Anda di halaman 1dari 40

PROGRAM PENCEGAHAN & PENGENDALIAN CACINGAN

DI DAERAH STUNTING

SUBDIT FILARIASIS DAN KECACINGAN


DIT. P2PTVZ
SITUASI CACINGAN DI INDONESIA

Cacingan merupakan salah satu diantara 8 penyakit menular


tropik terabaikan (NTDs) yang ada di Indonesia

Rata-rata Prevalensi Nasional 28,25%


Soil Transmitted Helminths

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing dalam tubuh manusia yang
ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminths/STH), yaitu cacing yang dalam siklus
hidupnya memerlukan tanah yang sesuai untuk berkembang menjadi bentuk infektif

Cacing Cambuk
Cacing Tambang
Cacing Gelang
Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura Necator americanus Ancylostoma duodenale
SIKLUS CACINGAN
Telur dan larva cacing
berkembang di tanah yang
terkontaminasi
REGULASI
• Permenkes No. 15 tahun 2017 tentang
Penanggulangan Cacingan

• Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tentang


Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal Cacingan di Daerah
Intervensi Stunting tahun 2019
TARGET & STRATEGI
PERCEPATAN PELAKSANAAN PROGRAM KECACINGAN

Penurunan prevalensi
Indonesia reduksi cacingan sampai dengan
cacingan tahun TA R G E T di bawah 10% (sepuluh
2019 persen) di setiap
kabupaten/kota
STRATEGI PERCEPATAN PELAKSANAAN PROGRAM KECACINGAN

STRATEGI STRATEGI
1. Meningkatkan komitmen Pemerintah Pusat 4. Mendorong program Penanggulangan
dan Pemerintah Daerah untuk menjadikan Cacingan masuk dalam rencana perbaikan
program penanggulangan cacingan sebagai kualitas air serta berkoordinasi dengan
program prioritas kementerian yang bertanggung jawab dalam
penyediaan sarana air bersih
2. Meningkatkan koordinasi lintas program, lintas
sektor, dan peran serta masyarakat dengan 5. Melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih
mendorong kemitraan baik dengan kelompok dan sehat di pendidikan anak usia dini dan
usaha maupun lembaga swadaya masyarakat sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah; dan

3. Mengintegrasikan kegiatan Penanggulangan 6. Melakukan pembinaan dan evaluasi dalam


Cacingan dengan kegiatan lintas program pelaksanaan Penanggulangan Cacingan di
lainnya; daerah
Promosi Kesehatan

Sueveilans Cacingan
KEGIATAN
PENANGGULANGAN Pengendalian Faktor Risiko
KECACINGAN
Penanganan Penderita

POPM Cacingan
KEGIATAN PENANGGULANGAN KECACINGAN (1)
Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat

• Cuci tangan pakai sabun


Meningkatkan
Koordinasi Promosi Meningkatkan • Menggunakan air bersih untuk
Institusi dan Kesehatan PHBS
Lembaga Terkait keperluan rumah tangga

• Menjaga kebersihan & keamanan


makanan

• Menggunakan jamban sehat


Meningkatkan
Perilaku
Mengkonsumsi • Mengupayakan kondisi
Obat Cacing
lingkungan yang sehat
KEGIATAN PENANGGULANGAN KECACINGAN (2)

SURVEILANS CACINGAN

Penemuan Kasus Cacingan Survei Faktor Risiko Survei Prevalensi Cacingan


• Aktif • Kuesioner terstruktur • Pemeriksaan tinja
• Pasif pada anak SD/MI secara sampling
KEGIATAN PENANGGULANGAN KECACINGAN (3)

Pengendalian Penanganan
POPM Cacingan
Faktor Risiko Penderita
• Menjaga • Pengobatan • Pada anak 1 – 12
kebersihan penderita tahun
perorangan • Penanganan • Berdasarkan
• Menjaga komplikasi prevalensi daerah
kebersihan cacingan • Terintegrasi
lingkungan • Konseling kepada dengan
penderita dan kegiatan/program
keluarga lainnya
KEBIJAKAN
PELAKSANAAN PROGRAM KECACINGAN 1. pemberian obat
pencegahan massal
cacingan untuk
menghentikan
kelompok anak usia penyebaran telur
Upaya balita
cacing dari penderita
penanggulangan
ke lingkungan
cacingan diarahkan
anak usia pra sekolah sekitarnya
pada pemutusan
2. peningkatan higiene
rantai penularan
sanitasi
cacingan anak usia SD atau
Madrasah Ibtidaiyah 3. pembudayaan
perilaku hidup bersih
dan sehat melalui
promosi kesehatan
KOORDINASI DAN INTEGRASI DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM KECACINGAN
Direktorat B/BTKL-PP, Puslitbang Biomedis dan
P2PTVZ, Kemkes Teknologi Dasar Kesehatan,
Direktorat Gizi
Kemkes Kemkes
Masyarakat, Kemkes
Direktorat Pembinaan
Direktorat Kesehatan
Pendidikan Keluarga,
Keluarga, Kemkes
Kemendikbud
Direktorat Kesehatan Direktorat Pembinaan
Lingkungan, Kemkes CACINGAN Sekolah Dasar atau MI,
Kemendikbud
Direktorat Promosi
Kesehatan dan Direktorat Pembinaan
Pemberdayaan Pendidikan Anak Usia
Masyarakat, Kemkes Dini, Kemendikbud

Direktorat Pondok Direktorat Pendidikan


Pesantren Kemenag Perguruan LSM Madrasah, Kemenag
Tinggi
Sasaran Minum Jumlah yang Cakupan POPM
No Kabupaten/Kota
Obat Cacing Minum Obat Kecacingan
CAKUPAN POPM KECACINGAN PROVINSI BALI
TAHUN 2018
1 Tabanan 65,364 65,364 100%
2 Badung 104,165 104,633 100%
3 Jembrana 48,808 48,746 100%
4 Buleleng 133,591 131,914 99%
5 Gianyar (Putaran 1) 89,230 81,910 92%
Gianyar (Putaran 2) 81,583 81,611 100%
6 Bangli 44,951 42,477 94%
7 Karangasem 75,882 75,528 100%
8 Kota Denpasar 141,175 144,023 102%
9 Klungkung 32,676 32,682 100%
Bali 817,425 808,888 99%

1.04
Cakupan POPM

102%
1.02 100% 100% 100% 100% 100%
100% 99% 99%
1
0.98
0.96 94% 94%
0.94
0.92 92%
0.9
0.88
0.86

Putaran 1 Putaran 2 Non Stunting Kab/Kota


Survei Evaluasi Prevalensi di Prov. Bali 2018

Tahun Intervensi Survei Evaluasi Prevalensi


NO Kabupaten / Kota
Stunting Cacingan 2018

1 Gianyar 2018 SD 4,28% ; Balita 0,95% ; Bumil 4,2%

2 Buleleng 2019 0,7 %

• Pelaksana Survei  Dit. P2PTVZ dan BTKL Surabaya


• Merupakan Kabupaten intervensi stunting
Faktor Risiko Cacingan

1. Higiene sanitasi yang


kurang baik
• Air bersih sukar
didapat 2. Status gizi 3. Sosial
• Jamban keluarga
kurang baik ekonomi
tidak tersedia
• Higiene perorangan keluarga
kurang baik : tidak kurang baik
cuci tangan, jarang
mandi, tidak
memakai alas kaki
Upaya Akselerasi Pemberian Obat Cacing

Melakukan kegiatan Pemberian Obat Masal Pencegahan filariasis yang juga


mencakup pemberian obat cacing pada anak sekolah dan pra sekolah

Integrasi dengan kegiatan UKS di SD/MI melalui penjaringan anak sekolah

Integrasi dengan pemberian vitamin A

Integrasi dengan distribusi kelambu di daerah endemis malaria

Intergrasi dengan program gizi PMT-Balita/PMTAS

Integrasi dengan program PHBS


Strategi Integrasi
POPM Filariasis dan Cacingan
• Usia 12-23 bulan mendapat:
Albendazole
Usia 1-12 tahun • Usia 2-12 tahun mendapat:
mendapat Albendazole Albendazole & DEC

DAERAH
ENDEMIS FEB APR AGS OKT
FILARIASIS

DAERAH
NON
ENDEMIS Pemberian Obat Cacing pada
FILARIASIS usia 1-12 tahun berintegrasi
dengan kegiatan: bulan Vit. A
& UKS
Strategi Terintegrasi dengan Kesehatan Lingkungan

WASHED
• Water – Akses air bersih untuk cuci tangan dan membersihkan
bahan makan, untuk menekan resiko re-infeksi STH
• Sanitation - Kakus bersih untuk menampung kotoran manusia
agar tidak dibuang di tempat-tempat dimana manusia tinggal,
bekerja dan bermain
• Hygiene Education – Kesehatan perseorangan dan kesehatan
lingkungan untuk menekan resiko re-infeksi STH dan mencegah
infeksi baru
• Deworming – Pemberian obat cacing untuk menurunkan angka
infeksi cacingan
Integrasi Program Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar

• Penjaringan anak kelas 1 SD/MI, untuk


pemeriksaan tinja dan pemberian obat
cacing massal pada anak SD/MI

• Pemeriksaan kesehatan berkala anak


SD/MI untuk pemberian obat cacing
massal
• Usaha Kesehatan Sekolah SD/MI
(pemberian obat cacing pada anak
kelas 1 sd 6 SD/MI sebagai salah satu
Program Kesehatan UKS)
Integrasi Program Kesehatan Anak Balita

• Pemberian vitamin A bersama dengan pemberian obat


cacing massal

Integrasi Program Gizi


 Pembinaan Teknis Gizi
 pemberian obat cacing & program penanggulangan
anemia (pemberian tablet besi atau fortifikasi besi)
 pemberian obat cacing massal & program PMT-AS
Integrasi Program Promosi Kesehatan

PHBS
• Cuci tangan pakai sabun dan air bersih
• BAB dan BAK menggunakan jamban
sehat
• Jajan di kantin sehat di sekolah
• Kuku pendek dan bersih
• Memakai alas kaki
Sistem Pelaporan Kecacingan
• Pelaporan diterima oleh Kemenkes setiap akhir november bulan berjalan dengan
menggunakan formulir pelaporan yang menjadi lampiran Permenkes 15/2017
Upaya Percepatan Pencapaian Target

 Advokasi dan sosialisasi POPM Cacingan di seluruh kabupaten/kota

 Peningkatan kapasitas petugas dalam pelaksanaan pengendalian Cacingan

 Integrasi POPM Cacingan dengan Lintas Program Lainnya

 Pelaksanaan POPM Cacingan di 160 Kabupaten/Kota Prioritas Intervensi Stunting :

putaran-1 pada Bulan Februari dan April; dan

putaran-2 pada Bulan Agustus dan Oktober

 Penyediaan anggaran dana APBN untuk daerah melalui dana dekon, DAK dan
anggaran UPT
Peran Pusat dan Daerah dalam Penanggulangan Cacingan

PERAN PUSAT
• Penyediaan obat Albendazole
• Penyediaan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria
• Peningkatan kapasitas petugas dan bimtek
• Media KIE
• Stimulan operasional melalui dana Dekon

PERAN DAERAH
• Menjamin ketersediaan dana operasional POPM
• Menjamin tatalaksana kasus kronis filariasis
• Menjamin keberlangsungan promosi kesehatan
Jukren Dekon
Sasaran/Indikator/Output/Sub Sub Komponen/Detil Keterangan
Output/Komponen Kegiatan
Sosialisasi dan Advokasi POPM Sosialisasi dan Advokasi POPM • Sosialisasi dan Advokasi POPM
Cacingan Kecacingan Kecacingan tingkat Provinsi dilakukan
dengan melibatkan LSLP terkait dari
Kab/Kota
• Koordinasi Pelaksanaan Survei

Pelaksanaan POPM Cacingan di Pelaksanaan POPM Kecacingan Kegiatan Terdiri dari :


Kab/Kota • Pelaksanaan POPM Kecacingan
• Sweeping dalam peningkatan cakupan
POPM
• Monev dan Bimtek POPM Filaraiasis &
Cacingan oleh Provinsi dan Kab/Kota
• Pelacakan KIPPO
DAK Non Fisik
Sasaran/Indikator/Output/Sub Sub Komponen/Detil Kegiatan
Output/Komponen
Pembentukan dan Pelatihan Kader Pembentukan dan Pelatihan kader P2PTVZ (POPM Filariasis, Cacingan,
dan Tenaga Kesehatan Schistosomiasis, Jumantik, Juru Malaria Desa)

Peningkatan Kapasitas tenaga kesehatan program P2PTVZ (Filariasis,


cacingan, Schistosomiasis/Zoonosis/Malaria/DBD)

Pelaksanaan POPM 1. Sosialisasai POPM Filariasis/cacingan/Schistosomiasis dan


pendatasasaran POPM Filariasis/cacingan/Schistosomiasis
2. Distribusi Obat ke Masyarakat untuk POPM
Filariasis/cacingan/Schistosomiasis
3. Sweeping untuk Meningkatkan Cakupan POPM
Filariasis/cacingan/Schistosomiasis
4. Pelacakan kejadian Ikutan Pasca POPM
Filariasis/cacingan/Schistosomiasis
INTEGRASI PROGRAM KECACINGAN DENGAN
RENCANA AKSI PERBAIKAN GIZI PRIORITAS
UNTUK DAERAH STUNTING
PILAR PENANGANAN STUNTING
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Kampanye Nasional Konvergensi,
Komitmen dan Berfokus pada Koordinasi, dan Mendorong Pemantauan
pemahaman,
Visi Pimpinan Konsolidasi Kebijakan dan Evaluasi
perubahan
Tertinggi Negara perilaku, komitmen Program Nasional, “Nutritional
politik dan Daerah, dan Food Security”
akuntabilitas Masyarakat

INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF

TUMBUH KEMBANG ANAK YANG MAKSIMAL


(dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik siap untuk belajar, berinovasi dan
berkompetisi)

MENGURANGI
MENINGKATKAN DAYA SAING
KESENJANGAN/INEQUALITY
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN STIMULASI – PENGASUHAN dan


(HPK) PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

30
Strategi Utama Penurunan Stunting:
Pendekatan Multisektor dan Intervensi Terintegrasi
Intervensi Gizi Spesifik (Kemkes) Intervensi Gizi Sensitif
• Suplementasi gizi makro dan mikro (TTD,
Vitamin A, taburia)
• ASI Eksklusif, MP-ASI
Kem Air bersih dan
• Fortifikasi PAUD Kemdikbud sanitasi
PU&PR
• Kampanye gizi seimbang
• Kelas ibu hamil
• Obat cacing
• Penanganan kekurangan gizi Ketahanan
Fortifikasi Kemperin Kemtan
pangan
• JKN

Enabling Factors Bantuan


Kemsos BPOM Keamanan pangan
pangan non
• Kemdagri (NIK, akta lahir, APBD) tunai, PKH

• Kemendes PDTT (Dana Desa)

• Kemenkeu (Dana Insentif Daerah) Kesehatan Kursus


reproduksi, Bina BKKBN Kemenag pranikah,
Keluarga Balita pendidikan gizi,
pemuka agama
Bappenas: Koordinator Pelaksana
Teknis
Intervensi Penurunan Stunting di Desa- CASH FOR WORK
Tablet Tambah Darah
untuk Remaja Putri,
Calon Pengantin, dan Suplementasi
STBM
Ibu Hamil Vitamin A
Pemberian Makanan
Suplementasi PAMSIMAS
Tambahan untuk Ibu multivitamin dan
Hamil Kurang Energi mineral (taburia)
Kronis (KEK)
Pemberian Makanan SANIMAS
Kelambu dan Obat Tambahan untuk
Malaria (Endemis) Balita kurus

Kawasan
Pemberian obat Rumah Pangan
Promosi menyusui
(ASI eksklusif)
cacing Lestari

Kegiatan
Promosi Makanan Posyandu
Pendamping-ASI Program
Keluarga
Harapan
Pendidikan
Bina Keluarga
Anak Usia Dini
Balita
Kementerian=PPN/Bappenas
33
INTERVENSI KEMENTERIAN KESEHATAN
DALAM UPAYA PERBAIKAN GIZI
Intervensi Gizi Spesifik
1. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, calon pengantin,
ibu hamil (suplementasi besi folat) Intervensi Gizi Sensitif lingkup Kemenkes:
2. Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah 1. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
3. Kelas Ibu Hamil 2. Penyediaan air bersih dan sanitasi
4. Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi ibu hamil yang 3. Pendidikan gizi masyarakat
positif malaria 4. Imunisasi
5. Pengendalian penyakit Malaria
5. Suplementasi vitamin A
6. Pengendalian penyakit TB
6. Promosi ASI Eksklusif 7. Pengendalian penyakit HIV/AIDS
7. Promosi Makanan Pendamping-ASI 8. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan
8. Suplemen gizi mikro (Taburia) Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
9. Suplemen gizi makro (PMT) 9. Jaminan Kesehatan Nasional
10. Jaminan Persalinan (Jampersal)
10. Promosi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodium dan besi
11. Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga
11. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku (PIS PK)
12. Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk 12. Nusantara Sehat (Tenaga Ahli Gizi dan Tenaga Promosi
13. PEMBERIAN OBAT CACING Kesehatan, Tenaga Kesling)
13. Akreditasi Puskesmas dan RS
14. Zinc untuk manajemen diare

