Anda di halaman 1dari 23

KONVERGENSI PERCEPATAN PENURUNAN

STUNTING BERBASIS KELUARGA


Oleh : Tavip Agus R (Sestama Senin, 30 Maret 2022
BKKBN)

Disampaikan pada pertemuan rekonsiliasi Stunting dan Rakorda Program


Bangga Kencana Provinsi Riau
Tren dan target penurunan stunting di Indonesia

Trend prevalensi stunting di Indonesia: 2007-2019 Target penurunan stunting 2020-2024


40
36.8 35.6 37.2 24.1
35
21.1
29 29.6 30.8
30 27.5 27.7 18.4
2021: 24,4%16
25
14
20 % penurunan per tahun (2015 – 2019): 0,3 % % penurunan per tahun (2020 – 2024): 2,5 %
15
10
Laju penurunan stunting per tahun menuju 14% tahun 2024=3,4%
5
0 2020 2021 2022 2023 2024
2007 2010 2013 2015 2016 2017 2018 2019

Source : Ministry of Health Data and Information Center: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019 Source : Presidential Decree 18/2020 about RPJMN 2020-2024
Memutus mata rantai stunting
1000 HPK

1. An equity-based approach targeting the poorest


and most marginalized communities would be
more cost-effective and lead to more rapid declines
in stunting prevalence
2. Multi-sectoral approaches which combine nutrition-
sensitive with nutrition-specific interventions are
likely to have a greater impact on reducing stunting. Prekonsepsi
3. an enabling environment needs to be built to
address more distal factors causing stunting

: 1000 HPK
periode patologi yang dapat dicegah atau dikoreksi. Intervensi gizi
pada perempuan yang stunted saat prekonsepsi dapat
meningkatkan birth outcomes.

: periode anak usia 2 tahun-remaja


Pertumbuhan linear mungkin dapat dipercepat namun perbaikan
fungsi kognitif dan imunitas belum jelas.
Note: EED: environmental
: intervensi stunting tidak berdampak. enteric dysfunction
Sumber: Andrew J. Prendergast & Jean H. Humphrey (2014) The stunting syndrome in developing countries, Paediatrics
and International Child Health, 34:4, 250-265,.
BKKBN
Sebagai
KETUA PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden pada rapat terbatas (ratas) percepatan
penurunan stunting tanggal 28 Januari 2021

melalui

menjadi 14% pendekatan


keluarga

Rencana Aksi Nasional (pasal 8)

Mekanisme Dan Tata Kerja (pasal 19)


Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan
(pasal 26)

PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun


Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
2021 tentang Percepatan Penurunan Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
Stunting
STRATEGI MENUJU ANGKA 14 % STUNTING TAHUN 2024

Maksimal stunting
Dibagi 5 tahun maka per tahun Maksimal stunting baru : 681.800
14 % = 3,409 jt

Tahun 2024 total ada : 24.35 jt Balita


2021 2022 2023 2024
4,8 JT 4,85 JT 4,9 JT 5 JT

ESTIMASI MINIMAL KELAHIRAN DARI PUS BARU DI TAHUN BERSAMAAN


Menikah : 1,6 jt (33,3 % dari 4,8 jt persalinan per tahun)
Angka stunting 27 % dari 1,6 jt = 432.000 bayi Stunting

Kondisi awal 27 % x 4.8 jt = 1.296.000 Stunting baru/tahun

Untuk menuju 14 % maka bayi baru lahir rata-rata harus bisa mencapai angka stunting : 681.800/4.8 jt = 14.20 %
APA ITU RAN PASTI?
RENCANA AKSI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA STUNTING INDONESIA TAHUN 2021-2024

