Pengarah :
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN
Prof. Rizal Damanik, Ph.D
Penanggung Jawab:
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Dr. Lalu Makripuddin, M.Si.
Penyusun:
Afif Miftahul Majid, S.Sos
Achmad Sopian, M.Pd
Kontributor:
Bayu Adhika, SE, M.Pd
Tim Teknis:
Iwan Tri Haryanto, S.Pd
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013 Telp. (021) 8098018; ext.631 Fax.(021) 8008558
www.bkkbn.go.id
www.elearningbkkbn.go.id
KATA SAMBUTAN
Assalamu’alaikum wr.wb.
dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pelatihan tersebut. Perangkat
pelatihan ini sangat berguna bagi peningkatan kapasitas Penyuluh KB yang akan naik
pangkat/jabatan menjadi Penyuluh KB Ahli.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Kepada para Penyuluh KB, selamat mempelajari perangkat pelatihan ini, gunakan
dengan sebaik-baiknya sebagai bahan pembelajaran dalam pelatihan dan kami
harapkan dapat diterapkan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Jabatan Penyuluh
KB Ahli dengan semakin baik lagi dan akan dapat bermanfaat bagi kemajuan program
Bangga Kencana.
yang berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menerima kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan penyusunan perangkat pelatihan ini pada edisi-
edisi mendatang.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penilaian suatu kinerja selalu didasarkan pada kriteria atau indikator yang diilhami
oleh suatu paradigma yang dianut. Apabila paradigma yang dianut adalah lebih
didasarkan pada manajemen klasik, maka kriteria karakter pegawai, sikap dan tingkah
lakunya akan menjadi penting. Akan tetapi kalau paradigma yang dianut lebih
mengarah pada manajemen sumber daya manusia, maka hasil dan partisipasi, inisiatif
dan pengembangan pegawai akan menjadi pusat perhatian. Bila paradigma yang
dianut adalah paradigma Good Goverance maka kedua – duanya akan menjadi sama
pentingnya karena disamping harus bekerja profesional dan harus akuntabel terhadap
apa yang telah dijanjikan kepada publik, aspek transparansi responsifitas dan
sebagainya juga harus diperhatikan.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas kinerja berbasis hasil, penyusunan rencana kerja, motivasi
kerja dan mekanisme kerja PKB.
C. Manfaat Modul
Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta diklat untuk membekali
pengetahuan dan keterampilan tentang kerja berorientasi pada hasil sehingga dapat
meningkatkan profesionalisme sebagai Penyuluh Keluarga Berencana.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa
petunjuk antara lain sebagai berikut:
1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1
(satu) dan seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi
pada tahap awal, jangan membaca materi pada halaman berikutnya.
Lakukan pengulangan pada halaman tersebut sampai Anda benar-benar
memahaminya.
2. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau
sub bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator yang
sekiranya dapat membantu untuk memahami materi modul ini.
3. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya
Anda mengerjakan latihan dengan menjawab soal-soal yang sudah
disediakan.
4. Jika Anda masih belum bisa menjawab, lakukan pengulangan untuk
hingga Anda benar-benar bisa mengerjakan latihan.
BAB II
A. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Bisa dikatakan pula kinerja
sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan
secara individu, kelompok maupun lembaga/organisasi (Schermerhorn, Hunt and
Osborn:1991)
Menurut Notoatmodjo bahwa kinerja tergantung pada kemampuan pembawaan
(ability), kemampuan yang dapat dikembangkan (capacity), bantuan untuk
terwujudnya performance (help), insentif materi maupun nonmateri (incentive),
lingkungan (environment), dan evaluasi (evaluation). Kinerja dipengaruhi oleh
kualitas fisik individu (keterampilan dan kemampuan, pendidikan dan keserasian),
lingkungan (termasuk insentif dan noninsentif) dan teknologi.
Secara umum kinerja didefinisikan sebagai tingkat keberhasilan seseorang dalam
melaksanakan pekerjaannya. Robbins (2001) menjelaskan bahwa kinerja merupakan
suatu hasil yang dicapai oleh pekerjaan dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu
yang berlaku untuk suatu pekerjaan.
