Anda di halaman 1dari 62

Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Hak Cipta BKKBN @ 2021

PERANGKAT PELATIHAN FUNGSIONAL PENJENJANGAN


PENYULUH KELUARGA BERENCANA KATEGORI KEAHLIAN

Edisi Tahun 2021

Pengarah :
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN
Prof. Rizal Damanik, Ph.D

Penanggung Jawab:
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Dr. Lalu Makripuddin, M.Si.

Penyusun:
Afif Miftahul Majid, S.Sos
Achmad Sopian, M.Pd

Kontributor:
Bayu Adhika, SE, M.Pd

Tim Teknis:
Iwan Tri Haryanto, S.Pd

Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013 Telp. (021) 8098018; ext.631 Fax.(021) 8008558
www.bkkbn.go.id
www.elearningbkkbn.go.id

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


i Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

KATA SAMBUTAN

DEPUTI BIDANG PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BKKBN

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT,


Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya yang
diberikan kepada kita. Berdasarkan amanat Undang-
Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) mempunyai tugas melaksanakan pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
Indikator Rencana Strategis BKKBN 2020-2024 yaitu,
Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS
usia 15-49 tahun turun menjadi 2,1 rata-rata anak per wanita; Angka Prevalensi
Kontrasepsi Modern (Modern Contraceptive Prevelance Rate/mCPR) naik menjadi
63,41%; Persentase ber-KB yang tidak terpenuhi/unmet need turun mejadi 7,40%;
Angka Kelahiran Remaja Usia 15-19 Tahun/Age Specific Fertility Rate 15-49 turun
menjadi 18 per 1000 kelahiran WUS 15-19; Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga)
naik menjadi 61,00 poin; dan Indeks Media Kawin Pertama Perempuan (MUKP) naik
menjadi 22,1 tahun. Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, BKKBN
melaksanakan kebijakan dan strategi di bidang Bangga Kencana (Pembangunan
Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 21 tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga
Berencana, Pasal 15 ayat (1) huruf d, menyatakan bahwa Penyuluh KB Kategori
Keterampilan yang memperoleh ijazah S-1 (Strata-Satu)/D-4 (Diploma-Empat) dapat
diangkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh KB Kategori Keahlian, dengan syarat
telah mengikuti dan lulus diklat penjenjangan fungsional di bidang Program Bangga
Kencana untuk Kategori Keahlian. Oleh karena itu pelatihan ini diselenggarakan untuk
memfasilitasi Penyuluh KB Kategori Keterampilan untuk menjadi Penyuluh KB
Kategori Keahlian. Walaupun pelatihan yang diselenggarakan melalui e-learning/jarak
jauh, tidak mengurangi substansi dan semangat kita untuk mencapai tujuan pelatihan
yang telah ditetapkan.

Kami menyambut baik penerbitan Perangkat Pelatihan Penjenjangan Penyuluh


Keluarga Berencana Kategori Keahlian melalui e-Learning berupa kurikulum, modul

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


ii Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pelatihan tersebut. Perangkat
pelatihan ini sangat berguna bagi peningkatan kapasitas Penyuluh KB yang akan naik
pangkat/jabatan menjadi Penyuluh KB Ahli.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh penyusun


perangkat pelatihan ini yang diinisiasi oleh Pusdiklat Kependudukan dan Keluarga
Berencana BKKBN atas dukungan, komitmen dan peran sertanya dalam
meningkatkan kualitas SDM Aparatur dan Pelaksana Program Bangga Kencana
Sekian dan terima kasih.
Wassalammu’alaikum wr. wb.

Jakarta, 24 Maret 2021


Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian
dan Pengembangan

Prof. Rizal Danamik, Ph.D

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


iii Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA-BKKBN

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,


Tuhan Yang Maha Esa, atas izin dan ridhonya, telah
selesai disusun Perangkat Pelatihan Penjenjangan
Penyuluh Keluarga Berencana Kategori Keahlian melalui
e-Learning berupa kurikulum, modul dan media
pembelajaran.

Kami, atas nama Pusdiklat Kependudukan dan KB


menyambut baik atas diterbitkannya Perangkat Pelatihan
Penjenjangan Penyuluh Keluarga Berencana Kategori
Keahlian melalui e-Learning berupa kurikulum, modul dan
media pembelajaran yang akan digunakan dalam pelatihan tersebut. Perangkat
pelatihan ini sebagai bagian dari fasilitasi bagi Penyuluh KB untuk mengikuti pelatihan
penjenjangan yang akan naik pangkat/jabatan dari Terampil ke Ahli dan juga sebagai
upaya dalam meningkatkan profesionalitas dan standar kompetensi Penyuluh KB
BKKBN.

Kepada para Penyuluh KB, selamat mempelajari perangkat pelatihan ini, gunakan
dengan sebaik-baiknya sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan dan kami
harapkan dapat diterapkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Jabatan Penyuluh
KB Ahli dengan semakin baik lagi dan akan dapat bermanfaat bagi kemajuan program
Bangga Kencana.

Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepada para Penyusun, Kontributor dan semua pihak yang terlibat dalam
menyelesaikan Perangkat Pelatihan Penjenjangan Penyuluh Keluarga Berencana
Kategori Keahlian melalui e-Learning berupa kurikulum, modul dan media
pembelajaran. Semoga hasil yang diperoleh dari pelatihan ini sesuai dengan yang kita
harapkan, dan semoga apa yang telah disumbangkan, mendapat balasan pahala

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


iv Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

yang berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menerima kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan penyusunan perangkat pelatihan ini pada edisi-
edisi mendatang.

Sekian dan terima kasih.


Wassalammu’alaikum wr. wb.
Jakarta, 24 Maret 2021
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana

Dr. Lalu Makripuddin, M.Si

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


v Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1


A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Deskripsi singkat ................................................................................2
C. Manfaat Modul Bagi Peserta ..............................................................2
D. Tujuan Pembelajaran .........................................................................2
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ..................................................2
F. Petunjuk Belajar ..................................................................................3

BAB II KINERJA BERBASIL HASIL (OUTPUT)........ ........................................4


A. Pengertian Kinerja .................................................................................4
B. Kriteria Penilaian Kinerja .......................................................................6
C. Jenis-jenis Penilaian Kinerja ..................................................................8
D. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ......................................................9
E. Rangkuman ..........................................................................................10
F. Latihan..................................................................................................10
G. Evaluasi Formatif ..................................................................................10
H. Umpan Balik .........................................................................................12

BAB III PENYUSUNAN RENCANA KERJA .....................................................13


A. Dasar Penyususnan Rancangan Kinerja ..............................................13
B. Langkah-Langkah Dalam Menentukan Rancangan Kerja ....................13
C. RencanaKerja PKB...............................................................................13
D. Metode Kerja Untuk Pencapaian Hasil .................................................14
E. Rangkuman ..........................................................................................17
F. Latihan..................................................................................................17
G. Evaluasi Formatif ..................................................................................17
H. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ...........................................................19

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


vi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

BAB IV MOTIVASI KERJA .................................................................................22


A. Pengertian Motivasi ..............................................................................22
B. Prinsip Dalam Motivasi .........................................................................22
C. Sumber Motivasi Kerja .........................................................................22
D. Rangkuman ..........................................................................................23
E. Latihan..................................................................................................23
F. Evaluasi Formatif 3 ...............................................................................24
G. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ...........................................................25

BAB V MEKANISME PROSEDUR KERJA ........................................................27


A. Pengertian Mekanisme Kerja PKB .......................................................27
B. Mekanisme Kerja PKB..........................................................................27
C. Rangkuman .........................................................................................45
D. Latihan .................................................................................................45
E. Evaluasi Formatif 6 ...............................................................................46
F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ...........................................................47

BAB VI PENUTUP ..............................................................................................50


A. Kesimpulan ...........................................................................................50
B. Evaluasi ...............................................................................................50
C. Kunci Jawaban .....................................................................................50
D. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ...........................................................51
Daftar Pustaka ..................................................................................................52

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


vii Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sebagai ujung tombak program, PKB memiliki peran strategis dalam


mensukseskan program BanggaKencana, tentu tidak semudah diatas kertas,
tantangan dan dinamika pasti dihadapi. Karena itu perlu perlu memahami dan memiliki
keterampilan dalam mejalankan tugas pokoknya setiap kerja yang dihasilkan perlu
dilihat apa yang menjadi output atau hasilnya sehingga setiap pekerjaan memiliki
indikator yang jelas dan terukur

Penilaian suatu kinerja selalu didasarkan pada kriteria atau indikator yang diilhami
oleh suatu paradigma yang dianut. Apabila paradigma yang dianut adalah lebih
didasarkan pada manajemen klasik, maka kriteria karakter pegawai, sikap dan tingkah
lakunya akan menjadi penting. Akan tetapi kalau paradigma yang dianut lebih
mengarah pada manajemen sumber daya manusia, maka hasil dan partisipasi, inisiatif
dan pengembangan pegawai akan menjadi pusat perhatian. Bila paradigma yang
dianut adalah paradigma Good Goverance maka kedua – duanya akan menjadi sama
pentingnya karena disamping harus bekerja profesional dan harus akuntabel terhadap
apa yang telah dijanjikan kepada publik, aspek transparansi responsifitas dan
sebagainya juga harus diperhatikan.

Faktor yang mempengaruhi bahkan menentukan kualitas kinerja pegawai adalah


motivasi, pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai itu sendiri. Sedangkan
manajemen kinerja dan lingkungan kerja berfungsi sebagai pendorong bagi pegawai
untuk lebih berpartisipasi, dalam arti apabila manajemen kinerja memberikan harapan
dan lingkungan kerja mempengaruhi individu sesuai dengan kebutuhan tugas
pegawai yakni lingkungan yang kondusif dan menyenangkan. maka diharapkan modul
ini dapat menjadi sumber pengayaan yang dapat membantu dalam melakukan
pengambilan keputusan sesuai dengan tingkat kewenangannya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


1 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

B. Deskripsi Singkat

Modul ini membahas kinerja berbasis hasil, penyusunan rencana kerja, motivasi
kerja dan mekanisme kerja PKB.

C. Manfaat Modul

Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta diklat untuk membekali
pengetahuan dan keterampilan tentang kerja berorientasi pada hasil sehingga dapat
meningkatkan profesionalisme sebagai Penyuluh Keluarga Berencana.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu mempraktikkan kerja yang


berorientasi pada hasil.

2. Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:

a. Menjelaskan tentang Kinerja berbasis Output;


b. Menguraikan Penyusunan Rencana Kerja;
c. Menguraikan Motivasi kerja;
d. Mempraktikkan Mekanisme Kerja PKB.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

1. Menjelaskan tentang Kinerja berbasis Output


a. Pengertian kinerja
b. Kriteria penilaian kinerja
c. Jenis-jenis penilaian kinerja
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
2. Menguraikan Penyusunan Rencana Kerja
a. Dasar Penyusunan Rencana Kerja
b. Langkah-langkah Dalam Menentukan Rencana Kerja
c. Rencana Kerja PKB

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


2 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

d. Metode Kerja Untuk Pencapaian Hasil

3. Menguraikan motivasi kerja


a. Pengertian motivasi
b. Prinsip dalam motivasi
c. Sumber motivasi kerja
4. Mempraktikkan Mekanisme Kerja PKB
a. Pengertian mekanisme kerja PKB
b. Mekanisme kerja PKB

F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa
petunjuk antara lain sebagai berikut:

1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1
(satu) dan seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi
pada tahap awal, jangan membaca materi pada halaman berikutnya.
Lakukan pengulangan pada halaman tersebut sampai Anda benar-benar
memahaminya.
2. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau
sub bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator yang
sekiranya dapat membantu untuk memahami materi modul ini.
3. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya
Anda mengerjakan latihan dengan menjawab soal-soal yang sudah
disediakan.
4. Jika Anda masih belum bisa menjawab, lakukan pengulangan untuk
hingga Anda benar-benar bisa mengerjakan latihan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


3 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

BAB II

KINERJA BERBASIS HASIL (OUTPUT)

Indikator Hasil Belajar:.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat


menunjukkan kinerja berbasis hasil (output)

A. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Bisa dikatakan pula kinerja
sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan
secara individu, kelompok maupun lembaga/organisasi (Schermerhorn, Hunt and
Osborn:1991)
Menurut Notoatmodjo bahwa kinerja tergantung pada kemampuan pembawaan
(ability), kemampuan yang dapat dikembangkan (capacity), bantuan untuk
terwujudnya performance (help), insentif materi maupun nonmateri (incentive),
lingkungan (environment), dan evaluasi (evaluation). Kinerja dipengaruhi oleh
kualitas fisik individu (keterampilan dan kemampuan, pendidikan dan keserasian),
lingkungan (termasuk insentif dan noninsentif) dan teknologi.
Secara umum kinerja didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan seseorang dalam
melaksanakan pekerjaannya. Robbins (2001) menjelaskan bahwa kinerja merupakan
suatu hasil yang dicapai oleh pekerjaan dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu
yang berlaku untuk suatu pekerjaan.
Menurut Bastian) 2001) menyatakan bahwa, kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/ kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam
perumusan skema strategis suatu organisasi. Anwar Prabu Mangkunegara (2000)
berpendapat bahwa kinerja ( prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


4 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya . Selanjutnya Seymour (1991), kinerja
merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan tugas yang dapat
diukur. Kinerja sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.
Byar dan Rue (1984) mendefinisikan, kinerja merupakan derajat penyelesaian
tugas yang menyertai pekerjaan seseorang. Kinerja adalah yang merefleksikan
seberapa baik seseorang individu memenuhi permintaan pekerjaan.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa kinerja karyawan
merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target
tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja seseorang dikatakan baik
apabila hasil kerja individu tersebut dapat melampaui peran atau target yang
ditentukan sebelumnya.
Manajemen Kinerja (performance management), menurut pendapat Bacal
(1999:4), memandang manajemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan
secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya.
Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta
pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Proses komunikasi
merupakan suatu sistem yang memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus
diikutsertakan, apabila manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi
organisasi, manajer dan karyawan.
Menurut Armstrong (2004:29) lebih melihat manajemen kinerja sebagai sarana
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara
memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standard dan
persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati. Armstrong juga memperbaharui
perumusannya dengan menyatakan bahwa manajemen kinerja adalah proses
sistematis untuk memperbaiki kinerja organisasional dengan mengembangkan kinerja
individual dan tim. Merupakan sarana untuk mendapatkan hasil lebih baik dengan
memahami dan mengelola kinerja dalam kerangka kerja yang yang disepakati tentang
tujuan terencana, standard dan persyaratan kompetensi (Armstrong 2009:9).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


5 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

B. Kriteria Penilaian Kinerja


Dengan menetapkan berbagai target dalam bekerja, dituntut untuk semaksimal
mungkin mencapai tujuan tersebut. Apabila hasilnya tidak sampai pada target,
tentunya diperlukan penilaian kerja untuk mengetahui alasannya. Tidak hanya pada
hasil akhirnya, tetapi proses dalam menyelesaikan pekerjaan juga turut jadi
pertimbangan. 9 kriteria penilaian kinerja yang efektif yaitu:

1. Kepemimpinan: termasuk salah satu parameter penting dalam sistem penilaian


kinerja. Leadership atau kepemimpinan ini sangat berguna di dalam sebuah
pekerjaan. Faktor ini dinilai pada kinerja utama karyawan untuk melihat potensi
dalam memimpin. Bakat tersebut berguna tidak hanya dalam tanggung jawabnya
menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Jiwa kepemimpinan dapat memberikan
pengaruh positif terhadap lingkungan kerjanya.
Contoh: seorang karyawan dapat memotivasi rekan kerja lainnya, sehingga
mereka pun selalu semangat dalam bekerja dan memberikan yang terbaik untuk
lainnya.
2. Disiplin: Cara mengevaluasi kinerja bisa juga dilihat dari kedisiplinan, baik dalam
urusan menyelesaikan pekerjaan sampai mengikuti berbagai peraturan yang telah
dibuat manajemen perusahaan. Disiplin ketika membuat perencanaan
pekerjaannya tentu akan sangat berpengaruh terhadap ketepatan waktu dalam
menyelesaikan tanggung jawabnya.
3. Kualitas Pekerjaan: Dalam menyelesaikan tanggung jawab menyelesaikan
pekerjaan, tidak hanya kecepatan tetapi tentunya kualitas pekerjaanpun butuh di
pertimbangkan. Penilaian atas hasil pekerjaan diperlukan agar standar mutu tetap
terjaga. Segi kualitas pekerjaan harus tetap stabil dan kalau bisa semakin baik
setiap harinya.
4. Kecepatan Menyelesaikan Pekerjaan: Setelah tadi ada kualitas pekerjaan,
kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan pun termasuk parameter yang
diperhitungkan dalam penilaian kinerja. Namun demikian, kecepatan dalam
bekerja bukan berarti hasil pekerjaannya ngasal tetap harus mengikuti standard
dan punya kualitas terbaik. Dengan begitu, walaupun ditempa deadline padat
sekalipun mereka akan bisa menyelesaikannya sebaik mungkin.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


6 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

5. Pengetahuan Seputar Pekerjaan: Dengan pengetahuan yang mereka miliki soal


deskripsi kerjanya, tentu diharapkan hasil pekerjaannyapun haruslah yang baik.
Akan menjadi nilai plus apabila ada faktor kesesuaian disiplin ilmu dengan
penempatan bidang kerja. Maka dari itu, pengetahuan seputar pekerjaan yang
diemban sangatlah krusial agar semua pekerjaan dapat diselesaikan secara
berkala dengan kualitas baik.
6. Kepercayaan Diri: Kepercayaan diri dapat juga menjadi salah satu cara
mengevaluasi kinerja. Hal tersebut berguna dalam melihat sejauh mana
kontribusi mereka ketika menyelesaikan pekerjaannya. Cara membuat
seseorang tetap percaya diri dengan hasil kerjanya, bisa kita berikan pujian
apabila memang kualitas yang diberikan sangatlah bagus. Dan ketika melakukan
kesalahan, maka berilah arahan.
Contoh: Ketika karyawan percaya diri dengan hasil kerjanya, mereka tidak akan
terlalu bergantung terhadap karyawan lain. Dengan demikian, pekerjaan masing-
masing karyawan tidak terganggu.
7. Kemampuan Menyesuaikan Diri: Cara mengevaluasi kinerja karyawan
selanjutnya datang dari cara beradaptasi di lingkungan kerja. Kemampuan
menyesuaikan diri ini penting karena berkaitan erat dengan hasil kerja. Pekerjaan
yang membutuhkan komunikasi yang intensif antar sesame akan sangat
tergantung pada kemampuan mereka menyesuaikan diri.
Contoh: Bila seseorang dapat dan mampu menyesuaikan diri dengan baik, itu
akan menunjang visi dan misi. Selain itu menjalin komunikasi dan hubungan
dengan rekan kerja lainpun juga tidak sulit apabila bisa beradaptasi dengan cepat.
8. Kerjasama Dalam Tim: Parameter mengevaluasi kinerja seseorang perlu dilihat
juga dari cara mereka bekerjasama dengan rekan kerja lainnya. Kemampuan
mereka dalam bekerjasama sangat berperan dalam menentukan kinerja mereka.
Kalau tidak bisa bekerjasama dengan rekan satu timnya, tentu pekerjaan bisa
berantakan dan tidak terselesaikan dengan baik. Kemampuan individu
menyelesaikan tanggung jawab masing-masing memang penting, namun
demikian kerjasama juga dibutuhkan dalam pekerjaan. Dengan kerjasama tim
yang efektif, terbuka peluang untuk pengalaman berharga ataupun megatasi

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


7 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

segala persoalan yang berkaitan di dalam berbagai pekerjaan. Semua ini bisa
terjadi dengan baik apabila ada kerjasama yang baik.
9. Kemampuan Menyampaikan Ide: Cara mengevaluasi kinerja seseorang dapat
dilakukan salah satunya dengan melihat bagaimana kemampuan mereka
menyampaikan ide. Apabila seseorang memiliki ide yang cemerlang namun
mereka menyimpannya sendiri tentu akan percuma. Kemampuan
menyampaikan gagasan kepada orang lain cukup penting karena akan
mempunyai nilai sendiri bagi seorang karyawan. Bisa saja berangkat dari ide
yang dimiliki karyawan tersebut dapat diciptakan inovasi.
Contoh: ketika brainstorm ide-ide kreatif sangatlah dibutuhkan. Dari sini bisa
dilihat karyawan mana yang aktif menyampaikan idenya untuk dinilai sebagai
bagian dari parameter penilaian kinerja.

C. Jenis-Jenis Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja atau performance appraisal adalah proses kinerja individual
diukur dan dievaluasi. Penilaian kinerja menjawab pertanyaan, seberapa baik pekerja
berkinerja selama periode waktu tertentu (Bacal, 2012,85).

Ada 5 (lima) jenis penilaian kinerja yaitu:


1. Penilaian hanya oleh atasan, yaitu cepat dan langsung dan dapat mengarah;
2. Penilaian oleh kelompok, atasan dan atasannya lagi bersama-sama membahas
kinerja dari bawahannya yang dinilai yaitu obyektifitas lebih akurat dibandingkan
kalau hanya oleh atasannya sendiri dan individu yang dinilai tinggi dapat
mendominasi penilai;
3. Penilaian melalui keputusan komite, sama seperti pada pola sebelumnya kecuali
manajer yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil keputusan akhir hasil
didasarkan pada pilihan mayoritas;
4. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan dan penilaian oleh bawahan sama
seperti kelompok staf, namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembangan atau
departemen SDM yang bertindak sebagai peninjau independen;

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


8 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

5. Penilaian yang dilakukan oleh bawahan dan sejawat.


Permasalahan Penilaian Kinerja
Harvard Business Essentials (2006:86) mengingatkan bahwa dalam penilaian
kinerja perlu dihindari adanya dua masalah. Pertama, penilaian kinerja hanya akan
berharga apabila dilakukan secara serius dan dengan perhatian dan obyektifitas.
Kekurangan akan hal ini akan menjadi kebiasaan birokratis yang mengganggu orang
dan memakan waktu. Kedua, Atasan tidak terlalu baik mengukur kinerja, sebagai
hasilnya adalah pertimbangan objektif karena diwarnai oleh kepribadian, emosi dan
memori selektif.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


1. Lingkungan Kerja, yang sangat mempengaruhi pada keoptimalan kerja. Pasalnya
kondisi tempat kerja yang sehat akan memberikan efek positif pada psikologi
karyawan;
2. Sarana dan Prasarana, yang dapat menunjang kinerja karyawan. Selalu
perhatikan apakah fasilitas yang ada masih dapat berfungsi dengan baik atau
perlu perbaikan hingga pergantian;
3. Tanggung Jawab dan Pembagian Tugas, perlunya pembagian tugas yang jelas
agar alur pekerjaan dan skala prioritas akan berjalan lebih mudah. Perlu diketahui
juga jika pemberian tugas kepada karyawan harus sesuai, karena bukan tidak
mungkin jika kurang tepatnya pendelegasian tugas akan membuat kinerja
pekerjaan menurun atau tidak maksimal;
4. Cara Komunikasi, menjadi unsur dalam dunia kerja bukan saja memperlancar
penyampaian pesan, namun juga mempengaruhi motivasi ketja, dan menjauhkan
konflik yang mungkin terjadi dalam pekerjaan;
5. Gaya Kepemimpinan, pengambilan keputusan yang tepat, karena setiap orang
memiliki karakter dan gaya kepemimpinannya masing-masing yang
mempengaruhi kepada kinerja karyawan;
6. Career Development, meningkatkan performa pekerjaan, meningkatkan loyalitas,
serta mendorong motivasi karyawan;
7. Bonus dan Insentif, untuk meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


9 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

E. Rangkuman
Kinerja karyawan merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk
mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja
seseorang dikatakan baik apabila hasil kerja individu tersebut dapat melampaui peran
atau target yang ditentukan sebelumnya.
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan
dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya

Manajemen kinerja merupakan suatu rangkaian dari keberhasilan yang diawali


dengan merumuskan dan penetapan tujuan yang hendak dicapai. Seberapa jauh
tujuan yang akan dicapai, akan mencerminkan hasil kerja atau prestasi kerja.

F. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan konsep kinerja menurut pendapat anda !
2. Uraikan jenis-jenis penilaian kinerja
3. Bagaimana anda menyelesaikan kerjasama dalam tim dalam kinerja !
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kinerja !
5. Jelaskan manajemen kinerja dihubungkan dengan tupoksi anda di wilayah kerja!

G. Evaluasi Formatif 1
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling
tepat!

1. Kinerja karyawan merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk


mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri.
Merupakan kesimpulan dari…
a. Kinerja
b. Mencari Nafkah
c. Pekerjaan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


10 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

d. Kerja keras
e. Kerjasama
2. Armstrong (2009) menyatakan bahwa manajemen kinerja adalah proses
sistematis untuk memperbaiki kinerja organisasional dengan mengembangkan
kinerja individual dan…
a. Lainnya
b. Tim
c. Bersama
d. Semua
e. Kita
3. 9 (Sembilan) kriteria penilaian kinerja yang efektif, faktor ini dinilai pada kinerja
utama karyawan yaitu:
a. Kualitas pekerjaan
b. Disiplin
c. Kepemimpinan
d. Pengetahuan tentang pekerjaan
e. Kecepatan menyelesaikan pekerjaan
4. Penilaian kinerja atau performance appraisal adalah proses kinerja individual
diukur dan dievaluasi dapat dilakukan oleh…
a. Orang di luar kantor
b. Atasan
c. Keluarga
d. Sanak family
e. Teman beda kantor

5. Faktor yang menjadi unsur dalam dunia kerja bukan saja memperlancar
penyampaian pesan, namun juga mempengaruhi motivasi ketja, dan menjauhkan
konflik yang mungkin terjadi dalam pekerjaan adalah…
a. Tanggung jawab
b. Membagi tugas
c. Sarana prasarana
d. Insentif
e. Cara Komunikasi

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


11 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Bapak Ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab
ini, silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang
lengkap dikurangi nilainya. Berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan = __________________________________ X 100 %

10

Keterangan hasil perhitungan rumus diatas sebagai berikut :

Tingkat persentase Kategori penilaian


penguasaan jawaban

90 – 100% Baik sekali

80- 90 % Baik

70-79 % Cukup

60-69 % Kurang

0 - 59 % Kurang sekali- buruk

Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas sebagai berikut:

✓ Apabila hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah
dapat menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali,
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab selanjutnya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


12 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

BAB III

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

Indikator Hasil Belajar:.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat


menyusun rencana kerja

A. Dasar Penyusunan Rencana Kerja


Rencana kerja adalah serangkaian tujuan dan proses yang bisa membantu tim
dan/atau seseorang untuk mencapai tujuan. Rencana kerja membantu mengerjakan
pekerjaan secara teratur. Melalui rencana kerja akan memecah proses jadi tugas–
tugas penting yang ringan sekaligus mengetahui apa saja yang ingin dicapai.
Rencana kerja yang baik harus dimulai dengan menentukan tujuan yang jelas dalam
bentuk visi atau target yang ingin dicapai. Rencana kerja membantu untuk mengubah
kondisi saat ini dengan mencapai tujuan yang diinginkan. Agar tujuan bisa tercapai
dengan menyesuaikan dan mampu menyusun rencana yang baik.

B. Langkah-langkah Dalam Menentukan Rencana Kerja


1. Tentukan untuk apa rencana kerja disusun;
2. Tulis pendahuluan dan latar belakang;
3. Tentukan tujuan dan target;
4. Susun rencana kerja dengan target-target yang ”SMART”;
5. Cantumkan sumber daya yang dimiliki;
6. Kenali batasan yang ada;
7. Siapa yang bertanggung jawab;
8. Tulis strategi.

C. Rencana Kerja PKB


1. menyusun rencana kerja mingguan Program KKBPK di wilayah binaan;
2. menyusun rencana kerja bulanan Program KKBPK di wilayah binaan;
3. menyusun rencana kerja tahunan Program KKBPK di wilayah binaan;

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


13 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

4. monitoring dan evaluasi Program KKBPK di tingkat kecamatan;


5. melakukan persiapan fasilitasi pelayanan KKBPK di tingkat kecamatan;
6. melaksanakan fasilitasi pelayanan KKBPK di tingkat kecamatan;
7. melakukan advokasi ke tokoh formal di tingkat kecamatan;
8. melakukan advokasi ke tokoh informal di tingkat kecamatan;
9. melakukan fasilitasi kemitraan dengan organisasi formal di tingkat kecamatan;
10. melakukan fasilitasi kemitraan dengan organisasi informal di tingkat
kecamatan;
11. mengembangkan media KIE berbasis teknologi informasi di tingkat daerah
kabupaten/kota;
12. menyajikan hasil pengembangan media KIE berbasis teknologi informasi.

D. Metode Kerja Untuk Pencapaian Hasil

Hal yang menarik bagi seorang Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah
dalam menjalankan tugasnya telah diberikan / ditetapkan wilayah kerja. Di wilayah
inilah seharusnya seorang PKB akan mengabdikan dirinya dengan seluruh
kemampuan yang ada. Wilayah yang dibina tentu harus diisi dan dikembangkan
dengan Program Bangga Kencana.
Metode kerja seorang Penyuluh Keluarga Berencana adalah melakukan
Penyuluhan, Pelayanan, Penggerakan dan Pengembangan Program Bangga
Kencana. Oleh karena itu seorang PKB yang akan berhasil melakukan kegiatannya
harus mendalami dan memiliki kemampuan untuk melakukan penyuluhan, pelayanan,
penggerakan dan pengembangan kepada masyarakat.
Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Indonesia Nomor 21 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana, hasil kerja tugas jabatan bagi Penyuluh KB Kategori Keahlian
sesuai dengan jenjang, Penyuluh KB Ahli Pertama, meliputi:
1. Dokumen hasil perencanaan Program KKBPK melalui musrenbang di tingkat
desa/kelurahan;
2. Dokumen hasil perancangan instrument pendataan;
3. Dokumen hasil uji instrument pendataan;

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


14 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

4. Dokumen hasil pendataan keluarga di tingkat daerah kabupaten/kota;


5. Laporan melakukan sarasehan hasil pendataan di tingkat kecamatan;
6. Peta pendataan IMP di tingkat daerah kabupaten/kota;
7. Laporan hasil perancangan kegiatan pameran KKBPK di tingkat kecamatan;
8. Laporan hasil melakukan KIE melalui media massa;
9. Laporan hasil penilaian lomba Program KKBPK di tingkat kecamatan;
10. Laporan penyusunan materi rakor/raker KKBPK di tingkat daerah
kabupaten/kota;
11. Laporan evaluasi Program KKBPK di tingkat daerah kabupaten/kota;
12. Laporan hasil pembinaan Poktan BKB di tingkat daerah kabupaten/kota;
13. Laporan hasil pembinaan Poktan BKR di tingkat daerah kabupaten/kota;
14. Laporan hasil pembinaan Poktan BKL di tingkat daerah kabupaten/kota;
15. Laporan hasil pembinaan Poktan UPPKS di tingkat daerah kabupaten/kota;
16. Laporan hasil pembinaan Poktan PIK-R di tingkat daerah kabupaten/kota;
17. Laporan hasil melaksanakan pembinaan Poktan kegiatan social lainnya di
tingkat daerah kabupaten/kota;
18. Rencana kerja mngguan Program KKBPK di wilayah binaan;
19. Rencana kerja bulanan Program KKBPK di wilayah binaan;
20. Rencana kerja tahunan Program KKBPK di wilayah binaan;
21. Laporan hasil monitoring dan evaluasi Program KKBPK di tingkat kecamatan;
22. Laporan hasil persiapan fasilitasi pelayanan KKBPK di tingkat daerah
kabupaten/kota;
23. Laporan hasil fasilitasi KKBPK di tingkat daerah kabupaten/kota;
24. Laporan hasil advokasi ke tokoh informal di tingkat kecamatan;
25. Laporan hasil advokasi ke tokoh informal di tingkat kecamatan;
26. Laporan hasil fasilitasi kemitraan dengan organisasi formal di tingkat
kecamatan;
27. Laporan hasil fasilitasi kemitraan dengan organisasi informal di tingkat
kecamatan;
28. Dokumen hasil pengembangan media KIE berbasis teknologi informasi di
tingkat daerah kabupaten/kotaLaporan hasil pengembangan media KIE
berbasis teknologi informasi.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


15 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Untuk capaian hasil yang baik maka setiap PKB harus merujuk kembali pada dua
hal yaitu Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) dan Sasaran Kinerja Pegawai
/ SKP, dimana dua hal ini menjadi acuan dalam menjalankan tugas sehari hari.
Metode Kerja yang harus dilakukan yaitu :
1. Menetapkan Tujuan
Setiap PKB harus menetapkan tujuan dari apa yang akan dikerjakannya.
Seperti pembentukan poktan, pembinaan poktan atau pembinaan akseptor
Keluarga Berencana. Tujuan ini harus jelas.
2. Menyusun Rencana Kerja
Bagi PKB ada 3 rencana yang dibuat. Rencana tahunan yang merupakan
keseluruhan rencana yang akan dikerjakan dalam tahun berjalan dari minggu
pertama bulan Januari sampai minggu terakhir bulan Desember. Rencana
tahunan ini juga bisa diartikan dari SKP yang akan dibuat oleh seorang PKB.
Rencana tahunan harus dijabarkan dalam bulanan sehingga pada akhirnya
rencana bulanan itu akan di urai lebih rinci lagi dalam rencana mingguan. Maka
seorang PKB akan membuat 1 rencana tahunan, 12 rencana bulanan dan lebih
kurang 52 rencana mingguan.
3. Tahapan Kerja
Dalam melaksanakan rencana kerja seorang PKB harus membuat tahapan-
tahapan yang akan dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Tahapan
tahapan ini akan memudahkan pelaksana dalam mencapai hasil yang baik.
Sudah seharusnya membuat Standar Operasional Prosedur / SOP sehingga
siapa saja nantinya yang akan melaksanakan dapat mengikuti dan berhasil
dengan baik.
4. Tim Kerja
Tentu PKB dalam melakukan kegiatan harus melibatkan kader, baik PPKBD,
Sub PPKBD, kader poktan dan ini adalah tim yang seharusnya selalu dipupuk
dan dibina oleh PKB dalam setiap melakukan kegiatan. Tim kerja adalah cara
jitu dalam menumbuhkan semangat kerja. Pembagian kerja akan memudahkan
tahapan berikutnya yaitu pelaksanaan.
5. Pelaksanaan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


16 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Dikala semua yang diatas sudah dilakukan maka pelaksanaan sebuah kegiatan
akan lebih terarah. Menghasilkan daya dukung dan daya ungkit yang lebih baik.
Kegiatan akan dapat dikendalikan sesuai dengan rencana awal yang sudah
dibuat.
6. Evaluasi
Apa yang telah dilakukan harus ada evaluasi disetiap pelaksanaanya. Evaluasi
menjadi kendali bagi PKB dalam melakukan kegiatan berikutnya. Kegiatan PKB
pada dasarnya adalah kegiatan berulang dari bulan ke bulan bahkan dari
minggu ke minggu. Evaluasi yang dilakukan diharapkan akan meningkatkan
hasil capaian dan kepuasan setiap yang terlibat dalam kegiatan.

