PERANGKAT
PELATIHAN TEKNIS
PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA, KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA
BAGI PETUGAS KB NON ASN MELALUI E – LEARNING
PERANGKAT
PELATIHAN TEKNIS
PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA, KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA
BAGI PETUGAS KB NON ASN MELALUI E – LEARNING
Pengarah :
Prof. drh. Muhammad Rizal Damanik, MrepSc., PhD.
Penanggung Jawab :
Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si
Tim Penyusun :
Hendy Noor Irawan, S.Sos, M.Sc
Tim Teknis :
Retnoningsih Suharno, S.Pd
Wikan Arista Dewi, S.Psi
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
MODUL BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)
KATA SAMBUTAN
Seiring dengan penyediaan pelayanaan yang lebih berkualitas perlu sumber daya manusia
PKB Non ASN yang handal. Untuk itu, perlu peningkatan dimensi penyelenggaraan program di
setiap lini lapangan, termasuk peran dan fungsi para PKB Non ASN.
Modul Pembelajaran untuk Pelatihan PKB Non ASN ini dimaksudkan sebagai sumber
pengetahuan bagi para PKB Non ASN dalam rangka upaya meningkatkan pengetahuan
maupun keterampilan para PKB Non ASN. Selain itu, melalui Modul Pembelajaran untuk
Pelatihan PKB Non PNS ini diharapkan dapat menginspirasi para PKB Non ASN dalam berkarya.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas penerbitan
buku ini. Semoga Modul Pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta tercatat
sebagai amal shaleh di dunia dan di akhirat.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, kami telah
menyelesaikan penyusunan Paket Perangkat Pelatihan Teknis
Petugas Lapangan dengan tepat dan berkualitas guna
kepentingan menjaga mutu penyelenggaraan dan memenuhi
standarisasi program pelatihan yang disyaratkan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana – Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah secara berkesinambungan mengembangkan
Perangkat Pelatihan Teknis bagi Petugas Lapangan KB Non ASN yang dirancang khusus untuk
meningkatkan kompetensi bagi tenaga lapangan Keluarga Berencana Non ASN. Tujuan pedoman
pelatihan teknis ini adalah menciptakan panduan yang layak mengenai tahapan pelaksanaan dan
evaluasi yang harus dikerjakan oleh penyelenggara pelatihan yang dimasud untuk mewujudkan
good governance.
Untuk tercapainya tujuan pelatihan sebagaimana yang diharapkan, maka kurikulum dan bahan
pembelajaran pelatihan teknis bagi petugas lapangan KB non ASN dilengkapi dengan berbagai
media antara lain modul dan handout slide yang secara terus menerus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan lapangan. Penyempurnaan dan pengembangan perangkat pelatihan kekinian
tentunya akan terus dilakukan dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan wilayah, masyarakat,
serta perkembangan program, ilmu pengetahuan dan teknologi. Semoga dengan diterbitkannya
modul ini dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pelatihan bagi petugas teknis KB Non ASN.
Akhir kata, penghargaan dan apresiasi yang setingi-tingginya serta ucapan terima kasih
iii
disampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan Paket Perangkat
Pelatihan ini. Semoga paket pelatihan ini bermanfaat untuk menjamin terlaksananya
penyelenggaraan pelatihan yang berkualitas.
iv
DAFTAR ISI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dan Pelatihan merupakan salah satu upaya untuk melakukan intervensi kegiatan
dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kegitaan Pendidikan dan
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta
melalui kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan Pendidikan dan Pelatihan dapat
dipersiapkan sejak awal pelatihan, maka penyajian modul "Building Learning Commitment
(BLC)" dilakukan pada sesi pertama dengan tujuan mempersiapkan situasi pelatihan yang
kondusif sehingga peserta siap, aktif dan bersemangat dalam mengikuti pelatihan. Melalui
mata pelatihan "Building Learning Commitment (BLC)" diharapkan dapat mencairkan
kebekuan diantara peserta dan mengarahkan peserta untuk dapat mengenal satu sama lain
sehingga pada akhirnya dapat memotivasi diri untuk aktif, kreatif, inovatif, berprestasi dan
bisa bekerjasama serta saling mendukung satu sama lain diantara para peserta latih.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada modul ini adalah andragogi. Andragogi
adalah suatu model proses pembelajaran peserta pelatihan yang terdiri atas orang dewasa.
Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran
melibatkan peserta pelatihan. Dimana keterlibatan dari masing-masing orang yang menjadi
peserta pelatihan menjadi kunci keberhasilan dari model pendekatan andragogi ini. Oleh
sebab itu, dalam pembelajaran dengan model andragogi ini, maka fasilitator pelatihan perlu
membantu peserta pelatihan melakukan hal-hal berikut: (a) mendefinisikan kebutuhan
belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam
perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, dan (d) berpartisipasi dalam
mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
Model pembelajaran andragogi di dalam pelatihan ini harus didasarkan pada sikap saling
menghormati atau toleransi, konsentrasi pada materi yang diberikan widyaiswara dan
kondisi yang nyaman dan menggembirakan. Diharapkan melalui pembangunan komitmen
tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dalam proses pembelajaran, sehingga
materi pendidikan dan pelatihan dapat diterima dengan baik dan penuh semangat. Dengan
menerapkan model pembelajaran tersebut pada pelatihan ini diharapkan juga dapat
memotivasi peserta untuk terlibat langsung secara aktif dalam pendidikan dan pelatihan,
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan dapat bermanfaat selama proses pembelajaran
dan meningkatkan kinerja peserta pada saat kembali bertugas di wilayah kerjanya masing-
masing.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas konsep "Building Learning Commitment (BLC), praktik perkenalan dan
komunikasi, motivasi dan kerjasama, harapan dan kekhawatiran dalam pendidikan dan
pelatihan, pembentukan dewan perwakilan kelas dan penyusunan peraturan kelas yang
disepakati peserta.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu mempraktikkan "Building
Learning Commitment (BLC) untuk menciptakan suasana yang kondusif selama
pembelajaran pada Pelatihan Teknis Program Bangga Kencana bagi PLKB Non PNS
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan dapat ;
a. Menjelaskan konsep "Building Learning Commitment (BLC)
b. Mempraktikkan Mengenal dan menjalin komunikasi dengan baik
c. Mempraktikkan Motivasi dan Kerjasama.
d. Mempraktikkan harapan dan kekuatiran dalam mengikuti pelatihan.
e. Mempraktikkan pembentukan Dewan Perwakilan Peserta (DPP).
F. Petunjuk Belajar
Anda adalah seorang pembelajar. Agar dalam proses pembelajaran Mata Pelatihan "Building
Learning Commitment (BLC)” dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran tercapai dengan
baik, diharapkan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Bacalah secara cermat, dan pahami tujuan pembelajaran yang tertulis pada setiap awal
bab.
2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai Bab V Penutup.
3. Kerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap evaluasi pada setiap akhir bab.
4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata pelatihan ini tergantung pada
kesungguhan anda. Untuk itu, belajarlah secara mandiri dan seksama. Untuk belajar
mandiri, anda dapat melakukannya seorang diri, berdua, atau berkelompok dengan teman
lain yang memiliki pandangan yang sama dengan anda.
5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain seperti yang tertera pada
Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada
widyaiswara atau teman yang telah memahami tentang materi ini.
BAB II
KONSEP BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)
A. Pengertian
Sebuah proses pelatihan akan mencapai keberhasilan salah satunya apabila terjadi interaksi
yang baik antara peserta dengan fasilitator. Komitmen dari peserta pelatihan dan didukung
kemampuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dari widyaiswara/
fasilitator merupakan kombinasi yang sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal
dari sebuah pelatihan. Hasil pembelajaran selanjutnya dapat diukur melalui perubahan sikap
dan kemampuan peserta setelah proses pelatihan. Sebaliknya ketidakmampuan peserta
memahami dengan baik materi dalam bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan merupakan
indikator kurang berhasilnya proses pelatihan. Salah satu penyebab ketidakberhasilan
pembelajaran dalam pelatihan adalah metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan andragogi belum diterapkan secara maksimal.
Pembelajaran andragogi sendiri adalah pembelajaran yang melibatkan orang dewasa. Secara
etimologi, andragogi berasal dari bahasa latin “andros” yang berarti orang dewasa dan
“agagos” yang berarti memimpin atau melayani. Knowles mendefinisikan andragogi sebagai
seni dan dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar. Orang
dewasa disini tidak hanya didefinisikan secara ukuran biologis, namun lebih kepada segi sosial
dan psikologisnya. Oleh karenanya andragogi disebut juga pelibatan orang dewasa dalam
pembelajaran. Bagi orang dewasa, pendidikan pada hakekatnya adalah proses peningkatan
kemampuan untuk menanggulangi masalah kehidupan yang dialami sekarang. Ketepatan
pendidikan dalam pembelajaran untuk orang dewasa sangat penting. Pembelajaran untuk
orang dewasa harus lebih menekankan pada aspek untuk membantu dan membimbing
menemukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya.
