Anda di halaman 1dari 18

INDIKATOR PENURUNAN STUNTING

SOSIALISASI PENGEMBANGAN PELAPORAN INDOKATOR


PRIORITAS NASIONAL PROMOSI KESEHATAN

27 September 2021
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pembrdayan Masyarakat Ditjen Kesehatan
Masyarakat
SISTEMATIKA
1 PENDAHULUAN

2 INDIKATOR PENURUNAN STUNTING

3 DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR


PENURUNAN STUNTING
1 PENDAHULUAN

3
UPAYA PERCEPATAN
PENURUNAN

• Makanan Tambahan untuk • Pemberian ASI sampai usia 2 • Ketahanan pangan (pertanian,
mengatasi KEK pd bumil tahun didampingi dengan MP warung hidup)
• Tablet Tambah Darah untuk ASI adekuat • Pembangunan Perumahan
mengatasi anemia pada • Pemberian Obat Cacing • Akses air bersih dan sanitasi
bumil • Pemberian Makanan Tambahan • Pendidikan kesehatan
• • Pemberian Vitamin A • Bantuan sosial lainnya
Konsumsi Garam Beriodium
• ASI Ekslusif • Tata Laksanan Gizi Buruk • JKN
• Imunisasi • Penanggulangan Malaria • Program Padat Karya Tunai
• Cuci tangan dengan benar • Pencegahan dan Pengobatan
diare

INTERVENSI STUNTING MEMBUTUHKAN KERJASAMA LINTAS PROGRAM


DAN LINTAS SEKTOR MULAI DARI PERENCANAAN, PENGANGGARAN, PELAKSANAAN,
PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN
HASIL STUDI
* Kurangnya jumlah dan kapasitas kader
* Kurangnya pengetahuan individu * Food habits yang keliru
* Bingung alasan anaknya disebut stunting * Food taboo
* Sebagian kecil petugas kesehatan dan * Kurangnya pengetahuan TOMA
masyarakat mengerti dampak stunting * Peran ayah yang kurang selama
* Petugas kesulitan menjelaskan stunting kehamilan
* BAB Sembarangan
* Kurangnya pemanfaatan fasyankes
karena jarak * Tidak praktik CTPS
* Memiliki jamban tapi tidak ada tangki
ANTAR PRIBADI (INTERPERSONAL) MASYARAKAT septik dan pengurasan

* Kurang maksimalnya informasi dari * Masih ada pemimpin daerah tidak paham
NAKES penyebab dan bahaya stunting
* Kurang optimalnya program penyuluhan, * Terbatasnya kebijakan yang terintegrasi
kunjungan rumah tentang stunting
* Kunjungan Nakes sangat terbatas * Pemerintah daerah belum
* Kurang Kepemilikan buku KIA memprioritaskan penyediaan septik tank
* PMT kurang variasi
* PMT dan TTD tidak sampai sasarn * Banyaknya DAMIU yang belum
* Kurangnya pembinaan UKBM tersertifikasi
LAYANAN KEBIJAKAN
STRATEGI KOMUNIKASI

PILAR
2 PERUBAHAN PERILAKU DALAM
PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

MENINGKATKAN KESADARAN DAN PERUBAHAN PERILAKU


TUJUAN
TUJUAN masyarakat untuk mencegah stunting

TARGET PENERIMA PESAN, PESAN KUNCI, MEDIA dan


ISIISI SALURAN yang dapat digunakan pada tiap jenis sasaran

IMPLEMENTASI
IMPLEMENTA Menyesuaikan dengan SPESIFIK LOKAL

KONVERGENSI Kebijakan dan sumber daya


Strategi Pencapaian Tujuan Pilar 2 : Kampanye
Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku

1. Kampanye 2. Komunikasi 3. Advokasi 4.


perubahan antar pribadi berkelanjutan Pengembangan
perilaku bagi sesuai konteks kepada kapasitas
masyarakat sasaran pengambil pengelola
umum keputusan program

7
PENDEKATAN KOMUNIKASI
Empat pilihan
pendekatan
komunikasi yang
dapat dipakai untuk
mendorong ADVOKASI KAMPANYE MOBILISASI KOMUNIKASI
KEBIJAKAN PUBLIK SOSIAL ANTAR PRIBADI
perubahan perilaku
Upaya startegis
dalam pencegahan menginformasikan
Pemanfaatan Melibatkan dan Pemanfaatan
saluran media memotivasi komunikasi tatap
stunting dan memotivasi para massa/ sosial pemangku muka
pembuat kebijkaan media kepentingan terus
untuk mendukung menerus
Pesan kunci dan Pendukung
sesuai sasaran
ENAM PERILAKU PRIORITAS DAN SASARAN

Ibu membawa balita secara rutin ke Posyandu


dan mengikuti kelas balita untuk pemeriksaan
tumbuh kembang.

SASARAN
Ibu hamil mengonsumsi
Tablet Tambah Darah (TTD) • Ibu hamil Ibu hamil mengikuti
minimal 90 butir • Ibu menyusui kelas ibu hamil
• Ibu dengan anak usia 0 - 23 bulan
• Anak usia 24-59 bulan

Ibu, anak dan seluruh keluarga


Ibu memberikan:
cuci tangan pakai sabun (CTPS)
Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA);
dengan air mengalir dan
Inisiasi Menyusu Dini; ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan; makanan
menggunakan jamban sehat
pendamping ASI dan makanan lokal; ASI hingga anak 2 tahun.
PELAKSANAAN KAP
DI MASYARAKAT

Kelas Ibu Kelas Ibu


Posyandu STBM PL Malaria
Hamil Balita

Konseling Kunjungan Penyuluhan


Rumah Kelompok
INDIKATOR PENURUNAN
2 STUNTING DAN TARGET
CAPAIAN

11
NO INDIKATOR PENURUNAN STUNTING TAHUN
2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah Kabupaten/Kota Yang Memiliki Regulasi 260 360 514 514 514 Target
Tentang Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan
Penurunan Stunting
140 capaian

2 Jumlah Kabupaten/Kota Yang Memiliki Strategi 514 360 514 514 514 Target
Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Penurunan
Stunting
71 capaian

3 Jumlah Kabupaten/Kota Yang Petugas Kesehatan 260 360 514 514 514 Target
(Bidan/Perawat/Gizi/Promkes/Sanitarian) Di
Puskesmasnya Dan Kader Yang Dilatih/Diorientasi
Komunikasi Antar Pribadi
84 capaian

4 Jumlah Kabupaten/Kota Melaksanakan Komunikasi 260 360 514 514 514 Target
Antar Pribadi Oleh Petugas Kesehatan di Minimal 40%
seluruh desa
84 capaian
DEFINISI OPERASIONAL
3 INDIKATOR dan CARA
PERHITUNGAN

13
VARIABEL DAN DATA DUKUNG INDIKATOR MEMILIKI REGULASI TENTANG
KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING

REGULASI KOMUNIKASI STRATEGI KOMUNIKASI


PERUBAHAN PERILAKU PERUBAHAN PERILAKU
PERCEPATAN PENURUNAN PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING STUNTING

JUMLAH TENAGA
JUMLAH DESA YANG
KESEHATAN DAN KADER
MENGIMPLEMENTASIKAN
YANG SUDAH
KAP
DILATIH/DIORIENTASI KAP
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
1 Jumlah Kab/Kota yang memiliki Kabupaten/kota yang memiliki regulasi pemerintah daerah (dapat berupa
regulasi tentang komunikasi Peraturan Bupati/Walikota, Perda, SK Bupati/Walikota, dan/atau SE
perubahan perilaku percepatan Bupati/Walikota) dalam upaya percepatan penurunan stunting dengan berisi
pencegahan stunting klausul antara lain:
1. Memasukkan strategi untuk KPP (Komunikasi Perubahan Perilaku) di
tingkat Kab/kota; meliputi sasaran, pesan, saluran, dan pemantauan-
evaluasi
2. Memasukkan kegiatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) sebagai salah satu
kegiatan dari strategi KPP;
3. Memuat keterlibatan OPD terkait dalam implementasi strategi KPP
Percepatan Penurunan Stunting; dan
4. Mencantumkan arahan agar OPD terkait alokasi anggaran untuk
mendukung implementasi strategi KPP Percepatan Penurunan Stunting
2 Jumlah Kabupaten/Kota yang Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan
memiliki Strategi Komunikasi Stunting yang telah ditandatangani oleh Bupati/Walikota
Perubahan Perilaku Percepatan
Penurunan Stunting
3 Jumlah petugas kesehatan yang Jumlah kabupaten/kota yang petugas kesehatannya
dilatih/diorientasi komunikasi (bidan/perawat/gizi/promkes/sanitarian) yang dilatih/diorientasi komunikasi
antar pribadi (bidan, perawat, antar pribadi
gizi, promkes, sanitasi) dan Kader
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
4 Kabupaten/kota melaksanakan Jumlah desa yang melaksanakan KAP oleh petugas kesehatan (bidan/
komunikasi antar pribadi di perawat/gizi/promkes/sanitarian) minimal 1 kegiatan di bawah ini:
minimal 40% seluruh desa 1. Kegiatan konseling kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan minimal 4 kali dalam setahun di desa;
2. Kegiatan yang dilakukan saat tenaga kesehatan melakukan
kunjungan rumah untuk memberi informasi/edukasi kesehatan
terkait faktor risiko stunting minimal 1 kali dalam setahun;
3. Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan saat
melaksanakan penyuluhan kelompok kepada masyarakat minimal
1 kali dalam setahun, misalnya di forum-forum kesehatan;
4. Kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil di tingkat desa minimal 1
kali dalam setahun;
5. Kegiatan pengendalian malaria dengan melibatkan partisipasi
masyarakat minimal 1 kali dalam setahun;
6. Kegiatan penyuluhan di langkah 4 di Posyandu minimal 8 kali
dalam setahun; atau
7. Kegiatan pemicuan STBM minimal 1 kali dalam setahun;
https://promkes.kemkes.go.id/buku-petunjuk-teknis-penyusunan-
https://promkes.kemkes.go.id/buku-pedoman-strakom- dan-pelaksanaan-strategi-komunikasi-perubahan-perilaku-
percepatan-pencegahan-stunting-di-indonesia percepatan-pencegahan-stunting
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai