4 Indikator audit
kasus stunting
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 13 Tahun
2021 Tentang Petunjuk Teknis Biaya Operasional Keluarga Berencana Tahun 2022
Audit kasus baduta stunting adalah kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya
pencegahan terjadinya kasus serupa.
Pertemuan sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun oleh Tim Audit Kasus Stunting yang dibentuk di tingkat
Audit Kasus Kecamatan dan Kabupaten/Kota, yang meliputi :
• Identifikasi jumlah kasus, penyebab, tata kelola yang sedang diterapkan, tingkat efektivitas serta kendala yang terjadi.
Stunting • Merumuskan solusi terhadap permasalahan yang dibahas pada audit kasus stunting di tiap daerah.
• Evaluasi hasil tindak lanjut yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi bagi tindakan/penanganan yang tepat
pada kasus stunting.
Sasaran Kegiatan adalah OPDKB Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, RSUD Kabupaten/Kota, TPPS
Kabupaten/Kota, Camat, Kepala Puskesmas, Dokter Puskesmas, Camat, Penyuluh KB/PLKB, PKK Kecamatan, Ahli Gizi
Puskesmas, Bidan Puskesmas, TPK, PKK Desa, TPPS Desa.
Perbaikan mutu pelayanan untuk pencegahan/penanganan
Output kegiatan
risiko stunting yang serupa
1. Evaluasi RTL: Segera & terencana 1. Terselenggaranya rencana
tindak lanjut sesuai
Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
4. penanggungjawab;
4 Langkah & (RTL) Audit Kasus Stunting 2. Evaluasi perubahan status risiko
kasus audit stunting (setiap bulan)
2. Perubahan status risiko kasus
audit stunting
(KABUPATEN/KOTA, PROVINSI)
1. Penanggungjawab yaitu Wakil Bupati/ Wakil Walikota,
bertugas menjamin terlaksananya audit kasus stunting dan
rencana tindak lanjutnya.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
2. Ketua yaitu Kepala OPD yang membidangi urusan KB
Nama :...............................................................
Kabupaten/Kota, bertugas mengoordinasikan dan memastikan
Instansi :...............................................................
pelaksanaan audit kasus stunting berjalan lancar sesuai
Jabatan :...............................................................
dengan tujuan, pedoman dan target waktu yang telah Kedudukan dalam tim :...............................................................
ditetapkan. Alamat :................................................................
3. Wakil Ketua yaitu Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota, No. Telp/HP :................................................................
bertugas mengoordinasikan dan memastikan pelaksanaan Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam melaksanakan tugas sebagai Tim Audit Kasus
Stunting, Saya bersedia menghindari perbuatan yang berpotensi memiliki benturan kepentingan.
audit kasus stunting dengan para pihak terkait. Saya sanggup bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip audit kasus stunting yaitu:
4. Tim Teknis terdiri dari pimpinan dan jajaran FKTP/FKRTL 1. Integritas : jujur, akuntabel terhadap pencapaian kinerja program dan kinerja anggaran serta
(misalnya Kepala Puskesmas, dokter/bidan/tenaga gizi transparan;
2. Objektif : bersikap netral dan objektif tanpa dikaitkan dengan pendapat atau kepentingan pribadi;
Puskemas; Kepala RSUD, kepala unit yang mengoordinasikan
3. Profesional : memiliki kompetensi dan keterampilan sesuai dengan profesinya;
rekam medis), Camat, PKB/PLKB, Tim Pendamping Keluarga
4. Kerahasiaan : menjaga rahasia data dan informasi kasus audit stunting.
(TPK), Kader posyandu, serta bidang tertentu di OPD yang
Demikian pernyataan ini Saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya sesuai pedoman
mengurusi bidang KB dan Dinas Kesehatan setempat. pelaksanaan audit kasus stunting dan peraturan perundang-undangan jika diperlukan.
5. Tim Pakar terdiri dari para ahli tertentu, antara lain Dokter
(Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun)
Spesialis Anak (Sp.A), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Yang Membuat Pernyataan,
(Sp.OG), Psikolog dan Ahli Gizi.
