Anda di halaman 1dari 48

PEMANFAATAN DATA PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

Disampaikan oleh : Dewi Setiyaningsih, S.Gz


Pemantauan Pertumbuhan Balita
PEMANFAATAN DATA
DI POSYANDU
1. Data yang tersedia
A Jumlah balita yang ada di wilayah posyandu (S)
B Jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS bulan ini
(K)
C Jumlah balita yang ditimbang bulan ini (D)

D Jumlah balita yang naik Bbnya (grafik pada KMS berpindah


ke pita warna di atasnya/pita warna yang lebih tua)  N
E Jumlah balita yang tidak naik BBnya (T)

F Jumlah balita berada di bawah garis merah (BGM)

G Jumlah balita tidak hadir bulan ini (-)

H Jumlah balita ditimbang bulan ini tetapi bulan lalu tidak


ditimbang (O)
I Jumlah balita yang baru pertamma kali didaftar dan
ditimbang bulan ini (B)
2. Sumber data dan cara
mendapatkan data
Di posyandu, data pemantauan pertumbuhan dapat
dilihat pada :

Sistim Informasi Posyandu

R1 Gizi

Buku Bantu Kader

Kohort bayi/balita pada Bidan Desa


3. Indikator yang dibutuhkan
Untuk pengelolaan kegiatan pemantauan pertumbuhan
di posyandu diperlukan indikator yang sederhana
sesuai dengan tingkat kemampuan kader,yaitu berupa
angka (bukan prosentase)  sesuai dengan data yang
tercatat di posyandu  S,K,D,N,T,BGM, O, B, (-)

Indikator tersebut dapat digunakan untuk :


a. Mengetahui kecukupan KMS di posyandu
b. Mengatahui partisipasi masyarakat dalam
penimbangan bulanan
c. Mengetahui jumlah balita yang ditimbang di posyandu
d. Mengetahui pertumbuhan balita
4. Pemanfaatan hasil analisis data
5. Saran tindak lanjut/intervensi
a. Apabila tidak ada angka S
 harus disensus/dicari/didaftar semua balita yang ada dalam
wilayah kerja posyandu
b. Apabila K < S
- Bila KMS kurang  mengajukan permintaan KMS ke
Puskesmas
- Bila KMS cukup  kader melakukan kunjungan rumah ke
orang tua balita
- Kader minta bantuan pamong untuk menggerakkan
masyarakat agar membawa balitanya datang ke posyandu untuk
ditimbang
- Musyawarah antar masyarakat, pamong, dan petugas untuk
mencari jalan keluar, memberikan penghargaan bagi kader
- Perlu sosialisasi posyandu
Lanjutan....
c. Apabila D/S atau menurun dibandingkan bulan
lalu, maka :
- Kunjungan rumah pada keluarga yang balitanya tidak hadir
- Musyawarah antar warga (melalui perkumpulan-perkumpulan yang
sudah ada : arisan, pengajian, dll  untuk membahas dan mencari
jalan pemecahan masalah
misalnya :
 Apakah jumlah Posyandu kurang dibandingan dengan jumlah balita yang
ada?
 Apakah jadwal Posyandu sesuai kondisi?
 Apakah ada kegiatan yang dapat memotivasi kehadiran anak, misalnya
dengan PMT
 Mengunjungi balita yang tidak datang
Lanjutan....

d. Apabila N < D
- Meningkatkan penyuluhan gizi dan penyuluhan
kesehatan yang berkaitan dengan gangguan gizi
- Meningkatkan PMT
Lanjutan....

e. Apabila jumlah balita BGM naik/tinggi,


maka :
- Merujuk balita BGM ke puskesmas
- Menggalakkan penyuluhan gizi
- Menghimpun dana untuk PMT Penanggulangan
BGM
- Dan lain-lain
Lanjutan....

f. Apabila T tinggi
 Mencari penyebab masalah untuk memilih
intervensi yang tepat
 Merujuk balita yang sakit
 Menggalakkan penyuluhan gizi
 Peningkatan lahan pekarangan untuk
peningkatan pendapatan keluarga
 Menghimpun dana swadaya masyarakat untuk
PMT pemulihan
Beberapa hal yang dapat mempengarui
indikator di tingkat desa :

Tinggi rendahnya indikator cakupan program


(K/S) dipengaruhi oleh :
- Aktifitas petugas dan kader
- Tersedianya sarana KMS
Lanjutan....