Pembelajaran andragogi lebih mengedepankan bekerja dalam kelompok, maka komitmen
menjadi unsur utama dalam pelaksanaan pembelajaran bagi orang dewasa. Komitmen adalah
kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas
dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup caracara mengembangkan tujuan atau memenuhi
kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan
pribadi. Building Learning Commitment (BLC) yang diterjemahkan sebagai membangun
komitmen dalam pembelajaran bertujuan untuk menumbuhkan kemauan dan kemampuan
untuk belajar dan bekerja sama, saling menghargai, dan toleransi.
Orang dewasa hendaknya memiliki komitmen terhadap belajar. Komitmen belajar diartikan
sebagai janji atau kesanggupan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dalam
proses belajar, misalnya belajar dengan disiplin dan sungguh-sungguh serta tidak melakukan
perbuatan yang merugikan selama pembelajaran. Peran BLC dalam pelatihan bertujuan
mencairkan suasana, mengenal kekuatan dan kelemahan pribadi dan juga kekuatan dan
kelemahan orang lain. Pembelajaran akan mencapai hasil maksimal apabila suasana
pembelajaran menyenangkan.
Building Learning Commitment (BLC) atau Membangun Komitmen Belajar merupakan salah
satu materi penunjang dalam pelatihan ini. Walaupun BLC merupakan materi penunjang
dalam sebuah pelatihan, tetapi materi BLC sangat diperlukan dalam mengawali suatu proses
pelatihan. Artinya, jika materi BLC dapat diaplikasikan dengan baik oleh fasilitator/widyaiswara
maka proses kegiatan pelatihan dapat berjalan efektif dan mencapai tujuan pelatihan secara
optimal.
Secara garis besar fasilitasi materi BLC melalui proses pembelajaran akan melalui beberapa
tahapan yang dimulai dari perkenalan; pencairan (ice breaking); kesepakatan dan harapan
yang ingin dicapai; norma kelas dalam pembelajaran; serta kontrol kolektif dalam pelaksanaan
norma kelas. Hasil belajar atau tujuan umum dari materi BLC adalah agar peserta mampu
berperilaku positif untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif selama proses
pelatihan.
Indikator hasil belajar dari pembelajaran BLC adalah agar peserta dapat saling mengenal
diantara peserta pelatihan, menyiapkan diri untuk belajar bersama secara aktif dalam suasana
yang kondusif, menyiapkan diri untuk belajar bersama secara aktif dalam suasana yang
kondusif, merumuskan kesepakatan norma kelas yang harus dianut oleh seluruh peserta
B. Tujuan
Tujuan dari BLC adalah untuk menciptakan situasi yang kondusif dalam proses pembelajaran
yang mana didalamnya terdapat hubungan antar individu yang mengarah pada tercapainya
tujuan pendidikan dan pelatihan. Diharapkan peserta mengenal diri sendiri dan orang lain yang
ada dalam pendidikan dan pelatihan. BLC juga merupakan salah satu faktor dalam mengubah
kompetensi peserta sehingga berprestasi dan berkualitas dalam tugasnya.
C. Manfaat
Adapun manfaat BLC adalah sebagai berikut:
1. Peserta mengenali kekurangan dan kelebihan diri sendiri dan orang lain baik antar
peserta, fasilitator dan penyelenggara pelatihan.
2. Peserta dapat berkomunikasi lebih efektif
3. Meminimalisasi konflik yang ada
4. Meningkatkan percaya diri dan motivasi serta semangat dalam belajar
5. Dapat bekerjasama untuk meningkatkan potensi diri dan berprestasi
6. Dapat mengambil keputusan lebih mudah
7. Memiliki sikap disiplin pada norma atau aturan yang disepakati
8. Interaksi dalam proses pembelajaan akan lebih kondusif baik antar peserta, peserta
dengan widyaiswara, peserta dengan panitia penyelenggara.
D. Rangkuman
BLC merupakan materi untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam proses
pembelajaran. Suasana yang diharapkan adalah suasana saling percaya, keterbukaan,
bertanggung jawab dan saling mendukung dan mengisi antar peserta sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. BLC merupakan salah satu faktor dalam mengubah kompetensi
peserta sehingga berprestasi dan berkualitas dalam tugasnya.
BLC memiliki manfaat antara lain, dapat: mengenali kekurangan dan kelebihan diri sendiri dan
orang lain, berkomunikasi lebih efektif, meminimalisasi konflik yang ada, meningkatkan
percaya diri dan motivasi serta semangat dalam belajar, bekerjasama untuk meningkatkan
potensi diri dan berprestasi, mengambil keputusan lebih mudah, memiliki sikap disiplin pada
norma atau aturan yang disepakati. Interaksi dalam proses pembelajaran akan lebih kondusif
baik antar peserta, peserta dengan widyaiswara, peserta dengan panitia penyelenggara.
E. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan pentingnya BLC dalam sebuah pelatihan!
2. Jelaskan tentang pembelajaran andragogi!
3. Jelaskan konsep BLC!
4. Jelaskan tujuan BLC!
5. Jelaskan manfaat BLC!
BAB III
PRAKTIK PERKENALAN DAN KOMUNIKASI
A. Praktik Perkenalan
Peserta pelatihan adalah orang-orang berasal dari berbagai daerah atau wilayah kerja.
Diantara para peserta pelatihan sangat besar kemungkina belum saling mengenal satu dan
lainnyaKarena tidak adanya rasa saling mengenal maka suasana pendidikan dan pelatihan
masih beku dan kaku. Untuk mengatasi kebekuan dan kekakuan situasi ini, maka perlulah
peserta pendidikan dan pelatihan mempraktikkan perkenalan.
Adapun urutan kegiatan perkenalan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Ice breaking
Ice breaking adalah padanan dua kata Inggris yang mengandung makna “memecah es”.
Istilah ini sering dipakai dalam kegiatan pelatihan dengan maksud menghilangkan
kebekuan-kebekuan di antara peserta latihan. Dengan adanya ice breaking ini diharapkan
para peserta saling mengenal, mengerti dan bisa saling berinteraksi dengan baik antara
satu dengan yang lainnya. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan status, usia, pekerjaan,
penghasilan, jabatan dan sebagainya akan menyebabkan terjadinya dinding pemisah
antara peserta yang satu dengan yang lainnya. untuk melebur dinding-dinding
penghambat tersebut, diperlukan sebuah proses ice breaking. Kegiatan ini dilakukan agar
peserta merasakan kehangatan suasana sehingga akan mempengaruhi kelancaran
kegiatan pembelajaran.
Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan kegiatan Ice breaking dengan senam muka
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Fasilitator menayangkan slide senam muka
b. Fasilitator bersama peserta menirukan gerakan senam muka seperti pada video
c. Fasilitator merangkum manfaat Ice breaking dengan senam muka.
10
Bahwa permainan senam muka adalah untuk pemanasan dan mencairkan suasana,
membuat peserta gembira menepis rasa malu dan rasa sedih, toleransi pada teman, dan
fokus pada instruksi dari fasilitator serta menambah badan sehat dan awet muda.
2. Perkenalan
Setelah melakukan kegiatan Ice breaking dan dirasa suasana sudah mencair dengan cara
memperhatikan peserta sudah tertawa dan berkomentar dengan tanpa beban. Maka
kegiatan berikutnya adalah perkenalan, perkenalan tersebut antar peserta, peserta
dengan widyaiswara dan peserta dengan panitia.
Fasilitator mengajak peserta untuk berkenalan dengan menyapa semua peserta dari 34
provinsi.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Fasilitator mengajak semua peserta, panitia dan widyaiswara yang bergabung dalam
zoom meeting untuk ikut bermain.
b. Fasilitator memperkenalkan widyaiswara dan panitia dengan menyebutkan nama.
Nama yang disebut harus membuka video nya dan menyapa peserta.
c. Fasilitator mengabsen provinsi dimulai dari provinsi yang paling ujung. Peserta dari
provinsi yang bersangkutan, satu persatu memperkenalkan diri dengan menyebutkan
nama, jabatan serta menyapa peserta lainnya.
d. Perkenalan dilanjutkan sampai selesai mengabsen semua peserta.
Setelah melakukan kegiatan Ice breaking dan dirasa suasana sudah mencair dengan cara
memperhatikan peserta sudah tertawa dan berkomentar dengan tanpa beban. Maka
kegiatan berikutnya adalah perkenalan, perkenalan tersebut antar peserta, peserta
dengan widyaiswara dan peserta dengan panitia.
Fasilitator mengajak peserta untuk berkenalan dengan menyapa semua peserta dalam
pelatihan ini.
Nama Permainan
Fasilitator akan mengajak peserta untuk saling berkenalan satu sama lain melalui
permainan yang dinamakan “Satu Kalimat Tentang Saya”.
11
Tujuan Permainan
Mencairkan suasana dan mengenal satu dengan lainnya
Waktu
15 menit
Langkah Permainan
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Fasiltator akan menayangkan slide cara peserta untuk dapat tergabung dalam permainan
ini melalui website www.padlet.com/Lido
b. Peserta akan diminta untuk mengambil foto diri secara langsung dan mencari 1 (Satu) kata
yang paling menggambarkan dirinya yang juga disertai nama lengkap yang kemudian akan
di posting melalui link yang telah diberikan.
c. Fasilitator dan panitia akan mencontohkan cara kerja games dengan melakukan posting
pertama di virtualboard yang telah diberikan
d. Setelah itu peserta diminta untuk ikut memposting karyanya melalui link tersebut.
e. Setelah semua peserta memposting foto dan kata tentang dirinya.
f. Fasilitator dapat memberi penghargaan pada karya terbaik dengan memberikan symbol
“love” pada postingan tersebut.
g. Fasilitator akan menanyakan postingan tertentu yang telah ditandai “love” dan dianggap
menarik untuk dapat menjelaskan kata tersebut.
3. Energizer
Biasanya selama proses pembelajaran tidak selalu kondisi yang tercipta kondusif
berlangsung terus menerus, adakalanya pada waktu-waktu tertentu misalnya setelah
istirahat makan siang dan sholat, disitulah saat-saat rawan. Karena, fisik mulai lelah, perut
kenyang, ruangan dingin sehingga peserta bisa terserang mengantuk. Pada saat seperti
ini, widyaiswara dan peserta harus melaksanakan Energizer, yaitu kegiatan untuk
memberikan semangat kembali dalam belajar.
12
B. Praktik Komunikasi
Komunikasi yang efektif akan menciptakan suasana yang lebih baik dan terhindar salah faham
antar peserta, antara peserta dengan widyaiswara, dan antara peserta dengan panitia.
Pendidikan dan Pelatihan akan berjalan lancar jika terdapat komunikasi yang baik antar
peserta, antara peserta dengan widyaiswara, peserta dengan panitia. Untuk mempraktikkan
komunikasi yang baik, maka fasilitator mengajak peserta untuk mempraktikkan permainan
tebak kata.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Fasilitator menayangkan slide
2. Peserta secara perorangan langsung menebak kata apa yang sesuai dengan clue yang ada
di dalam slide yang ditayangkan.
3. Peserta menebak dengan cara mengangkat tangan dengan menyebut nama dan asal
provinsi
4. Fasilitator mendengarkan jawaban peserta.
5. Jika jawaban peserta salah maka boleh dilempar kepada peserta yang lainnya.
6. Fasilitator bertanya apa yang menjadi kesulitan peserta dalam menyampaikan pesan
tersebut.
7. Peserta menjawab.
8. Fasilitator menyampaikan pesan memberikan informasi dengan bahasa verbal, kemudian
sekaligus menggunakan bahasa non verbal.
9. Peserta yang menang diberi hadiah tepuk tangan atau gambar jempol.
13
C. Rangkuman
Sebuah pelatihan dalam pelaksanaanya sangat membutuhkan suasana yang cair, nyaman dan
kondusif. Maka untuk mendapatkan suasana tersebut, maka peserta harus mempraktikkan Ice
breaking dan permainan perkenalan sebagai awal dalam sesi Bina Suasana. Apabila proses
pembelajaran berlangsung, suasana berubah tidak kondusif lagi, maka dapat diberikan
stimulus yang berupa Energizer. Energizer yang dilakukan ditujukan untuk membangkitkan
suasana menjadi kondusif kembali. Energizer bisa berupa menyanyi bersama, bergoyang
bersama atau memainkan game sederhana yang menarik. Setelah suasana mencair dan saling
mengenal, maka kegiatan selanjutnya adalah mempraktikkan permainan komunikasi, dengan
harapan seluruh peserta dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan komunikasi yang efektif dengan cara menggunakan Bahasa verbal dan non
verbal serta menggunakan media jika diperlukan, sehingga tujuan komunikasi bisa tercapai.
