Anda di halaman 1dari 38

MODUL 3

PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN VALIDASI


DATA SASARAN KELUARGA BERISIKO
STUNTING

Training Of Trainer (ToT)


Pelatihan Teknis Tim Pendamping Keluarga (TPK)
dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting
bagi Fasilitator Tingkat Provinsi melalui E-Learning

PUSDIKLAT KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA


BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2022
Hak Cipta @2022

PERANGKAT
PELATIHAN TEKNIS TRAINING OF TRAINER (ToT)
TIM PENDAMPING KELUARGA
DALAM UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
TAHUN 2022

MODUL 3
PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN VALIDASI
DATA SASARAN KELUARGA BERISIKO STUNTING

Tim Penyusun :
Achmad Sopian, S. Pd, M. Pd
I Lina Widyastuti, SKM, MAPS

Reviewer :
Dra. Theodora Pandjaitan, MSc

Tim Editor Teknis :


Dr. Dian Kristiani Irawaty, MAPS
Reni Dwijayanti, M. Pd

Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah
dan karunia - Nya, Penyusunan Perangkat Diklat Training of
Trainers (TOT) Pelatihan Teknis Tim Pendamping Keluarga
dalam Percepatan Penurunan Stunting dapat diselesaikan
dengan baik. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan
dan Keluarga Berencana dengan berbagai komponen di BKKBN
Pusat dan lintas sektor telah menyusun perangkat pembelajaran
ini dalam rangka mempersiapkan SDM yang kompeten guna
memfasilitasi dan memberikan informasi mengenai Tim Pendamping Keluarga dalam
Percepatan Penurunan Stunting.

Sebagaimana yang kita ketahui, peran keluarga merupakan hal yang perlu dioptimalkan
dalam membentuk generasi yang berkualitas dan berkarakter. Saat ini salah satu
persoalan yang perlu menjadi perhatian dalam membentuk generasi yang berkualitas
adalah adanya resiko stunting. Mengingat sangat diperlukannya intervensi pemerintah
untuk menghindarkan generasi yang akan datang dari kondisi stunting, Presiden
Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan amanat melalui Peraturan Presiden
Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Berdasarkan Perpres tersebut, BKKBN ditugaskan sebagai koordinator pelaksana


percepatan penurunan stunting di lapangan. Kepala BKKBN dalam berbagai kesempatan
memberikan penegasan bahwa peran keluarga harus dioptimalkan sebagai entitas
utama dalam pencegahan stunting. Keluarga perlu memperhatikan periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) sangat penting dan menjadi prioritas utama, dimulai dari 270
hari masa kehamilan hingga 730 hari setelah lahir. Hal ini membuat peran keluarga harus
dioptimalkan sebagai pelopor awal dalam pencegahan stunting. Untuk mengoptimalkan
peran keluarga, salah satunya dilakukan proses intervensi dalam bentuk pendampingan
petugas BKKBN yang bersinergi dengan Kader PKK, Kader KB maupun bidan, yang
disebut sebagai pendamping keluarga.

Diharapkan dengan adanya pendampingan keluarga ini, upaya untuk melakukan


Percepatan Penurunan Stunting dapat terlaksana dengan baik. Oleh sebab itulah maka
Pusdiklat Kependudukan dan KB membangun perangkat pembelajaran ini sebagai acuan
pengelolaan pelatihan untuk menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) Pelatihan
Teknis Tim Pendamping Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting Fasilitator
Tingkat Provinsi. Dengan mengacu kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan

i
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang
telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini. Semoga segala
upaya kita untuk meningkatkan kualitas pelatihan dapat berkontribusi dalam
pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang Masa Esa
memberikan berkah-Nya terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan.

Jakarta, Maret 2022


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan Keluarga Berencana,

Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.S

ii
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
SAMBUTAN

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Perangkat Diklat Training of
Trainers (TOT) Pelatihan Teknis Tim Pendamping Keluarga
dalam Percepatan Penurunan Stunting ini dapat disusun sesuai
harapan kita bersama. Perangkat pelatihan ini diharapkan dapat
menjadi sumber referensi bagi para pendamping keluarga dalam
pelaksanaan peran dan fungsinya di lapangan. Merujuk pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 - 2024, diberi
mandat untuk berpartisipasi dalam mensukseskan terhadap 2 (dua) dari 7 (tujuh) Agenda
Pembangunan/Prioritas Nasional (PN) pada RPJMN IV 2020 - 2024, yaitu untuk
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing, serta
mendukung Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. SDM yang berkualitas dan
berdaya saing, yaitu SDM yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan
berkarakter.

Saat ini persoalan terkait SDM yang perlu mendapatkan intervensi segera adalah
stunting. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan amanat melalui
Peraturan Presiden Nomor: 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Berdasarkan Perpres RI tersebut, BKKBN ditugaskan sebagai koordinator pelaksanaan
percepatan penurunan stunting di lapangan. Dalam upaya penurunan stunting peran
keluarga merupakan sesuatu yang perlu dioptimalkan. Keluarga perlu memperhatikan
periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam pencegahan stunting dan perlu
didampingi oleh pendampingan petugas BKKBN yang bersinergi dengan Kader PKK,
Kader KB maupun bidan, yang disebut sebagai pendamping keluarga.

Kami harapkan perangkat pelatihan ini dijadikan sebagai acuan pengelolaan pelatihan
untuk menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) Pelatihan Teknis Tim Pendamping
Keluarga dalam Percepatan Penurunan Stunting Fasilitator Tingkat Provinsi. Akhirnya,
kepada Tim Penulis serta kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan
komitmennya, sehingga perangkat pelatihan ini tersusun dengan baik, maka saya
ucapkan terima kasih.

Jakarta, Maret 2022


Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan,

Prof. Rizal Damanik, PhD


iii
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i
SAMBUTAN ...............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………...v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................................1
B. DESKRIPSI SINGKAT ...............................................................................................................................1
C. MANFAAT MODUL.....................................................................................................................................2
D. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................................................................2
E. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK.......................................................................................2
F. PETUNJUK BELAJAR ...............................................................................................................................3
BAB II KONSEP DASAR PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN 5
VALIDASI DATA KELUARGA BERISIKO STUNTING 5
A. DEFINISI DAN KONSEP ...........................................................................................................................5
B. URGENSI .....................................................................................................................................................8
C. TUJUAN .......................................................................................................................................................9
D. MANFAAT ....................................................................................................................................................9
E. RUANG LINGKUP ....................................................................................................................................10
F. RANGKUMAN ...........................................................................................................................................10
G. LATIHAN ....................................................................................................................................................10
H. TES FORMATIF ........................................................................................................................................10
I. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT .................................................................................................12
BAB III MEKANISME PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KELUARGA BERISIKO
STUNTING DAN KASUS STUNTING 13
A. PERSIAPAN ..............................................................................................................................................13
B. PELAKSANAAN ........................................................................................................................................14
C. INSTRUMEN DAN TATA CARA PENGISIAN......................................................................................16
D. RUANG LINGKUP KEGIATAN PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA ..............22
E. RANGKUMAN ...........................................................................................................................................22
F. LATIHAN ....................................................................................................................................................22
G. TES FORMATIF ........................................................................................................................................22
H. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT .................................................................................................23
BAB IV PENUTUP 24
A. KESIMPULAN ...........................................................................................................................................24
B. TES SUMATIF ...........................................................................................................................................24
C. KUNCI JAWABAN ....................................................................................................................................28

0v
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendekatan berbasis keluarga berisiko stunting merupakan sebuah pendekatan yang
dilakukan sebagai upaya memastikan seluruh intervensi baik spesifik maupun sensitif dapat
menjangkau seluruh keluarga yang mempunyai resiko melahirkan anak stunting. Upaya
pendekatan berbasis keluarga risiko stunting diharapkan mampu menjadi pemicu sekaligus
pemacu dalam meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting.
Pendekatan keluarga berisiko dalam upaya percepatan penurunan stunting memiliki
sedikitnya 5 kegiatan prioritas yaitu: 1) penyediaan data keluarga berisiko stunting, 2)
pendampingan keluarga berisiko stunting, 3) pendampingan semua calon pengantin/calon
Pasangan Usia Subur (PUS), 4) surveilans keluarga berisiko stunting; dan 5) audit kasus
stunting. Dengan melakukan sedikitnya 5 skema pendekatan berbasis keluarga risiko,
diyakini memiliki dampak yang besar dan signifikan dalam percepatan penurunan stunting.

Data merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan kelima kegiatan
prioritas dengan pendekatan keluarga Berisiko stunting. Pendampingan keluarga Berisiko
stunting dan calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur membutuhkan data sasaran by
name by address agar dapat mendampingi sasaran dengan dengan tepat dan memastikan
bahwa seluruh sasaran terdampingi. Oleh karena itu, Tim Pendamping Keluarga harus
memiliki basis data by name by address untuk setiap kelompok sasaran yang akurat, valid
dan mutakhir/terbarukan dengan secara periodik melakukan pemutakhiran, verifikasi dan
validasi data yang sudah dikumpulkan dari Pendataan Keluarga 2021.

B. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini membahas Konsep Dasar Pemutakhiran, Verifikasi dan Validasi Data
Keluarga Sasaran Berisiko Stunting; Mekanisme Pelaksanaan Pemutakhiran, Verifikasi dan
Validasi Data Stunting dan Kasus Stunting; Tata Cara Pengisian Formulir Rekapitulasi
Keluarga Berisiko Stunting; dan praktik Pengisian Formulir Rekapitulasi Keluarga Berisiko
Stunting. Pembelajaran dilaksanakan secara interaktif dan melibatkan peserta secara aktif.

Modul ini sebagai bahan belajar bagi peserta TOT Pelatihan Teknis Tim Pendamping
Keluarga (TPK) dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting bagi Fasilitator Tingkat
Provinsi melalui E-Learning. Modul ini juga dilengkapi informasi terbaru sebagai basis data
untuk menyasar keluarga yang Berisiko stunting dalam upaya mencegah stunting dan dapat
dijadikan referensi untuk menurunkan stunting di Indonesia.

1
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
C. MANFAAT MODUL
Modul ini sabagai bahan ajar peserta dalam pelatihan Tim Pendamping Keluarga dalam
upaya percepatan penurunan stunting. Modul ini juga dapat dijadikan rujukan dalam
memetakan sasaran keluarga berisiko stunting. Dengan modul ini diharapkan peserta
mempunyai wawasan bagaimana bekerja berbasis data untuk mencegah dan menurunkan
stunting di wilayah kerjanya

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
mempraktikkan Pemutakhiran, Verifikasi dan Validasi
Data Sasaran Keluarga Berisiko Stunting.
2. Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan
dapat:
a. Menjelaskan Konsep dasar Pemutakhiran, Verifikasi
dan Validasi Data sasaran keluarga Berisiko stunting
b. Menjelaskan Mekanisme Pemutakhiran, Verifikasi dan
Validasi Data Balita Stunting
c. Mempraktikkan pengisian formulir Keluarga Berisiko
Stunting dan formulir Rekapitulasi Hasil Pengukuran
Balita.

E. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK


1. Materi Pokok
a. Konsep dasar Pemutakhiran, Verifikasi dan Validasi Data sasaran keluarga Berisiko
stunting
b. Mekanisme Pemutakhiran, Verifikasi dan Validasi Data Balita Stunting
c. Praktik pengisian formulir Keluarga Berisiko Stunting dan formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Balita.

2. Sub materi Pokok


1.1. Definisi dan Konsep
1.2. Urgensi
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
1.5. Ruang Lingkup
2.1. Persiapan
2.2. Pelaksanaan
2.3. Instrumen dan Tata Cara Pengisian
2.4. Ruang Lingkup Pemutakhiran, Verifikasi dan Validasi Data
c.1. Praktik Pengisian Formulir Rekapitulasi Keluarga Berisiko Stunting dan formulir

2
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Rekapitulasi Hasil Pengukuran Balita.

F. PETUNJUK BELAJAR
Agar pembelajaran modul ini dapat lebih optimal, maka disarankan untuk;
1. Membaca dengan seksama indikator hasil belajar dari pembelajaran ini.
2. Berdiskusi dan curah pendapat baik dengan fasilitator maupun dengan peserta lainnya.
3. Membuat catatan-catatan kecil dari setiap bab nya dengan mengambil poin-poin
pentingnya.
4. Mengerjakan soal-soal yang diberikan untuk mengukur pemahaman materi.
5. Mencari sumber-sumber lain yang relevan untuk mendukung pemahaman terhadap isi
materi bahan belajar ini.