Tinggi rendahnya indikator partisipasi


masyarakat (D/S), dipengaruhi oleh :
- Aktifitas kader dan petugas
- Penerimaan masyarakat
- Dukungan pamong, tokoh masyarakat, tokoh
agama
Lanjutan...

Indikator keadaan kesehatan balita


(N/D) dipengaruhi oleh :
- Aktifitas petugas
- Aktifitas petugas lintas sektor
- Faktor-faktor lain di luar kesehatan (sosial
ekonomi)
Lanjutan...

Indikator tingkat intensitas masalah


gizi (BGM/D) dipengaruhi oleh :
- Aktifitas petugas
- Aktifitas petugas lintas sektor lain
- Faktor-faktor lain di luar kesehatan
(sosial, ekonomi,dll)
- Penyuluhan oleh petugas dan kader
5. Pemanfaatan hasil analisis data
PEMANFAATAN DATA
DI TINGKAT DESA
1. Data yang tersedia

• S, K, D, N, BGM, T, 2T
• Jumlah Posyandu yang ada
• Jumlah Posyandu yang melapor
• Jumlah kader yang ada
• Jumlah kader aktif
2. Sumber data dan cara
mendapatkan data
 Di tingkat Desa, data hasil penimbangan diperoleh
dengan cara menjumlahkan data dari seluruh
Posyandu yang ada di Desa yang bersangkutan.
 Data dikumpulkan langsung dari Posyandu atau dapat
diambil oleh Bidan di Desa.
 di Kab. Gunungkidul, data dikumpulkan ketika
rapat koordinasi dengan kader setiap bulan.
3. Indikator Yang Dibutuhkan
1. Cakupan program (%K/S)
2. Partisipasi masyarakat (%D/S)
3. Keadaan kesehatan balita (%N/D)
4. Tingkat intensitas masalah gizi di
suatu desa (BGM/D)
5. Besarnya masalah gangguan
pertumbuhan balita (jumlah T)
4. Analisa Data
Untuk bahan analisa data diperlukan sejumlah informasi
tentang :
1.Aktifitas kader
2.Peran masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan
penimbangan
3.Peran pemerintah daerah dalam mendukung sarana
penimbangan
4.Peran pemegang pemerintahan dalam mendorong
masyarakat
5.Kondisi geografis wilayah desa
6.Penyebaran penduduk
7.Keadaan ekonomi penduduk
8.Iklim
9.Musim
10.Keadaan sosial budaya
Contoh :
Penimbangan balita di Desa Jalak pada bulan April, Mei, Juni
2015 adalah sbb :
• Jumlah balita di Desa : 245 anak
• Jumlah Posyandu yang ada : 3 Posyandu

Hasil penimbangan (3 Posyandu)


Bulan
s S K D N BGM
April 245 175 100 80 50 0
Mei 245 175 120 50 35 2
Juni 245 175 140 80 40 1

Catt. s  jumlah balita yang ada di wilayah Desa


S  jumlah balita di wilayah Desa yang tercatat di Posyandu

Data-data tersebut kemudian dibuat balok SKDN


Grafik SKDN Desa Jalak
Bulan April s/d Juni 2015

Dianalisa
5. Pemanfaatan hasil analisis data

• Hasil analisa tsb diumpanbalikkan ke Posyandu 


shg masing-masing Posyandu dapat menilai prestasi
kerjanya dibandingkan dengan hasil kerja
Posyandu yang lain  akan memotivasi tiap-tiap
Posyandu untuk bekerja lebih baik.
• Hasil analisa data tersebut hendaknya selalu
dimusyawarahkan antara kepala
desa/pamong/lainnya, ketua PKK, koordinator
kader dan petugas, dalam pertemuan tingkat desa
untuk memperoleh kesepakatan-kesepakatan
pemecahan masalah.
Hasil analisis data pemantauan pertumbuhan
dapat dimanfaatkan untuk :

1. Bahan perencanaan kegiatan (tenaga, dana dan


sarana) bulan berikutnya
2. Bahan penentu prioritas penanganan balita bulan
berikutnya
3. Bahan penilaian terhadap kegiatan yang telah lalu
4. Bahan penetapan langkah intervensi yang sesuai
dengan situasi dan kondisi setempat
5. Dapat digunakan sebagai bahan konseling kader
kepada ibu balita sesuai dengan hasil pemantauan
pertumbuhan anaknya
6. Sebagai bahan umpan balik kepada ibu balita
tentang hasil penimbangan anaknya
PEMANFAATAN DATA
DI TINGKAT PUSKESMAS
1. Data yang tersedia