E. Rangkuman
Tugas inti dari Penyuluh Keluarga Berencan adalah melakuan penyuluhan,
pelayanan, penggerakan dan pengembangan, bilamana ini sudah dikuasai
dengan baik maka hasil yang diharapkan akan dapat di capai.
Diantara beberapa hal yang harus dikuasai yaitu teknik komunikasi, sasaran
yang akan dihadapi dan bagaimana penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan
pengembangan itu disampaikan. Disamping itu seorang PKB Ahli Pertama harus
juga mempunyai perencanaan dalam melakukan kegiatannya sehingga diakhir
dapat dievaluasi baik oleh diri sendiri maupun orang lain.

F. Latihan
1. Jelaskan rencana kerja sesuai pendapat anda
2. Jelaskan langkah-langkah Rencana Kerja
3. Sebutkan rencana kerja PKB yang anda ketahui..
4. Siapa saja dalam tim kerja PKB yang terlibat?
5. Jelaskan tugas PKB

G. Evaluasi Formatif 2
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling
tepat!

1) Rencana kerja membantu mengerjakan pekerjaan secara...

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


17 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

a. Berantakan
b. Teratur
c. Tidak terarah
d. Tak menentu
e. Menentu
2) Perhatikan langkah-langkah menyusun rencana kerja
1) Tentukan untuk apa rencana kerja disusun;
2) Tulis pendahuluan dan latar belakang;
3) Tentukan tujuan dan target;
4) Membuat bahan-bahan
5) Mengumpulkan dana
No yang ditentukan dalam membuat rencana kerja yaitu...
a. 1), 3), 5)
b. 1), 2), 3)
c. 2), 3), 4)
d. 1), 4), 5)
e. 3), 4), 5)
3. Rencana kerja Penyuluh KB di antaranya...
1) menyusun rencana kerja mingguan Program KKBPK di wilayah binaan;

2) menyusun rencana kerja bulanan Program KKBPK di wilayah binaan;

3) menyusun rencana kerja tahunan Program KKBPK di wilayah binaan;

4) menyusun rencana kerja harian Program KKBPK di wilayah binaan;

5) menyusun rencana kerja triwulan Program KKBPK di wilayah binaan;

a. 1), 3), 5)
b. 2), 4), 5)
c. 1), 2), 3)
d. 2), 4), 5)
e. 1), 2), 5)
4. Tentu PKB dalam melakukan kegiatan harus melibatkan kader, baik PPKBD,
Sub PPKBD, kader poktan dan ini adalah…

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


18 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

a. Orang lain
b. Tim Kerja
c. Saingan kerja
d. Beban kerja
e. Kerja individu
5. Cara kerja sebagai kendali bagi PKB dalam melakukan kegiatan berikutnya.
Kegiatan PKB pada dasarnya adalah kegiatan berulang dari bulan ke bulan
bahkan dari minggu ke minggu yaitu…
a. Insentif
b. Penghargaan
c. Beban
d. Evaluasi
e. Menetapkan tujuan

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Bapak Ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab
ini, silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang
lengkap dikurangi nilainya. Berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan = __________________________________ X 100 %

10

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


19 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Keterangan hasil perhitungan rumus diatas sebagai berikut :

Tingkat persentase Kategori penilaian


penguasaan jawaban
90 – 100% Baik sekali
80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
0 - 59 % Kurang sekali- buruk

Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas sebagai berikut:

✓ Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah
dapat menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab
selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali,
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab
selanjutnya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


20 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

BAB IV
MOTIVASI KERJA

Indikator Hasil Belajar:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menunjukkan motivasi


kerja yang lebih baik lagi.

A. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia


pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi
meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas,
bersifat terus menerus dan adanya tujuan.

Setiap organisasi tentu ingin mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
peranan manusia yang terlibat didalamnya sangat penting. Untuk menggerakkan
manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami
motivasi manusia yang bekerja di dalam organisasi tersebut, karena motivasi inilah
yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain perilaku
merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi (Sutrisno, 2009).

Menurut Martoyo (1996), Motivasi adalah proses memengaruhi seseorang agar


melakukan sesuatu yang kita inginkan. Dengan kata lain adalah dorongan dari luar
terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang.

Dari beberapa pengertian tentang motivasi tersebut di atas, dapat disimpulkan


bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu yang juga sangat penting dorongan dari luar, dalam mencapai
tujuan untuk memuaskan kebutuhan. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat
penting bagi semua jenis perusahaan yang tidak hanya dirasakan oleh perusahaan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


21 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

namun manfaatnya juga dirasakan oleh karyawan yang bekerja. Dengan motivasi
yang tinggi dapat membuat karyawan menikmati pekerjaannya, bekerja tanpa unsur
keterpaksaan dan menghasilkan suatu kualitas kerja yang tinggi.

B. Prinsip dalam Motivasi

Menurut Denny (1994), Beberapa prinsip dalam motivasi kerja yang sangat
diperlukan oleh setiap Penyuluh yaitu :

1. Prinsip partisipasi
Dalam upaya motivasi kerja pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan di capai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha
pencapaian tugas, dengan informasi yang lebih jelas, pegawai akan lebih muda
motivasi kerjanya.
3. Prinsip Mengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa pegawai mempunyai andil didalam usaha pencapaian
tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
4. Prinsip Pendegelasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan
sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang
dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi
untuk mencapai tujuan yang diharapakan oleh pemimpin.

C. Sumber Motivasi Kerja

Sumber motivasi digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi dari dalam diri
(intrinsik) dan sumber motivasi dari luar (ekstrinsik).

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


22 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Itu sebabnya motivasi intrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajarnya. Contohnya Penyuluh KB melakukan KIE secara rutin dari
rumah kerumah/kelompok sesuai jadwal yang ditentukan, dengan motivasi dalam diri
bahwa masyarakat harus mengetahui informasi seputar program Bangga Kencana,
agar berdampak bagi kehidupan yang lebih baik di masyarakat.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif – motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang di dalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari
luar yang tidak terkait dengan dirinya. Contohnya Penyuluh KB melakukan sarasehan
tingkat desa/kelurahan, agar masyarakat terpapar dengan hasil pendataan yang ada,
dan akan dijadikan pijakan pembangunan di wilayahnya, dengan harapan ketika
stakeholder mengetahui data yang ada menggugah untuk melaksanakan
pembangunan di bidang-bidang lainnya seperti perbaikan jamban dan lain
sebagainya.

D. Rangkuman

Motivasi adalah kemampuan yang menggerakkan orang-orang untuk melakukan


sesuatu sebab mereka sendiri ingin melakukannya , dimana dorongan bisa datang
dari dalam diri orang tersebut atau dorongan yang hadir dari luar dirinya. Ada prinsip
yang harus diperhatikan oleh PKB dalam memotivasi dirinya yaitu Prinsip partisipasi,
Prinsip Komunikasi, Prinsip Mengakui Andil Bawahan dan Prinsip Pendegelasian
Wewenang

E. Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan motivasi ?


2. Prinsip apa saja yang mempengaruhi motivasi ?
3. Jelakan apa yang dimaksud dengan motivasi kerja !

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


23 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

F. Evaluasi Formatif 3
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling
tepat!

1. Dalam pekerjaan membuat karyawan menikmati pekerjaannya, bekerja tanpa


unsur keterpaksaan dan menghasilkan suatu kualitas kerja yang tinggi
merupakan dampak…
a. Motivasi yang tinggi
b. Motivasi yang rendah
c. Motivasi orang lain
d. Motivasi diri sendiri
e. Motivasi atasan

2. Dalam upaya motivasi kerja pegawai perlu diberikan kesempatan ikut


berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan di capai oleh
pemimpin, merupakan prinsip motivasi…
a. Partisipasi
b. Komunikasi
c. Mengakui andil bawahan
d. Partisipasi
e. Kerjasama
3. Seorang Penyuluh KB mengakui bahwa kerja yang dihasilkan merupakan
kerjasama yang baik dari semua tim, merupakan…
a. Partisipasi
b. Komunikasi
c. Mengakui andil bawahan
d. Partisipasi
e. Kerjasama
4. Contoh motivasi intrinsik tak ternilai Penyuluh KB…
a. Penyuluh KB bekerja mendapatkan gaji
b. Penyuluh KB bekerja mendapatkan insentif
c. Penyuluh KB bekerja mendapatkan sanjungan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


24 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

d. Penyuluh KB bekerja mendapatkan naik jabatan


e. Penyuluh KB bekerja tulus mengabdi bagi bangsa dan negara
5. Contoh motivasi ekstrinsik Penyuluh KB…
a. Penyuluh KB bekerja mengharapkan gaji
b. Penyuluh KB bekerja mengharapkan insentif
c. Penyuluh KB bekerja mengharapkan sanjungan
d. Penyuluh KB bekerja agar masyarakat mendapatkan manfaat
e. Penyuluh KB bekerja mengharapkan naik jabatan

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Bapak Ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab
ini, silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang
lengkap dikurangi nilainya. Berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan = __________________________________ X 100 %

10

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


25 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Keterangan hasil perhitungan rumus diatas sebagai berikut :

Tingkat persentase Kategori penilaian


penguasaan jawaban

90 – 100% Baik sekali

80- 90 % Baik

70-79 % Cukup

60-69 % Kurang

0 - 59 % Kurang sekali- buruk

Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas sebagai berikut:

✓ Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah
dapat menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab
selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali,
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab
selanjutnya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


26 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

BAB V
MEKANISME PROSEDUR KERJA

Indikator Hasil Belajar:

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu melakukan mekanisme


prosedur kerja.

A. Pengertian Mekanisme Kerja PKB

Berdasarkan tugas, fungsi PKB/PLKB telah tergambar bahwa PKB/PLKB harus


melakukan prosedur kerja PKB/PLKB secara tepat, efektif, efisien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Mekanisme kerja PKB/PLKB dalam penggarapan
program merupakan acuan, prosedur kerja PKB/PLKB dalam melaksanakan
berbagai kegiatan operasional ditingkat lini lapangan, tetapi juga berguna sebagai
pedoman Kab/Kota, Provinsi terutama terkait dengan pembinaan, orientasi serta
penilaian dalam pelaksanaan tugas. Mekanisme kerja PKB/PLKB dalam
penggarapan program apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan secara
sistematis akan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap keberhasilan
pelaksanaan operasional program Kependudukan dan KB ditingkat lini lapangan.

B. Mekanisme Kerja PKB


Mekanisme kerja PKB/PLKB adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Tokoh Formal
2. Pendataan dan Pemetaan
3. Pendekatan Tokoh Informal
4. Pembentukan Kesepakatan
5. Penegasan Kesepakatan
6. Penerangan dan Motivasi
7. Penteladanan/Pembentukan Grup Pelopor

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


27 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

8. Pelayanan KB
9. Pembinaan
10. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi.

Dari sepuluh langkah Mekanisme kerja PKB/PLKB diatas akan diklasifikasikan


menjadi empat tahapan sesuai dengan proses manajemen POAC (Planning,
Organizing, Actuating dan Controling). Berikut akan diuraikan Mekanisme kerja
PKB/PLKB mengikuti tahapan pada proses manajemen POAC tersebut: Penyiapan
Dukungan (data, tokoh formal dan informal). Penyiapan dukungan merupakan
rangkaian kegiatan merancang berbagai kegiatan program yang akan dilakukan
secara bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam
tahapan ini bagaimana seorang PKB/PLKB harus mampu mencari dan mengenali
wilayahnya serta kemampuan untuk melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh yang
ada diwilayahnya baik tokoh formal maupun tokoh informal, tahapan penyiapan ini
bisa dikatakan sebagai tahapan perencanaan sebagai langkah awal dari proses
mekanisme kerja meliputi :

1. Pendekatan Tokoh Formal.


Pendekatan Tokoh Formal adalah merupakan langkah awal yang harus
dilakukan oleh PKB/PLKB dalam suatu daerah baru atau dalam mengembangkan
kegiatan baru adalah menghadap Kepala Desa/Lurah untuk melaporkan
kehadirannya di Desa, berbagi wawasan (share vision) Program Kependudukan
dan KB sebagai program Pemerintah, memohon dukungan, serta izin untuk
melakukan pendataan dan pemetaan bersama kader IMP (PPKBD, Sub PPKBD
dan Kelompok kegiatan) di wilayah kerjanya yang baru. PKB/PLKB kemudian
melakukan kunjungan kepada para Tokoh-tokoh Formal lain diwilayah kerjanya
yang terdiri pada Petugas tingkat Desa/Kelurahan, seperti Bidan Desa, Petugas
Agama, Petugas Penerangan dll. langkah ini harus dilakukan berulang kali, baik
terhadap tokoh formal dari unsur Pemerintah daerah/wilayah, dari unsur
pelaksana PELKON atau unsur KIE dan tokoh formal lainnya. Langkah ini
merupakan kunci bagi langkah selanjutnya, karena dengan hubungan yang akrab
dengan tokoh formal permasalahan akan lebih mudah dipecahkan. Oleh karena
itu pendekatan tokoh formal ini harus dimanfaatkan untuk menyampaikan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


28 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

informasi, berkonsultasi, meminta izin, meminta dukungan dan menyiapkan


kesepakatan dengan penggarapan program Kependudukan dan KB di wilayah
kerja kita masing-masing. Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk
mendapat dukungan baik politis maupun pelaksanaan sesuai dengan peran dan
fungsi masing-masing dengan penuh rasa tanggung jawab berdasarkan rencana
yang telah disepakati. Adapun sasarannya adalah : Kepala desa/lurah, perangkat
desa/kelurahan, ketua RW, Babinsa, Babinmaspol, ketua LMD, TNI, Polri, dsb
Kegiatan dilakukan melalui : Kunjungan rumah, pertemuan perorangan,
pertemuan kelompok baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi.

Materi yang disampaikan :


a. Memperkenalkan diri;
b. Menjelaskan maksud dan tujuan serta rencana kegiatan;
c. Mengajak berpartisipasi dengan menyampaikan bentuk partisipasi yang
diharapkan;
d. Meminta dukungan baik berupa petunjuk, tenaga, saran dan biaya;
e. Meminta pengesahan rencana kerja yang telah disusun dari kepala
desa/lurah dan pengawas PKB/PLKB.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah:
a. Tumbuhnya keakraban antara PKB/PLKB dan tokoh formal yang
bersangkutan
b. Dipahaminya maksud, tujuan dan rencana kerja yang disusun
c. Kesediaan tokoh formal untuk berperan sesuai dengan yang diharapkan,
seperti memimpin rapat, menjadi pembicara, atau menggerakkan tokoh
formal lain untuk hadir dalam satu pertemuan atau kegiatan
d. Adanya dukungan baik berupa petunjuk, tenaga, dana dan sarana
e. Adanya pengesahan rencana yang telah disusun oleh PKB/PLKB.
Tempat Pendekatan tokoh formal dapat dilakukan di mana saja sesuai kebutuhan,
misalnya di kantor, di rumah, pada waktu pertemuan, baik waktu pagi, sore hari
ataupun malam.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


29 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

2. Pendataan dan pemetaan

Pendataan dan pemetaan adalah Suatu proses kegiatan pengumpulan,


pecatatan, pengolahan, penganalisaan dan penyajian data, Untuk mengenali
wilayah kerjanya, PKB/PLKB perlu melakukan pengenalan wilayah, mencakup
batas wilayah, data kependudukan, data KB dan data yang relevan
dengan kegiatan baru yang akan dikembangkan (misalnya BKB,BKR,BKL)
terutama tokoh formal terkait dan tokoh informal di masing-masing RW/RT. Hasil
pendataan kemudian di petakan sebagai dasar kegiatan operasional ke depan.
Langkah ini harus terus dilakukan, karena data selalu berubah/berkembang.
Pengumpulan data harus dilakukan secara benar dan lengkap. Kemudian diolah
dan disajikan, dengan cara dan bentuk yang mudah dimengerti. Salah satu cara
penyajiannya adalah dalam bentuk Peta Dinamis, dibantu oleh tabel dan grafik
lainnya. Data ini harus dimanfaatkan secara tepat dalam evaluasi, penyusunan
rencana kerja dan pengambilan keputusan penggarapan program Kependudukan
dan KB di wilayah kerja kita. Kegiatan pemetaan ini akan sangat bermanfaat untuk
kelanjutan pelaksanaan program karena hasil pemetaan bisa dijadikan bahan
untuk menyusun rencana dan strategi pelaksanaan program. Maksud dan
Tujuan adalah untuk Menguasai secara jelas dan rinci situasi wilayah kerjanya
sebagai bahan untuk penyusunan rencana kerja, penggarapan program
kependudukan dan KB, penilaian program serta untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan program.
Sasaran pendataan dan pemetaan:

a. Data KB yang terdiri dari pasangan usia subur, peserta KB berdasarkan


kontrasepsi yang dipakai dan tempat pelayanan (pemerintah dan swasta),
data bukan peserta KB;

b. Data kependudukan, yang terdiri dari umur berdasarkan kelompok, jenis


kelamin, status perkawinan, jumlah jiwa dalam keluarga, jumlah penduduk
per kelompok umur, jumlah kelahiran dan kematian;

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


30 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

c. Data keluarga sejahtera, yang terdiri dari jumlah keluarga pra sejahtera,
sejahtera tahap I, sejahtera tahap II, sejahtera tahap III dan sejahtera tahap
III plus;

d. Data potensi, gedung atau bangunan yang dapat dimanfaatkan dalam


kegiatan KB dan KS, tokoh formal dan tokoh informal yang mendukung
kegiatan KB dan bisa diajak untuk bermitra;

e. Data geografi terdiri sarana penghubung, letak geografis wilayah garapan;

f. Data sosial budaya masyarakat, terdiri dari adat istiadat dan tradisi,
keagamaan, pertemuan-pertemuan dan faktor pendukung serta
penghambat program Kependudukan dan KB.

Kegiatan yang dilakukan dalam pendataan dan pemetaan:


a. Mengumpulkan data, baik dengan wawancara, maupun mempelajari
catatan dan dokumen yang sudah ada
b. Mengelompokkan data berdasarkan jenis data yang diperoleh:
• Peserta KB, kondisi demografi dan tingkat kesejahteraan keluarga
• Mencatat kegiatan yang dilakukan PKB/PLKB dalam buku visum
• Data dasar kegiatan KS (BKB, BKR, BKL, UPPKA)
c. Pengolahan data hasil pendataan keluarga, dengan teknik analisa
kesamping (penelaahan terhadap kondisi masing-masing keluarga), dan
analisa kebawah (penelaahan terhadap kondisi keluarga-keluarga sebagai
suatu yang menggambarkan kondisi dalam satuan wilayah RT)
d. Menyajikan hasil pendataan dalam bentuk
• Peta KS tingkat RT atau wilayah yang setingkat
• Peta situasi program kependudukan dan KB yang dinamis pada tingkat
desa/kelurahan atau dusun/RW
• Tabel pencapaian dan sasaran Program Kependudukan dan KB
• Menggunakan data pada kegiatan yang diperlukan terutama pada rakor
desa.

Hasil Yang diharapkan dari pendataan dan pemetaan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


31 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

a. Dimilikinya peta, tabel, grafik mengenai kependudukan, KB dan KS;


b. Data pada tabel, grafik tersebut harus selalu dalam keadaan dinamis
sesuai dengan perkembangan yang terjadi;
c. Data klasifikasi tahapan keluarga sejahtera;
d. Tempat Pendataan dan pemetaan dapat dilakukan dan dikerjakan lngsung
di lapangan, di kantor desa/kelurahan, dusun/RW, RT, di klinik KB, PPKBD,
Sub PPKBD, kelompok KB/KS maupun di rumah PKB/PLKB sendiri.
3. Pendekatan Tokoh Informal
Pendekatan Tokoh Informal adalah Suatu kegiatan untuk menciptakan
hubungan kerja antara PKB/PLKB dengan tokoh-tokoh informal yang ada di
tingkat desa, sehingga mereka berperan aktif dan mendukung pelaksanaan
program. PKB/PLKB mengevaluasi hasil pemetaan dan menentukan tokoh yang
akan dikunjungi bulan yang bersangkutan seperti Toga, Toma, Todat, PKK, IMP,
LMD dan lain-lain. Pendekatan dilakukan untuk menjelaskan manfaat program
bagi masyarakat, pentingnya para tokoh berperan dalam program yang
bersangkutan, serta meminta dukungan dan para tokoh mau mengajak
panutannya untuk peduli dan berperan serta dalam program ini. Program
Kependudukan dan KB harus kita bangun dalam suatu sistem pelayanan bersama
masyarakat, oleh karena itu maka tokoh masyarakat harus kita jadikan kawan
secara akrab. Berikan informasi secara lengkap, benar dan berkelanjutan.
Konsultasikan permasalahan yang kita alami, sampaikan rencana-rencana
kegiatan yang akan dilakukan berikut dukungan yang ada.
Maksud dan tujuan Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
tumbuhnya motivasi yang kuat dari tokoh masyarakat agar pada gilirannya dapat
memberikan dukungan yang diperlukan Sasaran nya adalah Majelis ulama, tokoh
adat, orang-orang terkemuka, dukun beranak, tokoh tani, tokoh pemuda, tokoh
kesenian, PKK, PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok KB/KS maupun para pengusaha.
Kegiatan dilakukan melalui : Kunjungan rumah, pertemuan perorangan,
pertemuan kelompok, baik yang sifatnya resmi maupun tidak resmi
• Materi yang dibicarakan
➢ Memperkenalkan diri
➢ Menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


32 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

➢ Menjelaskan kegiatan program kependudukan dan KB


➢ Mengajak partisipasi dalam rakor desa, memberikan pada sasaran
➢ Mengayomi peserta KB dan membantu keluarga pra sejahtera maupun
keluarga sejahtera tahap I.

• Hasil yang diharapkan

➢ Tumbuhnya keakraban antara PKB/PLKB dan tokoh informal yang


bersangkutan;
➢ Dipahaminya maksud, tujuan dan rencana kegiatan yang dilakukan;
➢ Dipahaminya program KB sehingga tidak menentang dan tidak ragu-ragu
dan kemudian mendukungnya;
➢ Bersedia menghadiri rakor desa/kelurahan dan menjadi motivator;
➢ Diperolehnya dukungan, baik berupa petunjuk, tenaga maupun sarana
dan biaya;
➢ Para pengusaha mau diajak sebagai mitra kerja dalam pembangunan
Keluarga Sejahtera (KS)
Tempat Pendekatan informal dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Penggalangan Kesepakatan dilakukan setelah tahapan penyiapan dukungan
dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah menggalang kesepakatan dan
komitmen dengan pihak-pihak yang sudah didatangi dan dilakukan pendekatan
dalam rangka pelaksanaan program, tahap ini bisa dikatakan sebagai tahapan
pengorganisasian dalam proses manajemen, dimana hasil perencanaan yang
sudah disusun dan sudah memiliki cukup data serta peta kerja maka kegiatan
dilanjutkan dengan penggalangan kesepakatan, dalam tahapan penggalangan
kesepakatan ini kegiatan PKB/PLKB meliputi:

a. Pembentukan Kesepakatan

Pembentukan Kesepakatan adalah Kegiatan ini merupakan suatu proses


yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai kesepakatan politis dan
teknis penggarapan program kependudukan dan KB Kepala Desa/Lurah
mengundang para tokoh baik yang telah menyatakan kesediaannya dan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


33 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

yang masih ragu untuk mendukung program dalam Musyawarah


Masyarakat Desa dengan tujuan untuk mengajak para tokoh berpartisipasi
secara aktif. Kebulatan tekad semua pihak, menjadi target dari pertemuan
ini. Program Kependudukan dan KB adalah program yang harus dilakukan
oleh banyak orang/pihak. Karena itu agar program berjalan terarah, maka
setiap kegiatan yang akan dilakukan harus didasarkan pada kesepakatan
dari para pelaksana. Pembentukan kesepakatan ini terutama kita lakukan
melalui pertemuan, baik itu Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan, atau
rapat koordinasi, rapat mingguan atau pertemuan lainnya. Kesepakatan ini
harus diusahakan lebih bersifat operasional dengan menuangkannya
dalam bentuk Rencana Kerja bulanan ini, yang dususun atas dasar
evaluasi bulan lalu. Manfaatkanlah data yang kita miliki.

• Maksud dan tujuannya adalah:

➢ Untuk mendapatkan kesamaan pengertian dan tindakan sesuai


dengan fungsi dan peran masing-masing;

➢ Untuk menilai hasil kegiatan bulan lalu dan permasalahannya serta


merencanakan kegiatan bulan berikutnya.

• Sasaran adalah: Tokoh formal dan tokoh informal.


• Kegiatan dapat dilakukan melalui : Rakor desa, saresehan dan
pertemuan lainnya
• Materi meliputi : Permasalahan yang dihadapi, hasil evaluasi bulan lalu
dan rencana kerja yang akan datang
• Hasil yang diharapkan:
➢ Diperolehnya persamaan pemahaman akan permasalahan yang
dihadapi atau penilaian pencapaian bulan lalu;
➢ Diperolehnya kesepakatan bersama tentang pemecahan masalah
yang dihadapi atau rencana kerja yang akan datang;
➢ Menggalang kembali keakraban dan hubungan manusiawi.
• Tempat dapat dilakukan di : Balai desa/kelurahan, rumah tokoh
masyarakat, masjid/mushola, sekolah, dll

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


34 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

b. Penegasan Kesepakatan.

Penegasan Kesepakatan Proses untuk memantapkan tokoh formal dan


informal agar berperan aktif sesuai dengan hasil kesepakatan dan rencana
yang telah diputuskan dalam rakor desa.Untuk menegaskan kesepakatan
hasil Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan, PKB/PLKB berkunjung ke
masing-masing tokoh yang hadir untuk meminta realisasi kesepakatan
tersebut, berupa jadwal KIE tokoh yang bersangkutan yang ditandatangani
oleh Kades/Lurah untuk diedarkan. Kesepakatan yang telah dicapai selalu
perlu ditegaskan kembali supaya benar-benar bisa terlaksana. Penegasan
kesepakatan ini bisa dilakukan dengan cara menyampaikan hasil
kesepakatan yang telah dirumuskan secara tertulis atau melalui kunjungan
ulang untuk lebih memantapkan persiapan teknis pelaksanaan kegiatan
yang akan dilakukan. Maksud dan tujuan penegasan kesepakatan adalah
agar Tokoh masyarakat formal dan informal serta potensi yang ada di
tingkat desa/kelurahan dapat diwujudkan kesepakatan dalam bentuk
tindakan nyata sesuai dengan mekanisme operasional di tingkat
desa/kelurahan, dusun/RW, RT. Sasaran nya adalah Tokoh formal, tokoh
masyarakat dan komponen lainnya yang ada di tingkat desa, baik yang
mengikuti rakor desa/kelurahan maupun yang tidak.

• Kegiatan dapat dilakukan melalui mendatangkan kembali tokoh


masyarakat dan komponen lainnya untuk:
a. Menyampaikan kesepakatan secara tertulis melalui surat, catatan hasil
kesepakatan dan rencana/jadwal kegiatan;
b. Menjelaskan kembali hasil kesepakatan dalam rakor desa;
c. Memantapkan kembali isi pesan yang akan disampaikan kepada
sasaran apabila yang bersangkutan diminta untuk jadi motivator.
• Tempat nya adalah Kegiatan ini bisa dilaksankan di rumah, kantor desa
dan disetiap kesempatan yang memungkinkan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


35 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

c. Pelayanan advokasi dan KIE ( pengendalian penduduk, KB dan KS)

Pelayanan advokasi dan KIE (pengendalian penduduk, KB dan KS


Tahapan ini merupakan tahapan inti yaitu berupa pelaksanaan kegiatan,
setelah kita melewati tahapan pertama dan kedua pada tahapan ketiga bisa
dikatakan sebagai tahapan pelaksanaan dalam proses manajemen. Tugas
PKB/PLKB sebagai pelaksana dan pengelola melakukan berbagai kegiatan
mulai penyiapan IMP/LSOM dan mitra kerja lainnya dalam melaksanakan
program, memfasilitasi peran IMP/LSOM dan mitra lainnya penyiapan
dukungan untuk terselenggaranya program Kependudukan dan KB di
desa/kelurahan serta Advokasi, KIE/Konseling maupun pemberian
pelayanan program KB (KB-KR) dan program KS-PK. Pelayanan
advokasi dan KIE ( pengendalian penduduk, KB dan KS Penerangan dan
motivasi merupakan salah satu kegiatan pokok dalam program
Kependudukan dan KB agar masyarakat mengetahui, mengerti dan
akhirnya mau melaksanakan program kependudukan dan KB. Penerangan
dan motivasi ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Kita harus mengajak dan
mempersiapkan sebanyak mungkin orang, terutama tokoh masyarakat
untuk menjadi motivator dalam program Kependudukan dan KB. Oleh
karena itu petugas lapangan KB harus lebih dahulu mampu dan terampil
memberi penerangan motivasi, baik secara perorangan maupun
melakukan penerangan kelompok. Selain para tokoh melakukan KIE
sesuai jadwal yang disepakati, PKB/PLKB bersama kader dapat pula
melakukan KIE dan Motivasi langsung kepada masyarakat dengan pesan
sesuai hasil analisis sasaran. Kegiatan ini akan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan seorang PKB/PLKB dalam hal berkomunikasi dan
memotivasi, karena itu seorang PKB/PLKB perlu membekali diri dengan
pengetahuan yang cukup mengenai program yang akan disampaikan
kepada sasaran kita, kemudian perlu dipelajari juga bagaimana caranya
atau media komunikasi yang akan kita gunakan agar pesan bisa lebih
mudah dimengerti oleh sasaran kita termasuk penggunaan bahasa yang
kita gunakan, sebagai contoh apabila kita akan melakukan penerangan dan
motivasi kepada masyarakat ditingkat desa atau di wilayah tertinggal tentu

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


36 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

akan lebih mudah dipahami jika kita menggunakan bahasa yang sederhana
tanpa menggunakan istilah-istilah akademis atau popular.

• Maksud dan Tujuan Pelayanan advokasi dan KIE


➢ Meningkatkan pengetahuan sasaran tentang program
kependudukan, KB dan KS
➢ Agar sasaran mau secara sadar menjadi peserta KB
➢ Mampu mengajak tetangga, kerabat, untuk menjadi peserta KB
➢ Agar sasaran bersedia ikut aktif dalam kegiatan Kependudukan, KB
dan KS
➢ Bersedia menjadi ketua PPKBD, Sub PPKBD, ketua kelompok
UPPKA dan kegiatan KS lainnya.

• Sasaran secara umum yaitu bagi masyarakat pada umumnya, secara


khusus adalah bagi PUS yang belum ber-KB atau calon peserta KB,
peserta KB istirahat, peserta KB aktif, ibu hamil, ibu menyusui, keluarga
balita, keluarga pra KS dan KS I serta pelaksana dan pengelola program.
Pelaksana nya adalah: PLKB/PKB, kepala Desa/Dusun/RW/RT, tokoh
masyarakat, PKK, ulama, dll. Kegiatan antara lain dapat dilakukan
melalui: Penerangan atau penyuluhan dilakukan dalam dua bentuk yaitu
penerangan kelompok dan pemanfaatan media KIE secara
tepat.Penerangan kelompok dilakukan dalam bentuk pegajian, arisan,
pertemuan PKK, kenduri dan sebagainya.

Pemanfaatan media KIE dilakukan dalam bentuk pemanfaatan media


simulasi, media cetak, media tradisional dan media elektronik.

• Materi Pelayanan advokasi dan KIE yang disampaikan:

➢ Meningkatnya pengetahuan sasaran tentang program


kependudukan dan KB;
➢ Sasaran memiliki sikap positif terhadap program kependudukan dan
KB;

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


37 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

➢ Meningkatnya pola dan kualitas PPKBD, Sub PPKBD dan kelompok


KB/KS;
➢ Meningkatnya derajat kesejahteraan keluarga.

7. Pembentukan grup pelopor penggerakan .


Pembentukan grup pelopor penggerakan Adalah langkah untuk
mengajak/mempersiapkan seseorang atau kelompok untuk
menarik/menggerakkan anggota masyarakat lainnya, baik untuk menjadi
peserta KB, dalam memilih alat kontrasepsi (khususnya yang lebih efektif)
maupun dalam menjadi peserta pengelola program. Dari hasil KIE diperoleh
nominasi calon pelayanan, untuk lebih memantapkan para nominasi calon
pada saat pelayanan perlu dibentuk grup pelopor/teladan yang memiliki sikap
yang mantap, sehingga pada saat pelayanan mau dilayani pertama kali
sebagai contoh buat yang lain. Grup pelopor akan sangat membantu sekali
para PKB/PLKB dalam membantu pelaksanaan program terlebih lagi kepada
para calon akseptor, para grup pelopor akan memberikan testimoni dan
pengalamannya dalam menggunakan alat kontrasepsi tertentu sehingga calon
akseptor mendapatkan informasi langsung dari pelaku atau pengguna alat
kontrasepsi dengan ini diharapkan calon akseptor faham dan mau
menggunakan salah satu alat kontrsepsi
• Maksud dan Tujuan
➢ Memberi contoh dan teladan bagi para keluarga;
➢ Meningkatnya jumlah dan kualitas institusi masyarakat, pengelola
program kependudukan dan KB;
➢ Meningkatnya keteladanan dalam pemakaian kontrasepsi efektif.
• Sasaran: Keluarga-keluarga yang mempunyai latar belakang pribadi
yang layak untuk menjadi teladan dalam program kependudukan dan
KB.