3
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
4
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB II
KONSEP DASAR PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN
VALIDASI DATA KELUARGA BERISIKO STUNTING

Indikator Hasil Belajar: Peserta dapat menjelaskan pemutakhiran, verifikasi dan


validasi data keluarga Berisiko stunting

A. DEFINISI DAN KONSEP


1. Pemutakhiran Data
Mutakhir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti terakhir; terbaru; modern;
sedangkan pemutakhiran merupakan proses, perbuatan cara memutakhirkan. Dalam
konteks data, data yang mutakhir merujuk pada penggunaan data yang terakhir dan
terbaru. Dengan demikian, pemutakhiran data keluarga Berisiko stunting dapat diartikan
sebagai proses pelaksanaan kegiatan untuk melakukan pemutakhiran terhadap data
keluarga Berisiko stunting yang bersumber dari hasil pendataan keluarga yang
dilaksanakan tahun 2021 agar data yang digunakan sebagai peta kerja pendampingan
keluarga adalah data yang terakhir dan terbaru.

2. Verifikasi dan Validasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti verifikasi adalah pemeriksaan
tentang kebenaran laporan, pernyataan, perhitungan uang, dan sebagainya. Sementara
itu, arti verifikasi data adalah pemeriksaan kebenaran data. Kebenaran data yang
disampaikan apakah sudah sesuai atau belum, oleh karena itu perlu diverifikasi agar
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Arti verifikasi adalah proses membandingkan dua hal atau lebih yang berguna untuk
memastikan keakuratan dan kebenaran suatu informasi. Arti verifikasi juga bisa
dimaknai sebagai suatu konfirmasi yang dilakukan dengan menyediakan bukti objektif,
yang menunjukkan bahwa persyaratan telah terpenuhi. Dengan melakukan verifikasi
berarti kita sudah dapat menemukan mana data yang benar dan tidak benar, sehingga
tepat dalam mengambil suatu kesimpulan.

Menurut Hartina Sri Ayu (2016), Definisi verifikasi data adalah metode akhir yang
dipergunakan untuk meyakinkan bahwa data yang telah dikumpulkan tidak cacat dan
akurat. Sebagai ilustrasi, kita memahami arti verifikasi ini dengan contohnya adalah
pada media sosial yang sering ditemukan. Hal ini bisa kita lihat pada saat membuat kata
sandi baru di akun media sosial. Biasanya, Anda akan diminta memasukkan kata sandi
sebanyak dua kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa entri data persis sama

5
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
untuk kedua kalinya, dan tidak ada kesalahan yang terjadi. Entri pertama diversifikasi
terhadap entri kedua dengan mencocokkannya.

Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara menunjukkan


sesuatu yang sesuai baik bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau
mekanisme yang digunakan menunjukkan keabsahannya. Dalam hal ini dalam
memvalidasi data untuk pencegahan stunting, apakah sudah benar sesuai data yang
ada di lapangan, tidak mengada-ada atau memanipulasi data.

Pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga Berisiko stunting dan kasus stunting
adalah suatu proses membandingkan antara data hasil pendataan keluarga 2021
BKKBN dengan kondisi terkini di lapangan maupun pengecekan kasus stunting yang
merupakan output dari e-PPGBM yaitu elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi
Berbasis Masyarakat yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan; untuk
kemudian di mutakhirkan sesuai kondisi terkini sehingga didapatkan data sasaran yang
valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penajaman sasaran maupun
intervensi program dalam rangka penurunan keluarga Berisiko stunting maupun kasus
stunting.

3. Data Keluarga Berisiko Stunting: Konsep, Sasaran dan Faktor Resiko

Keluarga berisiko stunting adalah keluarga sasaran yang memiliki resiko untuk
melahirkan anak stunting. Pendataan Keluarga 2021 memetakan Keluarga Berisiko
Stunting yaitu Keluarga Sasaran dengan penapisan sanitasi, akses air bersih dan
kondisi 4T - Terlalu muda, Terlalu Tua (35- 40 th), Terlalu dekat, Terlalu Banyak

Keluarga yang menjadi sasaran pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga terdiri
atas:

a. Remaja/calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS) 3 bulan pra ga (sebelum


berkeluarga)
b. Pasangan usia subur
c. Ibu Hamil dan pasca salin
d. Keluarga dengan anak usia 0-23 bulan
e. Keluarga dengan anak usia 24-59 bulan

Untuk menentukan apakah keluarga sasaran adalah keluarga Berisiko stunting atau
tidak, maka Tim pendamping Keluarga harus melakukan penapisan, yaitu kegiatan
untuk mengenali, mengidentifikasi apakah keluarga sasaran memiliki faktor resiko untuk
melahirkan anak stunting baik faktor risiko spesifik (faktor yang mempengaruhi stunting
secara langsung seperti status gizi balita, anemia pada calon pengantin) maupun resiko
sensitif (faktor yang mempengaruhi stunting tidak secara langsung seperti tidak
tersedianya akses air minum dan sanitasi yang layak).

6
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
4. Kerangka Pikir/Konseptual Keluarga Berisiko Stunting

Hal yang harus dipahami oleh Tim Pendamping Keluarga dalam mendampingi keluarga
Berisiko stunting adalah mengenali kelompok sasaran yang harus didampingi dan
mengidentifikasi apakah kelompok sasaran tersebut memiliki salah satu faktor resiko.
Pendataan Keluarga 2021 mendata karakteristik keluarga sasaran berdasarkan kondisi
perumahan, antara lain jamban dan air minum, yang merupakan faktor resiko sensitif
terjadinya stunting; juga mendata karakteristik Pasangan Usia Subur) berdasarkan
kondisi 4 Terlalu yaitu terlalu muda (<20 tahun), terlalu tua (yang diambil adalah
kelompok umur 35-40 tahun dengan mempertimbangkan tingkat kelahiran dari wanita
usia subur di atas 40 tahun sudah menurun) , terlalu dekat dan terlalu banyak memiliki
anak ( lebih dari 2 anak)

Gambar 1. Kerangka konseptual Keluarga Berisiko Stunting

Apakah memiliki Faktor Resiko?

FAKTOR RESIKO SPESIFIK PADA PERIODE INKUBASI:


Status Kesehatan, Status Gizi, dll

7
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Dengan demikian, kegiatan pemutakhiran data keluarga Berisiko stunting yang
dilakukan Tim Pendamping Keluarga dilakukan terhadap seluruh keluarga sasaran yang
ada di wilayah kerjanya.

