Anda di halaman 1dari 38

Dr. Irma Ardiana, M.

APS Selasa, 24 Mei 2022


Direktur Bina Keluarga Balita & Anak

Disampaikan pada coaching audit kasus stunting untuk region I


(Sulbar, Sulteng, Sulsel, Gorontalo, Sulut, Sultra, Maluku, Malut,
Papua dan Papua Barat)
Perpres 72/2021: Percepatan Penurunan Stunting
Rencana Aksi Nasional Percepatan
Pilar: Target tujuan pembangunan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tujuan berkelanjutan pada tahun 2030 (RAN PASTI)

peningkatan komitmen dan visi


1. menurunkan prevalensi Stunting 1.
Rencana Aksi Nasional:
kepemimpinan di kementerian/lembaga, pendekatan keluarga berisiko (pasal 8)
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
2. meningkatkan kualitas penyiapan 1. penyediaan data keluarga
kehidupan berkeluarga 2. peningkatan komunikasi
perubahan berisiko Stunting
perilaku dan pemberdayaan 2. pendampingan keluarga
masyarakat; berisiko Stunting
3. menjamin pemenuhan asupan gizi
3. peningkatan konvergensi
Intervensi 3. pendampingan semua
Spesifik dan Intervensi Sensitif di calon pengantin/calon PUS;
4. memperbaiki pola asuh kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
4. surveilans keluarga berisiko
Stunting
5. meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan 4. peningkatan ketahanan pangan dan gizi
pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat; 5. audit kasus Stunting
6. meningkatkan akses air minum
5. penguatan dan pengembangan sistem, data,
dan sanitasi
informasi, riset, dan inovasi Mekanisme dan Tata Kerja
(pasal 19, ayat 4)
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah Pemantauan, Evaluasi, dan
kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka
menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.
Pelaporan (pasal 26)
Melaksanakan fungsi KONSULTASI, FASILITASI KOORDINASI DAN PENGUATAN
SATGAS STUNTING : PENYEDIAAN SATU DATA STUNTING kepada Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota hingga ke tingkat layanan sesuai dengan arahan dan
instruksi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting

Tugas: Memastikan pelaksanaan audit kasus


Stunting di seluruh jenjang
PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
12 TAHUN 2021 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL
PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING
INDONESIA TAHUN 2021-2024

4 Indikator audit
kasus stunting
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 13 Tahun
2021 Tentang Petunjuk Teknis Biaya Operasional Keluarga Berencana Tahun 2022

Audit kasus baduta stunting adalah kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya
pencegahan terjadinya kasus serupa.
Pertemuan sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun oleh Tim Audit Kasus Stunting yang dibentuk di tingkat
Audit Kasus Kecamatan dan Kabupaten/Kota, yang meliputi :

• Identifikasi jumlah kasus, penyebab, tata kelola yang sedang diterapkan, tingkat efektivitas serta kendala yang terjadi.
Stunting • Merumuskan solusi terhadap permasalahan yang dibahas pada audit kasus stunting di tiap daerah.
• Evaluasi hasil tindak lanjut yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi bagi tindakan/penanganan yang tepat
pada kasus stunting.

Sasaran Kegiatan adalah OPDKB Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, RSUD Kabupaten/Kota, TPPS
Kabupaten/Kota, Camat, Kepala Puskesmas, Dokter Puskesmas, Camat, Penyuluh KB/PLKB, PKK Kecamatan, Ahli Gizi
Puskesmas, Bidan Puskesmas, TPK, PKK Desa, TPPS Desa.
Perbaikan mutu pelayanan untuk pencegahan/penanganan
Output kegiatan
risiko stunting yang serupa
1. Evaluasi RTL: Segera & terencana 1. Terselenggaranya rencana
tindak lanjut sesuai
Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
4. penanggungjawab;

4 Langkah & (RTL) Audit Kasus Stunting 2. Evaluasi perubahan status risiko
kasus audit stunting (setiap bulan)
2. Perubahan status risiko kasus
audit stunting