Menurut Bastian) 2001) menyatakan bahwa, kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/ kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam
perumusan skema strategis suatu organisasi. Anwar Prabu Mangkunegara (2000)
berpendapat bahwa kinerja ( prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya . Selanjutnya Seymour (1991), kinerja
merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan tugas yang dapat
diukur. Kinerja sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.
Byar dan Rue (1984) mendefinisikan, kinerja merupakan derajat penyelesaian
tugas yang menyertai pekerjaan seseorang. Kinerja adalah yang merefleksikan
seberapa baik seseorang individu memenuhi permintaan pekerjaan.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa kinerja karyawan
merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target
tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja seseorang dikatakan baik
apabila hasil kerja individu tersebut dapat melampaui peran atau target yang
ditentukan sebelumnya.
Manajemen Kinerja (performance management), menurut pendapat Bacal
(1999:4), memandang manajemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan
secara terus menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya.
Proses komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta
pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Proses komunikasi
merupakan suatu sistem yang memiliki sejumlah bagian yang semuanya harus
diikutsertakan, apabila manajemen kinerja ini hendak memberikan nilai tambah bagi
organisasi, manajer dan karyawan.
Menurut Armstrong (2004:29) lebih melihat manajemen kinerja sebagai sarana
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara
memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standard dan
persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati. Armstrong juga memperbaharui
perumusannya dengan menyatakan bahwa manajemen kinerja adalah proses
sistematis untuk memperbaiki kinerja organisasional dengan mengembangkan kinerja
individual dan tim. Merupakan sarana untuk mendapatkan hasil lebih baik dengan
memahami dan mengelola kinerja dalam kerangka kerja yang yang disepakati tentang
tujuan terencana, standard dan persyaratan kompetensi (Armstrong 2009:9).
segala persoalan yang berkaitan di dalam berbagai pekerjaan. Semua ini bisa
terjadi dengan baik apabila ada kerjasama yang baik.
9. Kemampuan Menyampaikan Ide: Cara mengevaluasi kinerja seseorang dapat
dilakukan salah satunya dengan melihat bagaimana kemampuan mereka
menyampaikan ide. Apabila seseorang memiliki ide yang cemerlang namun
mereka menyimpannya sendiri tentu akan percuma. Kemampuan
menyampaikan gagasan kepada orang lain cukup penting karena akan
mempunyai nilai sendiri bagi seorang karyawan. Bisa saja berangkat dari ide
yang dimiliki karyawan tersebut dapat diciptakan inovasi.
Contoh: ketika brainstorm ide-ide kreatif sangatlah dibutuhkan. Dari sini bisa
dilihat karyawan mana yang aktif menyampaikan idenya untuk dinilai sebagai
bagian dari parameter penilaian kinerja.
E. Rangkuman
Kinerja karyawan merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk
mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja
seseorang dikatakan baik apabila hasil kerja individu tersebut dapat melampaui peran
atau target yang ditentukan sebelumnya.
Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan
dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
F. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan konsep kinerja menurut pendapat anda !
2. Uraikan jenis-jenis penilaian kinerja
3. Bagaimana anda menyelesaikan kerjasama dalam tim dalam kinerja !
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kinerja !
5. Jelaskan manajemen kinerja dihubungkan dengan tupoksi anda di wilayah kerja!
G. Evaluasi Formatif 1
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling
tepat!