Oleh karena itu untuk meminimalisir kesalahan dan kekeliruan pada saat akan dilakukan
intervensi, mencocokkan data dengan perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi di
lapangan, apakah dari usia, lokasi tempat tinggal, status perkawinan, keadaan ekonomi,
lingkungan dan lain sebagainya.

B. URGENSI

Gambar 2. Kerangka Peningkatan Kualitas Data


Verifikasi dan validitas data stunting dan keluarga berisiko stunting menjadi faktor yang
sangat penting dalam upaya meningkatkan efektivitas program percepatan penurunan
stunting di Indonesia. Data menjadi penting karena menjadi suatu ukuran dalam penilaian
keberhasilan suatu program. Dalam mengukur keberhasilan program stunting, saat ini
terdapat 2 sumber data yaitu data survei status gizi indonesia (SSGI) dan data e-PPGBM
yang merupakan data rutin hasil pengukuran antropometri Balita yang dikumpulkan melalui
kegiatan posyandu. Kedua data ini memiliki karakteristik tersendiri dan tujuan
pengumpulan data yang berbeda. Salah satu permasalahan yang dijumpai, banyak
pemangku kepentingan yang belum dapat membedakan kegunaan dari 2 sumber data ini
sehingga membandingkan dan mengambil kesimpulan bahwa Gap nya terlalu besar.

Data survei digunakan sebagai evaluasi keberhasilan program sedangkan data rutin lebih
banyak penggunaannya untuk surveilan, pemantauan dan intervensi by name by address.
Salah satu isu yang harus segera ditangani adalah bahwa cakupan pengukuran balita saat
ini masih rendah. Secara nasional, balita yang diukur cakupannya masih di bawah 50%
sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasi hasil pengukuran status gizi
pada e-PPGBM. Oleh karena itu, untuk peningkatan kualitas data baik data Pendataan
Keluarga 2021 maupun data e-PPGBM, perlu dilakukan pemutakhiran, verifikasi dan
validasi data agar cakupan dan kualitas data semakin meningkat dan dapat dirumuskan

8
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
intervensi kasus stunting maupun keluarga Berisiko stunting by name by address secara
tepat.

C. TUJUAN
Adapun tujuan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga Berisiko stunting adalah:
1. Tujuan Umum
Mendapatkan data sasaran yang valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam rangka penurunan
keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.

2. Tujuan Khusus
a. Memverifikasi data sasaran hasil PK 21 dengan data di lapangan
b. Mengupdate data sasaran hasil PK 21 dengan hasil verifikasi lapangan
c. Memvalidasi atau mengkonfirmasi data hasil pengukuran balita dan kasus stunting
berdasarkan hasil padanan PK 21 dengan e-PPGBM
d. Meningkatkan cakupan hasil pengukuran balita dan update kasus stunting

D. MANFAAT
Pemutakhiran, verifikasi dan validasi data sangat diperlukan dalam menemukan target
sasaran pendampingan keluarga. Kegiatan ini memiliki manfaat:

1. Mengambil keputusan secara tepat

Data yang tidak akurat dan tidak diverifikasi dapat menghambat pelaksanaan kebijakan
program dan kegiatan sehingga berdampak dalam pengambilan keputusan yang salah.
Oleh karena itu penting sekali untuk melakukan verifikasi data agar tidak mengambil
kesimpulan yang salah.

2. Mengurangi Biaya

Manfaat lain dari pemutakhiran, verifikasi dan validasi adalah memungkinkan untuk
mengurangi biaya pada saat pelaksanaan kegiatan dijalankan, dalam artian tidak bekerja
dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang diambil keliru/salah, selain
itu, dengan data yang tepat, keputusan dapat dioptimalkan untuk perbaikan output
(keluaran) dan layanan

3. Meningkatkan Produktivitas

Kegiatan Verifikasi data dapat meningkatkan produktivitas karena memastikan kita


mendapatkan hasil terbaik; sehingga dapat dikatakan bahwa verifikasi data berkualitas
berdampak positif bagi percepatan pencapaian tujuan kegiatan.

9
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
4. Pelaksanaan kegiatan yang lebih baik

Pelaksanaan kegiatan percepatan penurunan stunting yang dilakukan dapat lebih baik
berdasarkan data yang ada dan mutakhir sehingga tindak lanjut dari temuan yang
didapat pada saat kegiatan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data dapat segera
dilakukan

E. RUANG LINGKUP
Dalam konteks pelaksanaan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data, yang menjadi
ruang lingkup adalah:
1. keluarga sasaran pendampingan
2. Faktor resiko keluarga Berisiko stunting
3. Sumber data yang digunakan yaitu Pendataan Keluarga 2021 dan e-PPGBM 2022
4. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemutakhiran, verifikasi dan validasi data

F. RANGKUMAN
Pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga Berisiko stunting adalah proses
pelaksanaan kegiatan untuk melakukan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga
Berisiko stunting yang bersumber dari hasil pendataan keluarga yang dilaksanakan tahun
2021 yang dicocokan, dikonfirmasi kembali di cakupan wilayah kerja Tim pendamping
Keluarga sebagai peta kerja dalam upaya mencegah dan menurunkan stunting di wilayah
cakupannya secara mutakhir, tepat, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan.

G. LATIHAN
1. Diskusikan dengan teman Anda, bagaimana data stunting di wilayah Anda!
2. Coba kunjungi tiga orang tua yang mempunyai anak Balita, bagaimana tumbuh
kembang mereka!
3. Buatlah rangkuman singkat bagaimana data stunting diperoleh!
4. Diskusikan tujuan pemutakhiran data keluarga berisiko stunting!
5. Lakukan pertemuan dengan Tim Pendamping Keluarga, bagaimana ruang lingkup
datanya!

H. TES FORMATIF
Pilihlah jawaban a, b, c, d dan e pada jawaban yang paling tepat!
1. Arti mutakhir adalah...
a. Terpercaya
b. Terdeteksi
c. Terbaru
d. Terdahulu
e. Terpadu

10
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2. Jika dalam suatu data dicocokan kembali dengan data sebenarnya dinamakan...
a. Verifikasi
b. Persepsi
c. Kondisi
d. Verporasi
e. Kondensasi
3. Adapun tujuan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga Berisiko stunting
adalah:
a. Mendapatkan data sasaran yang lama dan akurat yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam rangka penurunan
keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
b. Mendapatkan data sasaran yang valid dan ragu yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam rangka penurunan
keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
c. Mendapatkan data sasaran yang valid dan bias yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam rangka penurunan
keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
d. Mendapatkan data sasaran yang valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam rangka penurunan
keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
e. Mendapatkan data sasaran yang valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan Penyuluh KB sasaran maupun intervensi program dalam rangka penurunan
keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
4. Secara nasional, balita yang diukur cakupannya masih ..........sehingga diperlukan kehati-
hatian dalam menginterpretasi hasil pengukuran status gizi pada e PPGBM.
a. Di atas 30%
b. Antara 40-50%
c. Di atas 50%
d. Di atas 50%
e. Di bawah 50%
5. Manfaat lain dari pemutakhiran, verifikasi dan validasi adalah memungkinkan untuk
mengurangi biaya pada saat pelaksanaan kegiatan dijalankan, dalam artian...
a. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang diambil
keliru/salah
b. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang diambil
benar
c. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang diambil
tepat
d. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang diambil
akuat

11
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
e. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang diambil
sesuai

I. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB II ini, coba Bapak/Ibu nilai tes tersebut dan
cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam modul ini, berapa nilai yang diperoleh.
Jika Bapak/Ibu dapat menjawab 5 soal dengan benar maka Bapak/Ibu dianggap menguasai
Pokok Bahasan ini, dan Bapak/Ibu dapat melanjutkan ke BAB berikutnya akan tetapi jika
jawaban benar Bapak/Ibu belum mencapai 4 soal, berarti Bapak/Ibu perlu mengulang
mempelajari Pokok Bahasan ini kembali dengan lebih baik.

12
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB III

MEKANISME PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KELUARGA


BERISIKO STUNTING DAN KASUS STUNTING

Indikator Hasil Belajar: Peserta dapat melakukan mekanisme pemutakhiran, verifikasi


dan validasi data keluarga berisiko stunting dan kasus stunting.

A. PERSIAPAN
Saudara Tim Pendamping Keluarga, tetap semangat menjalankan peran Anda dalam
mencegah dan menurunkan stunting di wilayah Anda, sebelum kita melaksanakan sesuatu,
perlu kita lakukan persiapan dengan matang dan sebaik mungkin, agar usaha yang kita
lakukan mendapatkan hasil yang memuaskan. Berikut langkah persiapan yang perlu
dilakukan;
1. Koordinasi OPD KB dan Dinas Kesehatan, serta kemungkinan pihak lain yang terlibat.
2. Penyiapan SDM: pelatihan dan orientasi
Dalam hal ini untuk melakukan peran dan tugas sebagai Tim Pendamping Keluarga
tentunya perlu mendapatkan pelatihan/orientasi yang diselenggarakan oleh BKKBN
Pusat, Perwakilan BKKBN Provinsi, OPD KB Kabupaten dan Kota secara bertahap,
kegiatan ini untuk meningkatkan kapasitas Anda sebagai Tim Pendamping Keluarga
baik secara substansi maupun teknis.
3. Penyiapan instrumen: sarana-cetak output yaitu menggunakan 2 jenis formulir cetak
output dimana di dalamnya sudah terdapat data awal yang berasal dari hasil PK 21
maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
4. Distribusi cetak output ke seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) desa
untuk dibagikan kepada TPK.
5. Pengorganisasian lapangan
Kegiatan pemutakhiran, verifikasi dan validasi merupakan salah satu kegiatan nyata
dalam konvergensi data di tingkat desa yang melibatkan TPPS (Tim Percepatan
Penurunan Stunting), PD KB Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan serta tentu saja ujung
tombak di lapangan yaitu Tim Pendamping Keluarga.

Alur koordinasi pelaksana:

a. OPD KB dan Dinas Kesehatan saling melakukan koordinasi pada saat persiapan,
pelaksanaan dan pemantauan kegiatan.
b. Salah satu hal yang harus dikoordinasikan adalah mengenai pemberian hak akses
terhadap e-PPGBM TPK dapat melakukan pendampingan dan penginputan data
balita serta pemberian data per tingkat RT/desa untuk dapat dilakukan cetak output
13
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Rekapitulasi Data Sasaran Balita lengkap dengan status gizinya
c. Dinas Kesehatan memberikan feedback dan melakukan pembinaan secara rutin ke
Puskesmas, OPD KB memberikan feedback dan melakukan pembinaan secara
rutin ke Balai penyuluhan dan TPK
d. Puskesmas dan Balai Penyuluhan saling berkoordinasi untuk hak akses TPK ke
e-PPGBM dan penyiapan cetak output.
e. Balai Penyuluhan melakukan distribusi cetak output ke TPPS Desa
f. TPK dapat berkontribusi dalam proses entri data menggunakan aplikasi e-PPGBM
di bawah supervisi petugas kesehatan

pengorganisasian lapangan digambarkan dalam bagan berikut.

Kemenkes BKKBN
PUSAT
Pusat Pengendali Data

BKKBN Provinsi Dinas Kesehatan PROVINSI

OPD Kab/Kota Dinkes Kab/Kota KAB/KOTA

Balai Penyuluhan Puskesmas KECAMATAN

TPPS Desa
DESA

TPK

Gambar 3. Pengorganisasian Lapangan


B. PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan verifikasi dan validasi keluarga berisiko stunting terdapat beberapa
langkah kegiatan yang perlu dilakukan.
1. IDENTIFIKASI SASARAN
Identifikasi sasaran dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh keluarga sasaran yang
berada pada suatu wilayah. Identifikasi sasaran ini bertujuan untuk mengupdate seluruh
data sasaran yang bersumber dari PK 21 dengan data terkini. Kegiatan ini dilakukan
dengan menggunakan Formulir Keluarga Berisiko Stunting. Update data sasaran ini
meliputi:

14
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
a. Penambahan Data Sasaran Baru
1) Identifikasi seluruh sasaran yang ada di suatu wilayah, meliputi PUS, PUS
hamil, Keluarga mempunyai baduta, Keluarga mempunyai Balita.
2) Bandingkan data sasaran hasil PK 21 dengan hasil identifikasi tersebut.
Jika ditemukan keluarga sasaran namun belum terdapat pada hasil PK 21, maka
segera lakukan penambahan data keluarga baru pada formulir yang disediakan.
misalnya : PUS yang baru saja menikah, PUS yang sedang hamil atau jika ada
keluarga yang termasuk keluarga sasaran namun baru pindah ke wilayah
tersebut atau belum terdata saat PK21.
catatan : Khusus untuk keluarga mempunyai anak 0 sd 59 bulan selain
menambahkan data terkait keluarga, juga menambahkan terkait data
balita beserta hasil pengukurannya.

b. Perbaikan Data Sasaran


1) Bandingkan data hasil PK 21 dengan kondisi terkini
2) Lakukan updating data pada formulir yang disediakan jika ditemukan perbedaan
dengan kondisi terkini.
Misalnya : keluarga yang sudah tidak berada di wilayah tersebut, keluarga yang
awalnya memiliki balita namun saat ini sudah lebih dari 59 bulan, kondisi
lingkungan keluarga misalnya awalnya keluarga tidak memiliki jamban namun
sekarang memiliki jamban yang layak atau data PUS yang awalnya hamil pada
PK21 namun sekarang sudah melahirkan.

2. PENGECEKAN (CHECKING) DATA HASIL PENGUKURAN BALITA


Pengecekan data hasil pengukuran merupakan kegiatan mengecek data hasil
pengukuran yang merupakan output e-PPGBM yang telah dipadankan dengan data
PK21. Pengecekan ini dicatat dengan menggunakan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Balita.
Kegiatan ini meliputi :
a. Mengecek data hasil pengukuran balita apakah sudah sesuai atau belum. Jika belum
sesuai maka petugas dapat mengupdate data pada form yang telah disediakan.
b. Jika terdapat balita yang belum terdapat data pengukurannya, segera lakukan
pengukuran bekerjasama dengan tenaga kesehatan/posyandu terdekat, catat hasil
pengukurannya pada form yang disediakan.
c. Jika terdapat balita yang belum terdapat pada formulir, maka tambahkan data balita
tersebut beserta hasil pengukurannya pada form yang disediakan.
d. Jika terdapat balita yang ditandai sebagai kasus stunting (tinggi badan/umur kategori
pendek dan sangat pendek), lakukan pengecekan kembali untuk memastikan apakah

15
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
memang kasus stunting atau bukan, update kembali hasil pengukuran balita tersebut
pada form yang disediakan.

3. PENGOLAHAN DATA
Setelah dilakukan Identifikasi Sasaran dengan menggunakan Formulir Keluarga
Berisiko Stunting, maupun Pengecekan (Checking) Data Hasil Pengukuran Balita
menggunakan Formulir Rekapitulasi Hasil Pengukuran Balita maka selanjutnya
dilakukan pengolahan data meliputi:
a. Lakukan rekapitulasi per desa dari kedua sumber formulir tersebut
b. Hasil rekapitulasi per desa diinput ke dalam google sheet melalui link yang telah
disediakan
c. Untuk update hasil pengukuran balita dengan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Balita selanjutnya dapat diinput ke dalam aplikasi e-PPGBM.

Gambar 4. Mekanisme Verifikasi dan Validasi Data

C. INSTRUMEN DAN TATA CARA PENGISIAN


Berikut merupakan detail formulir cetak output yang digunakan dalam kegiatan Verifikasi
dan validasi data keluarga Berisiko stunting dan kasus stunting:
1. FORMULIR KELUARGA BERISIKO STUNTING
Merupakan formulir utama yang merupakan hasil cetak output dan berisi seluruh
keluarga sasaran dan hasil penapisan faktor risiko stunting berdasarkan data hasil
PK21.
a. Keluarga Sasaran
Keluarga sasaran merupakan keluarga yang menjadi sasaran dalam intervensi
penurunan risiko stunting. Keluarga sasaran yang dipantau melalui formulir ini
terdiri atas :
1) PUS

16
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Merupakan keluarga yang memiliki istri dengan usia 0 s.d 49 tahun.
2) PUS HAMIL
Merupakan keluarga yang memiliki istri dengan usia 0 s.d 49 tahun dan
sedang hamil.
3) KELUARGA MEMPUNYAI BADUTA
Merupakan keluarga yang memiliki anak dengan usia 0 s.d 23 bulan
4) KELUARGA MEMPUNYAI BALITA
Merupakan keluarga yang memiliki anak dengan usia 24 s.d 59 bulan
b. Faktor Risiko Stunting
Merupakan variabel yang digunakan untuk menentukan risiko stunting dari suatu
keluarga, terdiri atas :
1) KELUARGA TIDAK MEMPUNYAI SUMBER AIR MINUM UTAMA YANG
LAYAK
Adalah keluarga dengan sumber air minum SELAIN sumber air minum
sebagai berikut :
a. Air Kemasan/ Isi Ulang ;
b. Ledeng/PAM;
c. Sumur BOR;
d. Sumur Terlindungi;
2) KELUARGA TIDAK MEMPUNYAI JAMBAN YANG LAYAK
Adalah keluarga yang TIDAK MEMILIKI JAMBAN atau keluarga yang
memiliki jamban namun TANPA SEPTIC TANK.
3) PUS 4T
Merupakan keluarga PUS dengan ketentuan sebagai berikut :
⮚ TERLALU MUDA (ISTRI < 20TH)
⮚ TERLALU TUA (ISTRI USIA 35 S.D 40 TH)
⮚ TERLALU DEKAT (JARAK antar anak < 2 TH)
⮚ TERLALU BANYAK (memiliki ANAK ≥ 3)
c. Keluarga Berisiko Stunting
Keluarga sasaran dikatakan Berisiko stunting dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Keluarga PUS
Keluarga PUS dikatakan Berisiko jika memenuhi salah satu dari kriteria
berikut :
a) Keluarga tidak mempunyai sumber air minum utama yang layak; ATAU
b) Keluarga tidak mempunyai jamban yang layak; ATAU
c) Termasuk salah satu dari PUS 4T
2) Keluarga Bukan PUS
Keluarga bukan PUS dikatakan Berisiko jika memenuhi salah satu dari kriteria
berikut :

17
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
✔ Keluarga tidak mempunyai sumber air minum utama yang layak; ATAU
✔ Keluarga tidak mempunyai jamban yang layak;

18
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
TATACARA PENGISIAN FORMULIR KELUARGA BERISIKO STUNTINGCONTOH PENGISIAN FORMULIR KELUARGA BERISIKO STUNTING

19
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
2. FORMULIR REKAPITULASI HASIL PENGUKURAN BALITA
Merupakan formulir lampiran yang berisi cetak output dari seluruh keluarga yang mempunyai
balita dan hasil pengukuran balita tersebut serta memerlukan integrasi dengan data e-
PPGBM pada variable status gizi dan status stunting (TB/U).
Output dari formulir ini adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mempunyai balita
b. Data balita by name by address
c. Balita berdasarkan status gizi

Merupakan output dari aplikasi e-PPGBM yang merupakan kombinasi pengukuran


antara tinggi badan dan berat badan sehingga dihasilkan status gizi balita.

d. Balita berdasarkan Tinggi Badan menurut Usia (TB/U)

Merupakan output dari aplikasi e-PPGBM yang merupakan kombinasi pengukuran


antara tinggi badan menurut usia (TB/U) sehingga dihasilkan kriteria tinggi badan balita.

e. Balita dengan kasus stunting

Merupakan balita dengan kriteria tinggi badan pendek dan sangat pendek.