ANUNG untuk POPM Ditjen P2P 33


Upaya dalam Penanggulangan Cacingan di
160 Kab/Kota Intervensi Stunting

1. Pemberian Obat Pencegahan Massal pada penduduk sasaran usia 1-12


tahun dilaksanakan 2x setahun, dengan interval 6 bulan
2. Pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala anemia
3. Pemberian obat cacing pada trimester kedua usia kehamilan pada bumil
yang hasil pemeriksaan cacingannya positif telur cacing
4. Survey evaluasi prevalensi pasca POPM 5 tahun Filariasis/Cacing di wilayah
fokus stunting
Rencana Aksi Kegiatan Spesifik dan Sensitif Lintas K/L
Suplementasi gizi; Promosi ASI, MP-ASI, PAUD-HI dengan intervensi kesehatan &
fortifikasi; Pendidikan gizi; Promosi & gizi; Pendidikan kesehatan reproduksi
kampanye gizi seimbang; Kecacingan; Tata
Laksana Gizi; JKN
Ketahanan pangan;
Air bersih dan Pemanfaatan pekarangan
sanitasi rumah tangga (KRPL)
Pembinaan iodisasi garam;
Bantuan Pangan Non-Tunai;
Pengawasan fortifikasi
PKH
garam pangan;
Keamanan
Monitoring makanan Pendidikan kesehatan
terfortifikasi reproduksi remaja; Bina
Keluarga Balita (BKB)
Kursus calon pengantin; NIK; Akta kelahiran; Fasilitasi
Pendidikan kesehatan & gizi program & kegiatan gizi dalam
untuk madrasah & pondok
APBD
pesantren; Mendorong peran
ulama dalam gizi & kesehatan
Dana Insentif Dana Desa
Daerah

35
Rencana Aksi Nasional Kegiatan Intervensi

Intervensi Gizi Spesifik

Kementerian/Lembaga Rancangan Kegiatan Kegiatan yang harus dilakukan

Kementerian Kesehatan 1. Suplementasi gizi untuk remaja putri, calon Meningkatkan kualitas, coverage, dan
pengantin, Ibu hamil, dan anak balita compliance serta promosi dan edukasi
2. Promosi ASI Eksklusif, Makanan Memperkuat strategi KIE, perubahan
Pendamping-ASI, dan fortifikasi perilaku, dan penyiapan konselor menyusui
3. Pendidikan gizi Memperkuat strategi KIE dan perubahan
perilaku
4. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan Memperkuat strategi KIE dan perubahan
perubahan perilaku perilaku
5. Pemberian obat cacing Meningkatkan coverage atau jumlah

6. Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk Meningkatkan kualitas layanan

7. Jaminan Kesehatan Nasional Meningkatkan coverage atau jumlah

Seluruh target perlu mendapat intervensi gizi spesifik 100%


36
INTEGRASI PELAKSANAAN KEGIATAN
1.INTEGRASI WAKTU pelaksanaan pemberian obat cacing dengan vitamin A (bulan
Februari dan Agustus) untuk Balita.
2.INTEGRASI MEKANISME PELAYANAN bagi ibu hamil dan sasaran lainnya.
3.INTEGRASI DISTRIBUSI LOGISTIK dari tingkat Kabupaten, Puskemas dan jaringan
pelayanannya sampai di tingkat desa.
4.INTEGRASI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN antara kecacingan, pelayanan ibu
hamil, pelayanan kesehatan anak dan lainnya
5.INTEGRASI PENCATATAN DI KOMUNITAS dan RUMAH TANGGA menggunakan
buku KIA untuk ibu hamil – Balita, Rapor Kesehatanku untuk anak sekolah

37
Tujuan Intervensi Terintegrasi

• Tujuan implementasi intervensi terintegrasi antara lain:

1) Mengintegrasikan seluruh intervensi kesehatan (spesifik) dan non-kesehatan


(sensitif)

2) Mengimplementasikan pendekatan HITS (holistik, integratif, tematik, dan


spasial) dan money follow program percepatan perbaikan gizi
Kegiatan Intervensi Stunting di 160 Kabupaten Tahun 2019
No Kegiatan
1 Penguatan Surveilans Gizi dan Proses Asuhan Gizi
2 Penyediaan Suplementasi Gizi Mikro
3 Penyediaan PMT Balita dan Ibu Hamil
4 Penyediaan Paket Kelas Ibu Hamil
5 Orientasi STBM Stunting
6 Penyediaan Sanitarian Kit, Kesling Kit, Parsipatori Kesling Kit dan cetakan Jamban

7 Sweeping Peningkatan cakupan POPM Cacingan


8 Monitoring dan Evaluasi POPM Cacingan
9 Penyediaan Obat Kecacingan
10 Penugasan Tenaga Kesehatan secara Team Based (Nusantara Sehat)
39
SEHAT DIMULAI DARI SAYA
TERIMA KASIH

40

Anda mungkin juga menyukai