d. Kerja keras
e. Kerjasama
2. Armstrong (2009) menyatakan bahwa manajemen kinerja adalah proses
sistematis untuk memperbaiki kinerja organisasional dengan mengembangkan
kinerja individual dan…
a. Lainnya
b. Tim
c. Bersama
d. Semua
e. Kita
3. 9 (Sembilan) kriteria penilaian kinerja yang efektif, faktor ini dinilai pada kinerja
utama karyawan yaitu:
a. Kualitas pekerjaan
b. Disiplin
c. Kepemimpinan
d. Pengetahuan tentang pekerjaan
e. Kecepatan menyelesaikan pekerjaan
4. Penilaian kinerja atau performance appraisal adalah proses kinerja individual
diukur dan dievaluasi dapat dilakukan oleh…
a. Orang di luar kantor
b. Atasan
c. Keluarga
d. Sanak family
e. Teman beda kantor
5. Faktor yang menjadi unsur dalam dunia kerja bukan saja memperlancar
penyampaian pesan, namun juga mempengaruhi motivasi ketja, dan menjauhkan
konflik yang mungkin terjadi dalam pekerjaan adalah…
a. Tanggung jawab
b. Membagi tugas
c. Sarana prasarana
d. Insentif
e. Cara Komunikasi
Setelah Bapak Ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab
ini, silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang
lengkap dikurangi nilainya. Berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.
10
80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
✓ Apabila hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah
dapat menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali,
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab selanjutnya.
BAB III
Hal yang menarik bagi seorang Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah
dalam menjalankan tugasnya telah diberikan / ditetapkan wilayah kerja. Di wilayah
inilah seharusnya seorang PKB akan mengabdikan dirinya dengan seluruh
kemampuan yang ada. Wilayah yang dibina tentu harus diisi dan dikembangkan
dengan Program Bangga Kencana.
Metode kerja seorang Penyuluh Keluarga Berencana adalah melakukan
Penyuluhan, Pelayanan, Penggerakan dan Pengembangan Program Bangga
Kencana. Oleh karena itu seorang PKB yang akan berhasil melakukan kegiatannya
harus mendalami dan memiliki kemampuan untuk melakukan penyuluhan, pelayanan,
penggerakan dan pengembangan kepada masyarakat.
Sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Indonesia Nomor 21 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana, hasil kerja tugas jabatan bagi Penyuluh KB Kategori Keahlian
sesuai dengan jenjang, Penyuluh KB Ahli Pertama, meliputi:
1. Dokumen hasil perencanaan Program KKBPK melalui musrenbang di tingkat
desa/kelurahan;
2. Dokumen hasil perancangan instrument pendataan;
3. Dokumen hasil uji instrument pendataan;
Untuk capaian hasil yang baik maka setiap PKB harus merujuk kembali pada dua
hal yaitu Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) dan Sasaran Kinerja Pegawai
/ SKP, dimana dua hal ini menjadi acuan dalam menjalankan tugas sehari hari.
Metode Kerja yang harus dilakukan yaitu :
1. Menetapkan Tujuan
Setiap PKB harus menetapkan tujuan dari apa yang akan dikerjakannya.
Seperti pembentukan poktan, pembinaan poktan atau pembinaan akseptor
Keluarga Berencana. Tujuan ini harus jelas.
2. Menyusun Rencana Kerja
Bagi PKB ada 3 rencana yang dibuat. Rencana tahunan yang merupakan
keseluruhan rencana yang akan dikerjakan dalam tahun berjalan dari minggu
pertama bulan Januari sampai minggu terakhir bulan Desember. Rencana
tahunan ini juga bisa diartikan dari SKP yang akan dibuat oleh seorang PKB.
Rencana tahunan harus dijabarkan dalam bulanan sehingga pada akhirnya
rencana bulanan itu akan di urai lebih rinci lagi dalam rencana mingguan. Maka
seorang PKB akan membuat 1 rencana tahunan, 12 rencana bulanan dan lebih
kurang 52 rencana mingguan.
3. Tahapan Kerja
Dalam melaksanakan rencana kerja seorang PKB harus membuat tahapan-
tahapan yang akan dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Tahapan
tahapan ini akan memudahkan pelaksana dalam mencapai hasil yang baik.
Sudah seharusnya membuat Standar Operasional Prosedur / SOP sehingga
siapa saja nantinya yang akan melaksanakan dapat mengikuti dan berhasil
dengan baik.
4. Tim Kerja
Tentu PKB dalam melakukan kegiatan harus melibatkan kader, baik PPKBD,
Sub PPKBD, kader poktan dan ini adalah tim yang seharusnya selalu dipupuk
dan dibina oleh PKB dalam setiap melakukan kegiatan. Tim kerja adalah cara
jitu dalam menumbuhkan semangat kerja. Pembagian kerja akan memudahkan
tahapan berikutnya yaitu pelaksanaan.