20
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
CONTOH PENGISIAN FORMULIR REKAPITULASI HASIL PENGUKURAN BALITA

21
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
D. RUANG LINGKUP KEGIATAN PEMUTAKHIRAN, VERIFIKASI DAN VALIDASI
DATA
1. Identifikasi sasaran
2. Analisa data hasil pengukuran e-PPGBM dengan register posyandu
3. Perbaikan data
4. Penambahan data sasaran baru
5. Sweeping/penjaringan balita belum terukur pertumbuhan
6. Input data hasil verifikasi pada e-PPGBM
7. Validasi balita dengan status gizi pendek dan sangat pendek

E. RANGKUMAN
Mekanisme pelaksanaan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga
berisiko stunting dan kasus stunting dimulai dari persiapan, pelaksanaan, pengisian
instrumen formulir keluarga berisiko stunting dan formulir rekapitulasi hasil
pengukuran Balita. Semua tahapan tersebut harus dilaksanakan secara tepat,
akurat dan benar.

F. LATIHAN
1. Lakukan simulasi persiapan Tim Anda untuk mempersiapkan pemutakhiran,
verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting!
2. Diskusikan dengan Tim Anda jika dalam persiapan tersebut menemui kendala!,
bagaimana solusinya!
3. Ambilah contoh data dengan mencetak output formulir keluarga berisiko stunting
di wilayah Anda!
4. Ambilah contoh data dengan mencetak output formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Balita di wilayah Anda!
5. Lakukan Pengisian formulir tersebut secara tepat dan benar!

G. TES FORMATIF
Pilihlah jawaban a, b, c, d atau pada jawaban yang paling tepat!
1. Peningkatan kapasitas Tim Pendamping Keluarga dilakukan melalui...
a. Pelatihan dan Orientasi
b. Sekolah
c. Magang
d. Kerja langsung
e. Ikut Study Tour
2. Cetak Output Formulir berasal dari...
a. hasil PK 18 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
b. hasil PK 19 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
c. hasil PK 20 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
d. hasil PK 21 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
e. hasil PK 22 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
3. Kegiatan update data dilakukan melalui...
22
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
a. Pengurangan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini Penambahan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai
kondisi terkini
b. Penjumlahan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini
c. Penambahan data sasaran baru dan abaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini
d. Penambahan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini
e. Peningkatan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini
4. Jenis formulir yang digunakan dalam pemutakhiran, verfikasi dan validasi data
sebagai sasaran pencegahan dan penurunan stunting adalah...
a. Formulir Rumah Tangga Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Balita
b. Formulir Keluarga Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Anak
c. Formulir Keluarga Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Remaja
d. Formulir Catin Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil Pengukuran
Balita
e. Formulir Keluarga Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Balita

5. Kolom Tinggi Badan pada Formulir Keluarga Berisiko Stunting diisi dengan...
a. Angka
b. Huruf
c. Angka dan huruf
d. Persen
e. Pecahan

H. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah mengerjakan Tes Formatif pada BAB III ini, coba Bapak/Ibu nilai tes tersebut
dan cocokkan dengan kunci jawaban yang tersedia dalam modul ini, berapa nilai
yang diperoleh. Jika Bapak/Ibu dapat menjawab 5 soal dengan benar maka
Bapak/Ibu dianggap menguasai Pokok Bahasan ini, dan Bapak/Ibu dapat
melanjutkan ke BAB berikutnya akan tetapi jika jawaban benar Bapak/Ibu belum
mencapai 4 soal, berarti Bapak/Ibu perlu mengulang mempelajari Pokok Bahasan ini
kembali dengan lebih baik.

23
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga Berisiko stunting dan
kasus stunting adalah suatu proses membandingkan antara data hasil pendataan
keluarga 2021 BKKBN dengan kondisi terkini di lapangan maupun pengecekan kasus
stunting yang merupakan output dari e-PPGBM yaitu elektronik-Pencatatan dan
Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat yang diselenggarakan oleh Kementerian
Kesehatan; untuk kemudian di mutakhirkan sesuai kondisi terkini sehingga
didapatkan data sasaran yang valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam rangka penurunan
keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
Mekanisme pelaksanaan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga
berisiko stunting dan kasus stunting dimulai dari persiapan, pelaksanaan, pengisian
instrumen formulir keluarga berisiko stunting dan formulir rekapitulasi hasil
pengukuran Balita. Semua tahapan tersebut harus dilaksanakan secara tepat, akurat
dan benar.

B. TES SUMATIF
Pilihlah jawaban a, b, c, d dan e pada jawaban yang paling tepat!
1. Arti mutakhir adalah...
a. Terpercaya
b. Terdeteksi
c. Terbaru
d. Terdahulu
e. Terpadu
2. Jika dalam suatu data dicocokkan kembali dengan data sebenarnya
dinamakan...
a. Verifikasi
b. Persepsi
c. Kondisi
d. Verporasi
e. Kondensasi
3. Adapun tujuan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga Berisiko
stunting adalah:

24
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
a. Mendapatkan data sasaran yang lama dan akurat yang dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam
rangka penurunan keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
b. Mendapatkan data sasaran yang valid dan ragu yang dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam
rangka penurunan keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
c. Mendapatkan data sasaran yang valid dan bias yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam rangka
penurunan keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
d. Mendapatkan data sasaran yang valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan penajaman sasaran maupun intervensi program dalam
rangka penurunan keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
e. Mendapatkan data sasaran yang valid dan akurat yang dapat dimanfaatkan
untuk kebutuhan Penyuluh KB sasaran maupun intervensi program dalam
rangka penurunan keluarga Berisiko stunting maupun kasus stunting.
4. Secara nasional, balita yang diukur cakupannya masih ..........sehingga diperlukan
kehati-hatian dalam menginterpretasi hasil pengukuran status gizi pada e PPGBM.
a. Di atas 30%
b. Antara 40-50%
c. Di atas 50%
d. Di atas 50%
e. Di bawah 50%
5. Manfaat lain dari pemutakhiran, verifikasi dan validasi adalah memungkinkan
untuk mengurangi biaya pada saat pelaksanaan kegiatan dijalankan, dalam
artian...
a. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang
diambil keliru/salah
b. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang
diambil benar
c. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang
diambil tepat
d. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang
diambil akurat
e. tidak bekerja dua kali yang mengeluarkan biaya dua kali karena data yang
diambil sesuai
6. Peningkatan kapasitas Tim Pendamping Keluarga dilakukan melalui...
a. Pelatihan dan Orientasi
b. Sekolah
c. Magang
d. Kerja langsung
e. Ikut Study Tour
25
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
7. Cetak Output Formulir berasal dari...
a. hasil PK 18 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
b. hasil PK 19 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
c. hasil PK 20 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
d. hasil PK 21 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
e. hasil PK 22 maupun hasil pengukuran e-PPGBM kementerian Kesehatan
8. Kegiatan update data dilakukan melalui...
a. Pengurangan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini Penambahan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai
kondisi terkini
b. Penjumlahan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini
c. Penambahan data sasaran baru dan abaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini
d. Penambahan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini
e. Peningkatan data sasaran baru dan Perbaikan data sasaran sesuai kondisi
terkini
9. Jenis formulir yang digunakan dalam pemutakhiran, verifikasi dan validasi data
sebagai sasaran pencegahan dan penurunan stunting adalah...
a. Formulir Rumah Tangga Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Balita
b. Formulir Keluarga Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Anak
c. Formulir Keluarga Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Remaja
d. Formulir Catin Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil Pengukuran
Balita
e. Formulir Keluarga Berisiko Stunting dan Formulir Rekapitulasi Hasil
Pengukuran Balita

10. Kolom Tinggi Badan pada Formulir Keluarga Berisiko Stunting diisi dengan...
a. Angka
b. Huruf
c. Angka dan huruf
d. Persen
e. Pecahan

11. Suatu data dikatakan valid jika..


a. Sesuai fakta yang ada
b. Berbeda dari yang ada

26
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
c. Selisih jumlah
d. Kurang dipercaya
e. Tidak sesuai fakta
12. Tujuan Khusus pemutakhiran, verifikasi dan validasi data keluarga berisiko
stunting adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Memverifikasi data sasaran hasil PK 21 dengan data di lapangan
b. Mengupdate data sasaran hasil PK 21 dengan hasil verifikasi lapangan
c. Memvalidasi atau mengkonfirmasi data hasil pengukuran balita dan kasus
stunting berdasarkan hasil padanan PK 21 dengan e-PPGBM
d. Meningkatkan cakupan hasil pengukuran balita dan update kasus stunting
e. Menambah atau mengurangi cakupan wilayah
13. KELUARGA TIDAK MEMPUNYAI SUMBER AIR MINUM UTAMA YANG
LAYAK Adalah keluarga dengan sumber air minum SELAIN sumber air minum
sebagai berikut:
a. Air Kemasan/ Isi Ulang ;
b. Ledeng/PAM;
c. Sumur BOR;
d. Sumur Terlindungi;
e. Air kali
14. KELUARGA TIDAK MEMPUNYAI JAMBAN YANG LAYAK Adalah keluarga
yang TIDAK MEMILIKI JAMBAN atau...
a. keluarga yang memiliki jamban namun TANPA SEPTIC TANK.
b. keluarga yang memiliki jamban namun DENGAN SEPTIC TANK.
c. keluarga yang tidak memiliki jamban namun memiliki SEPTIC TANK.
d. keluarga yang memiliki jamban namun dua SEPTIC TANK.
e. keluarga yang memiliki jamban bersama namun dengan satu SEPTIC
TANK.
15. PUS 4T, Merupakan keluarga PUS dengan ketentuan sebagai berikut, kecuali:
a. TERLALU MUDA (ISTRI < 20 TH)
b. TERLALU TUA (ISTRI USIA 35 S.D 40 TH)
c. TERLALU DEKAT (JARAK antar anak < 2 TH)
d. TERLALU BANYAK (memiliki ANAK ≥ 3)
e. TERLALU PANJANG (TINGGI > 150 CM)

27
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
C. KUNCI JAWABAN

TES FORMATIF BAB II TES FORMATIF BAB III TES SUMATIF


1. C 1. A 1. C
2. A 2. D 2. A
3. D 3. D 3. D
4. E 4. E 4. E
5. A 5. A 5. A
6. A
7. D
8. D
9. E
10. A
11. A
12. E
13. E
14. A
15. E

28
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
DAFTAR PUSTAKA

1. BKKBN. (2022). Panduan Verifikasi dan Validasi Data Stunting dan Keluarga
Beresiko Stunting. Jakarta: Direktorat Pelaporan dan Statistik.
2. https://penelitianilmiah.com/verifikasi-data/ diakses 24 Februari 2022 pkl 11.39.
3. https://hot.liputan6.com/read/4701869/arti-verifikasi-adalah-pemeriksaan-tentang-
kebenaran-laporan-kenali-tujuannya diakses 24 Februari 2022 pkl 15.10.
4. https://penerbitbuku deepublish. com/validasi-data-penelitian/ diakses 28 Februari
2022 pkl 23.17.

29
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
GLOSARIUM

TPK : Tim Pendamping Keluarga


PK21 : Pendataan Keluarga 2021
e-PPGBM : elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat
SSGI : Survei Status Gizi Indonesia
PUS : Pasangan Usia Subur
4T : TERLALU MUDA (ISTRI < 20 TH)

TERLALU TUA (ISTRI USIA 35 S.D 40 TH)

TERLALU DEKAT (JARAK antar anak < 2 TH)

TERLALU BANYAK (memiliki ANAK ≥ 3)

OPD KB : Organisasi Perangkat Daerah Keluarga Berencana

TPPS : Tim Percepatan Penurunan Stunting

30
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta

BERENCANA ITU KEREN


@BKKBNOfficial

Anda mungkin juga menyukai