CATIN
Oleh
TITIK NURANI
Perbaikan gizi
remaja puteri dan
WUS
• TTD Remaja Putri
• Konseling Gizi Catin
SKRT 2001 Prevalensi anemia
Ibu hamil 40.00 %
WUS menikah 26.90 %
WUS tidak menikah 24.50 %
Kebutuhan zat besi sulit sekali terpenuhi melalui
konsumsi makanan, karena harganya cukup mahal,
ada faktor penghambat absorbsi
Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil baru
mencapai 60%
Prevalensi Risiko KEK pada WUS & BUMIL
(Riskesdas 2013)
• Usia 15-49 tahun sebesar 20,8%,
ditemukan pada WUS remaja (15-19 tahun)
sebesar 46,6%,
Pada usia (20-24 tahun) sebesar 30,6%.
Sedangkan prevalensi risiko KEK pada ibu
hamil (15-49 tahun) sebesar 24,2%,
prevalensi tertinggi ditemukan pada usia
remaja (15-19 tahun) sebesar 38,5%
Pada usia (20-24 tahun) sebesar 30,1%.
UPAYA PENANGGULANGAN
• melalui kegiatan edukasi kesehatan
reproduksi remaja putri melalui : program
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR),
konseling CATIN, pemeriksaan ibu hamil
terpadu (Pelayanan Antenatal Terpadu)
• perlu koordinasi lintas program
• Koordinasi lintas sektor
AMBANG BATAS
IMT LiLA
NORMAL 18,5 – 24,9 kg/m2 ≥ 23,5
Tujuan khusus
a. Terlaksananya pelayanan gizi di dalam gedung yang berkualitas di
puskesmas dan jejaringnya.
b. Terlaksananya pelayanan gizi di luar gedung yang berkualitas di
puskesmas dan jejaringnya.
c. Terlaksananya pencatatan, pelaporan, dan evaluasi yang baik di
puskesmas dan jejaringnya .
Tenaga Gizi Puskesmas
Tenaga gizi puskesmas sebagai penanggung
jawab asuhan gizi sekaligus sebagai
pelaksana asuhan gizi yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi :
Mengkaji status gizi pasien/klien berdasarkan data
rujukan
Melakukan anamnesis riwayat diet pasien/klien
Menerjemahkan rencana diet ke dalam bentuk
makanan yang disesuaikan dengan kebiasaan makan
serta keperluan terapi
Memberikan penyuluhan, motivasi dan konseling gizi
pada pasien/klien
Edukasi dalam rangka pencegahan anemia pada
remaja putri dan WUS
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan
program pencegahan anemia gizi besi pada kelompok
sasaran
b. Sasaran kegiatan ini adalah remaja putri, WUS
c. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di UKS (usaha
kesehatan sekolah)
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam pengelolaan
manajemen pemberian TTD antara lain :
• Memberikan pendidikan gizi agar remaja putri dan WUS
mengonsumsi TTD secara mandiri
• Memantau kegiatan pemberian TTD oleh bidan di wilayah
kerja puskesmas
• Menyusun laporan pelaksanaan distribusi TTD di wilayah kerja
puskesmas
2. Penentuan Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai
dengan respon pasien.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor
penyebab, serta tanda gejala yang ditimbulkan.
PENDEKATAN INDIVIDU
Melalui tatap muka, komunikasi intra personal, dan
konseling (KIP-K)
PENDEKATAN KELOMPOK
Penyebarluasan informasi melalui diskusi kelompok
(seminar, pelatihan, diskusi)
PENDEKATAN MASSA
Penyebarluasan informasi yang menjangkau sasaran
secara luas
Awareness Interest Evaluasi Trial Adopsi
Penilaian terhadap Mencoba dan men Menerima
Dapatkan dukungan
Mau Minat Manfaat dibandingkan Gagasan
Untung rugi dari lingkungan baru
TANGGUNG JAWAB
SEKTOR KESEHATAN DALAM
MELAKUKAN PROMOSI
1. Pengetahuan (tahu)
Tahu bahwa di wilayahnya ada WUS yang KEK dan Anemia
Tahu metode dan teknik KIE Penanggulangan & Pencegahan
KEK dan Anemia
2. Kemampuan (mampu)
Mampu melakukan analisa masalah KEK
Mampu melakukan analisa masalah anemia serta
kebutuhan TTD
Mampu menjalin kemitraan
3. Ketrampilan (terampil)
Melakukan KIE
Melakukan pelayanan medis/teknis
PESAN KUNCI