5. Pelaksanaan
Dikala semua yang diatas sudah dilakukan maka pelaksanaan sebuah kegiatan
akan lebih terarah. Menghasilkan daya dukung dan daya ungkit yang lebih baik.
Kegiatan akan dapat dikendalikan sesuai dengan rencana awal yang sudah
dibuat.
6. Evaluasi
Apa yang telah dilakukan harus ada evaluasi disetiap pelaksanaanya. Evaluasi
menjadi kendali bagi PKB dalam melakukan kegiatan berikutnya. Kegiatan PKB
pada dasarnya adalah kegiatan berulang dari bulan ke bulan bahkan dari
minggu ke minggu. Evaluasi yang dilakukan diharapkan akan meningkatkan
hasil capaian dan kepuasan setiap yang terlibat dalam kegiatan.
E. Rangkuman
Tugas inti dari Penyuluh Keluarga Berencan adalah melakuan penyuluhan,
pelayanan, penggerakan dan pengembangan, bilamana ini sudah dikuasai
dengan baik maka hasil yang diharapkan akan dapat di capai.
Diantara beberapa hal yang harus dikuasai yaitu teknik komunikasi, sasaran
yang akan dihadapi dan bagaimana penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan
pengembangan itu disampaikan. Disamping itu seorang PKB Ahli Pertama harus
juga mempunyai perencanaan dalam melakukan kegiatannya sehingga diakhir
dapat dievaluasi baik oleh diri sendiri maupun orang lain.
F. Latihan
1. Jelaskan rencana kerja sesuai pendapat anda
2. Jelaskan langkah-langkah Rencana Kerja
3. Sebutkan rencana kerja PKB yang anda ketahui..
4. Siapa saja dalam tim kerja PKB yang terlibat?
5. Jelaskan tugas PKB
G. Evaluasi Formatif 2
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling
tepat!
a. Berantakan
b. Teratur
c. Tidak terarah
d. Tak menentu
e. Menentu
2) Perhatikan langkah-langkah menyusun rencana kerja
1) Tentukan untuk apa rencana kerja disusun;
2) Tulis pendahuluan dan latar belakang;
3) Tentukan tujuan dan target;
4) Membuat bahan-bahan
5) Mengumpulkan dana
No yang ditentukan dalam membuat rencana kerja yaitu...
a. 1), 3), 5)
b. 1), 2), 3)
c. 2), 3), 4)
d. 1), 4), 5)
e. 3), 4), 5)
3. Rencana kerja Penyuluh KB di antaranya...
1) menyusun rencana kerja mingguan Program KKBPK di wilayah binaan;
a. 1), 3), 5)
b. 2), 4), 5)
c. 1), 2), 3)
d. 2), 4), 5)
e. 1), 2), 5)
4. Tentu PKB dalam melakukan kegiatan harus melibatkan kader, baik PPKBD,
Sub PPKBD, kader poktan dan ini adalah…
a. Orang lain
b. Tim Kerja
c. Saingan kerja
d. Beban kerja
e. Kerja individu
5. Cara kerja sebagai kendali bagi PKB dalam melakukan kegiatan berikutnya.
Kegiatan PKB pada dasarnya adalah kegiatan berulang dari bulan ke bulan
bahkan dari minggu ke minggu yaitu…
a. Insentif
b. Penghargaan
c. Beban
d. Evaluasi
e. Menetapkan tujuan
Setelah Bapak Ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab
ini, silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang
lengkap dikurangi nilainya. Berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.
10
✓ Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah
dapat menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab
selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali,
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab
selanjutnya.
BAB IV
MOTIVASI KERJA
A. Pengertian Motivasi
Setiap organisasi tentu ingin mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
peranan manusia yang terlibat didalamnya sangat penting. Untuk menggerakkan
manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami
motivasi manusia yang bekerja di dalam organisasi tersebut, karena motivasi inilah
yang menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain perilaku
merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi (Sutrisno, 2009).
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang.
namun manfaatnya juga dirasakan oleh karyawan yang bekerja. Dengan motivasi
yang tinggi dapat membuat karyawan menikmati pekerjaannya, bekerja tanpa unsur
keterpaksaan dan menghasilkan suatu kualitas kerja yang tinggi.
Menurut Denny (1994), Beberapa prinsip dalam motivasi kerja yang sangat
diperlukan oleh setiap Penyuluh yaitu :
1. Prinsip partisipasi
Dalam upaya motivasi kerja pegawai perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan di capai oleh pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha
pencapaian tugas, dengan informasi yang lebih jelas, pegawai akan lebih muda
motivasi kerjanya.
3. Prinsip Mengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa pegawai mempunyai andil didalam usaha pencapaian
tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih mudah dimotivasi
kerjanya.
4. Prinsip Pendegelasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan
sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang
dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi
untuk mencapai tujuan yang diharapakan oleh pemimpin.
Sumber motivasi digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi dari dalam diri
(intrinsik) dan sumber motivasi dari luar (ekstrinsik).
1. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Itu sebabnya motivasi intrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajarnya. Contohnya Penyuluh KB melakukan KIE secara rutin dari
rumah kerumah/kelompok sesuai jadwal yang ditentukan, dengan motivasi dalam diri
bahwa masyarakat harus mengetahui informasi seputar program Bangga Kencana,
agar berdampak bagi kehidupan yang lebih baik di masyarakat.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif – motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk
motivasi yang di dalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari
luar yang tidak terkait dengan dirinya. Contohnya Penyuluh KB melakukan sarasehan
tingkat desa/kelurahan, agar masyarakat terpapar dengan hasil pendataan yang ada,
dan akan dijadikan pijakan pembangunan di wilayahnya, dengan harapan ketika
stakeholder mengetahui data yang ada menggugah untuk melaksanakan
pembangunan di bidang-bidang lainnya seperti perbaikan jamban dan lain
sebagainya.
D. Rangkuman
E. Latihan
F. Evaluasi Formatif 3
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling
tepat!
Setelah Bapak Ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab
ini, silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang
lengkap dikurangi nilainya. Berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, hitunglah
jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.
10
80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
✓ Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah
dapat menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab
selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali,
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab
selanjutnya.
BAB V
MEKANISME PROSEDUR KERJA
8. Pelayanan KB
9. Pembinaan
10. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi.
c. Data keluarga sejahtera, yang terdiri dari jumlah keluarga pra sejahtera,
sejahtera tahap I, sejahtera tahap II, sejahtera tahap III dan sejahtera tahap
III plus;
f. Data sosial budaya masyarakat, terdiri dari adat istiadat dan tradisi,
keagamaan, pertemuan-pertemuan dan faktor pendukung serta
penghambat program Kependudukan dan KB.
a. Pembentukan Kesepakatan
b. Penegasan Kesepakatan.
akan lebih mudah dipahami jika kita menggunakan bahasa yang sederhana
tanpa menggunakan istilah-istilah akademis atau popular.
• Kegiatan:
8. Pelayanan
Pelayanan adalah Suatu porses kegiatan yang dilakukan oleh PLKB/PKB
dalam mempersiapkan pelayanan teknis kepada sasaran sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan, misalnya pelayanan kontrasepsi kepada calon
peserta KB, analisa data kependudukan dan pembentukan serta pembinaan
BKB, BKR, BKL dan UPPKA.Bekerjasama dengan Petugas Medis, Agama,
Guru dan unsur terkait PKB/PLKB menyelenggarakan Pelayanan KB- KS.
Tokoh dan kader menggerakkan masyarakat lingkungannya, terutama yang
telah tercatat sebagai nominasi calon untuk hadir ke tempat pelayanan.
Pelayanan di sini bisa berupa pelayanan baru, ulangan maupun
penanggulangan. Sedangkan sifat pelayanannya ada yang statis dan dinamis.
Dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, petugas lapangan
• Pelaksana
➢ Dokter/Bidan Klinik KB
➢ Kepala Desa/Ketua RW/RT
➢ PLKB/PKB
➢ IMP (PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok Kegiatan)
• Kegiatan:
• Sasarannya adalah :
➢ Melaksanakan rujukan;
➢ PPKBD, Sub PPKBD dan kelompok KB/KS semakin aktif dan mampu
melakukan kegiatan KB/KS;
• Sasaran:
• Kegiatan:
a. Dana, berapa banyak dana yang disediakan untuk kegiatan pada bulan
bersangkutan yang diperoleh dari berbagai sumber baik dari APBD,
instansi lain, swadaya masyarakat yang dipergunakan untuk
pelaksanaan program;
c. Sarana dan metoda, sarana apa saja yang tersedia untuk melakukan
kegiatan program Kependudukan dan KB di desa/kelurahan yang
bersangkutan dan metoda apa yang dilakukan, bagaimana cara
KIE/Advokasi dilakukan, apakah melalui wawancara tatap muka,
kelompok atau bentuk lain;
d. Berapa jumlah dan cakupan BKB, BKR, BKL yang sudah dibentuk;
C. Rangkuman
D. Latihan
1. Jelaskan mekanisme kerja PKB
2. Mengapa PKB perlu menerapkan mekanisme 10 langkah PKB sebagai
mekanisme kerja, jelaskan alasan-alasannya.
3. Jelaskan 10 langkah kerja PKB yang dapat diterapkan pada kantor anda.
4. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pencatatan dan pelaporan
5. Hasil apa yang diharapkan dalam pencatatan dan pelaporan.
E. Evaluasi Formatif 4
Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat!
2. Untuk mendapat dukungan baik politis maupun pelaksanaan sesuai dengan peran
dan fungsi masing-masing dengan penuh rasa tanggung jawab berdasarkan
rencana yang telah disepakati, merupakan..
a. Pendekatan tokoh informal
b. Pendekatan tokoh formal
c. Pembinaan
d. Pelayanan
e. Pengembangan
3. Mengumpulkan data, baik dengan wawancara, maupun mempelajari catatan dan
dokumen yang sudah ada, merupakanm kegiatan…
a. Pendekatan tokoh informal
b. Pendekatan tokoh formal
c. Pembinaan
d. Pelayanan
e. Pendataan dan Pemetaan
4. Seorang PKB/PLKB dalam hal berkomunikasi dan memotivasi, karena itu seorang
PKB/PLKB perlu membekali diri dengan pengetahuan yang cukup mengenai
program yang akan disampaikan kepada sasaran kita, kemudian perlu dipelajari
juga bagaimana caranya atau media komunikasi yang akan kita gunakan agar
pesan bisa lebih mudah dimengerti oleh sasaran kita termasuk penggunaan
bahasa yang kita gunakan, merupakan kegiatan…
a. Pendekatan tokoh informal
b. Pendekatan tokoh formal
c. Advokasi dan KIE
d. Pelayanan
e. Pendataan dan Pemetaan
5. Pencapaian peserta KB dan peserta KB aktif per mix kontrasepsi, berapa sasaran
yang ditentukan dan berapa hasil yang didapat, dusun/RW mana yang sisa
pasangan usia suburnya masih besar dan dusun/RW mana yang pencapaiannya
sudah tinggi, merupakan evaluasi…
a. Keluaran
b. Masukan
c. Proses
d. data
e. pelaksanaan
Setelah Bapak Ibu selesai membaca dan mengerjakan soal pada evaluasi Bab ini,
silahkan cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Setiap jawaban yang benar diberi nilai 10. Jawaban yang kurang lengkap
dikurangi nilainya. Berdasarkan kekurang-lengkapan jawaban, hitunglah jawaban
yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar pada modul ini.
