Anda di halaman 1dari 24

ARAHAN STRATEGIS

PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING


DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA
DR. YANSEN TP. M.Si
KETUA TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
PROVINSI KALIMANTAN UTARA

pada acara :
REMBUK STUNTING PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2023

Tarakan, 30 Agustus 2023


Sistematika

1 Pendahuluan

2 Strategi percepatan penurunan stunting

3 Tantangan & rekomendasi kebijakan

2
PENDAHULUAN
STUNTING SEBAGAI SALAH SATU MASALAH
PEMBANGUNAN SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

24,4% atau sekitar 6 Juta Balita Indonesia


mengalami stunting.
Artinya, 1dari 4 Balita di Indonesia mengalami kekurangan gizi
dalam jangka waktu yang lama.
(SSGI 2021)
• Prevalensi stunting balita terus menurun, tetapi angkanya masih tinggi. Target 2024: 14 %.
• Stunting terjadi hampir di seluruh wilayah & di seluruh kelompok sosial ekonomi.
• Penyebab stunting bersifat multidimensional (kemiskinan, akses pangan, pola asuh &
pemberian makan pada balita).
• Stunting berdampak pada SDM, ekonomi, & kemiskinan

4
PREVALENSI STUNTING BERDASARKAN DATA SSGI
MENURUT KABUPATEN/KOTA, PROV. KALTARA TA. 2021-2022

30 30,5 30,7

27,5
25,9
24,2 23,5
22,9 22,8 22,1

18,9

15,4

BULUNGAN MALINAU NUNUKAN KTT TARAKAN KALTARA

TAHUN 2021 Tahun 2022

Sumber: SSGI Kemenkes, 2021-2022


STRATEGI
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
KERANGKA PIKIR PENYEBAB TERJADINYA STUNTING
SEBAGAI DASAR INTEGRASI INTERVENSI

Malnutrisi pada ibu dan anak


• Jika tidak diselesaikan dengan baik,
Immediate
Akses tidak adekuat Penyakit infeksi SPESIFIK stunting akan menjadi permasalahan
Causes
lintas generasi

Rumah Akses yankes & • Penyebab stunting sangat kompleks


Underlying Pola asuh baik langsung maupun tidak langsung.
tangga rawan lingkungan SENSITIF
Causes tidak tepat
pangan tidak adekuat
• Memerlukan intervensi lintas sektor:
spesifik dan sensitif
Akses rumah tangga pada sumber daya: tempat
tinggal, edukasi, kepekerjaan, pendapatan &
• Setiap intervensi memiliki kontribusi
teknologi
Basic dalam penurunan stunting.
Causes

Finansial, SDM, kemampuan fisik & sosial

Dibutuhkan upaya yang terintegrasi


Sosiokultur, ekonomi, politik dalam penurunan stunting
Sumber: Unicef, 1991
Arahan Presiden Terkait
Percepatan Penurunan Stunting

“Sekali lagi bahwa kualitas keluarga, kualitas


SDM itu menjadi kunci bagi negara kita untuk
berkompetisi, bersaing dengan negara-negara
lain. Dan, sinergitas antara Kementerian dan
Lembaga, Pemda, nakes, TNI-Polri, dan swasta
ini penting sekali.
Lingkungan dari air bersih, dari sanitasi, rumah
yang sehat ini, memang kerja terintegrasi, harus
terkonsolidasi betul.

(Sumber: Arahan Presiden Joko Widodo, 25


Januari 2023
Perpres 72/2021: Percepatan Penurunan Stunting
Rencana Aksi Nasional Percepatan
Pilar: Target tujuan pembangunan Penurunan Angka Stunting Indonesia
Tujuan berkelanjutan pada tahun 2030 (RAN PASTI)