Pembagian tugas
Tim Teknis Tim Pakar
a. melakukan persiapan pelaksanaan audit kasus
stunting, antara lain menyusun konsep SK Tim Audit a. melaksanakan kajian kasus yang dituangkan ke dalam
Kasus Stunting dan menyusun jadual pelaksanaan. kertas kerja audit;
b. memberikan layanan telekonsultasi serta memberikan
b. melaksanakan dan mengoordinasikan audit
rekomendasi atas kasus yang diaudit;
kasus stunting khususnya dengan tim pakar, antara lain:
c. melakukan kunjungan lapangan untuk konfirmasi,
1) penyiapan data dan informasi yang dibutuhkan
koordinasi dan verifikasi agar dapat melakukan
untuk pelaksanaan audit;
penilaian langsung pada kelompok sasaran audit (jika
2) telekonsultasi untuk pencegahan dan penanganan
diperlukan dan memungkinkan);
kasus yang dapat ditindaklanjuti oleh tim teknis;
d. mendiseminasikan hasil audit kasus stunting; dan
3) melakukan kunjungan lapangan untuk konfirmasi,
e. Melakukan pemantauan dan evaluasi rencana tindak
koordinasi dan verifikasi terhadap kelompok
lanjut.
sasaran audit secara selektif; dan
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi rencana
tindak lanjut.
Tim Pakar dari Organisasi Profesi:
5) penyusunan laporan pelaksanaan audit kasus Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perkumpulan Obstetri & Ginekologi
stunting secara berkala. Indonesia (POGI), Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) dan Asosiasi Ilmu
Tinggi Pendidikan Gizi Indonesia (AIPGI)
TIM AKS KABUPATEN/KOTA
NO PROVINSI
TARGET REALISASI %
1 ACEH 23 6 26
2 SUMATERA UTARA 33 4 12
3 SUMATERA BARAT 19 8 63
4
5
RIAU
JAMBI
12
11
12
9
100
82
REALISASI PEMBENTUKAN TIM AKS KAB/KOTA
6 SUMATERA SELATAN 17 2 41
7 BENGKULU 10 4 40
8 LAMPUNG 15 2 20
BANGKA BELITUNG
125
9 7 3 43
10 KEPULAUAN RIAU 7 1 14
11 DKI JAKARTA 6 0 0 Realisasi
12 JAWA BARAT 27 8 30
kab/kota
JAWA TENGAH
13
14 JAWA TIMUR
35
38
7
0
20
0
24,32 %
514
15 D. I. YOGYAKARTA 5 2 40
BANTEN
16 8 3 38
Target
17
18
BALI
NUSA TENGGARA BARAT
9
10
9
2
100
20
kab/kota
19 NUSA TENGGARA TIMUR 22 0 0
20 KALIMANTAN BARAT 14 0 0
21 KALIMANTAN TENGAH 14 5 36
22 KALIMANTAN SELATAN 13 6 46
23 KALIMANTAN TIMUR 10 2 20 Jabar (30%), Jateng (20%), DIY (40%), Jatim (0%),
24 KALIMANTAN UTARA 5 0 0
25 SULAWESI UTARA 15 0 0 Kalbar (0%), Kalteng (36%), Kalsel (46%), Kaltim
26
27
SULAWESI TENGAH
SULAWESI SELATAN
13
24
5
5
38
21
(20%), Kaltara (0%), Bali (100%), NTB (20%), NTT (0%)
28 SULAWESI TENGGARA 17 6 35
29 GORONTALO 6 1 17
30 SULAWESI BARAT 6 0 0
31 MALUKU 11 0 0
32 MALUKU UTARA 10 10 100
33 PAPUA 29 0 0
34 PAPUA BARAT 13 3 23
NASIONAL 514 125 24.32
*Hasil update per tanggal 23 Mei 2022 pukul 20.00 WIB
2. Pelaksanaan Audit dan
Manajemen Pendampingan
a. Identifikasi potensi dan seleksi kasus audit b. Kajian dan rencana tindak lanjut
Identifikasi potensi dan seleksi kasus audit pada kelompok Kajian bertujuan untuk menentukan risiko- penyebab
sasaran berisiko stunting dan/atau baduta dan balita terjadinya risiko pada kelompok sasaran, menganalisis
stunting. dan merumuskan rekomendasi.
Kelompok sasaran berisiko stunting meliputi:
a. Calon pengantin;
b. Ibu hamil; Hasil kajian dituangkan dalam Kertas Kerja Audit
c. Ibu nifas; berdasarkan kelompok sasaran dengan
d. Baduta dan balita. memperhatikan prinsip kerahasiaan data individu.
Data kajian bersumber dari surveillance rutin dan rekam Rekomendasi yang diusulkan dalam kertas kerja audit
medis dari FKTP dan FKRTL. dituangkan ke dalam formulir Rencana Tindak Lanjut.
Seleksi kasus audit dilakukan terhadap identifikasi potensi
Formulir Rencana Tindak Lanjut dilaporkan untuk
kasus audit dengan pertimbangan, antara lain:
a. Kasus yang tidak menunjukkan perbaikan setelah memperoleh persetujuan dari Penanggung Jawab
diberikan intervensi; (Wakil Bupati/Wakil Walikota).
b. Kasus stunting yang tinggi pada wilayah tertentu;
c. Kelengkapan data.
Formulir rencana tindak lanjut
Sumber Penanggung
Indikator Sifat Dana Jawab
Kelompok Sasaran Kegiatan Waktu
keberhasilan (Segera/Terencana)
1 2 3 4 5 6 7
Calon Pengantin
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Baduta
Balita
Mengetahui,
Wakil Bupati/Wakil Walikota
Keterangan :
Kolom 2 diisi kegiatan sesuai dengan rekomendasi Tim Pakar
Kolom 3 diisi dengan indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang disepakati Tim Audit
Kolom 4 diisi sesuai dengan urgensi pencegahan risiko stunting dan penanganan baduta/balita stunting
Kolom 5 diisi sesuai dengan target waktu penyelesaian pelaksanaan kegiatan
Kolom 6 diisi dengan sumber pendanaan untuk melaksanakan kegiatan
Kolom 7 diisi dengan institusi yang bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
3. Diseminasi Audit Kasus Stunting
1. 2. 3.
Diseminasi sesuai Pelaporan
kebutuhan/kontinyu (2x/tahun)
a. Dilakukan melalui tele-konsultasi Diseminasi terjadual
(2x/tahun) 1. Pelaporan dilakukan secara
antara Tim Pakar dan Tim Teknis
berjenjang
sesuai lokus kasus audit. 1. menyampaikan hasil kajian dan RTL 2. Masing-masing TPPS provinsi
b. Tim Pakar memberikan checklist yang telah disetujui oleh wakil dan pusat menyampaikan
intervensi Bupati/wakil Walikota. umpan balik secara
pencegahan/penanganan kasus 2. menyampaikan evaluasi RTL dan berjenjang 10 hari kalender
untuk ditindaklanjuti oleh Tim perubahan risiko kasus audit pasca laporan diterima
Teknis. stunting. dengan lengkap
Melibatkan unsur Pemerintah Daerah, Akademisi,
Organisasi Profesi, Pemerhati Kesehatan dan Gizi, Tokoh
Agama, Tokoh Masyrakat, Tokoh Adat, Media Massa (cetak
dan elektronik), Organisasi Masyarakat
Bagan pelaporan audit
kasus stunting
❑ Jawa Barat
❑ Jawa Tengah
❑ Daerah Istimewa Yogyakarta
❑ Jawa Timur
❑ Kalimantan Barat
❑ Kalimantan Tengah
❑ Kalimantan Selatan
❑ Kalimantan Timur
❑ Kalimantan Utara
❑ Bali
❑ Nusa Tenggara Barat
❑ Nusa Tenggara Timur
JAWA BARAT = 27 KABUPATEN/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN
1 Kota Tasikmalaya 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai 11 Kota Depok 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
Diterima
2 Kab. Indramayu 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
12 Kota Banjar 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Diterima
3 Kab. Majalengka 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat 13 Kab. Bogor 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Diterima
14 Kab. Bandung 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
4 Kab. Garut 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
15 Kab. Pangandaran 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
5 Kab. Bekasi 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
16 Kota Bekasi - - -
6 Kab. Kuningan 640 Kali/Tahun 33.900.800 Tidak Sesuai
17 Kota Cimahi 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
7 Kab. Subang 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Diterima
8 Kab. Purwakarta 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai 18 Kota Cirebon 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
Diterima
9 Kota Bandung 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
19 Kab. Cirebon 4 Kali/Tahun 39.330.000 Dapat
10 Kab. Karawang 5 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai Diterima
20 Kab. Sukabumi 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN
25 Kab. Cianjur - - -
26 Kab. Tasikmalaya - - -
27 Kota Sukabumi - - -
JAWA TENGAH = 35 KABUPATEN/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN
21 KABUPATEN - - -
31 KABUPATEN Dapat Diterima
TULUNGAGUNG
LAMONGAN
22 KOTA PASURUAN 1 KALI/TAHUN 40.000.000 Tidak Sesuai 4 KALI/TAHUN 40.000.000
1. Kabupaten Balangan - - -
2. Kabupaten Banjar 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
3. Kabupaten Barito Kuala 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
4. Kabupaten Hulu Sungai Selatan 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
5. Kabupaten Hulu Sungai Tengah 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
6. Kabupaten Hulu Sungai Utara 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
7. Kabupaten Kota Baru 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
8. Kabupaten Tabalong 12 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
9. Kabupaten Tanah Bambu 10 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
10. Kabupaten Tanah Laut 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
11. Kabupaten Tapin 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
12. Kota Banjar Baru 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima
13. Kota Banjarmasin 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat Diterima
KALIMANTAN TIMUR = 14 KAB/KOTA
NO KAB/KOTA FREKUENSI ANGGARAN KETERANGAN
3. Kabupaten Ende 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat 13. Kabupaten Kupang 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Diterima 14. Kabupaten Malaka - 40.000.000 -
4. Kab. Flores Timur 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
Diterima 15. Kab. Manggarai 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai
Timur
5. Kabupaten 2 Kali/Tahun 9.240.000 Tidak Sesuai
Lembata 16. Kabupaten 7 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
Nagekeo
6. Kabupaten 96 41.760.000 Tidak Sesuai
Manggarai Kali/Tahun 17. Kab. Sabu Raijua 2 Kali/Tahun 28.140.000 Tidak Sesuai
7. Kab. Manggarai 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai 18. Kab. Sumba Barat 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat
Barat Daya Diterima
8. Kabupaten Ngada 2 Kali/Tahun 40.000.000 Sesuai 19. Kab. Sumba Tengah 8 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
9. Kab. Rote Ndao 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat 20. Kab. Timor Tengah 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
Diterima Selatan
10. Kabupaten Sikka 4 Kali/Tahun 40.000.000 Dapat 21. Kab. Timor Tengah 1 Kali/Tahun 40.000.000 Tidak Sesuai
Diterima Utara
11. Kab. Sumba Barat 12 40.000.000 Tidak Sesuai 22. Kota Kupang 1 Kali/Tahun 41.300.000 Tidak Sesuai
Kali/Tahun
4. Evaluasi RTL
a. Evaluasi RTL
Sumber Penanggung Evaluasi
Indikator Sifat Dana Jawab
Kelompok Sasaran Kegiatan Waktu
keberhasilan (Segera/Terencana)
1 2 3 4 5 6 7
Calon Pengantin
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Baduta
Balita
Dilakukan berdasarkan hasil tele-konsultasi tindak lanjut check list tim pakar yang perlu dilakukan oleh tim teknis.
KALENDER AUDIT KASUS STUNTING:
TINGKAT PROVINSI DAN PUSAT
Sosialisasi zero draft audit 1. Penyampaian umpan
kasus stunting kepada balik SM 1
seluruh kab/kota dan 2. Penyusunan ringkasan
1. Kick off audit
konsolidasi bersama 4 eksekutif pelaksanaan Coaching audit kasus
kasus stunting
organisasi profesi. stunting per region
(17 Maret 2022) audit kasus stunting
2. Rekapitulasi Tindak lanjut hasil SM1 untuk dibahas
Penyelarasan sumber
pembentukan pada pertemuan TPPS On schedule
pendanaan. coaching
Tim Audit kab/kota/provinsi &
pusat
Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1. Rapim zero draft Coaching audit kasus Coaching audit kasus 1. Penyampaian
buku saku audit stunting per region stunting per region umpan balik SM 2
kasus stunting (8
Tindak lanjut hasil
2. Penyusunan
Feb 2022) coaching
ringkasan eksekutif
2. Uji coba draft 1 Dilaksanakan 23 sd 24 Tentatif dilaksanakan pelaksanaan audit
buku saku audit Mei 2022 Juli 2022 kasus stunting SM2
kasus stunting (11 untuk dibahas pada
Feb 2022) pertemuan TPPS
3. Finalisasi buku kab/kota/provinsi
saku audit kasus & pusat
stunting
KALENDER AUDIT KASUS STUNTING:
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1. Diseminasi
kajian: tele
konsultasi &
tindak lanjutnya Penyampaian laporan
Pembentukan 2. Penyusunan SM 1 kepada TPPS prov
rancangan RTL dan melalui Morena
Tim Audit
Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1. Konsolidasi tim 1. Diseminasi
Penyampaian laporan
audit dan kajian: tele SM 2 kepada TPPS prov
perencanaan konsultasi & dan melalui Morena
agenda kegiatan tindak
2. Identifikasi & lanjutnya
seleksi kasus 2. Persetujuan
audit RTL
3. Penyusunan 3. Diseminasi RTL
kajian 4. Penyusunan
laporan
1 kecamatan 1 desa
Narahubung Organisasi Profesi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Alamat: Jl. Salemba I No. 5, Jakarta Pusat, 10430,
Indonesia
No. Telp: 021-3148610
Email: komitewebsite@idai.or.id
Website: www.idai.or.id