Rencana Aksi Nasional BAB II Rencana Aksi Nasional


(pasal 8 ayat 2) 1. penyediaan data keluarga berisiko
1. penyediaan data keluarga berisiko Stunting Kluster data presisi
Stunting 2. pendampingan keluarga berisiko
2. pendampingan keluarga berisiko Stunting
Stunting 3.pendampingan semua calon
3.pendampingan semua calon pengantin/calon PUS; Kluster operasional
pengantin/calon PUS; 4. surveilans keluarga berisiko Stunting
4. surveilans keluarga berisiko Stunting
5. audit kasus Stunting
5. audit kasus Stunting
6. perencanan dan penganggaran
Mekanisme dan Tata Kerja 7. pengawasan dan pembinaan Kluster manajerial
(pasal 19, ayat 4) akuntabilitas

8. pemantauan, evaluasi & pelaporan


Pemantauan, Evaluasi, dan pelaporan
(pasal 26)
BAB III MEKANISME DAN TATA KERJA

BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN


PELAPORAN Peraturan BKKBN No 12/2022
Peraturan Presiden No 72/2021
PENDEKATAN RAN PASTI
INTERVENSI HULU
a. Penekanan intervensi pada PENCEGAHAN
INTERVENSI SPESIFIK DAN Pendekatan
lahirnya bayi stunted dengan mempersiapkan
Keluarga
SENSITIF Berisiko kehamilan calon pengantin/calon ibu melalui
Stunting perencanaan kehidupan berkeluarga.
Fokus pada program INKUBASI b. PENANGANAN balita stunting melalui
yang memperhatikan kesehatan intervensi kuratif.
dan kecukupan gizi:
3 bulan CATIN+ IBU HAMIL+ IBU
MASA INTERVAL RAN Pendekatan PENTAHELIX
+BADUTA/BALITA yang didukung
dengan penyediaan sanitasi, akses Pendekatan
PASTI Pendekatan
Menyediakan platform Kerjasama
antara pemerintah dan unsur
air bersih serta bansos. Intervensi Multisektor
dan pemangku kepentingan (dunia usaha,
Gizi Terpadu
Multipihak perguruan tinggi, masyarakat dan
media)

Kluster data presisi Kluster manajerial Kluster operasional

KONVERGENSI
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
Impelementasi RAN PASTI berdasarkan tingkatan wilayah
1. membentuk TPPS yang terdiri dari lintas sektor dan pemangku kepentingan;
1. Legal aspek 2. menetapkan RAN-PASTI ke dalam Peraturan BKKBN;
3. menetapkan pedoman/petunjuk teknis

Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:


2.
Perencanaan &
1. memprioritaskan secara spesifik upaya Percepatan Penurunan Stunting dalam rencana kerja pemerintah;
Penganggaran 2. melakukan tagging anggaran intervensi spesifik, sensitif dan koordinatif;
3. mengembangkan database perencanaan implementasi RAN-PASTI;
4. melakukan sinkronisasi perencanaan dan penganggaran melalui musrenbang/rembuk Stunting dan
berbagai skema pendanaan.
Kecamatan:
melakukan fasilitasi perencanaan dan penganggaran desa/kelurahan

Pusat sd kab/kota dan desa/kelurahan:


1. memperkuat koordinasi, sinergi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan;
3. Implementasi 2. mengoordinasikan peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia;
Kecamatan:
3. melaksanakan fungsi koordinasi penggerakan lapangan dan pelayanan bersama pemerintah desa/kelurahan;
4. melaksanakan fungsi pengawasan di tingkat desa/kelurahan;
Desa/kelurahan:
5. melakukan koordinasi pendampingan keluarga;
6. melakukan koordinasi peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pemantauan, evaluasi & Pusat sd kab/kota
4.
1. melakukan verifikasi dan validasi data
pelaporan
2. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
3. menyusun laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
pelaksanaan RAN-PASTI

Kecamatan
4. melakukan verifikasi dan validasi data terkait Percepatan Penurunan
Stunting;
5. mengoordinasikan laporan secara periodik terkait pelaksanaan RAN-PASTI
tingkat desa/kelurahan.

