Anda di halaman 1dari 22

PERAN DIREKTORAT JENDERAL

PELAYANAN KESEHATAN DALAM


MENDUKUNG PROGRAM
PENURUNAN STUNTING

DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

BOGOR, 21 Desember 2022


▪ Latar belakang
▪ Situasi dan
TOPIK ▪ Dasar hukum
▪ Tata laksana
Latar belakang

❑ Data World Health Organization (WHO) tahun 2020 menunjukkan 5,7% balita di dunia mengalami
gizi lebih, 6,7% mengalami gizi kurang dan gizi buruk, serta 22,2% atau 149,2 juta menderita
stunting (malnutrisi kronik). Prevalensi stunting secara global tersebut tergolong kategori tinggi
karena berada antara 20% - ≤ 30%
❑ Berdasarkan Global Hunger Index (GHI) 2021, Indonesia berada di urutan ke-73 dari 116 negara
dengan hunger score moderat. Indikator yang termasuk dalam GHI adalah prevalensi wasting dan
stunting pada anak-anak di bawah lima tahun.
❑ Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 di 34 provinsi menunjukkan angka stunting nasional turun
dari 27,7% tahun 2019 menjadi 24.4% di tahun 2021. namun berdasarkan kriteria WHO masih
tergolong kategori tinggi
SITUASI MASALAH GIZI DI DUNIA, 2021
Prevalensi Stunting, Prevalensi Stunting di Dunia
Wasting dan Overweight

Jumlah Stunting,
Wasting dan Overweight

Indonesia negara dengan kategori


stunting Sangat Tinggi
(30,8%)
Tren dan Target Stunting di Indonesia

Prevalensi Stunting di Negara ASEAN

Indonesia menempatkan posisi


ke 3 teratas setelah Laos dan
Kamboja
5 Arah kebijakan Kementerian

Peningkatan
Peningkatan pencegahan dan
Peningkatan tata
derajat kesehatan Penguatan pengendalian
Peningkatan kelola
masyarakat pelayanan penyakit dan
sumber daya pemerintahan
melalui kesehatan dasar pengelolaan
kesehatan yang baik, bersih,
pendekatan siklus dan rujukan kedaruratan
dan inovatif
hidup kesehatan
masyarakat
DASAR HUKUM KEBIJAKAN STUNTING

•Tentang
Perpres No.72 Percepatan
tahun 2021 penurunan
stunting

• Penanggulangan masalah gizi


PMK 29/thn 2019 diprioritaskan terhadap penyakit
tentang yang memerlukan upaya khusus
untuk penyelamatan hidup dan
penanggulangan Gizi
mempunyai dampak terbesar pada
anak akibat penyakit angka kejadian STUNTING

• Tentang
PMK No.2 tahun Standar
2020 Antropometri
Anak

•Penguatan pelayanan
primer (promotif,
preventif)
Rencana Aksi •Continuum of care
Program Kemenkes •Penguatan deteksi dini
•Sinergisme lintas
sektor, pusat dan
daerah
SITUASI MASALAH GIZI DI INDONESIA
Prevalensi Stunting di Indonesia
Global Indonesia

Stuntin 6,7 juta


g

Wastin 2,2 juta


g

Overweight 1,7 juta

SURVEILANS Stunting
GIZI 1.232.356
Balita terentry Balita terukur
18.753.375 11.286.779 Wasting RESPON
(95,5%) (53,5%) 606.334 CEPAT
Overweight
392.360 Sumber JME
0
5
15
20
30
35
45
50

10
25
40
14,4
19,8
19,9
19,9
21

sumber : SSGBI, 2019


21
21,2
23,9
24,1
24,6
26,2
26,3
26,3
26,9
26,9
27,5
27,7
28,1
28,9
29,1
29,4
30,1
30,4
30,6
Prevalensi Stunting Pada Balita

31,3
31,4
31,5
Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2019

31,8
32,3
34,2
34,9
37,9
40,4
43,8
DAMPAK MASALAH STUNTING DI INDONESIA
STUNTING DAMPAK KESEHATAN DAMPAK EKONOMI

Potensi kerugian ekonomi setiap


tahunnya: 2-3% dari GDP

Jika PDB Indonesia


Rp Rp 13.000 Triliun
Potensi Kerugian
Perkembangan Otak Anak Perkembangan Otak Anak Rp 260-390
Stunting Sehat
Triliun/tahun

Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, The Worldbank, 2016


pendek, kurus)

Gangguan pertumbuhan dan Hambatan perkembangan kognitif dan


motorik Potensi keuntungan ekonomi
perkembangan anak akibat
dari investasi penurunan stunting di
kekurangan gizi kronis dan infeksi Gangguan metabolik pada saat dewasa →
risiko penyakit tidak menular (diabetes, Indonesia:
berulang, yang ditandai dengan
obesitas, stroke, penyakit jantung) 48 kali lipat
panjang atau tinggi badannya
berada di bawah standar Sumber:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar.
2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Investments in
Nutrition. Washington, DC: World Bank Group
Hoddinott, et al, 2013
• www.GlobalNutritionSeries.org International Food Policy Research Institute
Sumber: Riskesdas 2007, 2010, 2013, dan 2018, SSGBI 2019
▪ Latar belakang
▪ Situasi dan
TOPIK ▪ Dasar hukum
▪ Tata laksana
PENCEGAHAN STUNTING

