Anda di halaman 1dari 37

Lina Widyastuti, SKM, MAPS Jakarta, 25 dan 26 April 2022

dr. Fajar Firdawati

Disampaikan Pada
Kegiatan Orientasi bagi SATGAS Percepatan Penunurunan Stunting Provinsi dan Kabupaten/Kota
BKKBN
Sebagai
KETUA PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden pada rapat terbatas (ratas) percepatan
penurunan stunting tanggal 28 Januari 2021

melalui

menjadi 14% pendekatan


keluarga

Rencana Aksi Nasional (pasal 8)

Mekanisme Dan Tata Kerja (pasal 19)

Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan (pasal 26)

PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun 2021 Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
tentang Percepatan Penurunan Stunting Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
KETENTUAN UMUM (Perpres 72 Tahun 2021)

PEMANGKU INTERVENSI INTERVENSI


STUNTING
KEPENTINGAN SPESIFIK SENSITIF
Gangguan pertumbuhan dan Orang perseorangan, Kegiatan yang kegiatan yang
perkembangan anak akibat masyarakat, akademisi, dilaksanakan untuk dilaksanakan untuk
kekurangan gizi kronis dan organisasi profesi, dunia mengatasi penyebab mengatasi penyebab
infeksi berulang. usaha, media massa, langsung terjadinya tidak langsung
organisasi masyarakat sipil, stunting. terjadinya Stunting.
panjang atau tinggi badan
di bawah standar yang perguruan tinggi, tokoh 1000 HPK
ditetapkan oleh menteri masyarakat, tokoh agama, dan
yang menyelenggarakan mitra pembangunan, yang
urusan pemerintahan di terkait dengan Percepatan
bidang kesehatan. Penurunan Stunting.
STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(Perpres 72 Tahun 2021)

STRANAS :Acuan Dalam Rangka Menyelenggarakan


Percepatan Penurunan Stunting
14%
TUJUAN PILAR STRANAS RENCANA AKSI NASIONAL
Pendekatan Keluarga
1. Menurunkan prevalensi 1. Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di
1. Penyediaan data keluarga
stunting kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah berisiko stunting
2. Meningkatkan kualitas 2. Pendampingan keluarga
penyiapan kehidupan Desa;
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan berisiko stunting
berkeluarga 3. Pendampingan semua calon
3. Menjamin pemenuhan pemberdayaan masyarakat;
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan pengantin/calon PUS;
asupan gizi 4. Surveilans keluarga berisiko
Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga, Pemerintah
4. Memperbaiki pola asuh stunting
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
5. Meningkatkan akses dan dan Pemerintah Desa; 5. Audit kasus stunting
kualitas pelayanan 4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat;
6. Meningkatkan akses air 5. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi,
minum dan sanitasi Ditetapkan oleh Kepala
riset, dan inovasi
BKKBN
14% di Tahun 2024
RAN-PASTI
PERPRES 72/2021 Peraturan BKKBN No
12/2021

TARGET ANTARA : 3 KLUSTER


(DATA PRESISI, OPERASIONAL &
20 INDIKATOR MANAJERIAL)
SASARAN
8 KEGIATAN PRIORTAS
5 PILAR STRANAS : 47 KEGIATAN
12 KEGIATAN OPERASIONAL
71 KELUARAN 90 INDIKATOR
KEBERHASILAN
Sasaran, Indikator dan Target Antara Percepatan Penurunan Stunting
(Perpres 72 Tahun 2021)

Layanan Intervensi Layanan Intervensi


Spesifik Sensitif
(%) ibu hamil Kurang Energi (%) pelayanan Keluarga
(%) ibu hamil yang (%) kehamilan yang tidak
Kronik (KEK) yang Berencana (KB) pasca
mengonsumsi Tablet Tambah diinginkan
mendapatkan tambahan persalinan.
Darah (TTD) min. 90 tablet
asupan gizi. selama masa kehamilan.
Cakupan PUS yang (%) rumah tangga yang
memperoleh pemeriksaan mendapatkan akses air
(%) remaja putri yang kesehatan sebagai bagian minum layak di kab/kota
(%) bayi usia kurang dari 6 bulan
mengonsumsi Tablet dari pelayanan nikah. lokasi prioritas.
mendapat air susu ibu (ASI)
Tambah Darah (TTD). eksklusif.
(%) rumah tangga yang Cakupan Penerima Bantuan
mendapatkan akses sanitasi Iuran Jaminan Kesehatan
(%) anak usia 6-23 bulan layak di kab/kota lokasi Nasional dari 40% penduduk
(%) anak berusia di bawah lima
yang mendapat Makanan prioritas. berpendapatan terendah.
tahun (balita) gizi buruk yang
Pendamping Air Susu Ibu mendapat pelayanan tata Cakupan keluarga berisiko Jumlah keluarga miskin dan
(MP-ASI). laksana gizi buruk. Stunting yang memperoleh rentan yang memperoleh
pendampingan bantuan tunai bersyarat.
(%) anak berusia di bawah (%) anak berusia di bawah lima
lima tahun (balita) yang tahun (balita) gizi kurang yang (%) target sasaran yang
Jumlah keluarga miskin dan
dipantau pertumbuhan dan mendapat tambahan asupan memiliki pemahaman baik
rentan yang menerima
perkembangannya. gizi. tentang Stunting di lokasi
bantuan sosial pangan.
prioritas

(%) balita yang (%) desa/kelurahan stop Buang


memperoleh imunisasi Air Besar Sembarangan atau
dasar lengkap Open Defecation Free
APA ITU RAN PASTI?
RENCANA AKSI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING INDONESIA TAHUN 2021-2024

BAB II Rencana Aksi Nasional


Rencana Aksi Nasional
(pasal 8 ayat 2) 1. penyediaan data keluarga berisiko
Stunting Kluster data presisi
1. penyediaan data keluarga berisiko
2. pendampingan keluarga berisiko
Stunting
Stunting
2. pendampingan keluarga berisiko
Stunting Kegiatan 3.pendampingan semua calon

3.pendampingan semua calon


Prioritas pengantin/calon PUS; Kluster operasional
pengantin/calon PUS; 4. surveilans keluarga berisiko Stunting

4. surveilans keluarga berisiko Stunting 5. audit kasus Stunting

5. audit kasus Stunting 6. perencanan dan penganggaran


7. pengawasan dan pembinaan Kluster manajerial
Mekanisme dan Tata Kerja akuntabilitas
(pasal 19, ayat 4)
8. pemantauan, evaluasi & pelaporan
Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan
(pasal 26) BAB III MEKANISME DAN TATA KERJA

BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN


PELAPORAN
Peraturan Presiden No 72/2021 Peraturan BKKBN No 12/2022
PENDEKATAN RAN PASTI
INTERVENSI HULU
a. Penekanan intervensi pada PENCEGAHAN
INTERVENSI SPESIFIK DAN Pendekatan
lahirnya bayi stunted dengan mempersiapkan
Keluarga
SENSITIF Berisiko kehamilan calon pengantin/calon ibu melalui
Stunting perencanaan kehidupan berkeluarga.
Fokus pada program INKUBASI b. PENANGANAN balita stunting melalui
yang memperhatikan kesehatan intervensi kuratif.
dan kecukupan gizi:
3 bulan CATIN+ IBU HAMIL+ IBU
MASA INTERVAL RAN Pendekatan PENTAHELIX
+BADUTA/BALITA yang didukung
dengan penyediaan sanitasi, akses Pendekatan
PASTI Pendekatan
Menyediakan platform Kerjasama
antara pemerintah dan unsur
air bersih serta bansos. Intervensi Multisektor
dan pemangku kepentingan (dunia usaha,
Gizi Terpadu
Multipihak perguruan tinggi, masyarakat dan
media)

Kluster data presisi Kluster manajerial Kluster operasional

KONVERGENSI
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
Apa saja yang dicakup dalam Kegiatan Prioritas?
3. Surveilans keluarga berisiko
1. Penyediaan data: 2. Pendampingan: Stunting:
1. Penapisan kesehatan reproduksi bagi 1. Penyuluhan; • Menyediakan data keluarga berisiko
calon pengantin/calon Pasangan Usia 2. Fasilitasi pelayanan rujukan; dan stunting
Subur (PUS) 3 (tiga) bulan pranikah; 3. Fasilitasi penerimaan program bantuan • Memberikan pertimbangan
2. Penapisan ibu hamil; sosial. pengambilan tindakan yang dibutuhkan
3. Penapisan keluarga terhadap dalam Percepatan Penurunan Stunting
ketersediaan pangan, pola makan, dan • Pendampingan calon pengantin/calon
asupan gizi; Pasangan Usia Subur (PUS) wajib Penggunaan aplikasi elsimil + e PPGBM
4. Penapisan keluarga dengan Pasangan Usia diberikan 3 (tiga) bulan pranikah sebagai
Subur (PUS) pascapersalinan dan pasca
bagian dari pelayanan nikah + 2 juta 4. Audit kasus Stunting:
keguguran;
• Pendampingan Ibu Hamil + 5 juta
5. Penapisan keluarga terhadap pengasuhan
anak berusia di bawah lima tahun (balita); • Pendampingan Baduta + 10 juta
Mencari penyebab terjadinya kasus
6. Penapisan keluarga terhadap kepemilikan Stunting sebagai upaya pencegahan
sarana jamban dan air bersih; dan
terjadinya kasus serupa.
7. Penapisan keluarga terhadap kepemilikan
sarana rumah sehat. • Pendampingan oleh 200 ribu Tim
Pendamping Keluarga Telah dianggarkan kegiatan di tingkat
Pemanfaatan Hasil Pendataan Keluarga 2021 • TPK sudah dilatih pd thn 2021 dan akan kabupaten dan kota serta provinsi yang
dan pemutakhirannya untuk memetakan ada pelatihan pendalaman pd thn 2022 dilakukan bersama pakar.
keluarga berisiko stunting secara real time Penggunaan aplikasi elsimil + e PPGBM+
Kartu Kembang Anak+ rekam medis
Penyediaan data:
Kluster data presisi 1.
2.
keluarga berisiko Stunting
Catin/Calon PUS 3 (tiga) bulan sebelum menikah dan Penapisan Catin/Calon PUS
dengan Pemeriksaan kesehatan.
3. ibu hamil.
1. 4. PUS Pascapersalinan
Penyediaan data sasaran 5. PUS ingin anak ditunda dan tidak ingin anak lagi yang belum berKB.
6. anak usia 0-23 bulan.
7. anak usia 24-59 bulan.
8. keluarga prasejahtera (penerima program bantuan social).
9. keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,
dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap akses air minum layak.
10. Keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,
2. dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap kepemilikan sarana rumah
Penentuan wilayah sasaran sehat.
11. keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan ibu hamil, dan/atau ibu menyusui,
dan/atau yang memiliki anak usia 0-23 bulan terhadap kepemilikan jamban sehat.

Wilayah sasaran
12. Menentukan desa prioritas Stunting
Gunakan Pendataan Keluarga 2021 sebagai baseline dan e ppgbm

3. Sistem Manajemen Data dan Manajemen data & informasi:


Informasi Kegiatan prioritas: 13. Melakukan surveilans keluarga berisiko stunting
Dilakukan secara realtime dengan meningkatkan cakupan dan pemutakhiran
cakupan pencatatan dan pelaporan melalui aplikasi Elsimil dan E-ppgbm
Kegiatan prioritas:
A. pendampingan semua calon pengantin/calon pasangan usia subur (PUS) dan
Kluster operasional (1) keluarga berisiko stunting
1. Pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) diseluruh desa/kelurahan.
2. Orientasi manajemen dan substansi Stunting bagi TPK.
3. KIE kelompok keluarga berisiko Stunting.
4. KIE interpersonal kepada keluarga berisiko Stunting.
5. Pendampingan Catin/CaPUS 3 (tiga) bulan sebelum menikah.
1. 6. Pendampingan Ibu Hamil.
Pendaftaran dan pendampingan
7. Pendampingan ibu pascapersalinan.
calon pengantin 8. Pendampingan PUS ingin anak ditunda (IAT) atau tidak ingin anak lagi (TIAL).
9. Pendampingan keluarga dengan anak usia 0-23 bulan.
10. Pemantauan berat badan dan panjang/tinggi badan balita 0-23 bulan sesuai standar/usia.
11. Pemantauan perkembangan balita 0-23 bulan sesuai standar/usia.
12. Pendampingan anak usia 24-59 bulan dengan infeksi kronis.
13. Pendampingan anak usia 24-59 bulan dengan gizi kurang.
14. Pendampingan anak usia 24-59 bulan dengan gizi buruk.
2. Pendampingan keluarga berisiko 15. Pemantauan berat badan dan panjang/tinggi badan balita 0-59 bulan sesuai standar/usia.
stunting 16. Pemantauan perkembangan balita 0-59 bulan sesuai standar/usia.
17. Fasilitasi keluarga prasejahtera beresiko Stunting penerima bantuan social.
18. Fasilitasi akses air minum layak bagi keluarga beresiko stunting.
19. Fasilitasi kepemilikan rumah layak huni bagi keluarga berisiko Stunting.
20. Fasilitasi jamban sehat bagi keluargaberisiko Stunting.
21. Dapur Gizi Keluarga di desa prioritas Stunting berbasis pangan lokal.

3. B. Audit Kasus Stunting


Audit kasus stunting 1. Terbentuknya tim audit kasus Stunting di kab/kota.
2. Pelaksanaan audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga.
3. Diseminasi hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga.
4. Tindak lanjut hasil audit kasus Stunting dan manajemen pendampingan keluarga.

Dapat ditambah kegiatan yang dipandang perlu


Kluster operasional: Berbasis keluarga berisiko stunting

Kemiskinan Air bersih & sanitasi & jamban Pendidikan Akses layanan kesehatan

Ibu Pasca Persalinan


Tidak/belum menggunakan KB
pasca persalinan

Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan
1. Anemia; 1. Anemia; 1. BBLR;
2. Umur < 19 Tahun 2. KEK; 2. PB<48cm;
3. Lila: < 23,5 cm 3. Pertumbuhan janin 3. Tidak menerima ASI eksklusif;
4. IMT: < 18.4 kg/m2 terhambat
4. Tidak menerima Imunisasi dasar lengkap;
4. 4T (terlalu muda, terlalu tua,
5. Tidak menerima MPASI yang baik (frekuensi, keberagaman
terlalu banyak dan terlalu
rapat) makanan, kandungan protein);
6. gizi buruk/kurang & infeksi kronis (cacingan, diarre)
7. Baduta/balita dengan gangguan perkembangan & pertumbuhan
PERIODE EMAS PERIODE EMAS
3 bulan PRAKONSEPSI 1000 Hari Pertama Kehidupan
Perbaikan mutu pelayanan untuk pencegahan/penanganan
Output kegiatan
risiko stunting yang serupa
1. Evaluasi RTL: Segera & 1. Terselenggaranya
Evaluasi Rencana Tindak terencana rencana tindak lanjut
4. Lanjut (RTL) Audit Kasus sesuai penanggungjawab;
Stunting 2. Evaluasi perubahan status 2. Perubahan status risiko
risiko kasus audit stunting kasus audit stunting

1. Diseminasi regular: 2 kali/th 1. Terselenggaranya


4 Langkah
Diseminasi Audit Kasus diseminasi
3. Stunting 2. Diseminasi sesuai kebutuhan
(tele-konsultasi)
2. Laporan Audit Kasus audit kasus stunting
Stunting
3. Pelaporan ke TPPS Provinsi Tersedia anggaran di 514 kabupaten dan
kota untuk melaksanakan audit kasus
1. Identifkasi & seleksi kasus 1. Jumlah kasus stunting stunting tahun 2022 melalui BOKB.
Kelompok sasaran: yang layak diaudit
a. Calon 2. Kertas kerja audit yang
Pelaksanaan audit & pengantin/remaja terisi;
2. b. Ibu hamil 3. Rencana Tindak Lanjut Menjadi masukan dalam:
manajemen pendampingan
c. Ibu nifas yang disetujui Wakil 1. Perencanaan dan
d. Baduta Bupati/Wakil Walikota.
e. Balita
penganggaran program &
kegiatan
2. Kajian dan Rencana Tindak 2. Penguatan implementasi SOP
Lanjut
1. Surat Keputusan Wakil manajemen kasus
Bupati/Wakil Walikota 3. Validasi instrument Kartu
2. Surat pernyataan
komitmen yang Kembang Anak
1. Pembentukan Tim Audit Terdiri dari unsur OPD KB, Dinkes,
RSUD, Tim Pakar dan Tim Teknis ditandatangani oleh tim
Kasus Stunting audit kasus stunting.
Kluster manajerial (1) Perencanaan & Penganggaran
1. meningkatkan alokasi APBD minimal 10% untuk Percepatan
Penurunan Stunting dari tahun sebelum nya
2. mengalokasikan proporsi 70% anggaran intervensi sensitif, 25%
1. anggaran intervensi spesifik dan 5% anggaran intervensi
Mekanisme Perencanaan dan koordinatif.
Penganggaran 3. desa yang meningkatkan alokasi APBDes minimal 10% untuk
Percepatan Penurunan Stunting dari tahun sebelumnya

2.
Pengawasan dan Pembinaan Pengawasan dan pembinaan akuntabilitas bertujuan agar tidak
Akuntabilitas ada temuan hasil pemeriksaan atas perencanaan dan penyelenggaraan
kegiatan Percepatan Penurunan Stunting

Surat Kesepakatan Bersama (SKB) antara Menteri Dalam Negeri, Menteri


Kesehatan, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dan
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor: 441.1/5234.A/SJ;
HK.02.01/Menkes/6434/2021; 31/KSM/G2/2021 dan MoU-6/K/D3/2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting di Daerah.
Ruang lingkup SKB termasuk pembinaan dan pengawasan terkait dengan
percepatan penurunan stunting di daerah.
Kluster manajerial (2)
❑ satu sistem data mikro yang dilengkapi dengan dashboard
pemantauan dan evaluasi percepatan penurunan Stunting.
❑ Mekanisme pelaporan secara berjenjang terhadap pelaksanaan
3. Pemantauan, Evaluasi, perpres 72/2021 dan RAN PASTI melalui jalur
dan Pelaporan KemenPPN/Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri.

