Anda di halaman 1dari 58

I Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana


MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

Hak Cipta @ 2020

PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK
INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI

Edisi Pertama Tahun 2020

Tim Penyusun

Hendy Noor Irawan, S.Sos., M.Sc.


dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes.

Pengarah :
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
Penanggung Jawab :
Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Editor :
dr. Mila Yusnita
Tim Teknis :
Reni Dwijayanti, M.Pd.
Yufi Winiastuti, SKM
Desnita Ekaratri W, SS, MPH
Tri Aryadi, S.Psi.
Ratu Chaira Vielananda, S.Pd.
Sugeng

Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013

II Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA SAMBUTAN

P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran
Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga
Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi
Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas
nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan.

Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan Sumber


Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan,
karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak.
Begitupun dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun
(Balita) merupakan periode paling kritis karena pada masa tersebut proses tumbuh
kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang
apabila tidak dibina dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan
emosi, sosial dan kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan
dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral yang menentukan sikap, nilai dan
perilaku di masa dewasa.

Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan


dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan
kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang
dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral.
Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina
tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain
dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI EMAS).

BKB HI-EMAS merupakan salah satu program inovasi strategi untuk


mengimplementasikan kegiatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan
dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam mendukung penurunan
stunting dan pencapaian target BKKBN. Keluarga dan anggota keluarga merupakan
sasaran utama kegiatan ini dengan melibatkan seluruh komponen dan organisasi
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Penyusunan

III Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan


Keluarga Indonesia dan berkualitas dan berketahanan. Saya berharap perangkat
ini menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, orientasi dan
kegiatan sejenis di lingkungan BKKBN Pusat, Provinsi, Kab/Kota seluruh Indonesia.

Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan


komitmennya dalam menyusun perangkat pembelajaran ini saya ucapkan terima
kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah atas semua yang telah
kita lakukan.

Jakarta, Juni 2020

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian


dan Pengembangan,

Prof. Rizal Damanik, PhD.

IV Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA PENGANTAR

P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat
pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan
Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan


Keluarga Berencana bekerjasama dengan Direktorat Bina
Keluarga Balita dan Anak menyusun perangkat pembelajaran
ini dalam rangka mempersiapkan SDM yang kompeten guna
memfasilitasi dan memberikan informasi kepada Keluarga
Indonesia mengenai Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka Pencegahan Stunting
melalui Kelompok BKB. Perangkat pembelajaran ini adalah acuan pengelolaan
pelatihan untuk menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina
Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator
Tingkat Provinsi. Dengan mengacu kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan
setiap penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, sehingga dapat menghasilkan alumnus pelatihan yang berkualitas.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini.
Semoga segala upaya kita untuk meningkatkan kualitas pelatihan dapat berkontribusi
dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang
Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan.

Jakarta, Juni 2020

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan


Kependudukan dan KB,

DR. Lalu Makripuddin, M.Si

V Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ......................................................................................................................I


KATA SAMBUTAN ...............................................................................................................III
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................V
DAFTAR ISI .........................................................................................................................VI

☼ BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................1


A. Latar Belakang .....................................................................................................2
B. Maksud dan Tujuan........................................................................................................3
C. Sasaran Pengguna........................................................................................................4
D. Kompetensi .................................................................................................................4

☼ BAB II PEMENUHAN GIZI IBU HAMIL DAN ANAK ............................................................5


A. Latar Belakang ............................................................................................................6
B. Gizi Bagi Ibu Hamil .....................................................................................................7
C. Gizi Bagi Anak Usia Dini ...........................................................................................11

☼ BAB III INISIASI MENYUSU DINI, ASI EKSKLUSIF DAN MAKANAN PENDAMPING ASI .15
A. Pengertian ASI .......................................................................................................16
B. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ........................................................................................16
C. ASI Eksklusif ................................................................................................................19
D. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ......................................................................23

☼ BAB IV GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK USIA DINI ..........................................................26


A. Konsep Gizi Seimbang Untuk Berbagai Kondisi.....................................................27
B. Jenis Makanan bergizi dan seimbang ....................................................................33

☼ BAB V PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) .....................................................37


A. Pengertian PHBS .......................................................................................................38
B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat...............................................................39
C. Bagaimana Cara Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah...... 40

☼ BAB VI PENERAPAN PHBS ..............................................................................................43


A. PRAKTEK CARA CUCI TANGAN YANG TEPAT ...........................................................46
B. PRAKTEK PERAWATAN GIGI .......................................................................................46
C. PRAKTEK KEBERSIHAN LINGKUNGAN .......................................................................47

☼ BAB VII PENUTUP .............................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................49

VI Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1................................................................................................................................10
GAMBAR 2...............................................................................................................11
GAMBAR 3 ........................................................................................................................11
GAMBAR 4...............................................................................................................46
GAMBAR 5................................................................................................................................47
GAMBAR 6...............................................................................................................47
GAMBAR 7................................................................................................................................47
GAMBAR 8...............................................................................................................47

VII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

MODUL
KESEHATAN GIZI IBU HAMIL DAN
ANAK USIA DINI

Tim Penyusun

Hendy Noor Irawan, S.Sos., M.Sc.


dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB


BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2020

VIII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB I
PENDAHULUAN

1 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pada Pasal 1
menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selanjutnya dalam Pasal 2 ditegaskan bahwa perkawinan adalah sah, apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu; dan
tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Amanat undang-undang ini mewajibkan setiap orang yang akan memasuki jenjang
perkawinan harus melakukan persiapan atau perencanaan yang matang baik lahir
maupun bathin. Dengan demikian, setiap orang yang akan menikah atau kawin
memahami hakikat dari perkawinan dan memahami bahwa dengan menjalankan
perkawinan maka itu berarti akan membangun sebuah keluarga. Keluarga yang
lahir karena ada ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita.

Dalam undang-undang perkawinan juga menegaskan terkait persyaratan


perkawinan yang harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai. Dan yang
dingatkan pula, untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai
umur 21 (duapuluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua. Dalam hal salah
seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak
mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dimaksud cukup diperoleh dari orang
tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.
Selanjutnya ditegaskan pula bahwa dalam hal kedua orang tua telah meninggal
dunia atau dalam keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka
izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai
hubungan darah dalam garis keturunan lurus keatas selama mereka masih hidup
dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya.

Perkawinan akan melahirkan generasi penerus dan akan menambah jumlah


penduduk. Generasi yang lahir haruslah generasi yang sehat, yang cerdas dan
berakhlak mulia. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan pembangunan Keluarga, Pasal 48 ayat 1 dan 2 menjelaskan
bahwa kebijakan pembangunan keluarga dilakukan melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang salah satunya dilaksanakan dengan
cara peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan,
penyuluhan dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan
anak. Untuk mendukung tercapainya kesejahteraan keluarga, dipertegas lagi
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak terkait
prinsip dasar konvensi hak anak yang meliputi non diskriminasi, kepentingan terbaik
bagi anak, Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan serta penghargaan
terhadap pendapat anak. Sebelumnya, pada tahun 1984 pemerintah telah
mencanangkan Program Bina Keluarga Balita (BKB). Program BKB dirintis berdasarkan

2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala BKKBN dan Menteri Negara Urusan Peranan
Wanita (MEN UPW) Nomor :11 KEP/MEN UPW/IX/84, 170/HK.010/E 3/84. Dan pada
tahun 1991 Program BKB dicanangkan menjadi Gerakan BKB Penanggung jawab
kebijakan yakni Kementerian Pemberdayaan Perempuan, sedangkan sebagai
Penanggung jawab Operasional adalah BKKBN.

Pada tahun 2007 terbit Surat Keputusan (SK) Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan Nomor KEP-15A/Meneg.PP/Dep-IV/III/2007 tentang Pelaksanaan dan
Pengembangan Program BKB. Dan pada tahun 2008 dikeluarkan Instruksi Kepala
BKKBN NO.2616/hk.012/f4/08 tentang Pelaksanaan Program Aksi BKB. Berbagai
regulasi ini dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan gerakan BKB. Program
BKB lahir sebagai sebuah gerakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga,
memperkuat ketrampilan orangtua dalam pengasuhan anak agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya. Program BKB sebagai pilar
utama pembangunan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena
kualitas SDM sangat ditentukan oleh kualitas pembinaan keluarga sejak dini bahkan
sejak janin dalam kandungan.

Program BKB menyasar pada orangtua atau keluarga yang merupakan lingkungan
pertama dan utama dan mempunyai peranan penting dalam memastikan
pertumbuhan dan perkembangan anak melalui perawatan dan pengasuhan untuk
memenuhi kebutuhan“asuh, asih dan asah“. Kualitas pengasuhan akan membantu
pertumbuhan anak sejak periode emas (usia 0–2 tahun) harus dioptimalkan dengan
menjaga kesehatan dan status gizi anak, memberikan stimulasi dan menyediakan
lingkungan yang mendukung agar anak bisa bertumbuh dan berkembang dalam
suasana lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman.

Untuk mencapai kondisi tersebut di atas, maka tahun 2020 dilakukan pembaharuan
terhadap materi Program BKB. Terbitnya modul tersebut sebagai pedoman
penyelenggaraan BKB agar pelaksanaannya lebih efektif, efisien dan mudah
dilaksanakan oleh para pengelola program dan Pejabat Pengawas Pengelola
Program BKB.

B. Maksud dan Tujuan


I. Umum
Tersedianya modul penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina
Keluarga Balita Bagi Pengelola Program Bina Keluarga Balita.

II. Khusus
Terlaksananya Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi
Pengelola Program Bina Keluarga Balita dengan tujuan meningkatkan kualitas
peserta dalam aspek;

3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

1. Kualitas Pengetahuan;
Peningkatan kualitas pengetahuan peserta meliputi pemahaman tentang
perencanaan hidup berkeluarga dan harapan orangtua terhadap masa depan
anak, konsep diri yang positif dan konsep pengasuhan, peran orangtua dan
keterlibatan ayah dalam pengasuhan, menjaga kesehatan anak, pemenuhan
gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat, stimulasi gerakan kasar-gerakan
halus, kecerdasan, komunikasi aktif pasif dan kemampuan menolong diri sendiri,
pengenalan kesehatan reproduksi, perlindungan anak, menjaga anak dari
pengaruh media serta pembentukan karakter anak usia dini.
2. Kualitas Ketrampilan;
Peningkatan kualitas ketrampilan peserta meliputi ketrampilan dalam berbagi
peran menjadi kader piket, kader bantu dan kader inti. Teknik berinteraksi dengan
peserta, pengisian kartu kembang anak (KKA) dan teknik membangun suasana
yang menyenangkan.
3. Kualitas Aktualitasi;
Peningkatan aktualisasi peserta ditandai dengan pemahaman materi yang utuh
terkait Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi Pengelola Program Bina
Keluarga Balita Holistik Integratif.

C. Sasaran Pengguna
Sasaran pengguna modul ini adalah;
1. Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak;
2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB;
3. Perwakilan BKKBN Provinsi;

D. Kompetensi
Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina
Keluarga Balita Bagi Pejabat Pengelola Program Bina Keluarga Balita berdasarkan
uraian tugas sebagai pengelola program KKBPK. Diharapkan melalui Diklat ini standar
kompetensi yang disyaratkan dapat terpenuhi.

4 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB II
PEMENUHAN GIZI
IBU HAMIL DAN ANAK
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan tentang pemenuhan gizi selama kehamilan hingga
anak usia dini

5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

A. Latar Belakang

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan


penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan. Untuk
mengatasi masalah gizi diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup.
Data Riskesdas 2018 sebanyak 48,9% Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau
kekurangan darah persentase ini meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 37,1%.
Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun
sebesar 84,6%. Proporsi risiko kurang energi kronis pada perempuan usia subur yang
hamil sebesar 24,2% menurun pada tahun 2018 sebesar 14,5%. Prevalensi anemia
dan resiko kurang energi kronis pada perempuan usia subur sangat mempengaruhi
kondisi kesehatan anak pada saat dilahirkan. Kedua hal tersebut termasuk beberapa
hal yang berpotensi terjadinya kekerdilan (stunting) pada anak. Proporsi berat
badan lahir bayi secara ideal tidak kurang dari 2500 gram dan tinggl tidak kurang
dari 48 centimeter. Berdasarkan Riskesdas 2018 proporsi bayi yang lahir dengan
berat badan dibawah 2500 gram pada umur 0-59 bulan mencapai 6,2%. Angka
stunting sebesar 30,8%. Dampak permasalahan gizi yang tidak teratasi dengan baik
akan mempengaruhi kualitas hidup dan akan berdampak besar terhadap kondisi
sosial ekonomi.

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan akan masalah gizi, masih
banyak ibu hamil mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi
Kronis (KEK), dan anemia. Ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan
anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester ketiga
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai
resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah 2
(BBLR), kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena
lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil adalah
pengetahuan gizi. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan
memenuhi kebutuhan gizinya sehingga berdampak pada peningkatan status gizi.
Dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara ibu
hamil banyak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Setidaknya tiga
bulan sebelum berencana hamil, harus mempersiapkan diri melalui makanan bergizi,
kesehatan badan, dan mulai mengubah kebiasaan makan yang kurang sehat demi
kesehatan bayi nantinya. Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan
dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin.

Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil berguna untuk mengetahui kondisi


kesehatan pada ibu hamil dan janinnya serta juga dapat berguna untuk mengetahui
status gizi pada ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil

6 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
minimal 4 kali selama kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama
dilakukan sebelum saat usia kehamilan mencapai 4 bulan atau antara 0-3 bulan
(trimester pertama). Kunjungan kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester
kedua). Sedangkan kunjungan ketiga dan keempat dilakukan pada usia kehamilan
7-9 bulan (trimester 3). Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di posyandu, pondok
bersalin, puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter atau bidan swasta.

Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak usia di
bawah lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang
bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang normal (WHO,
2013). Berdasarkan Hasil Riskesdas 2018 menunjukan adanya perbaikan pada status
gizi balita di Indonesia. Proporsi stunting atau balita pendek karena kurang gizi kronik
turun dari 37,2% (riskesdas 2013), menjadi 30,8% pada riskesdas 2018. Demikian juga
proporsi status gizi buruk dan gizi kurang dari 19,6% (riskesdas 2013) menjadi 17,7%.
Meski demikian, angkanya masih jauh dari target Badan Kesehatan Dunia (WHO)
yakni 20%.

Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan


gizi pada anak, sedangkan apabila kita cermati pemenuhan gizi pada anak tidak
mahal, terlebih lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika
berobat di Rumah Sakit. Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi
gizi pada anak, sebagai contohnya “seringnya anak jajan sembarangan di tepi
jalan”. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan adalah kurangnya pengetahuan
ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu
apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi. Pemenuhan
gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari indikator yang diharapkan. Perhatian
orangtua yang seharusnya bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan
gizi pada anak-anaknya belum sepenuhnya diwujudkan.

Untuk mengoptimalkan perkembangan anak, sebaiknya Ibu memenuhi kebutuhan


nutrisi harian Ibu sejak mempersiapkan kehamilan. Seperti apa yang telah Ibu ketahui,
periode kritis perkembangan otak dan pertumbuhan fisik anak terjadi pada 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu 270 hari saat kehamilan dan pada 730 hari di
awal kehidupannya (sampai dengan anak berusia 2 tahun). Itulah sebabnya pada
periode ini, sangat penting bagi anak untuk mendapatkan semua kebutuhan nutrisi
yang ia butuhkan.

B. Gizi Bagi Ibu Hamil

Saat hamil, asupan nutirisi pada ibu dan janin harus mencukupi. Untuk kehamilan

7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

yang sehat dengan berat badan normal asupan nutrisi tetap perlu diatur. Hal Ini
agar bayi tumbuh optimal dan ibu tetap sehat hingga saat melahirkan.

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat


gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Kebutuhan gizi pada masa
kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita
normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara
(mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar
40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.

Manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
ibu dan janin, mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan baik dan aman, membentuk jaringan untuk tumbuh
kembang janin dan kesehatan ibu, mengatasi permasalahan selama kehamilan dan
memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran
bayi.Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan
yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil,
makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang
ikut mengkonsumsi makanan yang dimakan.

Hal yang penting diperhatikan pada masa Kehamilan :


1. Penuhi kebutuhan gizi sejak hamil, selama kehamilan pada trisemester 1, 2, dan
3. Makanlah dengan pola gizi seimbang dan bervariasi
2. Mengkonsumsi tablet tambah darah setidaknya 90 tablet selama masa kehamilan;
3. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk mencegah
hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin, terlepasnya plasenta,
serta gangguan pertumbuhan;
4. Menghindari minuman yang mengandung kafein, terlalu banyak meminum
minuman yang berkafein akan dapat menyebabkan keguguran pada kehamilan
muda dan resiko bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR);
5. Cukupi kebutuhan air minum pada saat hamil, minum air putih lebih banyak
mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya volume
darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh.
Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari);
6. Melakukan olahraga ringan, olahraga yang ringan dapat dilakukan oleh ibu
selama kehamilan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya sehingga
peredaran darah dapat berjalan dengan lancar.

8 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
7. Jika mual, muntah dan tidak nafsu makan pilihlah makanan yang tidak berlemak
dalam porsi anak tetapi sering contoh nya : buah, roti, ubi, singkong, biscuit;
8. Istirahat yang cukup.

Bahan makanan/hal-hal yang dihindari dan dibatasi oleh ibu hamil :


1. Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan
tambahan makanan yang kurang aman;
2. Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena
mengandung kuman yang berbahaya untuk janin;
3. Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah;
4. Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang banyak
mengandung gula, lemak misalnya: keripik, cake;
5. Membatasi makanan/minuman yang mengandung gas, contoh: nangka
(matang dan mentah), kol,ubi jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri
ulu hati pada ibu hamil;
6. Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena mengandung energi
tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu hamil meningkat berlebihan dan
bayi lahir besar;
7. Merokok atau terpapar asap rokok, kandungan yang terdapat didalam rokok
maupun asap rokok dapat mempengaruhi perkembangan janin. Resiko pertama
bagi ibu hamil yang gemar merokok adalah tingginya resiko bayi lahir BBLR.
8. Mengkonsumsi /minum obat tanpa resep dokter.

Berikut ini asupan gizi penting yang dianjurkan untuk ibu hamil:
Protein
Protein penting bagi pertumbuhan jaringan janin, termasuk jaringan otak. Asupan
ini juga berperan dalam meningkatkan pasokan darah sehingga memungkinkan
lebih banyak darah untuk disalurkan pada janin. Sumber protein yang baik, di
antaranya kacang polong, ayam, ikan salmon, keju cottage, daging sapi tanpa
lemak, dan selai kacang.
Folat
Folat berperan penting dalam mengurangi risiko cacat tabung saraf pada janin.
Ini adalah cacat lahir yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang
janin, misalnya spina bifida. Beberapa makanan yang mengandung folat, yakni
hati, sayuran berdaun hijau gelap, dan kacang.
Zat besi
Ketika hamil, tubuh membutuhkan zat besi ekstra untuk meningkatkan aliran
darah sehingga memastikan oksigen yang disuplai untuk Anda maupun janin
tercukupi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
Adapun sumber zat besi yang baik untuk ibu hamil, yaitu sayuran berdaun hijau
tua, buah sitrus, buah kering, dan sereal.

9 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

Kalsium
Kalsium merupakan gizi yang penting untuk pertumbuhan tulang janin. Selain itu,
kalsium juga dapat mengatur penggunaan cairan tubuh ibu. Contoh makanan
yang merupakan sumber kalsium yang baik, yaitu yogurt, susu, keju, tahu, telur,
dan kubis.
Lemak
Asupan lemak dapat membuat tubuh bertenaga dan dibutuhkan untuk
membantu perkembangan janin. Namun, Anda harus memilih lemak omega-3
atau lemak sehat karena banyaknya lemak jenuh malah akan membahayakan
ibu maupun janin.Asupan yang termasuk lemak sehat adalah minyak zaitun,
minyak wijen, minyak kanola, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Serat
Mengonsumsi makanan berserat tak hanya menyehatkan, namun juga dapat
mengurangi risiko ibu hamil terkena sembelit dan wasir. Beberapa makanan
berserat yang baik dikonsumsi selama kehamilan, yaitu gandum, tomat, apel,
jeruk, dan brokoli.

Untuk mengoptimalkan kesehatan Ibu dan bayi dalam kandungan sampai


dengan anak berusia 2 tahun, dapat disimpulkan pemberian gizi seimbang pada
1000 Hari Pertama Kehidupan antara lain :

1. Selama Bayi Dalam Kandungan (270 hari)

Sebelum dan selama kehamilan, calon ibu harus berstatus


gizi baik. Pada trimester pertama, konsumsilah asam folat yang
merupakan salah satu komponen utama pembentukan tabung
syaraf janin, untuk kemudian berkembang menjadi otak dan tulang
belakang bayi. Asam folat tinggi dapat diperoleh dari sayuran
berwarna hijau tua (brokoli dan bayam), kacang-kacangan, dan
buah-buahan (jeruk, pepaya, pisang dan alpukat).

Gambar 1. Bayi dalam kandungan selama 9 bulan

2. Usia 0-6 bulan (180 hari)


Saat baru lahir, bayi perlu mendapatkan Inisiasi MenyusuDini (IMD), setidaknya
selama satu jam. IMD banyak manfaat yang didapat bayi, salah satunya bayi akan
memperoleh bakteri-bakteri baik dari dada ibu, ini berguna untuk pencernaannya
yang masih rentan.Lalu selama 6 bulan setelah bayi lahir, berikan ASI eksklusif. Pantau

10 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
pula pertumbuhan bayi serta rutin memeriksakan
kesehatannya kepada tenaga kesehatan.

3. Usia 6-24 bulan (550 hari)


Sejak bayi berusia 6 bulan, berikanlah Makanan
Pendamping ASI (MPASI) sambil tetap melanjutkan
pemberian ASI. Alasannya karena pada usia ini, ASI
saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
anak. Pastikan MPASI dengan kandungan zat gizi
Gambar 2. Bayi usia 0-6 bulan sehat dan seimbang. Rutin
memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan, seperti
pemberian vaksin sesuai jadwal juga sebaiknya tetap
dilakukan.Selain nutrisi, hal lain yang perlu dilakukan
pada masing-masing usia bayi adalah rasa kasih sayang
dan stimulasi yang cocok sesuai kategori usia. Seperti
membacakan cerita, mengajak bermain bersama, selalu
mengajaknya berbicara, dan mendengarkan musik, hal
ini membuat sinaps pada otak anak terbentuk banyak
dan terkait dengan kecerdasannya kelak.
Gambar 3. Bayi usia 6-24 bulan

C. Gizi Bagi Anak Usia Dini

Usia dini dikenal juga dengan sebutan usia emas anak atau the golden age (0-6
tahun). Usia emas anak menjadi waktu yang istimewa karena pertumbuhan dan
perkembangan anak pada rentang ini sangat pesat dan mencapai puncaknya.
Pertumbuhan dan perkembangan otak merupakan organ yang paling utama pada
masa emas ini.Berbagai literatur menyebutkan, anak dilahirkan dengan sekitar 10
miliar neuron atau sel saraf di otaknya. Dua tahun pertama sejak lahir merupakan
periode di mana miliaran sel tersebut bertambah. Otak anak punya kemampuan
besar untuk menyusun ribuan sambungan antar-neuron.

Di usia dua tahun, pertumbuhan otak anak sudah mencapai 80 persen. Menginjak
usia 5-6 tahun, pertumbuhan otaknya kian pesat yakni 90-95 persen. Agar tumbuh
kembang anak optimal di usia emas ini, tentunya dibutuhkan gizi dan stimulasi
yang baik. Langkah awal untuk memastikan pemenuhan gizi anak dimulai dengan
memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. ASI menjadi sangat istimewa karena
memiliki aneka zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan otak seperti laktosa, casein
dan whey, DHA, ARA, dan lain-lain.

Menyiapkan asupan gizi untuk anak merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan oleh orangtua. Karena asupan gizi yang diterima anak akan

11 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

mempengaruhi proses tumbuh kembang mereka di usia dewasa kelak. Pemenuhan


gizi untuk anak sebaiknya dilakukan tidak hanya sejak lahir tapi sejak anak masih
berada di dalam usia kandungan, hingga anak berusia 2 tahun, pertumbuhan anak
akan sangat cepat karena itu diperlukan banyak gizi untuk menyeimbangkannya.
Gizi-gizi penting yang dibutuhkan anak pada rentang waktu tersebut adalah
protein, karbohidrat, Vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, seng, AA, DHA,
sphyngomyelin, sialic acid, dan asam-asam amino seperti tyrosine dan tryptophan.
Semua kebutuhan tersebut bisa di dapatkan oleh anak dari Air Susu Ibu (ASI). Itulah
kenapa ibu disarankan untuk memberikan ASI.

Kekurangan gizi bisa menimbulkan berbagai masalah pada anak. Efek paling
sederhana adalah membuat tubuh lemah dan mudah terserang berbagai penyakit.
Dalam jangka panjang, anak yang kekurangan gizi akan memiliki masalah dalam
tumbuh kembangnya. Dari mulai pertumbuhan fisik hingga perilaku anak di masa
dewasa.

Pola pengasuhan anak usia dini dapat berpengaruh besar terhadap asupan
gizi seimbang yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kebiasaan pola makan dan hidup bersih sehat perlu dibiasakan sejak dini, terutama
untuk mencegah berbagai tantangan kesehatan yang akan dimiliki anak di masa
depan.

Manfaat asupan gizi terbaik bagi anak, antara lain:


1. Menjaga dan Memelihara Kesehatan, gizi sangat berkaitan erat dengan
kesehatan dan peningkatan kualitas hidup. Gizi yang baik bisa membantu
mengoptimalkan fungsi tubuh, mencegah serta membantu penanganan
penyakit;
2. Meningkatkan kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh anak terbentuk dari
asupan gizi yang diterimanya sejak dini. Nutrisi ini diperlukan untuk membentuk
sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan berbagai virus dan penyakit yang bisa
menyerang kapan saja. Dengan demikian, anak menjadi tidak mudah sakit dan
terjaga kesehatannya;
3. Sumber energi, untuk beraktivitas, bergerak, dan berpikir, tubuh membutuhkan
energi yang mencukupi. Energi tersebut didapatkan dari gizi yang dikonsumsi
sehari-hari.

Kebutuhan gizi anak sesuai dengan usianya


Sesuai dengan pedoman gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan RI, aturan
pemenuhan gizi di masing-masing usia anak sebagai berikut:
1. Kebutuhan gizi anak usia 0-6 bulan.
ASI merupakan makanan utama anak di beberapa bulan awal kehidupannya.
Sebisa mungkin, berikan anak ASI eksklusif selama 6 bulan penuh. Artinya,

12 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya hanya diperoleh dari ASI saja dan tidak
diberikan makanan maupun minuman lainnya.
2. Kebutuhan gizi anak usia 6-24 bulan.
Jika memungkinkan, ASI sebaiknya diberikan sampai usia anak genap 2 tahun.
Selain dapat menguatkan hubungan emosional ibu dan anak, memberikan
ASI dalam waktu lama juga bisa meningkatkan sistem kekebalan anak hingga
dewasa.Di samping itu, anak juga mulai harus diberikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) mulai usia 6-24 bulan. MP-ASI bisa diberikan secara bertahap,
misalnya dimulai dengan memberikan makanan dalam bentuk lunak seperti
bubur susu. Seiring dengan bertambahnya usia anak, Ibu bisa memberikan
makanan pendamping dengan tekstur yang lebih padat dari sebelumnya.
Contohnya, setelah anak terbiasa dengan tekstur bubur, Ibu dapat memberikan
anak nasi tim.

Sekitar usia 1 tahun, anak biasanya sudah cukup beradaptasi dengan


tekstur makanan pendamping yang diberikan. Nah, ketika itu Ibu bisa mulai
memperkenalkannya dengan makanan padat yang biasa dimakan anggota
keluarga lainnya.

Berdasarkan komposisi bahan makanannya, MP-ASI terbagi menjadi dua


kelompok:
• MP-ASI lengkap. Terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur,
dan buah-buahan.
• MP-ASI sederhana. Terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati, dan
sayur atau buah.

Ciri-ciri MP-ASI yang dikatakan baik:


• Padat energi, protein, dan zat gizi mikro yang tidak terlalu banyak terkandung
di ASI.
• Tidak berbumbu tajam, menggunakan gula, garam, penyedap rasa,
pewarna, dan pengawet
secukupnya.
• Mudah ditelan dan disukai anak.

Penting untuk dipahami bahwa pola pemberian makanan di usia ini akan
mempengaruhi selera makan anak di kemudian hari. Itu sebabnya, sebaiknya
perkenalkan anak dengan aneka macam makanan agar terbiasa. Baik itu dari
sumber protein, karbohidrat, lemak, serat, dan sebagainya. Secara keseluruhan,
kebutuhan asupan lemak untuk anak di usia 6-24 bulan juga cenderung meningkat.

3. Kebutuhan gizi anak usia 2-5 tahun


Kebutuhan nutrisi anak di usia ini cenderung meningkat karena sedang berada

13 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

di masa pertumbuhan, disertai dengan padatnya aktivitas harian. Memberikan


makan anak pada usia ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Terlebih karena
biasanya anak sudah mulai mengenal beragam camilan atau jajanan, sehingga
memiliki anggapan tersendiri tentang mana makanan yang disukai dan tidak.

Untuk itu, Ibu dianjurkan untuk memberikan perhatian khusus agar asupan
makanan anak tetap bergizi seimbang. Berikut beberapa anjuran pemenuhan
gizi untuk anak usia 2-5 tahun:
• Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam);
• Perbanyak makan makanan sumber protein dan lemak, seperti ikan, karena
kaya akan omega 3, DHA, serta EPA;
• Perbanyak makan sayur dan buah-buahan;
• Batasi makan camilan yang terlalu manis, asin, dan berlemak;
• Penuhi kebutuhan cairan;
• Ajak anak main di luar supaya tetap aktif.

4. Kebutuhan gizi anak usia 6-18 tahun


Kebutuhan nutrisi harian anak di usia ini juga meningkat dari sebelumnya. Hal ini
karena ia masih dalam masa tumbuh kembang dan mengalami masa pubertas.

Berikut beberapa anjuran pemenuhan gizi untuk anak usia 6-18 tahun:
• Makan sebanyak 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam);
• Rutin makan ikan serta sumber protein lainnya. Anjuran asupan protein hewani
harian sebanyak 30 persen, sementara protein nabati 70 persen;
• Perbanyak makan sayur dan buah-buahan;
• Batasi makan makanan cepat saji, jajanan, serta camilan yang manis, asin,
dan berlemak;
• Rutin menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari, yakni setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam.

Anak yang berusia 17-18 tahun tetap harus diperhatikan asupan gizinya. Hal ini
dikarenakan anak remaja memasuki masa di mana pertumbuhan fisik dan psikisnya
mulai matang untuk mempersiapkan perubahan di usia dewasa. Entah itu menikah,
maupun hamil bagi anak perempuan.

14 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB III
INISIASI MENYUSUI DINI,
ASI EKSKLUSIF DAN
MAKANAN PEDAMPING ASI

Indikator Hasil Belajar :


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
diharapkan dapat menjelaskan tentang pentingnya IMD, ASI Ekslusif
dan MPASI

15 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

A. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan terbaik dan termurah yang dapat diberikan
ibu kepada bayinya, didalamnya terkandung zat-zat yang dibutuhkan bayi sejak
lahir sampai usia 24 bulan atau lebih. ASI sebagai makanan alami pertama untuk
bayi menyediakan energi dan nutrisi dalam jumlah tepat yang dibutuhkan sesuai
dengan umur bayi. Pemberian ASI merupakan salah satu upaya membentuk gen-
erasi sehat, cerdas, serta berkualitas demi masa depan dirinya, keluarga, masyar-
akat dan negara. Menurut WHO ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja pada
bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan di-
anjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang
manfaat ASI baik bagi bayi, ibu dan keluarga.

B. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD pada bayi baru lahir men-
jadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat luas terutama
ibu-ibu yang sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI ekslusif diIndonesia disebabkan
karena kurangnya informasi pelaksanaan IMD kepada masyarakat dari pihak instan-
si kesehatan. Demikian juga persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang
IMD juga menjadi penghambat suksesnya program pemerintah ini, sehingga infor-
masi yang benar tentang program IMD hendaknya terus disosialisasikan pada mas-
yarakat luas agar apa yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai
dengan baik.

Metode IMD diperkenalkan oleh Karen M. Edmon pada Bulan Maret 2006. Metode
ini dilandaskan pada refleks atau kemampuan bayi dalam mempertahankan diri
(survival instinc). Bayi yang baru berusia 20 menit dengan sendirinya dapat langsung
mencari puting ibunya. Proses ini dapat berlangsung selama 1 jam atau lebih. Metode
ini dilakukan dengan cara meletakkan langsung bayi yang baru lahir di dada ibunya
dan membiarkan bayinya merayap untuk menemukan sendiri puting susu ibunya
untuk menyusu. IMD harus dilakukan secara langsung setelah bayi dilahirkan tan-
pa boleh ditunda. Begitu bayi dilahirkan dan dinilai bayi sehat, kemudian bayi di
IMD dengan terlebih dulu dikeringkan seluruh badannya, kecuali kedua tangannya.
Proses harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Adanya kontak kulit an-
tara bayi dan ibu dapat memberikan ketenangan dan meningkatkan ikatan kasih
sayang ibu dan bayi. Tujuan dilekatkannya bayi ke kulit ibu juga untuk membentuk
kekebalan tubuh bayi, karena pada saat IMD, bayi menelan bakteri baik dari kulit
ibu. Selain meningkatkan ikatan ibu dan bayi, IMD juga dapat meningkatkan kemu-
ngkinan keberhasilan menyusui, dan umumnya memperpanjang durasi menyusui.

16 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Manfaat inisasi menyusui dini bagi bayi sangatlah berlimpah. Sebab, ASI yang per-
tama kali keluar setelah persalinan, dapat menyediakan manfaat lebih untuk kese-
hatan bayi seperti:
1. Memberikan kolostrum untuk bayi
Kolostrum adalah komponen yang hanya diproduksi saat ASI pertama kali kelu-
ar, setelah proses persalinan. Komponen ini bisa memberikan berbagai manfaat
untuk bayi, karena:
• Mengandung growth factors untuk membantu perkembangan usus bayi, se-
hingga dapat berfungsi secara efektif.
• Kaya akan kandungan vitamin A, yang dapat membantu melindungi mata
dan mengurangi infeksi
• Dapat menstimulasi bayi untuk mengeluarkan mekonium melalui kotoran, se-
hingga risiko bayi terkena penyakit kuning dapat berkurang
• Kolostrum keluar dalam jumlah yang sedikit, sehingga tepat untuk bayi yang
baru lahir.
2. Melindungi bayi dari berbagai penyakit
Air susu ibu (ASI) mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi dalam 6 bu-
lan pertama kehidupannya. ASI dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit
seperti diare dan penyakit yang kerap menyerang di usia anak-anak, termasuk
pneumonia.Selain itu, IMD juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi
karena bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi. dan juga bayi akan
mendapatkan kolostrum yang sangat banyak mengandung zat-zat kekebalan
tubuh.
3. Membuat berat badan anak lebih ideal
Bayi yang diberikan ASI, termasuk melalui IMD, risiko mengalami kelebihan berat
badan atau obesitasnya akan berkurang saat ia memasuki usia anak dan rema-
ja.
4. Mempererat hubungan antara ibu dan anak
Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit
ibunya (skin-to-skin contact) segera setelah lahir, dapat menciptakan keintiman
yang lebih dalam dengan sang ibu. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang bersen-
tuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan cara efektif untuk me-
nenangkan bayi sakit, yang dapat dilakukan kapan saja. Hal ini juga membuat
sang ibu lebih nyaman.Bayi yang menerima kontak kulit dengan ibu sejak awal
kelahirannya juga dinilai akan dapat berinteraksi lebih banyak dengan ibu dan
lebih jarang menangis.
5. Menurunkan risiko kematian bayi
Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi angka kematian bayi baru lahir. Selain
itu, dapat meningkatkan kesehatan, tumbuh kembang, dan membantu mem-
bangun daya tahan tubuh bayi. Kemudian, ASI juga sangat baik untuk kese-
hatan sistem pencernaan bayi.

17 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

6. Mendukung keberhasilan ASI eksklusif


Inisiasi menyusui dini diketahui menunjang keberhasilan ASI Ekslusif hingga setida-
knya bayi berusia empat bulan. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan hingga bayi
berusia 6 bulan, namun boleh dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.

Manfaat inisiasi menyusui dini bagi ibu

Tidak hanya bagi bayi, proses inisiasi menyusui dini juga memberikan manfaat
yang tidak sedikit bagi ibu. Ketika bayi mencoba untuk menyusu dari ibu secara
langsung, sentuhan bayi dapat merangsang keluarnya oksitosin.

Oksitosin adalah hormon yang umumnya keluar saat proses melahirkan maupun
menyusui berlangsung. Hormon ini juga kerap dikaitkan dengan rasa empati, keper-
cayaan, dan membangun hubungan antar manusia. Oksitosin diproduksi tubuh ibu
dapat menyebabkan rahim berkontraksi. Hal ini dapat membantu proses melahir-
kan maupun mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan.

Keluarnya hormon ini juga akan memicu hormon lain yang dapat membantu ibu
merasa tenang, santai dan membentuk ikatan yang dalam dengan bayi. Hormon
oksitosin juga akan menstimulasi keluarnya air susu.

Menerapkan Inisiasi Menyusui Dini

Di Indonesia, persoalan dan tantangan yang sering dihadapi adalah belum ban-
yak rumah sakit ataupun bidan yang mengakomodasi proses inisiasi menyusui dini.
Untuk menerapkan proses ini, penting bagi para calon ibu untuk memilih rumah sakit
yang pro-ASI dan pro-IMD.
Berikut beberapa hal yang wajib dipastikan saat mencari tempat bersalin jika in-
gin menerapkan inisiasi menyusui dini:
• Rumah sakit tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi da-
lam satu ruangan atau rooming-in pascapersalinan.
• Rumah sakit tersebut sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum
berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula untuk bayi.
• Dokter dan atau perawat yang akan membantu persalinan, bersikap pro-ASI
dan siap membantu ibu untuk menyusui
• Memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusui dini
setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia butuhkan.
• Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda
setelah proses IMD.
• Namun, ada kalanya beberapa prosedur, seperti operasi caesar di luar renca-
na atau komplikasi saat persalinan, membuat proses ini tidak dapat dijalankan.
Meski demikian, penting bagi ibu untuk menekankan keinginannya melakukan

18 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
inisiasi menyusui dini, jika memang masih memungkinkan.

Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang men-
jalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan
berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarn-
ya, terutama rumah sakit, dokter yang membantu proses persalinan, dan keluarga.

C. ASI EKSKLUSIF

ASI Eklsusif tak diragukan lagi manfaatnya bagi kesehatan bayi, juga untuk Bunda
yang menyusui. Itulah sebabnya pemberian ASI eksklusif diwajibkan selama minimal
enam bulan, sejak bayi lahir.pemerintah bahkan mewajibkan Bunda memberikan
ASI eksklusif pada si buah hati. Kewajiban itu tertuang dalam pasal 6 Peraturan Pe-
merintah (PP) nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, yang ditetapkan pada
1 Maret 2012, “Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada
bayi yang dilahirkannya,” bunyi peraturan tersebut. Anjuran pemerintah itu dibuat
berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Seorang ibu disarankan menyusui selama enam bulan penuh, demi menghindari
alergi dan menjamin kesehatan bayi yang optimal. Kenapa 6 bulan? ASI dibutuh-
kan karena selama enam bulan pertama kehidupannya, bayi belum memiliki enzim
pencernaan yang sempurna. Sehingga, bayi belum bisa mencerna makanan atau
minuman selain ASI. Lebih dari itu, semua jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi sudah
bisa terpenuhi dari ASI. Jadi, selama enam bulan sejak pertama dilahirkan, bayi se-
jatinya hanya membutuhkan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan atau minuman
apapun.

Pemberian ASI eksklusif akan sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Dengan
mengonsumsi ASI, bayi terlindungi dari risiko infeksi akut seperti diare, pneumonia, in-
feksi telinga, haemophilus influenza, meningitis, dan infeksi saluran kemih.Sementara
itu, menyusui juga sangat bermanfaat bagi kesehatan Ibu. Dengan memberikan ASI
Eksklusif dapat mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan dan juga menunda
kembalinya kesuburan Ibu. Ibu juga bisa merasakan manfaat lain, seperti penurunan
tekanan darah dan kolesterol serum total, serta penurunan prevalensi diabetes meli-
tus tipe 2. Yang paling menakjubkan, menyusui bisa mengurangi risiko terkena kank-
er payudara dan kanker ovarium. Salah satu penyebab kanker payudara dipicu
oleh hormon estogren dalam tubuh kita. Sementara saat Bunda menyusui, hormon
estrogen dalam tubuh memiliki tugas tersendiri. Sehingga, hormon estrogen tidak
akan mengganggu tubuh kita, terutama bagian payudara, karena hormon tersebut
punya kesibukan tersendiri.

19 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut:
• Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
• ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan
atau minuman.
• ASI diberikan secara on-demand atau sesuaikebutuhan bayi, setiap hari setiap
malam.
• ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.

Manfaat ASI eksklusif bagi bayi:


1. Dapat meningkatkan imunitas tubuh bayi
ASI memiliki antibodi yang membantu sang Bayi melawan virus dan bakteri, an-
tibodi ini berada di kolostrum. Kolostrum menyediakan jumlah Imunoglobulin A
(IgA) yang tinggi serta beberapa antibodi lainnya. Ketika Ibu terpapar virus atau
bakteri, IgA mulai memproduksi antibodi. Antibodi ini kemudian tercampur ke
dalam ASI dan diteruskan ke bayi saat menyusu. IgA dapat melindungi dari sak-
it dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem
pencernaan bayi. Jika Ibu sakit flu kemudian menyusui sebenarnya IgA dapat
memberi antibodi yang membantu bayi melawan virus yang menyebabkan
penyakit. Walaupun begitu, jika Ibu sakit, tetap harus selalu menerapkan kebersi-
han yang ketat seperti mencuci tangan sesering mungkin dan coba untuk tidak
menularkan kepada bayi. Susu formula tidak memberikan antibodi, sejumlah pe-
nelitian menunjukan bayi yang tidak disusui lebih rentan terhadap masalah kese-
hatan seperti pneumonia, diare, dan infeksi. Namun jika Ibu sakit, Ibu tetap perlu
menjaga kebersihan.

2. Dapat meningkatkan berat badan bayi


Memberikan ASI kepada anak dapat meningkatkan berat badan dalam skala
yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada masa kecilnya. Sebuah
penelitian menunjukan bahwa tingkat obesitas 15-30 persen lebih rendah pada
bayi yang diberikan ASI, dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.
Jangka waktu memberikan ASI juga penting, karena setiap bulan memberikan
ASI mengurangi risiko si Bayi obesitas pada masa depannya sebesar 4 persen. Hal
ini memungkinkan karena perkembangan bakteri usus yang berbeda. Bayi yang
disusui memiliki jumlah bakteri usus bermanfaat yang lebih tinggi, yang dapat
mempengaruhi penimbunan lemak. Bayi yang diberi ASI juga memiliki lebih ban-
yak hormon leptin daripada bayi yang diberikan susu formula. Leptin adalah hor-
mon utama untuk mengatur nafsu makan dan penimbunan lemak pada tubuh
bayi. Bayi yang disusui juga mengatur sendiri asupan ASI-nya, Mereka dapat ber-
henti menyusui jika sudah kenyang yang membantu mereka mengembangkan
pola makan yang sehat.

20 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
3. Dapat membuat bayi lebih cerdas
Beberapa penelitian menunjukkan perbedaan dalam perkembangan otak bayi
yang diberikan ASI dan yang diberikan susu formula. Perbedaan ini mungkin dise-
babkan oleh keintiman secara fisik, sentuhan dan kontak mata yang terkoneksi
saat menyusui. Bayi yang diberikan ASI memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dan memiliki kemungkinan yang kecil untuk mengalami masalah dengan
perilaku dan pembelajaran seiring dengan bertambahnya usia mereka. Efek
yang paling menonjol terlihat pada bayi yang prematur, karena bayi prematur
memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah perkembangannya. Sebuah
penelitian menjelaskan bahwa menyusui lebih memiliki efek positif yang signifikan
terhadap perkemabangan otak jangka panjangnya.

4. Dapat membuat vaksin lebih efektif pada bayi


Bayi yang diberikan ASI sejak dini memiliki respons terhadap vaksinasi untuk men-
jadi sebuah antibodi yang lebih baik daripada bayi yang hanya diberikan susu
formula. Vaksinasi melindungi bayi dari penyakit serius dan komplikasi penyakit
yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, kejang-kejang, amputasi
lengan atau tungkai, kelumpuhan anggota badan, kerusakan otak, bahkan ke-
matian. Jika bayi tidak diberi vaksin, mereka dapat menyebarkan penyakit ke-
pada bayi lain atau orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,
seperti penerima transplantasi dan orang-orang yang mengidap penyakit kank-
er. Vaksin dapat mencegah komplikasi jangka panjang dan bahkan kematian
bagi orang yang rentan terhadap penyakit ini.

5. Dapat mencegah risiko sindrom mati mendadak


Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) adalah masalah yang sering menghan-
tui ibu baru. Banyak kisah tentang ini yang menghancurkan hati mama. Tetapi,
sulitnya SIDS tidak diketahui benar penyebabnya.
Namun, ini sudah terbukti bahwa menyusui dapat menurunkan risiko SIDS sebanyak
50 persen setelah 1 bulan, dan risiko menurun 36 persen pada tahun pertama si
Bayi.

6. Dapat mencegah alergi pada bayi


Karena sistem pertahanan tubuh bayi masih sangat rendah, maka ia rentan terk-
ena alergi. Risiko alergi semakin meningkat jika ibu dan ayah mewariskan risiko
alergi. Menyusui eksklusif selama minimal 3-4 bulan dapat memberikan penurun-
an risiko asma, dermatitis atopik, dan eksim 27-42 persen.

Manfaat melakukan ASI eksklusif bagi ibu menyusui :


Selain bermanfaat untuk bayi, menyusui ternyata juga memberi manfaat untuk
ibu. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan ibu, di antaranya:
1. Menurunkan Risiko Kanker Payudara dan Ovarium

21 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang menyusui memiliki risiko lebih ke-
cil terkena kanker payudara dan kanker ovarium di masa mendatang.

2. Membantu Menurunkan Berat Badan


Seorang ibu yang memberikan ASI secara eksklusif lebih mudah untuk menurun-
kan berat badan. Saat menyusui, biasanya seorang ibu membakar sekitar 300
hingga 500 kalori dalam sehari.
3. Menurunkan Risiko Osteoporosis
Tubuh seorang wanita akan menyerap kalsium lebih efisien saat menyusui dan
hamil–jika diimbangi dengan makan makanan yang mengandung kalsium. Hal
inilah yang membuat risiko osteoporosis pada ibu yang sedang menyusui men-
galami penurunan.
4. Menurunkan Risiko Depresi
Wanita yang menyusui tampaknya mengalami depresi pasca-persalinan yang
lebih rendah, dibanding ibu yang menyapih lebih awal atau tidak menyusui.
Namun, wanita yang mengalami depresi pasca-persalinan lebih awal setelah
melahirkan juga lebih cenderung mengalami kesulitan menyusui atau menyusui
dalam durasi yang singkat. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah
peningkatan jumlah oksitosin yang diproduksi selama kelahiran dan menyusui.
Oksitosin tampaknya memiliki efek anti-kecemasan jangka panjang. Hormon ini
juga mempengaruhi daerah otak tertentu yang mempromosikan pengasuhan
dan relaksasi.
5. Mencegah Menstruasi
Menyusui secara terus menerus bisa menghentikan ovulasi dan menstruasi. Be-
berapa wanita bahkan telah menggunakan kondisi ini sebagai alat kontrasep-
si alami selama beberapa bulan pertama setelah melahirkan. Namun, cara ini
bukanlah metode KB yang efektif.

Faktor yang dapat mempengaruhi produksi dan lancarnya ASI:


1. Asupan makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Oleh
karena itu ibu perlu menyantap makanan yang mengandung gizi seimbang se-
cara teratur.
2. Kondisi psikis
Keadaan psikis ibu tak kalah pentingnya dalam proses kelancaran ASI. Karena
refleks keluarnya ASI sangat dikontrol oleh perintah yang dikirim oleh hipotala-
mus. Bila ibu dalam keadaan stress, cemas, khawatir, tegang dan sebagainya,
ASI tidak akan turun dari alveoli menuju puting. Umumnya hal ini terjadi pada
hari-hari pertama menyusui.
Reflek pengaliran susu dapat berfungsi baik bila ibu merasa tenang dan rileks,
serta tidak kelelahan. Oleh karena itu peran keluarga, terutama suami, sangat
penting menjaga kondisi psikis ibu agar tetap tenang dan nyaman.

22 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
3. Perawatan payudara
Perawatan payudara yang benar akan memperlancar produksi ASI. Oleh karena
itu sebaiknya perawatan payudara dilakukan saat ibu masih dalam masa ke-
hamilan.
4. Frekuensi bayi menyusu
Frekuensi bayi menyusui secara langsung maupun dengan memerah ASI mem-
pengaruhi produksi dan kelancaran keluarnya ASI.
5. Bayi kurang bisa menghisap ASI
Terkadang ada juga bayi yang tidak dapat menghisap ASI secara benar. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya struktur mulut dan rahang bayi
yang kurang baik.
6. Pengaruh obat-obatan
Obat-obatan yang mempengaruhi hormon prolaktin dan oxytocin yang ber-
fungsi pembentukan dan pengeluaran ASI, obat-obat yang mempengaruhi ke
dua hormon ini akan mengganggu produksi ASI.
7. Alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu yang menyusui dapat memengaruhi jum-
lah produksi ASI.

D. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

MP-ASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI, yang diberikan kepada
bayi tepat diusia 6 bulan, dimana menu utama ASI masih tetap diberikan sampai
usia 2 tahun.
Tujuan dari MP-ASI adalah memperkenalkan makanan baru ke bayi selain ASI.
Kenapa harus 6 bulan? Karena pencernaan anak sudah lebih siap menerima
makanan padat, dan ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bayi.
Disamping itu tujuan MP-ASI tidak hanya sekedar memberikan makanan ke bayi
tapi melatih bayi secara motorik kasar dan halus, misalnya ketika bayi memegang
makanan atau sendoknya. Sehinga bayi bisa makan sambil belajar.

Mungkin banyak orang tua yang bingung menentukan menu apa yang pas diberi-
kan sebagai makanan pendamping ASI. Beberapa pedoman di bawah ini mungkin
bisa dijadikan patokan untuk mengatasi kebingungan tersebut.
• Makanan yang sederhana. Makanan sederhana di sini maksudnya adalah
makanan yang dibuat hanya dari satu bahan tanpa tambahan gula atau ga-
ram. Disarankan untuk menunggu 3-5 hari sebelum mengenalkan makanan
baru berikutnya. Dengan begitu, jika Anak mengalami reaksi berupa muntah,
diare atau alergi, orang tua dapat mengenalinya dan tidak lagi memberikan
jenis makanan tersebut kepadanya.
• Sereal bayi. Makanan pendamping ASI lainnya yang bisa diberikan kepada
bayi adalah sereal khusus bayi. Sereal ini merupakan makanan yang menjadi

23 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

pilihan banyak orang tua. Cara membuatnya cukup dengan mencampurkan


sesendok makan sereal dengan 60 ml (4 sendok makan) ASI atau susu formula.
• Bubur daging, sayur, atau buah. Pada saat bayi sudah akrab dengan makanan
pendamping ASI, orang tua bisa mulai memperkenalkan bubur yang terbuat
dari daging, sayur atau buah. Pengenalan bubur jenis ini pun sebaiknya dilaku-
kan secara bertahap. Agar bayi tidak kaget, variasikan pemberian bubur yang
terbuat dari daging, sayur atau buah tiap lima kali penyajian. Sebaiknya bubur
yang disajikan tidak mengandung garam atau gula.
• Makanan yang dicincang halus. Mayoritas bayi yang berusia 8-10 bulan sudah
bisa mengonsumsi makanan padat yang dicincang halus dalam porsi mini.
Beberapa makanan yang bisa disajikan dengan cara ini adalah buah-buahan
yang bertekstur lembut, sayuran, pasta, keju, dan daging matang.
• Makanan yang mengandung zat besi dan zinc. Kedua nutrisi ini sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan Anak. Jadi, jangan lupa untuk mem-
berikan Anak makanan pendamping ASI yang mengandung kedua nutrisi ini.
Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI akan meningkat seiring usia
bayi mendekati satu tahun, di mana bayi mungkin sudah bisa makan tiga kali
sehari. Selain itu, orang tua juga sudah bisa memberikan makanan ringan da-
lam bentuk potongan kecil atau tumbuk kepada Anak.

Memberi Makanan Pendamping ASI Harus Sabar


Selama enam bulan masa hidupnya, Anak selalu diberikan ASI atau susu formula.
Wajar jika kemudian bayi menolak makanan selain yang biasa mereka makan. Saat
bayi menolak atau tidak terlalu tertarik dengan makanan yang diberikan, orang tua
tidak perlu khawatir karena proses adaptasi ini tidak akan berlangsung lama.

Perkenalkan makanan baru satu per satu. Tunggu beberapa hari sebelum Anak
dikenalkan dengan makanan baru berikutnya. Dengan demikian, orang tua dapat
mengidentifikasi makanan apa saja yang dapat menyebabkan alergi pada bayi

Kesabaran orang tua penting, mengingat ini merupakan masa transisi dari ASI se-
cara eksklusif menuju makanan padat. Masa peralihan ini merupakan waktu yang
sangat rentan. Jika masa ini tidak bisa dilalui dengan mulus, maka bayi bisa men-
galami kekurangan gizi

Memberikan makanan pendamping ASI merupakan salah satu kunci penduku-


ng pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, orang tua perlu meny-
iapkan makanan tersebut sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan Anak.

Jika sudah mencoba memberikan berbagai jenis makanan namun Anak tetap
tidak mau makan, atau jika mengalami kesulitan menentukan makanan pendamp-
ing ASI yang tepat.

24 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Cara memperkenalkan MP-ASI :

• Pastikan kondisi anak sudah siap untuk makan;


• Pastikan anak tidak dalam kondisi badmood, mengantuk, lelah, tidak enak
badan;
• Pastikan makanan yang diberikan bersih, fresh, dan bergizi agar anak terhindar
dari diare dan malnutrisi;
• Jangan memaksakan anak makan. Anak sedang proses belajar makan, jadi
hal yang penting bukanlah porsi banyak dan cepat habis;
• Kalau anak mau makan sendiri, sesekali biarkan anak belajar pegang makanan-
nya. Biarkan dia belajar cara memasukan makanan ke mulutnya;
• Dampingi anak saat makan agar terhindar dari anak tersedak;
• Berikan pujian atau terima kasih kepada anak karena telah menghabiskan
makanannya.

25 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

BAB IV
GIZI SEIMBANG UNTUK
ANAK USIA DINI
Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan tentang gizi seimbang untuk anak usia dini

26 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep gizi berimbang.
Jika kelebihan gizi akan menjadi masalah, kekurangan gizi pun menjadi masalah.
Seperti apa konsep gizi seimbang secara sederhana yang bisa dipahami oleh mas-
yarakat awam. Adapun konsep gizi seimbang adalah: makanan yang dikonsumsi
memenuhi unsur-unsur zat gizi yang lengkap (karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, air dan serat) dalam jumlah cukup tidak berlebihan dan juga tidak kekuran-
gan, dan sesuai kebutuhan tubuh. Bagaimana Praktik gizi seimbang dalam keluarga
;
• Frekuensi makan 3x sehari
• Makanan yang disajikan memenuhi kelengkapan zat gizi dalam jumlah cukup
dan sesuai dengan kebutuhan keluarga
• Makanan yang disajikan bervariasi
• Tidak jajan di luar setiap hari
• Olahraga cukup

A. Konsep Gizi Seimbang Untuk Berbagai Kondisi

Gizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini. Makan beraneka ragam makanan, kenalkan
semua jenis makanan. Kurangi makanan yang manis/berasal dari tepung-tepungan
dan turunannya, dan makanan yang terlalu asin/gurih. Biasakan untuk makan sayur
dan buah beraneka ragam. Untuk menunjang pertumbuhan perhatikan asupan
kalsium dan vit D. Jangan lupa aktivitas fisik yang cukup. Adapun manfaat dari gizi
seimbang antara lain :

Terhindar Dari Obesitas.


Makan dalam jumlah cukup dan sesuai kebutuhan. Hindari cemilan / makanan
dengan kadar gula/ garam terlalu banyak. Banyak makan sayur dan buah. Yang
penting konsumsi makanan dengan gizi seimbang. Sehingga semua nutrisi terpenu-
hi. Olahraga cukup minimal 3x seminggu.

Mencegah Stunting
Stunting artinya tinggi badan yang kurang atau anak pendek. Tinggi badan
kurang menunjukkan kekurangan gizi yang sudah lama terjadi atau jangka panjang.
Mencegah stunting dimulai sejak awal kehamilan. Kehamilan yg sehat juga ditentu-
kan oleh status gizi ibu. Jadi anak perempuan/remaja perempuan harus disiapkan
status gizinya agar dapat melahirkan anak yang sehat. Kebutuhan gizi saat hamil
juga harus diperhatikan. Kecukupan berbagai zat gizi ditentukan dari apa yang
dikonsumsi oleh ibu hamil. Jangan terlalu membatasi atau berlebihan dalam hal ma-
kan. Setelah anak lahir, berikan ASI (Air Susu Ibu). Konsumsi makanan ibu menyusui
juga harus diperhatikan. Jika tidak memungkinkan ASI maka baru diberi susu formula
yang tepat dan sesuai kebutuhan. Kecukupan nutrisi bayi sejak lahir juga menentu-
kan status gizi anak.

27 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

Anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan per-
hatian khusus untuk kecukupan status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kand-
ungan. Anak usia dini memiliki karakteristik berbeda dengan usia sebelum dan ses-
udahnya, baik dalam fisik-biologis, motorik, kognitif, moral, dan psikososialnya. Oleh
karena itu perlakuan dan pendidikan untuk anak usia dini juga spesifik, di mana ha-
rus mempertimbangkan kesesuaian dengan usia kronologis serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Untuk itu, bagi orang tua/calon orangtua, pendidik/calon pen-
didik, maupun pihak yang terkait dan concern di bidang pendidikan prasekolah,
merupakan keniscayaan untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini yang
bertujuan untuk membantu menumbuhkembangkan anak-anak secara optimal ses-
uai dengan potensi yang dimilikinya .

Keniscayaan itu disebabkan anak usia dini sedang berada pada masa emas (gold-
en age) dalam rentang manusia, karena pada masa itulah dasar-dasar kepribadian
diletakkan untuk kehidupan berikutnya di masa dewasa kelak sebagai pribadi ma-
nusia yang seutuhnya.Ketika masih dalam kandungan dikatakan: apa yang dima-
kan ibu itulah yang dimakan janin, kalau ibunya merokok maka berarti pula janinnya
merokok, dan jika ibunya minum minuman keras maka janinnya juga ikut minum mi-
numan keras. Setelah lahir, apa yang dimakan oleh bayi sejak usia dini merupakan
fondasi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan.

Balita akan sehat jika sejak awal kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan
seimbang sehingga kualitas SDM yang dihasilkan optimal. Zat gizi dari makanan mer-
upakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan anak tumbuh kembang optimal
sehingga dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik, sehat men-
tal, dan sehat sosial. Anak merupakan usia yang rentan terhadap serangan penyak-
it baik virus maupun bakteri, ada beberapa cara untuk menjaga kebersihan anak
agar tidak mudah tertular penyakit dengan memandikan dengan sabun 2 kali se-
hari, mencuci rambut dengan sampo 3 kali dalam seminggu, mencuci tangannya
dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, buang air kecil, dan setelah
bermain. Oleh karena itu, slogan umum bahwa pencegahan adalah upaya terbaik
dan lebih efektif-efisien daripada pengobatan, harus benar-benar dilaksanakan un-
tuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak. Setiap harinya, anak membutu-
hkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan
mineral.

Asupan kandungan gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi
yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. Untuk
mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat dilihat mulai
dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda fisik, motorik,
fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan pengukuran antropometri, maka

28 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
anak yang sehat bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi dikaitkan dengan
kecukupan asupan makronutrien, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin D, yodium,
dan seng. Indonesia memiliki kesepakatan tanda anak sehat bergizi baik yang terdiri
dari bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi.

Anak prasekolah umumnya mereka mengikuti program Penitipan Anak, Kelom-


pok Bermain dan Taman Kanak-kanak Pertumbuhan fisik mencakup pertumbuhan
tinggi badan, kaki dan tangan, tungkai, otak, dan gerakan (motorik). Pada saat
anak mencapai usia prasekolah terdapat ciri yang jelas membedakan antara usia
bayi dan usia anak prasekolah. Perbedaan ini dapat terlihat dalam penampilan,
proporsi tubuh, berat dan tinggi badan, maupun keterampilan yang mereka kuasai.
Pada anak usia prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang tumbuh yang me-
mungkinkan mereka melakukan keterampilan motorik halus maupun motorik kasar.