SEKUNDER
• Pemantauan pertumbuhan ,
ukur TB, BB dan edukasi ASI
eksklusif dan MPASI, PMT (FKTP) • Ditetapkan oleh dr spesialis
anak untuk konfirmasi D/
• PB atau TB berdasarkan usia • Berat badan rendah, weight stunting
dan jenis kelamin <-2 SD, BB/U flattering-> PKGK yang • Tentukan penyebab
<- 2 SD, atau weight faltering perawatan
diresepkan oleh dokter di
dan growth deceleration,
FKTP pendek(pemeriksaan usia
• Kebutuhan meningkat PKGK tulang)
diberikan selama catch up
PRIMER growth TERSIER
(posyandu) ( RUMAH SAKIT)
Penyakit yang harus ditanggulangi

Penanggulangan masalah gizi diprioritaskan terhadap penyakit yang memerlukan


upaya khusus untuk penyelamatan hidup dan mempunyai dampak terbesar
pada angka kejadian stunting
Penyakit yang memerlukan upaya khusus

a. berisiko Gagal Tumbuh;


b. Gizi Kurang atau Gizi Buruk;
c. Bayi Sangat Prematur;
d. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah;
e. Alergi Protein Susu Sapi; dan
f. Kelainan Metabolisme Bawaan.
Sistem rujukan
Surveilans GIZI dan
penemuan dan
SDM yang
penanganan kasus kompeten:
SISTEM RUJUKAN BERBASIS dr. spesialis anak/
subspesialis anak
KOMPETENSI ( gizi anak, tumbuh
kembang)

sarana dan
prasarana:
klinik khusus tumbuh
kembang

Puskesmas: berisiko
gagal tumbuh, gizi
kurang dan gizi buruk
PELAYANAN
SEKUNDER
ATAU TERSIER
15
Program pemberian makanan Pangan Olahan untuk
Keperluan Medis Khusus (PKMK) di Rumah sakit

PKMK: adalah pangan olahan yang diproses atau diformulasi secara khusus untuk manajemen medis yang
dapat sekaligus sebagai manajemen diet bagi Anak dengan penyakit tertentu

PKMK untuk gagal tumbah, PKMK bayi sangat


gizi kurang dan buruk premature dan BBLR
• Oral nutrition supplement • Formula prematur
Tidak dapat diberikan dengan kandungan energi > • Pelengkap gizi ASI
secara parenteral 0,9 kkal/mL
memenuhi persyaratan
keamanan, mutu, dan gizi
dan memiliki izin edar

PKMK alergi protein susu PKMK untuk kelainan


sapi Metabolisme Bawaan
PEDOMAN NASIONAL
PELAYANAN
KEDOKTERAN
DASAR HUKUM PENYUSUNAN PEDOMAN NASIONAL
PELAYANAN KEDOKTERAN
Permenkes 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran (Amanah Pasal 44
ayat (3) UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)

PNPK merupakan standar PNPK diperlukan pada penyakit :


PNPK pelayanan kedokteran yang Tidak jumlah kasusnya banyak,
bersifat nasional dan dibuat Semua mempunyai risiko tinggi,
oleh sekelompok pakar penyakit memerlukan biaya tinggi. Dan
melibatkan organisasi profesi harus ada terdapat variasi dalam
dan disahkan oleh Menteri PNPK pengelolaannya

.
Standar Pelayanan
Kedokteran

SPO disusun oleh fasilitas SPO harus mengacu pada PNPK, Bila
pelayanan kesehatan dan tidak ada PNPK maka :
SPO ditetapkan oleh pimpinan
SPO dapat disusun dengan mengacu
fasilitas pelayanan kesehatan
pada standar profesi
SPO disusun dalam bentuk PPK
dan dapat dilengkapi dengan
clinic al pathway, prosedur dll
8
Contoh Produk Hukum seputar pelayanan kesehatan

Produk PNPK bisa dilihat


https://yankes.kemkes.go.id/prod
ukhukum
PNPK TATALAKSANA STUNTING
permasalahan

▪ Stunting di Indonesia masih


menjadi permasalahan Asupan gizi yang kurang
Kesehatan masyarakat atau kebutuhan gizi yang
menurut WHO yaitu > 20% meningkat

Stunting memiliki dampak jangka pendek


dan jangka Panjang yang irreversibel

Sasaran PNPK Stunting:


1. Tenaga Kesehatan yang terlibat dalam
pemeriksaan dan pemantauan tumbuh
kembang anak: dr. SpA, dokter, tenaga
gizi, bidan perawat dan profesi lain
2. Pembuat kebijakan di fasyankes
primer,sekunder dan tersier dan institusi
Pendidikan dan asuransi
3. Pemangku kebijakan di pusat dan daerah
A. Definisi Stunting
B. Epidemiologi Stunting
C. Etiologi dan Penyebab potensial ( red flags)
D. Dampak Stunting
Outline PNPK STUNTING E. Diagnosis
▪ Anamnesis
▪ Pemeriksaan fisik
▪ Kriteria antropometrik
▪ Pemeriksaan penunjang
F. Pencegahan
▪ Pencegahan primer
▪ Pencegahan sekunder
G. Tatalaksana
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai