Anda di halaman 1dari 132

MODUL

TEKNIK KONSELING
PELATIHAN FUNGSIONAL DASAR (LFD)
PENYULUH KELUARGA BERENCANA

EDISI
2023

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


BKKBN 2023
TEKNIK KONSELING

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Tahun 2023
Hak Cipta @ 2023

PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (ToT)
PELATIHAN FUNGSIONAL DASAR (LFD)
PENYULUH KELUARGA BERENCANA

Edisi Tahun 2023

TEKNIK KONSELING

Tim Penyusun Pejabat Fungsional :


Sondang Ratna Utari, SE, MM
Retno Ningsih Suharno, SPd

Pengarah :
Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si
Dr. Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Uswatun Nisa, S.Sos, MAPS

Pelaksana Teknis :
Desnita Ekaratri Wulandari, SS., MPH
Iwan Tri Hariyanto, SPd

Tim Editor :
Tri Aryadi, S.Psi
Sri Agustien, SE

Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
Modul Teknik Konseling

KATA SAMBUTAN

Undang - Undang nomor : 52 tahun 2009 tentang


perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga dan peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Saat ini
program Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga masih menjadi perhatian dan komitmen Pemerintah RI, sehingga program ini
masih tercantum dan diamanatkan pula dalam Peraturan Presiden RI tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024.
Dalam rangka untuk meningkatkan partisipasi pemerintah daerah dalam pelaksanaan
program Kependudukan dan Keluarga Berencana, maka dikeluarkanlah Undang -
Undang nomor : 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dimana pada pasal 12 ayat 2
menyebutkan bahwa pengendalian penduduk dan keluarga berencana merupakan
salah satu pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Pada lampiran
Undang - Undang nomor : 23 tahun 2014 dalam urusan pemerintahan bidang
pengendalian penduduk dan keluarga berencana dicantumkan pada sub urusan
keempat tentang standarisasi pelayanan KB yang harus disiapkan oleh pemerintah
pusat.
Berdasarkan Undang - Undang Nomor : 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
semakin mempertegas kewenangan tersebut, dimana pada lampiran Undang -
Undang Nomor : 23 tahun 2014 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren
antara Pemerintah Pusat, daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten dan Kota pada
huruf N (Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana) menegaskan kewenangan dalam pelaksanaan urusan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana yang harus dilaksanakan oleh masing-masing
i
Modul Teknik Konseling

tingkatan pemerintah yaitu: (1) sub urusan Pengendalian Penduduk, (2) sub urusan
Keluarga Berencana, (3) sub urusan Keluarga Sejahtera, dan (4) sub urusan Sertifikasi
dan Standarisasi.
Penyusunan perangkat Pelatihan Fungsional Dasar (LFD) Penyuluh Keluarga
Berencana yang berkualitas di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dalam rangka mendukung program Banggakencana,
maka diperlukan suatu pelatihan yang secara sistematis dirancang untuk mencapai
tujuan penyusunan tersebut. Selanjutnya, Pelatihan yang dilaksanakan di BKKBN
peruntukkannya oleh tenaga Fasilitator yang akan membentuk Penyuluh KB di
lapangan menjadi lebih profesional.
Saya sangat menyambut baik diterbitkannya perangkat pelatihan ; Modul dan
media/Bahan Tayang Pelatihan Fungsional Dasar sebagai upaya Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional sesuai dengan kebutuhan dalam
mendukung program Banggakencana di lingkungan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan perkembangan terkini.
Akhirnya kepada semua pihak diucapkan terima kasih atas partisipasi, kontribusi,
masukan, saran dan koreksi, hingga tersusunnya Perangkat pelatihan ini. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa meridhoi upaya kita dalam mendukung dan mengelola
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga secara
profesional, hingga terwujudnya Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera. Berencana
itu Keren.

Jakarta, September 2023


Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan,

Prof. drh. Muhammad Rizal Damanik, MrepSc., PhD.

ii
Modul Teknik Konseling

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, taufiq

dan hidayah-Nya, kami telah menyelesaikan

penyusunan Paket Perangkat Pelatihan Fungsional

Dasar dengan tepat dan berkualitas guna

kepentingan menjaga mutu penyelenggaraan dan

memenuhi standarisasi program pelatihan yang

disyaratkan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana – Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah secara

berkesinambungan mengembangkan Perangkat Pelatihan Fungsional Dasar yang

dirancang khusus untuk meningkatkan kompetensi bagi Penyuluh Keluarga

Berencana/PLKB. Dengan demikian, para fasilitator, pengelola dan pelaksana

dapat melakukan Pengelolaan program Bangga Kencana sesuai dengan standar

dari pelaksanaan sampai dengan di tingkat Lini Lapangan.

Pelatihan Fungsional Dasar ini khususnya untuk memantapkan keterampilan

peserta dalam pelaksanaan Pengelolaan yang terkini dalam rangka mendukung

program Banggakencana.

Perangkat pelatihan ini adalah acuan untuk menyelenggarakan Pelatihan

Fungsional Dasar. Tujuan pedoman pelatihan teknis ini adalah menciptakan

panduan yang layak mengenai tahapan pelaksanaan dan evaluasi yang harus

dikerjakan oleh penyelenggara pelatihan yang dimasud untuk mewujudkan good

governance.

iii
Modul Teknik Konseling

Untuk tercapainya tujuan pelatihan sebagaimana yang diharapkan, maka

kurikulum dan bahan pembelajaran Pelatihan Fungsional Dasar dilengkapi dengan

berbagai media antara lain handout slide, dan video yang secara terus menerus

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Media pembelajaran tersebut

diharapkan dapat menguatkan proses belajar mengajar dan meningkatkan

kompetensi kepada peserta Pelatihan Fungsional Dasar bagi Penyuluh KB.

Penyempurnaan dan pengembangan perangkat pelatihan kekinian tentunya akan

terus dilakukan dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan wilayah, masyarakat,

serta perkembangan program, ilmu pengetahuan dan teknologi. Penerbitan Paket

Perangkat) Pelatihan Fungsional Dasar ditujukan untuk lebih memantapkan

Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan program Bangga kencana.

Semoga dengan diterbitkannya paket pembelajaran Pelatihan Fungsional Dasar

bagi Penyuluh KB di Kabupaten dan Kota, dapat meningkatkan kualitas

pelaksanaan Pengelolaan program Banggakencana.

Akhir kata, penghargaan dan apresiasi yang setingi-tingginya serta ucapan terima

kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan Paket

Perangkat Pelatihan ini. Semoga paket pelatihan ini bermanfaat untuk menjamin

terlaksananya penyelenggaraan Pelatihan Fungsional Dasar yang berkualitas.

Jakarta, September 2023


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Kependudukan dan Keluarga Berencana,

Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si

iv
Modul Teknik Konseling

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ............................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Deskripsi Singkat..................................................................................................... 3
C. Manfaat Modul ......................................................................................................... 3
D. Tujuan Pembelajaran ............................................................................................... 3
E. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok.......................................................................... 4
F. Petunjuk Belajar ...................................................................................................... 5
BAB II KONSEP DASAR KONSELING KB .............................................................................6
A. Pengertian Konseling KB ........................................................................................ 6
B. Manfaat Konseling KB............................................................................................. 9
C. Persyaratan Menjadi Penyuluh KB yang terampil melaksanakan Konseling KB ........ 10
D. Hal-Hal Penting dalam Konseling KB ...................................................................... 11
E. Hak-Hak Reproduksi............................................................................................. 14
F. Rangkuman ...........................................................................................................15
G. Latihan ................................................................................................................. 17
H. Evaluasi Formatif .................................................................................................. 17
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ..............................................................................19
BAB III KETERAMPILAN KONSELING .............................................................................. 20
A. Tingkatan Keterampilan Konseling........................................................................ 20
B. Media Konseling KB .............................................................................................. 34
C. Materi Konseling KB ............................................................................................. 40
D. Rangkuman .......................................................................................................... 67
E. Latihan ................................................................................................................ 67
F. Evaluasi Formatif ................................................................................................. 68
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 69
BAB IV LANGKAH-LANGKAH KONSELING ......................................................................70
vi
Modul Teknik Konseling

A. Tujuh Langkah Persiapan Konseling KB .................................................................. 71


B. Langkah-Langkah Konseling KB ........................................................................... 73
C. Penilaian Diri Dalam Konseling KB ......................................................................... 79
D. Konseling dimasa Pandemi Covid-19 ..................................................................... 86
E. Hambatan dan Kiat dalam Konseling ..................................................................... 89
F. Menjadi Konselor KB yang Efektif...........................................................................91
G. Rangkuman .......................................................................................................... 93
H. Latihan ................................................................................................................ 95
I. Evaluasi Formatif ................................................................................................. 95
J. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................. 97
BAB V PRAKTIK KONSELING KB ......................................................................................98
A. Praktik Konseling KB di Dalam Kelas ..................................................................... 99
B. Praktik Konseling KB Di Lapangan........................................................................ 101
C. Rangkuman .........................................................................................................103
D. Latihan .............................................................................................................. 104
E. Evaluasi Formatif ............................................................................................... 104
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................106
BAB VI P E N U T U P ....................................................................................................... 107
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 107
B. Evaluasi Sumatif .................................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 117
BIODATA PENULIS .................................................................................................... 119

vii
Modul Teknik Konseling

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai Undang Undang RI No. 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga, maka Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan Penduduk Tumbuh

Seimbang (PTS) dan Keluarga Berkualitas dengan melaksanakan Program

Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, TFR berada pada

angka 2,4, sementara CPR modern mencapai 57,2 %. Sementara untuk mencapai PTS

diperlukan Total Fertility Rate (TFR) = 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1. TFR =

2,1 berarti wanita selama masa suburnya mempunyai anak 2 sampai dengan 3 saja. Dan

NRR = 1 adalah Jumlah anak yang dilahirkan seorang ibu hanya 1 orang perempuan

untuk menggantikan peran ibu setelah dewasa nanti. Jadi untuk mencapai TFR

menjadi 2,1 perlu adanya upaya lebih keras lagi dari seluruh jajaran BKKBN.

Untuk mencapai tujuan Program Bangga Kencana diperlukan Sumber Daya Manusia

(SDM) yang handal dari tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga di Lini

lapangan. SDM yang melaksanakan Program Bangga Kencana di lini lapangan yang

langsung menyentuh masyarakat adalah Penyuluh Keluarga Berencana (PKB).

Sesuai dengan Peraturan BKKBN No. 3 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan

Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 19 Tahun 2018

Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga

Berencana, maka dapat diketahui bahwa definisi Jabatan Fungsional Penyuluh

Keluarga Berencana adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung

1
Modul Teknik Konseling

jawab, wewenang untuk melakukan pelaksanaan kegiatan terkait Program

Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Pejabat Fungsional

Penyuluh Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut Penyuluh KB adalah PNS yang

memenuhi kualifikasi dan standar kompetensi serta diberi tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan

kegiatan penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan pengembangan Program

Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga pada Instansi

Pembina dan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Tugas dan Fungsi Penyuluh KB meliputi kegiatan penyuluhan, penggerakan, pelayanan

KB dan pengembangan. Untuk mencapai TFR = 2,1, maka dapat dilakukan dengan

menambah jumlah Peserta KB Baru dan mengurangi Unmet Need serta mengurangi

Drop Out (DO) sehingga Peserta KB Aktif meningkat. Alat Kontrasepsi yang diutamakan

adalah alat kontrasepsi Metode Kontraseptif Jangka Panjang (MKJP) agar tingkat

keberlangsungan ber-KB nya lebih panjang. Untuk mendapatkan peserta KB baru dan

atau mendapatkan konversi peserta KB Non MKJP beralih ke alat kontrasepsi MKJP,

maka tidak hanya diperlukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang biasa

disebut dengan Penyuluhan saja, namun juga diperlukan kegiatan lainnya berupa

Konseling KB untuk memantapkan calon akseptor dalam memilih alat kontrasepsi

yang sesuai dengan kondisinya. Konseling ini menjadi bagian penting dari kegiatan

pelayanan KB yang juga merupakan salah satu bagian dari kegiatan yang wajib

dilaksanakan oleh Penyuluh KB. Dengan adanya konseling, maka hak-hak reproduksi

dari calon akseptor juga terlindungi.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Pusdiklat

KKB), BKKBN pada tahun 2022 ini mengembangkan perangkat Pelatihan Fungsional

Dasar bagi Penyuluh KB, yang didalam Kurikulumnya terdapat modul “Teknik

Konseling”. Modul ini menjadi bacaan Penyuluh KB agar dapat melaksanakan

2
Modul Teknik Konseling

Konseling KB, sehingga dapat meningkatkan kesertaan berKB yang

berkesinambungan pada masyarakat dan mempercepat tercapainya tujuan Program

Bangga Kencana, yaitu mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan keluarga yang

berkualitas. Namun dianjurkan juga agar PKB berusaha mencari dan membaca buku-

buku lain yang dapat digunakan untuk melengkapi pengetahuannya sehingga dalam

segala perubahan lingkungan yang terjadi seperti dalam situasi pandemi Covid-19

dapat tetap terampil memberikan Konseling secara profesional dan andal.

B. Deskripsi Singkat

Modul ini membahas konsep dasar konseling dan langkah-langkah konseling

sehingga di akhir pembelajaran peserta diharapkan mampu melakukan

konseling KB sesuai dengan kondisi masyarakat yang berbeda-beda di

wilayah binaan masing-masing.

C. Manfaat Modul

Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta diklat untuk membekali

keterampilan tentang konseling sehingga dapat meningkatkan

profesionalisme sebagai Penyuluh Keluarga Berencana untuk meningkatkan

capaian peserta KB baru, meningkatkan konversi peserta KB Non MKJP

menjadi peserta MKJP agar tujuan program Bangga Kencana dapat terwujud,

yaitu Penduduk Tumbuh Seimbang dan keluarga yang berkualitas.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Hasil Belajar

Setelah selesai pembelajaran peserta diklat diharapkan mampu

melakukan konseling KB.

3
Modul Teknik Konseling

2. Indikator Hasil Belajar

Peserta diklat dapat:

a. Menjelaskan konsep dasar konseling KB

b. Menguraikan keterampilan konseling

c. Menguraikan langkah-langkah konseling KB

d. Mempraktikkan langkah-langkah konseling KB

E. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok

1. Konsep Dasar Konseling KB

a. Pengertian Konseling KB

b. Manfaat Konseling KB

c. Persyaratan menjadi petugas Konseling KB

d. Hal-hal penting dalam Konseling KB

e. Hak-hak Reproduksi

2. Keterampilan Konseling

a. Tingkatan keterampilan konseling

b. Media Konseling

c. Materi Konseling

3. Langkah-Langkah Konseling

a. Tujuh langkah persiapan konseling KB

b. Langkah-langkah konseling

c. Penilaian diri dalam Konseling KB

d. Konseling dimasa Pandemi Covid-19

e. Hambatan dan Kiat mengatasi hambatan dalam Konseling

f. Menjadi Konselor KB yang Efektif

4. Mempraktikkan langkah-langkah konseling

a. Praktik Konseling KB di dalam kelas

b. Praktik Konseling KB di lapangan

4
Modul Teknik Konseling

F. Petunjuk Belajar

Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa

petunjuk antara lain sebagai berikut:

1. Berdo’alah terlebih dahulu jika akan memulai belajar.

2. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1

(satu) dan seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi

pada tahap awal, jangan membaca materi pada halaman berikutnya.

Lakukan pengulangan pada halaman tersebut sampai Anda benar-benar

memahaminya.

3. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman

atau sub bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator

yang sekiranya dapat membantu untuk memahami materi modul ini.

4. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya

Anda mengerjakan latihan-latihan.

5. Bersyukurlah kepada Tuhan YME dan berdo’alah agar diberikan pemahaman

dan keterampilan dalam melakukan Konseling.

5
Modul Teknik Konseling

BAB II
KONSEP DASAR KONSELING KB
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan
konsep dasar konseling KB

Sumber: www.istockphoto.com

Sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai Penyuluh KB yaitu melakukan

kegiatan pelayanan KB, maka Penyuluh KB harus memberikan pelayanan dengan

melakukan konseling kepada calon akseptor atau kepada akseptor Non MKJP

yang akan berganti menjadi MKJP. Penyuluh KB harus memahami apa itu

konseling KB, manfaat konseling KB, persyaratan agar Penyuluh KB terampil

melakukan konseling KB, hal-hal yang penting dalam konseling KB dan memahami

hak-hak Reproduksi.

A. Pengertian Konseling KB

Konseling adalah upaya seseorang untuk membantu individu lain melalui

interaksi yang bersifat pribadi sehingga akan mampu membuat suatu

keputusan yang menjadi dianggap sebagai keputusan terbaik (Schertzer dan

Stone,1980). Menurut Depkes (2002), konseling adalah proses komunikasi


6
Modul Teknik Konseling

antara seseorang (konselor) dengan orang lain (pasien), dimana konselor

sengaja membantu klien dengan menyediakan waktu, keahlian, pengetahuan

dan informasi tentang akses pada sumbersumber lain. Konselor membantu

klien membuat keputusan atas masalah yang ada, proses ini dilaksanakan

secara terus menerus.

Menurut Pedoman Konseling, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan

BKKBN dan UNFPA (2021), konseling adalah hubungan yang dibangun oleh

penyedia layanan klien dan pasanganya untuk membantu mereka memahami

kondisi saat ini dan kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Dalam konseling KB, tujuan utama dari pelaksanaan konseling adalah

membantu klien bersama pasangan memahami diri sendiri dan situasinya

agar dapat mengambil keputusan mengenai program KB yang akan dijalankan

serta memahami dan mempersiapkan diri untuk menjalani dengan baik

program KB yang telah ia putuskan.

Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif tentang

KB, dilakukan antara calon peserta KB dan petugas untuk membantu calon

peserta KB mengenali kebutuhan ber-KBnya serta memilih solusi terbaik dan

membuat keputusan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi (Peraturan

Kepala BKKBN No. 24 tahun 2017).

Secara umum konseling KB merupakan percakapan tatap muka atau

wawancara antara klien dengan konselor, yang diselenggarakan dengan

sengaja, dengan tujuan membantu klien tersebut membuat keputusan yang

sesuai dengan kondisi dan keinginannya, serta pilihannya berdasarkan

informasi yang lengkap tentang alat kontrasepsi.

Sesuai dengan Visi BKKBN mewujudkan Penduduk Tumbuh Seimbang dan

Keluarga berkualitas, maka Konseling KB diartikan sebagai percakapan yang


7
Modul Teknik Konseling

bertujuan untuk membantu calon peserta KB supaya memahami Keluarga

Kecil Bahagia Sejahtera (KKBS). Dengan memahami KKBS, mereka merasa

ingin memiliki KKBS. Untuk bisa memiliki KKBS mereka akan merasa perlu

memakai alat KB. Untuk menolong mereka supaya bisa memilih alat KB yang

cocok, maka mereka perlu diberikan Konseling KB.

Pemilihan dan pemakaian alat KB yang didahului dengan Konseling KB akan

membuat peserta KB merasa aman dan nyaman. Rasa aman dan nyaman

dalam memakai alat KB bisa tercapai karena Konseling KB membantu calon

peserta KB supaya bisa memilih dan menggunakan cara KB yang sesuai

dengan keadaan diri dan kebutuhannya. Peserta KB memilih sendiri alat KB

yang dipakainya sesudah mendapatkan penjelasan tentang bermacam-

macam cara atau alat KB dan kemungkinan yang bisa dialaminya kalau

menggunakan alat atau cara KB tersebut. Jadi, dengan Konseling KB peserta

KB tahu persis, mengapa dia memilih alat KB yang digunakannya. Dengan

begitu dia tidak akan mudah terpengaruh oleh omongan orang lain atau

pengalaman orang lain yang kurang enak. Dia tahu bahwa pengalaman yang

kurang enak itu tidak terjadi pada semua orang. Dia tahu bahwa alat KB yang

dipakainya adalah usaha yang dilakukannya untuk dapat memiliki KKBS. Dia

tahu bahwa kalau dia tidak cocok memakainya, masih ada cara KB lain yang

bisa dipilih dan dicobanya lagi.

Konseling KB membuat peserta KB tidak akan ikut-ikutan orang lain dalam

memilih alat KB. Juga tidak akan menyebabkan dia terpaksa memakainya,

misalnya karena dibujuk, diancam, atau didesak orang lain. Dia tahu bahwa

alat KB itu dipakainya untuk kepentingannya sendiri dan bukan untuk

kepentingan petugas KB, dokter, bidan atau orang-orang lain di

lingkungannya.

8
Modul Teknik Konseling

Dengan melakukan konseling KB, Penyuluh KB diharapkan dapat memberikan

calon akseptor mempunyai rasa nyaman dan dilindungi hak-hak

reproduksinya. Selanjutnya Penyuluh KB semakin terampil memberikan

pelayanan konseling KB.

B. Manfaat Konseling KB

Penyuluh KB harus memahami manfaat Konseling KB sehingga dalam kegiatan

pelayanan KB dapat berjalan dengan lancar, memuaskan calon akseptor serta

dapat mencapai target peserta KB baru dan peserta MKJP yang telah

direncanakan.

Konseling KB mempunyai manfaat untuk mengetahui kemantapan calon

akseptor KB dalam memilih dan menggunakan alat kontrasepsi KB. Dengan

proses konseling KB bisa diketahui, apakah cara KB yang dipilih dan dipakai

oleh peserta KB benar- benar atas kemauan sendiri atau karena mengikuti

kehendak orang lain (dibujuk atau dipaksa). Jika konseling KB dilakukan, maka

pilihan dan pemakaian cara KB bisa lebih mantap dan menjamin kelestarian

peserta KB. Mengapa begitu? Karena alat KB tersebut dipilih secara sadar.

Jadi, sewaktu memilih alat KB, peserta sudah mempunyai pengetahuan yang

cukup tentang manfaat alat KB tersebut. Dia juga tahu macam-macam

kemungkinan yang bisa dialaminya. Dia juga tahu cara-cara mengatasinya

kalau mengalami kesulitan, misalnya keluhan-keluhan efek samping.

Pelaksanaan Konseling juga bertujuan untuk menghindari pengambilan

keputusan yang tidak rasional, menghindari penyesalan serta agar tidak

muncul rumor yang akan menghambat Program Bangga Kencana.

9
Modul Teknik Konseling

C. Persyaratan Menjadi Penyuluh KB yang terampil melaksanakan Konseling KB


Penyuluh KB dalam melaksanakan konseling harus memenuhi
beberapa persyaratan untuk bisa melaksanakan tugasnya, yaitu:

1. Penyuluh KB memahami tentang program Bangga Kencana

Program Bangga Kencana, merupakan program yang dikembangkan BKKBN

untuk membangun keluarga menjadi berkualitas yang meliputi program

Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Program Pembangunan Keluarga merupakan program agar keluarga

menjadi keluarga berkualitas dengan mewujudkan ketahanan keluarga

melalui kelompok kegiatan. Kelompok kegiatan yang ada adalah Bina

Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia

(BKL), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) dan

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R). Kelompok kegiatan tersebut

dilaksanakan dengan berbasis keluarga. Kelompok kegiatan tersebut

bertujuan memberdayakan keluarga agar ketahanan keluarga terwujud,

sehingga Kecuarga Kecil Bahagia Sejahtera dapat terwujud dan bisa disebut

dengan keluarga yang berkualitas. Jadi engan memahami Prongram Bangga

Kencana, maka Penyuluh KB dapat terampil melaksanakan program Bangga

Kencana di lini lapangan.

2. Penyuluh KB memahami manfaat dan tujuan penggunaan Alat

kontrasepsi Penyuluh KB hendaknya memahami manfaat dan tujuan

penggunaan Alat KOntrasepsi. Alat Kontrasepsi tidak hanya untuk

menunda kehamilan, namun lebih luas lagi untuk kesehatan reproduksi ibu

dan kesehatan anak.

3. Berorientasi pada pelayanan konseling yang memuaskan


10
Modul Teknik Konseling

Penyuluh KB mempunyai keinginan untuk menolong calon akseptor KB

supaya mereka bisa mengikuti KB dengan aman, nyaman dan terlindungi

hak reproduksinya.

4. Mempunyai Empati

Penyuluh KB harus memahami perasaan calon akseptor KB dalam

meaksanakan KB. Sehingga dalam melaksanakan konseling betul-betul

memperhatikan hal-hal yang dirasakan oleh calon akseptor KB.

5. Memahami Informasi tentang Alat dan Obat Kontrasepsi

Penyuluh KB harus memahami informasi yang benar tentang alat dan obat

kontrasepsi untuk disampaikan kepada calon akseptor KB. Dengan demikian

calon akseptor akan semakin mantab dalam memilih alat atau obat

kontrasepsi yang akan dipakai sesuai dengan kondisi baik isteri maupun suami

(PUS).

D. Hal-Hal Penting dalam Konseling KB

Ada 2 (dua) hal penting dalam memberikan konseling KB, yaitu:

1. Memberi perhatian dan memahami orang yang dibantu

Penyuluh KB harus menunjukkan pada orang yang diberi konseling KB (klien)

bahwa Penyuluh KB memperhatikannya dan bisa memahaminya.

Ada 3 (tiga) cara untuk menunjukkan perhatian itu:

a. Menumbuhkan rasa empati. Bayangkan kalau Anda menjadi dia, untuk

mencoba lebih bisa memahami perasaan dan keinginan serta alasan-

alasan yang dikemukakannya.

b. Menjadi pribadi yang ramah. Tunjukkanlah sikap bersahabat dan

perlihatkan bahwa Anda menghormati pendapatnya dan keyakinannya.

c. Bersikaplah jujur dalam menyampaikan informasi. Jangan

menyembunyikan informasi, apalagi dengan maksud agar dia mau


11
Modul Teknik Konseling

mengikuti saran Anda.

2. Memberi penjelasan sesuai yang bisa dipahaminya

Penyuluh KB harus memberikan keterangan yang jelas dan mudah

dimengerti olehnya. Usahakan menyampaikannya secara jelas dan benar.

Untuk meyakinkan bahwa keterangan yang Anda berikan dapat

dipahaminya. perhatikan petunjuk berikut:

a. Menyesuaikan Bahasa yang digunakan.

Pakailah kata yang dimengerti olehnya. Jika tidak faham Bahasa

Indonesia, maka sebaiknya Penyuluh KB dapat memakai Bahasa daerah

yang digunakan oleh calon akseptor KB.

b. Memakai Bahasa yang sederhana

Pakailah kalimat yang pendek dan yang mudah dimengerti oleh calon

akseptor. Hindari menggunakan Bahasa dewa yang menyulitkan calon

akseptor memahami proses konseling yang diberikan oleh Penyuluh KB.

c. Memakai Media yang tepat dan menarik

Pakailah gambar yang bisa dijadikan contoh dari alat-alat kontrasepsi

yang dibicarakan. Lebih baik lagi kalau Anda dapat menunjukkan contoh

alat-alat kontrasepsi yang sebenarnya. Bisa menggunakan lembar balik,

Q-Chart, manekin dan Alokon Kit.

d. Beri Kesempatan Klien berbicara

Jangan terus berbicara sendiri. Berhentilah pada saat-saat tertentu

untuk menanyakan kepadanya, apakah dia mengerti dan sudah

memahami penjelasan Anda. Mungkin dia ingin agar Anda

mengulanginya atau mungkin dia ingin bertanya. Sehingga Penyuluh KB

dapat memahami apa sebetulnya yang diinginkan oleh calon akseptor.

Dengan kondisi kesehatannya, maka calon akseptor dapat mantap

memilih alat kontrasepsi.


12
Modul Teknik Konseling

e. Memberikan sesi Bertanya pada calon Akseptor

Berikan kesempatan kepadanya untuk bertanya dan jawablah

pertanyaannya. Jangan memintanya menunggu jawaban sampai Anda

selesai menjelaskan semuanya. Mungkin dia sudah lupa atau tidak ingin

bertanya lagi. Ingat, kemampuan dia untuk menangkap penjelasan Anda

mungkin tidak bisa banyak sekaligus.

f. Memberikan informasi yang jelas

Kalau Anda menyebutkan bagian-bagian tubuh. tunjukkan atau pakailah

gambar untuk menunjukkan supaya pengertiannya sama, bahwa bagian

itulah yang sedang dibicarakan. Ulangi beberapa penjelasan yang bersifat

petunjuk, misalnya: Pil KB harus diminum setiap hari. Ulangi pesan-pesan

seperti ini beberapa kali.

g. Mencari tahu pemahaman calon akseptor

Untuk pesan-pesan khusus yang Anda ingin dapat diingat dengan baik

olehnya, minta dia mengulanginya. Dengan cara ini Anda akan tahu.

apakah dia sudah mengerti betul atau masih belum paham.

Menurut Leona. E. Tylor, ada lima karakteristik yang sekaligus merupakan

prinsip- prinsip koseling. Kelima karakteristik tersebut adalah:

1. Konseling tidak sama dengan pemberian nasehat (advicement), sebab di

dalam pemberian nasehat proses berpikir ada dan diberikan oleh

penasehat, sedang dalam konseling proses berpikir dan pemecahan

ditemukan dan dilakukan dengan klien sendiri.

2. Konseling mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental

yang berkenaan dengan pola-pola hidup.

3. Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan.

4. Konseling lebih berkenaan dengan penghayatan emosional daripada

pemecahan intelektual.
13
Modul Teknik Konseling

5. Konseling menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.

E. Hak-Hak Reproduksi

Dalam pelaksanaan konseling, Penyuluh KB harus memperhatikan hak-hak

Reproduksi. Berdasarkan ICPDR di Kairo ada 12 hak reproduksi yang

ditetapkan yaitu:

1. Hak untuk mendapat informasi dan pendidikan .Hak informasi dan

pendidikan yang terkait dengan masalah kesehatan reproduksi

termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan seorang maupun

keluarga.

2. Hak untuk kebebasan berpikir termasuk kebebasan dari penafsiran

ajaran agama yang sempit, kepercayaan, filosofi dan tradisi yang akan

membatasi kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan

reproduksi.

3. Hak atas kebebasan dan keamanan. setiap individu dipercaya untuk

menikmati dan mengatur kehidupan reproduksinya dan tidak

seorangpun dapat dipaksa untuk hamil atau menjalani sterilisasi serta

aborsi.

4. Hak untuk hidup, setiap perempuan mempunyai hak untuk dibebaskan

dari risiko kematian karena kehamilan.

5. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan termasuk hak

atas informasi, keterjangkauan, pilihan, keamanan, kerahasiaan, harga

diri, kenyamanan, kesinambungan pelayanan dan hak berpendapat.

6. Hak untuk memutuskan kapan dan akan mempunyai anak.

7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk hak

anak- anak agar dilindungi dari eksploitasi dan penganiayaan seksual

serta hak setiap orang untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan,


14
Modul Teknik Konseling

penyiksaan dan pelecehan seksual.

8. Hak memilih bentuk keluarga dan hak untuk membangun dan

merencanakan keluarga.

9. Hak atas kerahasiaan pribadi pelayanan reproduksi dilakukan dengan

menghormati kerahasiaan dan bagi perempuan diberi hak untuk

menentukan pilihan sendiri reproduksinya.

10. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. Termasuk

kehidaupan berkeluarga dan reproduksinya.

11. Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan.

Termasuk pengakuan hak bahwa setiap orang berhak memperoleh

pelayanan kesehatanreproduksi dengan teknologi mutakhir yang aman dan

dapat diterima.

12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik. Setiap

individu mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar

memprioritaskan kebijakan yang berkaitan dengan hak-hak kesehatan

seksual dan reproduksi.

F. Rangkuman

Konseling KB merupakan percakapan tatap muka atau wawancara antara klien

dengan konselor, yang diselenggarakan dengan sengaja, dengan tujuan

membantu klien tersebut membuat keputusan yang sesuai dengan kondisi dan

keinginannya, serta pilihannya berdasarkan informasi yang lengkap tentang

alat kontrasepsi.

Konseling KB mempunyai manfaat untuk mengetahui kemantapan calon

akseptor KB dalam memilih dan menggunakan alat kontrasepsi KB. Dalam

melaksanakan konseling, penyuluh KB harus memenuhi beberapa persyaratan

untuk bisa melaksanakan tugasnya, yaitu: 1) Penyuluh KB memahami tentang

15
Modul Teknik Konseling

program Bangga Kencana; 2) Penyuluh KB memahami manfaat dan tujuan

penggunaan Alat kontrasepsi; 3) Berorientasi pada pelayanan konseling yang

memuaskan; 4) Mempunyai Empati; 5) Memahami Informasi tentang Alat dan

Obat Kontrasepsi.

Menurut Leona. E. Tylor, ada lima karakteristik yang sekaligus merupakan

prinsip- prinsip koseling. Kelima karakteristik tersebut adalah: 1) Konseling

tidak sama dengan pemberian nasehat (advicement); 2) Konseling

mengusahakan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental yang

berkenaan dengan pola- pola hidup; 3) Konseling lebih menyangkut sikap

daripada perbuatan atau Tindakan; 4) Konseling lebih berkenaan dengan

penghayatan emosional daripada pemecahan intelektual; 5) Konseling

menyangkut juga hubungan klien dengan orang lain.

Berdasarkan ICPDR di Kairo ada 12 hak reproduksi yang ditetapkan yaitu: 1) Hak

untuk mendapat informasi dan Pendidikan; 2) Hak untuk kebebasan berpikir

termasuk kebebasan dari penafsiran ajaran agama yang sempit, kepercayaan,

filosofi dan tradisi yang akan membatasi kebebasan berfikir tentang pelayanan

kesehatan reproduksi; 3) Hak atas kebebasan dan keamanan. 4) Hak untuk

hidup; 5) Hak mendapat pelayanan dan perlindungan Kesehatan; 6) Hak untuk

memutuskan kapan dan akan mempunyai anak; 7) Hak untuk bebas dari

penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk hak anak-anak agar dilindungi

dari eksploitasi dan penganiayaan seksual serta hak setiap orang untuk

dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan dan pelecehan seksual; 8)

Hak memilih bentuk keluarga dan hak untuk membangun dan merencanakan

keluarga; 9) Hak atas kerahasiaan pribadi; 10) Hak atas kesetaraan dan bebas

dari segala bentuk diskriminasi; 11) Hak mendapatkan manfaat dari hasil

kemajuan ilmu pengetahuan. 12) Hak atas kebebasan berkumpul dan

16
Modul Teknik Konseling

berpartisipasi dalam politik.

G. Latihan
Jawablah pertanyaaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan maksud Konseling KB?
2. Jelaskan manfaat dari Konseling KB!
3. Jelaskan apa saja persyaratan menjadi Penyuluh KB yang terampil
melakukan konseling!
4. Jelaskan prinsip-pronsip konseling KB!
5. Sebutkan hak-hak reproduksi!

H. Evaluasi Formatif

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang

paling tepat!

1. Konseling KB adalah…

a. Wawancara dengan peserta KB dengan menjelaskan bermacam-macam

cara atau alat KB dan kemungkinan yang bisa dialaminya kalau menggu-

nakan alat atau cara KB tersebut.

b. Wawancara antara klien dengan konselor, yang diselenggarakan dengan

sengaja, dengan tujuan membantu klien tersebut membuat keputusan

yang sesuai dengan orang lain berdasarkan informasi yang lengkap

tentang alat kontrasepsi.

c. Wawancara yang membuat akseptor terpaksa memilih dan memakai

alat kontrasepsi karena dibujuk atau didesak orang lain.

d. Wawancara antara klien dengan konselor, dengan tujuan membantu

mengambil keputusan yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya,

serta pilihannya berdasarkan informasi yang lengkap tentang alat

kontrasepsi.

e. Wawancara yang mengarahkan calon peserta KB supaya bisa memilih


17
Modul Teknik Konseling

dan menggunakan cara KB yang sesuai dengan keadaan diri dan

kebutuhannya.

2. Pentingnya konseling KB adalah …

a. Untuk mengetahui kemantapan calon akseptor KB dalam memilih dan

menggunakan alat kontrasepsi KB

b. Untuk membantu calon peserta KB dalam memilih alat kontrasepsi

c. Untuk memperkenalkan program bangga kencana

d. Untuk pencapaian target peserta KB atau target pemakaian alat KB

tertentu.

e. Untuk menginformasikan alat dan obat kontrasepsi

3. Syarat yang harus dimiliki oleh Penyuluh KB dalam melaksanakan konseling KB

adalah …

a. Mampu mempengaruhi orang

b. Mampu menjalin kemitraan

c. Mampu membaca data dan informasi

d. Mampu melaksanakan penyuluhan

e. Memahami informasi tentang alat obat kontrasepsi

4. Salah satu cara konselor untuk meyakinkan bahwa keterangan yang

diberikan dapat dipahami oleh klien yaitu …

a. Memberikan pilihan

b. Memberikan ruang diskusi

c. Memberikan sesi bertanya

d. Mengulang penjelasan informasi

e. Menyimpulkan pendapat klien

5. Prinsip-prinsip konseling antara lain …

a. Konseling sama dengan pemberian nasehat.


18
Modul Teknik Konseling

b. Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan.


c. Konseling lebih berkenaan dengan pemecahan intelektual.
d. Konseling tidak menyangkut hubungan dengan orang lain.
e. Konseling mengusahakan perubahan yang berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari.

I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB II ini, silahkan Saudara nilai hasil

dari tes tersebut dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam

modul ini. Apabila Saudara dapat menjawab 5 soal dengan benar, maka Saudara

dianggap menguasai Pokok Bahasan ini, dan Saudara dapat melanjutkan ke

BAB berikutnya, namun demikian apabila jawaban benar Saudara belum

mencapai 4 soal, sebaiknya Saudara perlu kembali mendalami Pokok Bahasan

tersebut dengan lebih baik.

19
Modul Teknik Konseling

BAB III
KETERAMPILAN KONSELING

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan keterampilan
konseling KB dalam pelaksanaan program Bangga Kencana.

Sumber: www.istockphoto.com

Penyuluh KB dalam pelayanan KB harus memahami perannya, yaitu harus

melakukan konseling KB agar calon akseptor KB dapat menentukan alat

kontrasepsi apa yang dipilih secara mantap sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Penyuluh KB harus mampu mempraktikkan keterampilan konseling dengan

mempelajari keterampilan konseling yang meliputi: 1) Tingkatan Keterampilan

Konseling; 2) Media Konseling; 3) Materi Konseling.

A. Tingkatan Keterampilan Konseling

Dalam mempelajari keterampilan konseling, maka Penyuluh KB hendaknya

mempelajari tentang tingkatan keterampilan konseling. Selanjutnya mari kita

lihat lebih detil lagi tingkatan keterampilan konseling pada bagan tersebut

dibawah ini:

20
Modul Teknik Konseling

Tabel 3.1
Tingkatan Keterampilan Konseling
MODEL WAWANCARA

TINGKATAN KETERAMPILAN

KONSELING

Keterampilan Membantu Klien W


Mengambil A
Keputusan “4K” W
A
(Kondisi, Kehendak dan Konsekwensi) N
C
Keterampilan Mendengar dan Bertanya
A
R
(Refleksi Isi dan Perasaan, Pertanyaan
A
Tertutup, Terbuka dan Mendalam)

Keterampilan Observasi dan Memantapkan Hubungan


Baik

(Memberikan Pujian, Tatapan Mata, Ucapan Verbal,


Kualitas Suara dan Bahasa Tubuh)

Dari gambar tingkatan keterampilan konseling dalam model wawancara

diatas, maka dapat kita tahu bahwa terdapat 3 (tiga) tingkatan:

1. Tahapan Pertama: Keterampilan Observasi dan Memantapkan

Hubungan Baik

Pada keterampilan observasi dan memantapkan hubungan baik

didalamnya termasuk dalam memberikan pujian pada klien, memberikan

tatapan mata (eyes contact) yang sesuai dengan norma budaya yang

berlaku, dengan memperhatikan ucapan secara verbal dan non verbal

(bahasa tubuh) serta kualitas suara. Peranan Penyuluh KB sebagai konselor

KB adalah membantu calon akseptor (klien) melakukan suatu tindakan.

21
Modul Teknik Konseling

Pengambilan keputusan bukan tugas konselor KB.

Fakta-fakta meliputi keterangan yang disampaikan klien seperti catatan

kesehatan, latar belakang keluarga, harapan-harapan dan rencana masa

depan klien harus diperhatikan konselor KB. Demikian juga perasaan-

perasaan klien seperti masalah yang sedang mereka alami, ketakutan-

ketakutan, sikap dan nilai seksualitas, serta alat kontrasepsi hatrus

dipoerhatikan dan dicatat dengan baik oleh konbselor KB.

Penyuluh KB sebagai konselor KB harus memberikan fakta-fakta yang

meliputi keterangan khususnya informasi tentang alat-alat kontrasepsi

yang akurat yang harus klien dengan jujur dan terbuka kepada calon

akseptor KB sebagai klien.

Penyuluh KB harus memperhatikan tiga hal penting untuk

memantapkan hubungan yang baik dengan orang lain, yaitu:

a. Menunjukkan penerimaan apa adanya pada klien

Sikap penerimaan apa adanya termasuk penuh perhatian pada klien,

merupakan hal yang harus menjadi perhatian konselor KB, sehingga

klien akan lebih banyak berbicara dibandingkan dengan konselor KB.

b. Menjalin kerja sama

Lakukan kerja sama yang baik, saling menguntungkan atau sama-sama

untung. Hal ini akan membantu makin banyaknya informasi yang dapat

disampaikan klien kepada konselor KB akan memperoleh informasi yang

banyak tentang klien, sehingga akan membantu untu menentukan

pilihannya.

c. Memberikan respon yang positif

Ucapkan pujian, dukungan dan penentraman oleh konselor KB kepada

klien, merupakan hal yang sebaiknya dilakukan konselor saat melakukan

konseling.