Semakin usia bertambah, perbandingan bagian tubuh anak akan berubah, seh-
ingga anak memiliki keseimbangan di tungkai bagian bawah. Gerakan anak prase-
kolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola seperti: menegakkan tubuh
dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, mampu melangkahkan
kaki dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Terbentuknya tingkah laku ini, memu-
ngkinkan anak merespon pelbagai situasi. Pertumbuhan gigi anak prasekolah men-
capai 20 buah, di mana gigi susu akan tanggal pada akhir usia prasekolah dan gigi
permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang
akan terus tumbuh sejalan dengan usia mereka.

Kepala dan otak anak prasekolah telah mencapai 90 % ukuran orang dewasa.
Jaringan saraf mereka tumbuh mengikuti pertumbuhan otaknya Pertumbuhan mo-
torik anak prasekolah telah mencapai kemajuan dalam keterampilan motorik. Anak
usia 4 tahun telah berjalan sebaik berjalan orang dewasa. Perkembangan motorik
anak merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang diperlu-
kan untuk mengendalikan tubuh anak. Ada dua macam keterampilan motorik yaitu
keterampilan koordinasi otot halus, dan keterampilan koordinasi otot kasar. Keter-
ampilan koordinasi otot halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan motorik di
dalam ruangan, sedangkan keterampilan koordinasi otot kasar dilaksanakan di luar
ruangan karena mencakup kegiatan gerak seluruh tubuh atau sebagian besar tu-
buh. Dengan menggunakan bermacam-macam koordinasi kelompok otot tertentu,
anak dapat belajar untuk merangkak, melempar atau meloncat. Koordinasi keseim-
bangan, ketangkasan, kelenturan, kekuatan, kecepatan, dan ketahanan merupa-
kan kegiatan motorik kasar.

Sedangkan motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot halus


pada kaki dan tangan. Gerakan ini memerlukan kecepatan, ketepatan, keterampi-
lan menggerakkan, seperti: menulis, menggambar, menggunting, melipat, menari,

29 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

memainkan piano, dan lain-lain. Anak dengan asupan gizi baik akan mempunyai tu-
lang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan kalsiumnya cukup.
Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun akan bertambah
dan anak akan bertambah tinggi. Postur tubuh tegap dan otot padat. Anak yang
memiliki massa otot yang padat dan tubuh tegap didapat adalah ciri anak yang
tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi susu dapat membantu anak
mencapai postur ideal kelaknya. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang- ka-
cangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. Rambut yang sehat
dapat melindungi kepala si anak.

Kulit dan kuku bersih pada anak menandakan asupan vitamin A,C,E dan miner-
alnya terpenuhi. Makanan yang kaya mineral didapatkan dari kangkung, bayam,
jambu buji, jeruk, mangga dan lainnya. Mata yang sehat dan bening didapat dari
konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari vitamin
B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga, jeruk. Gigi
dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu menceerna makanan dengan baik.
Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun diperlukan. Nafsu makan baik dilihat dari
intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya se-
tiap hari agar sisa makanan dalam usus besar tidak menjadi racun bagi tubuh yang
dapat mengganggu nafsu makan. Anak aktif atau mungkin cerewet dan banyak
bertanya sebenarnya adalah tanda yang baik. Namun sebaiknya perhatikan setiap
ucapannya, apakah sesuai umurnya tau tidak. Fokus pada satu hal adalah hal yang
sulit dilakukan anak, terutama anak yang aktif. Tapi jika dia sudah bisa menyelesai-
kan sesuatu, itu tandanya ia sudah bisa melatih perhatian dan kemampuan fokus-
nya. Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat (tidur) selama 8
jam sehari.

Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat berkembang dengan baik. Untuk membuat-
nya tidur nyenyak, buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu. Prinsip Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperha-
tikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan
berat badan ideal. Prinsip gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini hingga
usia lanjut. Ibu hamil, remaja perempuan serta bayi sampai usia 2 tahun merupa-
kan kelompok usia yang penting menerapkan prinsip gizi seimbang ini. Kelompok
ini adalah kelompok kritis tumbuh kembang manusia yang akan menentukan masa
depan kualitas hidup manusia. Periode ini berkisar dari sebelum kehamilan hingga
anak berumur dua tahun. Prinsip gizi seimbang dinilai efektif dilakukan dalam peri-
ode ini karena jika calon ibu kekurangan gizi dan berlanjut hingga ibu hamil, maka
janin akan kekurangan gizi dan dapat menimbulkan beban ganda masalah gizi,
yaitu: anak kurang gizi, 5 lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ke-
tika dewasa kegemukan dan beresiko terkena penyakit degeneratif. Gizi Seimbang

30 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Anak Usia Dini Air susu ibu (ASI) adalah satu-satunya makanan yang mengandung
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi 0-6 bulan.

ASI eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan per-
tama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang. Namun sesudah usia 6 bu-
lan kebutuhan gizi bayi meningkat dan harus ditambah bahan makanan lain sehing-
ga ASI tidak lagi bergizi seimbang. Pada periode kehidupan ini sel- sel otak tumbuh
sangat cepat sehingga saat usia 2 tahun pertumbuhan otak sudah mencapai lebih
80% dan masa kritis bagi pembentukan kecerdasan. Oleh karena itu jika pada usia
ini kekurangan gizi maka perkembangan otak dan kecerdasan terhambat dan tidak
dapat diperbaiki. Pola makan bergizi seimbang sangat diperlukan dalam bentuk
pemberian ASI yang benar. Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mu-
lai melambat tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi
lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari dan sebagain-
ya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami gangguan kesehatan
dan rentan terhadap penyakit infeksi seperti ISPA dan diare sehingga anak butuh zat
gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal.

Sementara ketika masuk usia 3 tahun, anak mulai bersifat ingin mandiri dan da-
lam memilih makanan sudah bersikap sebagai konsumen aktif dimana anak sudah
dapat memilih dan menentukan makanan yang ingin dikonsumsinya. Pada rentang
usia 3- 5 tahun kerap terjadi anak menolak makanan yang tidak disukai dan han-
ya memilih makanan yang disukai sehingga perlu diperkenalkan kepada mereka
beranekaragam makanan. 6 Saat ini banyak ditemukan anak yang terlalu gemuk
sekaligus kurus, sekitar 14% balita di Indonesia kurus (6% nya sangat kurus) dan sekitar
12% gemuk.

Aktivitas bermain yang meningkat dan mungkin mulai masuk sekolah membuat
anak menunda waktu makan, bahkan orang tua yang tidak memperhatikan bisa
saja membuat anak minta makan menjelang tidur saat ia terlalu lelah beraktivi-
tas seharian dan baru lapar ketika malam. Pada usia ini anak juga mulai banyak
bermain dengan teman-temannya sehingga mudah tertular penyakit sehingga
perlu ditanamkan kebiasaan makan beragam dan bergizi serta pola hidup bersih.
Makanan Anak Usia Dini. Makanan untuk usia 6-12 bulan Usia 6 bulan. Pada usia ini
sudah diberikan makanan tambahan pendamping ASI (MP-ASI). Hal ini sudah boleh
dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek mengunyah dengan pencernaan
yang lebih kuat. Makanan tambahan diberikan dalam bentuk lumat dan rendah
serat, misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk, labu, papaya dan biscuit yang
dilumatkan dengan susu.

Pola pemberian dilakukan secara bertahap sebanyak 2 sendok makan per waktu
makan dan diberikan 2 kali sehari. Kenalkan setiap jenis makanan 2-3 hari baru lan-

31 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

jutkan mengenalkan jenis makanan yang lain. Usia 7 bulan. Pada usia 7 bulan mulai
dikenalkan bubur tim saring dengan campuran sayuran dan protein hewani-nabati.
Sehingga pola menunya terdiri dari buah lumat, bubur susu dan tim saring. Usia 8 bu-
lan. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu merangsang
pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat mengunyah dengan
gusi. Untuk meningkatkan kandungan gizi, makanan pada usia ini dapat ditambah
minyak. Minyak akan menambah kalori dan meningkatkan penyerapan vitamin A
dan zat gizi lain. 7 Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang
lebih kental dan berikan makanan selingan 1 kali sehari. Makanan selingan berupa:
bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu. Usia 10 bulan. Kepadatan makanan
ditingkatkan mendekati makanan keluarga, mulai dari tim lunak sampai akhirnya
nasi pada usia 12 bulan.

Mereka yang sudah tidak diberikan ASI lagi ternyata keadaan gizinya lebih ren-
dah Pada umumnya susu formula untuk bayi terbuat dari susu sapi yang susunan
zat gizinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa
menimbulkan efek samping. Oleh karena ASI yang paling ideal untuk bayi maka
perubahan yang dilakukan pada komponen gizi susu sapi harus mendekati susunan
zat gizi ASI. Meskipun para ahli teknologi pangan telah berusaha untuk memperbaiki
susunan zat gizi susu sapi agar komposisinya mendekati susunan zat gizi ASI, sampai
saat ini usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang baik. Dibandingkan dengan
ASI, susu formula memiliki banyak kelemahan terutama dalam hal kandungan gizin-
ya. Selain itu penggunaan susu formula harus di kontrol dari kemungkinan masukn-
ya organisme-organisme patogen atau terjadinya kontaminasi yang dapat menye-
babkan diare. Pengaturan makanan bayi dengan PASI sama dengan pengaturan
makanan dengan ASI. Pemberian PASI dilakukan berdasarkan kebutuhan gizi bayi
terutama dalam hal kebutuhan air, energi dan protein. Untuk mencukupi kebutu-
han bayi, susu diberikan sesuai dengan takarannya. Takaran akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya umur bayi.

Jadwal menyusu dengan susu formula tetap seperti pada bayi yang diberi ASI.
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah
makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia enam bulan atau lebih ka-
rena ASI tidak lagi memenuhi gizi bayi. Pemberian makanan pendamping dilakukan
secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah
dan menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur
dan rasa. Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, mulai
dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan
lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Memasuki usia enam bulan
bayi telah siap menerima makanan bukan cair, karena gigi telah tumbuh dan lidah
tidak lagi menolak makanan setengah padat. Disamping itu, lambung juga telah
lebih baik mencerna zat tepung. Menjelang usia sembilan bulan bayi telah pan-

32 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
dai menggunakan tangan untuk memasukkan benda ke dalam mulut. Karena itu
jelaslah, bahwa pada saat tersebut bayi siap mengkonsumsi makanan (setengah
padat). Selain itu saat bayi berumur enam bulan ke atas, sistem percernaannya juga
sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI.

Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, enzim
amilase dan sebagainya juga telah diproduksi sempurna pada saat ia berumur
enam bulan. Ada dua tujuan pengaturan makanan untuk anak usia 0-24 bulan, un-
tuk mendidik kebiasaan makan anak yang baik, memberikan zat gizi yang cukup
bagi kebutuhan hidup yaitu untuk pemeliharaan atau pemulihan serta peningkatan
kesehatan, pertumbuhan, perkembangan fisik dan psikomotor serta melakukan ak-
tivitas fisik. Makanan untuk anak usia 0-24 bulan harus memenuhi syarat-syarat se-
bagai berikut, memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur,
susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang
tersedia setempat, kebiasaan makan dan selera makan, bentuk dan porsi makanan
disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak, memperhatikan
kebersihan perorangan dan lingkungan.

Resiko pemberian makanan padat sebelum umur adalah kenaikan berat badan
yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas, alergi terhadap salah satu zat gizi
yang terdapat dalam makanan tersebut, mendapat zat-zat tambahan seperti ga-
ram dan nitrat yang dapat merugikan, mungkin saja dalam makanan padat yang
dipasarkan terdapat zat pewarna atau zat pengawet yang tidak diinginkan, kemu-
ngkinan pencemaran dalam penyediaan atau penyimpanannya. Sebaliknya, pe-
nundaan pemberian makanan padat menghambat pertumbuhan jika energi dan
zat-zat gizi yang dihasilkan oleh ASI tidak mencukupi lagi kebutuhannya. Makanan
tambahan untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : nilai en-
ergi dan kandungan protein cukup, dapat diterima dengan baik, harganya relatif
murah, sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal.
Makanan tambahan pada bayi hendaknya juga bersifat padat gizi dan mengand-
ung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab serat
kasar yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan.

B. Jenis Makanan bergizi dan seimbang

Makanan sehat adalah makanan yang seharusnya mengandung beragam nutrisi


yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh memerlukan berbagai macam nutrisi agar dap-
at tetap sehat dan pertumbuhan dapat berjalan dengan optimal. Syarat makanan
yang sehat (4 sehat 5 sempurna), yaitu bersih, memiliki gizi yang baik dan seimbang.
Keseimbangan makanan sehat adalah makanan yang memiliki kandungan kar-
bohidrat, protein, lemak, dan vitamin.

33 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

Kita bisa mengonsumsi beragam jenis makanan sehat, tanpa terbatas pada satu
jenis saja. Mengonsumsi berbagai jenis makanan bisa memberikan nutrisi yang ber-
beda, sehingga gizi yang diperlukan oleh tubuh bisa terpenuhi. Makanan sehat
seharusnya dapat memberikan beragam kandungan nutrisi dalam jumlah yang me-
madai, termasuk mineral dan vitamin.

Di antara jenis makanan, sayuran hijau adalah makanan sehat peringkat pertama
karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap. Sayuran hijau yang baik dikonsumsi
untuk kesehatan tubuh, antara lain:

Brokoli
Sayuran yang satu ini kaya akan serat, kalsium, kalium, folat dan fitonutrien. Zat
ini adalah senyawa yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan
beberapa jenis kanker. Brokoli juga mengandung vitamin C, antioksidan, serta be-
ta-karoten.
Satu porsi brokoli, yaitu sebanyak 100 gram dapat memberi kamu lebih dari 150
persen asupan vitamin C harian yang disarankan.

Kale
Ada berbagai macam nutrisi yang terkandung di dalam daun-daun Kale. Vitamin
C adalah salah satu nutrisi yang dimiliki Kale, dan menurut Departemen Kedokteran
Amerika Serikat (USDA), kale juga mengandung sejumlah besar vitamin K, yaitu se-
banyak 817 mikrogram atau 778 persen dari asupan harian yang direkomendasikan.

Sayuran Berdaun Hijau


Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak mengonsumsi sayuran berdaun hi-
jau gelap, seperti bayam atau kubis, dapat secara signifikan menurunkan risiko se-
seorang terkena diabetes tipe 2. Bayam misalnya, sangat kaya akan antioksidan,
terutama ketika direbus sebentar. Bayam juga merupakan sumber vitamin A, B6, C,
E, dan K yang baik.

Buah-buahan
Buah-buahan juga sangat penting dikonsumsi karena memiliki kandungan vitamin
yang tinggi. Berikut ini buah yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi:
• Apel, karena memiliki kandungan serat, vitamin C, dan antioksidan lain.
• Jeruk, yang tinggi kandungan vitamin C.
• Alpukat, yang memiliki kandungan tinggi lemak sehat, kalium, dan vitamin C.
• Pisang, sebagai salah satu sumber kalium.
• Buah-buahan berry, seperti blueberry dan strawberry. Memiliki kandungan an-
tioksidan dan serat yang tinggi serta rendah kalori.

Makanan sehat seharusnya dikonsumsi dengan seimbang dan juga beragam.

34 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Berikut ini beberapa kelompok makanan sehat selain sayuran yang harus kita kon-
sumsi:

Daging dan Telur


Selain mengandung banyak nutrisi, daging sapi tanpa lemak adalah sumber pro-
tein dan zat besi yang tinggi bila dibanding daging lainnya. Untuk telur, tergolong
sebagai salah satu bahan makanan yang paling bergizi. Ini karena telur memiliki
kandungan nutrisi yang lengkap, yaitu protein dengan kandungan asam amino es-
sensial dan non essensial lengkap, vitamin, mineral, dan lemak tak jenuh.

Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian


Kelompok makanan ini merupakan jenis makanan sehat yang renyah dan sarat
akan nutrisi dan berbagai mineral penting untuk tubuh, termasuk magnesium dan vi-
tamin E. Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang baik, terutama
bagi mereka yang vegetarian.

Ikan dan Makanan Laut Lainnya


Makanan laut seperti ikan, adalah sumber asam lemak omega-3 dan yodium.
Berdasarkan penelitian, orang yang sering makan ikan laut memiliki risiko lebih ren-
dah terhadap beragam penyakit, seperti penyakit jantung dan cenderung berumur
panjang.

Susu
Susu memiliki kandungan tinggi mineral, protein hewani, lemak sehat, dan juga
vitamin. Selain itu, kandungan kalsium pada susu juga memiliki kadar yag tinggi. Susu
juga diolah menjadi keju, difermentasi menjadi yoghurt yang baik untuk pencernaan
karena mengandung banyak bakteri baik.

Berikut ini beberapa jenis makanan yang sehat bagi sebagian orang yang memi-
liki pantangan makan atau menderita penyakit tertentu:

Ikan Salmon.
Ikan salmon dan jenis ikan lainnya yang mengandung akan asam lemak ome-
ga-3 merupakan makanan untuk kesehatan jantung yang layak untuk dikonsumsi.
Kandungan omega-3 sendiri bisa menurunkan risiko gangguan jantung (aritmia) dan
juga tekanan darah. Selain itu, dapat mencegah peradangan serta menurunkan
trigliserida.

Oatmeal
Makanan untuk kesehatan jantung bisa juga dengan mengonsumsi oatmeal,
yang tinggi akan serat yang dapat menurunkan kolesterol. Bagi pengidap diabetes,
oatmeal merupakan makanan yang sangat penting karena dapat menjaga kadar

35 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

gula darah. Makanan ini dapat menyehatkan jantung dengan menurunkan koles-
terol jahat (LDL) karena kandungan seratnya.

Biji-bijan
Mengonsumsi biji-bijian utuh, seperti gandum, beras merah, atau jagung sebagai
sumber utama karbohidrat dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan
beberapa jenis kanker, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya. Hal ini dikarena-
kan protein, antioksidan, vitamin B, mineral (zat besi, magnesium, dan zink) dan serat
yang terkandung dalam biji-bijian tersebut.

Sayuran Hijau
Sayuran hijau mengandung banyak serat, karotenoid, folat, fitokimia, magnesium,
potasium, dan kalsium. Karotenoid, pigmen yang mengandung senyawa antiok-
sidan yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah. Ka-
rotenoid juga dapat dikaitkan dengan penurunan risiko serangan jantung, sehingga
menyehatkan jantung.

Jeruk
Sebuah jeruk mengandung vitamin C, karbohidrat, potasium, folat, kalsium, thi-
amin/vitamin B1, Niacin/vitamin B3, Pyridoxine, dan berbagai vitamin lainnya yang
sangat baik untuk kesehatan jantung. Kandungan yang ada di buah jeruk juga dap-
at mengurangi kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko kolesterol baik.

36 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB V
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS)
Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

37 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

A. Pengertian PHBS

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi
sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bi-
dang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku hidup
bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengala-
man mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat
luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. PHBS merupa-
kan sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota
masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari – hari dengan tujuan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga hidup
bersih dan sehat. Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan in-
ilah yang menjadi dasar pelaksanaan Program PHBS.

Pola hidup bersih dan sehat adalah kebiasaan yang penting untuk diterapkan.
Perilaku pola hidup bersih dan sehat termasuk dalam cara anda merawat tubuh,
menjaga kebersihan lingkungan, kebiasaan mencuci tangan, dll.

Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tem-
pat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dap-
at menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku
hidup bersih sehat :

PHBS di rumah tangga


Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan
mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah tangga antara
lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mu-
dah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas an-
ggota rumah tangga dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya adalah ang-
gota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh
sehat dan tercukupi gizi.

PHBS di sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan masyar-
akat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk mencipta-
kan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat, meningkatkan proses belajarmengajar dan para siswa, guru hing-
ga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.

PHBS di tempat kerja


PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar

38 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan da-
lam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para
pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan
produktivitas kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif.

PHBS di sarana kesehatan


PHBS di sarana kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyar-
akat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kes-
ehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.

PHBS di tempat umum


PHBS di tempat umum atau masyarakat adalah masyarakat mampu mencipta-
kan lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat meman-
faatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan
yang bersumber dari masyarakat.

B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Ada banyak cara untuk memulai hidup sehat, salah satunya adalah dengan me-
nerapkan kebersihan personal yang dimulai dari rumah. Aplikasi pola hidup bersih
dan sehat juga dapat membantu anda dan orang sekitar terhindar dari penyakit
umum yang disebabkan oleh virus dan kuman. Berikut ini adalah manfaat perilaku
hidup bersih dan sehat, yaitu:

1. Manfaat Kesehatan Tubuh


Setiap hari kita bersentuhan dengan banyak kuman dan virus. Menerapkan pola
hidup sehat sederhana seperti mencuci tangan, menyikat gigi, membersihkan ru-
angan, dll dapat mencegah Anda dari bahaya penyakit tertentu. Secara umum,
menjaga kebersihan dapat membuat kita lebih sehat.

2. Manfaat di Lingkungan Sosial


Bila kita menerapkan pola hidup bersih, maka akan terlihat lebih sehat dan me-
narik. Hal itu akan memberikan kesan baik di lingkungan sosial. Sebaliknya, bila kita
tidak bersih kita mungkin akan menerima stigma buruk dan kerugian sosial.

3. Manfaat Psikologi
Tubuh yang sehat mencerminkan pribadi yang sehat. Memiliki tubuh yang sehat
akan menunjang penampilan dan menambah percaya diri, yang kemudian mung-
kin juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis.

39 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

C. Bagaimana Cara Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat di Rumah

Pola hidup bersih dan sehat dapat diterapkan oleh semua anggota keluarga
dengan cara-cara sederhana dan dimulai dari lingkungan rumah. Berikut ini adalah
cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah, yaitu:
1. Menerapkan Kebiasaan Cuci Tangan
Setiap hari kita menyentuh kuman melalui tangan tanpa disadari, karena itu ke-
biasaan mencuci tangan adalah kebiasaan pola hidup sehat paling penting
yang harus diterapkan. Kita harus mencuci tangan saat melakukan berbagai
aktivitas seperti : ingin membuat makan, sebelum dan sesudah makan, sebelum
dan sesudah melakukan aktivitas toilet, setelah bersin, setiap kali menyentuh ma-
kan, setelah membersihkan sampah, setelah mengganti popok bayi, sebelum
dan sesudah membersihkan luka. Cuci tangan adalah kebiasaan kecil sederha-
na yang banyak manfaatnya untuk kesehatan Anda dan orang-orang sekitar
Anda.
2. Menjaga Kebersihan Toilet
Kebersihan toilet mengacu pada kebiasaan bersih sebelum dan sesudah mel-
akukan aktivitas toilet. Diharuskan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah
menggunakan kamar mandi. Cuci tangan dengan sabun dan gosok selama 30
detik. Pastikan mencuci bersih hingga ke sela jari-jari, punggung tangan, dan
bagian bawah kuku. Bilas sampai bersih lalu keringkan. Bila perlu, Anda juga di-
anjurkan untuk mencuci tangan dengan pembersih tangan yang memiliki bahan
dasar alkohol 60%. Selain itu, perhatikan kebersihan kamar mandi dan alat-alat
terkait aktivitas kamar mandi. Buang dan siram kotoran dengan benar serta bersi-
hkan kamar mandi setidaknya satu minggu sekali.
3. Menjaga Kebersihan Mulut dan Gigi
Cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah adalah dengan me-
merhatikan kebersihan mulut dan gigi . Sebaiknya gosok gigi setidaknya dua kali
sehari. Menggosok gigi dengan benar setelah makan dan sebelum tidur sangat
dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit gigi. Bila perlu, disarankan un-
tuk menggunakan obat kumur untuk mencegah kuman dan bakteri tumbuh di
sela-sela gigi. Selain itu, cek kesehatan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali di
dokter gigi untuk mencegah kerusakan gigi.
4. Menjaga Kebersihan Tubuh
Pola hidup sehat dan bersih yang paling penting adalah untuk menjaga kebersi-
han tubuh secara keseluruhan dengan mandi teratur setiap hari. Manfaat mandi
adalah untuk menghilangkan bakteri, minyak, kuman, serta sel-sel kulit mati di
tubuh. Selain itu, mandi juga akan menghilangkan bau tidak sedap alami yang
diproduksi oleh tubuh, terutama setelah melakukan aktivitas berat di luar ruan-
gan.

40 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
5. Menjaga Kebersihkan Ruangan
Sebagian orang mungkin malas membersihkan rumah, padahal ini adalah salah
satu hal penting untuk menjaga kesehatan keluarga. Ruangan yang kotor meny-
impan banyak debu, kuman, bakteri, dan kotoran lainnya yang meningkatkan
risiko berbagai penyakit. Dianjurkan untuk membersihkan rumah setiap hari. Ru-
mah yang bersih dan sehat akan meningkatkan suasana hati dan kualitas hidup.
6. Menjaga Kebersihan Saat Sakit
Bila sedang tidak enak badan atau terkena penyakit umum lainnya, kita harus
peka untuk tidak menyebarkan bakteri atau virus terkait ke orang lain. Cara men-
erapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah, yaitu: tutup mulut dan hidung
saat anda bersin, tidak berbagi makanan atau peralatan makan saat sedang
batuk atau pilek, menggunakan masker, tidak membuang ingus sembarangan
saat sedang pilek.
Pola kebiasaan baik tersebut dapat membantu diri dan orang sekitar agar tidak
tertular penyakit serupa.
7. Menjaga Kebersihan Kuku
Kebersihan kuku sering disepelekan oleh kebanyakan orang, padahal kuku
dapat menjadi media kuman-kuman yang kemudian terpapar ke benda atau
makanan yang disentuh. Jangan lupa untuk potong kuku secara teratur dan
menyikat kotoran dan kuman yang biasanya tersangkut di sela-sela kuku. Me-
merhatikan kebersihan kuku dapat membantu untuk mencegah paparan dan
penyebaran kuman ke mulut dan bagian tubuh lainnya. Selain itu, hindari kebi-
asaan buruk menggigiti kuku.
8. Tidak Merokok di Dalam Rumah
Kebiasaan merokok tidak hanya membahayakan kesehatan perokok tersebut,
namun juga orang-orang di sekitarnya yang disebut juga dengan perokok pasif.
Terlebih lagi apabila merokok di dalam rumah karena asap dan bahan kimia dari
rokok akan menempel di dalam ruangan dan terhirup oleh semua orang yang
berada di sana. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), terdap-
at sekitar 890.000 kasus kematian perokok pasif. Bila Anda perokok, sebaiknya
segera mencari cara berhenti merokok karena membahayakan diri dan orang
lain.
9. Memberantas Jentik Nyamuk
Cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah yang selanjutnya
adalah dengan memberantas jentik nyamuk serta membersihkan tempat-tem-
pat yang mungkin menjadi sarang nyamuk. Berikut ini adalah cara memberantas
nyamuk yang digalakkan oleh pemerintah dalam gerakan 3M, yaitu:
• Menutup tempat penampungan air.
• Menguras tempat penampungan air.
• Mengubur atau mendaur ulang barang bekas.
Cara ini dinilai efektif untuk memberantas jentik nyamuk yang memaparkan
berbagai penyakit berbahaya seperti malaria dan aedes aegepty.

41 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

10. Menjaga Kebersihan Rambut


Pola hidup sehat juga mencakup kebersihan rambut. Disarankan untuk mencuci
rambut minimal dua kali dalam satu minggu. Manfaat keramas adalah untuk
membersihkan penumpukan kulit mata, bakteri, dan residu berminyak di kulit ke-
pala yang dapat mengiritasi. Kebersihan rambut juga mencerminkan kepribadi-
an.
11. Menerapkan Pola Makan Sehat
Selain pola hidup sehat, harus juga menerapkan pola makan sehat dengan
mengurangi makanan siap saji dan memperbanyak konsumsi makanan alami
seperti buah dan sayur. Buah dan sayur memiliki segala nutrisi dan vitamin yang
dibutuhkan untuk kekebalan tubuh dan kesehatan tubuh secara umum. Selain
itu, pastikan juga menggunakan bahan makanan dan minuman yang bersih,
serta mengolahnya dengan cara yang benar.
12. Olahraga Teratur
Kurang olahraga meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit seperti stroke,
penyakit jantung, kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dll.
Disarankan untuk olahraga ringan setidaknya dua kali dalam seminggu karena
banyak sekali manfaat olahraga untuk kesehatan.

42 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB VI
PENERAPAN PHBS
Indikator keberhasilan :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
mempraktikkan tentang penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

43 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

Anak usia dini merupakan kelompok usia yang kritis, karena pada usia tersebut se-
orang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Selain rentan terhadap masalah
kesehatan, anak usia dini juga berada pada kondisi yang sangat peka terhadap
stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebi-
asaan yang baik, termasuk kebiasaan berprilaku hidup bersih dan sehat. Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama berlangsung secara
wajar dan informal. Pendidikan keluarga adalah salah satu bentuk pendidikan di
luar sekolah yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar
termasuk dalam belajar pembiasaan. Jadi dapat dikatakan keluarga memainkan
peranan utama dalam mendidik pembiasaan anak dan di lingkungan keluarga in-
ilah anak mula-mula menerima pendidikan. Orangtua adalah guru pertama yang
mengajarkan anak usia dini tentang banyak hal termasuk juga tentang masalah ke-
biasaan untuk hidup bersih dan sehat ketika mereka dirumah. Jika orangtua mener-
apkan hidup bersih dan sehat secara tidak langsung anak usia dini akan menirukan
kebiasaan yang mereka lihat dari orangtuanya. Apabila orang tua yang menjadi
contoh anak usia dini tidak peduli dengan kebersihan dan kesehatan maka anak
juga tidak peduli dengan kebersihan dan kesehatan karena ketika anak memasuki
usia tiga tahun anak menunjukkan ciri moral tertentu yang berbeda dengan usia
sebelumnya. Di sini anak mampu meniru secara terbatas perilaku yang dilihat dan
didengarnya. Mulai meniru perilaku baik atau tidak . Segala sesuatu yang dilihat,
didengar, dan diucapkan oleh orang lain, terutama orang dewasa akan ditirukan
oleh anak.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) hendaknya ditanamkan sejak masih kanak-
kanak. Sebagai institusi sosial terkecil, keluarga dalam hal ini orangtua dapat mem-
berikan contoh dan menjadikan perilaku ini sebuah kebiasaan yang dipraktikan se-
hari-hari. Sebab, sedini mungkin orangtua mengajarkan dan memberikan contoh
tentang penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, maka kedepannya perilaku
baik ini akan terus dibawa dan dipraktikkan, bahkan sampai anak-anak itu menjadi
orangtua. Dalam menjaga PHBS anak meliputi :

1. Kebersihan Anak
Menjaga kebersihan merupakan satu faktor kunci untuk menjaga kesehatan
dan seharusnya penambahan nilai tentang menjaga kebersihan ini dilakukan sejak
usia dini. Apabila sudah terjaga kebersihannya maka anak tidak mudah terpapar
bakhteri dan virus penyebab penyakit. Hal-hal yang yang harus diperhatiakan da-
lam menjaga kebersihan anak :
• Mandi dengan sabun dan air bersih 2 kali sehari;
• Cuci rambut dengan shampo 3 kali seminggu;
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan;
• Cuci tangan dan kaki anak dengan sabun setiap habis bermain;
• Ganti pakaian dan pakaian dalam setelah mandi, setelah main dan bagi bayi

44 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
atau anak / yang menggunakan popok sekali pakai, orang tua perhatikan
lama pemakaian. Maksimal 2 sampai 3 jam atau ketika sudah penuh agar
segera di ganti;
• Gunting kuku tangan dan kaki secara teratur dan jaga kebersihannya;
• Ajari buang air besar dan kecil di WC
• Jaga kebersihan pakaian, mainan, dan tempat tidur;
• Jaga kebersihan perlengkapan makan dan minum.

2. Perawatan gigi anak usia dini


Kebersihan gigi pada anak seharusnya dilakukan sejak dini yaitu sejak bayi karena
gigi sudah terbentuk sejak masih dalam kandungan. Meskipun gigi bayi belum tum-
buh, usahakan untuk membersihkan bagian mulut terutama gusi menggunakan kain
kasa atau handuk basah setelah minum ASI atau susu formula. Apabila gigi sudah
tumbuh dapat menggunakan sikat gigi bayi yang bulunya lembut atau sikat gigi jari
agar terbiasa menyikat gigi. Kesehatan gigi susu harus diperhatikan karena dapat
mempengaruhi kesehatan gigi pada masa dewasa nanti.

Cara menjaga kesehatan gigi :


• Jika gigi belum tumbuh atau gigi baru tumbuh, bersihkan gusi, lidah bayi dan
gigi yang baru tumbuh dengan kain lembut bersih yang di basahi air matang
hangat dengan gerakan ringan dan perlahan;
• Setelah tumbuh gigi lebih banyak, gosok giginya setelah sarapan dan sebelum
tidur dengan sikat gigi kecil khusus anak yang berbulu lembut, pakai pasta gigi
mengandung flour;
• Ajari anak untuk menggosok gigi nya sendiri secara teratur selama 2 menit
damping anak menggosok gigi sampai usia 8 tahun;
• Memilih sikat gigi yang baik dan tepat, yaitu berbulu lembut, kepala sikat gigi
kecil sehingga dapat menjangkau seluruh sudut mulut;
• Menggunakan pasta gigi khusus untuk anak-anak yang mengandung flouride
• Sikat gigi yang telah digunakan harus dibersihkan dengan air bersih dan kering-
kan. Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan sekali;
• Jangan biasakan anak minum susu dengan botol sambil tiduran;
• Jangan membiarkan anak melakukan kebiasaan menghisap ibu jari atau dot
(mengompeng);
• Hindari anak dari makan-makanan manis yang bersifat lengket;
• Periksakan gigi anak secara rutin setiap 3 – 6 bulan sekali ke dokter gigi atau
perawat gigi, di Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya.

3. Kebersihan lingkungan
• Jauhkan anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah dan polusi kendaraan
bermotor;
• Bersihkan rumah, sekitar rumah dan lingkungan bermain anak dari debu dan

45 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

sampah;
• Bersihkan bak penampungan air, dan tutup untuk menghindari berkembang
biak nya jentik nyamuk;
• Sebaik nya anak tidur terlindung dengan kelambu untuk menghindari gigitan
nyamuk;
• Di daerah endemis malaria anak harus tidur dalam kelambu berinsektisida.

A. PRAKTEK CARA CUCI TANGAN YANG TEPAT

Gambar 4. Praktek cara cuci tangga yang tepat

B. PRAKTEK PERAWATAN GIGI

Praktekkan cara sikat gigi yang benar :


• Awali menyikat gigi pada seluruh permukaan kunyah gigi atas dan bawah
dengan gerakan lurus ke arah depan dan belakang (maju mundur);
• Selanjutnya sikatlah permukaan luar gigi (yang menghadap ke pipi dan bibir)
letakkan bulu sikat di daerah batas gusi dan gigi, lalu lakukan gerakan memu-
tar (sirkuler) mulai dari sisi belakang kiri sampai ke sisi belakang kanan;
• Selanjutnya sikat permukaan dalam gigi (yang menghadap ke langit-langit
dan lidah) atas dan bawah, dengan gerakan maju mundur.

46 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Gambar 5. Praktek perawatan gigi

C. PRAKTEK KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Gambar 6. Praktek membersihkan rumah


Gambar 7. Praktek membersihkan bak
dan lingkungan bermain anak penampungan air

Gambar 8. Praktek membersihkan bak


penampungan air

47 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

BAB VII
PENUTUP

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan


penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan. Untuk menga-
tasi masalah gizi diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Gizi seim-
bang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat
badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan serta pada anak
usia dini perlu diperhatikan dan terpenuhi gizinya karena berperan penting dalam
pembentukan kondisi fisik. Peningkatan gizi pada wanita hamil ini dibutuhkan un-
tuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air
ketuban dan pertumbuhan janin, sedangkan untuk anak usia dini agar tidak men-
galami masalah pada pertumbuhan kondisi fisiologisnya.

Dengan disusunnya modul Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina Keluarga (BKB)
Bagi Pengelola Program BKB Tingkat Nasional, maka seluruh kegiatan Penyeleng-
garaan Diklat Teknis Pengelolaan Program BKB Bagi Pengelola Program BKB Tingkat
Nasional merujuk pada modul ini. Sedangkan, ketentuan lain mengenai Kurikulum
dan bahan pembelajaran yang telah ada sebelumnya dan memerlukan peruba-
han dapat disesuaikan sepanjang tidak mengurangi kualitas Diklat dan pembelaja-
ran inti.

48 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
DAFTAR PUSTAKA

Modul Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI), 2018, BKKBN;

Buku Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan , 2018,BKKBN;

Pedoman Pekan ASI Sedunia, 2018, Kementerian Kesehatan RI;

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidp Sehat (PHBS), 2011 Kementerian Kesehatan RI.

49 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Tahun 2020

50 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Anda mungkin juga menyukai