Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Panduan Fasilitasi Konvergensi


Penurunan Stunting di Desa
TPP (TENAGA PENDAMPING
PROFESIONAL)
KECAMATAN GUNUNG AGUNG
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL
PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Menerapkan SDGs di Desa (SDGs Desa; Permendes 21 Tahun 2020)

SDGs Desa adalah upaya terpadu Pembangunan Desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan

2
Upaya Pencapaian SDGs Desa untuk Penurunan Stunting

1. Upaya pencapaian SDGs Desa nomor 1 sampai dengan 6 berkontribusi pada upaya
percepatan penurunan stunting di Desa, jika pengembangan kegiatannya berdasarkan
konsep.
2. Prinsip penanganan stunting meliputi:
• Stunting merupakan masalah keluarga, maka intervensinya difokuskan pada
keluarga khususnya keluarga 1000 HPK.
• Difokuskan untuk menangani penyebab langsung dan penyebab tidak langsung
stunting, sehingga bentuk intervensinya meliputi:
• Intervensi spesifik, untuk menangani penyebab langsung dan lebih banyak
bersifat Tindakan teknis medis oleh tenaga Kesehatan.
• Intervensi sensitif, untuk menangani penyebab tidak langsung dan lebih banyak
3
PERATURAN PRESIDEN NO. 72 TAHUN 2021 TENTANG
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Pencapaian target tujuan Pasal 5


Strategi Nasional Pasal 4 pembangunan
Dalam rangka
Percepatan Penurunan pencapaian target
berkelanjutan
Stunting sebagaimana nasional prevalensi
sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal 2 Stunting sebagaimana
pada ayat (1)
dilaksanakan untuk dimaksud dalam Pasal 4
dilaksanakan melalui
mencapai target tujuan ayat (2) ditetapkan
pencapaian target
pembangunan target antara yang harus
nasional prevalensi
berkelanjutan pada dicapai sebesar l4%
Stunting yang diukur
tahun 2O3O. (empat belas persen)
pada anak berusia di
pada tahun 2024.
bawah 5 (lima) tahun
TANGGUNGJAWAB
KEMENDES, PDDT DALAM
PENCAPAIAN TARGET
ANTARA PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

Mendukung Kementerian
Kesehatan dan BKKBN terkait
penyediaan layanan intervensi
spesifik dan sensitif
Memfasilitasi Desa untuk
memastikan Warga Desa yang
menjadi sasaran program
percepatan penurunan
stunting dapat mengakses
layanan Intervensi Spesifik
dan Sensitif
TANGGUNG JAWAB UTAMA
KEMENDES, PDTT DALAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
(Perpres 72 Tahun 2021)