Kegiatan prioritas:
1. Pengembangan meta data.
2. Pengembangan SOP mekanisme sharing data.
Tengah dilakukan penyusunan metadata 3. Operasional pengelolaan Pusat Pengendalian Data Stunting
terhadap indicator percepatan penurunan
stunting bersama K/L Nasional.
4. Forum satu data PASTI.
Telah disusun metadata 64 indicator yang 5. Pemantauan dan evaluasi kinerja pemerintah daerah provinsi dan
menjadi acuan dalam implementasi 8 aksi
kab/kota dalam konvergensi percepatan penurunan Stunting.
konvergensi
..\Metadata indikator stunting- 6. Pemantauan dan evaluasi kinerja pemerintah desa dalam
kemendagri17022022.xlsx konvergensi percepatan penurunan Stunting.
KEGIATAN PRIORITAS DAN SASARAN RAN PASTI (1)
Jmlh Keg ops/
Klaster Kegiatan Prioritas Sasaran Penanggung Jawab
Indikator
Data Presisi Penyediaan data 1. Catin/calon PUS 6. Keluarga prasejahtera Pemerintah Kabupaten/ 12/37
basis terpadu 2. Ibu hamil 7. Keluarga memiliki remaja, dan/atau dengan kota
keluarga 3. Ibu menyusui/pasca ibu hamil, dan/atau ibu menyusui, dan/atau
berisiko stunting melahirkan/interval yang memiliki anak usia 0-23 bulan
4. Anak usia 0-23 bulan mengakses air minum layak, memiliki sarana
5. Anak usia 24-59 bulan rumah sehat dan jamban sehat

Survailan keluarga Keluarga berisiko stunting Pemerintah Kabupaten/ 1/1


berisiko stunting kota
Operasional Pendampingan 1. Catin 14. Keluarga dengan anak usia 0-23 bulan Pemerintah Kabupaten/ 21/38
2. Catin dengan anemia 15. Keluarga dengan anak usia 0-23 bulan kota
3. Catin dengan status gizi kurus/gemuk diare kronis
4. Ibu hamil 16. Keluarga dengan anak usia 0-23 bulan Pemerintah
5. Ibu hamil anemia gizi kurang desa/kelurahan
6. Ibu hamil KEK 17. Keluarga dengan anak usia 0-23 bulan
7. Ibu hamil dengan PJT gizi buruk TPPS
8. PUS pasca persalinan 18. Keluarga dengan anak usia 24-59 bulan
9. PUS dengan unmet need diare kronis TPK
10. Keluarga dengan anak usia 0 bulan 19. Keluarga dengan anak usia 24-59 bulan
berat badan <2500 gram gizi kurang Puskesmas
11. Keluarga dengan anak usia 0 bulan 20. Keluarga dengan anak usia 24-59 bulan
dengan Panjang Badan < 48 cm gizi buruk
12. Keluarga dengan anak usia < 6 bulan 21. Keluarga prasejahtera
13. Keluarga dengan anak usia 6-23 bulan
Audit kasus Pemerintah daerah kab/kota Pemerintah Kabupaten/ 4/4
stunting kota
KEGIATAN PRIORITAS DAN SASARAN RAN PASTI (2)
Penanggung Jmlh Keg ops/
Klaster Kegiatan Prioritas Sasaran jawab Indikator
Manajerial 1. Perencanaan & penganggaran 1. Kementerian/Lembaga Pemerintah 9/10
2. Pengawasan & pembinaan 2. Pemerintah daerah provinsi Kabupaten/
akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan 3. Pemerintah daerah kab/kota kota
percepatan penurunan stunting 4. Pemerintah desa Pemerintah
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan 5. Tim Pusat Pengendali Data desa/kelurahan

BKKBN (pusat
Pengendali Data)

Kemendagri

Total Kegiatan Operasional/Indikator 47/90


1. anak usia 0 bulan dengan berat
badan < 2.500 gram yang

KONVERGENSI LAYANAN 2.
mendapatkan
kesehatan dan gizi.
tatalaksana

anak usia 0 bulan dengan panjang


< 48 cm yang mendapatkan

TINGKAT KELUARGA 3.
tatalaksana kesehatan dan gizi
bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif
4. anak usia 6-23 bulan yang 1. anak usia 24-59 bulan dengan
mendapat Makanan Pendamping infeksi kronis yang 1. balita yang memperoleh imunisasi
1. menerima Tablet Tambah 1. ibu hamil Kurang Energi Kronik Air Susu Ibu (MP-ASI) dasar lengkap
mendapatkan tatalaksana
(KEK) yang menerima tambahan 5. anak usia 0-23 bulan dengan
Darah (TTD) infeksi kronis yang mendapatkan
keseh 2. anak berusia di bawah lima tahun
asupan gizi. 2. anak usia 24-59 bulan dengan (balita) gizi buruk yang mendapat
2. menerima pendampingan tatalaksana kesehatan
2. ibu hamil yang mengonsumsi 6. anak usia 0-23 bulan dengan gizi gizi kurang yang mendapatkan pelayanan tata laksana gizi buruk
kesehatan reproduksi dan Tablet Tambah Darah (TTD) kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi 3. anak berusia di bawah lima tahun
edukasi gizi sejak 3 bulan minimal 90 tablet selama masa tambahan asupan gizi. 3. anak usia 24-59 bulan dengan (balita) gizi kurang yang mendapat
pra-nikah kehamilan 7. anak usia 0-23 bulan dengan gizi gizi buruk yang mendapatkan tambahan asupan gizi.
3. menerima layanan 3. Ibu hamil menerima buruk yang mendapatkan tata
tata laksana gizi buruk 4. Balita 0-59 bulan dengan berat
pemeriksaan status pendampingan. laksana gizi buruk.
8. balita 0-23 bulan dengan berat
4. anak usia 24-59 bulan yang badan dan panjang/tinggi badan
anemia (hemoglobin) 4. ibu hamil dengan Pertumbuhan diukur berat badan dan tinggi sesuai standard.
badan dan panjang/tinggi badan
4. mendapatkan tatalaksana Janin Terhambat (PJT) yang sesuai standard. badan sesuai standar. 5. balita 0-59 bulan yang dipantau
mendapat tata laksana 9. balita 0-23 bulan yang dipantau 5. anak usia 24-59 bulan yang perkembangannya sesuai standard.
kesehatan dan gizi. mendapat pelayanan keluarga
kesehatan. perkembangannya sesuai dipantau perkembangannya
berencana pasca melahirkan
standard. sesuai standar.

Ibu masa
Kelompok Catin/CaPUS/
Ibu hamil interval/pasca Balita 0-23 bulan Balita 24-59 bulan Balita (0-59 bulan)
sasaran remaja
persalinan

1. menerima pendampingan keluarga berisiko Stunting


2. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI)
3. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat
4. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
5. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI)
6. keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
7. keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
8. keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan KIE interpersonal sesuai standar.
9. keluarga berisiko Stunting yang mengakses air minum layak.
10. keluarga berisiko Stunting yang memiliki rumah layak huni.
11. keluarga berisiko Stunting yang mempunyai jamban sehat.
12. keluarga prasejahtera berisiko Stunting penerima bantuan social.
13. keluarga prasejahtera penerima manfaat variasi bantuan pangan selain beras dan telur.
Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan
Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Percepatan Penurunan Stunting
PELIBATAN SECARA KONVERGEN
DAN TERINTEGRASI Penguatan perencanaan dan
01
penganggaran
Kementerian/
Lembaga
02 Peningkatan kualitas pelaksanaan
Pemerintah
Daerah Provinsi
Peningkatan kualitas pemantauan,
Pemerintah Daerah 03
Kab/Kota
evaluasi, dan pelaporan

Pemerintah Desa Peningkatan kapasitas sumber


04 daya manusia
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Tugas Tim: mengkoordinasikan, mensinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan


Percepatan Penurunan Stunting di wilayahnya.

1. Tingkat Pusat Pasal 15 – 19 : Terdiri atas Pengarah dan Pelaksana


Pasal 20 : Ditetapkan oleh Gubernur
2. Tingkat Provinsi Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pasal 21 : Ditetapkan oleh bupati/wali kota
3. Tingkat kabupaten/kota Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pasal 21 : Pembentukannya difasilitasi oleh Tim Percepatan
4. Tingkat kecamatan
Penurunan Stunting tingkat kabupaten/kota.
Pasal 22 : Ditetapkan oleh Kepala Desa
5. Tingkat Desa Melibatkan nakes, PKB/PLKB, TP-PKK, PPKBD/Sub-PPKBD/unsur masy.
Lain.
PENGARAH WAKIL PRESIDEN Anggota :
1. Menteri Kesehatan;
KETUA 2) Menteri Keuangan;
3) Menteri Sosial;
4) Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
Menteri Menteri Menteri 5) Menteri Agama;
6) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang
Rakyat;
Perencanaan, Pelaksanaan Koordinasi Pembinaan Dan
7) Menteri Sekretariat Negara; dan
pemantauan dan Pengawasan Penyelenggaraan
8) Kepala Staf Kepresidenan
evaluasi Pemerintah Daerah

PELAKSANA Mekanisme tata kerja dan sekretariat


KETUA Sekretariat Pelaksana Pelaksana diatur dengan Peraturan Badan

Setwapres

PTM PTM PTM PTM PTM


Wakil Ketua Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Koordinasi Wakil Ketua Bidang
Bidang Koordinasi, Sinkronisasi, Koordinasi Pembinaan Dan Pengawasan Advokasi Dan
Perencanaan, Pengendalian Dan Intervensi Spesifik Penyelenggaraan Pemerintah Komitmen
Pemantauan dan Pengawalan Pelaksanaan Daerah Kepemimpinan
Evalusi
Mekanisme Tata Kerja TPPS Tingkat Pusat
Tata kerja Pelaksana
Disusun berdasarkan agenda kerja tahunan yang bertujuan untuk melaksanakan tugas Pelaksana dalam pelaksanaan percepatan
penurunan Stunting melalui forum koordinasi dan pendampingan Keluarga Berisiko Stunting.

3. Rapat koordinasi Tim


1. Rapat koordinasi 2. Rapat koordinasi 5. Pendampingan Keluarga
Pelaksana Percepatan
nasional Percepatan TPPS (TPPS) 4. Rapat koordinasi teknis Berisiko Stunting
Penurunan
Penurunan Stunting tingkat pusat;
Stunting (TPPS) tingkat pusat
• Merupakan salah satu pembaruan
• Untuk mengoordinasikan, • Untuk melaporkan hasil • Untuk mengoordinasikan, • Untuk memberikan dukungan
strategi percepatan penurunan
menyinergikan, dan pelaksanaan dan evaluasi menyinergikan, dan teknis Penyelenggaraan Percepatan
Stunting yang dilaksanakan melalui
mengevaluasi Penyelenggaraan Penyelenggaraan mengevaluasi hasil Penurunan Stunting.
pendekatan keluarga dalam
Percepatan Penurunan Stunting Percepatan Penurunan Penyelenggaraan Percepatan • Dapat dilaksanakan sewaktu waktu
menjangkau kelompok sasaran, yakni
secara nasional. Stunting (TPPS) tingkat Penurunan Stunting antar apabila diperlukan.
calon pengantin (catin), ibu hamil dan
• Dipimpin oleh Ketua Pengarah pusat oleh Pelaksana bidang. • Dapat dilakukan dengan
menyusui, dan anak 0-59 bulan.
Percepatan Penurunan kepada Pengarah TPPS • Dipimpin oleh ketua kementerian/lembaga, Pemerintah
• Dilakukan oleh Tim Pendamping
Stunting. (TPPS). Pelaksana dan wakil ketua Daerah atau pemangku kepentingan
Keluarga yang terdiri dari unsur Bidan,
• Dilaksanakan setiap 1 (satu) • Dipimpin oleh Ketua serta sekretariat pelaksana yang mempunyai program dalam
Kader Tim Penggerak PKK, dan Kader
tahun sekali atau sewaktu- Pengarah TPPS (TPPS). TPPS (TPPS) tingkat pusat. Percepatan Penurunan Stunting,
KB, dimana Pelaksana akan bertugas
waktu apabila diperlukan. • Dilaksanakan setiap 6 • Dilaksanakan setiap 3 (tiga) dalam pelaksanaanya dapat
untuk memfasilitasi,
(enam) bulan sekali atau bulan sekali atau sewaktu- dilakukan dengan perjanjian
mengoordinasikan, menyinergikan,
sewaktu-waktu apabila waktu apabila diperlukan. kerjasama atau bentuk lainnya
dan mengevaluasi serta menyusun
diperlukan. sesuai dengan ketentuan dan
mekanisme teknis pelaksanaan
peraturan perundang-undangan.
Pendampingan Keluarga Berisiko
Stunting.

Pengarah Pelaksana
Tahapan Mekanisme Kerja TPPS Daerah
Tahapan Kerja Pelaksanaan TPPS di Daerah
Disusun berdasarkan agenda kerja mekanisme Percepatan Penurunan Stunting melalui forum koordinasi di level daerah dan
desa/kelurahan

1. Pembentukan 5. Koordinasi
/Penyesuaian TPPS daerah
2. Pengukuhan 3. Rapat 4. Rakorteknis
dan desa/kelurahan Anggota TPPS Koordinasi Rutin dan Evaluasi
• Untuk • TPPS dikukuhkan • Dipimpin oleh Ketua • Untuk memberikan • Koordinasi rutin:
mengoordinasikan, oleh kepala daerah TPPS guna menyusun dukungan teknis a. Tingkat provinsi: 3 bulan
menyinergikan, dan dan/atau kepala strategi dan rencana Penyelenggaraan sekali
mengevaluasi desa; kerja dengan seluruh Percepatan Penurunan b. Tingkat kabuaten/kota: 2
Penyelenggaraan • Pengukuhan bidang-bidang dalam Stunting di daerah bulan sekali
Percepatan Penurunan disertai percepatan • Rakorteknis tingkat • Evaluasi pelaksanaan
Stunting; pernyataan penurunan Stunting Provinsi antara TPPS Percepatan Penurunan
• Penbentukan/penyesua komitmen daerah di wilayah kerjanya Provinsi dan TPPS dilakukan setap smester
ian struktur TPPS sesuai dan desa dalam masing-masing. kabupaten/kota. tahun berjalan
dengan Lampiran Percepatan • Rakorteknis tingkat
Perban No. 12 Tahun Penurunan Kabupaten antara TPPS
2021 tentang RAN Stunting. kabuoaten/kota dengan
PASTI 2021-2024. TPPS kecamatan dan
desa.
KETUA PELAKSANA
(Kepala BKKBN)
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
1 Wakil Ketua Bidang Perencanaan, Pemantauan Deputi PMMK – BAPPENAS NOMOR: 13/KEP/B1/2022
2 Wakil Ketua Bidang Koordinasi, Sinkronisasi, Pengendalian Deputi III – Kemenko Bid.PMK TENTANG
Dan Pengawalan Pelaksanaan SEKRETARIAT PELAKSANA PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING TINGKAT
3 Wakil Ketua Bidang Koordinasi Intervensi Spesifik Dirjen Kesmas-Kemenkes PUSAT TAHUN 2022-2024
4 Wakil Ketua Bidang Koordinasi Pembinaan Dan Pengawasan Dirjen Bina Bangda – Kemendagri
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
5 Wakil Ketua Bidang Advokasi Dan Komitmen Kepemimpinan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
PMPP - Setwapres
SEKRETARIAT PELAKSANA
Kontraktual Unit Ex-Officio

Program Manager Ketua: Sekretaris Utama – BKKBN


Wakil Ketua: Direktur SUPD III - KEMENDAGRI
Tim Program Program Officer Program • PJ PO 1: Dirbalnak, Dirlinlap, Dirhanrem, Dirdamduk, Dirkespro
Tenaga Officer (PO) 2 Officer + dari KL
SATGAS PROVINSI: • PJ PO 2: Dirlaptik, Dirtekda dan Direnduk + dari KL
Ahli (PO) 1 Bidang data, (PO) 3 • Koord Program • PJ PO 3: Dirpenduk, Kabiren, Kabikub, Irwil I, Irwil II, Kabirumas,
Bidang pemantauan dan Bidang umum Manajer Ditvoga, Tim Media Center
Program dan evaluasi • Prov Prog. Mngr • PJ Tim Tenaga Ahli: JFT Ahli Utama
kegiatan Bidang → 2 bidang
• Office Assistant
Tim Teknis: • Pemangku Kepentingan (PT,
Program Program Program • Tim Media Center Dunia Usaha, Org profesi,
Assistant (PA) 1 Assistant (PA) 2 Assistant (PA) 3 • Pusat Pengendali Data LSM, dll)
SATGAS Kab/kota:
• Technical Assistant
Office Assistant Kab/Kota
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi
3 org
SEKRETARIAT
(Ex-Officio)

SATGAS PUSAT

Koordinasi
TIM PROGRAM
Koordinator Program
Manager
Official Assistant
PENYULUH KB/
TPPS Program Manager Bidang PETUGAS
Program Manager Bidang
Data, Permantauan dan LAPANGAN KB
Program dan Kegiatan
Evaluasi Kolaborasi
Pendampingan
& Fasilitasi Technical Assistant
konsultasi, Kab/Kota
Koordinasi Monev

Tim Pendamping Keluarga TIM TEKNIS


TPPS & SATGAS STUNTING
UNSUR TPPS SATGAS STUNTING
PENDEKATAN Program Management Unit Program Implementation Unit
PEMBENTUKAN DAN
Kepala Daerah KEPALA BKKBN cq. Kepala Perwakilan BKKBN
KOORDINASI
Melaksanakan fungsi konsultasi, fasilitasi
Mengoordinasikan, menyinergikan, dan
koordinasi dan penguatan penyediaan Satu Data
mengevaluasi penyelenggaraan Percepatan
Stunting kepada Pemerintah, Pemerintah
TUGAS Penurunan Stunting secara efektif,
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota hingga ke
konvergen, dan terintegrasi dengan
tingkat layanan sesuai dengan arahan dan
melibatkan lintas sektor di tingkat pusat dan
instruksi Ketua Pelaksana Percepatan
daerah.
Penurunan Stunting
STRUKTUR Pengarah & Pelaksana
Tim Program dan Tim Teknis

KEANGGOTAAN Organisasi Perangkat Daerah, TP PKK, Tim Program (Pakar/Tenaga Ahli/Profesional),


Pemangku Kepentingan (Perguruan Tinggi) Tim Teknis (PKB/PLKB dan TPK)

PEMBIAYAAAN APBD, APBDes APBN – APBD (BOKB)


Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
KEDUDUKAN
Kecamatan dan Desa/Kelurahan Desa/Kelurahan
TIM PENDAMPING KELUARGA 200.000 Tim
Tugas utama:
Unsur dalam Tim: • Meningkatkan akses informasi dan
• Bidan atau nakes lainya
DILATIH pelayanan melalui:
• Kader TP PKK
• Kader KB/Kader
DIBERI PULSA a. penyuluhan;
DIBERI OPERASIONAL
Pembangunan lainnya b. fasilitasi pelayanan rujukan,
c. fasilitasi penerimaan program
bantuan sosial
• Mendeteksi dini faktor resiko stunting
(spesifik & sensitif);

Sasaran Pendampingan Keluarga

Catin Ibu Hamil Pascapersalinan Anak 0-5 Tahun


PENANGUNG LOKUS PENGELOLA - PROSES
Wilayah
JAWAB LAYANAN PELASANA

BALAI
PENYULUHAN STAFF MEETING :
/ KANTOR Ka.UPT/ Pemetaan Target
Koordinator/ dan Evaluasi
CAMAT
PKB-PLKB

CAMAT Kec Sistem Monev RAKOR - REMBUG


Kepala
STUNTING MINILOKARYA:
Puskesmas, Evaluasi Pendampingan ADMINISTASI PERKAWINAN :
Kepala KUA, Nakes TK. KECAMATAN : Pendaftaran, Pemenuhan
PUSKESMAS Penyuluh Agama, Komitmen & Rencana Keluarga dan kasus
Stunting Syarat, Jadwal Perkawinan
KUA IBI, Petugas Gizi Kegiatan

Sistem Layanan - TIM DESA/KEL :


Monev Kades,
PKB/PLKB, Bidan, RAKOR REMBUG
Petugas Gizi, STUNTING PEMBINAAN LENGKAP :
KANTOR Tenaga TK. DESA: Peningkatan Kapasitas, Rencana Kerja dan Monev
DESA/ Kesehatan
Komitmen & Rencana
KADER / KELURAHAN/ Linkungan, Guru
DESA RUMAH PAUD, Kader Kegiatan
LURAH Pembangunan
DATAKU/ Manusia,
PUSTU/ Pendamping, Tim PENCATATAN DAN PELAPORAN
POSLINDES Pendamping
Keluarga, Desa, Surveillance
Pendamping
Sistem Layanan - Keluarga Harapan PENAPISAN
Monev
Pendampingan - PENDAMPINGAN :
RUJUKAN
Rumah Ketua Konseling 3 KIE – Konseling : PHBS, KB-Kespro, Gizi, Kesehatan
DUSUN PELAYANAN
KETUA RW/RT/ TIM Bulan Pra Nikah Lingkungan → Kunjungan Rumah - Digital
/ RW - POSYANDU/
RW / RT PENDAMPING
RT Imunisasi Sanitasi
PAUD/ KELUARGA Pemeriksaan Pemeriksaan Timbang Badan, Pola Asuh
Dasar di Rumah
POKTAN Anemia Kehamilan Ukur Tinggi Badan 1000 HPK
Lengkap
Pelayanan
Tablet Zat Pemeriksaan Tambahan MP-ASI Kontrasepsi BanSos
Besi Nifas Asupan Gizi termasuk KB PP
CATIN BUMIL KELUARGA BERESIKO STUNTING

KELUARGA
PENYEDIAAN DATA OPERASIONAL: Berbasis surveilans rutin

SASARAN
PENDAMPINGAN
Surveilans rutin
dimanfaatkan sebagai dasar:
1. Perencanaan program
dan kegiatan termasuk
menentukan desa
Ibu Pasca Persalinan priorotas stunting
Tidak/belum menggunakan KB 2. Operasional
pasca persalinan pendampingan keluarga
berisiko stunting:
a. Penyuluhan;
Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan b. Fasilitasi rujukan
Catin 3 bulan sebelum layanan Kesehatan;
menikah c. Fasilitasi pemberian
bantuan social;
Elektronik pencatatan dan pelaporan gizi 3. Pemantauan & evaluasi
TOOlS/ Elektronik siap nikah siap hamil
INSTRUMEN berbasis masyarakat
(ELSIMIL)
(e-ppgbm)

