Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DAN KEBIJAKAN

PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DI DESA
PB.1 (90 menit)
TUJUAN POKOK BAHASAN.1
1.Tahu konsep/pengertian stunting
2.Tahu kebijakan terkait stunting
(termasuk pelaku) PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI
3.Dapat menyosialisasikan konsep
dan kebijakan terkait stunting dalam rangka Pelaksanaan Tugas
“Fasilitasi Sosialisasi di Desa”
STUNTING
Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang
atau tinggi badannya berada di bawah standar yang
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.
(Perpres No. 72 Th. 2021)

atau

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat


kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan

Catatan :
STUNTING yang menjadi bahasan kita adalah akibat dari kekurangan
gizi secara kronis dan sering sakit-sakitan BUKAN Karena kelainan
bawaan sejak lahir
PENYEBAB STUNTING
Penyebab tidak langsung
• Keluarga tidak bisa Penyebab langsung
menyediakan bahan
pangan/harga tinggi
• Keluarga tidak paham 1. Kurangnya
cara mengolah dan
menyajikan menu asupan gizi ibu ANAK
Beragam Bergizi saat hamil STUNTING
Seimbang dan Aman
(B2SA)

• Rumah tidak sehat 2. Kebutuhan


• Lingkungan dengan gizi tidak
sanitasi buruk
tercukupi saat
• Tidak memiliki akses masih di bawah
air bersih
umur 2 tahun
• Terbatas atas layanan
Kesehatan ibu hamil
• Perilaku tdk sehat

Sumber: Panduan Konvergensi PPS di Desa, 2021


DAMPAK STUNTING
Jangka Pendek:
•Gangguan pertumbuhan fisik
•Gangguan terkena penyakit
•Gangguan kognitif tergangggu saat dewasa

Jangka Panjang:
•Tingkat kecerdasan rendah
•Beresiko tinggi terkena penyakit tidak menular
•Produktivitas rendah
Jaringan Otak Normal Jaringan Otak Stunting

Kondisi diatas membuat negara mengalami kerugian, diantaranya:


•Generasi ke depan tidak berkualitas sehingga kalah bersaing dengan negara

lain
•Biaya kesehatan mahal – beban ekonomi negara tinggi

Sumber: WHO, 2014


PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(Perpres No. 72 Tahun 2021)

Adalah setiap upaya yang mencakup Intervensi Spesifik dan


Intervensi Sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik,
integratif, dan berkualitas melalui kerjasama multisektor di pusat,
daerah, dan desa.

Tujuan Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting:


1.menurunkan prevalensi Stunting;
2.meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga;
3.menjamin pemenuhan asupan gizi;
4.memperbaiki pola asuh;
5.meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan; dan
6.meningkatkan akses air minum dan sanitasi.
KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING DI DESA

Konvergensi penurunan stunting adalah kebijakan intervensi secara terkoordinir,


terpadu, dan bersama- sama kepada target sasaran prioritas untuk mencegah dan
menangani stunting.
◦Contoh tabel data ibu hamil
No Nama Layanan Seharusnya /
Seharusnya Diterima diterima (%)

1 Ani 4 4 100
2 Yuni 4 4 100
3 Dini 4 2 50
4 Aryani 4 0 0
5 Mariam 4 0 0
20 10 50

Total Konvergensi adalah 20 / 10 sehingga hasilnya 50%

Sumber: Panduan Konvergensi PPS di Desa, 2021


TARGET PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
DI DESA
Perpres 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting dan RAN PASTI (Rencana Aksi Nasional
Percepatan Atasi Stunting):
Menargetkan penurunan stunting secara
nasional sebesar 14% pada tahun 2024 dengan
memastikan tidak ada kasus baru stunting di
desa sejak tahun 2022 (dari 27,7% tahun 2019
saat ini sudah turun s.d. 21,6%, SSGI 2022)
UPAYA PENURUNAN STUNTING BERBASIS PEMBANGUNAN SDGS DESA