Melakukan
Pilar 5: penguatan Indikator:
sistem Persentase Pemerintah
Penguatan dan Pemantauan Desa yang memiliki Target:
pengembangan kinerja baik dalam
sistem, data,
dan Evaluasi konvergensi Percepatan 9O % Tahun
terpadu Penurunan Stunting (a.l.
2024
informasi, riset, Percepatan tingkat konvergensi dan
dan inovasi Penurunan
ada alokasi APBDesa
untuk stunting).
Stunting.
SELAIN MEMPUNYAI TANGGUNGJAWAB UTAMA, KEMENDES PDTT JUGA MENJADI
PENDUKUNG DALAM BEBERAPA PILAR TERKAIT TARGET YANG HARUS DICAPAI
OLEH K/L LAIN, PEMDA PROVINSI DAN KABUPATEN SERTA PEMERINTAH DESA,
DIANTARANYA MEMASTIKAN DESA MENGALOKASI DANA DESA UNTUK
PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
TARGET-TARGET KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING
1. Desa bebas stunting 2024;
2. Desa menandatangani komitmen percepatan penurunan stunting;
3. Desa mendapatkan peningkatan kapasitas dalam penanganan percepatan penurunan stunting;
4. Kader Pembangunan Manusia (KPM) mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah tahun 2024;
5. Desa menginetgrasikan kegiatan penurunan stunting dalam RPJM desa dan RKP desa mulai tahun
2022;
6. Desa meningkatkan alokasi dana desa untuk intervensi gizi spesifik dan sensitif tahun 2024;
7. Desa melakukan konvergensi percepatan penurunan stunting mulai tahun 2022;
8. Pemerintah desa berkinerja baik dalam percepatan penurunan stunting tahun 2024;
9. Tersedianya sistem insentif finansial bagi daerah/desa yang dinilai berkinerja baik dalam
percepatan penurunan stunting terintegrasi mulai tahun 2021.
10. Mendukung pelaksanaan tugas kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah dalam
menggarap intervensi gizi spesifik dan sensitif.
Maksud Dan Tujuan
Maksud
Menjadi pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan fasilitasi percepatan penurunan stunting.
1
Tujuan
Umum : mendorong terjadinya konvergensi dan menurunkan angka prevalensi stunting di desa.
2 Khusus :
a. Meningkatkan kapasitas para pelaku di desa, khususnya pemerintah desa dan KPM;
b. Membangun komitmen dan kesadaran pemerintah dan masyarakat desa dalam upaya percepatan penurunan
stunting;
c. Membangun sistem data terkait stunting (data sasaran, layanan, program/kegiatan) serta membangun
hubungan dan koordinasi antar pelaku dan penyedia layanan di desa dan supra desa;
d. Mengintegrasikan upaya percepatan penurunan stunting di desa dalam proses perencanaan dan penganggaran
pembangunan desa;
e. Membangun sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan percepatan penurunan stunting di desa berorientasi
pada pencapaian indikator kinerja di setiap tahapan.
Output Dan Dampak
Output
3 a. Para pelaku di desa, khususnya pemerintah desa dan KPM mendapatkan pembinaan
kapasitas dari pemerintah daerah atau lainnya;
b. Terbangunnya komitmen dan kesadaran pemerintah dan masyarakat desa dalam upaya
percepatan penurunan stunting;
c. Terjadinya konsolidasi data terkait stunting di desa serta koordinasi antar pelaku dan
penyedia layanan di desa dan supra desa;
d. Terjadinya peningkatan alokasi anggaran dari dana desa/APBDes dalam rangka percepatan
penurunan stunting;
e. Terjadinya kenaikan tingkat konvergensi penurunan stunting di Desa sebagai bentuk
perbaikan pelaksanaan kegiatan/program terkait percepatan penurunan stunting.

Dampak
4 Terjadinya penurunan angka prevalensi stunting di Desa.
INTERVENSI SPESIFIK DAN SENSITIF YANG HARUS TERJADI DI DESA

BENTUK-BENTUK LAYANAN INTERVENSI BENTUK-BENTUK LAYANAN INTERVENSI SENSITIF YANG


SPESIFIK YANG MINIMAL HARUS ADA DI DESA MINIMAL HARUS ADA DI DESA MELIPUTI:
MELIPUTI: 1) Keluarga Berencana paska persalinan;
Remaja 1) Remaja putri mengkonsumsi TTD 2) Penurunan kehamilan tidak diinginkan;
Putri 3) Calon pengantin melakukan pemeriksaan Kesehatan;
4) Penyediaan akses air minum layak bagi rumah tangga;
Ibu hamil 2) Tambahan asupan gizi bagi ibu hamil KEK 5) Penyediaan sarana sanitasi layak bagi rumah tangga;
3) Ibu hamil mengkonsumsi TTD 6) Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) Jaminan
Kesehatan Nasional bagi RT berpenghasilan
rendah;
7) Pendampingan bagi keluarga berisiko stunting;
Bayi 0-23 4) ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan 8) Bantuan Tunai Bersyarat bagi keluarga miskin dan
bulan 5) MP-ASI bagi baduta
(baduta) rentan;
6) Pemantauan tumbuh kembang balita
  7) Tambahan asupan gizi bagi balita kurang gizi 9) Pemberian pemahaman
Anak 24- 8) Tatalaksana gizi buruk bagi balita gizi buruk tentang stunting;
59 bulan 9) Imunisasi dasar lengkap bagi balita
(balita) 10) Bantuan pangan bagi keluarga
miskin dan rentan;
11) Desa tanpa Buang Air Besar
Sembarangan/BABS.
• Dalam pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting diperlukan kolaborasi di tingkat lapangan yang terdiri
dari bidan, kader tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga serta kader keluarga berencana untuk 8. Pendampingan Keluarga
melaksanakan pendampingan keluarga berisiko stunting. Lebih jelas bisa dipelajari Panduan Pendampingan Keluarga
yang diterbitkan BKKBN
• Salah satu jenis kegiatan yang termasuk dalam penyiapan kehidupan berkeluarga di Desa 8. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga
adalah adanya Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK) dengan dibentuk duta Genre di
tingkat Desa.
• Kegiatan ini dapat diintegrasikan dengan kegiatan DAHSAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) yang
Pangan Keluarga Berisiko Stunting
dikembangkan oleh BKKBN. Petugas gizi perlu dilibatkan untuk memastikan penyusunan menu 7.Pemenuhan Asupan Gizi dan Ketahanan
sehat.
Asuh
• Layanan kelas pengasuhan ini dapat dilakukan di Posyandu melalui Bina Keluarga Balita (BKB) 2. Layanan Kelas Pengasuhan dan Pola
atau di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif.
• Layanan PAUD diberikan kepada anak usia 2-6 tahun yang dilakukan pada unit PAUD atau PAUD HI. 2. Layanan PAUD
Guru PAUD diharuskan telah memperoleh pelatihan dasar yang sudah dilengkapi dengan modul sensitif
gizi.
• Untuk mendukung layanan Jaminan Sosial dan Kesehatan perlu layanan administrasi 2. Jaminan Sosial dan Kesehatan
kependudukan yang dapat difasilitasi oleh Desa sesuai kewenangannya
• Dapat diupayakan oleh keluarga secara mandiri maupun diupayakan oleh Pemerintah Desa 2. Air Minum dan Sanitasi
dengan dukungan dari berbagai sumber bantuan/dukungan .
• Diberikan oleh Tenaga Kesehatan atau Kader Kesehatan terlatih. Konseling Gizi dapat
diselenggarakan di tempat layanan kesehatan seperti Polindes, Poskesdes, Puskesmas dan
2. Konseling gizi
Posyandu atau pada saat kunjungan rumah.
•Layanan diberikan oleh Tenaga Kesehatan dan Kader Kesehatan terlatih. Kegiatan 1.Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
layanan dapat dilakukan di Puskesmas dan Posyandu
Contoh Paket Layanan dan Penyedia Layanan di Desa
Tahapan Kegiatan Fasilitasi Konvergensi
Penurunan Stunting di Desa
Peran Pelaku di Tingkat Desa

Kepala
Desa BPT KPM

Koordinasi pelaksanaan
Pembinaan dan
konvergensi penurunan stunting pengawasan Sosialisasi, pemetaan
di Desa dipimpin oleh kepala
desa. kepala desa juga berperan pelaksanaan sosial, pemantauan dan
dalam melakukan pembinaan dan konvergensi evaluasi, serta
pengawasan terhadap
pelaksanaan konvergensi penurunan stunting pelaporan
penurunan stunting di tingkat
Desa, termasuk memantau dan
di desa
mengkonsolidasikan pelaksanaan
tugas para pelaku penurunan
stunting di Desa
Peran Pelaku di Tingkat Desa

Kader Bidan Kader


PKK Desa KB

Koordinator
Penggerak dan pendamping Pencatat dan pelapor
fasilitator pelayanan keluarga, pemberi data kelompok sasaran
bagi keluarga pelayanan kesehatan
untuk kelompok
sasaran
Peran Pelaku di Tingkat Desa

Keluarga dan Pendamping Tim


kelompok Lokal Desa Pendamping
antarkeluarga keluarga

Melakukan
Memfasilitasi Melakukan pendampingan
layanan kepada pendampingan, (penyuluhan, fasilitasi
kelompok prioritas pendataan desa, pelayanan, dan
penurunan stunting perencanaan, surrvailance kepada
pelaksanaan, dan keluarga
pengawasan
Peran Pelaku di Tingkat Desa
Karang
Taruna,
PAUD Kelompok
Posyandu
pegiat desa

Membantu Kades
dalam Membantu Kades
Kelas dalam menanggulangi
peningkatan
pengasuhan masalah
pelayanan
kesehatan kesejahteraan sosial
dan pengembangan
generasi muda
Peran Pelaku di Tingkat Desa
Tim
Percepatan Fasilitator
Penurunan Program
stunting Desa Lainnya
Pendamping
Mengoordinasikan,
program
menyinergikan, dan
PKH,
mengevaluasi
Sanimas,
penyelenggaraan
Pamsimas,
percepatan penurunan
LSM, dan
stunting di desa
lainnya
Peran Pelaku di Tingkat Kecamatan
Camat Puskesmas Penyuluh KB-PLKB
Pembinaan dan Penyedia layanan, penyedia Pemetaan target dan
pengawasan terhadap data, dan evaluasi evaluasi penurunan
pemerintah desa pelayanan stunting

Kantor Urusan Tenaga Pendamping


Agama (KUA) Profesional di Kecamatan
Penyedia layanan dengan Pendampingan perencanaan,
menyelenggarakan pelaksanaan, dan pengawasan
pendidikan pra nikah pembangunan desa
Koordinasi Antar Pelaku
Melalui Rumah Desa
Sehat
Rumah Desa Sehat mempunyai fungsi
sebagai:
RDS 1) Pusat informasi pelayanan sosial dasar di
Desa khususnya bidang Kesehatan;
2) Ruang literasi kesehatan di Desa;
3) Wahana komunikasi, informasi dan
edukasi tentang kesehatan di Desa;
4) Forum advokasi kebijakan pembangunan
Desa di bidang Kesehatan.
TUJUAN
PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
PELAKSANAAN
● Mengidentifikasi dan
mengantisipasi permasalahan yang PEMANTAUAN DAN
timbul untuk dapat diambil
tindakan sedini mungkin. EVALUASI
● Mengetahui pencapaian target
● Indikator input
keberhasilan dari setiap tahapan
fasilitasi konvergensi penurunan ● Indikator proses
stunting di desa ● Indikator output
● Indikator dampak
WAKTU
PEMANTAUAN MEKANISME
DAN EVALUASI PEMANTAUAN
● Pemantauan dilakukan setiap ● Pemantauan dilakukan oleh desa,
bulan, per 3 bulan, per 6 bulan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan
atau satu tahun. pusat melalui pelaporan yang dikirim
● Evaluasi dilakukan minimal satu secara berjenjang.
tahun sekali. ● Pemantauan di level desa dilakukan
oleh KPM dengan instrumen e-HDW.
PELAPORAN
● Kartu Skor Desa (Village Scord Card)
● Laporan penyelenggaraan
konvergensi penurunan stunting di
desa

MEKANISME
PELAPORAN
● KPM mengumpulkan data sasaran dan
layanan setiap bulan.
● KPM mengompilasi data setiap 3
bulan dalam village scord card.
Sasaran dan Cakupan Layanan
SASARAN DAN CAKUPAN LAYANAN

1 Remaja Putri
1. Minum TTD (Tablet Tambah Darah)
2. Menerima pemeriksaan status anemia
2 Calon Pengantin dan Calon Pasangan Usia Subur
1. Catin/Calon Ibu menerima TTD
2. Memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan pranikah
3. Menerima pendampingan kesehatan reproduksi dan edukasi gizi sejak 3 bulan pranikah
4. Catin mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi pencegahan stunting
3 Ibu Hamil dan Ibu Hamil KEK
1. Periksa kehamilan/nifas
2. Mendapatkan pelayanan Keluarga Berencana (KB) paska persalinan
3. Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapatkan tambahan asupan gizi
4. Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
4 Bayi 0-59 bulan
1. Mengikuti kegiatan BKB/PAUD
2. Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
3. Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
4. Balita gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk
5. Balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya
6. Balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi
7. Balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap
5 Keluarga Sasaran Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting
1. Keluarga memiliki kartu keluarga
2. Keluarga memiliki akses ke sumber air bersih/minum
3. Keluarga memiliki akses sanitasi/pembuangan limbah layak
4. Keluarga yang stop BABS
5. Keluarga Berisiko Stunting mendapatkan pendampingan
6. Keluarga dengan masalah kerentanan sosial ekonomi dan disabilitas menjadi peserta program jaminan sosial (PKH/BLT-
DD/ program sejenis)
7. Keluarga dengan ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur
8. Keluarga berisiko stunting menjadi peserta kegiatan ketahanan pangan keluarga/pemanfaatan lahan pekarangan untuk
peningkatan asupan gizi
Mengacu pada
Perpres 72 Tahun 2021
TERIMA KASIH
TPP (TENAGA PENDAMPING PROFESIONAL)
KECAMATAN GUNUNG AGUNG

Anda mungkin juga menyukai