D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Ice breaking!
2. Jelaskan tujuan sesi perkenalan dalam pelatihan?
3. Uraikanlah apa saja manfaat Energizer!
4. Praktikkan Ice breaking!
5. Praktikkan Komunikasi!
14
BAB IV
PRAKTIK MENUMBUHKAN MOTIVASI DAN MEMBANGUN KERJASAMA
Menciptakan sebuah yel, gerak tangan maupun lagu mempunyai dampak positif pada
kepercayaan pada diri sendiri dan kelompok didalam pembelajaran. Kepercayaan diri
tersebut meningkatkan motivasi peserta untuk selalu berpartisipasi, beraktualisasi diri, kreatif
dan inovatif serta mengkondisikan semangat belajar yang baik selama proses pembelajaran.
15
maupun komputer dan seringkali melupakan waktu kerja. Hal ini dapat menyebabkan
kelelahan dan otot leher menjadi tegang, sehingga berujung dengan produktivitas yang
menurun. Oleh sebab itu, kita perlu melakukan relaksasi sejenak untuk melakukan home
workouts bersama peserta lainnya sebagai bagian dari kegiatan virtual team building. Yakni
kita akan melakukan senam muka yang akan ditayangkan melalui video dan semua peserta
secara kompak bersama-sama dapat melakukannya dengan baik dan benar.
C. Rangkuman
Motivasi peserta untuk selalu berpartisipasi, beraktualisasi diri, kreatif dan inovatif serta
mengkondisikan semangat belajar yang baik selama proses pembelajaran dapat ditingkatkan
melalui kepercayaan diri yang dimiliki oleh peserta. Kerjasama kelompok yang solid, membuat
setiap peserta menjadi displin, meningkatkan motivasi untuk berprestasi. Bekerjasama
diharapkan tidak hanya pada sekelompok orang saja, namun peserta siap untuk bekerjasama
dengan seluruh peserta dalam proses pembelajaran. Dengan demikian diharapkan tujuan dari
pendidikan dan pelatihan dapat tercapai secara efektif dan optimal serta peserta selalu
memelihara manfaat positif tersebut selama proses pembelajaran dan ketika nanti kembali
ke tempat kerja masing-masing.
D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Uraikahlah sapa saja manfaat membangun motivasi!
2. Uraikanlah manfaat kerjasama dalam pendidikan dan pelatihan!
3. Jelaskanlah apa yang akan terjadi jika diantara widyiaswara, panitia dan peserta tidak ada
kerjasama yang baik!
4. Praktikkan permainan motivasi!
5. Praktikkan permainan kerjasama!
17
BAB V
PRAKTIK MENYAMPAIKAN HARAPAN DAN KEKHAWATIRAN
18
C. Rangkuman
Peserta pelatihan pada dasarnya mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan yang
berbeda-beda sehingga harapannya dan kekhawatirannya terhadap diklat yang diikutinya
pun berbeda-beda. Praktik menyampaikan harapan dengan pohon harapan dan
menyampaikan kekhawatiran dengan pohon kekhawatiran merupakan cara agar semua orang
akan mengetahui harapan dan kekhawatiran masing-masing saat diklat berakhir. Widyaiswara
tidak lupa perlu memberikan motivasi agar harapan peserta dalam pelatihan ini dapat
tercapai, sedangkan kekhawatiran peserta dapat dihindari. Diharapkan melalui kegiatan ini
tujuan pelatihan dapat tercapai dengan baik dan optimal.
19
D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Uraikanlah manfaat praktik menyampaikan harapan dengan pohon harapan!
2. Uraikanlah manfaat praktik menyampaikan kekhawatiran dengan pohon kekhawatiran!
3. Praktikkan kegiatan menyampaikan harapan dengan pohon harapan!
4. Praktikkan kegiatan menyampaikan kekhawatiran dengan pohon kekhawatiran!
20
BAB VI
PRAKTIK PEMBENTUKAN DEWAN PERWAKILAN PESERTA (DPP)
21
Selanjutnya apabila ada peserta pelatihan yang melanggar peraturan kelas tersebut, kelas
dapat menyepakati sanksi yang harus dijalani oleh peserta yang melanggar. Sanksi
pelanggaran yang bisa diterapkan antara lain:
1. Meneriakkan yel-yel tiga kali
2. Menyanyi
3. Menari dan lain sebagainya.
C. Rangkuman
Pembentukan DPP dimaksudkan untuk membentuk sebuah tim kecil yang dapat membantu
peserta dan panitia demi kelancaran penyenggaraan pelatihan. Peserta yang dipilih menjadi
DPP wajib menjalankan tugas-tugasnya sebaik mungkin sesuai bidangnya masing-masing
yang telah disepakati bersama antara peserta, widyaiswara dan panitia. Peserta membuat
norma atau peraturan kelas (Gound Role) yakni tata interaksi yang disepakati bersama yang
mengatur sikap dan perilaku peserta. Apabila ada peserta yang melanggar akan dijatuhi sanksi
sesuai dengan konsensus yang telah dibangun bersama-sama.
D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Uraikanlah manfaat membentuk Dewan Perwakilan Peserta!
2. Uraikanlah manfaat menyusun norma atau peraturan kelas!
3. Praktikkan membentuk Dewan Perwakilan Peserta!
4. Praktikkan menyusun norma atau peraturan kelas!
5. Jelaskan macam-macam sanksi pelanggaran yang bisa diterapkan dalam kelas selama
pelatihan!
22
BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan dan Pelatihan merupakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta pelatihan melalui proses pembelajaran.
Keberhasilan Pendidikan dan Pelatihan dapat dipersiapkan sejak awal pelatihan, sehingga
penyajian modul “Building Learning Commitment (BLC)” dilakukan pada sesi pertama dengan
tujuan menyiapkan situasi pelatihan yang kondusif sehingga peserta siap, aktif dan
bersemangat dalam mengikuti Pendidikan dan Pelatihan, mencairkan kebekuan diantara
peserta dan mengarahkan peserta untuk dapat mengenal satu sama lain sehingga pada
akhirnya dapat memotivasi diri untuk aktif, kreatif, inovatif, berprestasi dan bisa bekerjasama
serta saling mendukung satu sama lainnya.
Pada dasarnya dalam setiap sesi pada proses pembelajaran tidak selalu berada dalam kondisi
yang kondusif, namun seringkali terjadi situasi-situasi yang kurang kondusif. Pada saat inilah,
seorang Widyiaswara atau fasilitator dapat memberikan kembali asupan semangat kepada
peserta melalui enegizer. Di dalam modul ini, disampaikan juga bahwa untuk menjaga
kondusifitas proses pembelajaran, maka seluruh peserta pelatihan perlu menyepakati
kesepakatan bersama yang telah dibentuk.
Materi “Building Learning Commitment (BLC)” bertujuan untuk membekali peserta agar siap
mengikuti pelatihan dengan menciptakan situasi yang kondusif dalam belajar dengan saling
mengenal antar peserta, peserta dengan widyaiswara, peserta dengan panitia serta,
membangun komunikasi yang baik dan efektif, meningkatkan motivasi peran serta aktif,
kreatif, inovatif, prestasi, dan kerjasama, menyampaikan harapan dan kekhawatiran selama
pelatihan, pembentukan dewan perwakilan kelas dan penyusunan peraturan kelas yang
disepakati peserta. Dengan demikian dengan mempelajari modul ini diharapkan dapat
meningkatkan kinerja peserta pelatihan dalam menjalankan tugas di tempat kerjanya masing-
masing seusai mengikuti kegiatan pelatihan.
23
B. Evaluasi
Setelah mempraktikkan konsep “Building Learning Commitment (BLC)”, seringkali peserta
menghadapi kendala dan hambatan selama proses pembelajaran. Coba uraikan, apa yang
akan Anda lakukan untuk mengembalikan semangat peserta pelatihan agar proses
pembelajaran dapat kembali berjalan secara kondusif, sehingga dapat mencapai tujuan
kegiatan pelatihan sesuai dengan yang telah ditetapkan jika:
1. Anda berperan sebagai Widyaiswara/fasilitator!
2. Anda berperan sebagai peserta latih!
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26