menemui kasus stunting, maka dapat kita perhatikan bahwa kasus
tersebut memberikan dampak yang sangat luar biasa pada anak yang mengalami
stunting dan bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
keseluruhan.
Stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin berdampak:
a. Dampak jangka pendek:
1) Terganggunya perkembangan otak
2) Kecerdasan berkurang.
3) Gangguan pertumbuhan fisik.
4) Gangguan metabolism dalam tubuh

19
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

b. Dampak jangka panjang


1) Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar.
2) Menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terpapar penyakit.
3) Meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung,
pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua

C. 1000 HPK
Perkembangan otak anak menjadi salah satu poin penting yang mempengaruhi
pertumbuhan mereka. Otak adalah pusat dari tubuh manusia yang tersusun dari milyaran
sel saraf dan sejumlah jaringan pendukung yang saling terhubung untuk mengatur
sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.

Gambar 3.4 Pertumbuhan Otak Anak di Masa 1000 HPK

Gambar 3.4 menjelaskan perkembangan otak anak dimulai sejak dalam


kandungan, pada usia satu tahun, rata-rata ukuran otak bayi telah mencapai dua kali lipat
dari ukuran otaknya saat lahir. Pada usia 2 (dua) tahun, berat otak sudah mencapai 75-
80% berat otak orang dewasa, banyak perkembangan luar biasa yang terjadi pada otak
anak pada periode ini. Hal ini ditandai dengan perkembangan emosinya dan rasa
penasaran yang semakin tinggi. Di usia satu sampai dua tahun, anak juga sudah memiliki
kemampuan mengenali benda, hingga menyusun kata-kata pertamanya. Khususnya pada
umur 2 (dua) tahun, akan lebih terasah perkembangan motoriknya. Mereka mulai bisa
berdiri dan berjalan, kemudian berlari kecil serta melakukan lompatan kecil.

20
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

1. Pengertian 1000 HPK


Masa seribu Hari Pertama Kehidupan merupakan bagian terpenting dalam
kehidupan manusia. Pada masa inilah proses tumbuh kembang seorang anak dimulai.
Orang tua memiliki peran penting untuk memberikan perawatan dan pengasuhan yang
berkualitas sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang meliputi 270 (dua ratus tujuh
puluh) hari selama dalam kandungan dan 730 (tujuh ratus tiga puluh) hari masa
menyusui sampai usia 2 (dua) tahun. Periode ini menjadi sangat penting karena
sangat berpengaruh pada kemampuan anak untuk tumbuh, berkembang menjadi
manusia yang berkualitas.
Tahap ini sangat menentukan bagi kesehatan, pertumbuhan, dan
perkembangan anak manusia di rentang kehidupan selanjutnya. Pada masa ini otak
anak sedang mengalami perkembangan yang pesat, terutama di bulan keempat
kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Di masa tersebut, sel-sel otak saling
terhubung dengan sangat cepat. Jika orang tua mengasuh dan memberi asupan gizi
yang cukup dan seimbang pada anak.

Agar 1000 HPK dapat dilalui dengan baik, maka asupan nutrisi dan gizi harus
tepat, dan pola pengasuhan yang baik. Tidak terpenuhinya asupan nutrisi dan gizi,
serta kesalahan dalam pengasuhan pada masa 1000 HPK seorang anak akan
berdampak sangat buruk dan permanen terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak dikemudian hari, sehingga dapat mengganggu kesejahteraan anak di masa
depan.
Seribu hari pertama kehidupan (selanjutnya disingkat 1000 HPK) merupakan
masa awal proses kehidupan manusia yang dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi,
hingga usia dua tahun. Pada masa ini terjadi proses pembentukan dan perkembangan
yang sangat cepat. Pada periode ini juga status kesehatan fisik, kesehatan dan
kecerdasan (kognitif) sangat ditentukan.
Kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh pengasuhan pada
1000 HPK. Pada periode 1000 HPK, terjadi perkembangan otak, pertumbuhan badan,
perkembangan sistem metabolisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh
yang berlangsung sangat cepat. Kegagalan pada periode ini akan berpengaruh pada
periode berikutnya. Lebih jauh, pemberian gizi yang kurang optimal pada masa ini
dapat berakibat kurangnya tinggi badan, daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya
perkembangan kognitif, serta penyakit degeneratif lain pada masa dewasa. Oleh

21
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

karena itu, orang tua perlu memperhatikan dengan serius pada masa ini. Ketika calon
ibu merencanakan kehamilan, mereka perlu memastikan keadaan gizi dan kesehatan
optimal. Selama masa kehamilan, perlu memperhatikan keadaan gizi, sebab sangat
menentukan status kesehatan ibu dan proses pertumbuhan dan perkembangan janin
yang dikandungnya.
Ketika buah hati lahir, usia 0-6 bulan merupakan masa terjadinya pertumbuhan
dan perkembangan yang berlangsung dengan kecepatan luar biasa. Satu-satunya
makanan yang diperlukan bayi usia 0-6 bulan adalah air susu ibu (ASI). Sebab itu bayi
usia 0-6 bulan perlu diberikan ASI Eksklusif. Cukup ASI saja, tanpa penambahan
makanan atau minuman lain hingga bayi berusia 6 bulan.
Memasuki usia 6-12 bulan anak mulai diperkenalkan beberapa Makanan
Pendamping ASI (MPASI). Masa ini sangat menentukan pola makan anak pada masa
yang akan datang. Jenis, jumlah, dan frekuensi MPASI diberikan secara bertahap
sesuai dengan usia anak. ASI tetap diberikan hingga anak berusia 2 tahun.

2. Pentingnya 1000 HPK


Seribu hari sejak wanita hamil sampai dengan anak merayakan hari ulang
tahun kedua menjadi “jendela peluang” masa depan anak yang sehat dan sejahtera.
Para pakar menyebutkan, nutrisi yang tepat selama 1000 HPK tersebut berpengaruh
besar pada kemampuan seorang anak untuk tumbuh, berkembang, dan belajar untuk
menyongsong masa depan. Oleh karena itu, perkembangan tersebut dalam jangka
panjang akan berpengaruh nyata pada derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu
bangsa. Jadi perhatian khusus sejak terjadinya kehamilan sampai dengan usia 2 tahun
adalah upaya untuk menggiring perkembangan sumber daya manusia pada generasi
yang akan datang.
Para orang tua perlu memperhatikan masa 1000 HPK ini karena beberapa hal.
Pertama, sebagaimana pendapat para pakar, seorang anak akan mengalami
pertumbuhan otak dengan sangat pesat. Semua organ tubuh akan bersinergi
membentuk kemampuan untuk bertumbuh-kembang dengan sempurna. Pada masa
ini juga, terjadi pembentukan organ vital, pematangan sistem pencernaan,
perkembangan kognitif, serta serta sistem imun atau daya tahan tubuh. Bahkan, hasil
pemeriksaan skor perkembangan kecerdasan anak pada usia 22 bulan bisa dijadikan
indikator yang akurat untuk memprediksi bagaimana kemampuan akademis anak
tersebut di usia 26 tahun. Ketika bayi lahir, hanya 25% bagian otaknya yang
berkembang. Namun ketika menginjak usia 3 tahun perkembangan otak ini sudah

22
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

meningkat hingga 80%. Pesatnya tumbuh kembang anak selama periode 1000 HPK
harus didukung dengan pemenuhan gizi yang tepat.
Kedua, pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan
membuat kemampuan anak untuk bertumbuh-kembang menjadi lebih baik. Menurut
data yang dilansir Kemenkes, saat ini satu dari tiga orang anak mengalami malnutrisi.
Dampak malnutrisi yang terjadi pada anak akan terus berpengaruh hingga dewasa.
Salah satu dampak malnutrisi yang akan terus dibawa oleh anak sampai anak menjadi
dewasa adalah stunting atau pendek. Stunting terjadi ketika anak lebih pendek dari
rata-rata tinggi anak seusianya. Tidak hanya berdampak pada fisik, anak yang stunting
biasanya juga dikaitkan dengan kecerdasan yang juga lebih rendah jika dibanding rata-
rata anak seusianya.

3. Tahapan 1000 HPK


a. Tahap Kehamilan
Fondasi kesehatan anak dimulai dari nutrisi ibu. Selama kehamilan, bayi
sepenuhnya tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan organ secara baik. Sebagai contoh,
selama kehamilan nutrisi ibu menjadi bahan bakar perkembangan otak bayi yang
pesat sehingga pada saat bayi lahir otak mereka akan mengandung 100 milyar
neuron.
Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bagaimana kualitas diet ibu selama
hamil mempengaruhi metabolisme anak di masa depan dan risiko terkena kondisi
tertentu seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung di kemudian hari.
Diet yang sehat selama hamil juga memastikan bayi lahir dengan berat
yang sehat-tidak terlalu besar maupun terlalu kecil-yang akan menurunkan risiko
komplikasi selama persalinan dan timbulnya masalah kesehatan di masa depan
bayi. Diet ibu selama hamil bahkan akan membentuk preferensi makan anak
selama hidupnya. Hal yang luar biasa adalah indra pembau dan perasa bayi mulai
terbentuk selama trimester pertama, yang berarti semua kegiatan “mencicipi” yang
dilakukan pada awal kehamilan dapat mempengaruhi jenis makanan yang akan
disuka bayi di kemudian hari. Jadi awal kehamilan adalah saat terbaik untuk mulai
melatih indra perasa tersebut.
Biasanya perempuan mengalami kecemasan selama proses kehamilan.
Untuk mengurangi rasa cemas, kesal, dan khawatir tentang perkembangan janin,
sebaiknya orang tua melakukan hal-hal berikut:

23
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

1) Memeriksakan kandungan ke dokter atau bidan paling sedikit 6 kali selama


hamil. Banyaklah bertanya tentang kondisi perkembangan janin. Diskusikan
dengan dokter/bidan mengenai kondisi yang dialami sehingga Bunda
mendapatkan informasi yang cukup.
2) Untuk mencegah ibu hamil kurang darah ibu hamil dianjurkan minum tablet
tambah darah 1 tablet per hari sebelum tidur.
3) Mencoba untuk selalu berpikir positif sambil memperbanyak informasi dengan
membaca buku dan informasi yang berkaitan dengan kehamilan
4) Membuka komunikasi yang positif dengan pasangan, mertua, serta anggota
keluarga lainnya.
5) Banyak wanita hamil kekurangan zat besi, dan menyebabkan kurang darah
(anemia).

Banyak juga wanita hamil yang mengalami gizi buruk sehingga


menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak. Oleh karena itu, selama
masa hamil sangat dianjurkan untuk memperhatikan 13 Nutrisi yang dibutuhkan
untuk diri sendiri dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil harus menjaga asupan
makanan yang cukup. Tak hanya itu, asupan makanan yang memenuhi kebutuhan
zat gizi atau nutrisi harian juga membantu ibu hamil mengoptimalkan
perkembangan janin. Agar ibu dan bayi tetap sehat selama menjalani kehamilan
hingga waktu persalinan tiba, pastikan semua kebutuhan nutrisi ibu setiap harinya
terpenuhi dengan baik. 13 Nutrisi tersebut yang diperlukan ibu hamil antara lain:

1) Protein
Gambar 3.5 Bahan Makanan Sumber Protein

Sumber Gambar: pixabay.com

Protein adalah nutrisi untuk ibu hamil yang sangat penting untuk memperbaiki
jaringan, sel, dan otot yang mengalami kerusakan

24
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

2) Karbohidrat
Gambar 3.6 Bahan Makanan Sumber Karbohidrat

Sumber Gambar: pixabay.com

Karbohidrat adalah nutrisi bagi ibu hamil yang sangat penting untuk menyuplai
energi tubuh.

3) Lemak
Gambar 3.7 Bahan Makanan Sumber Lemak

Sumber Gambar: pixabay.com

Lemak tidak selamanya buruk untuk tubuh, termasuk dalam pemenuhan


kebutuhan nutrisi atau gizi untuk ibu hamil. Pada kenyataannya, lemak adalah
bagian dari asupan gizi ibu hamil (nutrisi ibu hamil) yang harus dicukupi sehari-
hari.
Lemak penting untuk mendukung tumbuh kembang janin di seluruh trimester
kehamilan, terutama untuk perkembangan otak dan matanya.

25
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

4) Serat
Gambar 3.8 Bahan Makanan Sumber Serat

Sumber Gambar: pixabay.com


Nutrisi yang ada di dalam makanan ibu hamil yang kaya serat membantu
mengendalikan kadar gula darah dan menghindari risiko diabetes gestasional.

5) Zat Besi
Gambar 3.9 Bahan Makanan Sumber Zat Besi

Sumber Gambar: pixabay.com

Zat besi adalah salah satu nutrisi ibu hamil yang sangat berguna untuk
menambah pasokan darah, mengutip dari American Pregnancy Association.
Zat besi sendiri berfungsi untuk membuat sel darah merah.

6) Asam Folat
Gambar 3.10 Bahan Makanan Sumber Asam Folat

Sumber Gambar: pixabay.com

Asam folat adalah nutrisi untuk ibu hamil yang sangat penting sejak saat
merencanakan kehamilan. Asam folat dapat membantu mencegah risiko cacat
lahir pada bayi karena mengalami cacat tabung saraf serta kelainan pada otak

26
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

dan sumsum tulang belakang. Selain itu, asam folat juga dapat membantu
mencegah keguguran, kelahiran prematur, dan anemia saat hamil.

7) Kalsium
Gambar 3.11 Bahan Makanan Sumber Kalsium

Sumber Gambar: pixabay.com

Nutrisi untuk ibu hamil yang tidak kalah penting adalah kalsium. Selama masa
kehamilan, tubuh ibu hamil butuh banyak kalsium untuk mendukung
pertumbuhan tulang dan gigi janin.
Janin akan mengambil kebutuhan kalsiumnya dari cadangan di tubuh ibu. Jika
tidak bisa mencukupi asupan kalsium, Anda berisiko lebih besar terkena
osteoporosis di kemudian hari.

8) Vitamin D
Gambar 3.12 Bahan Makanan Sumber Vitamin D

Sumber Gambar: pixabay.com

Nutrisi ibu hamil lain yang penting diperhatikan adalah vitamin D. Vitamin D
merupakan nutrisi bagi ibu hamil yang membantu penyerapan kalsium. Vitamin
D juga dibutuhkan oleh ibu hamil untuk membantu pertumbuhan tulang dan
gigi janin.

27
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Ibu bisa mendapatkan vitamin D alami dari sinar matahari pagi (di bawah jam
9 pagi) dan sore hari. Cukup berjemur sekitar 15 menit per hari untuk
mendapatkan asupan nutrisi penting ini saat hamil.

9) Kolin
Gambar 3.12 Bahan Makanan Sumber Kolin

Sumber Gambar: pixabay.com

Kolin jadi salah satu zat gizi yang sangat penting untuk ibu hamil. Zat gizi yang
satu ini bantu menjaga kesehatan tulang ibu serta mencegah tekanan darah
tinggi pada saat hamil. Selain itu, kolin juga diperlukan untuk membantu
mencegah bayi dari cacat lahir atau masalah pada otak dan tulang
belakangnya.
Kolin yang dikonsumsi setiap hari oleh ibu hamil membantu meningkatkan
perkembangan otak janin di dalam kandungan

10) Vitamin C
Gambar 3.13 Bahan Makanan Sumber Vitamin C

Vitamin C merupakan nutrisi bagi ibu hamil yang penting untuk membantu
tubuh menyerap zat besi.
Selain itu, vitamin C juga dapat membantu menjaga daya tahan tubuh,
memelihara kesehatan tulang dan gigi, serta menjaga kesehatan pembuluh
darah dan sel darah merah

28
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

11) Yodium
Gambar 3.14 Bahan Makanan Sumber Yodium

Sumber Gambar: pixabay.com

Yodium atau iodium dibutuhkan ibu saat hamil untuk menjaga kesehatan
kelenjar tiroid.
Yodium adalah mineral yang juga diperlukan untuk mendukung tumbuh
kembang bayi dalam kandungan dan penting dikonsumsi sebagai nutrisi ibu
hamil.
Yodium diperlukan untuk perkembangan otak dan sistem saraf bayi, juga untuk
mencegah keguguran dan bayi lahir mati (stillbirth). Yodium merupakan nutrisi
bagi ibu hamil yang juga penting untuk mencegah pertumbuhan anak pendek
(stunting), cacat mental, dan gangguan pendengaran (tuli) pada bayi.

12) Seng
Gambar 3.15 Bahan Makanan Sumber Seng

Seng adalah asupan nutrisi bagi ibu hamil yang membantu perkembangan otak
janin.
Selain itu, seng merupakan zat gizi yang membantu pertumbuhan dan
perbaikan sel-sel tubuh baru serta membantu menghasilkan energi

29
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

13) Asam lemak omega-3 dan omega-6


Gambar 3.16 Bahan Makanan Sumber Asam Lemak
Omega-3 dan omega-6

Sumber Gambar: pixabay.com

Asam lemak omega 3 terbukti dapat memberikan manfaat bagi ibu dan bayi
dalam kandungan, terutama asam eikosapentanoat (EPA) dan asam
dokosaheksanoat (DHA).
Jenis asam lemak ini sangat diperlukan untuk perkembangan otak, sistem
saraf, dan penglihatan bayi. Asupan asam lemak yang cukup selama
kehamilan juga dapat mengurangi risiko kelahiran premature.

6) Memperhatikan isi piringku


Setelah mengetahui macam-macam nutrisi yang haus dipenuhi bagi ibu
hamil, namun perlu juga memperhatikan “Isi Piringku”. Isi piringku merupakan
program yang diluncurkan oleh Kemeterian Kesehatan Repubik Indonesia
untuk memandu masyarakat dalam pemenuhan makan makanan yang sehat,
bergizi seimbang dan terukur. “Isi Piringku” terdiri dari sepertiga makanan
pokok, sepertiga sayuran, seperenam Lauk-pauk dan seperenam buah-buahan.

Gambar 3.17 Isi Piringku

30
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Sebelum makan, ibu hamil harus membiasakan mencuci tangan


dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir. Dalam sehari juga
memperhatikan jumlah air mineral yang harus dikonsumsi. Jumlah air yang
dikonsumsi dihitung dengan cara Berat Badan (BB) dikalikan 3, misalnya BB
lansia 60kg, maka air yang dikonsumsi disarankan 60 x 3 = 1800 ml. Namun
jika mempunyai penyakit tertentu, maka harus sesuai saran dari dokter.
Ibu hamil juga harus membatasi asupan gula, garam dan minyak.
Dalam sehari maksimal gula yang diperkenankan dikonsumsi maksimal 50 gr
(4 sendok makan), untuk garam maksimal 2000 mg (1 sendok teh) dan untuk
minyak termasuk lemak hewani maksimal 67 gr (5 sendok makan). Jika
mempunyai kondisi tertentu, maka jumlah asupan gula, garam dan minyak per
hari harus sesuai dengan saran dokter.
Jika ibu hamil sering mengalami masalah susah makan atau
kehilangan nafsu makan sehingga kecukupan gizinya menjadi tidak terpenuhi.
Maka bisa menerapkan porsi makan kecil namun sering. Sesuai anjuran dari
Kemenkes mengenai porsi makan ini yaitu makanan utama sebanyak tiga kali
dan selingan juga tiga kali. Lalu ada makanan pengganti juga, jadi nasi itu bisa
digantikan dengan yang sama-sama karbohidrat, seperti roti dan ubi-ubian.
Ibu hamil juga harus memperhatikan beberapa hal dalam hal asupan
makanan, antara lain:
a) Menghindari makanan yang diawetkan
b) Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang
c) Membatasi kopi dan coklat didalamnya terdapat kandungan kafein
d) Membatasi makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi
e) Membatasi makanan yang mengandung gas contoh nangka, karena dapat
menyebabkan keluhan nyeri ulu hati pada ibu hamil
f) Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink)

7) Untuk lebih mengurangi rasa khawatir ibu hamil, suami dapat menemaninya
saat periksa ke dokter ataupun bidan.
Suami sebaiknya memberikan perhatian, seperti lebih sering bertanya
tentang kondisi istri, juga memberikan semangat dan dukungan agar istri dapat
melalui semua dengan baik.

31
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

b. Tahap 0-12 Bulan


Pada usia 0-12 bulan adalah masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak karena pada masa ini terkadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Usia
seorang anak akan mempengaruhi panjang dan berat badan anak. Pada tahap 0-
12 bulan, pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan, pemberian MPASI dan
Imunisasi Dasar Lengkap akan menekan terjadinya resiko stunting. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan di tahap 0-24 bulan.
1) Pemberian ASI Eksklusif
Selama anak berusia 0-6 bulan, anak hanya diberikan ASI saja tanpa perlu
diberikan makanan atau minuman. ASI mengandung lebih dari 200 nutrisi yang
baik untuk memenuhi kebutuhan bayi. Kandungan nutrisi pada ASI akan
menyesuasikan kebutuhan bayi seiring tumbuh kembangnya. Ibu menyusui
harus memperhatikan asupan nutrisi seperti karbohidrat, protein hewani,
lemak, sayur-sayuran dan buah-buahan. Setelah anak berusia 6 bulan, anak
baru bisa diberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).

2) Pemberian MPASI
Gambar 3.18 Anak diberikan MPASI

Sumber Gambar: pixabay.com

Anak berusia 6 bulan bisa diberikan MPASI berupa bubur lunak dengan
kandungan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, dan protein hewani : yang
didapat dari ikan, daging, hati ayam, dan telur. Protein hewani sangat
diperlukan untuk pembentukan otak anak.

3) Imunisasi Dasar Lengkap usia 0-12 bulan


Imunisasi dasar lengkap bermanfaat untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit berbahaya. Pemberian imunisasi kepada anak usia 0-12 bulan dengan
rincian:

32
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

● 1 Bulan: BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio


● 2 Bulan: DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan,
retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia
● 3 Bulan: DPT-HB-Hib 2 Polio 3
● 4 Bulan: DPT-HB-Hib 3 Polio 4
● 9 Bulan: Campak, mencegah campak

4) Menjaga kebersihan
Menjaga Kebersihan merupakan syarat mutlak untuk hidup sehat. Menjaga
kebersihan seperti mencuci tangan sebelum memberi ASI dan menyiapkan
MPASI, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan akan menghindari anak
dari cacingan, diare dan infeksi saluran pencernaan serta penyakit lainnya.

5) Pola Asuh anak 0-12 bulan


Pola asuh anak akan mempengaruhi perkembangan otak, mental, dan jasmani
anak. Stimulasi perkembangan anak sangatlah diperlukan, keluarga bisa
menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE).
Menjaga hubungan yang baik antara orang tua dan anak dengan melakukan
aktivitas yang menyenangkan dan menstimulasi otak anak seperti bermain
APE, bernyanyi dan membaca buku. Buat lingkungan rumah yang
menyenangkan sehingga anak merasa aman dan dicintai.

Gambar 3.19 Ibu membacakan cerita pada Baduta

Sumber Gambar: pixabay.com

c. Tahap 13 – 24 Bulan
1) Tetap memberikan ASI sampai dengan usia 24 bulan
Ibu tetap melanjutkan pemberian ASI kepada buah hati hingga berusia 24
bulan. Karena baduta tetap membutuhkan ASI untuk daya tahan tubuhnya.

33
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

2) MPASI yang disesuaikan


Gambar 3.20 Anak menikmati MPASI

Sumber Gambar: pixabay.com

MPASI yang diberikan kepada anak usia 13 bulan, hendaknya tekstur makanan
ditingkatkan kepadatannya hingga usia 24 bulan si anak sudah bisa makan
makanan yang sama dengan makanan yang dihidangkan untuk seluruh
keluarga. Namun hendaknya tidak memberikan makanan yang pedas,
mengingat anak masih berusia 24 bulan

3) Imunisasi tambahan
Pemberian imunisasi tambahan 18 sd 24 bulan adalah:
● Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
● Imunisasi campak rubella 1 dosis

4) Menjaga kebersihan
Keluarga hendaknya selalu menjaga kebersihan, tidak hanya dilakukan pada
setahun kelahiran anak, namun harus dilakukan senantiasa. Menjaga
kebersihan seperti mencuci tangan sebelum memberi ASI dan menyiapkan
MPASI, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan akan menghindari anak
dari cacingan, diare dan infeksi saluran pencernaan serta penyakit lainnya.

5) Pola asuh anak 13-24 bulan


Memasuki usia 13--24 bulan, wajar jika anak banyak bergerak dan selalu ingin
tahu. Hal ini menunjukkan perkembangan yang pesat pada kemampuan fisik
dan berpikirnya. Anak pun sudah banyak bicara meski pengucapannya belum
jelas. Sementara itu perkembangan sosial dan emosinya, tampak dari sikap
menentang dan tidak bisa dilarang. Hal ini memang tidak jarang membuat

34
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

orang tua kesal. Akan tetapi, perilaku ini merupakan bekal untuk mencapai
kemandirian di kehidupan yang akan datang.

Agar perkembangan kemampuan bicara anak usia 13-24 bulan semakin baik,
ada beberapa hal sederhana yang dapat Ayah Bunda lakukan bersama anak di
rumah, antara lain: tanggapi ocehan dan pengucapan anak yang belum
sempurna dengan istilah yang benar (misal mimik menjadi minum, mamam
diganti makan), sehingga perkembangan kosakatanya akan semakin kaya;
tunjukkan pada anak benda-benda di sekelilingnya sambil menyebutkan
namanya, kemudian minta anak menirukan, Bacakan cerita pada anak secara
rutin, sediakan buku bergambar warna warni dengan alur cerita sederhana.

Gambar 3.21 Anak bermain APE

Sumber Gambar: pixabay.com

Keluarga yang mempunyai Baduta, untuk memperhatikan tumbuh kembang


Badutanya, diharapkan bergabung pada kelompok kegiatan Pos Pelayanan
Terpadu (POSYANDU) dan pada kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita
(BKB). Pertumbuhan fisik akan selalu terpantau melalui penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan dan pemberian imunisasi di POSYANDU.
Sedangkan perkembangan pada Baduta dapat dipantau sesuai dengan tugas
perkembangan anak pada kartu KKA di kelompok BKB. Pada kelompok BKB,
keluarga akan diberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagaimana
menstimulus perkembangan anak dengan menggunakan Alat Permainan
Edukatif (APE).

35
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

D. Pencegahan Stunting
Stunting bisa dicegah sejak dini pada saat kehamilan dan setelah bayi lahir hingga
berumur 2 tahun (1000 Hari Pertama Kehidupan).
1. Pencegahan stunting ketika masa kehamilan:
a. Minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara teratur setiap hari.
TTD diminum 1 butir sehari, selama paling sedikit 90 hari. Boleh lebih dari 90 hari.
Ibu hamil berisiko tinggi mengalami kurang darah atau anemia, makanya perlu
minum tablet tambah darah. Berikut tanda-tanda jika ibu hamil mengalami
anemia:
1) Lemah dan Cepat Lelah
2) Denyut jantung tidak teratur
3) Sakit kepala dan nyeri dada
4) Luka di lidah dan di dalam mulut

Bahaya jika ibu hamil mengalami anemia:


1) Risiko keguguran
2) Risiko kematian karena pendarahan saat persalinan
3) Risiko bayi terlahir cacat
4) Risiko bayi terlahir premature
5) Risiko berat badan bayi lahir rendah

b. Ibu Hamil makan dengan gizi seimbang


Konsumsi makanan beragam untuk asupan gizi ibu dan perkenalan makanan pada
calon bayi, konsumsi cukup sayur dan buah serta air bersih dan makan 1 porsi
lebih. Beragam bukan berarti sayur atau daging yang berbeda setiap hari. Tapi
setidaknya setiap kali makan, ada nasi, sayur, daging atau telur. Ingat, salah satu
penyebab stunting adalah kekurangan gizi kronis.

2. Pencegahan stunting anak usia 0-24 Bulan (Baduta)


a. Berikan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
ASI saja sejak lahir sampai bayi umur 6 bulan, tanpa adanya tambahan minuman
ataupun makanan lain, kecuali obat yang diresepkan dokter. ASI eksklusif
bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga bisa mencegah
bayi terserang berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi. ASI

36
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

eksklusif juga membantu proses perkembangan otak dan fisik bayi. Bagi ibu,
memberikan ASI juga menurunkan timbulnya risiko kanker payudara.
b. Berikan MPASI bergizi
MPASI dimulai saat anak umur 6 bulan, dengan gizi seimbang dan lanjutkan
menyusui hingga 2 tahun. Ingat, ibu menyusui juga tetap perlu makan makanan
dengan gizi seimbang dan variatif. Beragam bukan berarti sayur atau daging yang
berbeda setiap hari. Tapi setidaknya setiap kali makan, ada nasi, sayur, daging atau
telur. Utamakan pemberian protein hewani seperti telur, ikan, hati ayam dan lemak
seperti santan, mentega, atau margarin untuk asupan pertumbuhan anak. Dalam
penyajian MPASI perhatikan tekstur yang diberikan. Pada usia 7-12 bulan berikan
makanan yang bertekstur cair, sedikit demi sedikit kepadatannya ditingkatkan.
Setelah 13 bulan kepadatannya ditingkatkan lagi sampai anak usia 24 bulan sudah
bisa makan makanan yang disajikan sebagai makanan keluarga. Namun
perhatikan jangan diberikan makanan yang pedas.
Orangtua dapat mengakses menu makanan yang terdapat dalam program Dapur
Sehat Atasi Stunting (DASHAT). DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko
stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita
stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Dapur Sehat Atasi Stunting.

c. Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihan merupakan syarat utama hidup sehat. Menjaga kebersihan
terutama dengan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, terutama pada
saat sebelum makan, mempersiapkan makanan, setelah membersihkan kotoran
bayi, dan setelah beraktivitas di luar rumah.
Kebersihan tidak hanya mencuci tangan sebelum makan, namun lebih luas lagi
yaitu menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih dan sehat
menjadikan keluarga terhindar dari penyakit, sehingga keluarga dapat hidup
nyaman, sehat, kuat dan bahagia.

d. Berikan vitamin A, obat cacing dan imunisasi dasar lengkap dan imunisasi
tambahan.
Vitamin A bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak, mencegah
diare dan melindungi usus. Obat cacing bermanfaat untuk mencegah cacingan
pada anak. Imunisasi dasar lengkap bermanfaat untuk melindungi bayi dari

37
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

berbagai penyakit berbahaya. Ini semua bisa didapatkan di Posyandu. Jadi jangan
lupa pergi ke Posyandu setiap bulan. Imunisasi diberikan pada:
1) usia 1 bulan diberikan imunisasi BCG Polio 1 untuk mencegah penularan
tuberculosis dan polio;
2) usia 2 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-Hib 1 Polio 2 untuk mencegah polio,
difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia;
3) 3 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-Hib 2 Polio 3; 4 Bulan: DPT-HB-Hib 3
Polio 4;
4) Usia 9 bulan diberikan imunisasi Campak, mencegah campak.

Setelah diberikan imunisasi lengkap sampai dengan usia 12 bulan, maka pada usia
18 sampai dengan 24 bulan diberika imunisasi tambahan, yaitu:
1) Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
2) Imunisasi campak rubella 1 dosis

e. Pola Asuh yang baik


Pola asuh anak akan mempengaruhi perkembangan otak, mental, dan jasmani
anak. Stimulasi perkembangan anak sangatlah diperlukan, keluarga bisa
menggunakan Alat Permainan Edukatif (APE).
Menjaga hubungan yang baik antara orang tua dan anak dengan melakukan
aktivitas yang menyenangkan dan menstimulasi otak anak seperti bermain APE,
bernyanyi dan membaca buku. Buat lingkungan rumah yang menyenangkan
sehingga anak merasa aman dan dicintai.

E. Mitos dan Fakta Stunting


Indonesia terdiri dari kepulauan yang mempunyai banyak suku bangsa dan
budaya. Keberagaman latar belakang suku dan budaya menyebabkan banyak persepsi
juga terhadap program pembangunan nasional. Dan kadang-kadang merebak mitos-mitos
yang dipercayai. Berikut berbagai mitos dan fakta yang beredar di masyarakat Indonesia
terkait dengan stunting dalam bentuk table sebagai berikut:

38
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

NO MITOS FAKTA

1 Orangtuanya pendek akhirnya Genetik bukanlah salah satu penyebab


anaknya pendek karena stunting, kekurangan nutrisi pada ibu hamil
pengaruh genetik. dan anak pada 1000 HPK.
2 Kebanyakan makan ikan nanti Ikan mengandung protein dan omega 3 yang
menyebabkan anak cacingan. sangat baik untuk pertumbuhan anak, omega
3 baik untuk perkembangan otak anak.
3 Kebanyakan makan telur ayam Telur mengandung protein yang sangat baik
nanti anaknya bisulan/korengan. untuk anak. Selain protein, telur mengandung
vitamin A, lemak dan omega3.
4 Tidak boleh makan cumi, nanti Cumi mengandung protein dan omega3 yang
tulang si anak jadi lunak. sangat baik untuk pertumbuhan anak,
omega3 baik untuk perkembangan otak
anak.
5 Pemberian Makanan Pemberian Makanan Pendamping ASI harus
Pendamping ASI untuk bayi yang diberikan pada anak berusia minimal 6 bulan,
berusia kurang dari 6 bulan jika dikasih makan lebih cepat akan
dapat mencegah stunting. menimbulkan diare atau infeksi saluran
pencernaan atas pada bayi.
6 Bayi berusia kurang dari 6 bulan Anak berusia kurang dari 6 bulan cukup
dikasih minum madu agar bayi diberikan ASI saja, karena ASI sudah
punya energi. mengandung antibodi, antivirus, yang baik
untuk anak.
7 Saat anak berusia 0-24 bulan Kopi mengandung kafein, hal tersebut sangat
panas, dikasih kopi supaya tidak tidak dianjurkan dikonsumsi oleh anak bayi
kejang-kejang. dua tahun.
Sumber: 1000 Days Fund

Dengan adanya mitos yang beredar di masyarakat ini, jika dibiarkan akan
menjadikan pemahaman tentang stunting menjadi keliru, maka akan merugikan
masyarakat. Ketidaktahuan ini harus diatasi dengan memberikan KIE kepada masyarakat
tentang pengertian stunting, ciri-ciri stunting, penyebab stunting, dampak stunting, dan
cara pencegahan stunting serta memberikan pemahaman bahwa beberapa mitos yang
beredar adalah keliru. Sebaiknya juga diberikan contoh-contoh berupa gambar atau video

39
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

tentang kasus stunting, sehingga masyarakat mempunyai pemahaman yang benar


mengenai stunting.

F. Rangkuman
Percepatan Penurunan Stunting ditetapkan pada Peraturan Presiden No 72 Tahun
2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan diharapkan pada tahun 2024 angka
stunting di Indonesia dapat turun menjadi 14%. Stunting adalah gangguan pertumbuhan
dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.
Keadaan gagalnya pertumbuhan anak akibat kurang gizi dan kebersihan yang
buruk terjadi dari masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000HPK). Masa 1000 HPK bagi
anak merupakan periode yang sangat penting untuk pertumbahan dan perkembangan
anak di masa depan.
Dampak stunting jangka pendek, yaitu: Terganggunya perkembangan otak;
kecerdasan berkurang; gangguan pertumbuhan fisik; gangguan metabolisme dalam
tubuh. Sedangkan dampak stunting jangka panjang, adalah: menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terpapar
penyakit, meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung,
pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua.
Pencegahan stunting pada anak adalah: Mendapatkan asupan gizi selama hamil,
minum tablet tambah darah selama hamil, anak mendapatkan ASI Eksklusif dan
kebutuhan gizi khususnya protein hewani dan memberikan imunisasi dasar lengkap,
vitamin A, dan obat cacing, dan selalu menjaga kebersihan.

G. Latihan
Untuk menambah pemahaman Anda, kerjakan latihan berikut dengan seksama!
1. Amatilah lingkungan disekitar Anda, apakah ada anak yang berisiko stunting?
2. Jelaskan hal yang akan Anda lakukan!
3. Jelaskan dampak dan bahaya stunting bagi anak!
4. Bagaimana cara pencegahan Stunting bagi Ibu Hamil dan Ibu yang punya Baduta!
5. Jelaskan tahapan pada masa 1000 HPK!

40
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

H. Evaluasi Formatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e pada jawaban
yang paling tepat!
1. Yang menjadi dasar pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting yaitu …
a. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2021
b. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2022
c. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2020
d. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021
e. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2022

2. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar adalah pengertian dari …
a. Stunting
b. Perkembangan anak
c. Pertumbuhan anak
d. 1000 HPK
e. Kesehatan anak

3. Masa 1000 hari pertama kelahiran adalah ….


a. 300 hari masa kehamilan dan 700 hari masa menyusui
b. 270 hari masa kehamilan dan 730 hari masa menyusui
c. 700 hari masa kehamilan dan 300 hari masa menyusui
d. 370 hari masa kehamilan dan 630 hari masa menyusui
e. 730 hari masa kehamilan dan 270 hari masa menyusui

4. Berapa besar pencapaian target nasional penurunan angka stunting…


a. 41 persen pada tahun 2024
b. 10,4 persen pada tahun 2024
c. 14 persen pada tahun 2025
d. 14 persen pada tahun 2024
e. 14 persen pada tahun 2023

41
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

5. Ciri-ciri anak mengalami stunting antara lain …


a. Pertumbuhan melambat, sering sakit, pertumbuhan gigi terlambat, performa buruk
pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
b. Pertumbuhan meningkat cepat, sering sakit, pertumbuhan gigi terlambat, performa
buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
c. Pertumbuhan melambat; sering sakit, pertumbuhan gigi terlambat; Performa buruk
pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
d. Pertumbuhan meningkat cepat dan sehat, pertumbuhan gigi terlambat; performa
bagus pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
e. Pertumbuhan meningkat cepat, pertumbuhan gigi cepat, performa bagus pada
kemampuan fokus dan memori belajarnya.

I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB III ini, coba Bapak/Ibu nilai tes
tersebut dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam modul ini, berapa nilai
yang diperoleh. Jika Bapak/Ibu dapat menjawab 5 soal dengan benar semua, maka
dianggap menguasai pokok bahasan ini, dan dapat melanjutkan ke BAB berikutnya. Akan
tetapi jika jawaban yang benar belum mencapai 4 soal, berarti Bapak/Ibu perlu mengulang
mempelajari pokok bahasan ini kembali dengan lebih baik.

42
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

BAB IV
PERAN PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA (PPKS)
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING (PPS)

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat
menjelaskan peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam
Percepatan Penurunan Stunting (PPS)

A. Fenomena Permasalahan Keluarga terkait dengan kasus Stunting


Saat ini kita sudah berada pada era digital secara global. Tidak dipungkiri akses
informasi semakin mudah dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan informasi
yang ada tak terbendung. Jika semuanya bijak dalam mengakses informasi, maka
permasalahan-permasalahan yang terjadi dimasayarakat pasti bisa terkontrol. Namun
sebaliknya, jika tidak bijak, maka banyak sekali permasalahan termasuk permasalahan
yang terkait dengan stunting yang muncul dimasyarakat.
Remaja dengan mudah mengakses berita hiburan tentang artis penyanyi, bintang
film, model dan selebriti lainnya. Hal ini mengakibatkan remaja yang tidak terkontrol oleh
orangtuanya, melakukan diet atau membatasi makanan bahkan meminum obat-obatan
tanpa sepengetahuan orantuanya. Sehingga remaja puteri tersebut bisa mengalami
anemia dan bisa juga mengalami kekurangan energi kronis (KEK). Ketika remaja
mengalami anemia, maka remaja tersebut akan letih, lemah, lesu sehingga pasti
terganggu proses belajar dan ini mempengaruhi prestasi sekolahnya. Terlebih jika anemia
disertai KEK, dimana lingkar lengan atasnya kurang dari 23.5 cm. Remaja yang anemia
dan KEK, pasti tidak sehat dan jika berkelanjutan dan pada saat akan menikah, maka dia

43
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

harus periksa kesehatan dan pasti diberikan tablet tambah darah (TTD) agar sembuh dari
anemia dan diberikan suplemen makanan agar tidak KEK lagi. Dan Ketika sudah menikah
dan dalam keadaan hamil ternyata masih anemia dan KEK sudah dapat dipastikan bahwa
dia berisiko melahirkan bayi stunting.
Remaja yang salah pergaulan dan mengakses situs porno, akhirnya mempunyai
perilaku seks bebas. Remaja ini terbiasa berhubungan seks dengan pacarnya. Hal tersebut
tidak terkontrol oleh orangtuanya karena remaja hampir semuanya memegang
handphone sendiri-sendiri. Dan pada saat terjadi kehamilan, maka ada yang menikah usia
muda dan ini berisiko melahirkan anak stunting karena alat reproduksinya belum siap.
Bahkan yang lebih parah terdapat kasus menggugurkan kandungan, bahkan ada kasus
pacar membunuh kekasihnya yang sedang hamil.
Permasalahan tidak hanya dihadapi remaja saja, namun ibu hamil yang usianya
ideal, bisa juga mempunyai risiko melahirkan anak stunting. Hal ini bisa jadi karena ibu
hamil mengalami gangguan makan selama hamil, dan memegang mitos berpantang
makanan laut misalnya, padahal makanan laut banyak mengandung protein.
Masih banyak lagi permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat terkait
dengan stunting yang terjadi dimasyarakat adalah sebagai berikut:
1. Remaja puteri mengalami Anemia karena terobsesi menjadi model

Sumber: news.republika.co.id

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh para ahli gizi di kawasan Daerah
Istimewa Yogyakarta menyebutkan, diet pada remaja putri dapat mengakibatkan
animea. Sebab, 37 persen siswi SMA pada daerah tersebut mengalami kekurangan zat
besi demi penampilannya. Ahli Gizi Universitas Gajah Mada (UGM), Toto Sudargo
mengatakan, pola makan keliru yang diterapkan pada remaja saat ini berdampak pada

44
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

masalah gizi buruk. Meskipun secara fisik, dapat terlihat baik, namun dari segi klinis,
mereka mengidap animea.
Kondisi anemia yang dialami siswi SMA di DIY, harus segera dicarikan solusi
dengan memberikan tablet tambah darah dan memberikan KIE atau bimbingan
konseling oleh BK di sekolahnya atau mendapatkan KIE dan Konseling oleh Penyuluh
KB atau Konselor PIK Remaja. Harus ada pemantauan untuk memastikan TTD
diminum oleh siswa yang anemia. Dan pematauan dilakukan berkesinambungan
sampai siswi-siswi tersebut sehat kembali. Jika jumlah siswi yang harus dipantau
banyak, PKB atau Konselor PIK R, senaiknya bisa merujuk ke PPKS yang berada dekat
dengan rumah siswi tersebut atau PPKS yang dekat dengan sekolahannya. Itulah
upaya yang seharus dilakukan, agar siswi tersebut sehat Kembali dan mempunyai
pemahaman agar menjaga kesehatannya agar kelak tidak mempunyai risiko
melahirkan anak stunting.

2. Remaja puteri hamil diluar nikah

Sumber: Tribun.Jatim.com

Angka permohonan dispensasi nikah di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022
mencapai 15.212 kasus. Tiga daerah tertinggi kasus adalah Pengadilan Agama
Jember sebesar 1.388 putusan kasus, Pengadilan Agama Malang sebesar 1.384
putusan kasus dan Pengadilan Agama Kraksaan 1.141 putusan kasus. Kabupaten
Ponorogo itu sebenarnya rendah angka dispensasi nikahnya, namun tidak dapat
diabaikan karena ratusan siswi di Ponorogo hamil diluar nikah. Dari putusan
dispensasi nikah, 80 persen dikarenakan pihak perempuan sudah hamil duluan.
Kehamilan remaja merupakan hal yang tidak diinginkan. Meskipun sudahg
mengantongi surat dispensasi nikah dan akhirnya dinikahkan dengan pacarnya.

45
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Namun perlu diketahui remaja hamil pada usia dibawah 20 tahun mempunyai risiko
tinggi pada saat melahirkan. Yang harus dilakukan adalah pertama, Penyuluh KB
memberikan layanan KIE perorangan dengan kunjungan rumah, atau mengundang
remaja yang hamil tersebut dating ke kelompok kegiatan (misalnya Posyandu, BKB,
atau BKR) untuk mendapatkan KIE tentang kesehatan reproduksi dan tentang
kehamilan sehat dengan memeriksakan kandungan minimal 6 kali ke tenaga medis..
Jika terdapat PUS tapi bumilnya remaja jumlahnya beberapa, maka Penyuluh KB bisa
merujuk beberapa ke PPKS. Dengan demikian diharapkan PUS dengan bumilnya
remaja dapat menjaga kehamilannya sesuai saran bidan atau dokter sehinga risiko
melahirkan bayi BBLR atau bayi dengan risiko stunting dapat diminimalisir.

3. Ibu melahirkan bayi dengan BBLR

Sumber: jateng.bps.go.id

Jumlah bayi lahir dengan BBLR dan Bergizi kurang di Jawa Tengah kurun waktu
2019, 2020, 2021 cenderung mengalami peningkatan. Hal ini sangat mengkhawatirkan
karena dapat dibayangkan, bayi yang lahir BBLR dan bergizi kurang jika dibiarkan,
maka kedepan Sumber Daya Manusia (SDM) di provinsi Jawa Tengah tidak
berkualitas.
Ancaman SDM yang tidak berkualitas tidak hanya mengancam Provinsi Jateng
saja, namun jika tren melahirkan bati dengan BBLR dan bergizi kurang di semua
provinsi di Indonesia sudah pasti angka BBLR dan Gizi kurang di Indonesia akan
meningkat dan otomatis meningkatkan kasus stunting.
Diperlukan Kerjasama lintas sektor dan mitra kerja untuk menekan angka bayi
lahir BBLR dan bergizi kurang. Lintas sektor yang dimaksud, BKKBN bekerjasama
dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; Kementerian Sosial; Kementerian

46
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia; Tim


Nasional Percepetan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K); Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi, dan mitra lainnya. Dan di Level Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Desa/Kelurahan juga melakukan kemitraan sesuai tingkatnya agar terdapat intervesi
baik intervensi spesifik maupun sensitif. Dengan demikian diharapkan percepatan
penurunan stunting dapat segera terwujud dan SDM bangsa Indonesia menjadi
berkualitas dan andal.

B. Peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam Percepatan


Penurunan Stunting (PPS)
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) dalam rangka menciptakan
ketahanan dan kesejahteraan Keluarga di Indonesia. PPKS merupakan wadah kegiatan
terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat, dengan kegiatan dan atau rangkaian
kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi dan
edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan. Dengan dibentuknya PPKS ini,
maka diharapkan dapat mendorong terwujudnya keluarga yang berkualitas, yaitu keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
Saat ini bangsa Indonesia dibawah koordinator BKKBN sedang berjibaku untuk
menyukseskan program percepatan penurunan stunting. Sesuai Peraturan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021 – 2024. Program PPS ini dilaksanakan untuk membentuk Sumber Daya
Manusia (SDM) bangsa Indonesia yang berkualitas dan diharapkan pada tahun 2024
angka stunting di Indonesia dapat turun menjadi 14%.
Peran PPKS dalam PPS adalah menjadikan PPKS sebagai wadah yang
memberikan pelayanan informasi serta pelayanan konsultasi dan konseling bagi
masyarakat bisa individu maupun keluarga terkait permasalahan yang membuat keluarga
menjadi rentan sehingga membantu mereka untuk mengambil keputusan dalam upaya
mencari solusi atau penyelesaian masalah khususnya yang terkait dengan percepatan
penurunan stunting.
PPKS dalam pelayanannya tidak memberikan persyaratan yang spesifik untuk
mendapatkan pelayanan PPKS, tetapi persyaratan umumnya adalah masyarakat
membawa indentitas diri (KTP/SIM/Kartu Pegawai) dan melakukan registrasi atau wajib
mengisi buku klien. PPKS sudah seharusnya cepat tanggap manakala terdapat

47
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

masyarakat (individu/ keluarga/ kelompok/ umum) datang ke PPKS untuk mendapatkan


pelayanan baik data/ KIE/ konsultasi/ konseling/ pembinaan/ rujukan yang berkaitan
dengan permasalahan stunting.
PPKS selalu melakukan pencatatan yang baik pada saat pelayanan yang dilakukan
(informasi data, KIE, konsultasi/ konseling/ rujukan yang berkaitan dengan permasalahan
stunting. Dan setelah melakukan pelayanan, tak lupa secara berkala melakukan pelaporan.
PPKS dalam memberikan pelayanan informasi/ KIE/ Konsultasi/ Konseling/
Pembinaan/ Rujukan baik individu maupun kelompok mengenai stunting, maka PPKS
yang berkedudukan di Balai Penyuluh KB di tingkat kecamatan, harus membangun
kemitraan dengan pemerintah kecamatan, puskesmas, dan lintas sektor serta mitra kerja
supaya jika terdapat permasalahan yang intervensinya harus dilaksanakan lintas sektor
atau mitra kerja lainnya.
PPKS membantu Penyuluh KB dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana
dengan memperhatikan program percepatan penurunan stunting. Dengan adanya PPKS di
Balai Penyuluh KB di kecamatan dapat membantu mempercepat terwujudnya penduduk
tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas serta terwujudnya turunnya angka stunting.

C. Rangkuman
PPKS merupakan wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat,
dengan kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan
dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan
rujukan.
PPKS yang berkedudukan di Balai Penyuluh KB di tingkat kecamatan, harus
membangun kemitraan dengan pemerintah kecamatan, puskesmas, dan lintas sektor
serta mitra kerja supaya jika terdapat permasalahan yang intervensinya harus
dilaksanakan lintas sektor atau mitra kerja lainnya sehingga dapat membantu
mempercepat terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas serta
terwujudnya turunnya angka stunting.

D. Latihan
Untuk menambah pemahaman Anda, kerjakan latihan berikut dengan seksama!
1. Amatilah beberapa keluarga yang ada disekitar Anda! Dan catatlah pengamatan Anda!
2. Jelaskan fenomena permasalahan keluarga yang terjadi di lingkungan sekitar!
3. Jelaskan peran PPKS dalam percepatan penurunan stunting!

48
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

4. Jelaskan yang Anda ketahui tentang intervensi spesifik dan intervensi sensitif dalam
Percepatan Penurunan Stunting!
5. Jelaskan tentang perlunya kerjasama dengan lintas sektor dan mitra kerja untuk
Percepatan Penurunan Stunting!

E. Evaluasi Formatif
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memilih a, b, c, d, dan e pada jawaban yang
paling tepat!

1. Berikut adalah permasalahan yang terjadi di masyarakat terkait dengan stunting …


a. Remaja puteri menikah diusia 21 tahun
b. Remaja puteri mengalami Anemia
c. Remaja menunda usia pernikahan
d. Ibu melahitkan dengan sesar
e. Ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir 2700 gram
2. Perlunya edukasi/sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja
sebagai bekal memasuki kehidupan berkeluarga merupakan upaya …
a. pemahaman satu data kependudukan
b. menurunkan angka kematian akibat Covid-19
c. penurunan prevalensi stunting
d. meningkatkan kemitraan linta sektor
e. sosialisasi indeks pembangunan keluarga
3. Tablet tambah darah yang wajib diminum oleh Ibu selama masa kehamilan adalah …
a. 30 tablet
b. 45 tablet
c. 60 tablet
d. 75 tablet
e. 90 tablet
4. Memberikan pelayanan informasi/KIE/Konsultasi/Konseling/ Pembinaan/Rujukan
baik individu maupun kelompok mengenai stunting merupakan peran dari …
a. Puskesmas
b. Posyandu
c. Tenaga Kesehatan
d. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
e. Pemerintah Daerah

49
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

5. Peran PPKS dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting yaitu ….


a. Mengambil keputusan dalam upaya mencari solusi atau penyelesaian masalah
khususnya yang terkait dengan percepatan penurunan stunting.
b. Sebagai wadah yang memberikan pelayanan informasi serta pelayanan konsultasi
dan konseling bagi masyarakat.
c. Mengatasi permasalahan individu maupun permasalahan yang ada di keluarga
yang menyebabkan keluarga menjadi rentan.
d. Membantu memperlambat terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas serta turunnya angka stunting.
e. Melakukan pencatatan yang baik pada saat pelayanan KB dan berkala melakukan
pelaporan.

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB IV ini, coba Bapak/Ibu nilai tes
tersebut dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam modul ini, berapa nilai
yang diperoleh. Jika Bapak/Ibu dapat menjawab 5 soal dengan benar semua, maka
dianggap menguasai pokok bahasan ini, dan dapat melanjutkan ke BAB berikutnya. Akan
tetapi jika jawaban yang benar belum mencapai 4 soal, berarti Bapak/Ibu perlu mengulang
mempelajari pokok bahasan ini kembali dengan lebih baik.

50
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

BAB V
PERAN KELUARGA DALAM
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat
menjelaskan Peran Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting.

PPKS memberikan pelayanan KIE, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan


kepada klien untuk membantu mengambil keputusan sebagai solusi dari permasalahannya.
Pelayanan yang diberikan konselor tidak akan berjalan efektif dan berhasil optimal jika tidak
didukung oleh seluruh anggota keluarga yang tinggal serumah dengan klien. Seluruh anggota
keluarga mempunyai peran yang sangat penting bagi individu yang mempunyai permasalahan
karena sebagai orang-orang terdekat yang dapat dipercaya dan memberikan kasih sayang
serta kepedulian yang lebih selain karena terdapat hubungan darah, namun karena memang
saling membutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

A. Keluarga
Menurut Undang–Undang Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Pada UU No 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Pasal 47 secara tegas telah mengamanatkan Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah untuk menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Tentu menjadi naïf bila pemerintah

51
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

tidak segera turun tangan untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut. Apalagi telah
disadari bahwa keluarga merupakan wahana pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas dan berkarakter. Sosok generasi yang dipastikan mampu mendukung
pembangunan negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.
Keluarga menurut KBBI adalah Ayah, Ibu dan anak-anaknya; orang seisi rumah
seperti sanak saudara dan kerabat. Menurut PP No 87 Tahun 2014, Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami, istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga juga merupakan sekumpulan orang dalam satu kesatuan atau unit yang
mengelompok dan hidup bersama untuk jangka waktu relatif lama dan berlangsung
terus. Keluarga memiliki peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan
maupun kepribadian anggota-anggotanya terutama anak merupakan tempat utama
seorang anak untuk bertumbuh dan berkembang.
Pada kenyataan dikehidupan sehari-hari keluarga itu bisa saja mempunyai anggota
yang terdiri dari:
1. Suami dan isteri
2. Suami, isteri dan anak
3. Ayah dan anak
4. Ibu dan anak
5. Keluarga poin 1 sampai dengan 4 ditambah dengan orang lain sebagai anggota
keluarga lainnya (misalnya: kakek/ nenek/ sudara/ kerabat/ pembantu)

Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dan mempunyai peran masing masing. Keluarga perlu
memiliki kualitas kesejahteraan dan ketahanan fisik
maupun non fisik yang seimbang dalam menghadapi
perubahan dan tuntutan masa depan. Melalui
pemberdayaan keluarga diharapkan dapat dibina
manusia yang tumbuh selaras, serasi dan seimbang
secara lahiriah dan mental guna mewujudkan
keluarga berkualitas.

52
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

B. Peran Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting (PPS)

Keluarga berperan sangat penting dalam PPS pada setiap fase kehidupan. Mulai
dari janin dalam kandungan, bayi, anak balita, remaja, menikah, kehamilan, dan
seterusnya. Dalam mencegah stunting, bukan hanya dibutuhkan pemahaman dan
penerapan pola hidup sehat saja, namun peran seluruh anggota keluarga yang turut serta
berkontribusi terhadap janin sampai lahir hingga berusia 24 bulan.
Secara nyata, mari kita pelajari bersama bagaimana peran masing-masing
anggota keluarga dalam PPS sebagai berikut:

1. Ayah
Sebagai kepala keluarga, keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan anak
akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Peranan ayah berbeda dari masa kehamilan dan saat memiliki anak. Dukungan ayah
pada masa kehamilan, akan membantu psikologi ibu semakin baik sehingga akan
berdampak di proses persalinan. Berikut hal-hal yang dapat diperhatikan oleh seorang
ayah.
a. Masa Kehamilan
1) Mengantarkan istri untuk pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali.
2) Mengingatkan istri untuk makan makanan bergizi terkhusus protein hewani,
minum tablet tambah darah dan vitamin yang diperlukan.
3) Menjaga hubungan baik dengan istri, sehingga istri tidak stress atau merasa
tertekan.
4) Menjaga dan merawat kesehatan ibu, selalu siaga dalam segala hal.
b. Masa memiliki anak
1) Mendukung istri dalam pemberian ASI Ekslusif.
Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu faktor yang sangat penting
untuk pencegahan stunting. Keluarga sebagai faktor pendukung keberhasilan
seorang ibu dalam menyusui anaknya. Menurut studi, keberhasilan menyusui

53
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

hingga 98,1% terjadi karena keterlibatan seorang ayah. Banyak keuntungan


yang dirasakan jika memberikan ASI Eksklusif bagi anak dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

Tabel 5.1 Keuntungan menyusui bagi ibu, Ayah/keluarga dan anak

Keuntungan Keuntungan Menyusui Keuntungan Menyusui Bagi


Menyusui Bagi Ibu Bagi Ayah/Keluarga Anak

Membantu menunda Membantu Meningkatkan ikatan batin


kehamilan baru (KB meringankan beban antara ibu dan anak
Alami) pengeluaran untuk
membeli susu formula
Memberikan nutrisi yang
Mengurangi risiko Mengurangi biaya dibutuhkan anak sehingga
kanker payudara dan Kesehatan dapat meningkatkan
pembengkakan perkembangan otak dan
payudara fisik anak

Membantu ibu untuk Meningkatkan sistem


dapat langsing kekebalan tubuh
Kembali

Sumber: Ayah ASI

2) Mengantarkan anak ke posyandu secara rutin untuk mendapatkan


pemeriksaan panjang dan berat badan, imunisasi dasar lengkap, obat cacing
dan vitamin A.
3) Menjaga hubungan baik dengan istri dan anak.
4) Selalu menjaga kebersihan dilingkungan rumah, tidak merokok saat mengasuh
anak.
5) Mengurus anak seperti menggendong, bermain, mengganti popok,
membersihkan botol atau tempat makan bayi, dan memandikan anak.
6) Giat mencari nafkah dengan ikhlas dan diniatkan ibadah untuk mencukupi
kebutuhan keluarga termasuk memenuhi kebutuhan makanan bergizi, dan
kebutuhan lainnya yang mendukung kesehatan dan kebahagiaan seluruh
anggota keluarga.

54
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

2. Ibu
Ibu berperan penting dalam PPS, dari sewaktu ibu hamil dan ibu menyusui serta
dalam pengasuhan terhadap anak. Peran ibu dalam PPS dapat dilalui dari sewaktu
remaja, pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi dan yang mengandung zat besi
untuk menghindari anemia dan KEK, minum tablet tambah darah sewatu hamil, makan
makanan yang bergizi sewaktu hamil dan menyusui. Ketika seorang ibu punya anak
remaja putri, ibu juga memperhatikan kesehatan remaja putri agar terhindar anemia
dan KEK. Pada saat menstruasi, remaja putri sering banyak kehilangan darah yang
berpotensi terkena anemia. Remaja putri yang mengalami anemia beresiko tinggi
mengalami anemia saat hamil dan mempunyai risiko melahirkan anak stunting.

3. Kakek dan Nenek


Kakek dan nenek yang tinggal dalam satu rumah, memiliki peranan dalam
pembinaan pola pengasuhan untuk PPS. pengalaman sebagai orang tua dapat
diajarkan kepada ayah dan ibu muda. Dukungan dalam pemberian ASI Eksklusif
kepada ibu menyusui merupakan hal yang penting untuk pencegahan stunting bagi
anak. Kakek dan nenek dapat mengingatkan kepada ayah dan ibu muda dalam
mengasuh anak, pemberian makanan bergizi kepada anak (cucu), dukungan
psikologis bagi ibu saat hamil, melahirkan, dan menyusui serta membantu dalam
menstimulasi otak anak (cucu) dengan bermain, bernyanyi, bercerita dll.
Sebagai orang yang lebih tua, kakek dan nenek diusahakan dapat mengedukasi
pasangan muda dalam upaya percepatan penurunan stunting. Pentingnya minum
tablet tambah darah bagi calon pengantin untuk menghindari anemia pada saat hamil,
makan makanan ber protein hewani seperti telur, hati ayam, daging, ikan dan selalu
menjaga kebersihan agar tidak terinfeksi penyakit.
Kakek dan nenek membina anak dan menantunya agar memahami tentang
kesehatan reproduksi. Kakek dan nenek mengingatkan anak dan menantukan agar
memperhatikan jarak kelahiran dengan ber-KB MKJP agar bisa fokus dulu dengan
anak yang baru dilahirkan hingga usia 24 bulan. Setelah itu merencanakan kehamilan
selanjutnya jika memang anaknya masih satu dengan memperhatikan usia ideal ibu
hamil. Sehingga seluruh anggota keluarga selalu hidup dalam ketenangan, nyaman,
bahagia dan sejahtera karena hidup yang direncanakan dengan baik.

55
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

4. Anggota keluarga lainnya (Saudara/ Kerabat/ Pembantu)


Kasus stunting bukan hanya tugas orang tua namun juga anggota keluarga
lainnya (saudara/ kerabat/ pembantu) yang tinggal dalam satu atap, Sebagai satu
keluarga, saudara/ kerabat/ pembantu memiliki peranan dalam PPS. saudara/
kerabat/ pembantu bisa sama-sama saling mengingatkan dan menerapkan
pencegahan stunting seperti:
a. Menjaga kebersihan lingkungan rumah agar tehindari berbagai macam penyakit
b. Mengingatkan minum tablet tambah darah untuk remaja putri, calon pengantin,
dan ibu hamil
c. Membantu mengantarkan anak bayi dua tahun ke posyandu setiap bulan
d. Menstimulasi otak anak dengan sama-sama bermain, bernyanyi, bercerita, dan
menggendong anak

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran dan dukungan seluruh anggota keluarga
dalam PPS sangatlah dibutuhkan. Saling menyayangi, mengasihi, mengingatkan dan
disiplin dalam menerapkan hidup sehat sehingga seluruh anggota keluarga
merasakan manfaatnya dapat mencegah stunting dan menjadi keluarga yang
berkualitas, hidup sehat, bahagia dan sejahtera. Keluarga yang berkualitas
membentuk generasi/ SDM yang berkualitas, sehat, cerdas, andal dan mandiri.

C. Rangkuman
Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluarga berperan sangat penting dalam PPS pada
setiap fase kehidupan. Mulai dari janin dalam kandungan, bayi, anak balita, remaja,
menikah, kehamilan, dan seterusnya. Dalam mencegah stunting, bukan hanya dibutuhkan
pemahaman dan penerapan pola hidup sehat saja, namun peran seluruh anggota keluarga
yang turut serta berkontribusi terhadap janin sampai lahir hingga berusia 24 bulan.
Dukungan seluruh anggota keluarga dalam PPS sangatlah dibutuh. Saling
menyayangi, mengasihi, mengingatkan dan disiplin dalam menerapkan hidup sehat
sehingga seluruh anggota keluarga merasakan manfaatnya dapat mencegah stunting dan
menjadi keluarga yang berkualitas, hidup sehat, bahagia dan sejahtera. Keluarga yang
berkualitas membentuk generasi/ SDM yang berkualitas, sehat, cerdas, andal dan mandiri.

56
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

D. Latihan
Untuk menambah pengalaman Anda, kerjakan latihan berikut dengan seksama!
1. Amatilah beberapa keluarga yang ada disekitar tempat tinggal Anda! Apakah sudah
sesuai dengan definisi keluarga?
2. Uraikan dengan Bahasa Anda sendiri tentang keluarga!
3. Jelaskan bagaimana peran keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting!
4. Jelaskan bagaimana peranan suami untuk mendukung penurunan stunting!
5. Jelaskan peranan Kakek/Nenek dalam Percepatan Penurunan Stunting!

E. Evaluasi Formatif
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memilih a, b, c, d, dan e pada jawaban yang paling
tepat!
1. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya tertuang pada…
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2019
d. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
e. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2019
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh merupakan keuntungan ASI Eksklusif bagi…
a. ibu
b. kakek dan nenek
c. anak
d. ayah
e. kerabat
3. Berikut adalah keterlibatan seorang ayah dalam pencegahan stunting didalam
keluarga, kecuali …
a. Mengantarkan istri untuk pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali.
b. Mengkonsumsi makanan bergizi dan yang mengandung zat besi untuk
menghindari anemia dan KEK.
c. Mengingatkan untuk makan makanan bergizi terkhusus protein hewani.
d. Menjaga hubungan baik dengan pasangan, sehingga tidak stress atau merasa
tertekan.
e. Mendukung dalam pemberian ASI Ekslusif

57
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

4. Yang merupakan peran ayah adalah…


a. Menelantarkan anak karena itu urusan ibunya
b. Membuat ibu hamil merasa tertekan dan stress
c. Tidak mempedulikan kesehatan anak
d. Menuruti semua keinginan istri dan anak
e. Giat mencari nafkah dengan ikhlas dan diniatkan ibadah untuk mencukupi
kebutuhan keluarga
5. Peran saudara/kerabat/pembantu antara lain…
a. Membantu mengantarkan anak bayi ke posyandu setiap bulan
b. Mentelantarkan anak bayi.
c. Membuat ibu hamil merasa tertekan dan stress.
d. Membantu pekerjaan dapur.
e. Memberikan minuman madu/kopi/teh pada anak bayi.

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB V ini, coba Bapak/Ibu nilai tes
tersebut dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam modul ini, berapa nilai
yang diperoleh. Jika Bapak/Ibu dapat menjawab 5 soal dengan benar semua, maka
dianggap menguasai pokok bahasan ini, dan dapat melanjutkan ke BAB berikutnya. Akan
tetapi jika jawaban yang benar belum mencapai 4 soal, berarti Bapak/Ibu perlu mengulang
mempelajari pokok bahasan ini kembali dengan lebih baik.

58
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
PPKS merupakan wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat,
dengan kegiatan dan atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan
dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan
rujukan. Dengan dibentuknya PPKS ini, maka diharapkan dapat mendorong terwujudnya
keluarga yang berkualitas, yaitu keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
PPKS melaksanakan 8 (delapan) pelayanan yang meliputi pelayanan penyediaan
data program Bangga Kencana, pelayanan komunikasi informasi dan edukasi
kependudukan dan keluarga berencana, pelayanan konseling keluarga balita, pranikah,
keluarga remaja dan remaja, keluarga lansia dan lansia, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi dan keluarga harmonis. PPKS menyediakan pembinaan usaha
ekonomi keluarga. PPKS juga melayani rujukan dan pembinaan kelompok kegiatan, KIE,
konsultasi dan pengembangan kemitraan.
Manfaat PPKS bagi masyarakat umum adalah mendapatkan layanan Informasi
data terkait program Bangga Kencana, mendapatkan layanan KIE sesuai permasalahan
terkait Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, mendapatkan
layanan konsultasi permasalahan Program Bangga Kencana, mendapatkan layanan
konseling permasalahan Program Bangga Kencana, mendapatkan layanan Pembinaan
dan mendapatkan layanan rujukan
PPKS yang berkedudukan di Balai Penyuluh KB di tingkat kecamatan, harus
membangun kemitraan dengan pemerintah kecamatan, puskesmas, dan lintas sektor
serta mitra kerja supaya jika terdapat permasalahan yang intervensinya harus
dilaksanakan lintas sektor atau mitra kerja lainnya sehingga dapat membantu
mempercepat terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas serta
terwujudnya turunnya angka stunting.
Keluarga berperan sangat penting dalam PPS pada setiap fase kehidupan. Mulai
dari janin dalam kandungan, bayi, anak balita, remaja, menikah, kehamilan, dan
seterusnya. Dalam mencegah stunting, bukan hanya dibutuhkan pemahaman dan
penerapan pola hidup sehat saja, namun peran seluruh anggota keluarga yang turut serta
berkontribusi terhadap janin sampai lahir hingga berusia 24 bulan.

59
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Peran dan dukungan seluruh anggota keluarga dalam Percepatan Penurunan


Stunting sangatlah dibutuh. Saling menyayangi, mengasihi, mengingatkan dan disiplin
dalam menerapkan hidup sehat sehingga seluruh anggota keluarga merasakan
manfaatnya dapat mencegah stunting dan menjadi keluarga yang berkualitas, hidup sehat,
bahagia dan sejahtera. Keluarga yang berkualitas membentuk generasi/ SDM yang
berkualitas, sehat, cerdas, andal dan mandiri.

B. Evaluasi Sumatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban a, b, c, d, atau e pada jawaban
yang paling tepat!
1. Wadah kegiatan terpadu yang mudah diakses oleh masyarakat, dengan kegiatan dan
atau rangkaian kegiatan pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk
komunikasi, informasi dan edukasi, konsultasi, konseling, pembinaan dan rujukan,
merupakan pengertian dari …
a. Advokasi dan KIE
b. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
c. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
d. Rencana Aksi Nasional
e. Program Bangga Kencana
2. Mendapatkan layanan konsultasi dan konseling permasalahan program Bangga
Kencana merupakan manfaat bagi …
a. Pemerintah pusat
b. Pemerintah daerah
c. Penyuluh KB
d. Pelaksana PPKS
e. Masyarakat
3. PPKS merupakan salah satu wadah pelayanan kepada masyarakat, yang bisa berada
di tingkatan …
a. tingkat provinsi
b. tingkat kabupaten dan kota
c. tingkat kecamatan
d. tingkat kelurahan/desa
e. tingkat RT/RW

60
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

4. Ada berapa jenis pelayanan di PPKS …


a. 5 layanan
b. 6 layanan
c. 7 layanan
d. 8 layanan
e. 9 layanan
5. Berikut adalah layanan yang ada di PPKS, kecuali…
a. Rujukan
b. Advokasi
c. Konsultasi
d. Pembinaan kelompok kegiatan
e. Pengembangan kemitraan
6. Yang menjadi dasar pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting yaitu …
b. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2021
b. Peraturan Presiden No 71 Tahun 2022
c. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2020
d. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2021
e. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2022
7. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah
standar adalah pengertian dari …
a. Stunting
b. Perkembangan anak
c. Pertumbuhan anak
d. 1000 HPK
e. Kesehatan anak
8. Masa 1000 hari pertama kelahiran adalah ….
a. 300 hari masa kehamilan dan 700 hari masa menyusui
b. 270 hari masa kehamilan dan 730 hari masa menyusui
c. 700 hari masa kehamilan dan 300 hari masa menyusui
d. 370 hari masa kehamilan dan 630 hari masa menyusui
e. 730 hari masa kehamilan dan 270 hari masa menyusui

61
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

9. Berapa besar pencapaian target nasional penurunan angka stunting…


a. 41 persen pada tahun 2024
b. 10,4 persen pada tahun 2024
c. 14 persen pada tahun 2025
d. 14 persen pada tahun 2024
e. 14 persen pada tahun 2023
10. Ciri-ciri anak mengalami stunting antara lain …
a. Pertumbuhan melambat, sering sakit, pertumbuhan gigi terlambat, performa buruk
pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
b. Pertumbuhan meningkat cepat, sering sakit, pertumbuhan gigi terlambat, performa
buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
c. Pertumbuhan melambat; sering sakit, pertumbuhan gigi terlambat; Performa buruk
pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
d. Pertumbuhan meningkat cepat dan sehat, pertumbuhan gigi terlambat; performa
bagus pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
e. Pertumbuhan meningkat cepat, pertumbuhan gigi cepat, performa bagus pada
kemampuan fokus dan memori belajarnya.
11. Berikut adalah permasalahan yang terjadi di masyarakat terkait dengan stunting …
a. Remaja puteri menikah diusia 21 tahun
b. Remaja puteri mengalami Anemia
c. Remaja menunda usia pernikahan
d. Ibu melahitkan dengan sesar
e. Ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir 2700 gram
12. Perlunya edukasi/sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja
sebagai bekal memasuki kehidupan berkeluarga merupakan upaya …
a. pemahaman satu data kependudukan
b. menurunkan angka kematian akibat Covid-19
c. penurunan prevalensi stunting
d. meningkatkan kemitraan linta sektor
e. sosialisasi indeks pembangunan keluarga

62
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

13. Tablet tambah darah yang wajib diminum oleh Ibu selama masa kehamilan adalah …
a. 30 tablet
b. 45 tablet
c. 60 tablet
d. 75 tablet
e. 90 tablet
14. Memberikan pelayanan informasi/KIE/Konsultasi/Konseling/ Pembinaan/Rujukan
baik individu maupun kelompok mengenai stunting merupakan peran dari …
a. Puskesmas
b. Posyandu
c. Tenaga Kesehatan
d. Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
e. Pemerintah Daerah
15. Peran PPKS dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting yaitu ….
a. Mengambil keputusan dalam upaya mencari solusi atau penyelesaian masalah
khususnya yang terkait dengan percepatan penurunan stunting.
b. Sebagai wadah yang memberikan pelayanan informasi serta pelayanan konsultasi
dan konseling bagi masyarakat.
c. Mengatasi permasalahan individu maupun permasalahan yang ada di keluarga
yang menyebabkan keluarga menjadi rentan.
d. Membantu memperlambat terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas serta turunnya angka stunting.
e. Melakukan pencatatan yang baik pada saat pelayanan KB dan berkala melakukan
pelaporan.
16. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya tertuang pada…
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2019
d. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
e. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2019

63
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

17. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh merupakan keuntungan ASI Eksklusif bagi…
a. ibu
b. kakek dan nenek
c. anak
d. ayah
e. kerabat
18. Berikut adalah keterlibatan seorang ayah dalam pencegahan stunting didalam
keluarga, kecuali …
a. Mengantarkan istri untuk pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali.
b. Mengkonsumsi makanan bergizi dan yang mengandung zat besi untuk
menghindari anemia dan KEK
c. Mengingatkan untuk makan makanan bergizi terkhusus protein hewani.
d. Menjaga hubungan baik dengan pasangan, sehingga tidak stress atau merasa
tertekan.
e. Mendukung dalam pemberian ASI Ekslusif
19. Yang merupakan peran ayah adalah…
a. Menelantarkan anak karena itu urusan ibunya
b. Membuat ibu hamil merasa tertekan dan stress
c. Tidak mempedulikan kesehatan anak
d. Menuruti semua keinginan istri dan anak
e. Giat mencari nafkah dengan ikhlas dan diniatkan ibadah untuk mencukupi
kebutuhan keluarga
20. Peran saudara/kerabat/pembantu antara lain…
a. Membantu mengantarkan anak bayi ke posyandu setiap bulan
b. Mentelantarkan anak bayi.
c. Membuat ibu hamil merasa tertekan dan stress.
d. Membantu pekerjaan dapur.
e. Memberikan minuman madu/kopi/teh pada anak bayi.

64
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

C. Kunci Jawaban

1. C 6. D 11. B 16. D

2. E 7. A 12. C 17. C

3. C 8. B 13. E 18. B

4. D 9. D 14. D 19. E

5. D 10. A 15. B 20. A

65
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. UU RI No.52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan


Keluarga. Jakarta

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting

Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

BKKBN. (2021). Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional No. 12
Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting
Indonesia Tahun 2021 – 2024. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional.

Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional No. 12 Tahun 2021
tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tahun 2021 – 2024.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat.

Sondang Ratna Utari, 2021, Modul Overview Pendampingan Keluarga dalam Percepatan
Penurunan Stunting, Pusdiklat KKB – BKKBN

Sondang Ratna Utari, 2022, Modul 2 Mekanisme Rujukan Pelayanan Tim Pendamping
Keluarga, Pusdiklat KKB- BKKBN

1000 Days Fund, 2022, Smart Chart Counseling Guide Book, Jakarta: 1000 Days Fund

Ayah ASI, 2020, Modul Pelatihan Kelas Ayah Asi, Jakarta: Ayah ASI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang Buku Saku Hasil Survei Status Gizi
Indonesia 2022. Jakarta

Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembanguna Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga

https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting

https://rsud.temanggungkab.go.id/home/berita/308/1000-hari-pertama-kehidupan

https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting

https://www.antaranews.com/berita/2490437/mengenali-keluarga-berisiko-stunting-
merupakan-strategi-penting

https://www.panduanibu.com/bayi-0-bulan-normal/

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/nutrisi-zat-gizi-ibu-hamil/

https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/tahap-perkembangan-otak-anak

66
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/tanda-anak-stunting-yang-perlu-anda-
perhatikan

https://www.kemkes.go.id/article/view/22042400001/kemenkes-tambah-3-jenis-vaksin-
imunisasi-rutin-salah-satunya-hpv.html

67
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

68
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN TEKNIS PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

69

Anda mungkin juga menyukai