PENDAHULUAN
Sehat adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi pembangunan sehingga perlu
di pelihara, dilindungi dan ditingkatkan kualitasnya melalui berbagai upaya yang
dilakukan oleh semua pihak. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 pasal 45 menyebutkan
bahwa penyelenggaraan kesehatan sekolah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat, meningkatkan lingkungan sehat, dan mendidik sumber daya menusia
berkualitas. Kualitas sumber daya manusia antara lain ditentukan oleh 2 faktor yang
satu sama lain saling berhubungan dan saling bergantung, yaitu pendidikan dan
kesehatan. Kesehatan merupakan prasyaratan utama agar upaya pendidikan berhasil,
sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan
status kesehatan seseorang.
Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan dimasa depan yang
perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya, agar menjadi anak yang
beriman, sehat, cerdas, berilmu, kreatif, terampil dan mandiri seta menjadi anak bangsa
yang bertanggung jawab. Budaya hidup sehat merupakan salah satu masalah yang
sering diperdebatkan di kalangan masyarakat. Itu terjadi karena kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai hidup sehat. Jika saja masyarakat tidak
membudayakan hidup sehat sejak dini, maka masyarakat akan menambah data orang
sakit di Indonesia. Kebiasaan hidup sehat seharusnya timbul dari kesadaran diri kita
sendiri. Hidup sehat hendaknya selalu dilakukan agar semua masyarakat mencapai
kesehatan jasmani dan rohani.
Lembaga sekolah sebagai wadah pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas
secara utuh, memiliki peranan dalam meningkatkan pembudayaan kesehatan. Hidup
sehat pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan pengetahuan penanaman nilai
dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan
kesehatan serta pemeliharaan lingkungan. Untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup
sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan nama tiga program pokok
UKS (TRIAS UKS). Untuk menindak lanjuti hal tersebut selain UKS terdapat wadah
yang disebut dengan PIK-R (Pusat Informasi Konseling Remaja) yang di dalamnya
terdapat TRIAD KRR.
Pada tahun 2007 jumlah remaja umur 10-24 tahun sangat besar terdapat sekitar 64
juta 28,6% dari jumlah Penduduk Indonesia sebanyak 222 juta (Proyeksi Penduduk
Indonesia tahun 2000-2025, BPS,Bappens, UNFPA,2005). Disamping jumlah yang
besar, transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja
masalah seksualitas (kehambilan yang tidak diinginkan dan aborsi), terinfeksi Penyakit
Menular Seksualitas (PMS), HIV dan AIDS, penyalagunaan Napza dan sebagainya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah remaja
diantaranya melalui PIK Remaja. PIK Remaja adalah suatu wadah kegiatan program
PKBR(Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan
untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan
reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga. Masa remaja merupakan masa
peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan
yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya. Masa
remaja seperti ini oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth five life transitions).
Transisi kehidupan yang dimaksud menurut Progress Report Word Bank adalah:
1. Melanjutkan sekolah (continue learning)
2. Mencari pekerjaan (start working)
3. Memulai kehidupan bekeluarga (form families)
4. Menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship)
5. Mempraktekkan hidup sehat (practice healthy life)
Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja ) yang dilaksanakan
berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja
dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healty life). Empat
bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh ramaja sangat ditentukan olah
berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain
apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan
akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain.
BAB IV
TINJAUAN TENTANG PIK-R
4.1 Pengertian Dan Batasan
Pusat Informasi dan Koneling Remaja (PIK Remaja ) adalah suatu wadah kegiatan
program PKBR yang dikelola dari oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan
informasi dan konseling tentang Perencanaan Kegiatan Berkeluarga Bagi Remaja serta
kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. PIK Remaja, nama generik ini dapat
dikembangkan dengan nama-nama yang sesuai dengan kebutuhan program selera
remaja setempat. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut system reproduksi (fungsi, komponen dan proses ) yag dimiliki oleh remaja
baik secara fisik, metal, emosional dan spiritual.
Risiko Seksualitas adalah sikap dan prilaku seksual remaja yang berkaitan dengan
Infeksi Menular Seksual (IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi risiko
perilaku seks sebelum nikah. HIV adalah singkatan dari Human immunodeficiency
virus,yaitu virus yang menurunkan system kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah
singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome,yaitu kumpulan dari berbagai
gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu yang didapat akibat HIV.
Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainya,
yaitu zat-zat kimiawi yang dimaksud kedalam tubuh manusia baik secara oral (melalui
mulut) , dihirup (dari hidung ), atau disuntik yang menimbulkan efek tertentu terhadap
fisik, mental dan ketergantungan. Remaja (Adolescent) adalah penduduk usia10-19
tahun (WHO); Pemuda (Yuoth) adalah penduduk usia 15-24 tahun (UNFPA); Orang
Muda (Young people) adalah penduduk usia 10-24 tahun (UNFPdan WHO); Generasi
Muda (Young Generation ) adalah penduduk usia 12-24 tahun (world Bank). Remaja
sebagai sasaran program PKBR adalah penduduk usia 10-24 tahun yang belum
menikah.
Pendidik Sebaya PKBR adalah remaja yang mempunyai komitmen dan motivasi yang
tinggi sebagai nara sumber bagi kelompok remaja sebayanya dan telah mengikuti
pelatihan Pendidik Sebaya PKBR dengan mempergunakan Modul dan kurikulum
standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis.
Konselor Sebaya PKBR adalah pendidik sebaya yang punya komitmen dan motivasi
yang tinggi untuk memberikan konseling PKBR bagi kelompok remaja sebayanya yang
telah mengkuti pelatihan konseling PKBR dangan mempergunakan Modul dan
Kurikulum Standard yang telah disusun olah BKKBN atau yang sejenis.
Pengelola PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan mengelola
langsung PIK Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan Modul
dan Kurikulum Standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis.Pengelola
PIK Remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan,
Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.
1) Pembina
Pembinaan PIK Remaja adalah seseorang yang mempunyai keperdulian yang tinggi
terhadap masalah-masalah remaja, member dukungan dan aktif membina PIK Remaja,
baik yang berasal dari Pemerintah, Lambaga Swadaya Masyarakat(LSM) atau organisasi
kepemudaan/remaja lainnya, seperti:
(seperti: pengurus masjid, pastor, pendeta, pedand,biksu) dan pimpinan kelompok dan
organisasi pemuda.
sekolah.
e) Orang tua, melalui program Bima Keluarga Remaja (BKR), majelis ta’lim,
program PKK.
Pengelolaan PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan mengelola
langsung PIK remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul
kurikulum standar d yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis.Pengelola PIK
remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik
Sabaya dan Konselor Sebaya.
b. Ruang Lingkup
Ruang lingkup PIK Remaja meliput aspek-aspek kegiatan pemberian informasi PKBR,
Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling,
rujukan, pemgembangan jaringan dan dukungan, dan kegiatan-kegiatan pendudung
lainnya sesuai dengan cirri dan minat remaja.
PIK Remaja tidak mengikuti tingkatan wilayah administrasi seperti tingkat
desa,tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/ kota atau provinsi. Artinya PIK Remaja
dapat melayani remaja lainnya yang berada di luar lokasi wilayah administrasinya. PIK
Remaja dalam penyebutannya bias dikaitkan dengan tempat dan intitusi pembinaanya
seperti PIK Remaja sekolah, PIK Remaja masjid, PIK Remaja pesantren, dan lain-lain.
1. Menjadikan PIK Remaja yang dikembangkan dan dikelola dari.oleh dan untuk
remaja.
2. Menjadikan PIK remaja sebagai sumber informasi yang memperjelas pengetahuan,
dan keterampilan remaja tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
2) Bentuk aktifitas bersifat penyadaran (KIE) di dalam lokasi PIK Remaja berada,
Misalnya penyuluhan individu dan kelompok.
2) Memiliki papan nama, ukuran minimal 60 cm x 90 cm, dan dipasang ditempat yang
mudah dilihat oleh khalayak.
3) Bentuk aktifitas bersifat Panyadaran (KIE) diluar PIK Remaja, antara lain:
b. Press gathering
c. Pemberian Inormasi PKBR dan KRR oleh Pendidik Sebaya kepada remaja seperti di
pasar, jalanan, sekolah, masjid, gereja, vihara dan banjar, dan lain-lain.
d. Seminar PKBR
a) Pendamping kepada remaja penyalaguna napza, hamil diluar nikah, dan HIV
positif
b) Bedah film
g) Studi banding
i) Kegiatan olah raga(jalan santai gerak jalan, voli, basket, senam) dan kesenian
(musik, drama, panduan suara, teater).
j) Presentasi pengalaman kegiatan PKBR pada PIK Remaja yang baru dibentuk.
k) Aneka Lomba (pidato, drum band, band, likes, karaoke, karikatur, seni islamii,
cerdas cermat, dan bedah khusus).
3) Bentuk aktifitas bersifat Panyadaran (KIE) diluar PIK Remaja, antara lain:
b. Press gathering
c. Pemberian Inormasi PKBR dan KRR oleh Pendidik Sebaya kepada remaja seperti di
pasar, jalanan, sekolah, masjid, gereja, vihara dan banjar, dan lain-lain.
d. Seminar PKBR
j. Penyampian informasi PKBR dan KRR melalui mobil Unit Penerangan (Mupen)
4) Melakukan konseling PKBR malalui sma, telepon, tatap muka dan surat
menyurat.
a) Pendamping kepada remaja penyalaguna napza, hamil diluar nikah, dan HIV
positif
b) Bedah film
g) Studi banding
i) Kegiatan olah raga(jalan santai gerak jalan, volli, basket, senam) dan kesenian
(musik, drama, panduan suara, teater).
j) Presentasi pengalaman kegiatan PKBR pada PIK Remaja yang baru dibentuk.
k) Aneka Lomba (pidato, drum band, band, likes, karaoke, karikatur, seni islamii,
cerdas cermat, dan bedah khusus).
9) Pengelola PIK Remaja mempunyai akses pada jaringan internet (jaringan tidak
harus di dalam PIK Remaja ) atau PIK Remaja telah memiliki jaringan internet
tersendiri.
10)Jaringan dengan:
b) Orang Tua
c) Guru-guru sekolah
2. Sasaran (Audience)
Dalam rangka pembentukan PIK Remaja ,pihak-pihak terkait (stakeholders) yang
menjadi sasaran antara lain:
pimpinan instansi/perusahaan
3. Indikator keberhasilan :
4. Langkah-langkah kegiatan
a. Sarasehan anggota kelompok remaja dalam ranka pembentukan PIK Remaja dan
pengelolaan PIK Remaja.
Tahapan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembentukan PIK Remaja
sudah/belum tercapai, masalah-masalah yang diadapi baik yang berhubungan dengan
pihak-pihak terkait (sasaran ) maupun berhubungan dengan proses yang telah di lalui.
Kegiatan evaluasi ini akan lebih efekti untuk ditindak lanjuti apabila dilakukan secara
bersama-sama dengan sasaran-sasaran yang terkait.
4.6 Mengembangkan dan Meningkatkan kualitas PIK Remaja
1. PIK Remaja Tahap Tumbuh
a. Tujuan:
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja
sehingga jumah remaja yang mendapatkan informasi dan konseling PKBR melalui PIK
Remaja meningkat. TUjuan ini diupayakan dengan strategi memenuhi seluruh ciri PIK
Remaja tahap tumbuh.
b. Sasaran(Audience)
1) Pembinaan PIK Remaja
2) Pengelola PIK Remaja (Ketua, Bidang Administrasi. Bidang Program dan Kegiata,
PS dan KS).
c. Indikator Keberasilan:
a) Melengkapi Triad KRR dan PUP pada PIK Remaja yang bersangkutan.
b) Mendalami pengetahuan, sikap dan prilaku tentang materi TRIAD KRR dan Hak-
hak Reproduksi bagi Remaja.
2) Ciri Kegiatan
b) Memberikan informasi PKBR oleh Pendidik Sebaya kepada Remaja setempat secara
rutin dilaksanakan di PIK Remaja.
c) Menyampaikan informasi menggunakan media cetak.
(4) Memiliki cirri-ciri kepribatian antara lain; ramah, lancar dalam mengemukakan
pendapat, luwes dalam pergaulan berinisiatif dan kreatif, tidak mudah
tersinggung,terbuka untuk hal-hal baru, mau belajar, dan senang menolong.
e. Evaluasi Keberasilah.
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana PIK Remaja yang sudah terbentuk
memilih cirri-ciri sebagi PIK remaja Tumbuh, baik dari segi materi dan isi pesan, cirri
kegiatan serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses pengembangan
yang dilakuakn. Evaluasi ini akan lebih efektif apabila dilakukan bersama oleh
Pengelola PIK Remaja yang bersangkutan.
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja
sehingga jumlah dan kepuasan remaja yang mendapatkan informasi dan konseling
melalui PIK Remaja meningkat. Tujuan ini diupayakan dengan strategi memenuhi
keseluruh cirri PIK Remaja tahap Tegak.
b. Sasaran(Audence)
1) Pembina PIK Remaja
2) Pengelola PIK Remaja (Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan,
PS dan KS).
3) Tenaga medis dan tenaga non medis yang sudah terkait dengan jaringan.
Melakukan konseling PKBR melalui SMS, telephone, tatap muka, dan surat
menyurat
Ø Menggunakan media cetak dan elektonik
Ø Bedah hamil.
Ø Kegiatan olah raga ( jalan santai, gerak jalan, bola volley, basket, senam) dan kesenian
(musik, drama ,panduan suara, teater)
Ø Presentasi pengalaman kegiatan PKBR pada PIK Remaja yang baru di bentuk.
Ø Aneka lomba (pidato , drum band , band, lukis, karaoke, karikatur, seni islami, cerdas
cermat , bedah kasus)
d. Langkah-Langkah Kegiatan
Pada tahap ini tetap mempertahan materi dan isi pesan pada tahap Tumbuh, namun
ditambah dengan beberapa hal dibawah ini:
2) Ciri-ciri Kegiatan
d) Melakukan advokasi kepada tokoh individu dan institusi pendukung PIK Remaja.
a) Memoertahankan dukungan dan jaringan yang dimiliki pada PIK Remaja Tahap
Tumbuh sebelumnya.
(4) Memiliki ciri-ciri kepribadian antara lain; ramah , lancar dalam mengemukakan
pendapat , luwes dalam pergaulan, berinisiatif dan kreatif, tidak mudah tersinggung ,
terbuka untuk hal-hal baru, dan mau belajar dan senang menolong
e. Evaluasi Kebersihan
Evaluasi di arahkan untuk mengetahui sejauhmana PIK Remaja yang sudah terbentuk
memiliki ciriciri sebagai PIK Remaja Tahap Tegak, baik dari segi materi dan isi pesan ,
ciri kegiatan , dukungan dan jaringan , serta berbagai permasalahan yang dihadapi
dalam proses pengembangan yang dilakukan.
Evaluasi ini akan lebih efektif apabila dilakukan bersama oleh Pengelola PIK Remaja
serta tenaga medis dan non medis mitra jaringan.
3. PIK Remaja Tahap Tegar
a. Tujuan
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja,
sehingga jumlah dan kepuasan remaja yang mendapatkan informasi dan konseling
melalui PIK Remaja meningkat. Tujuan ini diupayakan dengan strategi memenuhi
seluruh cirri PIK Remaja Tahap Tegar.
b. Sasara (Audience)
1) Pembina PIK Remaja
c. Indikator Keberasilan
Melakukan konseling PKBR melalui SMS, telephon, tatap muka dan surat
menyurat.
Ø Pendamping kepada remaja penyalahguna napza, hamil di luar nikah dan HIV positif.
Ø Bedah film
Ø Studi banding
Ø Kegiatan olah raga ( jalan santai, gerak jalan, bola volley, basket, senam) dan
kesenian (musik, drama ,panduan suara, teater)
Ø Presentasi pengalaman kegiatan PKBR pada PIK Remaja yang baru di bentuk.
Ø Aneka lomba (pidato , drum band , band, lukis, karaoke, karikatur, seni islami,
cerdas cermat , bedah kasus)
Pengolah PIK Remaja mempunyai akses pada jaringan internet (jaringan tidak harus
di dalam PIK Remaja) atau PIK Remaja telah memiliki jaringan internet sendiri.
Ø Orang tua
Ø Guru-guru sekolah
d. Langkah-langkah Kegiatan
Pada tahap ini tetap sama dengan materi dan pesan pada tahap Tegak.
2) Ciri-ciri Kegiatan
a) Mempertahankan cirri kegiatan yang dilakukan pada PIK Remaja Tahap tegak
sebelumya.
b) Melakukan Advokasi kepada sasaran pengaruh dan sasaran penentu terkait untuk
keberlangsungan pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja.
e) Adanya Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya, tenaga medis, Psikolo dan tenaga
ahli lainya yang dapat secara terjadwal memberikan pelayanan pada PIK Remaja.
a) Mempertahankan dukungan dan jaringan yang dimiliki pada PIK Remaja Tahap
tegak sebelumnya.
d) Adanya jaringan dan dukungan yang diberikan oleh kelompok remaja sebaya,
orang tua, guru sekolah dan PIK Reamaja lain di sekitarya.
e. Evaluasi Keberasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana PIK Remaja yang sudah
dkembangkan, sudah memiliki cirri-ciri sebagai PIK Remaja Tahap tegar bik dari segi
materi dan isi pesan, cirri kegiatan, dukungan dan jaringan, serta berbagai
permasalahan yang dihadapidalam proses pengembangan yang dilakukan. Evaluasi ini
akan lebih efektif apabila dilakukan bersama oleh Pengolola PIK Remaja , mitra
jaringan pelayanan medis dan non medis, ketua kelompok-kelompok remaja, orang tua
dari remaja sasaran dan guru-guru sekolah sekitar PIK Remaja serta tenaga medis dan
non medis mitra jaringan.
Melibatkan para remaja secara aktif dalam mengelola program dan pemberian
pelayanan kesehatan Reproduksi
Memperhitungkan perbedaan kebutuhan remaja dengan kebutuhan orang dewasa,
dan pemberian palayanan secara spesifik guna memenuhi kebutuhan remaja.
Memberikan informasi yang lengkap dan benar tentang PKBR dan pelayanan yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan sebagai hak dari remaja.
Menyesuaikan waktu dan tempat pelayanan sesuai dengan cirri-ciri remaja.
PIK remaja yang Ramah Ramaja dapat dilihat melalui 4 aspek yaitu: Pengelola,
Kegiatan dan Jenis pelayanan, Sarana dan Prasarana serta Kemampuan Pembelajaran
(1) Semua pengelola PIK Remaja (ketua, bidang administrasi, bidang program dan
kegiatan, pendidik sebaya dan konselor sebaya ) sadar bahwa mereka harus
memperlakukan para remaja sebagai mitranya.
(2) Semua remaja dihormati hak-hak reproduksinya dan mendapatkan jaminan dan
kerahasian pribadinya.
(3) Pengelola PIK Remaja mendapatkan pelatihan sesuai dengan tugas dan
perannya dengan mempergunakan modul dan kurikulum standar yang disusun
BKKBN atau yang sejenis.
(4) Pengelola PIK Remaja menyediakan waktu yang cukup untuk berinteraksi
dengan remaja.
(3) Menyediakan pelayanan PIK Remaja yang terpisah dengan pelayanan orang
dewasa serta pada jam-jam yang sesuai dengan kondisi remaja(setelah pulang sekolah
atau pada hari minggu).
(5) Membuat suasana PIK Remaja tidak terlalu formal dan remaja yang dtaang
dilayani dengan ramah.
(6) Merujuk Remaja yang permasalahannya tidak dapat ditangani oleh PIK Remaja
ketempat pelayanan yang lebih sesuai dengan permasalahannya seperti klinik, rumah
saki, shelter, psikolog, guru pembimbing dan konseling,bidan, dokter, organisasi
profesi(IDI,IBI) Himpunan Sarjana Psikologi(HIMSPSI) dan lain-lain.
(8) Mengupayakan adanya dukungan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan PIK
Remaja.
(1) Mengupayakan ruangan PIK Remaja menarik bagi remaja, misalnya warna yang
cerah, ada poster, musik popular, perpustakaan, internet, dan sebagainya.
(2) Mengupayakan lokasi PIK Remaja yang strategis, sehingga mudah dijangkau
melalui transportasi umum.
(3) Mengupayakan agar PIK Remaja bertempat di pusat keramaian remaja seperti
di sekoalah , universitas, Kwartir Ranting Gerakan Pramuka, Kwatir Cabang Gerakan
Pramuka, pondok pesantren, masjid, gereja, gelanggang remaja, dan lain-lain.
d) Kemampuan pembelajaran
Pengelola PIK Remaja secara terus menerus baik secara pribadi maupun secara
bersama-sama belajar meningkatkan kualitasa pengelolaan PIK Remaja dankualitas
interaksi antar remaja dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Ø Memutuskan secara bersama kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dan jalan keluar
dari masalah-masalah yang dihadapi.
(2) Merumuskan bersama visi dan misi dari PIK Remaja dengan cara:
Ø Mendiskusikan PIK Remaja seperti apa yang ingin diwujudkan pada masa yang akan
datang.
Ø Memterjemahkan visi ke dalam misi strategis dan program kegiatan PIK Remaja.
Ø Merespon dan peka terhadap ucapan dan tindakan setiap pengelola dan anngota PIK
Remaja.
Ø Mengutarakan dan menerima feed back dari sesame pengelola dan anggota PIK
Remaja secara positif untuk kebaikan bersama
Ø Perasaan, kemauan dan pedapat pribadi antar pengelola PIK Remaja diutarakan
dengan bebas dan jujur.
Ø Klarifikasi isu-isu yang muncul dari setiap pengelola PK Remaja melelui dialog dan
interaksi timbale balik.
(5) Untuk mencapai tujuan PIK Remaja tidak ada jalan pintas, diperlukan
komitmen, kesabaran dan waktu. Untuk itu hal-hal yang perlu dipelajari antara lain :
Ø Menyadari akan adanya keterbatasan dan kebebasan pada setiap keputusan dan
tindakan yang di ambil oleh pengelola PIK Remaja
Tujuan advokasi PIK Remaja adalah untuk mempromosikan dan mencaridukungan bagi
kelancaran dan keberlangsungan PIK Remaja. Oleh sebab itu sasaran advokasi PIK
Remaja adalah :
2. Langkah-langkah pelaksanaan
2) Mengungkap dampak yang mungkin terjadi bila tidak diambil tindakan atau aksi
dari masalah tersebut
b. Materi yang disiapkan bahwa butir “a” harus dikembangkan kedalam media
advokasi dalam bentuk leaflet, pamphlet atau booklet, TV spot, radio spot, running text.
c. Penyampaian advokasi dilakukan melalui multi media seperti : surat kabar, radio,
TV, dan multi jalur seperti audiensi dan kunjungan.
2. Sasaran (audience)
a. Sasaran utama
1) Teman sebaya
2) Kelompok remaja
4) Pengelola PIK Remaja (ketua, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan,
PS dan KS)
b. Sasaran pengaruh
1) Orang tua/keluarga
2) Guru
3) Pemuka agama
4) LSM
c. Sasaran penentu
3. Indicator keberhasilan
a) Adanya kegiatan promosi PIK Remaja melalui TV local, radio, mupen, kelompok
kegiatan dilapangan, Koran local, stiker, flyer, dan media lainya.
4. Langkah-langkah kegiatan
1) KIE Massa :
a) Media cetak (leaflet, booklet, poster, spanduk, banner, selebaran, Koran, majalah,
dan lain-lain)
2) KIE Kelompok :
a) MUPEN
a) Silaturrahmi
b) Kunjungan rumah
5. Evaluasi kegiatan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan promosi dan sosialisasi
PIK Remaja yang sudah dilaksanakan mencapai tujuannya sesuai indicator yang sudah
ditetapkan, serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses pelaksanaan
promosi dan sosialisasi. Evaluasi ini akan lebih efektif apabila dilakukan bersama oleh
semua sasaran (utama, pengaruh, penentu).
Menyiapkan tenaga (relawan) baik untuk PIK Remaja baru maupun untuk mengganti
tenaga yang sudah non aktif atau keluar untuk keberlangsungan pengelolaan dan
pelayanan PIK Remaja.
2. Sasaran (audience)
Remaja di sekitar PIK Remaja yang mempunyai komitmen dan motivasi untuk menjadi
pengelola PIK Remaja
3. Indicator keberhasilan
Jumlah tenaga pengelola PIK Remaja yang bersedia menjadi pengelola PIK Remaja
secara sukarela
4. Langkah-langkah kegiatan
2) Pengumuman di sekolah
c. Pelatihan sebagai pendidik sebaya, konselor sebaya, dan pengelola PIK Remaja
5. Keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana penyiapan tenaga (relawan) untuk
menjadi tenaga pengelola PIK Remaja sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan
indicator yang sudah ditetapkan, serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam
proses pelaksanaan penyiapanya. Evaluasi ini akan lebih efektif apabila dilakukan
bersama oleh pengelola PIK Remaja.
2. Sasaran (audience)
a. Pembina PIK Remaja
b. Pengelola PIK Remaja (ketua, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan,
PS dan KS).
3. Indicator keberhasilan
a. Jumlah pengelola PIK Remaja yang telah mendapat pelatihan pengelolaan PIK
Remaja.
b. Jumalh calon pendiik sebaya yang telah mendapat pelatihan untuk menjadi
pendidik sebaya.
4. Langkah-langkah kegiatan
b. Pengkaderan pengelola PIK Remaja, calon pendidik sebaya dan calon konselor
sebaya dengan mengikuti kegiatan PS dan KS yang sudah terlatih (magang).
c. Mengirimkan kader untuk pelatihan bagi pengelola, calon pendidik sebaya dan
konselor sebaya.
Ø Menyusun rencana latihan pendidik sebaya dan konselor sebaya setiap tahun sesuai
dengan jumlah dan tahapan PIK Remaja yang diinginkan untuk masing-masing
provinsi.
5. Evaluasi keberhasilan
Evaluasi diarahkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan peningkatan kualitas SDM
PIK Remaja yang sudah dilaksanakan mencapai tujuanya sesuai indicator yang sudah
ditetapkan, serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses pelaksanaan
peningkatan kualitas SDM PIK Remaja. Evaluasi ini akan lebih efektif apabial dilakukan
bersama oleh pengelola PIK Remaja.
Tujuan pencarian sumber dana PIK Remaja adalah untuk mendukung biaya
operasional PIK Remaja setiap harinya melalui pengembangan kegiatan ekonomi
produktif (income generating) dan penggalngan dana.
2. Sasaran kegiatan
3. Indicator keberhasilan
4) Belajar langsung dari orang-orang yang ahli atau telah sukses menjalankan usaha
yang sama.
1) Mendatangi individu dan institusi yang potensial menjadi donator untuk advokasi
dan mencari dukungan
5. Evaluasi kegiatan
Meningkatkan tertib administrasi (tenaga, dana, sarana, peralatan dan metode) serta
tertib pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja (sesuai dengan panduan pengelolaan PIK
Remaja) dalam rangka peningkatan akses dan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK
Remaja.
2. Sasaran (audience)
Pengelola PIK Remaja (ketua, bidang administrasi, bidang program dan kegiatan, PS
dan KS)
3. Indicator keberhasilan
c. Jumlah PIK Remaja tahap tumbuh, tahap tegak, dan tahap tegar meningkat.
4. Langkah-langkah kegiatan
b. Mencatat data proses pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja sesuai dengan buku
panduan pengelolaan PIK Remaja
5. Evaluasi keberhasilan
Untk mencapai cara-cara pemecahan masalah pengelolaan dan pelayanan PKBR yang
tidak bias dipecahkan oleh PIK Remaja.
2. Sasaran (audience)
3. Indicator
4. Langkah-langkah kegiatan
5. Evaluasi kegiatan