10
80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
✓ Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah
dapat menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab
selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada katagori cukup, kurang dan kurang sekali,
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab
selanjutnya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bekerja merupakan bagian dari hidup dan kehidupan manusia di muka bumi
ini. Tanpa bekerja maka manusia menjadi pasif, hanya pasrah, kurang
bersemangat tanpa memiliki harapan sehingga membuat hidup sehari-hari tidak
bergairah untuk menatap masa depan. Bekerja dalam konteks tulisan ini
dimaksudkan sebagai usaha atau aktivitas manusia untuk menyalurkan enerji dan
minat, talenta, kemampuan dan kemauan yang dimilikinya sehingga
mendatangkan/memperoleh hasil untuk menunjang kelangsungan hidupnya.
Orientasi seseorang bekerja dapat dibagi menjadi bekerja berorientasi
proses, dan bekerja berorientasi hasil.
Seseorang yang bekerja berdasarkan orientasi proses, biasanya kurang
fokus pada perolehan hasil. Pekerja tipe ini lebih mementingkan usaha dan cara -
cara maupun metode untuk meraih apa yang diharapkan, mereka ini tergolong
manusia tekun, selalu konsisten bertekad dan berusaha sebaik mungkin dalam
menjalani pekerjaannya. Biasanya tipe ini kurang memperdulikan hasil akhir.
Walaupun mengalami kegagalan, mereka tetap pantang menyerah, bahkan ingin
memperlihatkan proses kerja sportif berdasarkan standard operating procedure
(SOP), berpanduan universal yaitu ilmu pengetahuan sampai membuahkan
kualitas hasil kerja memuaskan dan bisa dipertanggung jawabkan. Kelemahan
pekerja tipe ini yaitu relatif lama dalam bekerja, karena lebih cermat, lebih berhati-
hati dan melangkah secara prosedural. Namun kelebihannya dapat dikatakan:
slow but sure.
Berbeda dengan tipe seseorang yang bekerja berdasarkan orientasi hasil.
Angka-angka atau jumlah statistik merupakan tolok ukur yang menjadi fokus
perhatian utama untuk diraih. Tipe ini lebih mengandalkan hasil dalam jumlah
besar, sedangkan proses kerja secara prosedural cenderung diabaikan. Yang
penting hasil dan hasil, persoalan sistem dan mekanisme kerja atau standar
operational kurang mendapat perhatian. Manusia pekerja tipe ini dapat
digolongkan sebagai pekerja praktis, pragmatis dan hanya bertujuan mengejar
keuntungan. Kelemahan yang perlu dikemukakan pada pekerja tipe ini adalah
kecenderungan bersikap atau berperilaku untuk ‘menghalalkan segala cara’
dalam meraih tujuan/keuntungannya. Kelebihannya terletak pada langkah kerja
yang relatif cepat, to the point namun seringkali banyak mengundang resiko.
(https://www.kompasiana.com/muhidin_1984/55293230f17e61ca4a8b4569/moti
vasi-dan-orientasi-dalam-bekerja).
Harapan bagi PKB Ahli Pertama agar dapat memotivasi diri dalam bekerja
sehingga apa yang dilakukan dapat diukur sesuai dengan mekanisme yang telah
ditetapkan.
B. Evaluasi
1. Jelaskan secara singkat 10 langkah PLKB dalam menjalankan tugasnya!
2. Apa yang dimaksud dengan motivasi?
3. Prinsip-prinsip apa saja yang mempengaruhi motivasi?
4. Jelakan apa yang dimaksud dengan motivasi kerja!
5. Keterampilan apa saja yang harus dimiliki oleh Penyuluh Keluarga Berencana?
6. Jelaskan metode kerja yang harus dilakukan Penyuluh KB untuk mencapai
hasil yang paripurna dalam penyuluhan!
7. Apa dasar penyusunan rencana kerja PKB Ahli Pertama?
8. Ada berapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh PKB Ahli Pertama?
9. Apa yang dimaksud dengan kinerja?
10. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja?
10
80- 90 % Baik
70-79 % Cukup
60-69 % Kurang
✓ Apablia hasil penilaian pada katagori baik dan baik sekali berarti Anda sudah dapat
menguasaan modul tersebut, dan dapat melanjutkan pada bab selanjutnya.
✓ Apabila hasil penilaian berada pada kategori cukup, kurang dan kurang sekali
diharapkan Anda membaca kembali sebelum melanjutkan pada bab selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA