PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK
INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Tim Penyusun
Pengarah :
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
Penanggung Jawab :
Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Editor :
dr. Mila Yusnita
Tim Teknis :
Reni Dwijayanti, M.Pd.
Yufi Winiastuti, SKM
Desnita Ekaratri W, SS, MPH
Tri Aryadi, S.Psi.
Ratu Chaira Vielananda, S.Pd.
Sugeng
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran
Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga
Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi
Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas
nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan.
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat
pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan
Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini.
Semoga segala upaya kita untuk meningkatkan kualitas pelatihan dapat berkontribusi
dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang
Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan.
DAFTAR ISI
☼ BAB III INISIASI MENYUSU DINI, ASI EKSKLUSIF DAN MAKANAN PENDAMPING ASI .15
A. Pengertian ASI .......................................................................................................16
B. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ........................................................................................16
C. ASI Eksklusif ................................................................................................................19
D. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ......................................................................23
GAMBAR 1................................................................................................................................10
GAMBAR 2...............................................................................................................11
GAMBAR 3 ........................................................................................................................11
GAMBAR 4...............................................................................................................46
GAMBAR 5................................................................................................................................47
GAMBAR 6...............................................................................................................47
GAMBAR 7................................................................................................................................47
GAMBAR 8...............................................................................................................47
MODUL
KESEHATAN GIZI IBU HAMIL DAN
ANAK USIA DINI
Tim Penyusun
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pada Pasal 1
menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selanjutnya dalam Pasal 2 ditegaskan bahwa perkawinan adalah sah, apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu; dan
tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Amanat undang-undang ini mewajibkan setiap orang yang akan memasuki jenjang
perkawinan harus melakukan persiapan atau perencanaan yang matang baik lahir
maupun bathin. Dengan demikian, setiap orang yang akan menikah atau kawin
memahami hakikat dari perkawinan dan memahami bahwa dengan menjalankan
perkawinan maka itu berarti akan membangun sebuah keluarga. Keluarga yang
lahir karena ada ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita.
Pada tahun 2007 terbit Surat Keputusan (SK) Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan Nomor KEP-15A/Meneg.PP/Dep-IV/III/2007 tentang Pelaksanaan dan
Pengembangan Program BKB. Dan pada tahun 2008 dikeluarkan Instruksi Kepala
BKKBN NO.2616/hk.012/f4/08 tentang Pelaksanaan Program Aksi BKB. Berbagai
regulasi ini dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan gerakan BKB. Program
BKB lahir sebagai sebuah gerakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga,
memperkuat ketrampilan orangtua dalam pengasuhan anak agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya. Program BKB sebagai pilar
utama pembangunan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena
kualitas SDM sangat ditentukan oleh kualitas pembinaan keluarga sejak dini bahkan
sejak janin dalam kandungan.
Program BKB menyasar pada orangtua atau keluarga yang merupakan lingkungan
pertama dan utama dan mempunyai peranan penting dalam memastikan
pertumbuhan dan perkembangan anak melalui perawatan dan pengasuhan untuk
memenuhi kebutuhan“asuh, asih dan asah“. Kualitas pengasuhan akan membantu
pertumbuhan anak sejak periode emas (usia 0–2 tahun) harus dioptimalkan dengan
menjaga kesehatan dan status gizi anak, memberikan stimulasi dan menyediakan
lingkungan yang mendukung agar anak bisa bertumbuh dan berkembang dalam
suasana lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman.
Untuk mencapai kondisi tersebut di atas, maka tahun 2020 dilakukan pembaharuan
terhadap materi Program BKB. Terbitnya modul tersebut sebagai pedoman
penyelenggaraan BKB agar pelaksanaannya lebih efektif, efisien dan mudah
dilaksanakan oleh para pengelola program dan Pejabat Pengawas Pengelola
Program BKB.
II. Khusus
Terlaksananya Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi
Pengelola Program Bina Keluarga Balita dengan tujuan meningkatkan kualitas
peserta dalam aspek;
1. Kualitas Pengetahuan;
Peningkatan kualitas pengetahuan peserta meliputi pemahaman tentang
perencanaan hidup berkeluarga dan harapan orangtua terhadap masa depan
anak, konsep diri yang positif dan konsep pengasuhan, peran orangtua dan
keterlibatan ayah dalam pengasuhan, menjaga kesehatan anak, pemenuhan
gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat, stimulasi gerakan kasar-gerakan
halus, kecerdasan, komunikasi aktif pasif dan kemampuan menolong diri sendiri,
pengenalan kesehatan reproduksi, perlindungan anak, menjaga anak dari
pengaruh media serta pembentukan karakter anak usia dini.
2. Kualitas Ketrampilan;
Peningkatan kualitas ketrampilan peserta meliputi ketrampilan dalam berbagi
peran menjadi kader piket, kader bantu dan kader inti. Teknik berinteraksi dengan
peserta, pengisian kartu kembang anak (KKA) dan teknik membangun suasana
yang menyenangkan.
3. Kualitas Aktualitasi;
Peningkatan aktualisasi peserta ditandai dengan pemahaman materi yang utuh
terkait Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi Pengelola Program Bina
Keluarga Balita Holistik Integratif.
C. Sasaran Pengguna
Sasaran pengguna modul ini adalah;
1. Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak;
2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB;
3. Perwakilan BKKBN Provinsi;
D. Kompetensi
Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina
Keluarga Balita Bagi Pejabat Pengelola Program Bina Keluarga Balita berdasarkan
uraian tugas sebagai pengelola program KKBPK. Diharapkan melalui Diklat ini standar
kompetensi yang disyaratkan dapat terpenuhi.
A. Latar Belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan akan masalah gizi, masih
banyak ibu hamil mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi
Kronis (KEK), dan anemia. Ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan
anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester ketiga
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai
resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah 2
(BBLR), kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena
lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil adalah
pengetahuan gizi. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan
memenuhi kebutuhan gizinya sehingga berdampak pada peningkatan status gizi.
Dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara ibu
hamil banyak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Setidaknya tiga
bulan sebelum berencana hamil, harus mempersiapkan diri melalui makanan bergizi,
kesehatan badan, dan mulai mengubah kebiasaan makan yang kurang sehat demi
kesehatan bayi nantinya. Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan
dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin.
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak usia di
bawah lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang
bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang normal (WHO,
2013). Berdasarkan Hasil Riskesdas 2018 menunjukan adanya perbaikan pada status
gizi balita di Indonesia. Proporsi stunting atau balita pendek karena kurang gizi kronik
turun dari 37,2% (riskesdas 2013), menjadi 30,8% pada riskesdas 2018. Demikian juga
proporsi status gizi buruk dan gizi kurang dari 19,6% (riskesdas 2013) menjadi 17,7%.
Meski demikian, angkanya masih jauh dari target Badan Kesehatan Dunia (WHO)
yakni 20%.
Saat hamil, asupan nutirisi pada ibu dan janin harus mencukupi. Untuk kehamilan
yang sehat dengan berat badan normal asupan nutrisi tetap perlu diatur. Hal Ini
agar bayi tumbuh optimal dan ibu tetap sehat hingga saat melahirkan.
Manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
ibu dan janin, mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan baik dan aman, membentuk jaringan untuk tumbuh
kembang janin dan kesehatan ibu, mengatasi permasalahan selama kehamilan dan
memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran
bayi.Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan
yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil,
makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang
ikut mengkonsumsi makanan yang dimakan.
Berikut ini asupan gizi penting yang dianjurkan untuk ibu hamil:
Protein
Protein penting bagi pertumbuhan jaringan janin, termasuk jaringan otak. Asupan
ini juga berperan dalam meningkatkan pasokan darah sehingga memungkinkan
lebih banyak darah untuk disalurkan pada janin. Sumber protein yang baik, di
antaranya kacang polong, ayam, ikan salmon, keju cottage, daging sapi tanpa
lemak, dan selai kacang.
Folat
Folat berperan penting dalam mengurangi risiko cacat tabung saraf pada janin.
Ini adalah cacat lahir yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang
janin, misalnya spina bifida. Beberapa makanan yang mengandung folat, yakni
hati, sayuran berdaun hijau gelap, dan kacang.
Zat besi
Ketika hamil, tubuh membutuhkan zat besi ekstra untuk meningkatkan aliran
darah sehingga memastikan oksigen yang disuplai untuk Anda maupun janin
tercukupi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
Adapun sumber zat besi yang baik untuk ibu hamil, yaitu sayuran berdaun hijau
tua, buah sitrus, buah kering, dan sereal.
Kalsium
Kalsium merupakan gizi yang penting untuk pertumbuhan tulang janin. Selain itu,
kalsium juga dapat mengatur penggunaan cairan tubuh ibu. Contoh makanan
yang merupakan sumber kalsium yang baik, yaitu yogurt, susu, keju, tahu, telur,
dan kubis.
Lemak
Asupan lemak dapat membuat tubuh bertenaga dan dibutuhkan untuk
membantu perkembangan janin. Namun, Anda harus memilih lemak omega-3
atau lemak sehat karena banyaknya lemak jenuh malah akan membahayakan
ibu maupun janin.Asupan yang termasuk lemak sehat adalah minyak zaitun,
minyak wijen, minyak kanola, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Serat
Mengonsumsi makanan berserat tak hanya menyehatkan, namun juga dapat
mengurangi risiko ibu hamil terkena sembelit dan wasir. Beberapa makanan
berserat yang baik dikonsumsi selama kehamilan, yaitu gandum, tomat, apel,
jeruk, dan brokoli.
Usia dini dikenal juga dengan sebutan usia emas anak atau the golden age (0-6
tahun). Usia emas anak menjadi waktu yang istimewa karena pertumbuhan dan
perkembangan anak pada rentang ini sangat pesat dan mencapai puncaknya.
Pertumbuhan dan perkembangan otak merupakan organ yang paling utama pada
masa emas ini.Berbagai literatur menyebutkan, anak dilahirkan dengan sekitar 10
miliar neuron atau sel saraf di otaknya. Dua tahun pertama sejak lahir merupakan
periode di mana miliaran sel tersebut bertambah. Otak anak punya kemampuan
besar untuk menyusun ribuan sambungan antar-neuron.
Di usia dua tahun, pertumbuhan otak anak sudah mencapai 80 persen. Menginjak
usia 5-6 tahun, pertumbuhan otaknya kian pesat yakni 90-95 persen. Agar tumbuh
kembang anak optimal di usia emas ini, tentunya dibutuhkan gizi dan stimulasi
yang baik. Langkah awal untuk memastikan pemenuhan gizi anak dimulai dengan
memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. ASI menjadi sangat istimewa karena
memiliki aneka zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan otak seperti laktosa, casein
dan whey, DHA, ARA, dan lain-lain.
Menyiapkan asupan gizi untuk anak merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan oleh orangtua. Karena asupan gizi yang diterima anak akan
Kekurangan gizi bisa menimbulkan berbagai masalah pada anak. Efek paling
sederhana adalah membuat tubuh lemah dan mudah terserang berbagai penyakit.
Dalam jangka panjang, anak yang kekurangan gizi akan memiliki masalah dalam
tumbuh kembangnya. Dari mulai pertumbuhan fisik hingga perilaku anak di masa
dewasa.
Pola pengasuhan anak usia dini dapat berpengaruh besar terhadap asupan
gizi seimbang yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kebiasaan pola makan dan hidup bersih sehat perlu dibiasakan sejak dini, terutama
untuk mencegah berbagai tantangan kesehatan yang akan dimiliki anak di masa
depan.
Penting untuk dipahami bahwa pola pemberian makanan di usia ini akan
mempengaruhi selera makan anak di kemudian hari. Itu sebabnya, sebaiknya
perkenalkan anak dengan aneka macam makanan agar terbiasa. Baik itu dari
sumber protein, karbohidrat, lemak, serat, dan sebagainya. Secara keseluruhan,
kebutuhan asupan lemak untuk anak di usia 6-24 bulan juga cenderung meningkat.
Untuk itu, Ibu dianjurkan untuk memberikan perhatian khusus agar asupan
makanan anak tetap bergizi seimbang. Berikut beberapa anjuran pemenuhan
gizi untuk anak usia 2-5 tahun:
• Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam);
• Perbanyak makan makanan sumber protein dan lemak, seperti ikan, karena
kaya akan omega 3, DHA, serta EPA;
• Perbanyak makan sayur dan buah-buahan;
• Batasi makan camilan yang terlalu manis, asin, dan berlemak;
• Penuhi kebutuhan cairan;
• Ajak anak main di luar supaya tetap aktif.
Berikut beberapa anjuran pemenuhan gizi untuk anak usia 6-18 tahun:
• Makan sebanyak 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam);
• Rutin makan ikan serta sumber protein lainnya. Anjuran asupan protein hewani
harian sebanyak 30 persen, sementara protein nabati 70 persen;
• Perbanyak makan sayur dan buah-buahan;
• Batasi makan makanan cepat saji, jajanan, serta camilan yang manis, asin,
dan berlemak;
• Rutin menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari, yakni setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam.