1. menurunkan prevalensi Stunting 1. komitmen dan visi


peningkatan
Rencana Aksi Nasional:
kepemimpinan di kementerian/lembaga, pendekatan keluarga berisiko (pasal 8)
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
2. meningkatkan kualitas penyiapan 1. penyediaan data keluarga
kehidupan berkeluarga 2. peningkatan komunikasi
perubahan berisiko Stunting
perilaku dan pemberdayaan 2. pendampingan keluarga
masyarakat; berisiko Stunting
3. menjamin pemenuhan asupan gizi
3. peningkatan konvergensi
Intervensi 3. pendampingan semua
Spesifik dan Intervensi Sensitif di calon pengantin/calon PUS;
4. memperbaiki pola asuh kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
4. surveilans keluarga berisiko
Stunting
5. meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan 4. peningkatan ketahanan pangan dan gizi
pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat; 5. audit kasus Stunting
6. meningkatkan akses air minum
5. penguatan dan pengembangan sistem, data,
dan sanitasi
informasi, riset, dan inovasi Mekanisme dan Tata Kerja
(pasal 19, ayat 4)
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi
kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah Pemantauan, Evaluasi, dan
kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka
Pelaporan (pasal 26)
menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.
Kebijakan RAN PASTI 2021-2024
INTERVENSI HULU
Pendekatan
INTERVENSI SPESIFIK Keluarga
a. Penekanan intervensi pada upaya
DAN SENSITIF PROMOTIF & PENCEGAHAN lahirnya bayi
Berisiko
Stunting stunted baru dengan mempersiapkan
Fokus pada program INKUBASI kehamilan calon pengantin/calon ibu melalui
yang memperhatikan kesehatan dan perencanaan kehidupan berkeluarga.
kecukupan gizi: b. PENANGANAN balita stunting melalui
3 bulan CATIN+ IBU HAMIL+ IBU intervensi kuratif.
MASA INTERVAL/NIFAS
+BADUTA/BALITA yang didukung RAN Pendekatan PENTAHELIX
dengan penyediaan layanan esehatan,
akses air bersih serta bansos.
Pendekatan
PASTI Pendekatan
Menyediakan platform Kerjasama
antara pemerintah dan unsur
Intervensi Multisektor pemangku kepentingan (dunia
dan
Gizi Terpadu
Multipihak usaha, perguruan tinggi,
masyarakat dan media)

Kluster data presisi Kluster operasional Kluster manajerial

KONVERGENSI PAKET
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
❑ Dukungan regulasi & penganggaran;
❑ Mekanisme dan tata kerja yang sinergi dari pusat sd tim pendamping keluarga
PENDEKATAN PENTAHELIX DAN KELUARGA
Unsur Kekuatan Dalam Percepatan Stunting Hingga Tingkat Keluarga

Pemerintah/
Media Dunia Usaha Keluarga Sasaran Masyarakat Akademisi
TPPS

TPPS Pusat – TPPS


Kabupaten/Kota, TPPS Pemanfaatan Peran serta aktif
Kecamatan, TPPS jejaring/network: • Pendampingan
Sosialisasi, kampanye, masyarakat
Desa/Kelurahan Kerjasama NGO/CSR Kabupaten/Kota
dan komunikasi Menggunakan dan
BAAS, DASHAT, B2SA dalam Analisis
kepada masyarakat memanfaatkan
Memastikan Inovasi dan dukungan (advokasi, KIE, Situasi
dan pemangku layanan intervensi
keberlangsungan pelaksanaan perubahan perilaku, • Kedaireka
kepentingan ditingkat spesifik dan sensitif
program dalam bentuk intervensi gizi spesifik dan pemberdayaan • KKN Tematik
koordinasi dan pusat dan daerah Stunting, dan
dan sensitif masyarakat tentang
konvergensi stunting) MBKM
program/kegiatan
lintas sektor

1 2 3 4 5 6
TANTANGAN &
REKOMENDASI KEBIJAKAN
MASALAH DAN KENDALA PENYELENGGARAAN
PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