output audit 3. Diseminasi Audit Kasus Stunting


1. Diseminasi regular: 2 kali setahun 1. Terselenggaranya
diseminasi

kasus stunting 2. Diseminasi sesuai kebutuhan (tele-


konsultasi)
2. Laporan Audit Kasus
Stunting
3. Pelaporan ke TPPS Provinsi

1. Identifkasi & seleksi kasus 1. Kasus stunting yang layak


Audit kasus stunting Berbasis risiko pada kelompok diaudit
sasaran dan kasus baduta/balita 2. Kertas kerja audit yang terisi
adalah identifikasi risiko Pelaksanaan audit & manajemen stunting sesuai dengan jumlah kasus;
2.
dan penyebab risiko pada pendampingan Kelompok sasaran: 3. Rencana Tindak Lanjut yang
a. Calon pengantin/remaja disetujui Wakil Bupati/Wakil
kelompok sasaran b. Ibu hamil Walikota.
berbasis surveilans rutin c. Ibu nifas
d. Baduta
atau sumber data lainnya. e. Balita
1. Surat Keputusan Wakil
2. Kajian dan Rencana Tindak Lanjut Bupati/Wakil Walikota
2. Surat pernyataan komitmen
1. Pembentukan Tim Audit Kasus Terdiri dari unsur OPD KB, Dinkes, RSUD, yang ditandatangani oleh tim
Stunting Tim Pakar dan Tim Teknis audit kasus stunting.5
1. Tim Audit Kasus Stunting PERNYATAAN KOMITMEN DAN BEBAS BENTURAN KEPENTINGAN

TIM AUDIT KASUS STUNTING

(KABUPATEN/KOTA, PROVINSI)
1. Penanggungjawab yaitu Wakil Bupati/ Wakil Walikota,
bertugas menjamin terlaksananya audit kasus stunting dan
rencana tindak lanjutnya.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
2. Ketua yaitu Kepala OPD yang membidangi urusan KB
Nama :...............................................................
Kabupaten/Kota, bertugas mengoordinasikan dan memastikan
Instansi :...............................................................
pelaksanaan audit kasus stunting berjalan lancar sesuai
Jabatan :...............................................................
dengan tujuan, pedoman dan target waktu yang telah Kedudukan dalam tim :...............................................................
ditetapkan. Alamat :................................................................
3. Wakil Ketua yaitu Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota, No. Telp/HP :................................................................
bertugas mengoordinasikan dan memastikan pelaksanaan Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam melaksanakan tugas sebagai Tim Audit Kasus
Stunting, Saya bersedia menghindari perbuatan yang berpotensi memiliki benturan kepentingan.
audit kasus stunting dengan para pihak terkait. Saya sanggup bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip audit kasus stunting yaitu:
4. Tim Teknis terdiri dari pimpinan dan jajaran FKTP/FKRTL 1. Integritas : jujur, akuntabel terhadap pencapaian kinerja program dan kinerja anggaran serta
(misalnya Kepala Puskesmas, dokter/bidan/tenaga gizi transparan;

2. Objektif : bersikap netral dan objektif tanpa dikaitkan dengan pendapat atau kepentingan pribadi;
Puskemas; Kepala RSUD, kepala unit yang mengoordinasikan
3. Profesional : memiliki kompetensi dan keterampilan sesuai dengan profesinya;
rekam medis), Camat, PKB/PLKB, Tim Pendamping Keluarga
4. Kerahasiaan : menjaga rahasia data dan informasi kasus audit stunting.
(TPK), Kader posyandu, serta bidang tertentu di OPD yang
Demikian pernyataan ini Saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya sesuai pedoman
mengurusi bidang KB dan Dinas Kesehatan setempat. pelaksanaan audit kasus stunting dan peraturan perundang-undangan jika diperlukan.

5. Tim Pakar terdiri dari para ahli tertentu, antara lain Dokter
(Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun)
Spesialis Anak (Sp.A), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Yang Membuat Pernyataan,
(Sp.OG), Psikolog dan Ahli Gizi.
Pembagian tugas
Tim Teknis Tim Pakar
a. melakukan persiapan pelaksanaan audit kasus
stunting, antara lain menyusun konsep SK Tim Audit a. melaksanakan kajian kasus yang dituangkan ke dalam
Kasus Stunting dan menyusun jadual pelaksanaan. kertas kerja audit;
b. memberikan layanan telekonsultasi serta memberikan
b. melaksanakan dan mengoordinasikan audit
rekomendasi atas kasus yang diaudit;
kasus stunting khususnya dengan tim pakar, antara lain:
c. melakukan kunjungan lapangan untuk konfirmasi,
1) penyiapan data dan informasi yang dibutuhkan
koordinasi dan verifikasi agar dapat melakukan
untuk pelaksanaan audit;
penilaian langsung pada kelompok sasaran audit (jika
2) telekonsultasi untuk pencegahan dan penanganan
diperlukan dan memungkinkan);
kasus yang dapat ditindaklanjuti oleh tim teknis;
d. mendiseminasikan hasil audit kasus stunting; dan
3) melakukan kunjungan lapangan untuk konfirmasi,
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi rencana tindak
koordinasi dan verifikasi terhadap kelompok
lanjut.
sasaran audit secara selektif; dan
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi rencana
tindak lanjut.
Tim Pakar dari Organisasi Profesi:
5) penyusunan laporan pelaksanaan audit kasus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perkumpulan Obstetri & Ginekologi
stunting secara berkala. Indonesia (POGI), Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Ilmu
Tinggi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI)
TIM AKS KABUPATEN/KOTA
NO PROVINSI
TARGET REALISASI %
1 ACEH 23 6 26
2 SUMATERA UTARA 33 4 12
3 SUMATERA BARAT 19 8 63
4
5
RIAU
JAMBI
12
11
12
9
100
82
REALISASI PEMBENTUKAN TIM AKS KAB/KOTA
6 SUMATERA SELATAN 17 2 41
7 BENGKULU 10 4 40
8 LAMPUNG 15 2 20
BANGKA BELITUNG

125
9 7 3 43
10 KEPULAUAN RIAU 7 1 14
11 DKI JAKARTA 6 0 0 Realisasi
12 JAWA BARAT 27 8 30
kab/kota
JAWA TENGAH
13
14 JAWA TIMUR
35
38
7
0
20
0
24,32 %

514
15 D. I. YOGYAKARTA 5 2 40
BANTEN
16 8 3 38
Target
17
18
BALI
NUSA TENGGARA BARAT
9
10
9
2
100
20
kab/kota
19 NUSA TENGGARA TIMUR 22 0 0
20 KALIMANTAN BARAT 14 0 0
21 KALIMANTAN TENGAH 14 5 36
22 KALIMANTAN SELATAN 13 6 46
23 KALIMANTAN TIMUR 10 2 20 Jabar (30%), Jateng (20%), DIY (40%), Jatim (0%),
24 KALIMANTAN UTARA 5 0 0
25 SULAWESI UTARA 15 0 0 Kalbar (0%), Kalteng (36%), Kalsel (46%), Kaltim
26
27
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
13
24
5
5
38
21
(20%), Kaltara (0%), Bali (100%), NTB (20%), NTT (0%)
28 SULAWESI TENGGARA 17 6 35
29 GORONTALO 6 1 17
30 SULAWESI BARAT 6 0 0
31 MALUKU 11 0 0
32 MALUKU UTARA 10 10 100
33 PAPUA 29 0 0
34 PAPUA BARAT 13 3 23
NASIONAL 514 125 24.32
*Hasil update per tanggal 23 Mei 2022 pukul 20.00 WIB
2. Pelaksanaan Audit dan
Manajemen Pendampingan
a. Identifikasi potensi dan seleksi kasus audit b. Kajian dan rencana tindak lanjut

Identifikasi potensi dan seleksi kasus audit pada kelompok Kajian bertujuan untuk menentukan risiko- penyebab
sasaran berisiko stunting dan/atau baduta dan balita terjadinya risiko pada kelompok sasaran, menganalisis
stunting. dan merumuskan rekomendasi.
Kelompok sasaran berisiko stunting meliputi:
a. Calon pengantin;
b. Ibu hamil; Hasil kajian dituangkan dalam Kertas Kerja Audit
c. Ibu nifas; berdasarkan kelompok sasaran dengan
d. Baduta dan balita. memperhatikan prinsip kerahasiaan data individu.

Data kajian bersumber dari surveillance rutin dan rekam Rekomendasi yang diusulkan dalam kertas kerja audit
medis dari FKTP dan FKRTL. dituangkan ke dalam formulir Rencana Tindak Lanjut.
Seleksi kasus audit dilakukan terhadap identifikasi potensi
Formulir Rencana Tindak Lanjut dilaporkan untuk
kasus audit dengan pertimbangan, antara lain:
a. Kasus yang tidak menunjukkan perbaikan setelah memperoleh persetujuan dari Penanggung Jawab
diberikan intervensi; (Wakil Bupati/Wakil Walikota).
b. Kasus stunting yang tinggi pada wilayah tertentu;
c. Kelengkapan data.
Formulir rencana tindak lanjut
Sumber Penanggung
Indikator Sifat Dana Jawab
Kelompok Sasaran Kegiatan Waktu
keberhasilan (Segera/Terencana)

1 2 3 4 5 6 7
Calon Pengantin
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Baduta
Balita

Mengetahui,
Wakil Bupati/Wakil Walikota
Keterangan :
Kolom 2 diisi kegiatan sesuai dengan rekomendasi Tim Pakar
Kolom 3 diisi dengan indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang disepakati Tim Audit
Kolom 4 diisi sesuai dengan urgensi pencegahan risiko stunting dan penanganan baduta/balita stunting
Kolom 5 diisi sesuai dengan target waktu penyelesaian pelaksanaan kegiatan
Kolom 6 diisi dengan sumber pendanaan untuk melaksanakan kegiatan
Kolom 7 diisi dengan institusi yang bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
3. Diseminasi Audit Kasus Stunting

1. 2. 3.
Diseminasi sesuai Pelaporan
kebutuhan/kontinyu (2x/tahun)
a. Dilakukan melalui tele-konsultasi Diseminasi terjadual
(2x/tahun) 1. Pelaporan dilakukan secara
antara Tim Pakar dan Tim Teknis
berjenjang
sesuai lokus kasus audit. 1. menyampaikan hasil kajian dan RTL 2. Masing-masing TPPS provinsi
b. Tim Pakar memberikan checklist yang telah disetujui oleh wakil dan pusat menyampaikan
intervensi Bupati/wakil Walikota. umpan balik secara
pencegahan/penanganan kasus 2. menyampaikan evaluasi RTL dan berjenjang 10 hari kalender
untuk ditindaklanjuti oleh Tim perubahan risiko kasus audit pasca laporan diterima
Teknis. stunting. dengan lengkap
Melibatkan unsur Pemerintah Daerah, Akademisi,
Organisasi Profesi, Pemerhati Kesehatan dan Gizi, Tokoh
Agama, Tokoh Masyrakat, Tokoh Adat, Media Massa (cetak
dan elektronik), Organisasi Masyarakat
Bagan pelaporan audit
kasus stunting

Sistematika Laporan Audit Kasus Stunting


I. Pendahuluan
A. Jumlah dan Persebaran Audit Kasus Stunting
B. Pakar yang melaksanakan Audit
C. Periode Audit
II. Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
B. Rencana Tindak Lanjut (dilaporkan pada sem I)
C. Evaluasi Rencana Tindak Lanjut (dilaporkan pada sem II)
III. Penutup
INPUTTING
KEGIATAN DAN ANGGARAN AUDIT KASUS STUNTING TAHUN 2022
MELALUI APLIKASI MORENA
REGIONAL III

❑ Jawa Barat
❑ Jawa Tengah
❑ Daerah Istimewa Yogyakarta
❑ Jawa Timur
❑ Kalimantan Barat
❑ Kalimantan Tengah
❑ Kalimantan Selatan
❑ Kalimantan Timur
❑ Kalimantan Utara
❑ Bali
❑ Nusa Tenggara Barat
❑ Nusa Tenggara Timur
JAWA BARAT = 27 KABUPATEN/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1 Kota Tasikmalaya 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai 11 Kota Depok 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
Diterima
2 Kab. Indramayu 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
12 Kota Banjar 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Diterima
3 Kab. Majalengka 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat 13 Kab. Bogor 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Diterima
14 Kab. Bandung 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
4 Kab. Garut 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
15 Kab. Pangandaran 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
5 Kab. Bekasi 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
16 Kota Bekasi - - -
6 Kab. Kuningan 640 Kali/Tahun 33.900.800 Tidak Sesuai
17 Kota Cimahi 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
7 Kab. Subang 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Diterima
8 Kab. Purwakarta 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai 18 Kota Cirebon 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
Diterima
9 Kota Bandung 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
19 Kab. Cirebon 4 Kali/Tahun 39.330.000 Dapat
10 Kab. Karawang 5 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai Diterima
20 Kab. Sukabumi 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

21 Kab. Bandung Barat


6 KALI/TAHUN 41.920.000 Tidak Sesuai
22 Kab. Sumedang
2 KALI/TAHUN 40.000.000 Sesuai
23 Kab. Ciamis
2 KALI/TAHUN 40.000.000 Sesuai
24 Kota Bogor - - -

25 Kab. Cianjur - - -

26 Kab. Tasikmalaya - - -

27 Kota Sukabumi - - -
JAWA TENGAH = 35 KABUPATEN/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1 KOTA 40 Tidak Sesuai 11 KABUPATEN Sesuai


PEKALONGAN KALI/TAHUN 3.640.000 KARANGANYAR 2 KALI/TAHUN 40.000.000
2 KABUPATEN PATI 100 Tidak Sesuai 12 KABUPATEN 9.695 Tidak Sesuai
KALI/TAHUN 18.650.000 KUDUS KALI/TAHUN 40.000.000
3 KABUPATEN Tidak Sesuai 13 KABUPATEN Sesuai
BANJARNEGARA 8 KALI/TAHUN 40.000.000 BOYOLALI 2 KALI/TAHUN 40.000.000
4 KABUPATEN Tidak Sesuai 14 KABUPATEN Sesuai
PEMALANG 6 KALI/TAHUN 40.000.000 PEKALONGAN 2 KALI/TAHUN 40.000.000
5 KABUPATEN 12 Tidak Sesuai 15 KABUPATEN Tidak Sesuai
BANYUMAS KALI/TAHUN 40.000.000 BLORA 8 KALI/TAHUN 40.000.000
6 KABUPATEN 320 Tidak Sesuai 16 KABUPATEN Sesuai
JEPARA KALI/TAHUN 20.800.000 SUKOHARJO 2 KALI/TAHUN 40.000.000
7 KOTA SEMARANG Tidak Sesuai 17 KOTA SURAKARTA Tidak Sesuai
8 KALI/TAHUN 40.000.000 1 KALI/TAHUN 40.000.000
8 KABUPATEN 10 Tidak Sesuai 18 KABUPATEN Sesuai
WONOGIRI KALI/TAHUN 39.900.000 KLATEN 2 KALI/TAHUN 40.000.000
9 KABUPATEN Tidak Sesuai 19 KOTA MAGELANG Tidak Sesuai
8 KALI/TAHUN 40.000.000
GROBOGAN 2 KALI/TAHUN 39.052.000
20 KOTA SALATIGA Sesuai
10 KABUPATEN Tidak Sesuai 2 KALI/TAHUN 40.000.000
SEMARANG 9 KALI/TAHUN 73.820.000
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

21 KABUPATEN DEMAK 4 Dapat


KALI/TAHUN 38.656.000 Diterima
22 KABUPATEN CILACAP 1 Tidak Sesuai
KALI/TAHUN 40.000.000 NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

23 KABUPATEN 2 Sesuai 31 KOTA TEGAL Sesuai


PURBALINGGA KALI/TAHUN 40.000.000 2 KALI/TAHUN 40.000.000

24 KABUPATEN 8 Tidak Sesuai 32 KABUPATEN Sesuai


BREBES 2 KALI/TAHUN 40.000.000
TEMANGGUNG KALI/TAHUN 40.000.000
33 KABUPATEN Sesuai
25 KABUPATEN 8 Tidak Sesuai
BATANG 2 KALI/TAHUN 40.000.000
WONOSOBO KALI/TAHUN 40.000.000
34 KABUPATEN Sesuai
26 KABUPATEN 12 Tidak Sesuai
TEGAL 2 KALI/TAHUN 40.000.000
MAGELANG KALI/TAHUN 40.000.000
35 KABUPATEN Dapat
27 KABUPATEN SRAGEN 4 Dapat
KEBUMEN 4 KALI/TAHUN 40.000.000 Diterima
KALI/TAHUN 40.000.000 Diterima
28 KABUPATEN 2 Tidak Sesuai
REMBANG KALI/TAHUN 40.000.000
29 KABUPATEN 8 Tidak Sesuai
PURWOREJO KALI/TAHUN 40.000.000
30 KABUPATEN KENDAL 240 Tidak Sesuai
KALI/TAHUN 38.400.000
DI YOGYAKARTA: 5 KABUPATEN/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1 Kab. Sleman 6 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

2 Kab. Gunung Kidul 2 Kali/Tahun 165.960.000 Tidak Sesuai

3 Kota Yogyakarta 56 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

4 Kab. Bantul 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima

5 Kab. Kulonprogo 3 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai


JAWA TIMUR = 38 KABUPATEN/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1 KABUPATEN Sesuai 11 KABUPATEN Sesuai


SITUBONDO 2 KALI/TAHUN 40.000.000 KEDIRI 2 KALI/TAHUN 40.000.000
2 KABUPATEN Tidak Sesuai 12 KABUPATEN Dapat
LUMAJANG -- KALI/TAHUN 40.000.000 PONOROGO 4 KALI/TAHUN 46.300.000 Diterima
3 KABUPATEN Sesuai 13 KABUPATEN Tidak Sesuai
GRESIK 2 KALI/TAHUN 40.000.000 TRENGGALEK 14 KALI/TAHUN 40.000.000
4 KABUPATEN Tidak Sesuai 14 KABUPATEN 940 Tidak Sesuai
TUBAN 8 KALI/TAHUN 40.000.000 PACITAN KALI/TAHUN 40.000.000
5 KOTA Sesuai 15 KABUPATEN Dapat
PROBOLINGGO 2 KALI/TAHUN 40.000.000 PAMEKASAN 4 KALI/TAHUN 40.000.000 Diterima
6 KOTA BATU 5.376 Tidak Sesuai 16 KOTA BLITAR Dapat
KALI/TAHUN 39.510.000 4 KALI/TAHUN 40.000.000 Diterima
7 KABUPATEN Sesuai 17 KABUPATEN Tidak Sesuai
BANYUWANGI 2 KALI/TAHUN 40.000.000 MALANG 2 KALI/TAHUN 59.800.000
8 KABUPATEN Sesuai 18 KABUPATEN Sesuai
SIDOARJO 2 KALI/TAHUN 40.000.000 JEMBER 2 KALI/TAHUN 40.000.000
9 KABUPATEN Tidak Sesuai 19 KABUPATEN Tidak Sesuai
BONDOWOSO 1 KALI/TAHUN 40.000.000 NGANJUK 12 KALI/TAHUN 40.000.000
10 KABUPATEN Dapat 20 KABUPATEN Sesuai
SUMENEP 4 KALI/TAHUN 40.000.000 Diterima MADIUN 2 KALI/TAHUN 40.000.000
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

21 KABUPATEN - - -
31 KABUPATEN Dapat Diterima
TULUNGAGUNG
LAMONGAN
22 KOTA PASURUAN 1 KALI/TAHUN 40.000.000 Tidak Sesuai 4 KALI/TAHUN 40.000.000

23 KABUPATEN Sesuai 32 KOTA MALANG Dapat Diterima


4 KALI/TAHUN 40.000.000
MAGETAN 2 KALI/TAHUN 40.000.000
33 KABUPATEN Tidak Sesuai
34 KABUPATEN Sesuai
BLITAR 2 KALI/TAHUN 29.400.000
PROBOLINGGO 2 KALI/TAHUN 40.000.000
34 KABUPATEN Sesuai
25 KABUPATEN Sesuai
NGAWI 2 KALI/TAHUN 40.000.000
PASURUAN 2 KALI/TAHUN 40.000.000
35 KABUPATEN Sesuai
26 KOTA Tidak Sesuai
BOJONEGORO
MOJOKERTO 2 KALI/TAHUN 38.219.700 2 KALI/TAHUN 40.000.000
27 -KOTA MADIUN - - - 36 KABUPATEN -
JOMBANG
28 KABUPATEN Tidak Sesuai - -
SAMPANG 1 KALI/TAHUN 40.000.000
29 KABUPATEN Dapat
BANGKALAN 4 KALI/TAHUN 40.000.000 Diterima
30 KOTA SURABAYA 1 KALI/TAHUN 40.000.000 Tidak Sesuai
KALIMANTAN BARAT = 14 KAB/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1. Kabupaten Bengkayang 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai


2. Kabupaten Kapuas Hulu 23 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
3. Kabupaten Kayong Utara 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
4. Kabupaten Ketapang 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
5. Kabupaten Kubu Raya 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
6. Kabupaten Landak 4 Kali/Tahun 24.640.000 Tidak Sesuai
7. Kabupaten Melawi 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
8. Kabupaten Mempawah 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
9. Kabupaten Sambas 1 Kali/Tahun 39.999.373 Tidak Sesuai
10. Kabupaten Sanggau 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
11. Kabupaten Sekadau - - -
12. Kabupaten Sintang 3 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima
13. Kota Pontianak 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
14. Kota Singkawang 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
KALIMANTAN TENGAH = 14 KAB/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1. Kabupaten Barito Timur 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima


2. Kabupaten Murung Raya 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
3. Kabupaten Barito Selatan 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
4. Kabupaten Barito Utara - - -
5. Kabupaten Gunung Mas 4 Kali/Tahun 39.999.800 Dapat Diterima
6. Kabupaten Kapuas 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
7. Kabupaten Katingan - 40.000.000 -
8. Kabupaten Kota Waringin Barat 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
9. Kabupaten Kota Waringin Timur 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
10. Kabupaten Lamandau 520 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
11. Kabupaten Pulang Pisau 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
12. Kabupaten Seruyan 20 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
13. Kabupaten Sukamara 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima
14. Kota Palangkaraya 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
KALIMANTAN SELATAN = 13 KAB/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1. Kabupaten Balangan - - -
2. Kabupaten Banjar 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
3. Kabupaten Barito Kuala 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
4. Kabupaten Hulu Sungai Selatan 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
5. Kabupaten Hulu Sungai Tengah 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
6. Kabupaten Hulu Sungai Utara 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
7. Kabupaten Kota Baru 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
8. Kabupaten Tabalong 12 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
9. Kabupaten Tanah Bambu 10 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
10. Kabupaten Tanah Laut 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
11. Kabupaten Tapin 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
12. Kota Banjar Baru 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima
13. Kota Banjarmasin 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima
KALIMANTAN TIMUR = 14 KAB/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1. Kabupaten Berau 4 Kali/Tahun 39.976.000 Dapat Diterima


2. Kabupaten Kutai Barat 12 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
3. Kabupaten Kutai Kartanegara 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
4. Kabupaten Kutai Timur 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
5. Kabupaten Mahakam Ulu 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima
6. Kabupaten Paser 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
7. Kabupaten Penajem Pasar Utara 4 Kali/Tahun 38.250.000 Dapat Diterima
8. Kota Bontang 3 Kali/Tahun 39.990.000 Tidak Sesuai
9. Kota Balikpapan 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima
10. Kota Samarinda 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
KALIMANTAN UTARA = 5 KAB/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1. Kabupaten Bulungan 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima

2. Kabupaten Malinau - 40.000.000 -

3. Kabupaten Nunukan 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima

4. Kabupaten Tana Tidung 20 Kali/Tahun 126.500.000 Tidak Sesuai

5. Kota Tarakan 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai


BALI = 9 KABUPATEN/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1 Kota Denpasar 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima

2 Kab. Bangli 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai

3 Kab. Tabanan 4 Kali/Tahun 91.473.500 Dapat Diterima

4 Kab. Buleleng 4 Kali/Tahun 29.320.000 Tidak Sesuai

5 Kab. Karang Asem 16 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

6 Kab. Klungkung 56 Kali/Tahun 41.632.000 Tidak Sesuai

7 Kab. Jembrana 12 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

8 Kab. Badung 6 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

9 Kab. Gianyar 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai


NUSA TENGGARA BARAT = 10 KAB/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN

1. Kabupaten Bima 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima

2. Kabupaten Dompu 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima

3. Kabupaten Lombok Barat 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima

4. Kabupaten Lombok Tengah 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima

5. Kabupaten Lombok Timur 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai

6. Kabupaten Lombok Utara 10 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

7. Kabupaten Sumbawa 4 Kali/Tahun 24.840.000 Dapat Diterima

8. Kabupaten Sumbawa Barat 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

9. Kota Bima 15 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

10. Kota Mataraman 6 Kali/Tahun 40.500.000 Tidak Sesuai


NUSA TENGGARA TIMUR = 22 KAB/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN
1. Kabupaten Alor 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
12. Kab. Sumba Timur 660 131.395.000 Tidak Sesuai
2. Kabupaten Belu 4 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai Kali/Tahun

3. Kabupaten Ende 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat 13. Kabupaten Kupang 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Diterima 14. Kabupaten Malaka - 40.000.000 -
4. Kab. Flores Timur 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
Diterima 15. Kab. Manggarai 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Timur
5. Kabupaten 2 Kali/Tahun 9.240.000 Tidak Sesuai
Lembata 16. Kabupaten 7 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
Nagekeo
6. Kabupaten 96 41.760.000 Tidak Sesuai
Manggarai Kali/Tahun 17. Kab. Sabu Raijua 2 Kali/Tahun 28.140.000 Tidak Sesuai

7. Kab. Manggarai 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai 18. Kab. Sumba Barat 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
Barat Daya Diterima
8. Kabupaten Ngada 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai 19. Kab. Sumba Tengah 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai

9. Kab. Rote Ndao 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat 20. Kab. Timor Tengah 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
Diterima Selatan
10. Kabupaten Sikka 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat 21. Kab. Timor Tengah 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
Diterima Utara
11. Kab. Sumba Barat 12 40.000.000 Tidak Sesuai 22. Kota Kupang 1 Kali/Tahun 41.300.000 Tidak Sesuai
Kali/Tahun
4. Evaluasi RTL
a. Evaluasi RTL
Sumber Penanggung Evaluasi
Indikator Sifat Dana Jawab
Kelompok Sasaran Kegiatan Waktu
keberhasilan (Segera/Terencana)

1 2 3 4 5 6 7
Calon Pengantin
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Baduta
Balita

b. Evaluasi status risiko kasus audit

Dilakukan berdasarkan hasil tele-konsultasi tindak lanjut check list tim pakar yang perlu dilakukan oleh tim teknis.
KALENDER AUDIT KASUS STUNTING:
TINGKAT PROVINSI DAN PUSAT
Sosialisasi zero draft audit 1. Penyampaian umpan
kasus stunting kepada balik SM 1
seluruh kab/kota dan 2. Penyusunan ringkasan
1. Kick off audit
konsolidasi bersama 4 eksekutif pelaksanaan Coaching audit kasus
kasus stunting
organisasi profesi. stunting per region
(17 Maret 2022) audit kasus stunting
2. Rekapitulasi Tindak lanjut hasil SM1 untuk dibahas
Penyelarasan sumber
pembentukan pada pertemuan TPPS On schedule
pendanaan. coaching
Tim Audit kab/kota/provinsi &
pusat

Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1. Rapim zero draft Coaching audit kasus Coaching audit kasus 1. Penyampaian
buku saku audit stunting per region stunting per region umpan balik SM 2
kasus stunting (8
Tindak lanjut hasil
2. Penyusunan
Feb 2022) coaching
ringkasan eksekutif
2. Uji coba draft 1 Dilaksanakan 23 sd 24 Tentatif dilaksanakan pelaksanaan audit
buku saku audit Mei 2022 Juli 2022 kasus stunting SM2
kasus stunting (11 untuk dibahas pada
Feb 2022) pertemuan TPPS
3. Finalisasi buku kab/kota/provinsi
saku audit kasus & pusat
stunting
KALENDER AUDIT KASUS STUNTING:
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1. Diseminasi
kajian: tele
konsultasi &
tindak lanjutnya Penyampaian laporan
Pembentukan 2. Penyusunan SM 1 kepada TPPS prov
rancangan RTL dan melalui Morena
Tim Audit

Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1. Konsolidasi tim 1. Diseminasi
Penyampaian laporan
audit dan kajian: tele SM 2 kepada TPPS prov
perencanaan konsultasi & dan melalui Morena
agenda kegiatan tindak
2. Identifikasi & lanjutnya
seleksi kasus 2. Persetujuan
audit RTL
3. Penyusunan 3. Diseminasi RTL
kajian 4. Penyusunan
laporan

1 kecamatan 1 desa
Narahubung Organisasi Profesi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Alamat: Jl. Salemba I No. 5, Jakarta Pusat, 10430,
Indonesia
No. Telp: 021-3148610
Email: komitewebsite@idai.or.id
Website: www.idai.or.id

dr .Klara Yuliarti, SpAK Prof. Dr .dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpAK


Ikatan Dokter Anak Indonesia Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)/Ketua
(IDAI)/Sekretaris Satgas Stunting Satgas Stunting
No. HP : 081517222321 No. HP : 081517222321
Narahubung Organisasi Profesi
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Prof Dr dr Noroyono Wibowo SpOG (K)
(POGI) Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
Alamat: Jl. Taman Kimia 10, Jakarta Pusat, (POGI)
Indonesia No. HP : 0816870132
No. Telp: 021-3142684
Fax: 021-3910135 Dr. dr. Muhammad Adrianes Bachnas, SpOG (K) FM
Email: pogi@indo.net.id Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
No. HP : 08122692928
No. hp: 0812-1986-2127
Website: https://www.pogo.or.id

Daftar Tim Pakar POGI kabupaten/kota dapat dilihat pada


tautan : https://bit.ly/PakarPOGI-KabKota
Narahubung Organisasi Profesi
Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
Alamat: Jl. KebayoranBaru No. 85B Kebayoran Lama JK
12240
No. Telp: 021-72801625
Email: sekretariat.pp@hmpsi.or.id
Website: https://himpsi.or.id

Dr. Andik Matulessy, M. Si, Psikolog Anrilia E M Ningdyah, Ph. D, Psikolog


Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
No. HP : 08113422606 No. HP : 0818172897
Narahubung Organisasi
Asosiasi institusi pendidikan tinggi gizi Indonesia
• Prof. Hardinsyah, MS
(AIPGI)
Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia
Sekretariat: Program studi ilmu gizi, Departemen
(AIPGI)
Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut No. HP : 08129192269
Pertanian Bogor (FEMA IPB) Kampus Dermaga,
No. Telp: (0251) 8628304, FAX. (0251) 8628304
Email: aipgi.nutrition@gmail.com • Rosyanne Kushargina
Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia
Website: https://aipgi.org
(AIPGI)
No. Hp: 0812-7633-9394 (Agus Riawan, SGz)
No. HP : 081808887474
“TERIMA KASIH”
.

BERSAMA KITA BISA


BERSINERGI BAGI BANGSA

Anda mungkin juga menyukai