Desa/kelurahan:
6. melakukan pencatatan, pengumpulan data terkait intervensi spesifik dan
sensitif melalui data rutin;
7. melakukan evaluasi pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting secara
periodik; dan
8. membuat laporan per semester, per tahun atau jika diperlukan dalam
terkait pelaksanaan RAN-PASTI di desa/kelurahan.
1. anak usia 0 bulan dengan berat

KONVERGENSI LAYANAN
badan < 2.500 gram yang
mendapatkan tatalaksana
kesehatan dan gizi.
2. anak usia 0 bulan dengan panjang

TINGKAT KELUARGA
< 48 cm yang mendapatkan
tatalaksana kesehatan dan gizi
3. bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif
4. anak usia 6-23 bulan yang 1. anak usia 24-59 bulan dengan
mendapat Makanan Pendamping infeksi kronis yang 1. balita yang memperoleh imunisasi
1. menerima Tablet Tambah Air Susu Ibu (MP-ASI)
1. ibu hamil Kurang Energi Kronik mendapatkan tatalaksana dasar lengkap
5. anak usia 0-23 bulan dengan
Darah (TTD) (KEK) yang menerima tambahan infeksi kronis yang mendapatkan keseh 2. anak berusia di bawah lima tahun
2. menerima pendampingan asupan gizi. tatalaksana kesehatan 2. anak usia 24-59 bulan dengan (balita) gizi buruk yang mendapat
kesehatan reproduksi dan 2. ibu hamil yang mengonsumsi 6. anak usia 0-23 bulan dengan gizi gizi kurang yang mendapatkan pelayanan tata laksana gizi buruk
Tablet Tambah Darah (TTD) kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi 3. anak berusia di bawah lima tahun
edukasi gizi sejak 3 bulan tambahan asupan gizi.
minimal 90 tablet selama masa 3. anak usia 24-59 bulan dengan (balita) gizi kurang yang mendapat
pra-nikah 7. anak usia 0-23 bulan dengan gizi gizi buruk yang mendapatkan tambahan asupan gizi.
kehamilan
3. menerima layanan buruk yang mendapatkan tata
tata laksana gizi buruk 4. Balita 0-59 bulan dengan berat
3. Ibu hamil menerima laksana gizi buruk.
pemeriksaan status pendampingan. 4. anak usia 24-59 bulan yang badan dan panjang/tinggi badan
8. balita 0-23 bulan dengan berat
anemia (hemoglobin) 4. ibu hamil dengan Pertumbuhan badan dan panjang/tinggi badan diukur berat badan dan tinggi sesuai standard.
4. mendapatkan tatalaksana Janin Terhambat (PJT) yang sesuai standard. badan sesuai standar. 5. balita 0-59 bulan yang dipantau
kesehatan dan gizi. mendapat tata laksana kesehatan. mendapat pelayanan keluarga 9. balita 0-23 bulan yang dipantau 5. anak usia 24-59 bulan yang perkembangannya sesuai standard.
perkembangannya sesuai dipantau perkembangannya
berencana pasca melahirkan
standard. sesuai standar.

Ibu masa
Kelompok Catin/CaPUS/
Ibu hamil interval/pasca Balita 0-23 bulan Balita 24-59 bulan Balita (0-59 bulan)
sasaran remaja
persalinan

1. menerima pendampingan keluarga berisiko Stunting


2. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI)
3. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat
4. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
5. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI)
6. keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
7. keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
8. keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan KIE interpersonal sesuai standar.
9. keluarga berisiko Stunting yang mengakses air minum layak.
10. keluarga berisiko Stunting yang memiliki rumah layak huni.
11. keluarga berisiko Stunting yang mempunyai jamban sehat.
12. keluarga prasejahtera berisiko Stunting penerima bantuan social.
13. keluarga prasejahtera penerima manfaat variasi bantuan pangan selain beras dan telur.
Kaitan RAN PASTI dan 8 aksi konvergensi
#3. Rembuk Stunting #5. Pembinaan kader #7. Pengukuran & publikasi
Kabupaten/Kota Koordinator: Delegasi OPD Koordinator: Dinas Kesehatan
#1. Analisis situasi
Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris 1. Sinkronisasi tugas KPM, 1. Dilakukan pemantauan (tidak saja
1. Dilakukan penyesuaian form Daerah TPK & kader lainnya. pertumbuhan) tetapi juga
analisis situasi dari 20 Komitmen rencana aksi 2. Legalitas dan perkembangan balita dengan Kartu
menjadi 64 indicator. menjawab upaya peningkatan kapasitas Kembang Anak (KKA).
2. Sasaran catin dan pencapaian 64 indicator KPM & TPK KKA menjadi parameter
utamanya 1000 HPK untuk dimuat dalam 3. Skema insentif gangguan perkembangan
3. Memetakan program dan RKPD/Renja OPD tahun
kegiatan berdasarkan
baduta/balita stunting.
berikutnya.
perpres dan RAN PASTI 2. Menjadi bahan audit kasus stunting

Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des

#2, Menyusun rencana


#4. Perbup/perwali ttg
kegiatan #6. Manajemen data #8 reviu tahunan
kewenangan desa
Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris
#7. Pengukuran & Koordinator:
Memasikan 1. Kebutuhan & kesenjangan data dari 64 Daerah dan Bappeda
publikasi Pemrakarsa/delegasi
rekomendasi program indicator Fokus pada konvergensi
Berdasarkan hasil analisis
& kegiatan hasil analisis 2. Perluasan jangkauan & peningkatan tingkat keluarga dan
situasi, min 10% APBDes,
situasi dituangkan ke kualitas surveilans keluarga berisiko rencana percepatan ke
peran camat, penguatan
dalam dokumen stunting-elsimil & eppgbm depan.
kelembagaan (TPK,
perencanaan dan 3. Berbagipakai data/interoperasbilitas
posyandu, BKB), capaian
penganggaran antar system data
konvergensi layanan
kabupaten/kota dan
berbasis keluarga berisiko
OPD
stunting*
*Sedang diusulan paket layanan di desa dengan merujuk pada perpres dan RAN PASTI kepada Kemendes, PDT & Transmigrasi
Fokus pada konvergensi tingkat desa (1)
Perlu dilakukan peninjauan terhadap 5 paket layanan di desa dengan
mempertimbangkan konvergensi tingkat keluarga bagi:
A. Paket layanan calon pengantin;
1. menerima Tablet Tambah Darah (TTD)
2. menerima layanan pemeriksaan status anemia
(hemoglobin)
3. mendapatkan tatalaksana kesehatan dan gizi.
B. Paket layanan KIA:
1. Penyesuaian jumlah kunjungan ANC dari 4 menjadi 6 kali
2. Pemantauan perkembangan anak usia 0-23 bulan dengna
menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) setiap bulan
C. Konseling gizi terpadu
1. Memberikan edukasi gizi 3 bulan pra nikah bagi calon
pengantin
D. Perlindungan social
1. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu
menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan
pangan selain beras dan telur (karbohidrat, protein
hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau
Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI)
2. keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat
sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
3. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-
tunai
4. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai
bersyarat
Fokus pada konvergensi tingkat desa (2)-Usulan revisi
PAKET LAYANAN NO INDIKATOR PEMANTAUAN
1 Remaja/calon pengantin/calon PUS menerima layanan pemeriksaan status anemia (hemoglobin)
CALON PENGANTIN 2 Remaja/calon pengantin/calon PUS (Pasangan Usia Subur) menerima tablet tambah darah (TTD)
3 Remaja/calon pengantin/calon PUS mendapatkan tata laksana kesehatan dan gizi
4 Ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 6 kali pemeriksaan selama masa kehamilan sesuai trimester kehamilan
5 Ibu hamil mengonsumsi minimal 90 butir pil Fe (tablet tambah darah) sejak pertama kali diketahui hamil
Ibu yang melahirkan (termasuk bayinya) mendapatkan perawatan nifas dari bidan atau dokter, minimal 3 kali perawatan dalam waktu 42 hari setelah proses
6
persalinan dan menggunakan kontrasepsi
KESEHATAN IBU DAN 7 Ibu hamil dan balita menerima pendampingan
ANAK (KIA) 8 Anak usia 0-12 bulan mendapatkan pemberian imunisasi dasar lengkap
9 Anak usia 0-23 bulan diukur berat badannya setiap bulan
10 Anak usia 0-23 bulan diukur panjang/tinggi badannya oleh kader/tenaga kesehatan terlatih minimal 2 kali dalam setahun
11 Anak usia 0-23 bulan dipantau perkembanganya dengan menggunakan Kartu Kembang Anak setiap bulan
12 Persentase keluarga dengan anak 6-23 bulan yang mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)
13 Orang tua/pengasuh yang memiliki anak usia 0-23 bulan mengikuti kegiatan konseling gizi setiap bulan sekali
KONSELING GIZI Ibu hamil dengan kondisi resiko tinggi dan/atau Kekurangan Energi Kronik (KEK), anak usia 0-23 bulan dengan kondisi gizi buruk, gizi kurang, dan stunting
14
TERPADU mendapat kunjungan rumah secara terpadu oleh tim pendamping keluarga dan atau petugas kesehatan minimal 1 bulan sekali
15 Pemberian edukasi gizi 3 bulan pra nikah bagi calon pengantin
SANITASI DAN AIR 16 Keluarga berisiko stunting yang ada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan memiliki akses air minum yang layak
BERSIH 17 Keluarga berisiko stunting yang ada ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan memiliki jamban sehat
18 Anak usia 0-23 bulan memiliki akte kelahiran
19 PUS yang memiliki ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan dengan status miskin menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur
20
PERLINDUNGAN SOSIAL (karbohidrat, protein hewani, protein nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendaming Air Susu Ibu/MP-ASI) berbasis pangan lokal
21 Keluarga beresiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk meningkatkan asupan gizi
22 PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
23 PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat
PENDIDIKAN ANAK USIA
24 Anak usia 0-23 bulan beserta orang tua/pengasuh mengikuti kegiatan kelas pengasuhan bina keluarga balita pada layanan dasar di Desa minimal sebulan sekali
DINI (PAUD)
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Tugas Tim: mengkoordinasikan, mensinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting di wilayahnya.

1. Tingkat Pusat Pasal 15 – 19 : Terdiri atas Pengarah dan Pelaksana


Pasal 20 : Ditetapkan oleh Gubernur
2. Tingkat Provinsi Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pasal 21 : Ditetapkan oleh bupati/wali kota
3. Tingkat kabupaten/kota Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pasal 21 : Pembentukannya difasilitasi oleh Tim Percepatan
4. Tingkat kecamatan
Penurunan Stunting tingkat kabupaten/kota.
Pasal 22 : Ditetapkan oleh Kepala Desa
5. Tingkat Desa Melibatkan nakes, PKB/PLKB, TP-PKK, PPKBD/Sub-PPKBD/unsur masy.
Lain.
Melaksanakan fungsi KONSULTASI, FASILITASI KOORDINASI
DAN PENGUATAN PENYEDIAAN SATU DATA STUNTING kepada
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota

SATGAS STUNTING : hingga ke tingkat layanan sesuai dengan arahan dan instruksi Ketua
Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting
PENANGUNG LOKUS PENGELOLA - PROSES
Wilayah
JAWAB LAYANAN PELASANA

BALAI
PENYULUHAN STAFF MEETING :
/ KANTOR Ka.UPT/ Pemetaan Target
Koordinator/ dan Evaluasi
CAMAT
PKB-PLKB

CAMAT Kec Sistem Monev RAKOR - REMBUG


Kepala
STUNTING MINILOKARYA:
Puskesmas, Evaluasi Pendampingan ADMINISTASI PERKAWINAN :
Kepala KUA, Nakes TK. KECAMATAN : Pendaftaran, Pemenuhan
PUSKESMAS Penyuluh Agama, Komitmen & Rencana Keluarga dan kasus
Stunting Syarat, Jadwal Perkawinan
KUA IBI, Petugas Gizi Kegiatan

Sistem Layanan - TIM DESA/KEL :


Monev Kades, RAKOR REMBUG
PKB/PLKB, Bidan,
STUNTING PEMBINAAN LENGKAP :
KANTOR Petugas Gizi,
Tenaga Kesehatan TK. DESA: Peningkatan Kapasitas, Rencana Kerja dan Monev
DESA/
Linkungan, Guru Komitmen & Rencana
KADER / KELURAHAN/
DESA RUMAH
PAUD, Kader Kegiatan
LURAH Pembangunan
DATAKU/ Manusia,
PUSTU/ Pendamping, Tim
PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pendamping
POSLINDES Keluarga, Desa, Surveillance
Pendamping
Layanan - Keluarga Harapan PENAPISAN
Sistem
Monev
Pendampingan - PENDAMPINGAN :
RUJUKAN
Rumah Ketua Konseling 3 KIE – Konseling : PHBS, KB-Kespro, Gizi, Kesehatan
DUSUN PELAYANAN
KETUA RW/RT/ TIM Bulan Pra Nikah Lingkungan  Kunjungan Rumah - Digital
/ RW - POSYANDU/
RW / RT PENDAMPING
RT Imunisasi Sanitasi di
PAUD/ KELUARGA Pemeriksaan Pemeriksaan Timbang Badan, Pola Asuh
Dasar Rumah
POKTAN Anemia Kehamilan Ukur Tinggi Badan 1000 HPK
Lengkap
Pelayanan
Tablet Zat Pemeriksaan Tambahan MP-ASI Kontrasepsi BanSos
Besi Nifas Asupan Gizi termasuk KB PP
CATIN BUMIL KELUARGA BERESIKO STUNTING

KELUARGA
Keluarga Beresiko Stunting
Keluarga sasaran:
Keluarga dengan Keluarga dengan
*Catin PUS Ibu Hamil
Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan

Faktor Resiko:

Pendataan Keluarga 2021 memetakan


Keluarga Beresiko Stunting yaitu : Kondisi
FAKTOR SPESIFIK PADA PERIODE INKUBASI: Status Kesehatan,
Status Gizi, dll
Keluarga Sasaran dengan penapisan 4T
sanitasi, akses air bersih dan kondisi 4T
- Terlalu muda, Terlalu Tua (35- 40 th),
Terlalu dekat, Terlalu Banyak

* Data Catin tidak terdapat dalam PK21


PEMETAAN KELUARGA BERESIKO STUNTING
SIAPA SAJA, ADA
DIMANA?
BERAPA?
• Berapa jumlah PUS di wilayah kerja
saya? Siapa saja? • Di RT mana jumlah calon
• Berapa jumlah keluarga yang pengantin/PUS/ibu
hamil/balita paling tinggi?
DATA memiliki balita? Keluarga siapa saja?
• Dimana alamat ibu hamil
• Berapa jumlah ibu hamil? Siapa saja
REKAPITULASI yang sedang hamil saat ini? A/B/C/D.....?
KELUARGA • Berapa jumlah calon pengantin 3
BERESIKO bulan pra nikah? Siapa saja?

STUNTING BY
NAMA BY
ALAMAT APAKAH MEMILIKI APAKAH DATA SASARAN
FAKTOR RESIKO? WILAYAH KERJA
TERUPDATE?
• Apakah keluarga dengan calon
pengantin/ PUS/ibu hamil/balita • Apakah ada keluarga sasaran yang
memenuhi salah satu faktor resiko: beulm terdata?
- Tidak punya sumber air yang layak? • Apakah ibu A/B/C/D.... Sudah
- Tidak punya sanitasi yang layak? melahirkan?  hapus dari daftar
- Punya resiko 4T? ibu hamil
• Apakah balita di wilayah kerja saya
sudah terukur semua BB/Tbnya?
UNTUK APA?
TUJUAN PENDAMPINGAN BERBASIS DATA TERKINI

T TEPAT MENDAMPINGI TEPAT MEMFASILITASI LAYANAN


RUJUKAN
T
• Peta kerja • Layanan rujukan calon pengantin yang
• NO ONE LEFT BEHIND : Memastikan belum mmenuhi syarat kesehatan
Tidak ada satupun sasaran yang tidak • Layanan rujukan balita stunting
terdampingi . • Layanan rujukan ibu hamil dengan resiko

TEPAT MEMFASILITASI SASARAN TEPAT ADMINISTRASI


BANSOS/BANTUAN LAINNYA
• Bansos bagi Keluarga beresiko stunting
• Instrumen laporan kinerja Tim
dengan status miskin/pra sejahtera pendamping keluarga
• Bantuan perumahan bagi Keluarga dengan • Dasar dikeluarkannya Honor
T sanitasi/air bersih tidak layak Pendampingan per sasaran T
KELEMBAGAAAN DAN MEKANISME TATA KERJA
 Koordinasi Penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting

Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS)

1. Tingkat Pusat Terdiri atas Pengarah dan Pelaksana


Ditetapkan oleh Gubernur
Tingkat Provinsi Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk Tim
2.
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Ditetapkan oleh bupati/wali kota
3. Tingkat kabupaten/kota Terdiri atas perangkat daerah, dan Pemangku Kepentingan termasuk Tim
Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK).
Pembentukannya difasilitasi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat
4. Tingkat kecamatan
kabupaten/kota

Ditetapkan oleh Kepala Desa


5. Tingkat Desa Melibatkan nakes, PKB/PLKB, TP-PKK, PPKBD/Sub-PPKBD/unsur masy. lain

Tugas Tim: mengkoordinasikan, mensinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan Percepatan


Penurunan Stunting di wilayahnya.
TUGAS TIM PENDAMPING KELUARGA
Bekerja sebagai Team work yang solid, yang TIM PENDAMPING KELUARGA
dikoordinir oleh bidan atau PKK desa
BIDAN, KADER PKK dan KADER KB
TUGAS
• Mendeteksi dini faktor resiko stunting (spesifik & sensitif);
• Pendampingan dan Surveilans:
a. penyuluhan;
b. fasilitasi pelayan rujukan; dan
c. penerimaan bantuan sosial

KEGIATAN DAN SASARAN PENDAMPINGAN KELUARGA

Catin Ibu Hamil Pasca Persalinan Anak 0-5 Th


(Anak 0-2 Th Prioritas)
identifikasi faktor risiko stunting dan melakukan pelayanan KIE pelayanan
kesehatan dan pelayanan lainnya untuk pencegahan risiko stunting
MANFAAT Elsimil

Aplikasi Elsimil mempertemukan


Catin dan Pendamping, serta
Mempermudah Proses Pendampingan

Catin/ Petugas
Calon PUS Pendamping

 Mengetahui sejak awal faktor risiko  Memudahkan menemukan


melahirkan anak stunting sehingga Catin/Calon PUS yang akan
dapat diminimalisir/ dihilangkan didampingi
 Mendapatkan edukasi, konsultasi,  Memudahkan dlm
dan akses untuk meningkatkan status menjalankan peran-peran
kesehatan dan gizi melalui Tim pendam-pingan kepada
Pendamping Catin/ Calon PUS
BERSAMA KITA BISA
BERSINERGI BAGI BANGSA

Anda mungkin juga menyukai