MASALAH TERIDINTIFIKASI KENDALA


Belum semua sekolah melaksanakan kegiatan • Belum efektifnya program-program
minum Tablet Tambah Darah (TTD) pencegahan stunting.
• Masih minim balita yang mendapatkan ASI • Belum optimalnya koordinasi
Ekslusif penyelenggaraan intervensi gizi spesifik
• Anak 6-23 bulan tidak mengkonsumsi makanan dan sensitif di semua tingkatan- terkait
beragam, terutama kurang protein dengan perencanaan dan penganggaran,
• Belum semua balita dipantau pertumbuhannya penyelenggaraan, dan pemantauan dan
secara rutin dan belum semua terinput dalam evaluasi.
e-PPBGM • Belum efektif dan efisiennya
• Konselor ASI dan PMBA belum tersebar merata pengalokasian dan pemanfaatan sumber
di semua Puskesmas daya dan sumber dana.
• Belum semua Posyandu memiliki antropometri • Keterbatasan kapasitas dan kualitas
kit penyelenggaraan program.
• Keterlambatan penyediaan makanan • Masih minimnya advokasi, kampanye, dan
tambahan (baru tersedia pada tengah tahun) diseminasi terkait stunting, dan berbagai
• Belum semua puskesmas terlatih dan memiliki upaya pencegahannya.
SOP Tatalaksana Gizi Buruk
TANTANGAN PELAKSANAAN
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING Situasi
Ekonomi
Pasca
Pandemi
Covid Ketersediaan
Sustainability
Sumber Daya
dan
Untuk
Konsistensi
Pemantauan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Program
Program

Upaya
Konvergensi
Harmonisasi
Membutuhkan
Antar
Sumber Daya
Kebijakan
Yang Tidak
Hanya Tersisa Sedikit
Waktu 2 Tahun
Untuk
Mencapai
Target 14%
Bidang TPPS yang perlu di Akselerasi Penurunan Stunting 2023
“MENGUATKAN PENDAMPINGAN, OPTIMALKAN PEMBERDAYAAN”

1 2 3 4
Penguatan kooordinasi Komunikasi Penguatan pendanaan
Pendampingan konvergensi Perubahan Perilaku
kelembagaan dan kinerja anggaran

Sasaran: Sasaran: Sasaran:


Sasaran:
TPPS Kabupaten/Kota s.d Pelaku pembangunan di K/L, Pemda, dan Pemdes
Masyarakat umum
Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan Kegiatan:
Kegiatan:
Kegiatan: Kegiatan: • Memastikan anggaran stunting
• Promosi, kampanye,
• Pendampingan TPPS dalam • Penguatan TPK, Satgas, TPG, masuk dalam dokumen
mobilisasi sosial
mengawal indikator PerPres Pendamping lokal Desa (PLD), KPM perencanaan daerah melalui :
72/2021 dan RAN Pasti agar bekerja dibawah koordinasi • Gerakan/Aksi bersama: o Rembuk stunting Kabupaten/Kota
TPPS Desa DASHAT, BAAS, Elsimil, Aksi
• Menumbuhkan sense of Bergizi, Bumil Sehat, o Minilokakarya Kecamatan
urgency: Dukungan • Pembekalan tentang alur o Musrenbang kab/kota dan provinsi
Posyandu Aktif, Jambore
kebijakan/regulasi dari TPPS pendampingan keluarga beresiko
Kader, dll • Melakukan analisis kinerja anggaran
Pusat ke TPPS Kabupaten/Kota stunting
melalui tagging, ketersediaan dan
agar TPPS berfungsi optimal di • Optimalisasi pelaksanaan pemanfaatan anggaran
Kabupaten-Kecamatan- pendampingan keluarga
Desa/Kel
• Penyiapan dukungan sarana
kerja/alat ukur
Langkah-Langkah Akselerasi
1. Pahami Indikator dan Rencanakan Targetnya

9 indikator
54 Indikator PJ Pemerintah Provinsi Bappedalitbang kawal
PERPRES 72/21 perencanaan dan pelaksanaan di
44 indikator Kabupaten/Kota dan Desa
PJ Pemerintah Kab/Kota

1 indikator
PJ Pemerintah Desa

46 Indikator PJ Pemerintah Kab/Kota


85 Indikator
RAN PASTI Indikator PJ Pemerintah Desa, Desa/Kelurahan, TPPS
PERBAN 12/2021 13 Desa/Kel dan Kecamatan, TPK, Puskesmas

26 Indikator PJ Pemerintah Desa, Kab/Kota


2. Tingkatkan Efektivitas Kelembagaan Percepatan
Penurunan Stunting Kabupaten/Kota s.d Desa

- Ketersediaan Anggaran (APBD,


DAK, Dana Desa)
- Pelaksanaan Kegiatan yang
efektif (Realisasi
Bappedalitbang, DPMD,
Anggaran=Ketepatan Output)
BKKBN, DP3AP2KB Kawal
- Sumber Daya Manusia Pelaksana Pelaksanaannya di Kab/Kota
yang Terlatih (TPPS,TPK dan dan Desa
KPM)
3. Pahami Faktor- Faktor yang Signifikan Mempengaruhi
Penurunan Stunting Pada Tahun 2022

Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan Stunting: IMD, Pemberian


ASI, Sumber Protein Hewani dan Konseling Gizi
120

96,4
100 Dinkes dan DPMD kawal
73,5 hingga ke Desa- Desa,
80 69,9 Lakukan Penguatan Posyandu
60,1
60 48,2
47,2
35,3 37
40 30,1 32
21,5
16,7
20

0
IMD ASI Ekslusif Diberi ASI Sumber Protein Sumber Susu dan Konseling Gizi
Hewani Olahan

2021 2022

1. Terjadi peningkatan prevalensi stunting usia 0-5 bulan antara 2019-2021 & 2022, diperlukan sosialisasi ASI eksklusif
Grafik 10 : Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan stunting
2. Mulai terjadi peningkatan prevalensi stunting pasca periode ASI eksklusif; diperlukan edukasi MPASI yang tepat
Sumber : Kemenkes, 2023
sesuai usia
Sumber: SSGBI 2019 ,SSGI 2021, SSGI
2022, Kemenkes Berdasarkan grafik
10 diatas diketahui bahwa berdasarkan SSGI 2022 dari beberapa faktor
yang mempengaruhi penurunan stunting pemberian ASI ekslusif mengalami penurunan, dan
4. Kenali Keluarga Berisiko Stunting Pada 1000 HPK
Kemiskinan Air bersih & sanitasi & jamban Pendidikan Akses layanan kesehatan

Diskominfo, Dinkes, Din-


PUPR, BKKBN, Dinas
Pendidikan, Dinsos,
DP3AP2KB
Siapkan, Verivikasi dan Ibu Pasca Persalinan
Validasi Data Tidak/belum menggunakan KB
pasca persalinan

Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan
1. Anemia; 1. Anemia; 1. BBLR;
2. Umur < 19 Tahun 2. KEK; 2. PB<48cm;
3. Lila: < 23,5 cm 3. Pertumbuhan janin 3. Tidak menerima ASI eksklusif;
4. IMT: < 18.4 kg/m2 terhambat
4. Tidak menerima Imunisasi dasar lengkap;
4. 4T (terlalu muda, terlalu tua,
5. Tidak menerima MPASI yang baik (frekuensi, keberagaman
terlalu banyak dan terlalu
rapat) makanan, kandungan protein);
6. gizi buruk/kurang & infeksi kronis (cacingan, diarre)
7. Baduta/balita dengan gangguan perkembangan & pertumbuhan
PERIODE EMAS PERIODE EMAS
3 bulan PRAKONSEPSI 1000 Hari Pertama Kehidupan
5. TINGKATKAN KONVERGENSI PELAYANAN DAN INTERVENSI DI TINGKAT KELUARGA
Diskominfo, Dinkes, Din-
PUPR, BKKBN, Dinas
Pendidikan, Dinsos,
DP3AP2KB
6. OPTIMALKAN PERAN 1.451 TIM PENDAMPING KELUARGA (Bidan, Kader
PKK dan Kader KB) dan SELURUH KPM (Kader Pembangunan Manusia) DI
DESA

Bidan Kader PKK


Pemberi pelayanan kesehatan
sekaligus sebagai koordinator tim Mediator sekaligus pendamping
pendamping keluarga dalam upaya keluarga dalam upaya percepatan
percepatan penurunan stunting penurunan stunting

DPMD, Dinkes, KPM


BKKBN, DP3AP2KB,
TP PKK Koordinasikan
dan Sinkronkan
Monitoring dan fasilitasi
Kader KB konvergensi penanganan
stunting.

Pendamping keluarga dalam upaya


percepatan penurunan stunting
Kesimpulan
“TERIMA KASIH” .

BERSAMA KITA BISA


BERSINERGI BAGI BANGSA DAN KALIMANTAN UTARA

INTERVENSI STUNTING MELALUI DATA TERINTEGRASI


“KALTARA DI HATI”

Anda mungkin juga menyukai