22
Modul Teknik Konseling

Calon akseptor sebagai klien perlu mengetahui bahwa Penyuluh KB selaku

konselor KB telah mendengarkan apa yang klien katakan, mengetahui

maksud klien, dan merasakan hal-hal yang dialami klien. Yang termasuk

dalam hal-hal pendukung adalah aspek verbal dan non-verbal yang dapat

digunakan oleh Konselor KB untuk melanjutkan pembicaraan. Termasuk

anggukan, gerakan tangan yang terbuka dan ekspresi wajah.

Contoh-contoh respon positif yang mendukung klien adalah:

1) Menyalami klien dengan ramah

2) Bersabar

3) Jangan memotong pembicaraan, hargai klien sebagai sesama


manusia

4) Tersenyumlahlah, gunakan kontak mata

5) Jangan membicarakan klien-klien yang lain

6) Hindari melakukan penilaian

7) Mendengar dengan pernuh perhatian

8) Menggunakan pertanya-pertanyaan terbuka

9) Melakukan parapharasing dan rangkuman

10) Jagalah kerahasiaan klien

11) Menanyakan alas an kedatangan klien

12) Menanyakan perasaan-perasaan klien

Yang termasuk dalam hal-hal pendukung adalah berbagai aspek verbal dan

non- verbal dari petugas KB dilapangan yang dapat digunakan untuk

melanjutkan pembicaraan dengan klien termasuk disini anggukan kepala,

gerakan tangan yang terbuka, kata seperti “hem..hem…” dan pengulangan

kata-kata penting yang telah diucapkan klien. Membuat pernyataan-

pernyataan yang positif dapat membantu anak muda untuk berpikiran baik

mengenai diri mereka. Saat klien berada dalam keadaan kritis, teknik dapat

23
Modul Teknik Konseling

membantu mereka mengontrol keadaan mereka. Hindari ungkapan-ungkapan

menyanjung yang tidak tepat pada tempatnya.

Sesuai dengan tujuan konseling KB, Penyuluh KB diharapkan mempunyai

Hubungan Antar Manusia (HAM) yang baik. Adapun ciri-ciri mempunyai HAM

yang baik adalah sebagai berikut:

a. Ingin menolong orang lain yang punya masalah, yang ragu-ragu, yang

cemas, atau mempunyai kesulitan.

b. Bersikap jujur dan terbuka, mau menerima keadaan orang yang

dibantunya secara apa adanya. Dia bisa mengerti dan memahami

perbedaan pendapat, sehingga bisa dibicarakan bersama.

c. Mampu mengadakan empati, yaitu bisa merasakan perasaan orang lain,

tapi tetap dapat merasa sebagai diri sendiri.

d. Mampu mengamati secara tajam sehingga dapat memahami pikiran

dan perasaan orang lain yang tidak diucapkan secara nyata. Jadi,

berdasarkan gerak gerik orang itu ia bisa mengerti perasaannya.

e. Mampu menjadi pendengar yang baik dan aktif, yaitu memberi

kesempatan kepada orang yang dibantunya untuk mengemukakan

pendapat atau menceritakan dirinya dengan bebas, tanpa merasa

tertekan atau terpaksa. Sambil mendengarkan cerita itu, dia mencoba

mengerti masalah yang sebenarnya.

f. Berpandangan luas, tidak dipengaruhi oleh pikirannya sendiri, tidak

berprasangka terhadap orang lain, tidak memaksakan pendapat atau

keinginannya sendiri.

Mampu membina hubungan yang dapat menimbulkan kepercayaan orang

yang dibantunya, sehingga orang tersebut merasa enak bicara, tidak

canggung, tidak terlalu merasakan adanya perbedaan meskipun antara

yang memberikan konseling dan yang diberi konseling berbeda tingkat


24
Modul Teknik Konseling

sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan agamanya.

2. Tahapan Kedua: Keterampilan Mendengar dan Bertanya


Pada tahapan keterampilan mendengar dan bertanya, maka Penyuluh KB
sebagai konselor KB harus mampu melakukan keterampilan mendengar
yang baik dan aktif yang bisa merefleksi isi dan perasaan klien. Konselor
juga mampu memahami jenis-jenis pertanyaan (pertanyaan tertutup,
terbuka dan mendalam) dan mampu menggunakan pertanyaan yang sesuai
dengan konseling.

Di dalam konseling, konselor harus menggunakan bentuk percakapan

konseling, maka konselor harus mengatahui ciri-ciri percakapan konseling

KB. Ciri-ciri percakapan konseling KB adalah :

a. Bersifat terbuka.

Percakapan yang bersifat terbuka adalah percakapan yang

menimbulkan jawaban lanjutan atau keterangan yang lebih yang akan

disampaikan oleh klien, sehingga informasi dapat digali lebih banyak lagi

sebagai catatan bagi konselor. Jadi pertanyaan terbuka sangat penting

dilakukan oleh konselor untuk mendapatkan informasi sebanyak-

banyaknya tentang keadaan klien dan harapan-harapan mengenai alat

kontrasepsi yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan kondisi

kesehatannya.

Apakah boleh menggunakan pertanyaan tertuttup? Boleh saja konselor

KB menggunakan pertanyaan tertutup, namun hanya pada hal-hal

tertentu untuk menanyakan identitas klien misalnya, nama, alamat,

berat badan, tinggi badan, jumlah anak dan usia anak terakhir.

Bagaimana dengan penggunaan pertanyaan mendalam? Penyuluh KB

25
Modul Teknik Konseling

sebagai konselor KB boleh menggunakan pertanyaan mendalam untuk

menggali informasi lebih lanjut, misalnya alasan mengapa memilih suatu

alat kontrasepsi yang hormonal daripada non hormonal padahal si klien

mempunyai indikasi tekanan darah tinggi.

b. Bersifat dua arah.

Percakapan dalam konseling hendaknya merupakan percakapan yang

bersifat dua arah. Koselor KB harus memberikan kesempatan klien

untuk mengungkapkan perasaan, kondisinya, keinginannya terhadap

alat kontrasepsi yang diminatinya. Semakin klien banyak menyampaikan

informasi, semakin mudah Penyuluh KB memahami perasaan dan

kebutuhan informasi yang dibutuhkan klien tentang alat kontrasepsi

yang diminati.

c. Mempunyai Tujuan hanya untuk membantu calon peserta KB dalam

memenuhi kebutuhannya, yaitu :

1) Memilih cara KB.

Proses konseling agar klien mampu secara mantap memilih alat

kontrasepsi yang dibutuhkannya.

2) Mengatasi kesulitannya dalam pemakaian alat KB, misalnya karena

mengalami efek samping.

Dengan memberikan informasi tentang alat kontrasepsi kepada klien

agar klien semakin tahu informasi tentang manfaat dan efek

samping dari alat kontrasepsi, sehingga dapat memilih yang paling

bermanfaat yang sesuai dengan kesehatannya.

d. Tidak ada beban pencapaian target peserta KB atau target pemakaian

alat KB tertentu.

Dengan proses konseling membuat Penyuluh KB tidak terbebani atas

pencapaian target peserta KB karena manakala proses konseling


26
Modul Teknik Konseling

dilakukan sesuai dengan melakukan percakapan konseling, sudah dapat

dipastikan klien akan lebih mudah memilih secara mantap alat

kontrasepsi apa yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Bentuk percakapan dalam konseling KB adalah percakapan dua arah.

Bentuk percakapan ini sangat bermanfaat untuk tujuan membantu orang

yang diberi konseling. Untuk bisa membantunya, Penyuluh KB harus bicara

dengannya dan dia juga berbicara kepada Anda. Dalam percakapan ini

Penyuluh KB ingin menyampaikan informasi kepada klien, klienpun

memiliki informasi yang mungkin Penyuluh KB perlukan untuk

menolongnya. Penyuluh KB menginginkan klien bicara untuk mendapatkan

keterangan lebih dalam tentang diri dan per- masalahannya. Akan tetapi,

tidak semua orang bisa dan mudah bicara. Penyuluh KB bisa membantu

orang-orang seperti ini dengan menjadi pendengar yang baik dan aktif

serta mengajukan pertanyaan yang tepat.

Dalam percakapan dua arah, yang diberikan dan yang memberikan

konseling boleh bertanya dan mengatakan pendapatnya. Jadi, dalam

percakapan ini tidak hanya petugas konseling KB yang bicara, orang yang

dibantunya juga boleh bicara atau bertanya. Dalam percakapan yang

bersifat dua arah, kedudukan yang memberikan konseling dan yang diberi

konseling adalah sederajat. Jadi, tidak ada pihak yang lebih berkuasa untuk

menentukan pilihan bagi lainnya. Dalam percakapan dua arah, diperlukan

kemampuan mendengar yang baik dan aktif. Selain itu juga diperlukan

kemampuan untuk menyelami perasaan orang lain supaya bisa

memperkirakan dengan tepat maksud pembicaraan dan keinginannya.

Berikut cara untuk mengasah keterampilan mendengar dan bertanya bagi

Konselor KB:

27
Modul Teknik Konseling

Menjadi pendengar yang baik dan aktif

1) Dengarlah, apa yang dikatakannya dan bagaimana dia

mengatakannya. Perhatikan nada bicaranya, pemakaian kata-

katanya, ekspresi wajah atau mimik air mukanya, dan gerakan-

gerakan tubuhnya.

2) Cobalah menempatkan diri Anda ke dalam situasi yang

dibicarakannya untuk dapat lebih memahami keadaannya dan

merasakan yang dikemukakannya.

3) Tahu bahwa ada saatnya bagi Anda untuk diam dan membiarkannya

berpikir sejenak.

4) Dengarkanlah pembicaraannya dengan cermat, jangan memusatkan

pikiran pada hal-hal yang ingin Anda sampaikan sesudah dia

menyelesaikan ceritanya.

5) Setiap kali usahakan dapat mengukur tingkat pemahaman Anda

berdua tentang hal-hal yang dibicarakan. Untuk itu ulangi beberapa

bagian percakapan yang Anda anggap penting, tanyakan kepadanya,

apakah benar itu yang dimaksudkannya, sampai Anda berdua

meyakini bahwa pembicaraan Anda berdua benar-benar sama.

6) Duduklah dengan nyaman, hindari melakukan gerakan-gerakan yang

bisa merusak suasana, seperti melihat jam, sering-sering berdiri

untuk mengambil buku atau keperluan lainnya. Usahakan untuk tetap

bertatap muka dengannya selama melakukan pembicaraan.

b. Cara mengajukan pertanyaan yang tepat

1) Bicaralah dengan nada suara yang menunjukkan perhatian dan minat

Anda untuk membantunya, yang dapat dirasakannya bahwa Anda

menunjukkan sikap bersahabat dengannya.

2) Ajukan satu pertanyaan setiap saat dan tunggulah jawabannya.


28
Modul Teknik Konseling

Jangan memberondongnya dengan beberapa pertanyaan sekaligus.

3) Pakailah bentuk pertanyaan terbuka, yang memungkinkannya untuk

menjawabnya dalam bentuk cerita, misalnya tentang keadaan

keluarganya, kesulitan hidupnya, pekerjaannya, dan sebagainya yang

mungkin menjadi dasar keinginannya untuk melaksanakan KB atau

memilih cara KB.

4) Hindari menggunakan bentuk pertanyaan tertutup, yang hanya

mungkin dijawab dengan "ya" atau "tidak." Perhatikan pula bahwa

sebaiknya Anda mengajukan pertanyaan yang tidak mengarahkan,

tetapi justru mendorongnya agar mau dan merasa bebas untuk

bercerita lebih lanjut, misalnya :

"Apa yang bisa saya bantu?"

"Apa yang Anda dengar tentang "

5) Pakailah kata-kata seperti "Lalu?" "dan?" "Oooo." Komentar-

komentar kecil seperti ini biasanya mampu mendorongnya untuk

terus bercerita lebih lanjut.

6) Jangan mengajukan pertanyaan yang bernada memojokkan, seperti

"Mengapa begitu?" "Kok bisa begitu?" Meskipun barangkali Anda

bermaksud mengetahui alasannya, nada pertanyaan seperti itu bisa

menimbulkan salah pengertian, misalnya ia merasa disalahkan.

7) Cari bentuk pertanyaan lain kalau ternyata dia tidak begitu mengerti

maksud pertanyaan Anda.

c. Cara menyelami perasaan klien

Calon peserta atau peserta KB umumnya adalah orang-orang yang

sehat. Pembicaraan mengenai alat-alat kontrasepsi biasanya tidak

terlepas dari bagian-bagian tubuh yang paling dirahasiakan dan

merupakan daerah yang sangat pribadi bagi mereka, jadi, dalam

29
Modul Teknik Konseling

pembicaraan ini mungkin saja dia merasa malu, bingung, ragu-ragu,

cemas, atau takut mengatakan dan membicarakannya secara

terbuka. Keadaan ini bisa mengganggu dan mempengaruhinya dalam

mengambil keputusan untuk memilih alat kontrasepsi. Jadi, karena

malu atau takut, bisa saja dia memilih alat KB yang kemudian

disesalinya.

Konselor dapat menolong klien dengan cara:

1) Biarkan dia menampilkan perasaannya.

2) Bantulah dia untuk membicarakan perasaannya;

3) Berikan perhatian penuh kepadanya.

4) Dengarkan dengan baik dan aktif, ajukan pertanyaan kalau perlu.

5) Amati gerakan tubuh atau mimik muka/raut wajah/ekspresinya.

Bantu dia mengatasi kesulitan ini dengan memberikan kesan bahwa

Anda memahaminya dan menolongnya dengan memilihkan kata-kata

yang lebih jelas dan singkat. Mengulangi penjelasannya dengan memakai

kata-kata lain mungkin dapat meyakinkan kepadanya bahwa Anda

memahaminya dengan benar. Dalam hal ini bisa saja Anda salah

menyimpulkan. Tidak apa-apa. Beri kesempatan kepadanya untuk

memperbaiki kesimpulan Anda seperti pengertian yang

dimaksudkannya.

d. Keuntungan bentuk percakapan dua arah

1) Kedudukan sederajat memungkinkan calon peserta atau peserta

bisa bebas berbicara, tidak takut-takut, malu-malu, atau segan

mengemukakan pendapat, pikiran, dan perasaannya.

2) Percakapan dua arah memberi kesempatan kepada calon peserta KB

untuk dapat memantapkan pemahamannya mengenai pemakaian


30
Modul Teknik Konseling

alat kontrasepsi, sehingga dia bisa memilih sendiri dengan tepat dan

benar, yaitu sesuai dengan keadaan dan kebutuhan dirinya.

3) Percakapan dua arah menyebabkan dia yakin pada pilihan dan

perbuatannya, karena dia tahu persis alasan mengambil keputusan itu,

sehingga dia tidak mudah terpengaruh omongan orang atau

pengalaman orang lain yang kurang enak dalam memakai alat KB.

4) Percakapan dua arah yang memberinya kesempatan untuk bertanya,

membuat dia tahu bahwa kalau dia mengalami gangguan dalam

memakai alat KB, ia tahu bahwa masih ada cara-cara KB lain yang bisa

dipakainya, yang dapat dipertimbangkan dan dipilihnya.

5) Percakapan dua arah menimbulkan keyakinan dan kemantapan yang

akan membuatnya menjadi peserta KB lestari.

Jadi, dalam percakapan dua arah bisa saja calon peserta tidak setuju

dengan pendapat konselor KB. Untuk itu dia boleh mengatakan alasannya.

Kemudian masalah ini dibicarakan supaya kedua pihak bisa saling mengerti,

mengapa berbeda pendapat dan bagaimana sebaiknya.

3. Tahapan Ketiga: Keterampilan Membantu Klien Mengambil Keputusan

“4K” Pada tahapan ketiga ini Penyuluh KB selaku konselor membantu klien

dengan menggunakan formulir 4K yaitu formulir yang memuat kondisi

klien, kehendak klien dan konsekwensi pada setiap pilihan keputusan yang

akan diambil. Konselor hanya membantu dan menjelaskan saja, sedangkan

pengambilan keputusan ditangan klien sepenuhnya. Pada prinsipnya,

tujuan membantu klien dalam pengambilan keputusan untuk mengenali

berbagai faktor yang berhubungan dalam pengambilan keputusan,

menggambarkan kondisi, kehendak dan konsekwen serta memperagakan

keterampilan membantu klien dalam pemberian informasi dan

31
Modul Teknik Konseling

pengambilan keputusan oleh klien secara tepat.

Strategi membantu klien dalam membuat keputusan antara lain:

a. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya


b. Membantu klien dalam mempertimbangkan pilihan spesifikasinya
c. Membantu klien mengevaluasi pilihannya

d. Membantu klien menyusun rencana selanjutnya

Penyuluh KB dapat memahami bagaimana cara membantu klien dalam mengambil

keputusan dengan menggunakan formulir pengambilan keputusan sebagai

berikut:

32
Modul Teknik Konseling

Tabel 2.2 Formulir Pengambilan Keputusan

4K PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BAIK

1) KONDISI KLIEN (Masalah yang dihadapi)

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

2) DAFTAR KEHENDAK (Pilihan Keputusan)

a. ........................................................................................................................

b. ........................................................................................................................

c. ........................................................................................................................

3) KONSEKWENSI (untuk tiap Kehendak)

KEHENDAK KONSEKWENSI

POSITIF NEGATIF

a. - -
- -

- -
b. - -

- -
- -
c. - -

- -

- -

4). KEPUTUSAN

……………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………

33
Modul Teknik Konseling

B. Media Konseling KB

PKB dalam melaksanakan konseling KB disarankan memakai alat bantu atau

media konseling agar memudahkan pemahaman klien sehingga klien dapat

memutuskan menggunakan alat KB yang tepat. Adapun macam-macam media

konseling yang bisa digunakan antara lain:

1. Lembar balik

Lembar balik Alat Kontrasepsi merupakan media yang menyerupai album

gambar pada sisi luar yang diperlihatkan kepada klien dan terdapat

keterangan pada sisi dalamnya yang digunakan konselor untuk

menjelaskan.

Penggunaanya:

a. Memasukkan lembar balik pada lengan kiri dan memperlihatkan

gambar kepada klien dan jari tangan kanan yang digunakan untuk

menunjuk, lembar keterangannya berada disisi konselor untuk

menjelaskan gambar yang ditunjukkan.

b. Meletakkan lembar balik di meja dengan memperlihatkan gambar

kepada klien dan isi keterangan menghadap ke konselor.

Gambar 3.2. Konseling dengan Lembar Balik

Sumber: BKKBN
34
Modul Teknik Konseling

2. Q-Chard

Q-Chart adalah kumpulan kartu bergambar disertai keterangan yang

dijadikan satu, dikaitkan dengan cincin pada sudut kiri atas. Kelebihan dari

Q-Chart adalah mudah dibawa dan ringan serta mudah dalam penjelasan

karena terdapat keterangannya. Penggunaannya tangan kiri memegang

kartu, dan tangan kanan menunjuk pada kartu dan membalik kartu setelah

selesai menerangkan kartu sebelumnya. Gambar Q-Chard dapat dilihat

dibawah ini:

Gambar 3.3 Q-Chard

Sumber: Direktorat Bina Kualitas Pelayanan KB

3. Leaflet

Leaflet adalah satu lembar kertas yang berisi gambar dan keterangan,

biasanya dilipat sehingga terdapat 6 halaman bolak balik. Mudah dibawa

dan biasanya bisa dibagikan kepada klien.

35
Modul Teknik Konseling

Gambar 3.4 Contoh Leaflet

Sumber: https://cdn.projects.co.id/upload/usr4ff117/201903255c98260c3925e.jpg

4. Buku Saku Alat Kontrasepsi


Buku Saku Alat Kontrasepsi adalah buku berbentuk seukuran saku yang

berisikan gambar dan keterangan tentang alat kontrasepsi yang

disediakan oleh BKKBN.

Gambar 3.5 Buku Saku Alat Kontrasepsi

Sumber: pixabay.com, BKKBN dan Sondang


36
Modul Teknik Konseling

5. Poster

Poster adalah media dalam ukuran agak besar ditempelkan di dinding,

biasanya berupa kertas yang berisi gabungan antara gambar dan tulisan

yang bertujuan untuk memberikan informasi atau publikasi kepada

masyarakat. Contoh poster alat kontrasepsi seperti dibawah ini:

Gambar 3.6 Poster Alat Kontrasepsi

Sumber: Desain Materi Media AKIE, BKKBN Jawa Timur, 2018

6. Celemek Alat Reproduksi (Wanita dan Pria)

Celemek adalah kain yang digunakan untuk melindungi pakaian yang kita

pakai dari kotoran pada saat memasak atau pada saat berkebun. Namun

Celemek yang satu ini diberikan gambar tentang alat kontrasepsi dan

sedikit keterangan. Contoh celemek untuk KEI dan Konseling KB sebagai


37
Modul Teknik Konseling

berikut:

Gambar 3.7 Celemek KIE dan Konseling Alat Kontrasepsi

Sumber: pixabay.com, facebook Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dan


Sondang

7. Alokon Kit

Alat dan Obat Kontrasepsi Kit (Alokon Kit) merupakan kotak yang berisi

dengan contoh alat kontrasepsi, sehingga Penyuluh KB dapat menjelaskan

dengan mudah dan calon akseptor bisa melihat dengan jelas bentuk dari

alat kontrasepsi tersebut. Alokon kit jika dibuka seperti gambar dibawar

ini.

38
Modul Teknik Konseling

Gambar 3.8 Alat dan Obat Kontrasepsi Kit

Sumber: BKKBN

8. Video Alat dan Obat Kontrasepsi

Video yang telah diproduksi BKKBN adalah video yang berisikan informasi

tentang alat kontrasepsi dengan informasi lengkap tentang cara

pemakaian, kelebihan dan efek sampingnya. Hal tersebut memudahkan

Penyuluh KB selaku konselor untuk menjelaskan tentang alokon yang

dibutuhkan oleh calon akseptor.

Gambar 3.9
DVD KIE Alat Reproduksi dan Alat Kontrasepsi KB

Sumber: BKKBN
39
Modul Teknik Konseling

9. ABPK

Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) merupakan lembar balik yang

digunakan untuk konseling KB dan dilengkapi panduan penggunaannya

sesuai tab tab yang ada. Jika menggunakan ABPK ini, Penyuluh KB

seharusnya mengikuti pelatihan konseling dengan menggunakan ABPK

terlebih dahulu. Lembar balik ABPK dapat dilihat sepeti gambar dibawah

ini:

Gambar 3.10 Lembar Balik ABPK

Sumber: BKKBN

C. Materi Konseling KB

1. Kesehatan Reproduksi

Kersehatan Reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental,

dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.

Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan

kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan

dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi

40
Modul Teknik Konseling

yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material

yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual yang memiliki

hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan

antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1996).

Pasangan Usia Subur (PUS) diharapkan mengetahui betapa pentingnya

memahami pola pemakaian alat kontrasepsi secara rasional. BKKBN

menganjurkan usia penikahan ideal bagi perempuan adalah usia 21 tahun

dan untuk laki-laki 25 tahun.

PUS hendaknya mempunyai perencanaan yang matang untuk kehamilan

isterinya. Jika ibu dibawah usia 20 tahun hendaknya menunda

kehamilannya. Sedangkan pada usia diantara 20 – 30 tahun dapat

mengatur/ menjarangkan jarak kehamilannya. Jika isteri umurnya 30 – 35

tahun dan diatas 35 tahun maka harus mengakhiri kesuburan atau

kehamilannya. Dengan demikian diharapkan Kesehatan ibu dan anak

terjamin. Adapun pola pemakaian alat KB secara rasional dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 3.11 Pola Pemakaian Alat KB secara Rasional

41
Modul Teknik Konseling

Saat ini, dalam memilih alat kontrasepsi dapat menggunakan Diagram

Lingkaran Kriteria Kelayakan Medis dalam penggunaan kontrasepsi (KLOP).

Penyedia Layanan perlu mengetahui kondisi medis dan karakteristik

khusus sebelum klien menggunakan kontrasepsi karena pada klien dg

kondisi medis atau karakteristik khusus, terdapat metode kontrasepsi yg

mungkin dapat memperburuk kondisi medis atau membuat risiko

kesehatan tambahan. Disisi sisi lain terdapat juga kondisi medis atau

karakteristik klien yg dapat mempengaruhi efektifitas metode

kontrasepsi.

Untuk mulai menggunakan metode kontrasepsi didasarkan pd Kriteria

Kelayakan Medis dari WHO. Kriteria Kelayakan Medis membantu penyedia

layanan utk memutuskan apakah metode kontrasepsi tertentu dpt

digunakan, dg adanya karakteristik individu atau kondisi medis tertentu.

Setiap kondisi didefinisikan sebagai mewakili karakteristik individu

(misalnya, usia, riwayat kehamilan) atau kondisi medis yg diketahui

sebelumnya (misalnya, diabetes, hipertensi).

Lingkaran kontrasepsi adalah diagram lingkaran yang berisi kriteria

persyaratan medis untuk memulai penggunaan metode kontrasepsi

tertentu, berdasarkan Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use, 5th

edition (2015). Ini adalah salah satu pedoman yang dikeluarkan oleh World

Health Organization (WHO) berdasarkan bukti ilmiah.

Dalam melakukan penapisan kelayakan medis sebelum penggunaan

kontrasepsi, Penyedia Layanan dpt menggunakan alat bantu berupa

Diagram Lingkaran Kriteria Kelayakan Medis Pengunaan Kontrasepsi WHO

Edisi 2015 (Roda KLOP)

42
Modul Teknik Konseling

Gambar 3.12 Roda KLOP

Sumber: Bahan tayang Penapisan Medis Menggunakan Metode Kriteria Kelayakan

Medis Untuk Kontrasepsi (KLOP), POKJA KB – KESPRO PP POGI, 2021

Tujuan Kriteria Kelayakan Medis adalah untuk:

a. Mendasarkan pedoman praktik KB pd bukti terbaik yg tersedia.

b. Mengatasi kesalahpahaman tentang siapa yg boleh dan tidak boleh

menggunakan kontrasepsi dg aman

c. Mengurangi hambatan medis

d. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB

Kategori kriteria kelayakan medis untuk penggunaan kontrasepsi dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

43
Modul Teknik Konseling

Tabel 2. Kategori Kriteria Kelayakan Medis untuk Penggunaan Kontrasepsi

Sumber: Bahan tayang Penapisan Medis Menggunakan Metode Kriteria

Kelayakan Medis Untuk Kontrasepsi (KLOP), POKJA KB – KESPRO PP

POGI, 2021

Beberapa kondisi medis menjadi kriteria dalam penggunaan diagram

lingkaran kontrasepsi ini. Antara lain infeksi menular seksual, penyakit

radang panggul, sepsis, postpartum (baru melahirkan) dan menyusui,

riwayat kehamilan, usia remaja, perdarahan vagina, mioma uteri,

keganasan serviks, serta kanker payudara. Selain itu, ada penyakit hati,

thromboemboli vena, penyakit kardiovaskular (penyakit jantung),

hipertensi, obesitas, diabetes, merokok, nyeri kepala, interaksi dengan

obat-obatan lain dan HIV.

Menurut panduan yang dilansir dari Kemenkes RI, diagram lingkaran

kontrasepsi ini meliputi rekomendasi penggunaan 11 tipe kontrasepsi yang

umum digunakan, yaitu:

a. Pil kombinasi

b. Koyo (patch) kontrasepsi kombinasi

44
Modul Teknik Konseling

c. Cincin vagina kontrasepsi kombinasi

d. Kontrasepsi injeksi kombinasi


e. Pil progestin
f. Injeksi progestin

g. Implan

h. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) – LNG

i. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) - Copper T

j. Sterilisasi tubektomi

k. Sterilisasi vasektomi

Sebagai contoh pada pil KB kombinasi, wanita yang baru saja melahirkan

(<6 minggu) dan menyusui, masuk pada kategori 4 yang berarti metode

kontrasepsi pil KB kombinasi tidak dapat digunakan. Adapun wanita yang

baru saja mengalami keguguran (baik di trimester 1 atau 2), masuk pada

kategori 1, yang berarti tidak masalah menggunakan kontrasepsi jenis pil

KB kombinasi.

Selain kondisi medis tertentu, kebiasaan wanita seperti merokok juga

berpengaruh pada pemilihan kontrasepsi. Wanita yang berusia lebih dari 35

tahun dan merokok >15 batang rokok setiap harinya tidak diperbolehkan

menggunakan pil KB kombinasi. Data WHO menyebutkan bahwa wanita

yang menggunakan pil KB kombinasi dan merokok mengalami peningkatan

risiko penyakit jantung, terutama infark miokard. Risiko ini semakin

bertambah bergantung dari jumlah rokok yang dikonsumsi setiap harinya.

2. Alat dan Obat Kontrasepsi

Penyuluh KB dalam melakukan konseling KB haruslah mempunyai

pengetahuan tentang alat dan obat kontrasepsi (Alokon) yang menyeluruh,

baik cara penggunaan, manfaat dan efek sampingnya agar klien/ calon

akseptor bisa memilih kontrasepsi dengan mantap sesuai dengan kondisi

kesehatan tubuhnya. Terdapat bermacam-macam alokon, antara lain:


45
Modul Teknik Konseling

a. Metode Operasi Wanita (MOW)/ Tubektomi

MOW merupakan metode kontrasepsi mantap bagi pasangan yang

ingin membatasi anak. MOW dilakukan di Fasilitas Kesehatan Rujukan

Tingkat Lanjutan (FKRTL).

1) Cara Kerja

Terdiri dari dua jenis proses tubektomi pada seorang perempuan

yaitu melalui cara sebagai berikut:

a) Laparoskopi

Prosedur ini memerlukan tenaga spesialis kebidanan dan

penyakit kandungan yang terlatih agar mampu dilaksanakan

secara aman dan efektif. Teknik ini dapat dilakukan pada 6-8

minggu pasca persalinan atau pasca keguguran (tanpa

komplikasi).

b) Minilaparotomi

Metode ini merupakan penyederhanaan teknik laparotomi yang

telah dilakukan selama ini. Teknik minilaparotomi dilakukan

dengan membuat sayatan kecil (sekitar 3 cm) baik pada daerah

perut bawah maupun pada lingkar pusat bawah. Tindakan ini

dapat dilakukan terhadap banyak klien, relatif murah, dan dapat

dilakukan oleh dokter yang diberi pelatihan khusus. Operasi ini

juga tergolong aman dan efektif baik untuk masa interval

maupun pascapersalinan karena pengambilan tuba dilakukan

melalui sayatan kecil. Setelah tuba didapat kemudian

dikeluarkan, diikat, dan dipotong sebagian, setelah itu dinding

perut ditutup kembali, luka sayatan dapat ditutup dengan kassa

yang kering dan steril apabila tidak ditemukan masalah yang

berarti, klien dapat dipulangkan segera setelah 2-4 jam pasca

operasi
46
Modul Teknik Konseling

2) Petunjuk Penggunaan

a) Adanya dukungan dari keluarga dan pasangan

b) Dapat dilakukan setiap waktu selama siklus menstruasi apabila

diyakini secara rasional klien tidak dalam kondisi hamil atau

hari ke- 6 hingga hari ke-13 dari siklus menstruasi

c) Klien Pasca persalinan:

(1) Minilaparoptomi: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6

minggu atau 12 minggu

(2) Laparoskopi: tidak tepat untuk klien pasca persalinan

d) Klien Pasca keguguran:

(1) Triwulan Pertama : dapat dilakukan minilap dan

laparoskopi dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti

infeksi

(2) Triwulan Kedua : dapat dilakukan minilap saja dalam

waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi

e) Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan

f) Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman setelah

operasi dilakukan

g) Lakukan kunjungan pemeriksaan rutin antara 7 dan 14 hari

setelah pembedahan atau kembalilah sesegera mungkin bila

dirasakan tanda-tanda dan simptom-simptom yang tidak

biasa.

3) Keuntungan dan Keterbatasan

a) Keuntungan:

1) Metode kontrasepsi yang sangat efektif dan tidak

menimbulkan efek samping baik jangka panjang maupun

jangka pendek

47
Modul Teknik Konseling

2) Mempunyai efek perlindungan terhadap kehamilan dan

penyakit radang panggul (PID), serta kanker ovarium

3) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)


4) Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anestesi

lokal

5) Tidak ada perubahan pada fungsi seksual

b) Keterbatasan:

(1) Perlu dipertimbangkan sifat permanen metode

kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali

dengan operasi rekanalisasi

(2) Klien perlu mendapat dukungan dari keluarga atau

pasangan karena dapat merasa menyesal di kemudian

hari

(3) Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek

setelah tindakan

(4) Hanya dapat dilakukan oleh tenaga terlatih (dokter

spesialis ginekologi atau dokter spesialisasi bedah untuk

proses laparoskopi)

(5) Tidak melindungi klien dari IMS, HIV dan AIDS.

4) Kontraindikasi

(1) Sudah terdeteksi atau dicurigai bahwa klien sedang hamil


(2) Adanya pendarahan vaginal

(3) Tidak sedang menjalani proses pembedahan

(4) Masih ragu untuk memutuskan berhenti memiliki keturunan

(5) Belum melakukan persetujuan tertulis

48
Modul Teknik Konseling

Gambar 3.13 Metode Operatif Wanita

Sumber: jatim.bkkbn.go.id

b. Metode Operasi Pria (MOP)/ Vasektomi

MOP merupakan metode jangka panjang dengan bagi pasangan yang

ingin membatasi anak dan ditujukan bagi peran suami. MOP dapat

dilakukan kapan saja, di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

apabila tersedia tenaga medis yang terlatih dan peralatan yang

memadai.

1) Cara Kerja

Metode vasektomi membuat sperma (yang disalurkan melalui

vasdeferens) tidak dapat mencapai vesikula seminalis yang pada

saat ejakulasi dikeluarkan bersamaan dengan cairan semen.

49
Modul Teknik Konseling

Gambar 3.14 Metode Operatif Pria

Sumber: BKKBN

Vasektomi di Indonesia lebih dikenal dengan nama VTP (Vasektomi

Tanpa Pisau) dilakukan tanpa menggunakan pisau melainkan

menggunakan gunting. Operasi dilakukan di bagian atas skrotum

yang ditusuk dengan alat yang ujungnya runcing kemudian disobek

sehingga saluran spermanya dapat ditarik ke atas. Saluran sperma

bagian atas diikat lalu dipotong bertujuan agar saluran sperma

tidak akan menyambung kembali dan selanjutnya dikembalikan ke

dalam lubangnya semula, luka segera diplester. Keuntungan teknik

vasektomi ini adalah luka yang dihasilkan lebih kecil sehingga luka

akan lebih cepat kering, pendarahan minimal, nyeri pascaoperasi

lebih ringan.

2) Petunjuk Penggunaan

a) Pertahankan pembalut luka selama 3 hari

b) Hindari menggaruk luka selama proses penyembuhan

c) Tidak membasahi daerah luka dalam kurun waktu 24 jam

setelah pembedahan setelah 3 hari diperbolehkan luka dicuci

dengan sabun dan air

d) Hindari mengangkat barang berat untuk 3 hari setelah operasi


50
Modul Teknik Konseling

e) Boleh melakukan hubungan seksual setelah hari ke-2 atau hari

ke-3 namun wajib mengunakan kondom atau jenis kontrasepsi

lain pada pasangan selama 3 bulan atau 20 kali ejakulasi

f) Pemeriksaan kembali untuk memastikan cairan semen tidak

mengandung sperma dalam kurun waktu 3 bulan setelah

vasektomi dilakukan.

3) Keuntungan dan Keterbatasan

a) Keuntungan:

(1) Sangat efektif sebagai metode kontrasepsi jangka panjang

(2) Tidak membuat klien lemah libido karena tidak

mengganggu fungsi seksual atau disfungsi ereksi

(3) Tidak ada efek samping jangka pendek dan jangka panjang

b) Keterbatasan:
(1) bersifat permanen (non-reversibel) dan timbul

masalah bila klien mau menikah kembali atau ingin

memiliki anak

(2) Perlu persiapan psikologis yang matang

karena ada kemungkinan penyesalan di

kemudian hari

(3) Perlu tenaga pelaksana terlatih

(4) Tidak melindungi klien terhadap PMS, HIV dan AIDS

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD

AKDR merupakan metode pilihan kontrasepsi jangka panjang. AKDR

Cooper T merupakan pilihan metode kontrasepsi non hormonal dan

bekerja secara mekanik.

AKDR Keluarga Berencana Paska Persalinan/Paska Keguguran (KB

51
Modul Teknik Konseling

PP/PK) dapat dipasang 10 (sepuluh) menit setelah plasenta terlepas

dari rahim. AKDR sebaiknya dipasangkan pada peserta KB sebelum 48

(empat puluh delapan) jam atau diatas 4 (empat) minggu pasca

persalinan.

AKDR tidak menggangu produksi ASI, sehingga dapat digunakan bagi

ibu yang akan menyusui bayinya.

AKDR dipasang ke dalam rahim melalui vagina tanpa melalui prosedur

pembiusan. Setelah dipasang, benang AKDR akan menggantung

hingga saluran vagina namun tidak keluar dari vagina. Pemasangan

AKDR dilakukan pada masa menstruasi.

1) Kandungan

Cooper T model Tcu 380A.


2) Cara Kerja

▪ Menghambat sperma untuk masuk ke saluran indung telur.

▪ Menghambat pertemuan sperma dan sel telur sehingga

mencegah terjadinya kehamilan.

▪ Membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi

perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk

melakukan pembuahan.

3) Efektifitas

Efektivitas pemakaian AKDR sebesar 99,2 - 99,4 %. Fertilitas

akan kembali segera setelah berhenti menggunakan AKDR.

4) Keuntungan

a) Mencegah risiko terjadinya kehamilan secara jangka

panjang hingga 10 tahun.

b) Membantu melindungi dari kanker dinding rahim (endometrium).

52
Modul Teknik Konseling

c) Tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI

d) Tidak mempunyai efek samping hormonal

e) Dapat segera dipasang setelah melahirkan atau keguguran

(abortus)

f) Mencegah kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)

g) Tidak ada interaksi dengan obat-obat lainnya

5) Efek Samping

Beberapa akseptor melaporkan bahwa terdapat perubahan pola

menstruasi (terutama pada 3 hingga 6 bulan pertama) yang meliputi:

a) Menstruasi yang memanjang dan lebih banyak

b) Siklus menstruasi tidak teratur

c) Lebih kram dan nyeri selama menstruasi

Gambar 3.15 Cooper T model Tcu 380A

Sumber: Buku Saku Alokon untuk Provider Pelayanan KB era JKN

d. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/Implan

AKBK/Implan merupakan pilihan metode kontrasepsi jangka panjang

dan hormonal. AKBK/Implan dapat segera dipasangkan pada ibu

53
Modul Teknik Konseling

sesaat setelah bersalin. Kontrasepsi ini tidak menggangu produksi ASI

sehingga dapat digunakan bagi ibu yang akan menyusui bayinya.

1) Kandungan

Etonogestrel 75mg

2) Aturan Pemakaian

Pemasangan implan dilakukan dalam satu minggu pertama sejak

hari pertama menstruasi dengan bantuan bius local.

3) Cara Kerja

Hormon yang terdapat pada implan dilepaskan secara perlahan-

lahan sehingga mengentalkan lendir pada mulut rahim dan

mengakibatkan terhambatnya pergerakan sperma. Hal ini

membuat kemungkinan bertemunya sperma dan sel telur lebih

kecil sehingga dapat mencegah terjadinya pembuahan.

Selain itu hormon ini juga mengganggu pembentukan lapisan

dinding rahim atau endometrium sehingga sel telur yang sudah

dibuahi sulit menempel pada dinding rahim dan mencegah

terjadinya kehamilan.

4) Efektifitas

Efektivitas implan sebesar 99,9%. Setelah berhenti penggunaan

kontrasepsi implant, fertilitas akan kembali rata-rata sekitar 1

bulan lebih lama dibandingkan metode kontrasepsi lainnya.

5) Keuntungan

a) Membantu mencegah risiko terjadinya kehamilan

b) Membantu mencegah penyakit radang panggul

c) Dapat melindungi dari anemia

54
Modul Teknik Konseling

d) Tidak memerlukan pemeriksaan organ reproduksi (vagina)

e) Mengurangi nyeri saat menstruasi dan jumlah

perdarahan menstruasi

f) Tidak mengganggu hubungan seksual

6) Efek Samping

Beberapa akseptor melaporkan hal-hal berikut:

a) Perubahan pola menstruasi

b) Sakit kepala

c) Nyeri perut

d) Jerawat (dapat membaik atau memburuk)

e) Perubahan berat badan

f) Nyeri payudara

g) Pusing

h) Perubahan suasana hati (emosi)

i) Mual

Gambar 3.16 Implan 2 Batang

Sumber: Buku Saku Alokon untuk Provider Pelayanan KB era JKN’

55
Modul Teknik Konseling

e. Suntikan KB

Suntikan KB adalah metode kontrasepsi jangka pendek. Suntikan KB

merupakan pilihan metode kontrasepsi bersifat hormonal.

Suntikan KB progestin 3 (tiga) bulanan baru dapat diberikan diatas 6

(enam) minggu setelah persalinan. Suntikan KB 3 bulanan tidak

menggangu produksi ASI sehingga dapat digunakan bagi ibu yang akan

menyusui bayinya dan Suntikan KB kombinasi 1 (satu) bulanan tidak

dapat diberikan pada ibu yang menyusui bayinya, karena akan

mengganggu produksi ASI.

1) Kandungan

Medroxyprogesterone acetate (DMPA) 150 mg/ 3 ml.

2) Aturan Pemakaian

Penyuntikan dilakukan secara intramuskular pada otot gluteal

(bokong) atau deltoid (bahu) setiap 3 bulan (13 minggu).

3) Cara Kerja

▪ Mencegah pelepasan sel telur dari indung telur


▪ Mengentalkan lendir rahim sehingga dapat

menghambat pertemuan antara sperma da sel telur.

4) Efektifitas

Memiliki efektivitas > 99% bila digunakan secara tepat waktu.

Setelah berhenti penggunaan kontrasepsi suntik, fertilitas akan

kembali rata- rata sekitar 1 bulan lebih lama dibandingkan metode

kontrasepsi lainnya.

56
Modul Teknik Konseling

5) Keuntungan

a) Membantu mencegah:

(1) Risiko terjadinya kehamilan

(2) Kanker endometrium

(3) Fibroid uterus

b) Dapat mencegah:

(1) Penyakit radang panggul

(2) Anemia defisiensi besi

c) Mengurangi:

(1) “Sickle Cell Crisis” pada wanita dengan anemia sel sabit

(2) Gejala endometriosis (nyeri panggul, siklus menstruasi

yang tidak teratur)

6) Efek Samping

Beberapa akseptor melaporkan hal-hal berikut:

a) Perubahan pola menstruasi peningkatan berat badan

b) Nyeri kepala

c) Pusing

d) Perut kembung dan rasa tidak nyaman

e) Perubahan suasana hati (emosi) penurunan

libido Tidak bisa digunakan jika:

a) Sedang hamil atau diduga hamil

b) Sedang menyusui kurang dari 6 minggu, atau sedang

menyusui secara eksklusif selama 6 bulan

c) Perdarahan vagina yang belum jelas penyebabnya


d) Memiliki salah satu kondisi: hipertensi, perokok berat (lebih dari

15 batang per hari) atau usia > 35

57
Modul Teknik Konseling

e) Peradangan hati akut (virus hepatitis)

f) Pernah terserang stroke atau memiliki hepatitis

g) Sedang menderita kanker payudara

Gambar 3.17 Suntikan KB

Sumber: Buku Saku Alokon untuk Provider Pelayanan KB era


JKN

f. Pil KB Progestin (mini pil) dan Pil Kombinasi

Pil KB adalah metode kontrasepsi jangka pendek. Pil KB merupakan

pilihan metode kontrasepsi yang bersifat hormonal. Pil KB progestin

(mini pil) dapat segera digunakan pada ibu paca bersalin. Pil KB

progestin (mini pil) tidak menggangu produksi ASI sehingga dapat

digunakan bagi ibu yang akan menyusui bayinya. Pil KB kombinasi tidak

dapat diberikan pada ibu yang menyusui bayinya, karena akan

mengganggu produksi ASI.

58
Modul Teknik Konseling

Pil Progestin (Mini pil)

1) Cara kerja

Minipil bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks sehingga

menghambat penetrasi sperma.

2) Petunjuk Penggunaan

a) Minum minipil setiap hari pada saat yang sama

b) Minum pil yang pertama pada hari pertama pada hari pertama haid

c) Bila klien muntah setelah meminum pil dalam kurun waktu 2

jam, minumlah pil yang lain atau menggunakan metode

kontrasepsi lain bila klien berniat hubungan seksual pada 48

jam berikutnya

d) Bila kilen lupa meminum pil lebih dari 3 jam maka minumlah

segera ketika ingat dan gunakan metode pelindung sampai 48

jam ke depan

e) Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa

sesegera ketika klien ingat, gunakan metode pelindung

sampai akhir bulan

f) Akan terjadi perubahan pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama.

3) Keuntungan

a) Sangat efektif bila digunakan secara benar

b) Tidak mengganggu hubungan seksual

c) Tidak mempengaruhi produksi ASI

d) Kesuburan cepat kembali

e) Nyaman dan mudah digunakan

f) Sedikit efek samping karena tidak mengandung estrogen

g) Pemakaian dapat dihentikan setiap saat

h) Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid


i) Dapat mengurangi keluahan premenstrual sindrom (sakit
59
Modul Teknik Konseling

kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis,

mudah marah)

4) Keterbatasan

a) Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (pendarahan sela,

spotting, amenorea)

b) Permasalahan penurunan/peningkatan berat badan

c) Pemakaian harus rutin setiap hari pada waktu yang sama

(disiplin pemakaian) karena bila lupa satu pil saja dapat

menimbulkan kegagalan

d) Organ payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, jerawat

e) Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi yang ditunjukkan pada

angka 4 perempuan diantara 100 kehamilan

f) Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan

dengan obat tuberkolosis atau obat epilepsy

g) Timbulnya gejala hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan

di daerah muka) tetapi sangat jarang terjadi

h) Tidak melindungi klien dari penularan IMS, HIV dan AIDS

Pil Kombinasi

1) Cara Kerja

Pil kombinasi bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks

sehingga sulit dilalui sperma sehingga mampu menekan ovulasi

dan mencegah implantasi.

2) Petunjuk Penggunaan

a) Harus diminum setiap hari dan yakin bahwa kondisi tidak

sedang hamil

b) Dapat dipakai oleh semua Ibu usia reproduksi baik yang sudah

mempunyai anak atau tidak mempunyai anak


60
Modul Teknik Konseling

c) Tidak dianjurkan bagi Ibu yang menyusui


d) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat karena

efektivitasnya sangat tinggi

3) Keuntungan

a) Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai

efektivitas tubektomi) bila digunakan setiap hari ditunjukkan

dengan angka 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun

pertama penggunaan

b) Tidak mengganggu hubungan seksual

c) Siklus haid menjadi teratur, tidak terjadi nyeri haid

d) Dapat digunakan dalam kurun waktu jangka panjang selama

klien menginginkan sebagai alat pencegah kehamilan

e) Kesuburan dapat kembali dengan segera apabila penggunaan

pil dihentikan.

4) Keterbatasan

a) Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya

setiap hari

b) Selama 3 bulan pertama menggunakan akan menimbulkan

beberapa tanda antara lain: rasa mual, perndarahan bercak

atau pendarahan sela, nyeri payudara

c) Tidak boleh diberikan pada wanita yang menyusui

d) Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi,

perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan

hubungan seks berkurang

e) Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan

sehingga risiko stroke serta pembekuan darah terutama pada

perempuan usia lebih dari 35 tahun dan merokok.

61
Modul Teknik Konseling

Gambar 3.18 Pil Kombinasi

Sumber: BKKBN

g. Kondom

Kondom adalah metode kontrasepsi jangka pendek. Kondom

merupakan pilihan metode kontrasepsi barrier. Kondom digunakan

pada pria. Kondom apabila digunakan secara baik dan benar akan

sangat efektif sebagai alat kontrasepsi.

1) Kandungan

Bahan lateks

2) Cara Kerja

Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan

alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat

berhubungan. Selain sebagai pencegah kehamilan, kondom juga

dapat mencegah penyakit menular seksual.

3) Aturan Pemakaian

Dapat digunakan kapan saja klien menginginkan

4) Cara Kerja

a) Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina sehi

ngga mencegah kehamilan.

b) Menghalangi masuknya bakteri, virus atau jamur ke vagina

62
Modul Teknik Konseling

sehingga mencegah penularan infeksi menular seksual dan HIV

c) Kondom hanya untuk satu kali pakai

5) Efektifitas

a) Efektifitas kondom sebesar 90% apabila dipakai dengan benar.

b) Fertilitas akan segera kembali segera setelah berhenti

menggunakan kondom.

6) Keuntungan

a) Membantu mencegah
(1) Risiko terjadinya kehamilan

(2) IMS (infeksi menular seksual), termasuk HIV

b) Dapat mencegah:

(1) Kondisi yang disebabkan oleh IMS

(2) Penyakit radang panggul berulang dan nyeri panggul kronis

(3) Kanker serviks

(4) Infertilitas (pada pria dan wanita)

7) Keterbatasan

a) Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dan dipasang dengan

benar sesuai petunjuk penggunaan kondom.

b) Kondom dapat berdampak menimbulkan alergi lateks pada

kulit klien yang sensitif.

c) Menimbulkan ketidaknyamanan dalam hubungan seksual

karena mengurangi sentuhan langsung antara penis dengan

vagina.

d) Harus siap tersedia setiap kali berhubungan seksual sehingga

diharapkan menyediakan stok kondom di rumah.

e) Beberapa klien enggan untuk membeli kondom di tempat

umum karena masih ada pandangan negatif di masyarakat

63
Modul Teknik Konseling

tentang pengguna kondom.

f) Pembuangan kondom bekas telah menimbulkan masalah

dalam hal limbah yang mencemari lingkungan.

Gambar 3.19 Kondom

Sumber: Buku Saku Alokon untuk Provider Pelayanan KB era JKN

h. Metode Amenoroe Laktasi (MAL)

Metode Amenoroe Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi alamiah.

MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara

ekslusif, tanpa pemberian tambahan makanan ataupun minuman

apapun lainnya.

Persyaratan menggunakan MAL sebagai kontrasepsi sebagaimana

disebutkan ada 3 (tiga) antara lain:

1) memberikan ASI ekslusif

2) bayi kurang dari 6 bulan dan

3) ibu belum mendapatkan menstruasi

Jika ibu menggunakan MAL (terpenuhi syarat yang ada) dapat

memproteksi sekurangnya selama enam bulan, dan setelah 6 bulan

keatas peserta KB harus mempertimbangkan penggunaan metode

tambahan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam MAL, antara lain:


64
Modul Teknik Konseling

1) Cara Kerja

Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif

selama 6 bulan, artinya periode ketika bayi hanya diberikan ASI

tanpa makanan dan minuman tambahan lainnya. Proses ini akan

menghambat pelepasan hormon

kesuburan yang mengakibatkan tidak akan terjadinya kehamilan.

MAL mampu dijadikan metode kontrasepsi bila Ibu menyusui

secara penuh, Ibu dalam keadaan belum haid (masa nifas), usia bayi

kurang dari 6 bulan, MAL harus dilanjutkan menggunakan jenis

kontrasepsi lainnya setelah berjalan lebih dari enam bulan.

2) Petunjuk Penggunaan

a) Ibu harus menyusui secara penuh

b) Pendarahan selama 56 hari pasca persalinan dapat diabaikan

selama tidak mengindikasikan Ibu dalam keadaan haid karena

ketika Ibu sudah mendapat haid pertanda bahwa kembalinya

kesuburan

c) Bayi menyusu dengan cara menghisap langsung bukan dari botol

d) Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir

e) Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) diberikan pada bayi

f) Pola menyusui dilakukan setiap saat bayi membutuhkan dan

menyusui dari kedua payudara secara bergantian

g) Waktu menyusui dilakukan sesering mungkin dalam kurun

waktu selama 24 jam termasuk malam hari

h) Menghidari jarak menyusui lebih dari 4 jam

65
Modul Teknik Konseling

3) Keuntungan

a) Keuntungan bagi bayi

(1) Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi

perlindungan lewat ASI)

(2) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk

tumbuh kembang bayi optimal

(3) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari

air, susu lain atau susu formula, atau dari bahan peralatan

minum yang digunakan

b) Keuntungan bagi ibu


1) Mengurangi pendarahan pasca persalinan
2) Mengurangi risiko anemia

3) Meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi

4) Keterbatasan

a) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera

menyusui dalam 30 menit pascapersalinan

b) Dalam kondisi tertentu metode ini sulit dilaksanakan karena

kondisi sosial atau psikologis Ibu dan bayi

c) Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai

dengan periode 6 bulan

d) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus Hepatitis B,

HIV dan AIDS

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi BKKBN ditetapkan kebijakan

keluarga berencana mengarah pada peningkatan kesertaan ber-KB

khususnya Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang memiliki

efektifitas dan efisiensi yang tinggi terhadap pengendalian kelahiran dan

percepatan pencapaian target prevalensi perserta KB aktif terhadap PUS.

66
Modul Teknik Konseling

D. Rangkuman

Dalam konseling ada tiga tingkatan, pertama, keterampilan observasi dan

memantapkan hubungan baik, kedua, keterampilan mendengar dan bertanya,

ketiga, keterampilan membantu klien mengambil keputusan “4K”.

Banyak macam media yang digunakan dalam konseling bertujuan untuk

memudahkan pemahaman klien sehingga klien dapat memutuskan

menggunakan alat KB yang tepat. Dalam pelaksanaannya, konseling tidak bisa

terlepas dari hambatan baik yang berasal dari penerima pesan (klien), isi

pesannya itu sendiri dan pembawa pesan (konselor).

Materi Konseling KB terdiri dari Kesehatan Reproduksi yang mencakup Pola

Pemakaian Alat KB secara Rasional dan materi tentang alat dan obat

kontrasepsi. Alat dan obat kontrasepsi, antara lain: 1) MOP; 2) MOP; 3) AKDR/

IUD; 4) AKBK/ Implan; 5) Pil KB Progestin (Mini pil) dan Pil Kombinasi; 5) MAL.

Penyuluh KB dalam melaksanakan kegiatan pelayanan, melakukan konseling

KB dengan menggunakan media yang tepat dan menguasai materi alat dan

obat kontrasepsi akan mempercepat capaian target PB dan PB di wilayah

kerjanya.

E. Latihan

Jawablah pertanyaaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan tingkatan keterampilan konseling!

2. Jelaskan bentuk percakapan dalam konseling KB!

3. Jelaskan mengapa konselor memerlukan media dalam konseling KB!

4. Apa saja yang Anda ketahui tentang Media Konseling KB!

5. Jelaskan tentang alat dan obat kontrasepsi!

67
Modul Teknik Konseling

F. Evaluasi Formatif

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling benar!

1. Keterampilan konseling yang harus dimiliki oleh konselor adalah …

a. Keterampilan komunikasi, keterampilan bertanya dan keterampilan

memantapkan hubungan baik.

b. Keterampilan membantu klien mengambil keputusan, keterampilan bertanya

dan keterampilan mempengaruhi klien.

c. Keterampilan mendengar aktif, keterampilan bertanya, keterampilan

menguasai kondisi

d. Keterampilan observasi dan memantapkan hubungan baik, keterampilan

komunikasi dan keterampilan mendengarkan

e. Keterampilan observasi dan memantapkan hubungan baik, keterampilan

mendengar dan bertanya, keterampilan membantu klien mengampil keputusan

2. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri percakapan konseling KB adalah …

a. Bertujuan untuk membantu calon peserta KB

b. Bertujuan untuk mengarahkan calon peserta KB

c. Tidak ada target pemakaian alat KB tertentu

d. Bersifat terbuka

e. Komunikasi dilakukan dua arah

3. Media untuk konseling yang menyerupai album gambar pada sisi luar yang

diperlihatkan kepada klien, dan terdapat keterangan pada sisi dalamnya

yang digunakan konselor yaitu …

a. Alokon KIT

b. Poster

68
Modul Teknik Konseling

c. Lembar balik

d. Q-Chard

e. Leaflet

4. Metode jangka panjang bagi pasangan yang ingin membatasi anak dan

ditujukan untuk peran suami adalah …

a. Metode Operasi Wanita (MOW)/Tubektomi

b. Metode Operasi Pria (MOP)/Vasektomi

c. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/Implan

d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD

e. Suntikan KB

5. Berikut merupakan pola pemakaian kontrasepsi secara rasional adalah …

a. usia pernikahan ideal bagi perempuan adalah usia 20 tahun dan untuk

laki- laki 25 tahun

b. Ibu dibawah usia 20 tahun hendaknya menunda kehamilannya


c. Ibu diatas usia 20 tahun hendaknya menunda kehamilannya
d. Usia ibu diantara 20 – 40 tahun dapat mengatur/

menjarangkan jarak kehamilannya

e. Usia ibu diatas 36 tahun maka harus mengakhiri

kesuburan atau kehamilannya

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB III ini, silahkan Saudara nilai hasil

dari tes tersebut dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam

modul ini. Apabila Saudara dapat menjawab 5 soal dengan benar, maka

Saudara dianggap menguasai Pokok Bahasan ini, dan Saudara dapat

melanjutkan ke BAB berikutnya, namun demikian apabila jawaban benar

Saudara belum mencapai 4 soal, sebaiknya Saudara perlu kembali mendalami

Pokok Bahasan tersebut dengan lebih baik.

69
Modul Teknik Konseling

BAB IV
LANGKAH-LANGKAH KONSELING

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan
langkah-langkah konseling KB dalam pelaksanaan program Bangga Kencana.

Sumber: dwww.istockphoto.com

Penyuluh KB haus selalu meningkatkan keterampilan memberikan konseling KB

kepada calon akseptor. Mengingat salah satu tugasnya adalah pelayanan KB yang

salah satu kegiatan strategis dalam mencapai target Peserta KB Batru dan

Peserta KB Aktif, dengan melakukan konseling KB kepada calon akseptor.

Terlebih dalam situasi pandemi covid-19, maka tidak hanya keterampilan teknik

konseling KB yang diperhatikan, namun juga perlu kreatifitas dan inovasi dalam

melakukan konseling. Dalam Bab ini, kita akan belajar tentang langkah-langklah

bagaimana melaksanakan konseling KB mulai dari persiapan dan pelaksanaannya

serta penmilaian diri dalam melaksanakan konseling KB tersebut.

70
Modul Teknik Konseling

A. Tujuh Langkah Persiapan Konseling KB

Penyuluh KB dalam melaksanakan program Bangga Kencana di lini lapangan,

salah satu tugasnya adalah melaksakanan pelayanan KB, yang mana Penyuluh

KB harus mampu melakukan Konseling KB. Hal ini dilakukan untuk membantu

calon akseptor dapat menentukan pilihan cara ber-KB secara mantap dan

puas, sesuai dengan kondisi kesehatannya.

Penyuluh KB sebelum melakukan konseling KB, maka harus mempersiapkan 7

(tujuh) hal penting, yaitu:

1. Mengetahui Permasalahan inti

Cari tahu, apa sebab orang itu memerlukan konseling KB? atau mengapa Anda

menganggap bahwa dia perlu konseling KB?

2. Mengetahui Kondisi Klien

a. Bagaimana keadaan diri orang yang perlu konseling KB itu?

b. Apakah dia sudah tahu tentang NKKBS?

c. Apakah dia sudah tahu tentang alat-alat KB? Apa saja? Dari mana dia

tahu? Betulkah pengetahuannya itu?

d. Apakah dia sudah punya pilihan alat KB?

e. Mengapa dia memilih itu?

f. Apakah dia punya pilihan lain?

3. Mengetahui Tujuan Klien

a. Dikaitkan dengan jenjang Pelayanan Konseling KB, termasuk yang

mana percakapan konseling yang akan dilakukan?

1) Awal/Pendahuluan

2) Pemilihan Cara

3) Pengayoman

71
Modul Teknik Konseling

b. Apa yang diharapkan sesudah konseling?

1) Tambahan pengetahuan

2) Perubahan sikap

3) Perubahan perilaku

c. Sejauh mana peningkatan pengetahuan atau perubahan sikap dan

perilaku yang diharapkan?

4. Menentukan Cara komunikasi yang sesuai kondisi Klien

Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan 1 sampai dengan 4, tentukan,

bagaimana cara membicarakannya? Perhitungkan waktunya, latar belakang

pendidikan dan sebagainya.

5. Menentukan tempat dan waktu konseling

Di mana konseling itu akan dilakukan? Di rumahnya? Di rumah Anda? Di

kantor kepala desa? Bagaimana dengan faktor ketenangan? Apakah

ruangan yang dipakai itu tidak terganggu oleh kegiatan lain? Kalau ada,

berapa banyak gangguan yang akan ditimbulkannya dan bagaimana cara

mengatasinya? Apakah tidak banyak orang di situ?

a. Apakah Anda punya cukup waktu untuk memberikan konseling KB dan

apakah dia juga punya cukup waktu untuk mengikuti konseling KB?

Kalau tidak, lebih baik ditunda dan dicarikan waktunya yang lebih tepat

supaya Anda dan dia bisa bicara dengan enak.

6. Menyiapkan bahan-bahan untuk mendukung konseling

Berdasarkan jawaban untuk pertanyaan 1 sampai dengan 5 diatas, pilih dan

tentukan bahan-bahan KIE yang bisa dipakai untuk membantu konseling.

Misalnya: lembar balik alat-alat KB, poster alat-alat KB, contoh kondom,

model panggul. Kalau bahan-bahan KIE atau alat peraga itu tidak ada, apa

yang bisa dipakai sebagai pengganti? Bagaimana caranya supaya dia mudah

mengerti?

72
Modul Teknik Konseling

7. Menilai konseling yang telah dilakukan

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini,

antara lain dengan mengamati sikapnya selama mengikuti konseling:

a. Cara dia bertanya

b. Cara dia menjawab

c. Cara dia menyampaikan pikirannya

d. Cara dia menerangkan

e. Cara dia menceritakan dirinya

f. Cara dia membantah

g. Cara dia menerima atau menolak pendapat

h. Cara dia menyelesaikan pembicaraan.

Dengan mengetahui tingkat keberhasilan konseling, maka proses konseling

bisa lebih lancar. Kalaupun diperlukan konseling ulang atau rujukan, bisa

dilakukan dengan mudah.

B. Langkah-Langkah Konseling KB

Penyuluh KB juga wajib mengasah keterampilannya dalam memberikan

konseling KB dengan memperhatikan Langkah konseling KB. Terdapat 6

(enam) langkah konseling KB. Supaya mudah diingat, ada kata kuncinya, yang

merupakan singkatan dari pelaksanaan langkah-langkah tersebut. Kata kunci

itu adalah SATU TUJU, yaitu singkatan dari :

SA = Salam
T = T anyakan
U = Uraikan
TU = Bantu
J = Jelaskan lebih rinci
U = Ulangan

73
Modul Teknik Konseling

Uraian mengenai SATU TUJU dapat dijelasankan sebagai berikut:

1. SA : Beri salam, sambut kedatangannya berikan perhatian kepadanya

Beri salam, sambutlah kedatangannya:

a. Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya dan mau menyediakan

waktu untuknya.

b. Bersikaplah ramah dan sopan.

c. Perkenalkan diri Anda.

d. Berikan jaminan bahwa Anda menjaga kerahasiaan percakapan Anda

dengan dia, sehingga dia bebas bertanya dan mengemukakan

pendapatnya.

e. Cari tempat, sedapat mungkin agar tidak ada orang lain yang bisa ikut

mendengarkan percakapan Anda dengan dia.

f. Tawarkan kepadanya, apa yang bisa Anda bantu untuknya.

2. T : Tanyakan, apa masalahnya apa yang ingin dikatakannya

Kalau dia calon peserta yang baru Anda kenal, tanyakan keterangan

dirinya, seperti :

a. Umur

b. Berapa kali kehamilannya

c. Berapa kali melahirkan

d. Jumlah anak yang hidup

e. Cara atau alat KB yang dipakai sekarang atau pernah dipakainya.

f. Riwayat kesehatannya : pernah sakit apa, baik dia maupun suaminya

dan anak-anaknya (kalau ada) dan juga penyakit-penyakit yang pernah

diderita atau dialami dalam keluarganya maupun keluarga suaminya.

g. Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk dapat

menolongnya mencari atau memilih cara atau alat KB yang cocok

74
Modul Teknik Konseling

dengan keadaan dan kebutuhannya. Tanyakan secara singkat dan jelas.

Selama mengumpulkan keterangan ini jangan memusatkan perhatian

pada catatan Anda ketika menuliskannva. Usahakan supaya Anda tetap

dapat melakukan kontak mata (berpandangan) dengannya.

h. Kalau dia bukan orang baru yang Anda layani, tanyakan, apakah ada

perubahan atau hal penting yang ingin dibicarakannya dengan Anda

sejak kunjungannya yang lalu.

i. Kalau Anda harus menyebutkan nama-nama atau istilah medis,

usahakan agar dia mengerti yang Anda maksudkan. Untuk itu gunakan

alat bantu atau bahan-bahan KIE sesuai dengan kebutuhan.

3. U : Uraikan mengenal alat-alat KB yang ingin diketahuinya

Biasanya orang yang diberi Konseling KB memerlukan penjelasan mengenai

cara-cara atau alat KB yang bisa dipertimbangkan, dipilih dan dipakainya

nanti. Berapa banyak penjelasan yang diperlukannya, tergantung dari

pengetahuan yang sudah dimilikinya dan cara-cara KB mana yang menarik

minatnya.

a. Tanyakan kepadanya, apa yang sudah diketahuinya tentang alat-alat

atau cara KB. Dari ceritanya mungkin Anda menemukan kekeliruan atau

kesalahan. Usahakan untuk membetulkannva dengan cara yang tidak

menyinggung perasaannya.

b. Jelaskan kepadanya, cara-cara atau alat KB mana yang tersedia dan di

mana dia bisa mendapatkannya.

c. Secara singkat, uraikan mengenai tiap-tiap cara atau alat KB yang ingin

diketahuinya, misalnya mengenai :

1) Cara kerjanya
2) Keuntungan dan kelebihannya
3) Kemungkinan efek sampingnya
4) Tingkat keberhasilannya
75
Modul Teknik Konseling

5) Siapa yang bisa


6) Siapa yang tidak bisa pakai (kontraindikasi)

4. TU : Bantu mencocokkan alat KB dengan keadaan dan kebutuhannya

Pada langkah ini tolonglah dia untuk mencocokkan dirinya (keadaan dan

kebutuhannya) dengan alat atau cara KB yang ingin dipakainya. Pada tahap

ini kemampuan mendengar secara baik dan aktif serta keterampilan

mengajukan pertanyaan sangat penting untuk menjaga proses konseling

supaya hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dari pemberian Konseling

KB.

a. Tanyakan kepadanya apakah dia sudah punya pilihan cara KB yang akan

dipakainya. Dari jawabannya, perhatikan, seberapa yakin dia dengan

pilihannya. Mungkin dia sudah punya pilihan tapi tidak tahu alasannya

memilih cara itu. Mungkin juga dia sudah tahu alasannya memilih cara

itu. Atau mungkin dia belum tahu, belum bisa memilih dan justru ingin

ditolong supaya bisa memilih dengan baik.

b. Untuk dapat menolongnya memilih cara KB yang tepat baginya,

tanyakan tentang rencananya (berapa jumlah anak yang diinginkannya,

berapa lama jarak antara kelahiran anak-anaknya) dan keadaan

keluarganya (penghasilannya, kegiatan atau kesibukan mereka suami

istri).

c. Kalau dia belum punya rencana untuk masa depannya, mulailah

pembicaraan dengan keadaannya sekarang. Tanyakan, bagaimana

keadaan keluarganya saat ini? (jumlah anak yang dimiliki, umur anak,

pendidikan anak, sumber penghasilan, jumlah penghasilan, rumah,

pekerjaan atau kegiatan dan kesibukan suami istri).

d. Usahakan agar dia mau mengatakan terus terang mengenai kecemasan

dan keraguan atau ketakutannya yang mungkin ada baik mengenai KB

76
Modul Teknik Konseling

secara umum maupun tentang pemakaian alat KB. Bicarakan juga

sumber-sumber informasi yang didengarnya mengenai hal itu dan

bagaimana pengaruhnya terhadap dirinya.

e. Beri kesempatan kepadanya untuk bertanya.

f. Tanyakan kalau ada sesuatu yang masih kurang jelas atau ingin

diketahuinya lebih lanjut. Ulangi penjelasan-penjelasan yang penting

kalau memang diperlukan.

g. Beberapa cara KB mungkin tidak cukup aman dan nyaman untuk

beberapa orang. Kalau Anda merasa bahwa dia mungkin tidak cocok

memakai Implant karena menderita tekanan darah tinggi, jelaskan

kepadanya. Lalu. tolonglah dia dengan membicarakan bersama, supaya

dapat dipilih cara KB lain yang lebih aman dan cocok untuk dirinya.

5. J : Jelaskan, alat KB yang akan dipakainya

Sesudah dia mempunyai pilihan cara KB tertentu, jelaskan kepadanya :

a. Contoh dari cara KB yang diinginkannya, pakai alat peraga.

b. Tempat pelayanan dan biayanya (Puskesmas, Bidan dan Dokter Praktek

Swasta, dan lain-lain)

c. Beberapa cara KB tertentu. seperti kontrasepsi mantap (kontap),

implant dan IUD (AKDR) diperlukan tanda tangan suami istri pada lembar

"inform consent", Jelaskan tentang isi lembar yang harus

ditandatanganinya itu dan alasan-alasannya baik dari segi kepentingan

dirinya maupun untuk petugas yang melayaninya.

d. Jelaskan cara-cara pemakaian alat KB yang dipilihnya.

e. Minta dia mengulangi petunjuk yang harus diingatnya. Dengarkan baik-

baik untuk memastikan, apakah dia sudah memahaminya dengan benar.

f. Jelaskan mengenai kemungkinan efek samping kalau ia memakai alat

kontrasepsi tersebut dan tanda-tanda atau gejala yang perlu


77
Modul Teknik Konseling

diperhatikannya serta apa yang harus dilakukannya kalau gejala-gejala

itu muncul.

g. Minta dia mengulanginya.

h. Kalau mungkin, berikan bahan-bahan KIE cetak seperti leaflet, buklet,

selebaran yang berisi informasi mengenai alat kontrasepsi yang

diinginkannya untuk dibawanya pulang.

i. Beritahukan kepadanya, kapan dia harus kembali untuk kunjungan ulang.

j. Beritahukan kepadanya untuk segera kembali menemui Anda kalau dia

menginginkannya atau kalau dia mengalami gangguan efek samping atau

gejala yang mengkhawatirkan.

6. U : Ulangan, sambutlah dengan baik kalau mereka perlu konseling ulang

Pada kunjungan ulang, lakukan hal-hal berikut:

a. Tanyakan, apakah dia masih memakai cara KB yang dulu (ketika

bertemu Anda yang terakhir kali).

b. Kalau "Ya," tanyakan apakah dia menyukainya.

c. Tanyakan. apakah dia mengalami efek samping. Kalau ada, bicarakan

satu- satu setiap keluhan yang dikemukakannya. Misalnya dia mengeluh

pusing, mual dan berat badan menurun. Bicarakan tentang pusingnya

dulu. Mulai kapan dan bagaimana rasanya berapa besar gangguannya,

apa yang sudah dilakukannya untuk mengatasi keluhan itu. Lalu.

Bicarakan tentang keluhan mual-mual. Sesudah itu bicarakan tentang

penurunan berat badan yang dialaminya. Jadi, semua keluhan

dibicarakan satu per satu.

d. Kalau memang dia mengalami keluhan efek samping, jelaskan beberapa

kemungkinan penyebabnya dan sarankan yang bisa dilakukannya untuk

mengatasi masalahnya.

e. Tanyakan, apakah dia masih ingin bertanya. Beri kesempatan kalau


78
Modul Teknik Konseling

memang dia mau bertanya dan menjelaskan keluhannya atau

keinginannya.

f. Kalau ternyata dia datang dan mengatakan bahwa dia sudah tidak

memakai cara KB yang dulu atau tidak menyukainya, berikan informasi

mengenai cara-cara KB lain dan bantu dia memilih cara KB yang

mungkin lebih cocok untuknya. Ingat bahwa berganti cara KB bukan

sesuatu yang jelek atau salah. Berganti cara KB adalah wajar, normal

kalau memang ada alasan untuk itu. Tidak selalu cara KB yang dipilih

mula-mula, bisa langsung cocok. Lagipula, keadaan seseorang bisa

berubah, sehingga mungkin saja ada kebutuhan untuk memilih cara KB

lain yang dianggap lebih tepat dan sesuai untuk ke- adaan dan

kebutuhannya yang baru. Misalnya, semula dia memakai suntikan KB,

tetapi karena sulit mengingat untuk kembali setiap tiga bulan sekali, dia

ingin ganti pakai Pil KB yang diminum setiap hari. Kalau kelihatannya itu

memang bisa lebih menjamin kelangsungannya, mungkin Pil KB

memang lebih cocok untuknya.

C. Penilaian Diri Dalam Konseling KB


Sebagai PKB yang melaksanakan kegiatan konseling KB, maka perlu menilai

diri sendiri, apakah PKB sudah melaksanakan sesuai dengan kaidah

konseling. Penilaian konseling dimaksudkan untuk membantu PKB dalam

menilai pengetahuan, sikap, perilaku yang dimiliki dalam empat area

Kompetensi Konseling. Untuk mengevaluasikan diri sendiri, PKB memilih dan

menulis nomor yang sesuai dengan taraf kompetensi anda dalam kolom yang

tersedia di sebelah kanan daftar masing-masing area kompetensi pada

formulir penilaian diri dalam konseling.

79
Modul Teknik Konseling

Tabel 4. Formulir Penilaian Diri Dalam Konseling

PENILAIAN DIRI DALAM KONSELING

Lembar penilaian diri ini, akan membantu Anda dalam menilai pengetahuan,

sikap, perilaku yang anda miliki dalam empat area Kompetensi Konseling.

Untuk mengevaluasikan diri sendiri, pilih dan tulis nomor yang sesuai dengan

taraf kompetensi anda dalam kolom yang tersedia di sebelah kanan daftar

masing- masing area kompetensi.

80
Modul Dinamika Kelompok

Nama : SKALA

Selalu = 5
Tanggal : Sering = 4

Kadang-kadang = 3
Jarang = 2 Tidak

Pernah = 1

AREA KOMPENTENSI SESUDAH SEBELUM PELATIHAN


PELATIHAN
I. PEMANTAPAN
HUBUNGAN BAIK
1. Saya yakin bahwa

lingkungan konseling

terasa nyaman dan

pribadi
2. Saya melakukan kontak

mata secara wajar


3. Ekspresi muka saya
menunjukan perhatian,
minat dan perhatian

4. Sikap/gerak tubuh saya


menunjukan perhatian,
minat dan penerimaan

5. Saya memperhatikan

tanda-tanda/aspek-

aspek nonverbal klien

(gerak-gerik, sikap, reaksi

81
Modul Dinamika Kelompok

tubuh, nada dan aspek-

aspek tekanan suara)


6. Saya memperhatikan

tanda-tanda verbal klien

(isi kata-kata)
7. Ucapan saya menunjukan

perhatian, minat dan

penerimaan serta

keterlibatan saya pada

masalah klien.
8. Saya dapat mengatasi

kemacetan pembicaraan

secara tepat.
9. Saya bertanya tentang

perasaan-perasaan klien.
10. Saya menjamin tentang

kerahasiaan klien
II. PENGUMPULAN DAN
PEMBERIAN INFORMASI
1. Saya

menanyakan/menjelaskan

alasan kunjungan

klien/petugas
2. Saya dapat mengikuti apa

yang dikatakan klien


3. Saya menggunakan
tanda-tanda non verbal
(misalnya) anggukan

82
Modul Dinamika Kelompok

kepala, ucapan hmm,


hmm, untuk meningkatkan
produksi verbal klien

4. Saya hanya bicara


tentang diri sendiri jika
memang diminta klien.

5. Saya tidak
menginterupsi/memotong
pembicaraan klien

6. Saya mengajukan
pertanyaan secara satu
persatu

7. Saya menahan diri untuk tidak

menggunakan

pertanyaan mengarahkan
8. Saya menanggapi serius

keprihatinan klien.
9. Saya ingin mendapatkan informasi

tentang permasalahan (sesuai

kebutuhan klien)

III. PERENCANAAN,

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN,

PENYELESAIAN

MASALAH
1. Saya bertahan agar tidak

selalu cepat memberikan

83
Modul Dinamika Kelompok

simpati atau pemecahan

masalah
2. Saya memberikan

kesempatan klien untuk

banyak bicara
3. Saya dapat

membicarakan hal-hal

yang berkaitan dengan

seks tanpa canggung


4. Saya membantu klien

mengidentifikasi masalah

dan cara-cara

penyelesaian.
5. Saya membantu klien

mengembangkan masalah

dan cara-cara

penyelesaian
6. Saya membantu klien

melihat konsek-

wensi/akibat dari

berbagai alternatif pilihan


7. Saya memberikan

kesempatan kepada klien

untuk memilih.
IV. LANGKAH SELANJUTNYA

1. Saya bisa secara ringkas,

akurat dan cepat

mengemukakan tema-

84
Modul Dinamika Kelompok

tema yang dibica-rakan

oleh klien.
2. Saya mengkonfirmasikan

tiap keputusan atau

pilihan klien, memeriksa

kembali kesempatannya
3. Saya menunjukan

pengetahuan saya

mengenai sumber-

sumber dukungan dan

rujukan lain
4. Saya berterima kasih

kepada klien atas

kedatangannya /

penerimaannya.
5. Catatan
Modul Dinamika Kelompok

Gambar 4.1 Penilaian Diri Dalam Konseling

Sumber: www.istockfoto.com

D. Konseling dimasa Pandemi Covid-19

Sejak awal tahun 2020, Indonesia mengalami situasi dimana penyebaran virus

corona yang biasa disebut covid-19 sedang meluas diseluruh wilayah.

Kemudian diberlakukan, kita wajib memakai masker, mencuci tangan dengan

sabun dan air mengalir, menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan

menghindari kerumunan. Demikian juga pelaksanaan kelompok kegiatan di

lini lapangan mengalami kendala, bahkan beberapa bulan tidak terlaksana.

Kelompok kegiatan tersebut antara lain Bina Keluarga Balita (BKB), Bina

Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Akseptor dan (UPKA) dan Pusat Informasi dan Konseling

Remaja (PIK R).

Ketika situasi pandemic covid-19 mereda, maka boleh berkumpul melakukan

kegiatan, namun masih dibatasi jumlah orangnya dan harus mematuhi

protocol Kesehatan.
Modul Dinamika Kelompok

Dengan situasi pendemi covid-19 ini, kegiatran KIE, Kunjungan Rumah,

pelayanan konseling kepada calon akseptor juga terganggu. Namun dalam

situasi ini, KIE dan Konseling harus tetap berjalan sehingga harus mencari

solusi terbaik agar target program Bangga Kencan utamanya capaian Peserta

KB Baru (PB) dan Peserta KB Aktif (PA) dapat terwujud.

Dalam pelayanan KB, Penyuluh KB dapat tetap melakukan kkonseling kepada

calon akseptor dengan melakukan konseling secara online. Beruntung saat ini

kita tetap diuntungkan dengan perkembangan teknologi yang luar biasa

hebat.

Konseling tetap berdasarkan keterampilan Teknik Konseling yang ada, namun

pelaksanaanya yang sedikit berubah. Tetap menggunakan SATUJU, materi

tetap Kesehatan Reproduksi dan Alokon baik konfirmasi cara kerja alokon,

keuntungan, keterbatasan bahkan efek sampingnya, namun media yang

digunakan dalam berkomunikasi sudah bukan lagi tatap muka, namu bisa

dengan cara Telepon, Video Call, menggunakan aplikasi WhatsApp,

menggunakan aplikasi Zoom meeting dan melalui media sosial yang ada

(Instagram, Facebook, Youtube Channel, Aplikasi SiLili, dll).

Gambar 4.2 Konseling secara Online

Sumber: www.istockfoto.com
Modul Dinamika Kelompok

Penyuluh KB harus merubah cara berfikirnya, dan saling memberikan

informasi nomor handphone yang digunakan. Setiap saat kader dan calon

akseotor dapat menelepon Penyuluh KB. Sehingga Kader bahkan calon

akseptor dapat melakukan panggilan telepon maupun WA secara pribadi.

Gambar 4.3 Konseling melalui Video Call

Sumber: www.istockfoto.com

Penyuluh KB juga disarankan membuat WA Group, agar komunikasi serta

share informasi semakin efektif dan efisien.

Bahkan untuk informasi tentang alokon, dibuatkan video masing-masing

alokon yang berisi tentang informasi alokon tersebut baik keuntungan

maupun keterbasannya. Dan diunggah di FB, IG maupun Youtube Channel,

kemudian linknya dapat di share ke WAGroup yang beranggotakan kader IMP

dan tokoh masyarakat termasuk PKK Desa/ Kelurahan. Sehingga jika ada

informasi terdapat calon akseptor yang membutuhkan konseling, Penyuluh

KB dapat segera berinisiatif menghubungi calon akseptor tersebut. Sehingga

kebutuhan masyarakat terkait program Bangga Kencana tetap tertangani

dengan baik.
Modul Dinamika Kelompok

Dapat disimpulkan bahwa, meskipun dalam situasi pandemic covid-19, namun

Penyuluh KB masih dapat melaksankan tugasnya dengan baik dan selalu

berusaha dan berdoa, agar diberikan kesehatan yang baik. Pandemi covid-19

ini jangan sampai melumpuhkan semangat bekerja, namun harus semakin

bersemangat untuk menciptakan terobosan kreatif dan inovatif sehingga

target program Bangga Kencana tercapai dan tercapai pulan Keluarga

Indonesia yang berkualitas.

E. Hambatan dan Kiat dalam Konseling

Dalam pelaksanaan Konseling KB terdapat beberapa hambatan yang tidak

bisa dihindari. Berikut hambatan dan kiat mengatasinya:

1. Faktor penerima pesan (Klien), yaitu:

a. Perasaan, pikiran, kecurigaan


1) Klien dapat bersikap hanya diam seribu basa, hal ini disikapi dengan

memberikan jeda waktu dan mempersilahkan untuk minum terlebih

dahulu. Jika terus diam, maka konselor harus menghentikan proses

wawancara dan membuat jadwal untuk melakukan konseling

berikutnya.

2) Klien menangis terus, maka konselor menenangkan dengan kata-

kata yang halus sambil mengelus lengan (sentuhan sesuai dengan

norma adat, budaya dan agama) dan memberikan air minum.

Setelah berhenti, maka konselor bisa menwarkan untuk

melanjutkan wawancara atau mengakhiri wawancara dan membuat

jadwal untuk melakukan konseling berikutnya.

b. Tidak berkonsentrasi pada pemberi pesan

Konselor hendaknya memberikan penjelasan atau pertanyaan dengan

menggunakan media dan sebaiknya klien dapat turut aktif berbicara.


Modul Dinamika Kelompok

c. Bukan pendengar yang baik

Konselor memberikan perhatian dengan memulai pembicaraan yang

ringan sesuai dengan latar belakang pekerjaan atau hobby dari Klien

dan pada saat memberikan informasi atau pertanyaan menggunakan

media yang tepat.

d. Kondisi dari yang buruk (termasuk disini kurangnya daya tangkap, daya

panca indera (mendengar, melihat, dsb)

Konselor hendaknya memberikan perhatian dan menyampaikan pesan

dengan dmenggunakan Bahasa sesederhana mungkin. Dan pada saat

akhir sesi, maka Konselor hendaknya memberikan catatan, bahwa saat

dating harus didampingi dengan suaminya (pasangannya). Sehingga

informasi bisa sampai ke PUS, jika isteri yang agak kurang

pendengaran, maka suamilah yang akan menjelaskan.

2. Faktor pesan, misalnya:

a. Kurang jelas

Konselor harus betul-betul membekali diri dengan pesan yang akan

disampaikan. Pakai media pada saat memberikan pesan.

b. Memiliki arti ganda

Konselor hendaknya memberikan pengertian yang benar dan

menghindari makna ganda.

c. Kurang sistematis

Konselor hendaknya membuat ringkasan secara sistematis apa saja

tahapan yang akan dilakukan dan apa saja pesan yang akan

disampaiakan.

d. Bahasa tidak lazim

Konselor menggunakan Bahasa sehari-hari yang mudah difahami oleh klien.


Modul Dinamika Kelompok

e. Suasana bising

Konselor hendaknya menyiapkan atau memilih tempat yang tenang dan

nyaman serta terjaga kerahasiaannya.

3. Faktor konselor (petugas konseling KB), yaitu:

a. Cara berbicara tidak jelas, gagap, dsb.

b. Konselor harus selalu berlatih agar mempunyai keterampilan berbicara

sebagai konselor yang baik pada saat wawancara.

c. Tidak bisa menyampaikan pesan secara baik

d. Konselor selalu berlatih menyampaikan pesan dengan mempersiapkan

terlebih dahulu secara sistematis, bisa menggunakan catatan-catatan

pada kartu dan pakailah media saat berkomunikasi.

e. Ada ‘masalah’ dengan penerima pesan

f. Jika terdapat masalah pada penerima pesan (klien), maka tanyakan

kepada klien apakah ada permasalahan lain selain yang mau

dikonsultasikan. Mungkin masalah anaknya yang nilainya jelek atau

orangtuanya sedang sakit. Maka, jika klien mempunyai permasalahan

diluar yang akan dikonsutasikan, maka buatlah jadwal ulang untuk

konseling KB.

F. Menjadi Konselor KB yang Efektif

Penyuluh KB selaku konselor harus berusaha meningkatkan kualitas

keterampilan konselingnya dengan memperhatikan bagaimana menjadi

konselor yang efektif. Konselor yang efektif antara lain sebagai berikut:

Pesan dideskripsikan dengan jelas. Pesan harus dikemas dalam bahasa yang

mudah difahami oleh klien. Buatlah catatan sesuai dengan urutan

penyampaian serta tanyakan pemahaman klien setelah penyampaian pesan.


Modul Dinamika Kelompok

1. Peka terhadap sikap klien mengenai pesan yang disampaikan.

Perhatikan sikap, bahasa tubuh klien mengenai pesan yang

disampaikan. Apakah raut mukanya bingung atau merasa malu atau

tabu. Kemudian tanyakan pendapat klien.

2. Peka akan sikap klien terhadap konselor.

Perhatikan sikap klien apakah klien seperti takut menhadapi konselor.

Maka bangunlah percakapan dengan ramah dan memulai pembicaraan

dengan hal-hal yang umum dan ringan agar klien merasa nyaman

berbicara dengan konselor.

3. Menyesuaikan cara penyampaian pesan dengan karakteristik klien.

Pelajari budaya, bahasa dan logat berbicara yang digunakan di wilayah

binaan Anda. Konselor harus mampu beradaptasi dengan baik agar klien

merasa nyaman pada saat konseling.

4. Mempunyai Empati

Konselor berusaha menempatkan diri pada posisi klien.

5. Pesan yang ringkas dan sederhana

Pesan disampaikan dengan ringkas dan sederhana dapat menggunakan

alat bantu atau media konseling (bisa berupa lembar balik, Q-Chart,

Buku Saku, Celemek, dll)

6. Pesan diberikan secara bertahap dan sistematis.

Konselor mempersiapkan tahapan pesan yang akan disampaikan,

misalnya apa itu IUD, cara kerjanya, kelebihannya, kekurangannya, efek

samping.

7. Ulangi hal-hal yang penting dang ingin ditekankan.

Konselor memberikan penekanan pada pesan yang penting dengan

mengulangi hal-hgal yang penting dalam konseling.


Modul Dinamika Kelompok

8. Berikan contoh-contoh konkret.

Memberikan contoh-contoh nyata, misalnya dengan menyampaikan

bahwa jika memakai IUD, maka tidak perlku lagi was-was lupa seperti

minum pil. Memberikan contoh PUS yang sudah menggunakan alat

kontrasepsi IUD misalnya.

9. Kaitkan pilihan keputusan dengan hal yang sudah diketahui klien.

Pada tahap pengambilan keputusan, maka pastikan kemantapan klien

dengan pilihannya dengan cara kerja, kelebihan, kekurangan dan efek

sampingnya.

10. Kemukakan ide-ide penting terlebih dahulu, jangan tenggelam ke dalam

detil-detil.

Jika klien bertanya pada suatu ketakutan karena ada rumor misalnya,

maka jelaskan hal yang sebenarnya dan mengajak pada pemikiran yang

rasional secara terbuka.

11. Hindari situasi bising yang mengganggu

Konselor menyiapkan tempat konseling yang tenang dan nyaman agar

pedsan dapat diterima klien dangan baik.

G. Rangkuman

Terdapat tujuh langkah persiapan konseling KB, pertanyaan yang harus

dijawab sebelum memberikan Konseling KB, antara lain: Apa masalahnya;

Siapa yang akan dihadapi; Apa tujuan yang ingin diperoleh dengan pemberian

konseling, hasil apa yang diharapkan dari konseling; Bagaimana cara

membicarakannya; Di mana tempatnya dan berapa lama waktunya; Apa bahan-

bahan yang diperlukan untuk menunjang konseling; Bagaimana menilai hasil

konseling?
Modul Dinamika Kelompok

Ada 6 (enam) langkah konseling KB yang merupakan singkatan dari

pelaksanaan langkah-langkah tersebut. Kata kunci itu adalah SATU TUJU, yaitu

singkatan dari :1) SA = Salam; 2) T = T anyakan; 3) U = Uraikan; 4) TU =

Bantu; 5) J = Jelaskan lebih rinci; 6) U = Ulangan. Langkah SATU TUJU ini tidak

perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan klien.

Materi konseling KB terdiri dari materi tentang Keluarga Berencana (KB) dan

Kesehatan Reproduksi (KR). Pelayanan KB yang diberikan pada pasien

mengandung unsur pendidikan sebagai berikut: menyediakan seluruh

informasi metode yang tersedia; menyediakan informasi terkini dan isu;

menggunakan komunikasi satu arah atau dua arah; dapat melalui komunikasi

individu, kelompok atau massa; menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

Setelah melakukan langkah-langkah konseling, perlu juga dilakukan penilaian

konseling yang dimaksudkan untuk membantu PKB dalam menilai

pengetahuan, sikap, perilaku yang dimiliki dalam empat area kompetensi

konseling (pemantapan hubungan baik, pengumpulan dan pemberian

informasi, pelaksanaan pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah,

serta langkah selanjutnya).

Dalam situasi pandemic covid-19, Konseling tetap berdasarkan keterampilan

Teknik Konseling yang ada, namun pelaksanaanya yang sedikit berubah. Tetap

menggunakan SATU TUJU, materi tetap Kesehatan Reproduksi dan Alokon

baik konfirmasi cara kerja alokon, keuntungan, keterbatasan bahkan efek

sampingnya, namun media yang digunakan dalam berkomunikasi sudah bukan

lagi tatap muka, namu bisa dengan cara Telepon, Video Call, menggunakan

aplikasi WhatsApp, menggunakan aplikasi Zoom meeting dan melalui media

sosial yang ada (Instagram, Facebook, Youtube Channel, Aplikasi SiLili, dll).

Pandemi covid-19 ini jangan sampai melumpuhkan semangat bekerja, namun

harus semakin bersemangat untuk menciptakan terobosan kreatif dan inovatif

sehingga target program Bangga Kencana tercapai dan tercapai pula Keluarga
Modul Dinamika Kelompok

Indonesia yang berkualitas.

Dalam pelaksanaan Konseling KB seringkali menghadapi hambatan yang tidak

bisa dihindari yang berasal dari penerima pesan (klien), dari pesannya itu

sendiri atau bahkan dari konselor (petugas konseling KB). Untuk itu Penyuluh

KB selaku konselor harus berusaha meningkatkan kualitas keterampilan

konselingnya sehingga mampu menjadi konselor KB yang efektif.

H. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan tentang tujuh langkah persiapan konseling KB!

2. Jelaskan kata kunci dalam langkah-langkah konseling KB!

3. Jelaskan materi yang harus dikuasai oleh konselor/ petugas konseling KB!

4. Apabila ada ibu berusia 23 tahun sudah mempunyai seorang anak dan ingin

ikut ber-KB, maka apa yang harus dijelaskan oleh petugas konseling KB

sesuai dengan pola pemakaian Alat KB secara rasional?

5. Bagaimana cara mengisi formulir penilaian diri dalam konseling? Mengapa

konselor harus melakukan penilaian diri dalam konseling?

I. Evaluasi Formatif

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling benar!

1. Berikut yang bukan merupakan persiapan sebelum melakukan konseling KB

adalah …

a. Menyiapkan bahan-bahan

b. Mengetahui kondisi klien

c. Mengetahui tujuan klien

d. Menentukan waktu dan tempat konseling

e. Menyiapkan diri menggunakan Bahasa Indonesia yang baik


Modul Dinamika Kelompok

2. Kata kunci langkah-langkah konseling adalah SATU TUJU. T yang dimaksud

adalah …

a. Menanyakan, apa masalahnya apa yang ingin dikatakannya

b. Mengetahui kondisi, biarkan dia bercerita tentang kondisinya

c. Membantu mencocokkan alat KB dengan kondisinya

d. Menguraikan mengenal alat-alat KB yang ingin diketahuinya

e. Menjelaskan, alat KB yang akan dipakainya

3. Yang merupakan materi konseling KB yaitu …

a. Materi program kependudukan

b. Materi program pembangunan keluarga

c. Materi program KB

d. Materi program bangga kencana

e. Materi KB dan kesehatan reproduksi

4. Pelaksanaan konseling dalam situasi pandemic covid-19 yaitu …

a. Konseling tidak dilakukan

b. Intensitas konseling dikurangi

c. Melakukan konseling dengan menggunakan media

d. Melakukan konseling tatap muka

e. Melakukan konseling kelompok

5. Tanyakan, apakah dia masih ingin bertanya, dan beri kesempatan kalau

memang dia mau bertanya dan menjelaskan keinginannya. Hal ini termasuk

dalam langkah konseling ….

a. Tanyakan

b. Bantu

c. Uraikan

d. Ulangan

e. Jelaskan rinci
Modul Dinamika Kelompok

J. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB IV ini, silahkan Saudara nilai hasil

dari tes tersebut dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam

modul ini. Apabila Saudara dapat menjawab 5 soal dengan benar, maka

Saudara dianggap menguasai Pokok Bahasan ini, dan Saudara dapat

melanjutkan ke BAB berikutnya, namun demikian apabila jawaban benar

Saudara belum mencapai 4 soal, sebaiknya Saudara perlu kembali mendalami

Pokok Bahasan tersebut dengan lebih baik.


Modul Dinamika Kelompok

BAB V
PRAKTIK KONSELING KB

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat melakukan langkah-langkah konseling
KB dalam pelaksanaan program Bangga Kencana.

Sumber: www.istockfoto.com

Penyuluh KB dalam kegiatan pelayanan KB, tidak hanya membuat data base

calon akseptor baik dari paska melahirkan, pasangan yang menikah tetapi

pengantinnya masih berumur 20 tahun kebawah dan juga data aksetor non MKJP

yang akan beralih cara ke MKJP.

Lakukan praktik Konseling sesuai tahapan keterampilan wawancara dalam

konseling dan melakukan langlah-langkah konseling SATU TUJU. Dan selalu

mencatat perkembangan keterampilan konseling Anda (kelebihan dan

kekurangan) untuk memberikan semangat selalu meningkatkan keterampilan

konseling Anda.
Modul Dinamika Kelompok

A. Praktik Konseling KB di Dalam Kelas

Peserta dibagi menjadi 4 kelompok (breakout room) dan mendapatkan tugas

kelompok. Perintahnya adalah masing-masing kelompok diharapkan untuk

mendiskusikan kasus yang diberikan, kemudian diminta untuk

mempresentasikan didepan kelas dengan cara bermain peran (Role Play)

sesuai langkah-langkah konseling. Media konseling bisa dipilih sesuai tema,

kemudian peserta menentukan peran sebagai Klien dan Konselor dan peserta

yang lain berperan sebagai pengamat yang menilai Konselor dengan

menggunakan formulir penilaian diri dalam konseling.

Diskusi dilakukan dalam 20 menit didalam room kelompok masing - masing,

dilanjutkan dengan presentasi di depan kelas atau main room secara

bergantian, masing-masimg kelompok diberikan waktu 10 menit dan 2 menit

pengamat, serta 3 menit komentar dari kelompok lain.

Gambar 5.1 Praktik Konseling Peserta Pelatihan

Sumber: www.isytockfoto.com
Berikut adalah kasus-kasus yang bisa digunakan sebagai contoh konseling.
Modul Dinamika Kelompok

Kasus I

Ibu Anita adalah penganti baru yang berusia 20tahun. Suaminya pak Anton 25

tahun. Menikah baru 2 bulan. Pak Anton didesak keluarganya untuk segera

mempunyai anak, namun disisi lain isterinya ibu Anita masih merasa takut

untuk hamil, karena baru melihat kakaknya melahirkan bayi yang meninggal

didalam perut. Ibu Anita masih ketakutan, sehingga sementara bu Anita tidak

mau berhubungan suami isteri. Ibu Anita khawatir suaminya berselingkuh. Apa

yang harus konselor lakukan?

Kasus II

Bapak Agung berusia 41 tahun dan isterinya ibu Nadia berusia 36 tahun. Ibu

Nadia setiap kali melahirkan selalu mengalami pendarahan hebat dan baru

seminggu melahirkan anak yang ketiga. Anak pertama berusia 17 tahun, anak

kedua berisia 14 tahun dan anak ketiga baru 1 bulan. Ibu Nadia tidak cocok KB

Suntik dan Pil karen tekanan darahnya cenderung tinggi. Pernah memakai IUD,

namun pendarahan terus, sehingga hanya pantang berkala saja. Pak Agung

tidak mau memakai kondom. Tapi Pak Agung merasa kasih. Pak Agung pernah

melihat trestimoni di Youtube Channel tentang Vasektomi. Apa harus

dilakukan oleh Konselor?

Kasus III

Bapak Yudi, 46 tahun marah-marah kepada isteri ibu Tiara, 37 tahun. Pak Yudi

juga marah kepada pak Andre Penyuluh KB. Karena pak Yudi 2 bulan yang lalu

baru dilakukan tindakan operasi vasektomi di RSUD, namun sekarang

ketahuan isterinya diketahui sedang hamil. Pak Yudi merasa dikhianati

isterinya dan tidak mengakui bahwa yang dikandung isterinya adalah anaknya.

Bagaimana cara Penyluh KB membantu menyelesaikan permasalahan

tersebut?
Modul Dinamika Kelompok

Kasus IV

Ibu Yenny, 25 tahun mempunyai 2 anak, anak pertama berumur 3 tahun dan

anak yang kedua berumur 1 tahun. Bu Yenny bertengkar dengan suaminya

karena cemburu buta dan tidak ingin hamil lagi. Tanpa sepengetahuan

suaminya pak Amir, 28 tahun, bu Yenny menemuin Penyuluh KB, ingin steril.

Apa yang harus dilakukan Penyuluh KB?

B. Praktik Konseling KB Di Lapangan

Pada saat On the Job Training, Penyuluh KB diharapkan dapat melaksanakan

konseling KB dan divideokan. Sebelum mengambil video harus mendapatkan

ijjin terlebih dahulu dari calon akseptor dan sampaikan bahwa pengambilan

video bukan untuk disebarluaskan, namun untuk melihat perkembangan

keterampilan konseling Anda. Video boleh diedit dengan menambahkan

backsound/ lagu/ intrumentalia. Dan bisa ditambahkan keterangan-

keterangan sedang melakukan apa saja meskipun dalam konseling tersebut

tidak sampai pada tahapan pengambilan keputusan oleh klien. Lakukan

konseling KB sesuai dengan tahapan wawancara dalam konseling serta

melakukan SATU TUJU.

Jika kebetulan tidak mempunyai agenda memberikan konseling, Peserta wajib

membuat video konseling kepada calon akseptor dengan melakukan simulasi

dengan kawan Penyuluh KB lainnya atau dengan kader.


Modul Dinamika Kelompok

Gambar 5.2 Proses Konseling

Sumber: www.istockfoto.com

Setelah video selesai dibuat, maka buat laporan tertulis, apa saja tentang

persiapan, pelaksanaan, apa hambatan yang dihadapi dan bagaimana

menyelesaikannya, serta tulisankan kesimpulannya.

Yang perlu diingat dalam praktik konseling KB adalah tujuh langkah persiapan

konseling KB serta pertanyaan yang harus dijawab, langkah-langkah konseling

KB dan hak-hak klien. Klien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai

hak sebagai berikut:

a. Terjaga harga diri dan martabatnya.

b. Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.

c. Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan

yang akan dilaksanakan.

d. Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.

e. Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.

f. Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.

Penyuluh KB sebagai konselor juga sering dianggap sebagai:


a. Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat
pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Modul Dinamika Kelompok

b. Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang


berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.
c. Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses
pembuatan persetujuan tindakan medik.

C. Rangkuman

Penyuluh KB dalam pelayanan KB, tidak hanya mendata siapa saja calon

akseptor di wilayah binaanya, namun harus menjadwal dan melakukan

pelayanan konseling KB untuk membantu pengambilan keputusan calon

akseptor. Praktik konseling KB bisa dipraktikkan di dalam kelas (Breakout

room) dan dilapangan atau pada saat On the Job Training. Hal ini untuk

mengetahui seberapa terampilnya PKB dalam melakukan konseling KB. Untuk

mengetahui perkembangan keterampilan Penyuluh KB, maka dalam praktik

konseling harus meminta ijin jika akan divideokan dengan alasan bukan untuk

disebarkan, dan harus seijin calon akseptor. Lakukan konseling KB sesuai

dengan tahapan wawancara dalam konseling serta melakukan SATU TUJU.

Yang perlu diingat dalam praktik konseling KB adalah tujuh langkah persiapan

konseling KB serta pertanyaan yang harus dijawab, langkah-langkah konseling

KB dan hak-hak reproduksi. Klien sebagai calon maupun akseptor KB

mempunyai hak sebagai berikut: 1) Terjaga harga diri dan martabatnya. 2)

Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan. 3) Memperoleh

informasi tentang kondisi dan tindakan yang akan dilaksanakan. 4) Mendapat

kenyamanan dan pelayanan terbaik. 5) Menerima atau menolak pelayanan atau

tindakan yang akan dilakukan.

6) Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.

Proses konseling dalam praktik terutama pada pelayanan keluarga berencana,

tidak terlepas dari peran konselor yaitu: mendorong klien untuk mengajukan

pertanyaan; menjadi pendengar aktif; menjamin klien penuh informasi;


Modul Dinamika Kelompok

membantu klien membuat pilihan sendiri. Konselor juga sering dianggap

sebagai 1) sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat

pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya. 2) memberi informasi yang

obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang berbagai metode kontrasepsi yang

tersedia. 3) membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses

pembuatan persetujuan tindakan medik.

D. Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Bagaimana pendapat Anda tentang Role Play yang ditampilkan oleh masing-

masing kelompok, apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah konseling

KB?

2. Bagaimana pendapat Anda tentang Konselor yang tampil dalam Role Play,

apakah sudah menjadi konselor yang efektif jika diamati dengan

menggunakan formulir penilaian diri dalam konseling?

3. Jelaskan kesulitan-kesulitan yang Anda alami dalam praktik konseling KB!

4. Apa saja solusi yang Anda lakukan pada saat Anda mengalami hambatan

dalam melaksanakan konselin KB?

5. Apa yang Anda lakukan jika Anda akan merekam pelaksanaan konseling KB

agar tidak melanggar hak privasi klien?

E. Evaluasi Formatif

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling benar!

1. Praktik konseling KB dikatakan berhasil apabila …


a. Mendapat akseptor KB baru yang banyak
b. Dilakukan sesuai dengan tahapan wawancara dalam konseling
serta melakukan SATU TUJU
c. Calon akseptor banyak yang memilih metode MKJP
d. Dilakukan dengan SATU TUJU
e. Terlayaninya akseptor KB
Modul Dinamika Kelompok

2. Dalam proses konseling KB tidak terlepas dari peran…

a. Dokter

b. Bidan

c. Kader KB

d. Konselor

e. Klien

3. Tugas yang dilakukan PKB dalam membantu pengambilan keputusan calon

akseptor dalam pelayanan KB adalah …

a. Melakukan pembinaan akseptor KB

b. Menyusun bahan untuk melakukan penyuluhan

c. Membantu mengambil keputusan dalam pemilihan metode

d. Mengembangkan media untuk bahan konseling KB

e. Mendata calon akseptor dan menjadwal melakukan

pelayanan konseling KB

4. Hak klien sebagai calon akseptor KB antara lain …

a. Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan

b. Terekspose media sekalian untuk promosi

c. Informasi yang diberikan tentang tindakan yang

dilaksanakan kepadanya tidak utuh

d. Diarahkan dalam pemilihan metode KB yang akan digunakan

e. Tidak mendapatkan pelayanan yang prima

5. Yang harus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan konseling kita adalah

a. Membuat bahan-bahan penyuluhan yang mendukung

b. Menyusun jadwal agenda konseling

c. Menggerakkan mitra kerja

d. Mencatat perkembangan keterampilan konseling

(kelebihan dan kekurangan)

e. Mendata calon akseptor KB


Modul Dinamika Kelompok

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB V ini, silahkan Saudara nilai hasil

dari tes tersebut dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam

modul ini. Apabila Saudara dapat menjawab seluruh soal dengan benar, maka

Saudara dianggap menguasai Pokok Bahasan ini. Silahkan saudara lanjutkan

menyelesaikan Bab Penutup dalam modul ini


Modul Dinamika Kelompok

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Konseling KB merupakan percakapan tatap muka atau wawancara antara klien

dengan konselor, yang diselenggarakan dengan sengaja, dengan tujuan

membantu klien tersebut membuat keputusan yang sesuai dengan kondisi dan

keinginannya, serta pilihannya berdasarkan informasi yang lengkap tentang

alat kontrasepsi.

Penyuluh KB selaku konselor dalam melaksanakan konseling harus memenuhi

beberapa persyaratan untuk bisa melaksanakan tugasnya, yaitu: 1) Penyuluh

KB memahami tentang program Bangga Kencana; 2) Penyuluh KB memahami

manfaat dan tujuan penggunaan Alat kontrasepsi; 3) Berorientasi pada

pelayanan konseling yang memuaskan; 4) Mempunyai Empati; 5) Memahami

Informasi tentang Alat dan Obat Kontrasepsi.

Dalam konseling ada tiga tingkatan, pertama, keterampilan observasi dan

memantapkan hubungan baik, kedua, keterampilan mendengar dan bertanya,

ketiga, keterampilan membantu klien mengambil keputusan “4K”.

Materi Konseling KB terdiri dari kesehatan reproduksi yang mencakup pola

pemakaian alat KB secara rasional dan materi tentang alat dan obat

kontrasepsi. Banyak macam media digunakan dalam konseling yang bertujuan

untuk memudahkan pemahaman klien sehingga klien dapat memutuskan

menggunakan alat KB yang tepat.


Modul Dinamika Kelompok

Penyuluh KB dalam melaksanakan kegiatan pelayanan, melakukan konseling

KB dengan menggunakan media yang tepat dan menguasai materi alat dan

obat kontrasepsi akan mempercepat capaian target PB di wilayah kerjanya.

Pelayanan KB yang diberikan pada pasien mengandung unsur pendidikan

sebagai berikut: menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia;

menyediakan informasi terkini dan isu; menggunakan komunikasi satu arah

atau dua arah; dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa;

menghilangkan rumor dan konsep yang salah.

Ada 6 (enam) langkah konseling KB yang merupakan singkatan dari

pelaksanaan langkah-langkah tersebut. Kata kunci itu adalah SATU TUJU, yaitu

singkatan dari :

1) SA = Salam; 2) T = Tanyakan; 3) U = Uraikan; 4) TU = Bantu; 5) J = Jelaskan

lebih rinci; 6) U = Ulangan. Langkah SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan

berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan klien.

Setelah melakukan langkah-langkah konseling, perlu juga dilakukan penilaian

konseling yang dimaksudkan untuk membantu PKB dalam menilai

pengetahuan, sikap, perilaku yang dimiliki dalam empat area kompetensi

konseling (pemantapan hubungan baik, pengumpulan dan pemberian

informasi, pelaksanaan pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah,

serta langkah selanjutnya).

Penyuluh KB dalam pelayanan KB, tidak hanya mendata siapa saja calon

akseptor di wilayah binaanya, namun harus menjadwal dan melakukan

pelayanan konseling KB untuk membantu pengambilan keputusan calon

akseptor.

Dalam situasi pandemi covid-19, konseling tetap dilakukan berdasarkan


Modul Dinamika Kelompok

keterampilan teknik konseling yang ada, namun pelaksanaanya yang sedikit

berubah. Tetap menggunakan SATU TUJU, materi tetap namun media yang

digunakan dalam berkomunikasi sudah bukan lagi tatap muka, namu bisa

dengan melalui telepon, video call, menggunakan aplikasi WhatsApp,

menggunakan aplikasi zoom meeting dan melalui media sosial yang ada

(Instagram, Facebook, Youtube Channel, Aplikasi SiLili, dll).

Dalam pelaksanaan Konseling KB seringkali menghadapi hambatan yang tidak

bisa dihindari yang berasal dari penerima pesan (klien), dari pesannya itu

sendiri atau bahkan dari konselor (petugas konseling KB). Untuk itu Penyuluh

KB selaku konselor harus berusaha meningkatkan kualitas keterampilan

konselingnya sehingga mampu menjadi konselor KB yang efektif.

B. Evaluasi Sumatif

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling benar!

1. Konseling KB adalah…

a. Wawancara dengan peserta KB dengan menjelaskan bermacam-macam

cara atau alat KB dan kemungkinan yang bisa dialaminya kalau menggu-

nakan alat atau cara KB tersebut.

b. Wawancara antara klien dengan konselor, yang diselenggarakan dengan

sengaja, dengan tujuan membantu klien tersebut membuat keputusan

yang sesuai dengan orang lain berdasarkan informasi yang lengkap

tentang alat kontrasepsi.

c. Wawancara yang membuat akseptor terpaksa memilih dan memakai alat

kontrasepsi karena dibujuk atau didesak orang lain.

d. Wawancara antara klien dengan konselor, dengan tujuan membantu

mengambil keputusan yang sesuai dengan kondisi dan keinginannya,

serta pilihannya berdasarkan informasi yang lengkap tentang alat

kontrasepsi.
Modul Dinamika Kelompok

e. Wawancara yang mengarahkan calon peserta KB supaya bisa memilih

dan menggunakan cara KB yang sesuai dengan keadaan diri dan

kebutuhannya.

2. Pentingnya konseling KB adalah …

a. Untuk mengetahui kemantapan calon akseptor KB dalam memilih

dan menggunakan alat kontrasepsi KB

b. Untuk membantu calon peserta KB dalam memilih alat kontrasepsi

c. Untuk memperkenalkan program bangga kencana

d. Untuk pencapaian target peserta KB atau target pemakaian alat KB

tertentu.

e. Untuk menginformasikan alat dan obat kontrasepsi

3. Syarat yang harus dimiliki oleh Penyuluh KB dalam melaksanakan konseling KB

adalah …

a. Mampu mempengaruhi orang

b. Mampu menjalin kemitraan

c. Mampu membaca data dan informasi

d. Mampu melaksanakan penyuluhan

e. Memahami informasi tentang alat obat kontrasepsi

4. Salah satu cara konselor untuk meyakinkan bahwa keterangan yang

diberikan dapat dipahami oleh klien yaitu …

a. Memberikan pilihan

b. Memberikan ruang diskusi

c. Memberikan sesi bertanya

d. Mengulang penjelasan informasi

e. Menyimpulkan pendapat klien


Modul Dinamika Kelompok

5. Prinsip-prinsip konseling antara lain …

a. Konseling sama dengan pemberian nasehat.

b. Konseling lebih menyangkut sikap daripada perbuatan atau tindakan.

c. Konseling lebih berkenaan dengan pemecahan intelektual.

d. Konseling tidak menyangkut hubungan dengan orang lain.


e. Konseling mengusahakan perubahan yang berkenaan dengan

kehidupan sehari-hari.

6. Keterampilan konseling yang harus dimiliki oleh konselor adalah …

a. Keterampilan komunikasi, keterampilan bertanya dan

keterampilan memantapkan hubungan baik.

b. Keterampilan membantu klien mengambil keputusan,

keterampilan bertanya dan keterampilan mempengaruhi

klien.

c. Keterampilan mendengar aktif, keterampilan bertanya,

keterampilan menguasai kondisi

d. Keterampilan observasi dan memantapkan

hubungan baik, keterampilan komunikasi dan

keterampilan mendengarkan

e. Keterampilan observasi dan memantapkan hubungan baik,

keterampilan mendengar dan bertanya, keterampilan membantu

klien mengampil keputusan

7. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri percakapan konseling KB adalah …

a. Bertujuan untuk membantu calon peserta KB

b. Bertujuan untuk mengarahkan calon peserta KB

c. Tidak ada target pemakaian alat KB tertentu

d. Bersifat terbuka

e. Komunikasi dilakukan dua arah


Modul Dinamika Kelompok

8. Media untuk konseling yang menyerupai album gambar pada sisi luar yang

diperlihatkan kepada klien, dan terdapat keterangan pada sisi dalamnya

yang digunakan konselor yaitu …

a. Alokon KIT

b. Poster

c. Lembar balik

d. Q-Chard
e. Leaflet

9. Metode jangka panjang bagi pasangan yang ingin membatasi anak dan

ditujukan untuk peran suami adalah …

a. Metode Operasi Wanita (MOW)/Tubektomi

b. Metode Operasi Pria (MOP)/Vasektomi

c. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/Implan

d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/IUD

e. Suntikan KB

10. Berikut merupakan pola pemakaian kontrasepsi secara rasional adalah …

a. usia pernikahan ideal bagi perempuan adalah usia 20 tahun dan

untuk laki-laki 25 tahun

b. Ibu dibawah usia 20 tahun hendaknya menunda kehamilannya

c. Ibu diatas usia 20 tahun hendaknya menunda kehamilannya

d. Usia ibu diantara 20 – 40 tahun dapat mengatur/ menjarangkan

jarak kehamilannya

e. Usia ibu diatas 36 tahun maka harus mengakhiri

kesuburan atau kehamilannya


Modul Dinamika Kelompok

11. Berikut yang bukan merupakan persiapan sebelum melakukan konseling KB

adalah …

a. Menyiapkan bahan-bahan

b. Mengetahui kondisi klien

c. Mengetahui tujuan klien

d. Menentukan waktu dan tempat konseling

e. Menyiapkan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik

12. Kata kunci langkah-langkah konseling adalah SATU TUJU. T yang dimaksud

adalah …

a. Menanyakan, apa masalahnya apa yang ingin dikatakannya

b. Mengetahui kondisi, biarkan dia bercerita tentang kondisinya

c. Membantu mencocokkan alat KB dengan kondisinya


d. Menguraikan mengenal alat-alat KB yang ingin diketahuinya
e. Menjelaskan, alat KB yang akan dipakainya

13. Yang merupakan materi konseling KB yaitu …

a. Materi program kependudukan

b. Materi program pembangunan keluarga

c. Materi program KB

d. Materi program bangga kencana

e. Materi KB dan kesehatan reproduksi

14. Pelaksanaan konseling dalam situasi pandemic covid-19 yaitu …

a. Konseling tidak dilakukan

b. Intensitas konseling dikurangi

c. Melakukan konseling dengan menggunakan media

d. Melakukan konseling tatap muka

e. Melakukan konseling kelompok


Modul Dinamika Kelompok

15. Tanyakan, apakah dia masih ingin bertanya, dan beri kesempatan kalau

memang dia mau bertanya dan menjelaskan keinginannya. Hal ini termasuk

dalam langkah konseling ….

a. Tanyakan

b. Bantu

c. Uraikan

d. Ulangan

e. Jelaskan rinci

16. Praktik konseling KB dikatakan berhasil apabila …

a. Mendapat akseptor KB baru yang banyak

b. Dilakukan sesuai dengan tahapan wawancara dalam konseling

serta melakukan SATU TUJU

c. Calon akseptor banyak yang memilih metode MKJP

d. Dilakukan dengan SATU TUJU


e. Terlayaninya akseptor KB

17. Dalam proses konseling KB tidak terlepas dari peran…

a. Dokter

b. Bidan

c. Kader KB

d. Konselor

e. Klien
Modul Dinamika Kelompok

18. Tugas yang dilakukan PKB dalam membantu pengambilan keputusan calon

akseptor dalam pelayanan KB adalah …

a. Melakukan pembinaan akseptor KB

b. Menyusun bahan untuk melakukan penyuluhan

c. Membantu mengambil keputusan dalam pemilihan metode

d. Mengembangkan media untuk bahan konseling KB

e. Mendata calon akseptor dan menjadwal melakukan

pelayanan konseling KB

19. Hak klien sebagai calon akseptor KB antara lain …

a. Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan

b. Terekspose media sekalian untuk promosi

c. Informasi yang diberikan tentang tindakan yang

dilaksanakan kepadanya tidak utuh

d. Diarahkan dalam pemilihan metode KB yang akan digunakan

e. Tidak mendapatkan pelayanan yang prima

20. Yang harus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan konseling kita adalah

a. Membuat bahan-bahan penyuluhan yang mendukung

b. Menyusun jadwal agenda konseling

c. Menggerakkan mitra kerja

d. Mencatat perkembangan keterampilan konseling

(kelebihan dan kekurangan)

e. Mendata calon akseptor KB


Modul Dinamika Kelompok

Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Tes Sumatif

NO. JAWAB NO. JAWAB NO. JAWAB NO. JAWAB


1. D 6. E 11. E 16. B

2. A 7. B 12. A 17. D

3. E 8. C 13. E 18. E
4. C 9. B 14. C 19. A

5. b 10. B 15. D 20. D


Modul Dinamika Kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang dan Peraturan: BKKBN, UU RI No.52 Tahun 2009


Tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Jakarta

Peraturan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan

Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 19 Tahun 2018

Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga

Berencana.

Peraturan Kepala Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Nomor

24 Tahun 2017 Tentang Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan Dan

Pasca Keguguran.

BKKBN dan Kemenkes RI serta UNFPA, 2021. Pedoman Konseling menggunakan

lembar bali Alat Bantu Pengambilan Keputrusan ber-KB. Jakarta

BKKBN, 2018, Buku Saku Alokon untuk Provider Pelayanan KB Era JKN.

Jakarta BKKBN, 1992. Penuntun Konseling KB untuk PPLKB dan PLKB.

Jakarta.

Kemenkes RI, 2021, Pedoman Pelayanan Kontrasepsi dan Keluarga Berencana.

Jakarta Kemenkes RI, 2021, Modul Pelatihan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan di

fasilitas

pelayanan Kesehatan. Jakarta


Sri Rahayu, Ida Pujiastutik, 2016. Praktikum Kesehatan Reproduksi dan Keluarga

Berencana. Jakarta

Bahan tayang Penapisan Medis Menggunakan Metode Kriteria Kelayakan Medis

Untuk Kontrasepsi (KLOP), POKJA KB – KESPRO PP POGI, 2021, pada Pelatihan

Peningkatan Kapasitas Bagi Dokter Dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Bayi
Modul Dinamika Kelompok

di 120 Kab/Kota Lokus Percepatan Penurunan AKI & AKB Melalui Metode

Blended Learning. Ditkesga Kemenkes RI. Jakarta

dr. Nadia Octavia dari Tim Redaksi Klikdokter, Mengetahui Kb Yang Tepat Dengan

Lingkaran Kontraseps,i https://www.durex.co.id/blogs/explore-

sex/mengetahui- kb-yang-tepat-dengan-lingkaran-kontrasepsi/
Modul Dinamika Kelompok

BIODATA PENULIS

Sondang Ratna Utari lahir tanggal 14 Januari tahun

1971 di Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten

Kediri. Mengawali Pendidikan SD di Sekolah Dasar

Sukorejo, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kediri,

kemudian melanjutkan ditingkat SLTP di SMP Negeri

1 Kediri, dan tingkat SLTA di SMA Negeri 1 Kediri.

Pada tahun 1992 meraih sarjana S1 dari Fakultas

Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas Jember

dan pada tahun 2007 lulus S2 jurusan Manajemen

Sumber

Daya Manusia dari STIE ABI, Surabaya. Karirnya di BKKBN berawal 1994 sebagai

Penyuluh Keluarga Berencana di Kota Blitar, 2003 beralih profesi menjadi

Widyaiswara di Balatbang BKKBN Provinsi JATIM. 2007 mutasi ke BKKBN Pusat

sebagai widyaiswara di Pusat Pelatihan dan Kerjasama Internasional. 2010 mutasi

ke Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan sebagai

Widyaiswara, BKKBN Pusat dan pada tahun 2011 mutasi ke Pusat Pendidikan

dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana, BKKBN sebagai

Widyaiswara Ahli Madya dan berpengalaman melatih di BKKBN dan instansi lain,

BMKG, BNN, TNI, LEMSANEG, BIN, FK UNAIR, FKM UNAIR, FK Hang Tuah, FK

Wijaya Kusuma dan LSM/LSOM serta swasta baik perusahaan nasional maupun

asing. Juga sebagai Narasumber Seminar, Talkshow tingkat Nasional, Provinsi

dan Kabupaten/Kota. Agustus 2017 dilantik menjadi Kepala Bidang Advokasi,

Penggerakan dan Informasi di Perwakilan BKKBN Provinsi KALBAR. April Tahun

2018 menjadi Kepala Bidang Latbang di Perwakilan BKKBN Provinsi KALBAR. 17

Juli 2020 dilantik menjadi Widyaiswara Ahli Madya di BKKBN Pusat hingga saat ini.
Modul Dinamika Kelompok

Selama 28 tahun di BKKBN berkesempatan mengikuti berbagai macam

pendidikan dan pelatihan, di dalam dan luar negeri serta terlibat dalam berbagai

kegiatan di tingkat nasional dan internasional. Seorang seniman, sebagai musisi,

pencipta lagu, vokalis, pelukis dan koreografer yang berpengalaman hingga

manca negara. Email: sondangratna@gmail.com


Modul Dinamika Kelompok

Retnoningsih Suharno, S.Pd, lahir di Klaten,


sebuah kota kecil diantara Yogyakarta dan Solo pada
tanggal 11 Maret 1982, merupakan anak sulung dari 3
bersaudara. Mengawali pendidikan pada Sekolah Dasar
Negeri 01 Manjung dan tamat tahun 1994, kemudian
melanjutkan ditingkat SLTP dan SMA yang semuanya
diselesaikan di Klaten, pada tahun 2005 gelar sarjana
pendidikan berhasil diraih di Universitas Negeri
Semarang (UNNES), yang dulu bernama IKIP Semarang
jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Sempat
menjadi guru di sebuah sekolah di Klaten, dan menjadi tim
monitoring evaluasi program DBE2 di Klaten, Jawa
Tengah. Sekarang tengah menempuh jenjang magister di
UNJ.
Pada tahun 2009 mulai bekerja di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang
sekarang berganti nama menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,
ditempatkan pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai dan Tenaga program (PULAP)
yang sekarang menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (PUSDIKLAT KKB) hingga sekarang. Tahun 2011 mengikuti Diklat Calon
Widyaiswara, dan sejak tahun 2012 sampai sekarang menjadi widyaiswara pada Pusdiklat
KKB.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta

BERENCANA ITU KEREN


@BKKBNofficial

Anda mungkin juga menyukai