Kriteria 2.6.1 Cakupan dan Pelaksanaan UKM Esensial Promosi Kesehatan
1. Presentasi posyandu aktif sesuai dengan target yang telah ditetapkan menurut ketentuan perundang-undangan 2. Terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman 3. Melakukan proses pemberdayaan masyarakat : a. Pengenalan kondisi desa/kelurahan b. Survei mawas diri c. Musyawarah di desa/kelurahan d. Perencanaan partisipatif e. Pelaksanaan kegiatan f. Pembinaan kelestarian
Kriteria 2.6.2 Cakupan dan Pelaksanaan UKM Esensial Penyehatan Lingkungan
1. Jumlah desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 2. Persentase fasilitas umum (TFU) yang dalam pengawasan 3. Persentase tempat pengolahan pangan (TPP) yang dalam pengawasan
Kriteria 2.6.3 Cakupan dan Pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga
1. Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal terpadu (SPM) 2. Persentase balita mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar minimal (SPM) 3. Persentase anak usia sekolah dan remaja masuk dalam penjaringan kesehatan 4. Persentase calon pengantin mendapatkan skrining kesehatan 5. Persentase pasangan usia subur (PUS) yang mendapatkan pelayanan kontrasepsi 6. Persentase lanjut usia mendapatkan pelayanan kesehatan (SPM)
Kriteria 2.6.4 Cakupan dan Pelaksanaan UKM Esensial Gizi
1. Persentase bayi usia kurang dari enam bulan mendapat ASI eksklusif 2. Persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat makanan pendampingan ASI (MP- ASI) 3. Persentase balita gizi kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi Tindakan atau intervensi gizi spesifik berdasarkan hasil analisis dan sumber daya yang tersedia: 1. Suplementasi tablet tambah darah (TDD) pada ibu hamil dan remaja putri; 2. Pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil KEK; 3. Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita gizi kurang; 4. Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA); 5. Pemantauan pertumbuhan balita; 6. Suplementasi kapsul vitamin A pada balita dan ibu nifas; 7. Suplementasi taburia untuk Balita 6 - 59 bulan dengan prioritas 6 - 23 bulan (saat ini baru dilakukan di beberapa kabupaten/kota terpilih); 8. Pencegahan dan tata laksana gizi buruk
Kriteria 2.6.5 Cakupan dan Pelaksanaan UKM Esensial Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diukur dengan 3
(tiga) indikator kinerja utama pelayanan berdasarkan : 1. Prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. 2. Penetapan indikator kinerja utama pelayanan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit terintegrasi dengan penetapan indikator kinerja Puskesmas
4.1 Pencegahan dan Penurunan Stunting
Intervensi gizi sensitif antara lain, meliputi :
1. Perlindungan social 2. Penguatan pertanian 3. Perbaikan air dan sanitasi lingkungan 4. Keluarga berencana 5. Perkembangan anak usia dini 6. Kesehatan mental ibu 7. Perlindungan anak 8. Pendidikan dalam kelas.
Intervensi gizi spesifik meliputi :
1. Pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja puteri 2. Pemberian tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil 3. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil kurang energi kronik (KEK) 4. Promosi/konseling pemberian makanan bayi dan anak (IMD, ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI yang tepat) 5. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita 6. Tata laksana balita gizi buruk 7. Pemberian vitamin A bayi dan balita 8. Pemberian tambahan asupan gizi untuk balita gizi kurang 9. Penganekaragaman makanan 10.Suplementasi/fortifikasi gizi mikro 11.Manajemen dan pencegahan penyakit 12.Intervensi gizi dalam kedaruratan 13.Kampanye asupan protein hewani pada ibu hamil, ASI eksklusif dan MPASI kepada bayi dan balita.
4.2 Penurunan Jumlah Kematian Ibu dan Jumlah Kematian Bayi
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan
kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir. (SPM)
4.3 Peningkatan Cakupan dan Mutu Imunisasi
Penetapan indikator kinerja imunisasi terintegrasi dengan penetapan indikator
kinerja Puskesmas
Yang harus dipenuhi :
1) Cakupan indikator kinerja imunisasi 2) Stok dan pemakaian vaksin dan logistik lainnya 3) Pengelolaan rantai dingin vaksin (cold chain vaccines) 4) Kondisi peralatan rantai vaksin dan KIPI
4.4 Program penanggulangan Tuberkulosis
Penetapan indikator kinerja TBC terintegrasi dengan penetapan indikator
kinerja Puskesmas
Pelayanan pasien TBC dilaksanakan melalui :
1) Pelayanan kasus TBC Sensitif Obat (SO) yang terdiri atas a. Penemuan kasus TBC secara aktif dan pasif b. Diagnosis dilakukan sesuai standar dengan pemeriksaan tes cepat molekuler, mikroskopis dan biakan c. Pengobatan TBC sesuai standar d. Pemantauan pasien TBC dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis pada akhir bulan ke-2, akhir bulan ke-5 dan pada akhir pengobatan. 2) Pelayanan kasus TBC Resisten Obat (RO) dilakukan dengan : a. Penemuan kasus TBC secara aktif dan pasif b. Kemampuan Puskesmas dalam melakukan penjaringan kasus TBC RO dan merujuk terduga untuk melakukan diagnosis jika diperlukan c. Kemampuan Puskesmas dalam melanjutkan pengobatan pasien TBC RO d. Kemampuan Puskesmas dalam melakukan rujukan pemeriksaan laboratorium dan tindak lanjut (follow up) bagi pengguna layanan TBC RO 3) Pemberian pengobatan pencegahan TBC pada anak dan ODHA 4) Pemberian edukasi tentang penularan. Pencegahan penyakit TB dan etika batuk kepada pasien dan keluarga 5) Pemberian layanan oleh Puskesmas dalam pengawasan menelan obat (PMO) bagi pasien TBC SO dan TBC RO. 6) Puskesmas membentuk tim DOTS
4.5 Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risikonya
Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui :
1) Promotif a. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular kepada masyarakat minimal sebulan sekali (pola konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, pencegahan obesitas, penghentian kebiasaan merokok, aktivitas fisik, factor risiko kanker leher Rahim dan kanker payudara, faktor risiko PTM) b. Media KIE PTM 2) Preventif a. Penyelenggaraan UKBM melalui Posbindu PTM b. Tahapan kegiatan Posbindu c. Kalibrasi terhadap alat ukur digital d. Penyelenggaraan layanan konseling UBM e. Pembuatan KTR di lingkungan Puskesmas di tujuh tatanan f. Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher Rahim dengan SADANIS dan IVA test pada perempuan usia 30-50 tahun yang sudah pernah melakukan kontak seksual. 3) Kuratif dan rehabilitative melalui upaya : a. Menguatkan akses pelayanan terpadu PTM di Puskesmas b. Menguatkan system rujukan dari UKBM ke FKTP c. Menindaklanjuti Program Rujuk Balik (PRB) PTM d. Menindaklanjuti pelayanan paliatif berbasis komunitas sesuai standar e. Menyelenggarakan pelayanan sesuai panduan praktik klinis algaritma penyakit PTM (DM, Hipertensi)