Perlu memastikan pemutakhiran, verifikasi dan validasi data surveilans rutin keluarga berisiko stunting
untuk pendampingan keluarga
PEMETAAN KELURGA BERESIKO STUNTING UNTUK APA?
TUJUAN PENDAMPINGAN BERBASIS DATA TERKINI
SIAPA SAJA, ADA DIMANA?
BERAPA?
• Di RT mana TEPAT TEPAT
• Berapa jumlah PUS di
wilayah kerja saya?
jumlah calon T MENDAMPINGI MEMFASILITASI
T
pengantin/PUS/ib
Siapa saja? LAYANAN RUJUKAN
DATA u hamil/balita • Peta kerja
• Berapa jumlah keluarga paling tinggi? • NO ONE LEFT BEHIND :
REKAPITUL yang memiliki balita? • Layanan rujukan calon
• Dimana alamat Memastikan Tidak ada
ASI Keluarga siapa saja? pengantin yang belum
ibu hamil satupun sasaran yang
KELUARGA • Berapa jumlah ibu hamil? A/B/C/D.....?
mmenuhi syarat kesehatan
tidak terdampingi .
Siapa saja yang sedang • Layanan rujukan balita
BERESIKO
hamil saat ini? stunting
STUNTING • Berapa jumlah calon • Layanan rujukan ibu hamil
BY NAMA pengantin 3 bulan pra dengan resiko
BY ALAMAT nikah? Siapa saja?

APAKAH DATA
TEPAT TEPAT
APAKAH MEMILIKI SASARAN WILAYAH MEMFASILITASI SASARAN ADMINISTRASI
FAKTOR RESIKO? KERJA TERUPDATE? BANSOS/BANTUAN
• Apakah keluarga dengan • Instrumen laporan
calon pengantin/ • Apakah ada keluarga LAINNYA kinerja Tim
PUS/ibu hamil/balita sasaran yang beulm • Bansos bagi Keluarga pendamping keluarga
memenuhi salah satu terdata? beresiko stunting dengan • Dasar dikeluarkannya
faktor resiko: • Apakah ibu A/B/C/D.... status miskin/pra Honor Pendampingan
- Tidak punya sumber Sudah melahirkan? → sejahtera per sasaran
air yang layak? hapus dari daftar ibu • Bantuan perumahan bagi
- Tidak punya sanitasi
yang layak?
hamil
• Apakah balita di wilayah T Keluarga dengan
sanitasi/air bersih tidak T
- Punya resiko 4T? kerja saya sudah terukur layak
semua BB/Tbnya?
BASELINE DATA KELUARGA BERESIKO STUNTING: AKSES TABULASI HASIL PENDATAAN
PENDATAAN KELURGA 2021 KELUARGA 2021

Keluarga
KK
Open
Access

terdata
https://portalpk21.bkkbn.go.id/laporan/tabulasi

dari Target

atau 102% 66.828.571 keluarga


didata
PENINGKATAN CAKUPAN DAN KUALITAS DATA KASUS STUNTING
(E PPGBM) dan KELURAGA BERESIKO STUNTING (PK21)

PENGORGANISASIAN LAPANGAN
KONVERGENSI DATA PPGBM – PK21

Kemenkes BKKBN
PUSAT
Pusat Pengendali Data

BKKBN Provinsi Dinas Kesehatan PROVINSI


URGENSI
PEMUTAKHIRAN,
OPD Kab/Kota Dinkes Kab/Kota KAB/KOTA
VERIFIKASI &
VALIDASI
Balai Penyuluhan Puskesmas KECAMATAN

TPPS Desa
DESA

TPK
ALUR PELAPORAN
1. Kepala Desa/Lurah menyampaikan laporan penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting kepada bupati/walikota 2 (dua) kali dalam setahun atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan
2. Bupati/Walikota menyampaikan laporan penyelenggaraan Percepatan Penurunan
Stunting kepada Gubernur 2 (dua) kali dalam setahun atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan
3. Gubernur menyampaikan laporan penyelenggaraan Percepatan Penurunan
Stunting kepada Kementerian Dalam Negeri selaku wakil ketua bidang koordinasi
pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintah Daerah 2 (dua) kali
dalam setahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan
4. Kementerian/Lembaga menyampaikan laporan penyelenggaraan Percepatan
Penurunan Stunting kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional 2
(dua) kali dalam setahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan
5. Wakil Ketua Pelaksana bidang koordinasi pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Wakil Ketua Pelaksana bidang
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi menyampaikan hasil laporan
penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana dimaksud pada
ayat (21 dan ayat (3) kepada Ketua Pelaksana melalui PUSAT PENGENDALI DATA
PPS 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
6. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana selaku Ketua Pelaksana
mengkoordinasikan laporan mengenai penyelenggaraan percepatan penurunan
stunting untuk disampaikan kepada Wakil Presiden selaku ketua pengarah 2 (dua)
kali dalam setahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
STRATEGI MANAJEMEN SATU DATA
Sistem Manajemen Data dan Informasi Terpadu
Operasionalisasi
Pusat Pengendali Data Stunting:
• Pelayanan Data Stunting bagi
SI Gizi/ePPBGM Dashboard
K/L, Pemda, Mitra kerja

Menggunakan Kode Referensi/Data Induk


Memenuhi Standar, Memiliki Metadata,
• Integrasi Data dengan K/L

Data dan Pleaporan (Data agregat)

Satu Portal Pemanfaatan Data


• Dashboard RAN PASTI dengan
SI - PK
Eksisting Sistem

pendektan Keluarga Beresiko


Data Publik Stunting : Agregasi Nasional –
Data warehouse
Provinsi – kab/kota s.d level
SI - eHDW
desa
• Verifikasi dan validasi data
Data Analytics
SI Lainnya PUSAT
PENGENDALI DATA Peran Strategis daerah:
PPS peningkatan cakupan dan kualitas data
(PK21, E PPGBM)
→ Pengumpulan data
Data Mining
Protokol Integrasi/ → Pemutakhiran, Verifikasi dan validasi data
Interoperabilitas Data

Anda mungkin juga menyukai