1. SDGs Desa merupakan arah kebijakan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, terdapat 18 SDGs Desa (Permendes No.
21 Tahun 2020).
2. Upaya pencapaian SDGs Desa nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 11 berkontribusi pada upaya percepatan penurunan stunting di Desa
3. Prinsip penanganan stunting meliputi:
• Stunting merupakan masalah keluarga, maka intervensinya difokuskan pada keluarga beresiko stunting.
• Difokuskan untuk menangani penyebab langsung dan penyebab tidak langsung,berupa:
• Intervensi spesifik, untuk menangani penyebab langsung dan lebih banyak dilakukan oleh tenaga Kesehatan.
• Intervensi sensitif, untuk menangani penyebab tidak langsung untuk mendukung keberhasilan intervensi
spesifik.
4. Perlunya koordinasi antar pelaku/Lembaga di desa untuk memastikan terjadi konvergen yaitu kelompok sasaran
prioritas mendapatkan intervensi.
PENANGANAN STUNTING MELALUI INTERVENSI SPESIFIK
DAN SENSITIF KEPADA KELOMPOK SASARAN PRIORITAS

Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif


Kepada kelompok sasaran prioritas:
1 Remaja Putri

2 Calon pengantin

3 Ibu hamil dan nifas

4 Anak0-59 bulan
5 Keluarga beresiko stunting
KELEMBAGAAN PENANGANAN STUNTING DI DESA
TPPS : TIM PERCEPATAN DAN
PENURUNAN STUNTING

KPM merupakan
bagian dari TPPS
Desa, sehingga dalam
pelaksanaan tugas
tidak bekerja sendiri
melainkan kerja dalam
tim
POLA KERJA
Kader Pembangunan Manusia (KPM)
BERMITRA DENGAN
1.POSYANDU
2.POSYANDU REMAJA
3.GURU PAUD
4.KEPADA DUSUN
5.PEMERINTAH DESA
6.SEKOLAH
7.KUA
Koordinasi kerja KPM dengan TPK dan TPPS Desa
UPTD layanan Dasar
•Dukcapil
•Kesehatan
•Sosial
TPK •BKKBN
•Menyelenggarakan •Agama
pendampingan keluarga
•Memfasilitasi layanan rujukan
dan bantuan sosial
TPPS Desa
Keluarga •Diskusi konsolidasi data Pemerintah Desa
Beresiko •Rapat koordinasi bulanan •SK penugasan
Stunting •Penanggungjawab rembuk •Penetapan APB Desa
stunting desa
KPM
•Pendataan keluarga beresiko
stunting bersama dusun dan tim
pendataan desa
Mekanisme:
•Input data layanan untuk village 1.KPM bersama desa menyediakan data kelompok sasaran
score cards 2.Berdasarkan data KPM; TPK menyelenggaakan pendampingan keluarga
•Fasilitasi perencanaan desa 3.TPK memantau layanan pada Keluarga Beresiko Stunting dan memberikan laporan
kepada KPM dan TPPS Desa
4.TPPS Desa secara rutin memfasilitasi kosolidasi data dan rapat koordinasi dan
melaporkan ke Pemerintah Desa
LEMBAR TUGAS PB.1
DAFTAR PUSTAKA
◦ Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
◦ Kemendes PDTT. (2021). Panduan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa. Jakarta:
Kemendes PDTT.
◦ Kemendes PDTT. (2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta: Kemeterian
Desa PDTT.
◦ WHO,. (2014). Childhood Stunting: Challenges and opportunities. Report of a Promoting
Healthy Growth and Preventing Childhood Stunting colloquium. Geneva: World Health
Organization.
◦ Permendagri No. 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat
Desa.
◦ Permendes PDTT No. 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2023
◦ Permendes PDTT No. 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
◦ Peraturan BKKBN No. 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan
Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024
Rencana tindaklanjut proses belajar
1.Mengerjakan lembar tugas
2.Evaluasi belajar

Anda mungkin juga menyukai