Anak yang berusia 17-18 tahun tetap harus diperhatikan asupan gizinya. Hal ini
dikarenakan anak remaja memasuki masa di mana pertumbuhan fisik dan psikisnya
mulai matang untuk mempersiapkan perubahan di usia dewasa. Entah itu menikah,
maupun hamil bagi anak perempuan.
A. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan terbaik dan termurah yang dapat diberikan
ibu kepada bayinya, didalamnya terkandung zat-zat yang dibutuhkan bayi sejak
lahir sampai usia 24 bulan atau lebih. ASI sebagai makanan alami pertama untuk
bayi menyediakan energi dan nutrisi dalam jumlah tepat yang dibutuhkan sesuai
dengan umur bayi. Pemberian ASI merupakan salah satu upaya membentuk gen-
erasi sehat, cerdas, serta berkualitas demi masa depan dirinya, keluarga, masyar-
akat dan negara. Menurut WHO ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja pada
bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan di-
anjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang
manfaat ASI baik bagi bayi, ibu dan keluarga.
Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD pada bayi baru lahir men-
jadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat luas terutama
ibu-ibu yang sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI ekslusif diIndonesia disebabkan
karena kurangnya informasi pelaksanaan IMD kepada masyarakat dari pihak instan-
si kesehatan. Demikian juga persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang
IMD juga menjadi penghambat suksesnya program pemerintah ini, sehingga infor-
masi yang benar tentang program IMD hendaknya terus disosialisasikan pada mas-
yarakat luas agar apa yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai
dengan baik.
Metode IMD diperkenalkan oleh Karen M. Edmon pada Bulan Maret 2006. Metode
ini dilandaskan pada refleks atau kemampuan bayi dalam mempertahankan diri
(survival instinc). Bayi yang baru berusia 20 menit dengan sendirinya dapat langsung
mencari puting ibunya. Proses ini dapat berlangsung selama 1 jam atau lebih. Metode
ini dilakukan dengan cara meletakkan langsung bayi yang baru lahir di dada ibunya
dan membiarkan bayinya merayap untuk menemukan sendiri puting susu ibunya
untuk menyusu. IMD harus dilakukan secara langsung setelah bayi dilahirkan tan-
pa boleh ditunda. Begitu bayi dilahirkan dan dinilai bayi sehat, kemudian bayi di
IMD dengan terlebih dulu dikeringkan seluruh badannya, kecuali kedua tangannya.
Proses harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Adanya kontak kulit an-
tara bayi dan ibu dapat memberikan ketenangan dan meningkatkan ikatan kasih
sayang ibu dan bayi. Tujuan dilekatkannya bayi ke kulit ibu juga untuk membentuk
kekebalan tubuh bayi, karena pada saat IMD, bayi menelan bakteri baik dari kulit
ibu. Selain meningkatkan ikatan ibu dan bayi, IMD juga dapat meningkatkan kemu-
ngkinan keberhasilan menyusui, dan umumnya memperpanjang durasi menyusui.
Tidak hanya bagi bayi, proses inisiasi menyusui dini juga memberikan manfaat
yang tidak sedikit bagi ibu. Ketika bayi mencoba untuk menyusu dari ibu secara
langsung, sentuhan bayi dapat merangsang keluarnya oksitosin.
Oksitosin adalah hormon yang umumnya keluar saat proses melahirkan maupun
menyusui berlangsung. Hormon ini juga kerap dikaitkan dengan rasa empati, keper-
cayaan, dan membangun hubungan antar manusia. Oksitosin diproduksi tubuh ibu
dapat menyebabkan rahim berkontraksi. Hal ini dapat membantu proses melahir-
kan maupun mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan.
Keluarnya hormon ini juga akan memicu hormon lain yang dapat membantu ibu
merasa tenang, santai dan membentuk ikatan yang dalam dengan bayi. Hormon
oksitosin juga akan menstimulasi keluarnya air susu.
Di Indonesia, persoalan dan tantangan yang sering dihadapi adalah belum ban-
yak rumah sakit ataupun bidan yang mengakomodasi proses inisiasi menyusui dini.
Untuk menerapkan proses ini, penting bagi para calon ibu untuk memilih rumah sakit
yang pro-ASI dan pro-IMD.
Berikut beberapa hal yang wajib dipastikan saat mencari tempat bersalin jika in-
gin menerapkan inisiasi menyusui dini:
• Rumah sakit tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi da-
lam satu ruangan atau rooming-in pascapersalinan.
• Rumah sakit tersebut sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum
berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula untuk bayi.
• Dokter dan atau perawat yang akan membantu persalinan, bersikap pro-ASI
dan siap membantu ibu untuk menyusui
• Memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusui dini
setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia butuhkan.
• Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda
setelah proses IMD.
• Namun, ada kalanya beberapa prosedur, seperti operasi caesar di luar renca-
na atau komplikasi saat persalinan, membuat proses ini tidak dapat dijalankan.
Meski demikian, penting bagi ibu untuk menekankan keinginannya melakukan
Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang men-
jalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan
berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarn-
ya, terutama rumah sakit, dokter yang membantu proses persalinan, dan keluarga.
C. ASI EKSKLUSIF
ASI Eklsusif tak diragukan lagi manfaatnya bagi kesehatan bayi, juga untuk Bunda
yang menyusui. Itulah sebabnya pemberian ASI eksklusif diwajibkan selama minimal
enam bulan, sejak bayi lahir.pemerintah bahkan mewajibkan Bunda memberikan
ASI eksklusif pada si buah hati. Kewajiban itu tertuang dalam pasal 6 Peraturan Pe-
merintah (PP) nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, yang ditetapkan pada
1 Maret 2012, “Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada
bayi yang dilahirkannya,” bunyi peraturan tersebut. Anjuran pemerintah itu dibuat
berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Seorang ibu disarankan menyusui selama enam bulan penuh, demi menghindari
alergi dan menjamin kesehatan bayi yang optimal. Kenapa 6 bulan? ASI dibutuh-
kan karena selama enam bulan pertama kehidupannya, bayi belum memiliki enzim
pencernaan yang sempurna. Sehingga, bayi belum bisa mencerna makanan atau
minuman selain ASI. Lebih dari itu, semua jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi sudah
bisa terpenuhi dari ASI. Jadi, selama enam bulan sejak pertama dilahirkan, bayi se-
jatinya hanya membutuhkan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan atau minuman
apapun.
Pemberian ASI eksklusif akan sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Dengan
mengonsumsi ASI, bayi terlindungi dari risiko infeksi akut seperti diare, pneumonia, in-
feksi telinga, haemophilus influenza, meningitis, dan infeksi saluran kemih.Sementara
itu, menyusui juga sangat bermanfaat bagi kesehatan Ibu. Dengan memberikan ASI
Eksklusif dapat mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan dan juga menunda
kembalinya kesuburan Ibu. Ibu juga bisa merasakan manfaat lain, seperti penurunan
tekanan darah dan kolesterol serum total, serta penurunan prevalensi diabetes meli-
tus tipe 2. Yang paling menakjubkan, menyusui bisa mengurangi risiko terkena kank-
er payudara dan kanker ovarium. Salah satu penyebab kanker payudara dipicu
oleh hormon estogren dalam tubuh kita. Sementara saat Bunda menyusui, hormon
estrogen dalam tubuh memiliki tugas tersendiri. Sehingga, hormon estrogen tidak
akan mengganggu tubuh kita, terutama bagian payudara, karena hormon tersebut
punya kesibukan tersendiri.
ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut:
• Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
• ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan
atau minuman.
• ASI diberikan secara on-demand atau sesuaikebutuhan bayi, setiap hari setiap
malam.
• ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.
Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang menyusui memiliki risiko lebih ke-
cil terkena kanker payudara dan kanker ovarium di masa mendatang.
MP-ASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI, yang diberikan kepada
bayi tepat diusia 6 bulan, dimana menu utama ASI masih tetap diberikan sampai
usia 2 tahun.
Tujuan dari MP-ASI adalah memperkenalkan makanan baru ke bayi selain ASI.
Kenapa harus 6 bulan? Karena pencernaan anak sudah lebih siap menerima
makanan padat, dan ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bayi.
Disamping itu tujuan MP-ASI tidak hanya sekedar memberikan makanan ke bayi
tapi melatih bayi secara motorik kasar dan halus, misalnya ketika bayi memegang
makanan atau sendoknya. Sehinga bayi bisa makan sambil belajar.
Mungkin banyak orang tua yang bingung menentukan menu apa yang pas diberi-
kan sebagai makanan pendamping ASI. Beberapa pedoman di bawah ini mungkin
bisa dijadikan patokan untuk mengatasi kebingungan tersebut.
• Makanan yang sederhana. Makanan sederhana di sini maksudnya adalah
makanan yang dibuat hanya dari satu bahan tanpa tambahan gula atau ga-
ram. Disarankan untuk menunggu 3-5 hari sebelum mengenalkan makanan
baru berikutnya. Dengan begitu, jika Anak mengalami reaksi berupa muntah,
diare atau alergi, orang tua dapat mengenalinya dan tidak lagi memberikan
jenis makanan tersebut kepadanya.
• Sereal bayi. Makanan pendamping ASI lainnya yang bisa diberikan kepada
bayi adalah sereal khusus bayi. Sereal ini merupakan makanan yang menjadi
Perkenalkan makanan baru satu per satu. Tunggu beberapa hari sebelum Anak
dikenalkan dengan makanan baru berikutnya. Dengan demikian, orang tua dapat
mengidentifikasi makanan apa saja yang dapat menyebabkan alergi pada bayi
Kesabaran orang tua penting, mengingat ini merupakan masa transisi dari ASI se-
cara eksklusif menuju makanan padat. Masa peralihan ini merupakan waktu yang
sangat rentan. Jika masa ini tidak bisa dilalui dengan mulus, maka bayi bisa men-
galami kekurangan gizi
Jika sudah mencoba memberikan berbagai jenis makanan namun Anak tetap
tidak mau makan, atau jika mengalami kesulitan menentukan makanan pendamp-
ing ASI yang tepat.
BAB IV
GIZI SEIMBANG UNTUK
ANAK USIA DINI
Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan tentang gizi seimbang untuk anak usia dini
Gizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini. Makan beraneka ragam makanan, kenalkan
semua jenis makanan. Kurangi makanan yang manis/berasal dari tepung-tepungan
dan turunannya, dan makanan yang terlalu asin/gurih. Biasakan untuk makan sayur
dan buah beraneka ragam. Untuk menunjang pertumbuhan perhatikan asupan
kalsium dan vit D. Jangan lupa aktivitas fisik yang cukup. Adapun manfaat dari gizi
seimbang antara lain :
Mencegah Stunting
Stunting artinya tinggi badan yang kurang atau anak pendek. Tinggi badan
kurang menunjukkan kekurangan gizi yang sudah lama terjadi atau jangka panjang.
Mencegah stunting dimulai sejak awal kehamilan. Kehamilan yg sehat juga ditentu-
kan oleh status gizi ibu. Jadi anak perempuan/remaja perempuan harus disiapkan
status gizinya agar dapat melahirkan anak yang sehat. Kebutuhan gizi saat hamil
juga harus diperhatikan. Kecukupan berbagai zat gizi ditentukan dari apa yang
dikonsumsi oleh ibu hamil. Jangan terlalu membatasi atau berlebihan dalam hal ma-
kan. Setelah anak lahir, berikan ASI (Air Susu Ibu). Konsumsi makanan ibu menyusui
juga harus diperhatikan. Jika tidak memungkinkan ASI maka baru diberi susu formula
yang tepat dan sesuai kebutuhan. Kecukupan nutrisi bayi sejak lahir juga menentu-
kan status gizi anak.
Anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan per-
hatian khusus untuk kecukupan status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kand-
ungan. Anak usia dini memiliki karakteristik berbeda dengan usia sebelum dan ses-
udahnya, baik dalam fisik-biologis, motorik, kognitif, moral, dan psikososialnya. Oleh
karena itu perlakuan dan pendidikan untuk anak usia dini juga spesifik, di mana ha-
rus mempertimbangkan kesesuaian dengan usia kronologis serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Untuk itu, bagi orang tua/calon orangtua, pendidik/calon pen-
didik, maupun pihak yang terkait dan concern di bidang pendidikan prasekolah,
merupakan keniscayaan untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini yang
bertujuan untuk membantu menumbuhkembangkan anak-anak secara optimal ses-
uai dengan potensi yang dimilikinya .
Keniscayaan itu disebabkan anak usia dini sedang berada pada masa emas (gold-
en age) dalam rentang manusia, karena pada masa itulah dasar-dasar kepribadian
diletakkan untuk kehidupan berikutnya di masa dewasa kelak sebagai pribadi ma-
nusia yang seutuhnya.Ketika masih dalam kandungan dikatakan: apa yang dima-
kan ibu itulah yang dimakan janin, kalau ibunya merokok maka berarti pula janinnya
merokok, dan jika ibunya minum minuman keras maka janinnya juga ikut minum mi-
numan keras. Setelah lahir, apa yang dimakan oleh bayi sejak usia dini merupakan
fondasi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan.
Balita akan sehat jika sejak awal kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan
seimbang sehingga kualitas SDM yang dihasilkan optimal. Zat gizi dari makanan mer-
upakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan anak tumbuh kembang optimal
sehingga dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik, sehat men-
tal, dan sehat sosial. Anak merupakan usia yang rentan terhadap serangan penyak-
it baik virus maupun bakteri, ada beberapa cara untuk menjaga kebersihan anak
agar tidak mudah tertular penyakit dengan memandikan dengan sabun 2 kali se-
hari, mencuci rambut dengan sampo 3 kali dalam seminggu, mencuci tangannya
dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, buang air kecil, dan setelah
bermain. Oleh karena itu, slogan umum bahwa pencegahan adalah upaya terbaik
dan lebih efektif-efisien daripada pengobatan, harus benar-benar dilaksanakan un-
tuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak. Setiap harinya, anak membutu-
hkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan
mineral.
Asupan kandungan gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi
yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. Untuk
mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat dilihat mulai
dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda fisik, motorik,
fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan pengukuran antropometri, maka
Semakin usia bertambah, perbandingan bagian tubuh anak akan berubah, seh-
ingga anak memiliki keseimbangan di tungkai bagian bawah. Gerakan anak prase-
kolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola seperti: menegakkan tubuh
dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, mampu melangkahkan
kaki dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Terbentuknya tingkah laku ini, memu-
ngkinkan anak merespon pelbagai situasi. Pertumbuhan gigi anak prasekolah men-
capai 20 buah, di mana gigi susu akan tanggal pada akhir usia prasekolah dan gigi
permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang
akan terus tumbuh sejalan dengan usia mereka.
Kepala dan otak anak prasekolah telah mencapai 90 % ukuran orang dewasa.
Jaringan saraf mereka tumbuh mengikuti pertumbuhan otaknya Pertumbuhan mo-
torik anak prasekolah telah mencapai kemajuan dalam keterampilan motorik. Anak
usia 4 tahun telah berjalan sebaik berjalan orang dewasa. Perkembangan motorik
anak merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang diperlu-
kan untuk mengendalikan tubuh anak. Ada dua macam keterampilan motorik yaitu
keterampilan koordinasi otot halus, dan keterampilan koordinasi otot kasar. Keter-
ampilan koordinasi otot halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan motorik di
dalam ruangan, sedangkan keterampilan koordinasi otot kasar dilaksanakan di luar
ruangan karena mencakup kegiatan gerak seluruh tubuh atau sebagian besar tu-
buh. Dengan menggunakan bermacam-macam koordinasi kelompok otot tertentu,
anak dapat belajar untuk merangkak, melempar atau meloncat. Koordinasi keseim-
bangan, ketangkasan, kelenturan, kekuatan, kecepatan, dan ketahanan merupa-
kan kegiatan motorik kasar.
memainkan piano, dan lain-lain. Anak dengan asupan gizi baik akan mempunyai tu-
lang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan kalsiumnya cukup.
Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun akan bertambah
dan anak akan bertambah tinggi. Postur tubuh tegap dan otot padat. Anak yang
memiliki massa otot yang padat dan tubuh tegap didapat adalah ciri anak yang
tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi susu dapat membantu anak
mencapai postur ideal kelaknya. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang- ka-
cangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. Rambut yang sehat
dapat melindungi kepala si anak.
Kulit dan kuku bersih pada anak menandakan asupan vitamin A,C,E dan miner-
alnya terpenuhi. Makanan yang kaya mineral didapatkan dari kangkung, bayam,
jambu buji, jeruk, mangga dan lainnya. Mata yang sehat dan bening didapat dari
konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari vitamin
B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga, jeruk. Gigi
dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu menceerna makanan dengan baik.
Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun diperlukan. Nafsu makan baik dilihat dari
intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya se-
tiap hari agar sisa makanan dalam usus besar tidak menjadi racun bagi tubuh yang
dapat mengganggu nafsu makan. Anak aktif atau mungkin cerewet dan banyak
bertanya sebenarnya adalah tanda yang baik. Namun sebaiknya perhatikan setiap
ucapannya, apakah sesuai umurnya tau tidak. Fokus pada satu hal adalah hal yang
sulit dilakukan anak, terutama anak yang aktif. Tapi jika dia sudah bisa menyelesai-
kan sesuatu, itu tandanya ia sudah bisa melatih perhatian dan kemampuan fokus-
nya. Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat (tidur) selama 8
jam sehari.
Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat berkembang dengan baik. Untuk membuat-
nya tidur nyenyak, buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu. Prinsip Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperha-
tikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan
berat badan ideal. Prinsip gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini hingga
usia lanjut. Ibu hamil, remaja perempuan serta bayi sampai usia 2 tahun merupa-
kan kelompok usia yang penting menerapkan prinsip gizi seimbang ini. Kelompok
ini adalah kelompok kritis tumbuh kembang manusia yang akan menentukan masa
depan kualitas hidup manusia. Periode ini berkisar dari sebelum kehamilan hingga
anak berumur dua tahun. Prinsip gizi seimbang dinilai efektif dilakukan dalam peri-
ode ini karena jika calon ibu kekurangan gizi dan berlanjut hingga ibu hamil, maka
janin akan kekurangan gizi dan dapat menimbulkan beban ganda masalah gizi,
yaitu: anak kurang gizi, 5 lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ke-
tika dewasa kegemukan dan beresiko terkena penyakit degeneratif. Gizi Seimbang
ASI eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan per-
tama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang. Namun sesudah usia 6 bu-
lan kebutuhan gizi bayi meningkat dan harus ditambah bahan makanan lain sehing-
ga ASI tidak lagi bergizi seimbang. Pada periode kehidupan ini sel- sel otak tumbuh
sangat cepat sehingga saat usia 2 tahun pertumbuhan otak sudah mencapai lebih
80% dan masa kritis bagi pembentukan kecerdasan. Oleh karena itu jika pada usia
ini kekurangan gizi maka perkembangan otak dan kecerdasan terhambat dan tidak
dapat diperbaiki. Pola makan bergizi seimbang sangat diperlukan dalam bentuk
pemberian ASI yang benar. Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mu-
lai melambat tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi
lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari dan sebagain-
ya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami gangguan kesehatan
dan rentan terhadap penyakit infeksi seperti ISPA dan diare sehingga anak butuh zat
gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal.
Sementara ketika masuk usia 3 tahun, anak mulai bersifat ingin mandiri dan da-
lam memilih makanan sudah bersikap sebagai konsumen aktif dimana anak sudah
dapat memilih dan menentukan makanan yang ingin dikonsumsinya. Pada rentang
usia 3- 5 tahun kerap terjadi anak menolak makanan yang tidak disukai dan han-
ya memilih makanan yang disukai sehingga perlu diperkenalkan kepada mereka
beranekaragam makanan. 6 Saat ini banyak ditemukan anak yang terlalu gemuk
sekaligus kurus, sekitar 14% balita di Indonesia kurus (6% nya sangat kurus) dan sekitar
12% gemuk.
Aktivitas bermain yang meningkat dan mungkin mulai masuk sekolah membuat
anak menunda waktu makan, bahkan orang tua yang tidak memperhatikan bisa
saja membuat anak minta makan menjelang tidur saat ia terlalu lelah beraktivi-
tas seharian dan baru lapar ketika malam. Pada usia ini anak juga mulai banyak
bermain dengan teman-temannya sehingga mudah tertular penyakit sehingga
perlu ditanamkan kebiasaan makan beragam dan bergizi serta pola hidup bersih.
Makanan Anak Usia Dini. Makanan untuk usia 6-12 bulan Usia 6 bulan. Pada usia ini
sudah diberikan makanan tambahan pendamping ASI (MP-ASI). Hal ini sudah boleh
dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek mengunyah dengan pencernaan
yang lebih kuat. Makanan tambahan diberikan dalam bentuk lumat dan rendah
serat, misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk, labu, papaya dan biscuit yang
dilumatkan dengan susu.
Pola pemberian dilakukan secara bertahap sebanyak 2 sendok makan per waktu
makan dan diberikan 2 kali sehari. Kenalkan setiap jenis makanan 2-3 hari baru lan-
jutkan mengenalkan jenis makanan yang lain. Usia 7 bulan. Pada usia 7 bulan mulai
dikenalkan bubur tim saring dengan campuran sayuran dan protein hewani-nabati.
Sehingga pola menunya terdiri dari buah lumat, bubur susu dan tim saring. Usia 8 bu-
lan. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu merangsang
pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat mengunyah dengan
gusi. Untuk meningkatkan kandungan gizi, makanan pada usia ini dapat ditambah
minyak. Minyak akan menambah kalori dan meningkatkan penyerapan vitamin A
dan zat gizi lain. 7 Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang
lebih kental dan berikan makanan selingan 1 kali sehari. Makanan selingan berupa:
bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu. Usia 10 bulan. Kepadatan makanan
ditingkatkan mendekati makanan keluarga, mulai dari tim lunak sampai akhirnya
nasi pada usia 12 bulan.
Mereka yang sudah tidak diberikan ASI lagi ternyata keadaan gizinya lebih ren-
dah Pada umumnya susu formula untuk bayi terbuat dari susu sapi yang susunan
zat gizinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa
menimbulkan efek samping. Oleh karena ASI yang paling ideal untuk bayi maka
perubahan yang dilakukan pada komponen gizi susu sapi harus mendekati susunan
zat gizi ASI. Meskipun para ahli teknologi pangan telah berusaha untuk memperbaiki
susunan zat gizi susu sapi agar komposisinya mendekati susunan zat gizi ASI, sampai
saat ini usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang baik. Dibandingkan dengan
ASI, susu formula memiliki banyak kelemahan terutama dalam hal kandungan gizin-
ya. Selain itu penggunaan susu formula harus di kontrol dari kemungkinan masukn-
ya organisme-organisme patogen atau terjadinya kontaminasi yang dapat menye-
babkan diare. Pengaturan makanan bayi dengan PASI sama dengan pengaturan
makanan dengan ASI. Pemberian PASI dilakukan berdasarkan kebutuhan gizi bayi
terutama dalam hal kebutuhan air, energi dan protein. Untuk mencukupi kebutu-
han bayi, susu diberikan sesuai dengan takarannya. Takaran akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya umur bayi.
Jadwal menyusu dengan susu formula tetap seperti pada bayi yang diberi ASI.
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah
makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia enam bulan atau lebih ka-
rena ASI tidak lagi memenuhi gizi bayi. Pemberian makanan pendamping dilakukan
secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah
dan menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur
dan rasa. Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, mulai
dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan
lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Memasuki usia enam bulan
bayi telah siap menerima makanan bukan cair, karena gigi telah tumbuh dan lidah
tidak lagi menolak makanan setengah padat. Disamping itu, lambung juga telah
lebih baik mencerna zat tepung. Menjelang usia sembilan bulan bayi telah pan-
Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, enzim
amilase dan sebagainya juga telah diproduksi sempurna pada saat ia berumur
enam bulan. Ada dua tujuan pengaturan makanan untuk anak usia 0-24 bulan, un-
tuk mendidik kebiasaan makan anak yang baik, memberikan zat gizi yang cukup
bagi kebutuhan hidup yaitu untuk pemeliharaan atau pemulihan serta peningkatan
kesehatan, pertumbuhan, perkembangan fisik dan psikomotor serta melakukan ak-
tivitas fisik. Makanan untuk anak usia 0-24 bulan harus memenuhi syarat-syarat se-
bagai berikut, memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur,
susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang
tersedia setempat, kebiasaan makan dan selera makan, bentuk dan porsi makanan
disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak, memperhatikan
kebersihan perorangan dan lingkungan.
Resiko pemberian makanan padat sebelum umur adalah kenaikan berat badan
yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas, alergi terhadap salah satu zat gizi
yang terdapat dalam makanan tersebut, mendapat zat-zat tambahan seperti ga-
ram dan nitrat yang dapat merugikan, mungkin saja dalam makanan padat yang
dipasarkan terdapat zat pewarna atau zat pengawet yang tidak diinginkan, kemu-
ngkinan pencemaran dalam penyediaan atau penyimpanannya. Sebaliknya, pe-
nundaan pemberian makanan padat menghambat pertumbuhan jika energi dan
zat-zat gizi yang dihasilkan oleh ASI tidak mencukupi lagi kebutuhannya. Makanan
tambahan untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : nilai en-
ergi dan kandungan protein cukup, dapat diterima dengan baik, harganya relatif
murah, sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal.
Makanan tambahan pada bayi hendaknya juga bersifat padat gizi dan mengand-
ung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab serat
kasar yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan.
Kita bisa mengonsumsi beragam jenis makanan sehat, tanpa terbatas pada satu
jenis saja. Mengonsumsi berbagai jenis makanan bisa memberikan nutrisi yang ber-
beda, sehingga gizi yang diperlukan oleh tubuh bisa terpenuhi. Makanan sehat
seharusnya dapat memberikan beragam kandungan nutrisi dalam jumlah yang me-
madai, termasuk mineral dan vitamin.
Di antara jenis makanan, sayuran hijau adalah makanan sehat peringkat pertama
karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap. Sayuran hijau yang baik dikonsumsi
untuk kesehatan tubuh, antara lain:
Brokoli
Sayuran yang satu ini kaya akan serat, kalsium, kalium, folat dan fitonutrien. Zat
ini adalah senyawa yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan
beberapa jenis kanker. Brokoli juga mengandung vitamin C, antioksidan, serta be-
ta-karoten.
Satu porsi brokoli, yaitu sebanyak 100 gram dapat memberi kamu lebih dari 150
persen asupan vitamin C harian yang disarankan.
Kale
Ada berbagai macam nutrisi yang terkandung di dalam daun-daun Kale. Vitamin
C adalah salah satu nutrisi yang dimiliki Kale, dan menurut Departemen Kedokteran
Amerika Serikat (USDA), kale juga mengandung sejumlah besar vitamin K, yaitu se-
banyak 817 mikrogram atau 778 persen dari asupan harian yang direkomendasikan.
Buah-buahan
Buah-buahan juga sangat penting dikonsumsi karena memiliki kandungan vitamin
yang tinggi. Berikut ini buah yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi:
• Apel, karena memiliki kandungan serat, vitamin C, dan antioksidan lain.
• Jeruk, yang tinggi kandungan vitamin C.
• Alpukat, yang memiliki kandungan tinggi lemak sehat, kalium, dan vitamin C.
• Pisang, sebagai salah satu sumber kalium.
• Buah-buahan berry, seperti blueberry dan strawberry. Memiliki kandungan an-
tioksidan dan serat yang tinggi serta rendah kalori.
Susu
Susu memiliki kandungan tinggi mineral, protein hewani, lemak sehat, dan juga
vitamin. Selain itu, kandungan kalsium pada susu juga memiliki kadar yag tinggi. Susu
juga diolah menjadi keju, difermentasi menjadi yoghurt yang baik untuk pencernaan
karena mengandung banyak bakteri baik.
Berikut ini beberapa jenis makanan yang sehat bagi sebagian orang yang memi-
liki pantangan makan atau menderita penyakit tertentu:
Ikan Salmon.
Ikan salmon dan jenis ikan lainnya yang mengandung akan asam lemak ome-
ga-3 merupakan makanan untuk kesehatan jantung yang layak untuk dikonsumsi.
Kandungan omega-3 sendiri bisa menurunkan risiko gangguan jantung (aritmia) dan
juga tekanan darah. Selain itu, dapat mencegah peradangan serta menurunkan
trigliserida.
Oatmeal
Makanan untuk kesehatan jantung bisa juga dengan mengonsumsi oatmeal,
yang tinggi akan serat yang dapat menurunkan kolesterol. Bagi pengidap diabetes,
oatmeal merupakan makanan yang sangat penting karena dapat menjaga kadar
gula darah. Makanan ini dapat menyehatkan jantung dengan menurunkan koles-
terol jahat (LDL) karena kandungan seratnya.
Biji-bijan
Mengonsumsi biji-bijian utuh, seperti gandum, beras merah, atau jagung sebagai
sumber utama karbohidrat dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan
beberapa jenis kanker, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya. Hal ini dikarena-
kan protein, antioksidan, vitamin B, mineral (zat besi, magnesium, dan zink) dan serat
yang terkandung dalam biji-bijian tersebut.
Sayuran Hijau
Sayuran hijau mengandung banyak serat, karotenoid, folat, fitokimia, magnesium,
potasium, dan kalsium. Karotenoid, pigmen yang mengandung senyawa antiok-
sidan yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah. Ka-
rotenoid juga dapat dikaitkan dengan penurunan risiko serangan jantung, sehingga
menyehatkan jantung.
Jeruk
Sebuah jeruk mengandung vitamin C, karbohidrat, potasium, folat, kalsium, thi-
amin/vitamin B1, Niacin/vitamin B3, Pyridoxine, dan berbagai vitamin lainnya yang
sangat baik untuk kesehatan jantung. Kandungan yang ada di buah jeruk juga dap-
at mengurangi kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko kolesterol baik.
A. Pengertian PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi
sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bi-
dang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku hidup
bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengala-
man mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat
luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. PHBS merupa-
kan sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota
masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari – hari dengan tujuan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga hidup
bersih dan sehat. Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan in-
ilah yang menjadi dasar pelaksanaan Program PHBS.
Pola hidup bersih dan sehat adalah kebiasaan yang penting untuk diterapkan.
Perilaku pola hidup bersih dan sehat termasuk dalam cara anda merawat tubuh,
menjaga kebersihan lingkungan, kebiasaan mencuci tangan, dll.
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tem-
pat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dap-
at menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku
hidup bersih sehat :
PHBS di sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan masyar-
akat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk mencipta-
kan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat, meningkatkan proses belajarmengajar dan para siswa, guru hing-
ga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.
Ada banyak cara untuk memulai hidup sehat, salah satunya adalah dengan me-
nerapkan kebersihan personal yang dimulai dari rumah. Aplikasi pola hidup bersih
dan sehat juga dapat membantu anda dan orang sekitar terhindar dari penyakit
umum yang disebabkan oleh virus dan kuman. Berikut ini adalah manfaat perilaku
hidup bersih dan sehat, yaitu:
3. Manfaat Psikologi
Tubuh yang sehat mencerminkan pribadi yang sehat. Memiliki tubuh yang sehat
akan menunjang penampilan dan menambah percaya diri, yang kemudian mung-
kin juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis.
Pola hidup bersih dan sehat dapat diterapkan oleh semua anggota keluarga
dengan cara-cara sederhana dan dimulai dari lingkungan rumah. Berikut ini adalah
cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah, yaitu:
1. Menerapkan Kebiasaan Cuci Tangan
Setiap hari kita menyentuh kuman melalui tangan tanpa disadari, karena itu ke-
biasaan mencuci tangan adalah kebiasaan pola hidup sehat paling penting
yang harus diterapkan. Kita harus mencuci tangan saat melakukan berbagai
aktivitas seperti : ingin membuat makan, sebelum dan sesudah makan, sebelum
dan sesudah melakukan aktivitas toilet, setelah bersin, setiap kali menyentuh ma-
kan, setelah membersihkan sampah, setelah mengganti popok bayi, sebelum
dan sesudah membersihkan luka. Cuci tangan adalah kebiasaan kecil sederha-
na yang banyak manfaatnya untuk kesehatan Anda dan orang-orang sekitar
Anda.
2. Menjaga Kebersihan Toilet
Kebersihan toilet mengacu pada kebiasaan bersih sebelum dan sesudah mel-
akukan aktivitas toilet. Diharuskan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah
menggunakan kamar mandi. Cuci tangan dengan sabun dan gosok selama 30
detik. Pastikan mencuci bersih hingga ke sela jari-jari, punggung tangan, dan
bagian bawah kuku. Bilas sampai bersih lalu keringkan. Bila perlu, Anda juga di-
anjurkan untuk mencuci tangan dengan pembersih tangan yang memiliki bahan
dasar alkohol 60%. Selain itu, perhatikan kebersihan kamar mandi dan alat-alat
terkait aktivitas kamar mandi. Buang dan siram kotoran dengan benar serta bersi-
hkan kamar mandi setidaknya satu minggu sekali.
3. Menjaga Kebersihan Mulut dan Gigi
Cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah adalah dengan me-
merhatikan kebersihan mulut dan gigi . Sebaiknya gosok gigi setidaknya dua kali
sehari. Menggosok gigi dengan benar setelah makan dan sebelum tidur sangat
dianjurkan untuk mencegah berbagai penyakit gigi. Bila perlu, disarankan un-
tuk menggunakan obat kumur untuk mencegah kuman dan bakteri tumbuh di
sela-sela gigi. Selain itu, cek kesehatan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali di
dokter gigi untuk mencegah kerusakan gigi.
4. Menjaga Kebersihan Tubuh
Pola hidup sehat dan bersih yang paling penting adalah untuk menjaga kebersi-
han tubuh secara keseluruhan dengan mandi teratur setiap hari. Manfaat mandi
adalah untuk menghilangkan bakteri, minyak, kuman, serta sel-sel kulit mati di
tubuh. Selain itu, mandi juga akan menghilangkan bau tidak sedap alami yang
diproduksi oleh tubuh, terutama setelah melakukan aktivitas berat di luar ruan-
gan.
Anak usia dini merupakan kelompok usia yang kritis, karena pada usia tersebut se-
orang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Selain rentan terhadap masalah
kesehatan, anak usia dini juga berada pada kondisi yang sangat peka terhadap
stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebi-
asaan yang baik, termasuk kebiasaan berprilaku hidup bersih dan sehat. Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama berlangsung secara
wajar dan informal. Pendidikan keluarga adalah salah satu bentuk pendidikan di
luar sekolah yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar
termasuk dalam belajar pembiasaan. Jadi dapat dikatakan keluarga memainkan
peranan utama dalam mendidik pembiasaan anak dan di lingkungan keluarga in-
ilah anak mula-mula menerima pendidikan. Orangtua adalah guru pertama yang
mengajarkan anak usia dini tentang banyak hal termasuk juga tentang masalah ke-
biasaan untuk hidup bersih dan sehat ketika mereka dirumah. Jika orangtua mener-
apkan hidup bersih dan sehat secara tidak langsung anak usia dini akan menirukan
kebiasaan yang mereka lihat dari orangtuanya. Apabila orang tua yang menjadi
contoh anak usia dini tidak peduli dengan kebersihan dan kesehatan maka anak
juga tidak peduli dengan kebersihan dan kesehatan karena ketika anak memasuki
usia tiga tahun anak menunjukkan ciri moral tertentu yang berbeda dengan usia
sebelumnya. Di sini anak mampu meniru secara terbatas perilaku yang dilihat dan
didengarnya. Mulai meniru perilaku baik atau tidak . Segala sesuatu yang dilihat,
didengar, dan diucapkan oleh orang lain, terutama orang dewasa akan ditirukan
oleh anak.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) hendaknya ditanamkan sejak masih kanak-
kanak. Sebagai institusi sosial terkecil, keluarga dalam hal ini orangtua dapat mem-
berikan contoh dan menjadikan perilaku ini sebuah kebiasaan yang dipraktikan se-
hari-hari. Sebab, sedini mungkin orangtua mengajarkan dan memberikan contoh
tentang penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, maka kedepannya perilaku
baik ini akan terus dibawa dan dipraktikkan, bahkan sampai anak-anak itu menjadi
orangtua. Dalam menjaga PHBS anak meliputi :
1. Kebersihan Anak
Menjaga kebersihan merupakan satu faktor kunci untuk menjaga kesehatan
dan seharusnya penambahan nilai tentang menjaga kebersihan ini dilakukan sejak
usia dini. Apabila sudah terjaga kebersihannya maka anak tidak mudah terpapar
bakhteri dan virus penyebab penyakit. Hal-hal yang yang harus diperhatiakan da-
lam menjaga kebersihan anak :
• Mandi dengan sabun dan air bersih 2 kali sehari;
• Cuci rambut dengan shampo 3 kali seminggu;
• Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan;
• Cuci tangan dan kaki anak dengan sabun setiap habis bermain;
• Ganti pakaian dan pakaian dalam setelah mandi, setelah main dan bagi bayi
3. Kebersihan lingkungan
• Jauhkan anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah dan polusi kendaraan
bermotor;
• Bersihkan rumah, sekitar rumah dan lingkungan bermain anak dari debu dan
sampah;
• Bersihkan bak penampungan air, dan tutup untuk menghindari berkembang
biak nya jentik nyamuk;
• Sebaik nya anak tidur terlindung dengan kelambu untuk menghindari gigitan
nyamuk;
• Di daerah endemis malaria anak harus tidur dalam kelambu berinsektisida.
BAB VII
PENUTUP
Dengan disusunnya modul Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina Keluarga (BKB)
Bagi Pengelola Program BKB Tingkat Nasional, maka seluruh kegiatan Penyeleng-
garaan Diklat Teknis Pengelolaan Program BKB Bagi Pengelola Program BKB Tingkat
Nasional merujuk pada modul ini. Sedangkan, ketentuan lain mengenai Kurikulum
dan bahan pembelajaran yang telah ada sebelumnya dan memerlukan peruba-
han dapat disesuaikan sepanjang tidak mengurangi kualitas Diklat dan pembelaja-
ran inti.
Modul Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI), 2018, BKKBN;
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidp Sehat (PHBS), 2011 Kementerian Kesehatan RI.
Tahun 2020