• S, K, D, N, BGM, T, 2T
• Jumlah Posyandu yang ada
• Jumlah Posyandu yang melapor
• Jumlah kader yang ada
• Jumlah kader aktif
2. Sumber Data dan Cara Mendapatkan Data

• Sumber Data
 laporan dari Desa
• Cara Mendapatkan Data
 data penimbangan diperoleh dengan cara
merekap data laporan yang masuk dari seluruh
Desa atau diambil ke Desa oleh petugas
 data tersebut diteliti terlebih dahulu oleh
petugas sebelum dilakukan rekapitulasi
 laporan khusus dari pembina wilayah, bidan di
Desa/pamong
3. Manfaat Data Hasil Penimbangan Balita

• Perencanaan untuk penyusunan langkah-langkah


operasional serta penyusunan prioritas pembinaan
desa di wilayah kerja Puskesmas.
• Pemantauan kinerja UPGK khususnya dalam
kegiatan pemantauan pertumbuhan.
• Penilaian perkembangan kemajuan program
perbaikan gizi masyarakat/keluarga secara umum
di wilayah Puskesmas/Kecamatan.
4. Indikator Yang Dibutuhkan
• K/S
• D/S
• N/D
• BGM/D
• T/D
• 2T/D
• JPL/JPA (Jumlah Posyandu Lapor/Jumlah Posyandu
yang Ada)
• JKA/JK (Jumlah Kader Aktif/Jumlah Kader)
5. Analisis Data

Data hasil penimbangan dianalisis dan informasi yang


diperoleh dapat menggambarkan :
•Pencapaian kegiatan penimbangan balita antar Desa
di wilayah Puskesmas/Kecamatan
Contoh : (di slide selanjutnya)
Hasil Penimbangan Balita
di Kecamatan A, bulan Januari Tahun 2015

Nama
s S K D N T BGM
Desa
Desa A 800 600 500 425 370 30 40
Desa B 750 500 450 320 290 30 35
Desa C 645 400 375 255 145 65 30
Desa D 1125 700 600 510 405 90 45
Desa E 1040 820 760 620 570 25 60
Pusk/Kec 4360 3020 2685 2130 1780 240 210
Cakupan Hasil Kegiatan Penimbangan

No Nama Desa %K/S %D/S %N/D %BGM/D %T/D


1 Desa A 83,3 70,8 46,3 5 5
2 Desa B 90 64 36,3 4,4 6,7
3 Desa C 93,8 63,8 18,1 3,8 25,5
4 Desa D 85,7 72,9 50,6 5,6 17,6
5 Desa E 92,7 75,6 71,3 7,5 4,0
Pusk/Kec 88,9 70,5 83,6 9,9 11,3
6. Pemanfaatan Hasil Analisis
• Hasil analisis kegiatan penimbangan dapat dimanfaatkan oleh :
- Intern kesehatan (lintas program)
- Menyusun langkah operasional untuk peningkatan cakupan program
- Perencanaan yang terkait dengan input (KMS, dll)
- Identifikasi prioritas desa untuk pembinaan pengendalian/penilaian
kualitas program
• Lintas sektor
 data SKDN digunakan oleh Pokja SKPG untuk digabungkan dengan
indikator SKPG lainnya  akan menjadi bahan pembahasan dalam forum
koordinasi lintas sektoral, ex: untuk menentukan Desa rawan pangan/tidak
• Ormas, LSM, dll
- Digunakan sebagai bahan untuk penggerakan masyarakat dalam kegiatan
penimbangan
- Sebagai bahan penyuluhan di tingkat kelompok, dll
• Jumlah Posyandu, indikator SKDN mempunyai arti langsung untuk
perencanaan, pengendalian, penilaian (kualitas pelayanan dan cakupan)
Tindak Lanjut Sesuai Informasi Hasil Analisis
Tindak Lanjut Oleh
Kemungkinan
Informasi Puskesmas/kec Kabupaten
Penyebab

K/S rendah atau KMS kurang Cek kembali data S Mengirim KMS atau
menurun Aktifitas kader dan K mengalokasikan
Mengajukan dana untuk KMS
permintaan KMS ke
Kab