• Kegiatan:

➢ Menyeleksi keluarga-keluarga yang akan dijadikan calon-calon


teladan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


38 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

➢ Mengadakan pendekatan langsung kepada keluarga calon terpilih

➢ Memotivasi agar aktif dalam kegiatan institusi masyarakat, pengelola


program kependudukan dan KB

• Materi yang disampaikan:

➢ Menjelaskan maksud dan tujuan penteladanan

➢ Menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang diharapkan dapat


dilakukan oleh group pelopor

➢ Memantapkan motivasi para teladan dalam melakukan


penteladanan

• Hasil yang diharapkan:


➢ Keluarga teladan secara sukarela berperan aktif dalam pengelolaan
program kependudukan dan KB
➢ Keluarga teladan mengajak keluarga dilingkungan untuk bersama
memperoleh pelayanan program kependudukan dan KB
➢ Tumbuhnya rasa kebersamaan untuk memperoleh pelayanan
program kependudukan dan KB

8. Pelayanan
Pelayanan adalah Suatu porses kegiatan yang dilakukan oleh PLKB/PKB
dalam mempersiapkan pelayanan teknis kepada sasaran sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan, misalnya pelayanan kontrasepsi kepada calon
peserta KB, analisa data kependudukan dan pembentukan serta pembinaan
BKB, BKR, BKL dan UPPKA.Bekerjasama dengan Petugas Medis, Agama,
Guru dan unsur terkait PKB/PLKB menyelenggarakan Pelayanan KB- KS.
Tokoh dan kader menggerakkan masyarakat lingkungannya, terutama yang
telah tercatat sebagai nominasi calon untuk hadir ke tempat pelayanan.
Pelayanan di sini bisa berupa pelayanan baru, ulangan maupun
penanggulangan. Sedangkan sifat pelayanannya ada yang statis dan dinamis.
Dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, petugas lapangan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


39 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

KB harus terampil mengorganisir/mempersiapkan pelayanan. pelayanan


petugas KB terhadap sasaran sesuai dengan kebutuhannya di klinik atau
Posyandu atau dalam kegiatan momen-momen strategis, seperti dalam
kegiatan TMKK, Bhayangkara, Hari Keluarga, TKBK dll
• Maksud dan tujuan

➢ Meningkatnya mutu pelayanan secara mudah, murah, cepat dan aman,

➢ Meningkatnya jumlah peserta KB aktif terutama kontrasepsi jangka


panjang

➢ Meningkatnya kuantitas dan kualitas program BKB, BKR, BKL, UPPKA

➢ Meningkatnya tertib administrasi data kependudukan melalui catatan


pada institusi masyarakat pedesaan.

• Sasaran nya adalah : Calon peserta KB, peserta KB aktif, peserta KB


istirahat, Ibu balita, ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, remaja,
keluarga lanjut usia, keluarga pra sejahtera dan KS I

• Pelaksana

➢ Dokter/Bidan Klinik KB
➢ Kepala Desa/Ketua RW/RT
➢ PLKB/PKB
➢ IMP (PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok Kegiatan)

• Kegiatan:

➢ Menyiapkan calon-calon yang akan dilayani


➢ Membantu persiapan tempat dan sarana pelayanan
➢ Memberikan penyuluhan pemantapan kepada para calon, baik yang
belum maupun yang telah mendapat pelayanan
➢ Menyerasikan kegiatan pelayanan KB.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


40 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

9. Pembinaan kesertaan KB, PPKBD/Sub PPKBD dan Kader

Proses berikutnya setelah pelayanan KIE, KB dan KS adalah PKB/PLKB


melakukan pembinaan lanjutan, pelaporan dan evaluasi, dalam tahapan ini
bisa dikatakan sebagai proses pengawasan atau controlling sebagai tahapan
keempat dalam proses manajemen, kegiatan-kegiatan dalam tahapan ini
adalah:Adalah kegiatan mengayomi, membimbing, mengarahkan dan
mengaktifkan peserta KB, pelaksana, pengelola IMP sehingga meningkatkan
kesertaan ber-KB. Pembinaan bisa dilaksanakan baik langsung oleh petugas
maupun oleh pengelola program lainnya dalam rangka memantapkan dan
melestarikan baik akseptor maupun institusi yang ada di wilayah kerja yang
bersangkutan, dengan jalan memberikan penyuluhan, bimbingan serta
memberikan keterampilan lainnya secara bertahap. Mereka yang telah dilayani
perlu dikunjungi oleh PKB/PLKB bersama tokoh dan kader dengan tujuan untuk
melihat hasil pelayanan bila terjadi masalah berkaitan dengan layanan yang
diterimanya baik yang bersifat medis, psikologis atau hal-hal lain. Pembinaan
kepada semua pihak atau sasaran program harus terus dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan agar hubungan yang sudah terjalin dengan
baik bisa terus dijaga.

• Maksud dan Tujuan:

➢ Memantapkan keikutsertaan KB aktif dan memantapkan menjadi


motivator KB dan KS

➢ Meningkatkan jumlah dan mutu pengelola program KB, kemudian


memantapkan dan memanfaatkannya di tingkat Desa/Dusun/RW/RT.

➢ Memantapkan dan mengaktifkan PPKBD, Sub PPKBD dan kelompok


KB/KS, kader BKB, BKR, BKL, paguyuban KB Lestari,
pencatatan/pelaporan, pengeluaran alat kontrasepsi dan pembinaan
peserta KB.

• Sasarannya adalah :

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


41 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Peserta KB baru, peserta KB aktif, Peserta KB Istirahat, pengelola


program KB/KS, institusi masyarakat pedesaan, kelompok KB/KS dan
kader BKB, BKR, BKL, UPPKA dan paguyuban KB lestari.
• Kegiatan:

➢ Melakukan inventarisasi permasalahan;

➢ Mempelajari masalah dan merumuskan cara pemecahan;

➢ Melaksanakan rujukan;

➢ Melaksanakan KIE, bimbingan dan penyuluhan kepada sasaran.

• Hasil yang diharapkan:

➢ Semakin mantapnya peserta KB aktif dan semakin kecilnya angka drop


out;

➢ Para pengelola program KB/KS semakin terampil dalam melakukan


kegiatan-kegiatannya;

➢ PPKBD, Sub PPKBD dan kelompok KB/KS semakin aktif dan mampu
melakukan kegiatan KB/KS;

➢ Meningkatnya kesadaran ibu hamil, ibu balita, ibu menyusui untuk


memeriksa kesehatannya secara rutin sesuai kebutuhan.

10. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi

Pencatatan adalah suatu kegiatan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan


masukan, proses maupun hasil kegiatan yang telah dilakukan, pencatatan ini
terutama dilakukan untuk hal-hal yang bersifat kuantitatif dengan
menggunakan form yang telah ditentukan di samping hal-hal yang bersifat
kualitatif.
Pelaporan adalah suatu kegiatan melaporkan hal-hal yang telah dicatat di atas.
Untuk data yang bersifat kuantitatif dilaporkan dengan menggunakan formulir
yang telah ditentukan. Untuk hal-hal yang bersifat kualitatif, selain dapat
dilaporkan secara lisan melalui forum yang ada seperti staff meeting, rakor atau

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


42 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

konsultasi dan lain-lain.Evaluasi adalah kegiatan penilaian dari seluruh


kegiatan yang telah dilakukan berikut hasil-hasilnya sebagai bahan
penyusunan rencana kegiatan selanjutnya
• Maksud dan tujuan:

➢ Agar diketahui sejauhmana hasil yang dicapai berdasarkan rencana


yang telah ditentukan;
➢ Menyampaikan informasi kepada pihak yang lebih tinggi ntuk
menentukan kebijakan/petunjuk lebih lanjut dalam penyusunan rencana
kegiatan selanjutnya;
➢ Untuk memudahkan dalam penentuan langkah kerja selanjutnya.

• Sasaran:

➢ Input meliputi dana, sarana dan tenaga;


➢ Proses meliputi perencanaan, pelaksanaan, hambatan yang ditemui;
➢ Output meliputi hasil yang dicapai baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif

• Kegiatan:

➢ Mencatat dan melaporkan hasil program Kependudukan, KB dan KS;


➢ Mengevaluasi hasil kegiatan secara periodik melalui rakor desa, rakor
kecamatan dan staff meeting.
• Hasil yang diharapkan:

➢ Seluruh jenis kegiatan dan hasil-hasilnya dapat dicatat dengan benar


dan dilaporkan ke tingkat atas secara tepat waktu, sesuai dengan
system pencatatan pelaporan yang berlaku;
➢ Mudahnya menemukan situasi dan kondisi, perkembangan program
KB di Desa yang bersangkutan;
➢ Tersajinya setiap informasi program dalam bentuk tabel, grafik dan
peta yang dinamis sehingga memudahkan penganalisaan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


43 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Aspek Evaluasi Meliputi:


1.Evaluasi terhadap masukan (input), dalam hal ini meliputi kegiatan

a. Dana, berapa banyak dana yang disediakan untuk kegiatan pada bulan
bersangkutan yang diperoleh dari berbagai sumber baik dari APBD,
instansi lain, swadaya masyarakat yang dipergunakan untuk
pelaksanaan program;

b. Tenaga, berapa PPKBD, Sub PPKBD serta kelompok KB/KS yang


sudah berfungsi atau belum, apakah jumlahnya sudah berfungsi atau
belum, berapa banyak tokoh masyarakat dan bagaimana bantuan
dukungan terhadap program Kependudukan dan KB, berapa banyak
aparat Desa, BPD PKK yang memberi bantuan atau dukungan terhadap
program;

c. Sarana dan metoda, sarana apa saja yang tersedia untuk melakukan
kegiatan program Kependudukan dan KB di desa/kelurahan yang
bersangkutan dan metoda apa yang dilakukan, bagaimana cara
KIE/Advokasi dilakukan, apakah melalui wawancara tatap muka,
kelompok atau bentuk lain;

d. Bagaimana kegiatan pelayanan kontrasepsi dan pelayanan keluarga


sejahtera dilaksanakan. Bagaimana dan berapa kali pembinaan dari
tingkat kecamatan dilaksanakan.

2. Evaluasi terhadap proses


Dalam hal ini bagaimana PKB/PLKB menilai proses kegiatan program
kependudukan dan KB dilakukan di desa/kelurahannya sejah tahap
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pencatatan pelaporan dan
evaluasi. Apakah seluruh potensi yang ada di desa/kelurahan telah turut
serta dalam proses kegiatan Program Kependudukan dan KB serta
bagaimana memadukan kegiatan Kependudukan dan KB dengan kegiatan
pembangunan lainnya

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


44 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

3. Evaluasi terhadap keluaran (output)

PKB/PLKB melakukan evaluasi terhadap:


a. Pencapaian peserta KB dan peserta KB aktif per mix kontrasepsi,
berapa sasaran yang ditentukan dan berapa hasil yang didapat,
dusun/RW mana yang sisa pasangan usia suburnya masih besar dan
dusun/RW mana yang pencapaiannya sudah tinggi;

b. Berapa keluarga pra KS dan KS I yang dapat ditingkatkan


kesejateraannya;

c. Peningkatan jumlah dan klasifikasi PPKBD dan sub PPKBD serta


kelompok KB;

d. Berapa jumlah dan cakupan BKB, BKR, BKL yang sudah dibentuk;

e. Berapa jumlah UPPKA yang sudah dibentuk dan bagaimana


klasifikasinya (awal, dasar, berkembang dan mandiri).

4. Evaluasi terhadap faktor yang mendukung dan atau hambatan yang


dihadapi
Hasil evaluasi PKB/PLKB ini dikonsultasikan kepada hasil UPTD
pengawas/coordinator pada saat staf meeting untuk mendapat arahan dan
petunjuk atau saran-saran. Selanjutnya PKB/PLKB menyampaikan hasil
evaluasi ini kepada kepala desa/lurah atau juga disajikan dalam rapat
koordinasi desa/kelurahan.

C. Rangkuman

1. Mekanisme kerja PKB/PLKB dalam penggarapan program merupakan acuan,


prosedur kerja PKB/PLKB dalam melaksanakan berbagai kegiatan operasional
ditingkat lini lapangan, tetapi juga berguna sebagai pedoman Kab/Kota,
Provinsi terutama terkait dengan pembinaan, orientasi serta penilaian dalam
pelaksanaan tugas.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


45 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

2. Mekanisme kerja PKB/PLKB dalam penggarapan program apabila


dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan secara sistematis akan
memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap keberhasilan
pelaksanaan operasional program Kependudukan dan KB ditingkat lini
lapangan.

3. 10 Langkah PKB berupa Pendekatan Tokoh Formal, Pendataan dan


Pemetaan, Pendekatan Tokoh Informal, Pembentukan Kesepakatan,
Penegasan Kesepakatan, Penerangan dan Motivasi,
Penteladanan/Pembentukan Grup Pelopor, Pelayanan KB, Pembinaan,
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi.

D. Latihan
1. Jelaskan mekanisme kerja PKB
2. Mengapa PKB perlu menerapkan mekanisme 10 langkah PKB sebagai
mekanisme kerja, jelaskan alasan-alasannya.
3. Jelaskan 10 langkah kerja PKB yang dapat diterapkan pada kantor anda.
4. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pencatatan dan pelaporan
5. Hasil apa yang diharapkan dalam pencatatan dan pelaporan.

E. Evaluasi Formatif 4
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Mekanisme kerja PKB/PLKB dalam penggarapan program merupakan acuan,


prosedur kerja PKB/PLKB dalam melaksanakan berbagai kegiatan operasional
ditingkat lini lapangan, tetapi juga berguna sebagai pedoman Kab/Kota, Provinsi
terutama terkait dengan pembinaan, orientasi serta penilaian dalam pelaksanaan
tugas. Hal ini harus…
a. Dilaksanakan
b. Diabaikan
c. Diacuhkan
d. Dipikirkan
e. Dibiarkan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


46 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

2. Untuk mendapat dukungan baik politis maupun pelaksanaan sesuai dengan peran
dan fungsi masing-masing dengan penuh rasa tanggung jawab berdasarkan
rencana yang telah disepakati, merupakan..
a. Pendekatan tokoh informal
b. Pendekatan tokoh formal
c. Pembinaan
d. Pelayanan
e. Pengembangan
3. Mengumpulkan data, baik dengan wawancara, maupun mempelajari catatan dan
dokumen yang sudah ada, merupakanm kegiatan…
a. Pendekatan tokoh informal
b. Pendekatan tokoh formal
c. Pembinaan
d. Pelayanan
e. Pendataan dan Pemetaan
4. Seorang PKB/PLKB dalam hal berkomunikasi dan memotivasi, karena itu seorang
PKB/PLKB perlu membekali diri dengan pengetahuan yang cukup mengenai
program yang akan disampaikan kepada sasaran kita, kemudian perlu dipelajari
juga bagaimana caranya atau media komunikasi yang akan kita gunakan agar
pesan bisa lebih mudah dimengerti oleh sasaran kita termasuk penggunaan
bahasa yang kita gunakan, merupakan kegiatan…
a. Pendekatan tokoh informal
b. Pendekatan tokoh formal
c. Advokasi dan KIE
d. Pelayanan
e. Pendataan dan Pemetaan
5. Pencapaian peserta KB dan peserta KB aktif per mix kontrasepsi, berapa sasaran
yang ditentukan dan berapa hasil yang didapat, dusun/RW mana yang sisa
pasangan usia suburnya masih besar dan dusun/RW mana yang pencapaiannya
sudah tinggi, merupakan evaluasi…
a. Keluaran
b. Masukan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


47 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

c. Proses
d. data
e. pelaksanaan

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah Bapak Ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab ini,
silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang lengkap
dikurangi nilainya. Berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, hitunglah jawaban
yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan = __________________________________ X 100 %

10

Keterangan hasil perhitungan rumus diatas sebagai berikut :

Tingkat persentase Kategori penilaian


penguasaan jawaban

90 – 100% Baik sekali

80- 90 % Baik

70-79 % Cukup

60-69 % Kurang

0 - 59 % Kurang sekali- buruk

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


48 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas sebagai berikut:

✓ Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah
dapat menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab
selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali,
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab
selanjutnya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


49 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bekerja merupakan bagian dari hidup dan kehidupan manusia di muka bumi
ini. Tanpa bekerja maka manusia menjadi pasif, hanya pasrah, kurang
bersemangat tanpa memiliki harapan sehingga membuat hidup sehari-hari tidak
bergairah untuk menatap masa depan. Bekerja dalam konteks tulisan ini
dimaksudkan sebagai usaha atau aktivitas manusia untuk menyalurkan enerji dan
minat, talenta, kemampuan dan kemauan yang dimilikinya sehingga
mendatangkan/memperoleh hasil untuk menunjang kelangsungan hidupnya.
Orientasi seseorang bekerja dapat dibagi menjadi bekerja berorientasi
proses, dan bekerja berorientasi hasil.
Seseorang yang bekerja berdasarkan orientasi proses, biasanya kurang
fokus pada perolehan hasil. Pekerja tipe ini lebih mementingkan usaha dan cara -
cara maupun metode untuk meraih apa yang diharapkan, mereka ini tergolong
manusia tekun, selalu konsisten bertekad dan berusaha sebaik mungkin dalam
menjalani pekerjaannya. Biasanya tipe ini kurang memperdulikan hasil akhir.
Walaupun mengalami kegagalan, mereka tetap pantang menyerah, bahkan ingin
memperlihatkan proses kerja sportif berdasarkan standard operating procedure
(SOP), berpanduan universal yaitu ilmu pengetahuan sampai membuahkan
kualitas hasil kerja memuaskan dan bisa dipertanggung jawabkan. Kelemahan
pekerja tipe ini yaitu relatif lama dalam bekerja, karena lebih cermat, lebih berhati-
hati dan melangkah secara prosedural. Namun kelebihannya dapat dikatakan:
slow but sure.
Berbeda dengan tipe seseorang yang bekerja berdasarkan orientasi hasil.
Angka-angka atau jumlah statistik merupakan tolok ukur yang menjadi fokus
perhatian utama untuk diraih. Tipe ini lebih mengandalkan hasil dalam jumlah
besar, sedangkan proses kerja secara prosedural cenderung diabaikan. Yang
penting hasil dan hasil, persoalan sistem dan mekanisme kerja atau standar
operational kurang mendapat perhatian. Manusia pekerja tipe ini dapat
digolongkan sebagai pekerja praktis, pragmatis dan hanya bertujuan mengejar

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


50 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

keuntungan. Kelemahan yang perlu dikemukakan pada pekerja tipe ini adalah
kecenderungan bersikap atau berperilaku untuk ‘menghalalkan segala cara’
dalam meraih tujuan/keuntungannya. Kelebihannya terletak pada langkah kerja
yang relatif cepat, to the point namun seringkali banyak mengundang resiko.
(https://www.kompasiana.com/muhidin_1984/55293230f17e61ca4a8b4569/moti
vasi-dan-orientasi-dalam-bekerja).
Harapan bagi PKB Ahli Pertama agar dapat memotivasi diri dalam bekerja
sehingga apa yang dilakukan dapat diukur sesuai dengan mekanisme yang telah
ditetapkan.

B. Evaluasi
1. Jelaskan secara singkat 10 langkah PLKB dalam menjalankan tugasnya!
2. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
3. Prinsip-prinsip apa saja yang mempengaruhi motivasi?
4. Jelakan apa yang dimaksud dengan motivasi kerja!
5. Keterampilan apa saja yang harus dimiliki oleh Penyuluh Keluarga Berencana?
6. Jelaskan metode kerja yang harus dilakukan Penyuluh KB untuk mencapai
hasil yang paripurna dalam penyuluhan!
7. Apa dasar penyusunan rencana kerja PKB Ahli Pertama?
8. Ada berapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh PKB Ahli Pertama?
9. Apa yang dimaksud dengan kinerja?
10. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja?

C. Umpan balik dan tindak lanjut


Setelah bapak ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab ini,
silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang lengkap
dikurangi nilainya berdasarkan berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, Hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


51 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat penguasaan = __________________________________ X 100 %

10

Keterangan hasil perhitungan rumus diatas sebagai berikut :

Tingkat persentase Kategori penilaian


penguasaan jawaban

90 – 100% Baik sekali

80- 90 % Baik

70-79 % Cukup

60-69 % Kurang

0 - 59 % Kurang sekali- buruk

Tindak lanjut dari hasil penilaian diatas sbb:

✓ Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah dapat
menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada kategori cukup, kurang dan kurang sekali
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab selanjutnya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


52 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Modul | Kerja Berorientasi Pada Hasil

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sobirin, Konsep Dasar Kinerja dan Manajemen Kinerja, Modul 1


Aria Kurniati, Analisis Kinerja Penyuluh Keluarga Berencana Kota Palembang, JIBM,
p-ISSN: 2085-0336, e-ISSN: 2655-8531, Vol. 2, No. 1, 2019
Danny, Richard. Sukses Memotivasi, (dalam Y. Priyo Utomo & Danan Prriyatmoko,
Trans.) (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994)
Denny, Richard, Sukses Memotivasi, (dalam Y. Priyanto Utomo & Danan Priyatmoko,
Trans) (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994)
Dedi Riyanto Ragadi, Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia, Tunggal Mandiri
Publishing, Malang 2010
George Terry, Prinsip – Prinsip Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996
H. Edy Sutrisno. Manajemen Sumber Daya Manusia,(Surabaya: Kencana Pernada
Media Group, 2009)
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1816/2/BAB%20II.pdf
https://sgmendung.wordpress.com/2014/06/10/mekanisme-kerja-penyuluh-kbplkb/
https://www.kompasiana.com/muhidin_1984/55293230f17e61ca4a8b4569/motivasi-
dan-orientasi-dalam-bekerja
Martoyo, Susilo. Manajemen sumber Daya Manusia (3rd ed.) ( Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta. 1996)
Media.neliti.com/media/publications/75357-ID-pengaruh-motivasi-kerja-terhadap-
kinerja.pdf
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor
21 tahun 2018 Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional nomor 19 tahun
2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana
Robinson Putra, Metode Penyuluhan dalam pelaksanaan Penyuluhan di Kepulauan
Riau, Bimtek Penyuluh Kepulauan Anambar 2018
Zainun. Manajemen dan Motivasi (Jakarta: Balai Aksara, 1997).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


53 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Anda mungkin juga menyukai