D/S rendah atau Masyarakat kurang Sosialisasi/KIE Membantu kec


menurun tahu manfaat Melakukan umpan dalam penyediaan
Kualitas pelayanan balik ke Desa KIE
di Posyandu kurang Pemberian Kampanye manfaat
ketrampilan penimbangan
Membahas dengan
Pokjanal Posyandu
BGM/D meningkat Penyakit infeksi Pusk melakukan
meningkat pengecekan ke
Konsumsi gizi Desa yang
PEMANFAATAN DATA
DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1. Data yang tersedia

 data yang tersedia di


kabupaten/kota adalah hasil laporan
dari seluruh petugas Puskesmas
Macam-macam data yang tersedia :

1. Jumlah semua balita yang ada di Posyandu di wilayah


kabupaten/kota (S)
2. Jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS di seluruh
Posyandu di wilayah kabupaten/kota (K)
3. Jumlah semua balita yang ditimbang (D)
4. Jumlah balita yang naik berat badannya (N)
5. Jumlah balita BGM
6. Jumlah balita yang tidak naik berat badannya (T)
7. Jumlah Posyandu yang ada di seluruh desa di wilayah
kabupaten/kota
8. Jumlah kader yang ada di seluruh desa di wilayah kabupaten/kota
9. Jumlah kader aktif  jumlah kader yang ada di seluruh desa di
wilayah kabupaten/kota yang terlibat dalam penyelenggaraan
penimbangan bulanan
2. Sumber data dan cara
mendapatkan data

Data hasil penimbangan bulanan Posyandu


yang sudah dikompilasi oleh :
• Tingkat desa (dari masing-masing Posyandu)
yang kemudian dilaporkan ke tingkat
Puskesmas/Kecamatan
• Tingkat Puskesmas/Kecamatan (dari
masing-masin desa)  dilaporkan secara
rutin ke tingkat Kabupaten/Kota
3. Indikator yang dibutuhkan

a. K/S  mengindikasikan tingkat cakupan progra


b. %D/S  mengindikassikan tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan penimbangan bulanan
c. %N/D  mengindikasikan tingkat perkembangan BB
balita
d. BGM/D  mengindikasikan jumlah keadaan gizi
buruk balita
e. % Posyandu yang laporan
f. % T/S  mengindikasikan kualitas program
pemantauan pertumbuhan
g. SKDN
4. Interpretasi Hasil Analisis

a. Indikator %K/S  gambaran tentang cakupan


program
≥ 80% : baik
70% - 79% : cukup baik
<70% : kurang
b. Indikator % D/S  menunjukkan tingkat partisipasi
masyarakat
≥ 80% : baik
70% - 80% : cukup baik
<70% : kurang
Lanjutan....
c. Indikator %N/D  menunjukkan persentase
balita yang tumbuh dengan baik
≥ 80% : baik
70% - 79% : cukup baik
<70% : kurang
d. Indikator %BGM/D  menunjukkan persentase
balita yang keadaan gizinya memerlukan
perhatian khusus
<1% : aman
1 – 1,9% : waspada
>2% : bahaya/serius
Lanjutan....

e. %T/S  menunjukkan kualitas program


pemantauan pertumbuhan
<20% : aman
20 – 29,9% : waspada
>30% : bahaya/serius
5. Manfaat Hasil Penimbangan Bulanan

a. Perencanaan peningkatan kinerja Posyandu


termasuk peningkatan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan Posyandu
b. Perencanaan program upaya perbaikan gizi
masyarakat termasuk perumusan kebijakan dan
penyusunan prioritas program dan wilayah
c. Penilaian keadaan gizi balita antar wilayah
kecamatan
d. Penilaian perkembangan gizi masyarakat secara
teratur dan berkala (setahun sekali) di wilayah
Kabupaten/Kota
5. Interpretasi Hasil Analisis

• Indikator %K/S memberikan gambaran


tentang cakupan program
• Indikator %D/S menunjukkan tingkat
partisipasi masyarakat
• Indikator %N/D menunjukkan persentase
balita yang tumbuh dengan baik
• Indiktor %BGM/D menunjukkan persentase
balita yang keadaan gizinya memerlukan
perhatian khusus
6. Pemanfaatan Hasil Analisis

• Oleh sektor kesehatan


 untuk perencanaan, khususnya di program gizi
• Oleh lintas sektor
 sebagai indikator dalam SKPG

Kebijakan dan perencanaan program


secara lintas sektor
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai